FUNGSI SUPERVISI BK
Tugas Mata Kuliah Evaluasi dan Supervisi BK
Dosen pengampu :
Dr. Agus Wibowo, MPd.
Disusun oleh :
Kelompok 6
Tiara Rahmawati 20130005
Cindy Damayanti 20130052
Anisa sari 20130059
Muhtadi 20130062
Pemandu Arif 20130065
Rima Erviana 20130004
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat serta Hidayah-Nya, terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul ”Fungsi Supervisi BK” dalam mata
kuliah “Evaluasi dan Supervisi BK”. Shalawat serta salam kita panjatkan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yaitu Al-
Qur’an serta sunnah untuk keselamatan umatnya di dunia ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi dan Supervisi
BK. Terima kasih kepada Bapak Dr. Agus Wibowo, M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Evaluasi dan Supervisi BK, terima kasih kepada teman-teman kelompok
yang sudah bekerja sama dengan baik dalam menyelesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan di
dalam penulisannya, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
A. Fungsi Supervisi Bimbingan dan Konseling...................................................................9
B. Peran Supervisi Bimbingan dan Konseling...................................................................11
C. Tujuan Supervisi Bimbingan dan Konseling ................................................................17
D. Teknik Supervisi Bimbingan dan Konseling.......................................................... 17
E. Kriteria Supervisi Bimbingan dan Konseling ..............................................................20
F. Model Supervisi Bimbingan dan Konseling.................................................................24
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................16
B. Saran .................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Menurut Fitri Wahyuni (dalam buku Farid, 2018:14), e
evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling adalah usaha
penelitian dengan cara mengumpulkan data secara sistematis,
menarik kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,
mengadakan penafsiran, serta merencanakan langkah-langkah
perbaikan, pengembangan, dan pengarahan staf.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat dirumuskan dua
pengertian evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling
merupakan suatu kegiatan yang sangat penting. Sebab, berdasarkan hasil
evaluasi itulah, dapat diambil suatu kesimpulan apakah kegiatan yang telah
dilakukan dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif dan efisien
atau tidak, kegiatan perlu diteruskan atau tidak, dan sebagainya. Oleh karena
itu, kegiatan evaluasi program bimbingan dan konseling dilakukan untuk
beberapa hal berikut; a. Meneliti secara periodik hasil pelaksanaan program
BK agar dapat diketahui bagian program mana yang perlu ditingkatkan dan
diperbaiki, b. Memperkuat asumsi atau perkiraan yang mendasari
pelaksanaan program BK. Salah satu asumsi atau perkiraan yang berkenaan
dengan evaluasi adalah apakah program dan layanan BK telah benar-benar
efektif membantu klien di sekolah dan madrasah dalam mengembangkan
secara memuaskan perilaku yang positif, c. Melengkapi bahan-bahan
informasi dan data yang diperlukan untuk pelayanan BK kepada klien secara
perorangan. Program pengumpulan data (testing) yang mencakup
kecerdasan, bakat, dan tes hasil belajar akan sangat membantu konselor dan
petugas-petugas bimbingan yang lain dalam menentukan jenis bantuan yang
perlu diberikan kepada klien
Glickman (dalam buku Farid, 2018:17) mendefenisikan supervisi
sebagai serangkaian kegiatan untuk membantu konselor dalam
mengembangkan kemampuannya mengelola proses bimbingan demi
pencapaian tujuan bimbingan.
Dengan demikian, esensi supervisi itu sama sekali bukan menilai unjuk
kerja konselor dalam mengelola proses bimbingan, melainkan membantu
konselor dalam mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Prinsip-
prinsip supervisi modern yang harus direalisasikan pada setiap proses
supervisi di sekolah-sekolah, di antaranya; a. Supervisi harus mampu
5
menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, bersifat terbuka,
kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara
supervisor dengan konselor-konselor, melainkan juga antara supervisor
dengan pihak lain yang terkait dengan program supervisi, b. Supervisi harus
dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas yang bersifat
sambilan dan hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Apabila
konselor telah berhasil mengembangkan dirinya, bukan berarti tugas
supervisor selesai, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan.
Hal ini logis, mengingat problem proses bimbingan selalu muncul dan
berkembangan, c. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh
mendominasi pelaksanaan supervisi. Titik tekan supervisi haruslah
demokratis, aktif, dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif
konselor yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program bukan hanya
pada supervisor, melainkan juga pada konselor-konselor. Oleh karena itu,
program supervisi sebaiknya direncanakan, dikembangkan, dan dilaksanakan
bersama secara kooperatif dengan konselor-konselor, kepala sekolah, dan
pihak lain yang terkait di bawah koordinasi supervisor, d. Program supervisi
harus integral dengan program secara keseluruhan. Dalam upaya perwujudan
prinsip ini, diperlukan hubungan yang bik dan harmonis antara supervisor
dengan semua pihak pelaksana program pendidikan, e. Supervisi harus
komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan aspek
pengembangan, walaupun mungkin saja ada penekanan pada aspek aspek
tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan sebelumnya, f.
Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah untuk mencari kesalahan-
kesalahan konselor-konselor, melainkan untuk mengembangkan
pertumbuhan dan kreativitas konselor dalam memahami serta memecahkan
problem-problem yang dihadapi, g. Dalam menyusun, melaksanakan, dan
mengevaluasi, keberhasilan program supervisi harus objektif, berdasarkan
kebutuhan nyata pengembangan profesional konselor-konselor
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling,
penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan
layanan bimbingan yang telah dilakusanakan. Dengan informasi ini, dapat
diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan
6
bimbingan dan juga dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk
memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.
Kegiatan evaluasi dan supervisi bertujuan untuk mengetahui
keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, evaluasi dan supervisi program bimbingan dan
konseling di sekolah penting, alasannya sebagai berikut; a. Memberikan
umpan balik (feed back) kepada konselor (pembimbing konselor) untuk
memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling, b.
Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, konselor mata
pelajaran, dan orang tua klien tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau
tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan klien secara bersinergi atau
berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas implementasi program BK di
sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dibuat rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apa saja Fungsi Supervisi Bimbingan dan Konseling ?
2. Apa saja Peran Supervisi Bimbingan dan Konseling ?
3. Apa saja Tujuan Supervisi Bimbingan dan Konseling ?
4. Apa saja Teknik Supervisi Bimbingan dan Konseling ?
5. Apa saja Kriteria Supervisi Bimbingan dan Konseling ?
6. Apa saja Model Supervisi Bimbingan dan Konseling ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu :
A、Untuk Mengetahui Fungsi Supervisi Bimbingan dan Konseling
B、Untuk Mengetahui Peran Supervisi Bimbingan dan Konseling
C、Untuk Mengetahui Tujuan Supervisi Bimbingan dan Konseling
D、Untuk Mengetahui Teknik Supervisi Bimbingan dan Konseling
E、Untuk Mengetahui Kriteria Supervisi Bimbingan dan Konseling
F、Untuk Mengetahui Model Supervisi Bimbingan dan Konseling
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
pekerjaan mereka, merefleksikannya, menerima umpan balik, dan bimbingan
(European Association for Counseling, 2014). Supervisi digunakan untuk
menggambarkan intervensi yang diberikan oleh anggota senior dari profesi
tersebut kepada anggota yang lebih junior sebagai bagian dari pelatihan atau
rehabilitasi (Thomas, 2007).
Selain itu Piet A. Sehertian (dalam Susila, Hartini, dan Beni, 2022)
mendefinisikan supervisi sebagai suatu usaha memberi layanan kepada guru-
guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha
memperbaiki pengajaran. Jelaslah bahwa dalam penerapannya supervisi
merupakan suatu bentuk bimbingan profesional dalam rangka perbaikan
suasana belajar mengajar melalui guru-guru. Lebih lanjut King-Stoops
menyatakan bahwa supervisi adalah aksi dan eksperimentasi yang diajukan
kepada peningkatan pembelajaran dan program pembelajaran. Supervisi
yang berpajan pada human relation memandang sebagai kegiatan yang
melibatkan semua orang di lingkungan kependidikan, tidak hanya personel
sekolah. Supervisor menginisiatif komunikasi efektif, membantu orang-orang
untuk bisa saling mendengarkan, berbagi dan saling membantu.
Manajemen pendidikan perlu diupayakan secara simultan dan
ditingkatkan kualitas pelaksanaannya. Supervisi adalah aktivitas yang harus
dilakukan oleh seorang pemimpin/supervisor berkaitan dengan peran
kepemimpinan yang diembannya dalam rangka menjaga kualitas produk yang
dihasilkan lembaga. Supervisi terjadi di semua level pendidikan, di tingkat
pusat, regional (wilayah), sampai dengan unit satuan terkecil. Jika
dikomparasikan dengan proses pendidikan itu sendiri, supervisi terjadi di
segmen input, proses dan output. Kata supervisi di lapangan kurang begitu
populer untuk diidentifikasi makna dan pengertiannya, kita sudah sedemikian
familiar dengan kata pengawas, mandor, atau inspektur, dan akibatnya
implementasi supervisi di ranah pendidikanpun terjangkiti makna pengawas,
mandor dan inspeksi tadi. Memang fenomena di atas tidaklah bisa diingkari,
karena trend jargon supervisi itu sendiri memerlukan banyak waktu untuk bisa
familiar di tengah-tengah masyarakat.
Proses dalam menjaga mutu pendidikan diperlukan adanya kontrol
mutu (quality control) yang mengawasi jalannya proses dan segala komponen
pendukung-nya. Fungsi seorang kepala sekolah secara garis besar dikenal
9
dengan istilah Emaslim, yaitu: edukator, manejer, administrator, supervisor,
leader, inovator; dan motivator. Kepala sekolah sebagai supervisor harus
mampu mengkoordinasikan program-program sekolah/madrasah/, kelompok-
kelompok, bahan, dan laporan-laporan yang berkaitan dengan
sekolah/madrasah dan para guru/konselor /konselor. Kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai konsultan dalam manajemen
sekolah/madrasah, memberi arah pada pengembangan kurikulum, teknologi
pembelajaran/bimbingan, dan pengembangan staf. Supervisi akademik juga
berkaitan dengan keterlaksanaan standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses dan standar penilaian pendidikan.
Pada perkembangannya akhir-akhir ini supervisi mengarah pada suatu
pengertian yang lebih baik lagi, yang disebut dengan supervisi klinis, yaitu
suatu bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan
melalui sarana siklus yang sistematik dalam perencanaan, pengamatan serta
analisi yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata
serta bertujuan mengadakan penumbuhan dengan cara yang rasional.
Menurut arti katanya, istilah “klinis” dikaitkan dengan klinik dalam kedokteran,
yaitu tempat orang sakit yang datang ke dokter minta diobati. Sehingga dalam
supervisi klinis, guru disamakan dengan orang sakit, karena mempunyai
masalah yang harus dicari penyelesainnya, sedangkan pengawas disamakan
dengan dokter yang dapat memberika obat. Sehingga berdasarkan hal diatas
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa supervisi atau dikenal dengan
supervision merupakan suatu usah serta proses dalam membantu,
membimbing serta membina guru untuk meminimalisir ketidaksesuaian
(kesenjangan) antara proses nyata yang dilakukan oleh pengajar di sekolah
dengan proses mengajar yang ideal.
Berawal dari proses orientasi pegawai, guru dikenalkan dengan segala
bentuk informasi yang berkaitan dengan kelembagaan, pekerjaan dan
pengembangan diri. Ketika ia sudah melewati masa orientasi, masuk ke
tahapan bekerja yang sesungguhnya, proses supervisi terus dilakukan.
Kinerja dan semua sepak-tejang guru dipantau, dinilai, dan ditindaklanjuti,
dan dikembangkan sampai akhirnya ia sampai ke fase klimaks pekerjaan
yakni pensiun. Berikut adalah bagan terkait proses supervisi.
10
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian
integral dan dibutuhkan dalam proses pendidikan, perlu mendapatkan
supervisi yang tepat. Sehingga layanan BK di sekolah dapat terjaga mutu
serta kualitas kinerja dalam proses layanannya. Berdasarkan pemaparan
sebelumnya terkait dengan supervisi maka supervisi dalam layanan
bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan untuk
mendorong, mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan petugas
BK/konselor secara berkesinambungan (continuity), baik secara individual
maupun secara kelompok agar lebih memahami dan lebih dapat bertindak
secara efektif serta efisien dalam melaksanakan layanan BK di sekolah,
sehingga mereka dapat mendorong, membimbing dan menuntun
pertumbuhan serta perkembangan tiap siswa (klien) secara
berkesinambungan. Sehingga hal tersebut dapat menjadikan siswa (klien)
dapat berpartisipasi secara aktif, cerdas dan kaya di dalam kehidupan
masyarakat demokratis. Pengawas (supervisor BK) bertugas melakukan
pengawasan BK di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan
dari segi teknis BK dan administrasi pada satuan pendidikan dasar dan
menengah.
Berbagai aktivitas bimbingan dan konseling diupayakan untuk
mengembangkan potensi dan kompetensi hidup peserta didik yang efektif
serta memfasilitasi mereka secara sistematik, terprogram, dan kolaboratif
agar setiap peserta didik betul-betul mencapai kompetensi perkembangan
atau pola perilaku yang diharapkan.
11
1. Memperbaiki Layanan Bimbingan
Supervisi bimbingan dan konseling berfungsi untuk mengontrol
tugas dan tanggung jawab konselor atau guru bimbingan dan
konseling. Pengontrolan yang dilakukan untuk menemukan
kemungkinan adanya kesulitan atau hambatan yang ditemui oleh
konselor atau guru bimbingan dan konseling. Selanjutnya, dapat
menemukan solusi atas persoalan yang dihadapi demi pencapaiannya
tujuan bimbingan dan konseling disekolah dan memperbaiki layanan
bimbingan.
2. Mengordinasi kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Supervisi bimbingan dan konseling berfungsi untuk mengordinasi
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Koordinasi tersebut
berupa usaha-usaha individual, sekolah, dan masyarakat. Usaha
individual dapat dilaksanakan antara dua orang guru bimbingan dan
konseling pada satu sekolah atau dengan guru bimbingan dan
konseling dari sekolah lain. Koordinasi tersebut membicarakan atau
mencari solusi atas persoalan yang dihadapi dalam melaksanakan
tugas membimbing yang membutuhkan koordinasi dari supervisor.
3. Menumbuhkan jiwa kepemimpinan
bimbingan dan konseling berfungsi untuk menumbuhkan jiwa
kepemimpinan bagi guru bimbingan dan konseling atau konselor.
Kepemimpinan yang dimaksud, mencakup kemampuan mengambil
keputusan, membantu penyusunan tujuan bimbingan, motivasi, dan
menggali keterampilan anggota, memberikan bantuan dalam proses,
dan kepatuhan pada kesepakatan.
4. Memperoleh wawasan dan pengalaman baru
Supervisor bimbingan dan konseling berfungsi untuk membantu
guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk memperoleh
wawasan dan pengalaman baru. Langkah yang dapat dilakukan
dengan melakukan kegiatan kunjungan kesekolah lain yang kegiatan
bimbingan dan konsleingnya lebih maju. Selain itu, membuat jurnal dan
melakukan beberapa penelitian seputar kebutuhan siswa juga
merupakan cara yang dapat dilakukan.
5. Membangun kreativitas Guru Bimbingan dan Konseling
12
Supervisi bimbingan dan konseling berfungsi untuk membangun
kreativitas guru bimbingan dan konseling disekolah untuk
meningkatkan pelayanan kepada siswa. Pencapaian kreativitas
tersebut ditandai dengan pelaksanaan ide-ide baru yang memajukan
kegiatan bimbingan, usaha menemukan solusi atas segala persoalan
yang dihadapi oleh siswa, dan memiliki pendekatan yang fleksibel
terhadap masalah yang terjadi dalam kegiatan bimbingan dan
konseling.
6. Penyediaan fasilitas Perubahan
Supervisi bimbingan dan konseling berfungsi sebagai penyedia
fasilitas terhadap perubahan. Hal tersebut dapat diterapkan melalui
beberapa hal, diantaranya penajaman persepsi konselor mengenai
tujuan, aktif memberikan informasi mengenai perkembangan, dan
hasil-hasil usaha atau kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah,
dan menindaklanjuti perubahan serta kemajuan dengan pertumbuhan
jabatan atau perkembangan karier konselor atau guru bimbingan dan
konseling.
7. Mencapai Profesionalisme Kerja Guru Bimbingan Konseling
Supervisi bimbingan dan konseling berfungsi untuk membantu
guru bimbingan dan konseling untuk mencapai profesionalisme
kerjanya. Untuk mencapai tingkat profesionalisme yang lebih tinggi,
dibutuhkan adanya integrasi teori dan praktik. Dengan supervisi, maka
supervisor dapat membantu guru bimbingan dan konseling
mengadakan penyelesaian mengenai sistem sekolah dan program
bimbingan dan konseling serta mengategorikan penemuan-penemuan
yang bermanfaat bagi program bimbingan dan konseling disekolah.
Supervisor diharapkan melaksanakan fungsi-fungsi sebagai
berikut menurut Aziz (2017):
1. mendiagnosis dan menilai,
2. merencanakan,
3. memberi motivasi,
4. memberi penghargaan dan melaporkan kemajuan
13
Selain itu terdapat delapan fungsi supervisi layanan bimbingan
dan konseling, berikut adalah penjelasan dari setiap fungsi supervisi
layanan BK.
a. Koordinasi usaha-usaha individual, sekolah dan masyarakat
Usaha individual antara dua orang petugas BK/konselor
atau lebih dari sekolah yang sama, ataupun dengan petugas
BK/konselor dari sekolah lain dalam memecahkan masalah-
masalah yang mereka hadapi di dalam tugas mereka secara
bersama-sama membutuhkan koordinasi dari supervisor.
Banyak usaha sekolah baik dalam satu sekolah maupun antar
sekolah yang membutuhkan koordinasi dari supervisor BK.
Masalah-masalah itu antara lain berkaitan dengan
kebijaksanaan BK, program BK dan prosedur pelaksanaan
layanan BK dan yang pemecahan dan pelaksanaannya akan
lebih efektif jika dikerjakan bersama-sama. Didalam
masyarakat terdapat masalah-masalah pemuda seperti
narkoba, seks bebas, putus sekolah, pengangguran dan
sebagainya yang membutuhkan peran koordinasi dari
supervisor BK dalam pencegahan dan pelaksanaan program
penanggulangannya.17
b. Penyediaan Kepemimpinan
Supervisi BK hendaknya berfungsi sebagai penyedia
kepemimpinan bagi petugas BK/konselor. Paling tidak ada
lima segi kepemimpinan yang penting artinya bagi supervisor
yaitu;
(a) Pengambilan inisiatif,
(b) Bantuan dalam penyusunan tujuan,
(c) Dorongan dan perwujudan bakat anggota,
(d) Membantu anggota sementara perubahan berjalan, dan
(e) Kepatuhan pada kesepakatan. Seorang suipervisi BK harus
mampu “Tut wuri handayani, ing madya mangun karso, ing ngarso sung
tulodo”.
c. Peluasan Pengalaman
14
Supervisor BK hendaknya dapat berfungsi membantu
petugas BK/konselor dalam memperoleh pengetahuan dan
pengalaman baru. Untuk itu dapat ditempuh melalui kegiatan
Inservic Training, kunjungan ke sekolah lain yang BK nya
maju, mengikuti pertemuan profesional, pembuatan jurnal,
penelitian dan usaha-usaha untuk mengenal kebutuhan
siswa, dan laip-lain.
d. Dorongan terhadap usaha-usaha kreatif
Supervisi BK hendaknya mampu mendorong petugas BK /
koselor agar dapat melakukan usaha-usaha kreatif dalam
memberi pelayanan kepada siswa dalam melakukan koordinasi
dengan guru, kepala sekolah, dan lembaga-lembaga terkait
diluar sekolah. Petugas BK/konselor yang kreatif antara lain
ditandai oleh pendekatannya yang feleksibel terhadap masalah,
mampu melakukan problemsolving, mencobakan ide-ide baru,
mampu memandang jauh tentang akibat sesuatu, dan
mempunyai toleransi yang tinggi.
e. Penyediaan Fasilitas Perubahan
Supervisi BK hendaknya berfungsi sebagai penyedia
fasilitas terhadap perubahan. Hal ini bisa dilaksanakan
melalui :
1. Pelibatan petugas BK / konselor dalam pengadaan /
penyediaan material yang diperlukan untuk mencobakan
pendekatan baru,
2. Penajaman persepsi petugas BK/konselor tentang
tujuan,
3. Diberikannya bantuan emosional kepada petugas
BK/konselor yang mencobakan langkah-langkah baru,
misalnya dengan memberi senyum, pujian, dan
sebagainya,
4. Terus-menerus memberi informasi mengenai
perkembangan dan hasil-hasil usaha/kegiatan BK,
5. Memberi kesempatan mengikuti in-serviuce-training,
15
6. Memberi kesempatan sejawat untuk juga berubah
serupa dan
7. Menindaklanjuti perubahan dan kemajuan –kemajuan itu
dengan pertumbuhan jabatan atau perkembangan karier
para petugas BK / konselor tersebut.
f. Analisis terhadap Situasi Layanan BK
Supervisor BK dapat membantu petugas BK/konselor
menganalisa situasi layanan BK dalam rangka menemukan
penyebab suatu kesukaran sehingga untuk selanjutnya dapat
dilaksanakan perbaikan. Dapat pula supervisor BK membantu
petugas BK / konselor menganalisis keberhasilan kinerjanya
untuk menemukan generalisasi tentang alasan atau sebab
keberhasilannya itu. Dengan analisis situasi tersebut supervisor
BK dapat membantu petugas BK/konselor tumbuh dan
berkembang secara profesional.
g. Sumbangan kepada terintegrasinya teori dan praktek
Untuk mencapai tingkat profesionalisme yang lebih tinggi
diperlukan adanya integrasi teori dan praktik. Supervisi
menjalankan fungsi ini apabila ia menolong petugas BK /
konselor untuk mengadakan penyelesaian “factfinding”
mengenai sistem sekolah dan program BK mereka sendiri dan
mengkategorikan penemuanpenemuan itu sedemikian rupa
sehingga berguna bagi mereka dan juga orang lain. Salah satu
jenis riset yang sering dilakukan untuk maksud supervisi adalah
“action research” Ciri-ciri “action Research” antara lain:
1. Mulai secara khusus dengan mendeteksi suatu masalah di
dalam situasi riil,
2. Menggarap secara bersama oleh para petugas BK / konselor
yang memanfaatkan penemuan itu
3. Hasilnya diharapkan segera digunakan untuk pemecahan
masalah. Peranan supervisor BK.
Supervisi dilakukan kepada guru Bimbingan dan Konseling
berfungsi untuk meningkatkan kepemimpinan, hubungan
kemanusiaan, pembinaan proses kelompok, administrasi personal, dan
16
bidang evaluasi (Purwanto, 2010). Sedangkan Mukhtar dan Iskandar
(2013) menyatakan fungsi dari supervisi pendidikan yang diberikan,
sebagai berikut:
1. Sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan
2. Sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada
unsur-unsur yang terkait dengan Pendidikan
3. Sebagai kegiatan memimpin dan membimbing.
4.
b. Prinsip Khusus
19
b) Objektif artinya supervisi memberikan masukan, sesuai dengan
aspek yang terdapat dalam instrumen.
20
G. Teknik-teknik Supervisi Bimbingan dan Konseling
21
Kunjungan kelasa adalah teknik pembinaan konselor oleh kepala
sekolah dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan
proses belajar-mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan
dalam rangka pembinaan konselor. Kunjungan kelas ini bisa
dilaksanakan dengan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan
bisa juga atas dasar undangan dari konselor.
2) Obsevasi Kelas
Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh
supervisor terhadap proses bimbingan yang sedang berlangsung.
Secara umum aspek-aspek yang diamati selama proses bimbingan
yang sedang berlangsung.
a) Usaha-usaha dan aktivitas konselor-klien dalam proses bimbingan.
b) Cara menggunakan media bimbingan.
c) Reaksi mental para klien dalam proses belajar-mengajar.
d) Keadaan media bimbingan yang dipakai dari segi material.
3) Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog dan
tukar fikiran antara pembina atau supervisor dengan konselor, konselor
dengan konselor, mengenai usaha meningkatkan kemampuan
profesional konselor.
4) Kunjungan Antar Kelas
Konselor berkunjung dari satu kelas ke kelasa yang lain dalam
lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antar kelas
ini, konselor akan memperoleh pengalaman baru dari teman sejawat
mengenai pelaksanaan proses bimbingan, pengelolaan kelas dan
sebagainya.
5) Menilai Diri Sendiri
Menilai diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan profesional
konselor. Penilaian diri sendiri memberikan informasi yang objektif
kepada konselor tentang peranannya dikelas dan memberikan
kesempatan kepada konselor untuk mempelajari metode.
b. Teknik Supervisi Kelompok (Sahertian, 2008:86)
22
Pertemuan yang mana untuk mengantar guru-guru baru untuk
memasuki suasana kerja yang baru.
2) Panitia Penyelenggara
Pelibatan pengawas BK dalam kepanitiaan ini bertujuan untuk
memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas khusus ke-BK-an.
Melalui teknik ini guru BK memperoleh pengalaman profesional
dalam kerjasama secara kelompok.
3) Rapat Pengawas BK
Rapat sebagai teknik supervisi BK bertujuan untuk memperbaiki
kualitas kinerja guru BK dan program BKnya melalui sumbangan
pikiran secara kooperatif. Hasil rapat tersebut harus di
dokumentasikan.
4) Demonstrasi Pelaksanaan Layanan BK
Pengawas BK mendemostrasikan cara pelaksanaan layanan BK
yang efektif. Melalui demonstrasi itu guru BK dapat memperbaiki
kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang pernah dilakukan
sebelumnya.
5) Tukar Menukar Pengalaman
Dalam pertemuan ini diadakan tukar-menukar pengalaman, saling
memberi dan menerima dan saling belajar satu sama lain.
6) Lokakarya
Pengawas BK menggunakan lokakarya sebagai teknik supervisi
untuk membantu guru BK memecahkan masalah dalam
pelaksanaan tugas mereka sehari-hari secara bersama-sama
melalui bantuan konsultan yang kompeten.
7) Diskusi Panel
Suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan sejumlah
partisipan atau pendengar
8) Seminar
Suatu bentuk mengajar belajar berkelompok dimana sejumlah kecil
orang mengadakan pendalaman atau penyelidikan tersendiri
bersama-sama terhadap berbagai masalah dengan dibimbing
secara cermat oleh seorang atau lebih pengajar pada waktu tertentu.
23
9) Demonstrasi mengajar
Supervisor meberikan penjelasan-penjelasan kepada guru-guru
tentang mengajar yang baik setelah seorang guru yang baik
memberikan penjelasan kepada guru- guru yang dikunjungi
sebelumnya.
10) Buletin Supervisi
Salah satu alat komunikasi dalam bentuk tulisan yang
dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat
untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki situasi mengajr-
belajar.
11) Laboratorium Kurikulum
24
Piet A Sahertian & Ida Aleida Sahertian (1990) mengemuka- kan tiga
cara pendekatan supervisi pengajaran yaitu supervisi yang bersifat
directive, collaborative dan non-directive. Sedangkan A.J .Hariwung (1989)
mengemukakan dua variasi supervisi yaitu inspeksi dan supervisi yang
lebih bercorak demokratis. Bertolak dari pendapat tersebut, maka model
supervisi bimbingan dan konseling meliputi in- speksi (supervisi yang
bersifat direktif), dan supervisi yang bersifat demokratis ( non-directivedan
collaborative).
1. Model Inspeksi
25
Berdasarkan paparan di atas maka yang dimaksud dengan supervisi
bimbingan dan konseling ini adalah supervisi yang dilakukan oleh supervisor
(kepala sekolah dan pengawas pendidikan) dalam rangka melakukan (1)
pengawasan dan penilaian kinerja guru pembimbing, (2) membantu meng- atasi
hambatan dan melayani guru pembimbing; (3) melakukan Pembina- an dari segi
teknis dan administrasi bimbingan dan konseling.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi layanan bimbingan dan konseling diperlukan guna mengontrol
kualitas yang direncanakan, mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personel
bimbingan. Supervisi berperan lebih dari sekedar mengontrol dan mengawasi
namun diharapkan dapat melihat secara tajam guna peningkatan mutu suatu
layanan bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah
bisa ditentukan kualitasnya dari supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah,
secara khusus supervisi memiliki tujuan dan fungsi untuk mengawasi
(overseeing) atau meneliti kinerja guru pembimbing melalui seperangkat aktivitas
di mana di dalamnya terdapat kegiatan konsultasi, konseling, pelatihan,
pengajaran dan evaluasi. Supervisi merupakan salah satu tahap penting dalam
menajemen program bimbingan. Supervisi dilakukan dengan tujuan secara
umum meningkatkan kualitas maupun kemajuan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah.
B. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, S. (2017). Peran supervisi bk untuk meningkatkan profesionalisme guru
Bk. In Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling (Vol. 1, No. 1, pp. 332-
341).
Bimbingan dan Konseling. (2020). (n.p.): Yrama Widya.
Elawati, S., Hartini, H., & Azwar, B. (2022). Strategi Supervisi Layanan Bimbingan
dan Konseling Berbasis Integrated Instructional Strategy di Era
Digital. MUHAFADZAH, 3(1), 40-51.
Evaluasi Bimbingan dan Konseling. (2020). (n.p.): UNY Press.
Mashudi, F. (2018). Panduan Praktis Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Konseling.
Diva Press.
Nikmah, R. R. (2018). Bimbingan Konseling Berbasis Evaluasi & Supervisi. Araska
Publisher.
Wutsqo, B. U., Amalianingsih, R., Kiranida, O., & Marjo, H. K. (2021). Masalah
Kompetensi Supervisor Dalam Supervisi Bimbingan Dan Konseling. Jurnal
Selaras: Kajian Bimbingan dan Konseling serta Psikologi Pendidikan, 4(1),
51-59.
28