MODUL 1
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami Pengertian dan Tujuan Evaluasi dan Supervisi
2. Memahami Perbedaan Antara Evaluasi dan Supervsi serta Pentingnya Evaluasi dan Supervisi
dilaksanakan
C. MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian. Secara konseptual, evaluasi adalah jantung perubahan
dan perkembangan suatu organisasi, program, kegiatan, atau institusi. Tanpa evaluasi yang baik,
suatu kegiatan, program atau organisasi sulit diharapkan untuk berkembang secara kompetitif.
Rencana strategis yang baik hanya dapat dihasilkan jika ia didasarkan pada evaluasi yang baik.
Namun demikian, kegiatan evaluasi dianggap sebagai aksesori yang kurang bermanfaat bagi
peningkatan program, kegiatan atau organisasi dan hanya menghamburkan biaya, tenaga dan
waktu.
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang harus dibahas,
yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan,
mengapa perlu diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi diadalan dan pihak yang mengadakan
evaluasi. Hal yang perlu dilakukan dalam evaluasi tersebut adalah adanya narasumber, efektivitas
penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan anggaran dalam
mengadakan sejumlah promosi dan iklan.
Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan
pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif straregis yang ada, meningkatkan
efisiensi secara general dan melihat apakah tujuan sudah tercapai.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas akan evaluasi pelaksanaan Program
Bimbingan dan Konseling, terlebih dahulu perlu dibahas mengenai Pengertian Evaluasi
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling :
1. Menurut Nana Sudjana ( 1991 ), Evaluasi adalah memberikan pertimbangan atau nilai
berdasarkan kriteria tertentu.
2. Menurut Moh. Surya dan Rochman Natawijaya ( 1986 ), Evaluasi adalah upaya menelaah
atau menganalisis program Layanan Bimbingan dan Konseling yang telah dan sedang
dilaksanakan untuk mengembangkan serta memperbaiki program bimbingan secara khusus
dan program pendidikan disekolah ( termasuk madrasah ) secara umum.
3. Menurut W.S. Winkel ( 1991 ), Evaluasi Program Bimbingan adalah mencakup usaha menilai
efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program
bimbingan. Pelaksanaan evaluasi menuntut diadakan penelitian dengan mengumpulkan data
secara sistematis, mengadakan penafsiran dan merencanakan langkah-langkah perbaikan.
4. Menurut Sukardi ( 1990 ), Evaluasi pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
disekolah adalah segala upaya, tindakan, atau proses untuk menentukan derajat kualitas
kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
sekolah, dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program
bimbingan yang dilaksanakan.
5. Menurut Dewa Ketut Sukardi ( 1990 ), Evaluasi Program Bimbingan adalah segala upaya,
tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di sekolah, dengan mengacu pada
kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Jadi, pelaksanaan program bimbingan merupakan salah satu usaha untuk menilai efisiensi dan
efektivitas pelayanan Bimbingan dan Konseling demi peningkatan mutu program Bimbingan
dan Konseling.
6. Menurut Fitri Wahyuni ( 2009 ), Evaluasi pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
adalah usaha penelitian dengan cara mengumpulkan data secara sistematis, menarik
kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara onjektif, mengadakan penafsiran, serta
merencanakan langkah-langkah perbaikan, pengembangan dan pengarahan staf.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa evaluasi pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling meruapakan suatu kegiatan yang sangat penting, Sebab, berdasarkan hasil evaluasi
itulah, dapat diambil suatu kesimpulan apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat mencapai
sasaran yang diharapkan secara efektif dan efisien atau tidak, kegiatan perlu diteruskan atau tidak,
dan sebagainya. Oleh karena itu, kegiatan evaluasi Program Bimbingan dan Konseling dilakukan
untuk beberapa hal berikut :
1. Meneliti secara periodic hasil pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling agar dapat
diketahui bagian program mana yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki.
2. Memperkuat asumsi atau perkiraan yang mendasari pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling. Salah satu asumsi atau perkiraan yang berkenaan dengan evaluasi adalah apakah
Program Layanan Bimbingan dan Konseling telah benar-benar efektif membantu individu
disekolah dan madrasah dalam mengembangkan secara memuaskan perilaku yang positif.
3. Melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan untuk pelayanan Bimbingan
dan Konseling kepada individu secara perorangan. Program pengumpulan data ( testing )
yang mencakup kecerdasan, bakat, dan tes hasil belajar akan sangat membantu konselor dan
petugas-petugas bimbingan yang lain dalam menentukan jenis bantuan yang perlu diberikan
kepada individu
4. Memperoleh dasar yang kuat sebagai kelancaran pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di sekolah dan madrasah berkenaan dengan masyarakat.
B. Pengertian Supervisi
Keterampilan utama dari seorang kepala sekolah adalah melakukan penilaian dan
pembinaan kepada konselor untuk secara terus-menerus meningkatkan kualitas proses bimbingan
yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar individu. Untuk dapat
mencapai kompetensi tersebut, kepala sekolah diharapkan dapat melakukan supervise yang
didasarkan pada metode dan teknik supervise yang tepat sesuai dengan kebutuhan konselor.
Glickman ( 1981 ), Mendefinisikan supervisi sebagai serangkaian kegiatan untuk
membantu konselor dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses bimbingan demi
mencapai tujuan bimbingan. Dengan demikian, esensi supervisi itu sama sekali bukan menilai
unjuk kerja konselor dalam mengelola proses bimbingan, melainkan membantu konselor dalam
mengembangkan kemampuan profesionalismenya.
Prinsip-prinsip supervisi modern yang harus direalisasikan pada setiap proses supervisi di
sekolah-sekolah, diantaranya :
1. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, bersifat terbuka,
kesetiakawanan dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara supervisor dengan
konselor-konselor, melainkan juga antara supervisor dengan pihak lain yang terkait dengan
program supervisi.
2. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas yang bersifat
sambilan dan hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Apabila konselor telah
berhasil mengembangkan dirinya, bukan berarti tugas supervisor selesai, melainkan harus
tetap dibina secara berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problem proses bimbingan
selalu muncul dan berkembang.
3. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervise.
Titik tekan supervise haruslah demokratis, aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan
secara aktif konselor yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program bukan hanya pada
supervisor, melainkan juga pada konselor-konselor. Oleh karena itu, program supervisi
sebaiknya sebaiknya direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara
kooperatif dengan konselor-konselor, kepala sekolah dan pihak lain yang terkait dibawah
koordinasi supervisor.
4. Program supervisi harus integral dengan program pendidikan secara keseluruhan. Dalam
upaya perwujudan prinsip ini, diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara supervisor
dengan semua pihak pelaksana program pendidikan.
5. Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan aspek
pengembangan, walaupun mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu
berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan sebelumnya.
6. Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah untuk mencari kesalahan-kesalahan konselor-
konselor, melainkan untuk mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas konselor dalam
memahami serta memecahkan problem-problem yang dihadapi.
7. Dalam menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi harus
objektif, berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan professional konselor-konselor.
Sesuatu yang disebut program merupakan rangkaian kegiatan yang terencana dan lengkap
dengan rincian tujuan beserta jenis-jenis kegiatannya. Untuk mengetahui apakah program yang di
implementasikan benar-benar berhasil atau program yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang dibuat, diperlukan supervise dan evaluasi.
1. Supervisi
2. Evaluasi
Evaluasi adalah sekumpulan aktivitas yang dirancang untuk menentukan nilai atau harga
dari suatu program atau intervensi tertentu. Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah
program tersebut berhasil, kurang berhasil atau gagal. Meskipun demikian, evaluasi bisa
bersifat formatif, artinya temuan evaluasi dijadikan sebagai acuan untuk melakukan revisi atau
perbaikan, tetapi bisa juga bersifat sumatif untuk menentukan efektif atau tidak, berhasil atau
tidak, layak atau tidak, sehingga memungkinkan suatu program perlu dilanjutkan atau
dihentikan.
Dengan demikian, tujuan evaluasi adalah untuk mengukur dan menilai pengaruh, hasil
produk dan dampak dari suatu intervensi / program sebagai acuan pengambilan keputusan,
baik selama pelaksanaan program maupun untuk tindak lanjut pelaksanaan program kedepan.
Evaluasi suatu program biasanya terbagi dalam dua tingkatan, yakni evaluasi tengah
program ( mid – term evaluation ) dan evaluasi akhir program ( program completion
evaluation ). Evaluasi tengah program dimaksudkan untuk review kemajuan dan usulan-
usulan alternatif desain program untuk sisa waktu pelaksanaan program. Sedangkan evaluasi
akhir program dimaksudkan untuk menilai dan mendokumentasikan sumber daya yang
digunakan, serta hasil-hasil kemajuan tujuan program. Evaluasi akhir program bertujuan untuk
merumuskan pelajaran yang dipetik ( lesson learn ) sebagai pijakan bagi perancang,
pelaksana, dan para penerima manfaat program dalam perbaikan desain program dimasa
mendatang.
Secara prinsip, supervisi dan evaluasi dapat dibedakan melalui tiga sisi. Pertama, sisi
tujuan utama. Supervisi bertujuan untuk membuat suatu program tetap pada jalur,
menyesuaikan dengan rencana dan meningkatkan efisiensi. Sedangkan evaluasi bertujuan
untuk mengukur keberhasilan, meningkatkan efektivitas, mengukur dampak dan melakukan
perbaikan ke depan. Kedua, sisi frekuensi. Supervisi bersifat regular dan kontinu, sedangkan
evaluasi bersifat episodik ( waktu-waktu tertentu ketika suatu proyek, program selesai ).
Ketiga, sisi focus. Supervisi memfokuskan diri pada input, out put, proses dan rencana kerja.
Sedangkan Evaluasi memfokuskan diri pada efektivitas, relevansi, dampak dan efektivitas
biaya.
Supervisi dan Evaluasi ini harus ditujukan untuk mengetahui apakah strategi yang
dipergunakan cukup efektif atau harus diubah dan apakah isu ini masih dapat diteruskan atau
tidak. Untuk melakukan evaluasi dan supervisi, ada sejumlah prinsip yang harus dipegang
teguh, yakni sebagai berikut :
a. Objektif. Artinya pelaksanaan evaluasi dan supervisi harus dilakukan atas dasar indikator-
indikator yang sudah disepakati tanpa tendensi apriori.
b. Trnasparan ( keterbukaan ). Artinya, pelaksanaan evaluasi dan supervisi harus dilakukan
secara terbuka dan diinformasikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan
evaluasi dan supervisi ini.
c. Partisipatif. Artinya, pelaksanaan evaluasi dan supervisi harus melibatkan para pelaku
secara aktif dan interaktif.
d. Akuntabilitas ( tanggungjawab ). Artinya, pelaksanaan evaluasi dan supervisi dapat
dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal.
e. Tepat waktu. Artinya, pelaksanaan evaluasi dan supervise harus sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.
f. Berkesinambungan. Artinya, hasil evaluasi dan supervisi harus digunakan sebagai umpan
balik penyempurnaan pada kebijakan berikutnya.
Berikut adalah lima fungsi manajemen terpenting yang berasal dari klasifikasi paling
awal dari fungsi-fungsi manajerial.
1. Planning atau perencanaan, merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi
dan penentuan strategi kebijaksanaan proyek program prosedur metode system anggaran dan
standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
2. Organizing atau pengorganisasian, meliputi :
a. Penentuan sumber-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi
b. Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang dapat
membawa hal-hal tersebut kearah tujuan
c. Penugasan tanggungjawab tertentu dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada
individu-individu untuk melaksanakan tugasnya.
3. Staffing atau penyusunan personalia, yaitu penarikan ( rekrutmen ) latihan dan
pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi kepada karyawan dalam
lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.
4. Leading atau fungsi pengarahan, yaitu bagaimana membuat atau mendapatkan para
karyawan agar melakukan apa yang diinginkan atau harus mereka lakukan.
5. Controlling atau evaluasi, yaitu penemuan dan penerapan cara atau alat untuk menjamin
bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Sementara itu, ada juga pembagian manajemen yang disederhanakan menjadi empat
fungsi :
Dari sini jelas bahwa kedudukan evaluasi dan supervise merupakan salah satu bagian dari
manajemen, yaitu controlling. Perbedaan istilah antara Controlling dan Evaluasi Supervisi
hanyalah pada penggunaan kata-katanya saja, tetapi arti dari istilah tersebut relatif sama.
E. Tujuan Evaluasi Supervisi
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Secara khusus, tujuan evaluasi dan supervisi Program Bimbingan dan Konseling adalah
sebagai berikut :
a. Mengetahui jenis-jenis layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan kepada individu
disekolah ( madrasah ).
b. Mengetahui apakah efektivitas dan efisiensi layanan yang diberikan sudah dalam
fungsinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan semua individu di sekolah ( madrasah )
dan di luar sekolah.
c. Mengetahui bagaimanakah sumbangan program bimbingan terhadap program pendidikan
secara keseluruhan di sekolah ( madrasah ) yang bersangkutan.
d. Mengetahui apakah teknik-teknik atau program yang digunakan berjalan secara efektif
dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.
e. Mengetahui aspek-aspek lain yang perlu dimasukkan ke dalam program bimbingan untuk
perbaikan layanan yang diberikan.
f. Membantu kepala sekolah ( madrasah ), konselor-konselor, termasuk pembimbing dalam
melakukan perbaikan tata kerja mereka dalam memahami dan memenuhi kebutuhan taip-
tiap individu.
g. Mengetahui bagian-bagian manakah dari program bimbingan yang perlu diadakan
perbaikan.
h. Mendorong semua personel bimbingan agar bekerja lebih giat dalam mengembangkan
program-program bimbingan.
i. Menunjukkan sejauh mana sumber-sumber masyarakat telah digunakan atau
diikutsertakan dalam program bimbingan untuk tujuan-tujuan pengembangan serta
perbaikan program dan pelayanan bimbingan.
F. Pentingnya Evaluasi dan Supervisi
TUGAS
Daftar Pustaka
Mashudi, Farid. 2015. Pedoman Lengkap Evaluasi dan Supervisi Bimbingan dan Konselin. Yogyakarta :
DIVA Press