Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Penilaian Proses dan Hasil Dalam BK

Mata kuliyah : Evaluasi Bimbingan dan Konseling

DosenPengampu: Tomi Kurniawan M.Pd

Disusun Oleh:

Sukma Pratama (1886201014)

Arianto (1986201003)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MUHAMMADIYAH SAMPIT

2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penilaian merupakan langkah penting dalam pengelolaan Bimbingan
dan Konseling (BK). Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui
dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah
direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai
sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan
suatu kondisi yang hendak dilihat melalui kegiatan penilaian.
Dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling penilaian
diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan pelayanan
bimbingan dan konseling yang dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat
diketahui sejauh mana keberrhasilan pelayanan bimbinan dan konseling dan
dapat ditertapkan langkah-langkah tindak mengembangankan program
selanjutnya. lanjut untuk mempertbaikI dan mengembangkan program
selanjutnya
Ada dua macaam kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan dan
konseling yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaianproses
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan pelayanan
bimbingan dan konseling ditinjau dari prosesnya, sedangkan penilaian hasil
dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan bimbingan
dan konseling ditinjau dari hasilnya.
Dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling penilaian
diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap efektifitaspelayanan
bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat
diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil evaluasi

2
dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut bimbingan dan konseling
untuk perbaikan dan pengembangan program pelayanan bimbingan dan
konseling.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu konsep penilaian?
2. Apa itu macam - macam penilaian hasil layanan?
3. Apa tujuan penilaian?
4. Bagaimana penilaian proses kegiatan bimbingan konseling?
5. Apa itu penilaian satuan pendukung?
6. Bagaimana bentuk hasil penilaian bimbingan konseling?
7. Apa saja tahapan-tahapan penilaian?
8. Apa asas-asas penilaian?
9. Apa itu implikasi pengelolaan penilaian?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui konsep penilaian?
2. Mengetahui macam - macam penilaian hasil layanan?
3. Mengetahui tujuan penilaian?
4. Mengetahui penilaian proses kegiatan bimbingan konseling?
5. Mengetahui penilaian satuan pendukung?
6. Mengetahui bentuk hasil penilaian bimbingan konseling?
7. Mengetahui tahapan-tahapan penilaian?
8. Mengetahui asas-asas penilaian?
9. Mengetahui implikasi pengelolaan penilaian?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Penilaian
Penilaian merupakan langkah penting dalam pengelolaan Bimbingan dan
Konseling (BK). Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan
mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah
direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai
sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu
kondisi yang hendak dilihat melalui kegiatan penilaian.
Penilaian kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
segala usaha, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
sekolah dengan mengacu kepada kriteria atau patokan-patokan tertentu yang
sesuai dengan program yang dilaksanakan. Kriteria atau patokan yang dipakai
untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya
kebutuan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak
lansgung berperan memperoleh perubahan tingkah laku dan pribadi kearah yang
lebih baik.
Dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling penilaian diperlukan
untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan pelayanan bimbingan dan
konseling yang dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sejauh mana
keberrhasilan pelayanan bimbinan dan konseling dan dapat ditertapkan langkah-
langkah tindak lanjut untuk mempertbaik dan mengembangankan program
selanjutnya.
Ada dua macaam kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan dan
konseling yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaianproses dimaksudkan

4
untuk mengetahui sejauh mana keefektifan pelayanan bimbingan dan konseling
ditinjau dari prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh
informasi keefektifan layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari hasilnya.
Dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling penilaian diperlukan
untuk memperoleh umpan balik terhadap efektifitaspelayanan bimbingan dan
konseling yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai
sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling
yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil evaluasi dapat ditetapkan langkah-
langkah tindak lanjut bimbingan dan konseling untuk perbaikan dan
pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling.
B. Macam-macam Penilaian Hasil Layanan
Penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan
layanan bimbingan dilihat dari hasilnya. Penilaian hasil layanan bimbingan
konseling bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi-
kompetensi yang diberikan dalam materi bimbingan konseling. Penilaian hasil
dilakukan pada akhir suatu program atau kegiatan. Evaluasi ini dimaksudkan
untuk mengukur pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam kompetesi-
kompetensi, berdasarkan standar atau kriteria tertentu.
Penilaian hasil layanan dapat dilakukan dengan pendekatan LIRAUSAH
yaitu lima ranah penguasaan yaitu : Wawasan dasar menyeluruh (Wadasruh),
Komponen yang terlibat (kombat), Lapangan kejadian (Lapjadi), standar prosedur
operisional (SPO), dan Penilaian laporan (PenLap).
Penilaian hasil dapat dilihat dari perolehan yang didapatkan siswa setelah
menjalani pelayanan BK, adapun penilaian ini dapat berupa:
1. Pengentasan masalah klien: sejauhmanakah perolehan klien menunjang bagi
pengentasan masalah klien? Perolehan klien itu diharapkan dapat lebih
menunjang terbinanya tingkahlaku positif klien khususnya berkenaan dengan
permasalahan dan perkembangan klien.

5
2. Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi,
kebiasaan, ketrampilan dan keberhasilan  belajar.
Prayitno dkk, (2002;26), menyatakan bahwa penilaian hasil layanan ditujukan
pada perolehan siswa yang menjalani pelayanan bimbingan dan
konseling. Perolehan ini diorientasikan pada tingkat pengentasan masalah klien
dan perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa. Karenanya, fokus penilaian
dapat diarahkan pada berkembangnya:
1. Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya
dengan  masalah yang dibahas.
2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan
melalui layanan.
3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa pasca layanan dalam
rangka mewujudkan upaya penyentasan masalah yang dialaminya
Penilaian terhadap hasil lebih menekankan kepada pengumpulan data atau
informasi mengenai keberhasilan dan pengaruh kegiatan layanan bimbingan yang
telah diberikan. Dengan kata lain, penilaian terhadap hasil ditujukan kepada
pencapaian tujuan program, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Serta Pada setiap penyelenggaraan layanan konseling dituntut untuk
menghasilkan sesuatu secara signifikan menunjang pengembangan KES dan/atau
penanganan KES-T pada diri subjek yang dilayani. Keberhasilan layanan
dimaksud itu difokuskan pada aspek-aspek AKUR, yaitu:
1. Acuan: Layanan konseling dapat dikatakan berhasil apabila pada diri subjek
yang dilayani berkembang acuan positif untuk berperilaku KES sebagaimana
menjadi tujuan layanan konseling.
2. Kompetensi: Acuan yang telah berkembang tersebut diharapkan teriring oleh
kompetensi untuk terwujud dalam perilaku KES yang dimaksudkan.
3. Usaha: Apabila acuan sudah jelas, dan kompetensi dikuasai diharapkan subjek
yang dilayani mampu mengembangkan usaha atau kegiatan nyata untuk
terwujudnya perilaku KES sesuai dengan arah kehidupan yang dikehendakinya.

6
4. Rasa : Kondisi rasa yang dimaksudkan tersebut terkait dengan rasa diri yang
terjadi pada subjek yang dilayani diujung proses layanan, misalnya rasa senang,
rasa lega, plong terbebas dari beban, serta terkait pula dengan acuan,
kompetensi dan usaha yang telah dikuasai dan hendak dilaksanakannya.
C. Tujuan Penilaian
Penilaian program bimbingan dan konseling adalah upaya untuk menelaah
program pelayanan bimbingan dan konseling yang telah dan sedang dilaksanakan
untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan dan konseling di
sekolah bersangkutan. Dengan demikian, tujuan evaluasi pelayanan program
bimbingan dan konseling di sekolah adalah;
1. Membantu menumbuhkembangkan kurikulum sekolah ke arah kesesuaian dan
kebutuhan peserta didik
2. Membantu guru-guru memperbaiki cara mengajar di kelas, dan
3. Memungkinkan program bimbingan dan konseling berfungsi lebih efektif
D. Penilaian Proses Kegiatan Bimbingan Konseling
Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana
keefektifan layanan dilihat dari prosesnya. Dan penilaian proses Bimbingan
Konseling dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian rumusan
kegiatan yang telah diprogramkan dalam satuan-satuan layanan dapat
diimplementasikan kepada sasaran layanan, sehingga tersedia informasi tentang
kualitas atau mutu layanan. Penilaian proses ini dilakukan terhadap jenis layanan
BK, kegiatan pendukung BK, mekanisme dan intrumentasi yang digunakan serta
pengelolaan dan administrasi kegiatan. Arah penilaian dalam proses
pelaksanaannya menurut Prayitno (1996) dapat dilakukan dengan:
1. Mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau
pemahaman/pendalaman siswa atas masalah yang dialaminya.
2. Mengungkapakan kegunaan layanan bagi siswa sebagai hasil dari partisipasi
dan aktifitas dalam kegiatan layanan
3. Mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan lebih lanjut

7
4. Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu (butir ini terutama
dilakukan dalam kegiatan layanan yang berkesinambungan), dan
5. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan
kegiatan  layanan.
Selanjutnya, Direktorat tenaga kependidikan Direktorat jenderal peningkatan mutu
Pendidik dan tenaga kependidikan Departemen pendidikan nasional, 2008 tentang
Kompetensi Manejerial menyatakan bahwa Penilaian dalam kegiatan bimbingan
dan konseling dilakukan juga terhadap proses kegiatan dan pengolahannya, yaitu
terhadap:
1. Kegiatan layanan bimbingan dan konseling
2. Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
3. Mekanisme dan instrumentasi yang digunakan dalam kegiatan
4. Pengelolaan dan administrasiinistrasi kegiatan
Hasil penilaian proses digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan bimbingan
dan konseling secara menyeluruh. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan
konseling di sekolah banyak faktor yang terlibat yang perlu dievaluasi, terutama
yang terkait dengan pengelolaan pelayanan bimbingan dan konseling. Faktor
pengelolaan yang perlu di evaluasi, meliputi;
1. Organisasi dan administrasi program pelayanan bimbingan dan konseling
2. Petugas pelaksanaan atau personel (tenaga profesional) dan bukan profesional.
3. Fasilitas dan perlengkapan
a. Fasilitas teknis seperti; tes, inventori, format-format dan sebagainya
b. Fasilitas fisik seperti; ruang kerja  konselor, ruang konseling, ruang tunggu,
ruang pertemuan, ruang adminisrasi, ruang penyimpanan instrumen, ruang
penyimpanan data.
c. Perlengkapan seperti; meja, kursi, filling kabinet, files, lemari dan
sebagainya.
4. Anggaran biaya

8
Anggaran biaya yang perlu dipersiapkan adalah untuk pos-pos seperti;
honorarium pelaksana, pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik dan
perlengkapan, biaya operasional (perjalanan, kunjungan rumah, penilaian dan
penelitian)
E. Penilaian Satuan Pendukung
Penilaian bimbingan konseling mempunyai kekhasan tertentu dari
dibandingkan dengan penilaian di bidang lainnya. Prayitno (1998) dalam Buku
Riska Ahmad (2002:105) menyatakan bahwa secara khusus penilaian bimbingan
konseling menggunakan istilah “penilaian pengembangan”. Hal ini
disebabimbingan konselingan karena penilaian itu disamping mengacu kepada
hasil yang diperoleh klien juga berorientasi pada apa yang terjadi selama proses
layanan berlangsung. Terkhusus untuk satuan kegiatan pendukung layanan,
penilaian dapat dilakukan dengan:
1. Mengungkapkan perolehan guru pembimbing sebagai hasil dari kegiatan
pendukung yang nantinya akan dimanfaatkan untuk kegiatan layanan terhadap
siswa
2. Mengungkapkan komitmen pihak-pihak yang terkait dalam penanganan/
pengentasan permasalahan siswa (dalam butir ini termasuk kegiatan konferensi
kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus)
3. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan
pendukung.
Selain itu apabila dilihat dari sifat evaluasi, evaluasi bimbingan dan konseling
lebih bersifat “penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan dengan cara berikut
ini (Depdiknas, 2008).
1. Mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan.
2. Mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau
pemahaman/pendalaman siswa atas masalah yang dialaminya.
3. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa sebagai
hasil dari partisipasi/aktivitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan.

9
4. Mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan bimbingan lebih lanjut.
5. Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu (butir ini terutama
dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan yang berkesinambungan).
6. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan
layanan.
F. Bentuk Hasil Penilaian Bimbingan Konseling
Bentuk hasil penilaian bimbingan konseling itu berupa laporan
penyelenggaraan program. Dalam laporan tersebut akan dijabarkan berbagai
informasi berkenaan dengan penyelenggaraan program, materi kegiatan sampai
komponen-pomponen yang terlibat dalam keseluruhan kegiatan bimbingan
konseling. Bentuk isi laporan pelaksanaa program sediakalanya telah termuat
dalam format satuan layanan. Laporan ini akan dilaporkan secara periodik dalam
bentuk kualitatif.
Untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan dari pelaksanaan
program bimbingandan konseling di sekolah dapat dilihat dari hasil yang diperoleh
dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Sedangkan untuk
mendapatkan gambaran tentang hasil dari pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah harus dilihat dalam diri peserta didik yang memperoleh pelayanan
bimbingan dan konseling itu sendiri. Aspek-aspek yang bisa dilihat terutama:
a. Pandangan para lulusan tentang program pendidikan yang telah ditempuhnya,
b. Kualitas prestasi bagi para lulusan,
c. Pekerjaan, jabatan atau karier yang dijalaninya,
d. Proporsi lulusan yang bekerja dan belum bekerja
Evaluasi perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan
evaluasi yang merupakan analisis dari hasil penilaian proses maupun hasil
dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program
pelayanan konseling. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan
cermat, maka diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil seluruh
kegiatan pelayanan konseling.

10
Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan
untuk pertanggungjawaban/akuntabiltas pelaksanaan program pelayanan
konseling. Secara skematis evaluasi program pelayanan konseling tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
G. Tahap-tahap Penilaian
Tahap-tahap penilaian pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:
1. Penilaian Segera (Laiseg)
Penilaian segera (laiseg) adalah penilaian yang dilakukan segera setelah
pelaksanaan layanan bimbingan konseling. Laiseg biasanya dilakukan oleh guru
pembimbing untuk melihat AKUR (Acuan, Kompetensi, Usaha dan Rasa) siswa
asuh segera setelah mengikuti pelaksanaan pembelajaran dalam layanan
bimbingan konseling.
2. Penilaian Jangka Pendek (Laijapen)
Penilaian jangka pendek (laijapen) adalah penilaian yang dilakukan beberapa
waktu setelah pemberian bantuan. Laijapen biasanya dilakukan guru pembimbing
untuk melihat apakah action yang direncanakan siswa asuh untuk dilakukan
setelah mengikuti program pelayanan bimbingan konseling betul-betul sudah
dilakukan. Hal ini mungkin dilaksanakan setelah tiga hari sampai seminggu pasca
pelayanan diberikan kepadanya, tidak boleh terlalu lama.
3. Penilaian Jangka Panjang (Laijapang)
Penilaian jangka panjang (laijapang) adalah penilaian yang dilakukan
beberapa waktu setelah pemberian bantuan. Laijapang biasanya dilakukan guru
pembimbing untuk melihat apakah action yang telah dilakukan siswa asuh setelah
mengikuti program pelayanan bimbingan konseling sesuai dengan rencana dapat
memberikan hasil yang positif terhadapnya. Dapat juga dilihat bagaimana
keberlanjutannya pada masa datang.

11
Selanjutnya, menurut A. Muri Yusuf (1998) dalam Buku Riska Ahmad
(2002:104) mengemukakan bahwa penilaian jangka pendek dan jangka panjang
lebih mengacu kepada terpecahkannya masalah siswa secara menyeluruh.
H. Asas-asas Penilaian
Asas-asas penilaian bimbingan konseling di sekolah mengacu pada lampiran
Permendiknas Nomor 20 point B tentang prinsip penilaian hasil belajar, maka asas
yang diperhatikan dalam menyusun mekanisme dan prosedur
penilaian adalah sebagai berikut:
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang
tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian
yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabimbingan konselingan,
baik dari segi teknik, prosedur, mbeaupun hasilnya.
I. Implikasi Pengelolaan Penilaian

12
Implikasi dari berbagai konsep dan pelaksanaan penilaian bimbingan
konseling ini adalah sebagai berikut:
1. Penilaian merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam setiap kegiatan.
Sebagai kegiatan yang profesional, kegiatan-kegiatan dalam bimbingan dan
konseling seyogyanya mendapat penilaian. Penilaian yang dimaksud tentunya
merupakan rangkaian kegiatan yang terstruktur, sistematis, dan akuntabel.
Artinya, sebuah penilaian yang baik semestinya (konsep penilaian,
pengaplikasian penilaian, prosedur, standart penilain, mekanisme,
model/pendekatan, sampai tindak lanjut penilaian) muncul dan ada dalam
senarai kegiatan bimbingan dan konseling yang profesional.
2. Kegiatan penilaian akan mencerminkan profesionalitas guru pembimbing dan
profesi yang diampunya. Kegiatan itu akan bermuara pada kredibilitas profesi
dan justifikasi tenaga bimbingan.
3. Penilaian bimbingan konseling hendaknya bersumber pada pemanfaatan
berbagai model penilaian, termasuk kegiatan mengintegrasikan berbagai model
itu dalam khasanah bimbingan konseling pola 17 plus. Tujuan penilaian
semata-mata untuk memberikan berbagai informasi tentang bimbingan
konseling itu sendiri, dimulai dari perencanaan program, pelaksanaan, dan hasil
layanan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah yang umumnya terjadi di lapangan adalah bahwa guru BK belum


memahami sebenarnya esensi penilaian dalam BK, sehingga menimbulkan asumsi
bagi guru BK bahwa melaksanakan layanan saja tanpa adanya penilaian
berikutnya maupun tindak lanjut. Padahal esensi sesungguhnya pelayanan BK
adalah pelayanan sepanjang hayat, tanpa ada kenal waktu unuk lebih
memaksimalkan potensi dan memandirikan para peserta didik.
Dari beberapa informasi yang diperoleh dari berbagai sumber ada beberapa
permasalahan dalam penilaian BK di sekolah yaitu guru pembimbing belum dapat
menerapkan konsep penilaian yang tepat, efektif, dan akurat dalam menilai
keseluruhan kegiatan yang dijalaninya serta belum tersedianya acuan baku dalam
kegiatan penilaian bimbingan konseling.
Solusi yang diberikan adalah bagaimana sosialisai penilaian BK dilakukan
sehingga guru BK memahami esensi dan kebermanfaatan penilaian dalam
pelayanan BK, dan yang perlu dipahami oleh guru BK adalah penilaian bukanlah
menghakimi guru BK namun lebih kepada tahap penyempurnaan terhadap guru
BK.

14
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor


20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian. Jakarta: Depdiknas 2007.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.


Jakarta.

Munandir, 1996, Program Bimbingan Karir Di Sekolah, Jakarta: Dirjen PT.


Depdikbud.

Prayitno. 1997. Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Jakarta:

Ikrar Mandiri, 2002. Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis


Kompetensi.  Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Riska Ahmad dan Marwisni Hasan. 2002. Pengelolaan Program BK. Padang:


Jurusan BK FIP UNP.

Sudrajat, A. (2010). Konsep Evaluasi Program Bimbingan dan


Konseling.  Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/
evaluasi-program-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/

15

Anda mungkin juga menyukai