Anda di halaman 1dari 13

1

EKSISTENSI DAN KEDUDUKAN BK DISEKOLAH

A. Eksistensi Bimbingan dan Konseling di sekolah


Eksistensi BK di Sekolah melalui Empat Elemen Program Bimbingan
dan Konseling Komprehensif Gysbers & Henderson. Empat elemen dalam
program bimbingan dan konseling komprehensif, meliputi isi program,
kerangka kerja organisasional, sumber, dan pengembangan, managemen, dan
akuntabilitas.
1. Elemen 1: Isi Program
Meninjau tujuan pendidikan di lingkungan sekolah dan negara,
diperlukan untuk mengetahui keterampilan dan sikap apa yang harus
dikembangkan bagi siswa, sebagai hasil dari partisipasinya dalam
kegiatan dan layanan program bimbingan dan konseling
komprehensif.Sering kali yang menjadi tujuan dalam bimbingan dan
konseling yaitu fokus pada prestasi akademik, pengembangan karir, dan
pengembangan pribadi/sosial.
2. Elemen 2: Kerangka Kerja Organisasional
a. Komponen Struktural
Komponen stuktural merupakan bagian yang
mendiskripsikan tentang jenis program dan memyediakan dasar
filosofis untuk hal tersebut.
1. Menetapkan. Menetapkan program layanan bimbingan dan
konseling dengan mengidentifikasi pentingnya bimbingan dan
konseling dalam proses dan menggambarkan pendidikan.
2. Rasional. Rational menunjukkan pentingnya program BK sama
pentingnya dengan program lain di sekolah.

2
b. Komponen Program
1. Komponen kurikulum bimbingan dipilih karena kurikulum sebagai
sarana untuk memberikan isi bimbingan dan konseling secara
sistematis pada semua siswa.
2. Komponen perencanaan belajar individual termasuk ke dalam
bagian program karena berhubungan dengan semua kebutuhan
siswa.
3. Komponen layanan responsif termasuk didalam komponen
program karena sebagai kebutuhan dalam program bimbingan dan
konseling komprehensif untuk menanggapi secara langsung.
4. Komponen dukungan sistem juga termasuk dalam komponen
program sebab diakui untuk proses bimbingan lainnya secara
efektif.
c. Alokasi Waktu
Alokasi waktu tidak harus diterapkan untuk semua konselor
sekolah di setiap jenjang pendidikan di semua lingkungan sekolah.
Setiap konselor sekolah di lingkungan sekolah harus
mempertimbangkan bagaimana mereka menggunakan waktunya
secara profesional
3. Elemen 3: Sumber Program
1. Sumber personal. Sumber personal dalam program bimbingan dan
konseling komprehensif berhubungan dengan konselor sekolah,
kepala staff program bimbingan dan konseling (koordinator BK),
guru, ahli pendidikan lainnya, administrator, guru atau wali, siswa,
anggota masyarakat, dan personil tenaga kerja dan bisnis.
2. Sumber finansial. Mencakup tentang anggaran belanja, bahan,
peralatan, dan fasilitas.
3. Sumber politikal. Mereka menyatakan suatu dukungan dan kursus
tindakan, atau membimbing yang didasarkan untuk mempengaruhi

3
dan menentukan keputusan di lingkungan sekolah yang menyinggung
program bimbingan dan konseling harus mengambil bagian yang
berhubungan dengan hukum, aturan dan regulasi, dan standar yang
telah ditulis, diadaptasi, dan diimplementasi.
4. Elemen 4: Pengembangan, Managemen, dan Akuntabilitas
Elemen pengembangan, managemen, dan akuntabilitas dalam
program bimbingan dan konseling komprehensif menjelaskan tentang
lima fase transisi yang mengacu pada pelaksanaan program bimbingan
dan konseling secara menyeluruh. Fase tersebut yaitu merencanakan,
mendesain, mengimplementasi, mengevaluasi, dan meningkatkan.
Elemen ini juga mencakup beberapa tugas pengelolaan yang
dibutuhkan untuk melengkapi setiap fase transisi yang menggambarkan
proses perubahan untuk mengembangkan secara efektif dan merata.
Elemen ini mendiskripsikan tentang bagaimana program
bimbingan dan konseling komprehensif dapat dipertanggungjawabkan
melalui program, personel, dan evaluasi semua hasil yang mengarah pada
peningkatan program untuk membuat komponen program bimbingan dan
konseling lebih efektif.
B. Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1. Landasan Yuridis Formal
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
1) Pasal 1 butir 6, yang mengemukakan bahwa konselor adalah
pendidik.
2) Pasal 3, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik
3) Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan
memberi keteladanan, membangun kemauan, dan

4
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
4) Pasal 12 ayat (1b) yang menyatakan bahwa setiap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
b. Permendikbud No.111 Tahun 2014
Peraturan ini untuk mempertegas keberadaan bimbingan dan
konseling. Dengan diterbitkannya Permendikbud Nomor 111 Tahun
2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan dasar dan
Menengah ,maka semakin kokoh kedudukan bimbingan dan konseling
di sekolah terutama pada pendidikan dasar dan menengah. Peraturan
menteri ini juga sebagai pijakan atau rujukan Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor dalam melaksanakan tugas Layanan
Bimbingan dan Konseling di sekolah terutama permasalahan jam
masuk kelas yang selama ini menjadi perdebatan.
2. Landasan Yuridis informal
a. Psikologi
Ditinjau dari asal katanya, psikologi berasal dari kata psyche
yangberarti jiwa, dan Ligos yang berarti ilmu.. Tetapi dalam sejarah
perkembangannya, kemudian arti psikologi menjadi ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia.
Sejarah psikologi bahwa ilmu pengetahuan yang kita kenal,
kebanyakan berpusat dari perkembangan awal sejarah eropa dari masa
yunani, romawihingga akhir abad ke 19, yang kemudian menyebar ke
belahan dunia. Whil helm Wundt adalah orang pertama
yangmemproklamirkan psikologi sebagai disiplin ilmu. Jadi, sekalipun
ada faktor tertentu yang sama, yang terdapatpada setiap manusia,
manusia itu beda dari satu dengan yang lainnya.Untuk keperluan

5
bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajiandalam bidang
psikologi perlu dikuasai, yaitu :
1) Motif dan motivasi
2) Pembawaan dasar dan lingkungan
3) Perkembangan individu
4) Belajardan penguatan
5) Kepribadian
b. Sosial Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi
kegenerasi. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari. Faktor-faktor sosial budaya yang menimbulkan
kebutuhan akan bimbingan:
1) Perubahan konstelasi keluarga
2) Perkembangan pendidikan
Hal ini menimbulkan kebutuhanakan bimbingan untuk memilih
jurusan yang khusus dan memilih bidangstudi yang tepat bagi
setiap murid.
3) Dunia kerja
Dalam dunia kerja bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan
karena terjadi berbagai macam perubahan diantaranya sebagai
berikut:
a) Semakin berkurangnya kebutuhan terhadap pekerja yang
tidak memilki ketrampilan.
b) Meningkatnya kebutuhan terhadap para pekerja yang
profesional danmemiliki ketrampilan teknik.

6
c) Berkembangnya perindustrian di berbagai daerah.
4) Perkembangan metropolitan
a) Urbanisasi dilakukan dengan motivasi mengadu nasib.
b) Masalah pengangguran
c) Banyaknya pemukiman ilegal didirikan.
d) Terbatasnya fasilitas air bersih dibanding banyaknya
jumlahkebutuhan penduduk.
e) Lingkungan semakin buruk yang mengakibatkan
meningkatnyaangka kematian anak.
c. Pendidikan Indonesia
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Sehingga dalam
melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam proses pendidikan
digunakan evaluasi, akreditasi dan sertifikasi untuk memantau
perkembangan pendidikan. Evaluasi dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Tidak dipungkiri bahwa pendidikan sejarah mempunyai fungsi
yang sangat penting dalam membentuk kepribadian bangsa, kualitas
manusia danmasyarakat Indonesia umumnya. Namun sampai saat ini
masih terus dipertanyakan keberhasilannya, mengingat fenomena
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia khususnya generasi
muda makin hari makin diragukaneksistensinya. Dengan kenyataan
tersebut artinya ada sesuatu yang harusdibenahi dalam pelaksanaan
pendidikan sejarah (Alfian, 2007:1).

7
d . IPTEK dan Globalisasi
1 ) Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan mempunyai kaitan erat dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pada dasarnya IPTEK tercipta,
berkembang, dan menjadi kebudayaan dan peradaban karena dan
melalui pendidikan. Sebaliknya, pendidikan sangat penting oleh
sejumlah cabang-cabang IPTEK, utamanya ilmu-ilmu perilaku
(psikolog, sosiologi, antropologi). Seiring dengan kemajuan
iptek pada umumnya, ilmu pendidikan juga mengalami kemajuan
yang pesat, demikian pula dengan cabang-cabang khusus dari
ilmu-ilmu perilaku yang mengkaji pendidikan seperti psikolog
pendidikan dan sosiologi pendidikan.
2) Globalisasi dan Pendidikan
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu,
antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung,
terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas
Negara. Negara-negara yang kuatdan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin
tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi
cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia,
bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya
dan agama.
Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan perubahan.
Maka, pendidikan di Indonesia harus dapat mengantisipasi dampak
globalisasi,sesuai pula dengan tuntutan masyarakat madani di masa
depan. Oleh karena itu untuk menyesuaikan Pendidikan Indonesia
di Era Globalisasi, maka perlu diperhatikan bahwa:
a. Dalam berbagai takaran dan ukuran dunia pendidikan kita
belum siapmenghadapi globalisasi. Belum siap tidak berarti

8
bangsa kita akanhanyut begitu saja dalam arus global tersebut.
Kita harus menyadaribahwa Indonesia masih dalam masa
transisi dan memiliki potensi yangsangat besar untuk
memainkan peran dalam globalisasi khususnyapada konteks
regional. Inilah salah satu tantangan dunia pendidikankita yaitu
menghasilkan SDM yang kompetitif dan tangguh.
b. Dunia pendidikan kita menghadapi banyak kend ala dan
tantangan.Namun dari uraian di atas, kita optimis bahwa
masih ada peluang.
c. Alternatif yang ditawarkan di sini adalah penguatan fungsi
keluargadalam pendidikan anak dengan penekanan pada
pendidikan informalsebagai bagiandari pendidikan formal anak
di sekolah.
Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga memainkan
peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak akan
membuat kita lebih hati-hati untuk tidak mudah melemparkan
kesalahandunia pendidikan nasional kepadaotoritas dan sektor-
sektor lain dalam masyarakat, karena mendidik ituternyata tidak
mudah dan harus lintas sektoral. Semakin besar kuantitas individu
dan keluarga yang menyadari urgensi peranan keluarga
ini,kemudian mereka membentuk jaringan yang lebih luas
untuk membangun sinergi, maka semakin cepat tumbuhnya
kesadarankompetitif di tengah-tengah bangsa kita sehingga mampu
bersaing diatas gelombang globalisasi ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd. dkk, 2018. Dasar-Dasar Bimbingan dan


KonselingTelaah Konsep, Teori dan Praktik. Medan. FITK UIN SU MEDAN

Gysbers, N.C dan Henderson, P. 2006. Developing and Managing


Your School Guidance and Counseling Program Fourth Edition. Alexandria,
VA: American Counseling Association

Hallen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pres.

10
SOAL

1. Eksistensi bimbingan dan konseling menurut Gysbers & Henderson dampat


mealului …. Elemen.
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7
2. Kompenen struktual, komponen program dan alokasi waktu termasuk ke dalam
elemen?
a. Elemen kerangka kerja organisasional
b. Elemen isi program
c. Elemen sumber program
d. Elemen pengembangan, management, akuntabilitas
e. Elemen pendidikan
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 berisi tentang….
a. Sistem Pertahanan Nasional
b. PERS
c. Perlindungan Anak
d. Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
e. Sistem Pendidikan Nasional
4. Permendikbud yang mempertegas keberadaan bimbingan dan konseling adalah….
a. Permendikbud No.24 Tahun 2006
b. Permendikbud No. 22 Tahun 2016
c. Permendikbud No. 37 Tahun 2018
d. Permendikbun No. 111 Tahun 2014
e. Permendikbud No. 43 Tahun 2019
5. Yang tidak termasuk ke dalam Landasan Yuridis Informal adalah….

11
a. Psikologis
b. Sosial budaya
c. Agama
d. IPTEK
e. Globalisasi
6. Jelaskan maksud ditetapkannya alokasi waktu dalam bimbingan dan konseling!
7. Sebutkan bunyi pasal 1 butir 6 dan pasal 3 dalam dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional!
8. Sebutkan kaitan antara IPTEK dengan Pendidikan!

Kunci Jaaban :
1. B
2. A
3. E
4. D
5. C
6. Setiap konselor sekolah di lingkungan sekolah harus mempertimbangkan
bagaimana mereka menggunakan waktunya secara professional dalam
memberikan bimbingan kepada peserta didik.
7. a. Pasal 1 butir 6 : mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik.
b. Pasal 3 : pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik
8. Pada dasarnya IPTEK tercipta, berkembang, dan menjadi kebudayaan dan
peradaban karena dan melalui pendidikan. Sebaliknya, pendidikan sangat
penting oleh sejumlah cabang-cabang IPTEK, utamanya ilmu-ilmu perilaku
(psikolog, sosiologi, antropologi). Seiring dengan kemajuan iptek pada
umumnya, ilmu pendidikan juga mengalami kemajuan yang pesat, demikian pula
dengan cabang-cabang lain.

12
Yel-yel
Nada : Balonku

Bimbingan konseling
Ada dua macamnya
Konseling perorangan
Dan konseling kelompok
Konseling merubah tingkah laku
Melalui wawancara
Oleh para konselor
Bagi para kliennya
Konseling kini diatur dalam UU No 20
Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dan kini juga diatur
Di Permendikbud 111
Dan itulah mengapa
Kita belajar BK

13

Anda mungkin juga menyukai