Bimbingan Konseling
Dosen : Zadrian Ardi, S.Pd, M.Pd, Kons
Oleh :
JURUSAN PENJASKESREK
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
Memahami Eksistensi dan Kedudukan BK di Sekolah
1. Isi program
2. Program kerangka kerja organisional
3. Sumber Program
4. Pengembangan, Managemen, Akuntabilitas
Terdiri dari tiga komponen yaitu komponen structural, komponen program, dan
alokasi waktu.
a. Sumber personal
b. Sumber finansial
Sumber finansial yang memadai juga penting dalam program bimbingan dan
konseling komprehensif. Kategori sumber finansial untuk program mencakup tentang
anggaran belanja, bahan, peralatan, dan fasilitas.
c. Sumber political
Dalam elemen ke-empat ini dijelaskan lima fase transisi yang mengacu pada
bimbingan konseling yaitu merencanakan, mendesain, mengimplementasi,
mengevaluasi, dan meningkatkan.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 butir
6 yang dijelaskan bahwa konselor merupakan pendidik, Pasal 3 bahwa tujuan dari
pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya kemampuan atau potensi dari
peserta didik tersebut, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan
memberi keteladanan dan contoh yang baik, memotivasi peserta didik, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, dan Pasal 12
Ayat (1b) menyebutkan bahwa peserta didik berhak medapatkan pelayanan dalam
pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Dalam Permendikbud No. 111 tahun 2004 dijelaskan pada pasal 1 bahwa
bimbingan konseling merupakan upaya konselor untuk memfasilitasi perkembangan
peserta didik dalam mencapai kemandirian dalam kehidupan. Dan konselor adalah
pendidik professional dengan kualifikasi akademik minimal S-1. Dan satuan
pendidikan nya adalah SD sederajat, SLTP sederajat, SMA sederajat serta SLB.
Praktek BK di Indonesia telah terjadi sejak lama. Pada tahun 1945 dibentuklah
kementrian yang digunakan untuk menempatkan orang-orang agar bisa bekerja sesuai
dengan sesuai dengan kemampuannya.