KELOMPOK 9
1. FREDIRIKUS BAYU KURNIAWAN ( 19.0801.0003)
2. DESY ENAWATY (19.0801.0011)
3. DANI (19.0801.0020)
PSIKOLOGI
PSIKOLOGI DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI :
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………....1
BAB 3 PENUTUPAN……………………………………………………………………....6
1.1. Kesimpulan………………………………………………………………………….6
1.2. Daftar Pustaka……………………………………………………………………….7
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai dengan judul “Manusia Dan
Kehidupan”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada guru dosen Psikologi Kepribadian.
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2. Kebutuhan Manusia
Pada umumnya, kata “kebutuhan” diartikan sebagai kebutuhan fisik, yang oleh Fromm
dipandang sebagai kebutuhan aspek kebinatangan dari manusia, yakni kebutuhan makan,
minum, seks, dan bebas dari rasa sakit. Kebutuhan manusia dalam arti kebutuhan sesuai
dengan ekstitensinya sebagai manusia, menurut Fromm meliputi dua kelompok
kebutuhan: pertama, kebutuhan untuk menjadi bagian dari sesuatu dan menjadi otonom,
yang terdiri dari kebutuhan Relatedness, Transcendence, Unity, dan Identity. Kedua,
kebutuhan memahami dunia, mempunyai tujuan dan memanfaatkan sifat untuk manusia,
yang terdiri dari kebutuhan Frame oforientation, Frame of devotion, Excitation-
stimulation, dan Effectiveness.
a. Kebutuhan Kebebasan dan Ketertarikan
Kebutuhan (relatedness): kebutuhan mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi
dari alam dan dari dirinya sendiri. Kebutuhan untuk bergabung dengan mahluk lain
yang dicintai, menjadi bagian dari sesuatu. Keinginan irasional untuk
mempertahankan hubunganya yang pertama, yakni hubunganya dengan ibu,
kemudian diwujudkan kedalam perasaan solidaritas dengan orang lain. Hubungan
paling memuaskan bisa positif akni hubungan yang didasarkan pada cinta, perhatian,
tanggungjawab, penghargaan, dan pengertian dari orang lain, bisa negatif yakni
hubungan yang didasarkan pada kepatuhan atau kekuasaan.
Keberakaran (notedness): kebutuhan keberakaran adalah kebutuhan untuk memiliki
ikatan-ikatan yang membuatnya merasa krasan di dunia (merasa seperti di rumahnya).
Manusia menjadi asing dengan dunianya karena dua alesan: pertama, dia direnggut
dari akar-akar hubunganya oleh situasi (ketika manusia dilahirkan, dia menjadi
sendirian dan kehilangan ikatan alaminya), kedua, fikiran dan kebebasan yang
dikembangkannya sendiri jstru memutuskan ikatan alami dan menimbulkan perasaan
isolasi/tak berdaya, keberakaran adalah kebutuhan untuk mengikatkan diri dengan
kehidupan. Setiap saat orang dihadapkan dengan dunia baru, di mana dia harus tetap
aktif dan kreatif mengembangkan perasaan menjadi bagian yang integral dari dunia.
Dengan demikian dia akan tetap merasa aman, tidak cemas, berada di tengahptengah
dunia yang tidak sehat, yakni mengidentifikasikan diri dengan satu situasi, dan tidak
mau bergerak maju untuk membuat ikatan baru dengan dunia baru.
Menjadi pencipta (transcendency): karena individu menyadari dirinya sendiri dan
lingkunganya, mereka kemudian mengenali betapa kuat dan menakutkan alam
semesta itu, yang membuatnya menjadi merasa tak berdaya. Orang ingin mengatasi
sifat pasif dikuasi alam menjadi aktif, bertujuan dan bebas, berubah dari mahluk
ciptaan menjadi pencipta. Seperti pada keterhubungan, transendensi bisa positif
(menciptakan sesuatu) atau negatif (menghancurkan sesuatu).
Kesatuan (unity): kebutuhan untuk mengatasi ekstitensi keterpisahan antara hakekat
binatang dan non binatang dalam diri seseorang. keterpisahan, kesepian, dan isolasi
semuanya bersumber dari kemandirian kemerdekaan “untuk apa orang mengejar
kemandirian dan kemerdekaan kalau hasilnya justru kesepian dan isolasi ?” dari
dilemma ini muncul kebutuhan unitas. Orang dapat mencapai unitas, memperoleh
kepuasan (tanpa menyakiti orang lain dari diri sendiri) kalau hakekat kebinatangan
untuk menjadi manusia seutuhnya, melalui berbagi cinta dan kerjasama dengan orang
lain.
Identitas (identity): kebutuhan untuk menjadi “aku,” kebutuhan untuk sadar dengan
dirinya sendiri sebagai sesuatu yang terpisah. Manusia harus merasakan dapat
mengontrol nasibnya sendiri, harus bisa membuat keputusan, dan merasa bahwa
hidupnya nyata-nyata miliknya sendiri. Orang primitive mengidentifikasikan diri
dengan sukunya, dan tidak melihat orang primitif mengidentifikasikan diri dengan
sukunya, dan tidak melihat dirinya sendiri sebagai bagian yang terpisah dari
kelompoknya, rakyat mengidentifikasikan diri kepada rajanya, orang modern
mengidentifikasikan diri dengan Negara, agama, pekerjaan, atau kelompok
politik/social. Itu semuanya ilusi identitas. Orang yang sehat, tidak banyak
membutuhkan menyesuaikan diri dengan kelompok, tidak mudah menyerah, tidak
mau mengorbankan kebebasan, dan individualitanya untuk bisa diterima lingkungan.
Orang sehat memiliki perasaan identittas yang otentik.
1.3 C. Aplikasi
1. Sosialisme Komunitarian Humanistik (Humanistic Communitarian Socialism)
Sebagai seorang kritis social, persoalan hubungan seseorang dengan masyarakat menjadi
perhatian utama Fromm, Fromm mempunyai 4 proposis mengenai hubungan ini.
a. Manusia mempunyai kodrat essensial social bawaan
b. Masyarakat diciptakan manusia untuk memenuhi kodrat essensial bawaan ini
c. Tidak satupun bentuk masyarakat yang pernah diciptakan manusia berhasil memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar eksistensi manusia.
d. Adalah mungkin menciptakan masyarakat semacam itu.
Masyarakat yang disarankan Fromm adalah humanistic communitarian socialism
(sosialisme komunitarian humanistik), masyarakat dimana orang-orang bergaul dengan
cinta, yang berakar dalam hubungan persaudaraan dan solidaritas. Dalam masyarakat
semacam itu orang mencapai perasaan diri dan mampu berbuat kreatif alih-alih destruktif.
Setiap orang berpartisipasi aktif dalam pemerintahan. Ada “humanistic management”
dimana individu anggota masyarakat berkumpul dalam kelompok kecil membahas isu
politik dan social dan menyarankan kebijakan kepada pemerintahan (system yang mirip
dengan tamu kota di New England). Ide Fromm mungkin bagus, tetapi banyak yang tidak
dapat dilaksanakan.
2. Karakter Masyarakat
Pada tahun 1957, Fromm melakukan penelitian ini di sebuah desa di Meksiko mengenai
karakter masyarakat. Ada dua kesimpulan penting, pertama ternyata masyarakat memiliki
tiga jenis karakter:
a. Productive-hoarding: pemilik tanah yang memegangi nilai tradisional dalam praktek
pengerjaan pertanian skala kecil-kekuasaan, tanggung jawab dan mempertahankan
tradisi,
b. Nonproductive-receptive: petani tak punya tanah yang tunduk kepada kekuasaan, taat
beragama bahkan sampai fatalistic, menerima nasibnya yang tidak berkekuatan,
c. Productive-exploitative: emterner yang menyesuaikan diri dengan masyarakat industry
baru, nilai pendidikan, teknologi dan mobilitas social.
Kedua, dari perkembangan karakter-karakter masyarakat itu dapat disimpulkan
bahwa karakter pribadi dan karakter social berhubungan timbal balik. Karakter pribadi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur social dan perubahan-perubahan social.
BAB 3
PENUTUPAN
KESIMPULAN
3
DAFTAR PUSTAKA