Anda di halaman 1dari 16

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN II

“PARADIGMA KOGNITIF : KURT LEWIN”

Dosen Pengampu : Deasy Christia Sera , S.Psi., M.Si.

KELOMPOK 7

Kezia Efelin Christiani M (18090000014)

Jane Michaela (18090000027)

Monica Maudi Sundara (18090000029)

Aldo HamoraTambunan (18090000030)

Maria Teku Bule (18090000045)

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

FAKULTAS PSIKOLOGI

2019
Daftar Isi

Daftar Isi …………………………………………………………….........................................i

Kata Pengantar ………………………………………………..................................................ii

Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ………………………....…………………………....................................1

1.2 Rumusan Masalah …………………....….………………........…………..........................1

1.3 Tujuan.................................................………………......…………....................................2

Bab 2. Pembahasan

2.1 Biografi Kurt Lewin ............................................................................................................3

2.2 Struktur Kepribadian ...........................................................................................................4

2.3 Dinamika Kepribadian ........................................................................................................6

2.4 Perkembangan Kepribadian ................................................................................................8

2.5 Aplikasi ...............................................................................................................................9

2.6 Evaluasi .............................................................................................................................10

Bab 3. Penutup

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11

Daftar Pustaka

KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN” i


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Tuhan YME, hanya dengan


limpahan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas Psikologi Kepribadian dengan
judul“Paradigma Kognitif : Kurt Lewin” penulisan makalah ini kami susun untuk memenuhi
tugas yang diberikan dan sebagai sumber bacaan di perpustakaan serta dapat dipakai sebagai
perbandingan dalam pembuatan makalah bagaimana mahasiswa lain pada diskusi terkait
referensi mata kuliah Psikologi Kepribadian.
Dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak terimakasih terhadap pihak-pihak
yang terlibat kepada:
1. Ibu Deasy Christia Sera ,S.Psi., M.Si.selaku dosen kami dalam pembuatan makalah ini
2. Teman satu kelompok yang telah membantu rampungnya makalah ini
3. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga makalah ini selesai.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu segala kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu kami harapkan.

Malang, 17 Juni 2019

Kelompok7

KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN” ii


Bab 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ilmu fisika dan kimia mempengaruhi psikologi dengan memberi cara berfikir baru
mengenai objek, apa yang harus dipelajari, dan bagaimana mempelajarinya. Teori medan
dalam fisika menunjukkan fenomena listrik/magnet, dan grafitasi mempengaruhi medan
disekitarnya. Adopsi teori medan dalam psikologii kepribadi dilakukan oleh kurt lewin.
Memakai asumsi gesalt, lewin mendasarkan pengembangan teorinya berdasarkan 3 asumsi:

1. Dasar pemahaman psikologi bukan elemen (rincian jiwa) tetapi slaing hubungan, pola
atau konfigurasi. Elemen digambarkan untuk memahami saling hubungannya, bukan wujud
dan ukurannya.

2. Beberapa saling hubungan menjadi dasar dari saling hubungan yang lain, sehingga dapat
dideskripsikan kecenderungan kepribadian bergerak menuju kesatuan gestalt.

3. Psikologi seharusnya difahami dalam bentuk teori medan (field theory), di mana “field”
adalah sistem pengaturan diri yang ditentukan oleh saling hubungan antar bagian-bagian
dari unsur yang mendukung sistem itu.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Siapakah Kurt Lewin ?

1.2.2 Bagaimana struktur kepribadian menurut Kurt Lewin ?

1.2.3 Bagaimana dinamika kepribadian menurut Kurt Lewin ?

1.2.4 Bagaimana perkembangan kepribadian menurut Kurt Lewin ?

1.2.5 Seperti apa aplikasi dari teori medan menurut Kurt Lewin ?

1.3 Tujuan

KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN” 1


1.3.1 Mengetahui biografi Kurt Lewin.

1.3.2 Memahami struktur kepribadian Kurt Lewin.

1.3.3 Memahami dinamika kepribadian Kurt Lewin.

1.3.4 Memahami perkembangan kepribadian Kurt Lewin.

1.3.5 Mengetahui aplikasi teori medan Kurt Lewin.

KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN” 2


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Kurt Lewin

Salah seorang ahli ilmu jiwa yang sangat berjasa pada lapangan psikologi social adalah
Kurt Lewin yang berusia pendek (meninggal pada tahun 1946). Kurt Lewin dilahirkan di Prusia
pada tahun 1890. Saat kuliah di Universitas Freiberg ia mengambil jurusan Farmasi, namun
kemudian ia pindah ke jurusan biologi di Universitas Munich. pada April 1910, ia transfer lagi
ke jurusan Biologi di Universitas Berlin, Pada tahun 1911, minatnya berubah ke filsafat
sehingga ia banyak mengambil mata kuliah psikologi pada tahun tersebut. Disertasi
doktoralnya mengambil topik terkait asosiasi, kemauan, dan niat. dan mendapat gelar doctor di
Universitas Berlin pada tahun 1914.

Setelah ikut perang dunia I, dia kembali ke Berlin dan bekerja sebagai instruktur dan
asisten research pada ”lembaga Psikologi”, bekerja sama dengan Wertheirmer dan Kohler.
Pada tahun 1926 diangkat menjadi guru besar dalam ilmu Filsafat dan Psikologi.

Ia juga telah mengenalkan aliran baru dalam psikologi yang disebut Topological
Psychology atau Field-Psychology. Field-Psychology ini menyatakan bahwa untuk meneliti
tingkah laku manusia dengan sebaik-baiknya, manusia itu hidup dalam suatu field, yaitu suatu
lapangan kekuatan-kekuatan fisis dan psikis yang senantiasa berubah-rubah menurut
situasinya.

Pada tahun 1933 kekuasaan Hitler meningkat dan keadaan politik semakin memburuk,
dia pindah ke Amerika Serikat dan menetap disana sampai akhir hidupnya (1947). Dia adalah
seorang professor dalam bidang psikologi kanak-kanak di Universitas Cornell selama dua
tahun (1933-1935) sebelum dipanggil ke Universitas negeri Iowa sebagai profesor psikologi
pada Badan Kesejahteraan Anak. Pada tahun 1945, Lewin menerima pengangkatan sebagai
profesor dan direktur Pusat Penelitian untuk dinamika kelompok di Institut Teknologi
Massachussetts. Pada waktu yang sama, ia menjadi direktur dari Commission of Community
Interrelation of The Amerika Jewish Congress, yang aktif melakukan penelitian tentang
masalah masalah kemasyarakatan. Ia meninggal secara mendadak karena serangan jantung di
Newton Ville, Massachussetts, pada tanggal 9 Februari 1947 pada usia 56 tahun.

KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN” 3


2.2 STRUKTUR KEPRIBADIAN

2.2.1 Unsur-unsur Pembentukan Kepribadian

Pendekatan matematis yang dipakai Lewin untuk menggambarkan ruang hidup disebut
topologi. Fokusnya saling hubungan antara segala sesuatu di dalam jiwa manusia, hubungan
antara bagian dengan bagian dan antara bagian dengan keseluruhan, lebih dari sekedar ukuran
dan bentuk.

2.2.2 Ruang Hidup ( Life Space)

Ruang hidup adalah selurus isi elips : keseluruhan kumpulan fakta, yang ada pada sat,
yang mempengaruhi/menentukan tingkah laku, yang merupakan gabungan antara daerah
pribadi dan daerah lingkungan psikologis, secara matematis dituliskan dalam :

RH = (P+E)

RH = Ruang hidup; P = Daerah Pribadi; E = Daerah Lingkungan Psikologis.

a. Daerah Pribadi

Daerah pribadi digambarkan dengan lingkaran tertutup, dimana pribadi adalah kesatuan
yang terpisah dari hal lain di dunia tetapi tetap menjadi bagian dari dunia. Daerah pribadi dibagi
2 bagian besar :

1. Daerah Persepsi-Motorik : daerah yang menghubungkan pribadi-dalam dengan


lingkungan psikologis. Pribadi-dalam mempengaruhi tingkahlaku melalui fungsi
motorik, sebaliknya lingkungan psikologis mempengaruhi pribadi-dalam melalui
proses persepsi.

KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN” 4


2. Daerah Pribadi-Dalam : berisi aspek-aspek motivasional. Dibatasi oleh daerah persepsi-
motorik sehingga tidak dapat berhubungan langsung dengan lingkugan psiologis.
Aspek-aspek motivasional di dalam pribadi-dalam, digambarkan dalam pecahan-
pecahan daerah, disebut sel.

3. Sel : sel yang berdekatan dengan daerah persepsi-motorik disebut sel perifer, sedang
sel yang berada ditengah-tengah disebut sel sentral. Semakin dekat dengan lingkaran
daerah persepsi-motorik, dorongan motivasional itu semakin besar pengaruhnya
terhadap tingkahlaku manusia.
b. Daerah Lingkungan Psikologis

Daerah didalam elips tetapi diluar lingkaran adalah daerah lingkugan psikologis.

1. Region : Semua stimulus ditangkap oleh persepsi dan kemudian mempengaruhi atau
menjadi bagian yang ‘menyibukkan’ fungsi kognitif manusia berarti stimulus itu
mempunyai tempat tertentu yang disebut region dalam lingkungan psikologis
seseorang.
2. Bondaris : Semua garis yang tertera pada diagram itu, bisa merupakan batas antar sel,
antar region atau antara daerah lingkungan psikologis dengan daerah persepsi-motorik
dan antara daerah persepsi-motorik dengan daerah pribadi-dalam. Dalam diagram
tersebut terdapat bondaris tipis yang bersifat permeabel (mudah ditembus dan dua
daerah yang dibatasi dapat saling berinteraksi) sedangkan bondaris tebal bersifat tak-
permeabel (tidak dapat ditembus dan dua daerah yang dibatasi tidak saling
mempengaruhi).
c. Lingkungan Non-Psikologis
KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN” 5
Luasnya tidak terhingga. Apa saja yang ada tetapi tidak menjadi stimulus bagi diri
seseorang.

2.2.3 Isi-isi Ruang Hidup

Fakta-fakta di kehidupan nyata atau sekitar seseorang yang menjadi stimulus termasuk
kelompok region, bagian daerah lingkungan psikologis. Fikiran-fikiran yang tiba-tiba
menganggu/muncul termasuk dalam kelompok sel, bagian dari pribadi-dalam. Fakta diluar
atensi seseorang berada di daerah luar ruang hidup fakta itu berada didaerah non-
psikologis. Fakta yang ada di dalam daerah pribadi-dalam disebut kebutuhan, dan fakta
yang ada di dalam lingkungan psikologis berupa objek.

2.3 DINAMIKA KEPRIBADIAN


2.3.1 Enerji, Tegangan, dan Kebutuhan
a. Enerji : yang dipakai untuk kerja psikologis disebut enerji psikis. Enerji muncul dari
perbedaan tegangan antar sel atau antar region.
b. Tegangan : mempunyai 2 sifat : pertama, tegangan cenderung menjadi seimbang (tinggi
ke rendah). Kedua, kecenderungan untuk menekan bondaris sistem yang mewadahi.
c. Kebutuhan : Tegangan disatu sel meningkat karena munculnya kebutuhan. Kebutuhan
itu mencaup pengertian motif, keinginan dan dorongan. Menurut lewin, dalam
sistemnya, hanya kebutuhan yng muncul pada saat ini yang akan menghasilkan dampak
terhadap situasi. Kebutuhan menjadi spesifik karena dihubungkan dengan objek
tertentu, akibat pengaruh interaksi sosial dan budaya.
2.3.2 Tindakan
Tegangan yang terkumpul dalam sistem pribadi-dalam akan menekan bondaris dan
kemudian enerjinya menerobos ke daerah persepsi-motorik, tidak langsung menghasilkan
gerakan. Dibutuhkan dua konsep yaitu valensi dan vektor untuk menghubungkan motivasi
di pribadi-dalam dengan tindakan yang bertujuan di daerah lingkungan psikologi.

a. Valensi : nilai region dari lingkungan psikologis bagi pribadi. Misalnya, bagi orang
yang lapar region yang terisi makanan mempunyai valensi positif. Jika orang takut pada
anjing maka region berisi anjing yang bervalensi negatif, karena itu dapat
meningkatkan tegangan (rasa takut) pribadi. Faktor lainnya dari pengalaman dan
budaya mempengaruhi valensi.

KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN” 6


a. Valensi Positif b. Valensi Negatif

P Makanan P Anjing
Lapa + Taku -
r t
a b
Contoh :
+ +
a) Valensi Positif : Seseorang yang lapar, akan mencari makanan.
b) Valensi Negatif : Seseorang yang takut pada anjing.
b. Vektor (kekuatan) : Tingkah Laku akan terjadi kalau ada kekuatan yang cukup
mendorongnya. Arah dan kekuatan vektor adalah fungsi dari valensi positif dan negatif
dari satu atau lebih region dalam lingkungan psikologis. Hasil gerakannya merupakan
jumlah dari semua vekor.
c. Lokomosi : Lingkaran pribadi dapat pindah dari satu tempat ke tempat lain di dalam
daerah lingkungan psikologis, berupa gerak fisik atau perubahan fokus perhatian.
Contoh : seorang anak perempuan yang menginginkan boneka tetapi terhalang oleh ibu
juga uang. digambarkan seperti ini :

Boneka Boneka
P + P +

+ +
a b

+
IBU + +
IBU
Boneka Boneka
P + P Tmn
+ + +

Uang Uang
+
c d

+
2.3.3 Event
Dinamika jiwa dalam bentuk gerakan atau aksi di daerah ruang hidup, dalam bentuk
peristiwa atau event. Event adalah hasil interaksi antara dua atau lebih fakta baik di daerah
pribadi maupun di daerah lingkungan.
a. Keterhubungan : dua atau lebih fakta berinteraksi.

KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN” 7


b. Kenyataan : Fakta harus nyata-nyata ada dalam ruang hidup.
c. Kekinian : fakta harus kontemporer. Hanya fakta masa kini yang menghasilkan
tingkahlaku masa kini.
2.3.4 Konflik
Terjadi diaerah lingkungan psikologis. Situasi dimana seseorang menerima kekuatan-
kekuatan yang sama besar tetapi arahnya berlawanan. Kombinasi dari arah dan kekuatan
itu disebut jumlah kekuatan, yang menjadi kecenderungan lokomosi pribadi. Ada beberapa
jennis kekuatan, bertindak seperti vektor : Kekuatan Pendorong; Kekuatan Penghambat;
Kekuatan Kebutuhan Pribadi; Kekuatan Pengaruh; Kekuatan non manusia.
a. Konflik Tipe 1 : ada tiga macam :
- Konflik mendekat-mendekat

+ Piknik + main

Anak

Driving main Driving piknik

- Konflik menjauh-menjauh

- Tugas - hukuman

Anak Restrain
Restrain tugas
Hukuman

- Konflik Mendekat-menjauh

- Kolam
Driving Restrain
Perahu Kolam

Anak +Perahu

KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN” 8


b. Konflik Tipe 2 :Konflik yang kompleks bisa melibatkan lebih dari dua kekuatan.

Restrain
region

Restrain
Anak Belajar
Belajar
Restrain
region
Region aturan ayah ..

c. Konflik Tipe 3 : Orang Berusaha mengatasi kekuatan-kekuatan penghambat, sehingga


konflik menjadi terbuka, ditandai sikap kemarahan, agresi, pemberontakan, atau
sebaliknya penyerahan diri yang neurotik.
2.3.5 Tingkat Realita
Realita berisi lokomosi, aktual, dan tak-realita berisi lokomasi imajinasi. Realita dan tak-
realita adalah suatu kontinum, dari ekstrim realita sampai ekstrim tak realita. Konsep realita
dan tingkat realita juga diterapkan pada daerah pribadi seperti pada daerah lingkungan
psikologis.
2.3.6 Menstruktur Lingkungan
Lingkungan psikologis adalah konsep yang sangat mudah berubah. Dinamika dari
lingkungan dapat berubah dengan tida cara yakni melalui perubahan valensi, vektor, dan
bondaris.
2.3.7 Mempertahankan Keseimbangan
Kecenderungan mencapai keseimbangan itu tidak berarti membuat diri seimbang
sempurna, tetapi menyeimbangkan semua tegangan dalam daerah pribadi dalam.

2.4 PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN


Bagi lewin, perkembangan adalah sesuatu uyag kongkrit dan kontinyu, usia dan tahapan
perkembangan dianggapnya tidak terlalu banyak membantu memahami perkembangan
psikologis.
2.4.1 Perubahan Tingkahlaku
Semakin bertumbuh orang semakin bebas bergerak dan orientasi waktu semakin luas.

KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN” 9


a. Organisasi : Bertambahnya usia membuat orang semakin sadar pentingnya
pengorganisasian
b. Hirarkis : Tingkahlaku menjadi hirarkis, anak-anak bermain untuk memperoleh
kepuasan dari permainan itu. Semakin dewasa mereka memakai permainan sebagai
instrumen untuk memperoleh kepuasan bersaing dengan teman lain, dan bersaing
mejnadi instrumen untuk memacu diri berguna mencapai tujuan.
c. Realistis : Sesudah kemasakan dicapai, kemampuan kita untuk membedakan
realitas dengan fantasi meningkat. Meningkatnya realisme persepsi lebih dikenali
pada area hubungan sosial.
d. Efektif : Kemasakan juga membuat tingkahlaku menjadi semakin ‘ekonomis’.
2.4.2 Diferensiasi dan Integrasi
Diferensiasi salah satu kunci konsep lewin, untuk menjelaskan peningkatan valensi
tingkahlaku, kebebasan bergerak dihubungkan dengan kemampuan untuk mengerjakan
hal yang berbeda-beda, perluasan orientasi waktu, dan perbedaan antara yang nyata dan
tidak nyata. Kekuatan bondaris itus emakin meningkat bersama dengan pertambahan
usia. Konsep saling ketergantungan yang terorganisir menjelaskan bagaimana daerah
pribadi dalam dan daerah lingkungan psikologis yang semakin terdeferensiasi dan
semakin otonom, dapat bekerja sama meghasilkan tingkahlaku yang integratif.
2.4.3 Regresi
Perkembangan bisa bergerak mundur. Dua macam gerakmundur perkembangan,
regresi dan retrogresi. Retrogresi adalah kembali ke bentuk tingkahlaku lebih awal
dalam sejarah kehidupan manusia, sedang regresi adalah kembali ke bentuk
tingkahlaku yang lebih primitif tidak peduli apakah pribadi pernah melakukan hal itu.

2.5 APLIKASI
2.5.1 Zeigarnik Effect
Zeigarnik Effect ini menjelaskan mengapa tugas yang belum selesai lebih lama
menempel dalam ingatan, dibandingkan tugas yang sudah selesai.
Asumsi 1 : Maksud-tujuan, untuk mencapai tujuan tertentu berhubungan dengan
tegangan dalam suatu sistem pribadi. Intensi membuat jumlah tegangan meningkat (>
0) .

1
KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN”
0
Asumsi 2 : Ketika tujuan tercapai (meningkat > 0), tegangan dari sistem yang terkait
dengan tujuan itu menjadi reda (0).
Asumsi 3 : Tegangan untuk mencapai tujuan (yang belum tercapai), akan memperkuat
tenaga untuk bereaksi menuju tujuan itu.
Asumsi 3A : Kekuatan orang untuk mengingat tujuan (yang belum tercapai) tergantung
pada teganagn dari sistem tujuan itu.
2.5.2 Psikologi Sosial
Teori Lewin semula dimaksudkan sebagai teori kepribadian, ternyata berkembang di
ranah psikologi sosisal.

2.6 EVALUASI
Teori Lewin memang tidak utuh karena tidak ada membahas psikopatologi dan
psikoterapi.
Kritik terhadap teori Lewin , dikelompokkan 4 topik :
1. Penggambaran topologis dan viktorial dari Lewin tidak mengungkapkan sesuatu
yang baru tentang tingkahlaku.
2. Lewin tidak mengelaborasi pengaruh lingkungan luar atau lingkungan objektif.
3. Lewin kurang memperhatikan sejarah individu pada masa lalu sebagai penentu
tingkahlaku.
4. Lewin menyalahgunakan konsep ilmu alam dan konsep matematika

1
KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN”
1
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kurt Lewin adalah Salah seorang ahli ilmu jiwa yang sangat berjasa pada lapangan
psikologi social. Kurt Lewin dilahirkan di Prusia pada tahun 1890. Di pernah belajar di
Universitas Freiberg, Munich, Berlin. Selain Teori Medan, Lewin juga memiliki Teori
Struktur, Dinamika dan Perkembangan Kepribadian.

Unsur-unsur pembentuk kepribadian menurut Kurt Lewin ada 4 yaitu, Ruang Hidup
mengandung semua kemungkinan fakta yang dapat menentukan tingkah laku individu,
Lingkungan Psikologi berhenti pada batas pinggir elips, tetapi batas antara pribadi dan
lingkungan juga bersifat dapat ditembus. Pribadi adalah heterogen, terbagi menjadi bagian-
bagian yang terpisah meskipun saling berhubungan dan saling bergantung. Dan yang
terakhir lingkungan non-psikologis Luasnya tidak terhingga, apa saja yang ada tetapi tidak
menjadi stimulus bagi diri seseorang. Dinamika Kepribadian dari Kurt Lewin
yaitu,energy,tegangan,kebutuhan,tindakan,valensi,vector,lokomodasi,event,konflik,tingka
t realita, menstruktur lingkungan, dan mempertahankan keseimbangan.

1
KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN”
2
Daftar Pustaka

Gerungan, DR. W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama.

Suryabrata, Sumandi.2013. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Rajagrafindo persada.

1
KELOMPOK 7 PARADIGMA KOGNITIF “KURT LEWIN”
3

Anda mungkin juga menyukai