Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI

“TEORI KEPRIBADIAN MENURUT KURT


LEWIN”

OLEH :
Kelompok 6
PSIK IV/A

1. Nursanti (Ketua Kelompok)


2. Milvan duani
3. Ni Wayan Sutari
4. Gabriel Abinae
5. Masyita Nandasyah
6. Wahyu Nugraha
7. Moh. Novaldi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INDONESIA JAYA PALU
2016

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat

dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul Teori

Kepribadian Menurut Kurt Lewin”. Makalah ini kami rangkai guna untuk

memenuhi tugas mata kuliah Psikologi .Manusia pasti memiliki kekurangan seperti

halnya dalam pembuatan tugas ini pun penyusun banyak sekali kekurangan. Untuk itu,

penyusun selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca guna kemajuan bersama.

Demikian sedikit pengantar dari penyusun. Semoga makalah ini memberikan informasi

bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi

kita semua. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan tugas ini.

Palu, 25 Mei 2016

Penyusun,

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan penulisan ............................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Kurt Lewin .......................................................................... 4
B. Konsep Utama Teori Kurt Lewin ...................................................... 5
C. Teori Kepribadian Kurt Lewin .......................................................... 6
D. Teori Belajar Medan Kognitif Kurt Lewin........................................ 11
E. Evaluasi Konsep Medan Kognitif .................................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang kompleks, kekompleksitasan manusia itu tiada
taranya di muka bumi ini. Manusia lebih rumit dari makhluk apapun yang bisa dijumpai
dan jauh lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat. Manusia juga sulit dipahami
karena keunikannya. Dengan keunikannya, manusia adalah makhluk tersendiri dan
berbeda dengan makhluk apapun. Juga dengan sesamanya. Tetapi, bagaimanapun
sulitnya atau apapun hambatannya, manusia ternyata tidak pernah berhenti berusaha
menemukan jawaban yang dicarinya itu. Dan barang kali sudah menjadi ciri atau sifat
manusia juga untuk selalu mencari tahu dan tidak pernah puas dengan pengetahuan-
pengetahuan yang diperolehnya, termasuk pengetahuan tentang dirinya sendiri dan
sesamanya.
Sekian banyak upaya yang telah diarahkan untuk memahami manusia. Tetapi
tidak semua upaya tersebut membawa hasil, namun upaya pemahaman tentang manusia
tetap memiliki arti penting dan tetap harus dilaksanakan. Bisa dikatakan bahwa kualitas
hidup manusia, tergantung kepada peningkatan pemahaman kita tentang manusia. Dan
psikologi, baik secara terpisah maupun sama-sama dengan ilmu-ilmu lain, sangat
berperan secara mendalam dalam penganganan masalah kemanusiaan ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari makalah
ini antara lain:
1. Bagaimana Biografi dari Kurt Lewin?
2. Bagaimana Konsep Utama teori kepribadian menurut Kurt Lewin?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang dapat dirumuskan dalam
pembuatan makalah ini antara lain untuk mengetahui biografi dan teori kepribadian
menurut Kurt Lewin.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Kurt Lewin

Kurt Lewin lahir pada tanggal 9 September 1890 disuatu desa kecil di Prusia,
daerah dosen. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara, Lewin menyelesaikan
sekolah menengahnya di Berlin tahun 1905 kemudian ia masuk Universitas di Freiburg
dengan maksud belajar ilmu kedokteran, tetapi ia segera melepaskan idenya ini dan
setelah satu semester belajar psikologi pada universitas di sana. Setelah meraih gelar
doktornya pada tahun 1914, Lewin bertugas di ketentaraan Jerman selama empat tahun.
Pada akhir perang ia kembali ke Berlin sebagai instruktur dan asisten penelitian pada
lembaga Psikologi.

Lewin menghabiskan sisa sisa hidupnya di Amerika Serikat. Ia adalah profesor


dalam bidang psikologi anak-anak pada Universitas Cornell selama dua tahun (1933-
1935) sebelum dipanggil ke Universitas negeri Iowa sebagai profesor psikologi pada
Badan Kesejahteraan Anak. Pada tahun 1945, Lewin menerima pengangkatan sebagai
profesor dan direktur Pusat Penelitian untuk dinamika kelompok diInstitut Teknologi
Massachussetts. Pada waktu yang sama, ia menjadi direktur dari Commission of
Community Interrelation of The Amerika Jewish Congress, yang aktif melakukan
penelitian tentang masalah masalah kemasyarakatan. Ia meninggal secara mendadak
karena serangan jantung di Newton Ville, Massachussetts, pada tanggal 9 Februari
1947 pada usia 56 tahun.
Kurt Lewin (1890-1947) di sebut-sebut sebagai Bapak Psikologi Sosial
karena buah karya dan pemikiran-pemikirannya yang memiliki dampak yang

5
mendalam terhadap psikologi sosial terutama dalam masalah dinamika kelompok dan
penelitian tindakan. Pemikirannya pula tentang psikologi medan.

B. Konsep Utama Teori Kurt Lewin

Teori medan merupakan sekumpulan konsep dengan dimana seseorang dapat


menggambarkan kenyataan psikologis. Konsep ini harus cukup luas untuk dapat
diterapkan dalam semua bentuk tingkah laku, dan sekaligus juga cukup spesifik untuk
menggambarkan orang tertentu dalam suatu situasi konkret. Lewin juga
menggolongkan teori medan sebagai“suatu metode untuk menganalisis hubungan
hubungan kausal dan untuk membangun konstruk-konstruk ilmiah”.

Ciri ciri utama dari teori Lewin, yaitu :


1) Tingkah laku adalah suatu fungsi dari medan yang ada pada waktu tingkah laku
itu terjadi.
2) Analisis mulai dengan situasi sebagai keseluruhan dari mana bagian bagian
komponennya dipisahkan.
3) Orang yang kongkret dalam situasi yang kongkret dapat digambarkan secara
matematis.

Konsep konsep teori medan telah diterapkan Lewin dalam berbagai gejala
psikologis dan sosiologis, termasuk tingkah laku bayi dan anak-anak, masa adolsen,
keterbelakangan mental, masalah masalah kelompok minoritas, perbedaan perbedan
karakter nasional dan dinamika kelompok.

Berikut akan membahas Teori Lewin tentang struktur, dinamika dan


perkembangan kepribadian yang dikaitkan dengan lingkungan psikologis, karena
orang-orang dan lingkungannya merupakan bagian-bagian ruang kehidupan (life

6
space) yang saling tergantung satu sama lain. Life space digunakan Lewin sebagai
istilah untuk keseluruhan medan psikologis.

C. Teori Kepribadian Kurt Lewin

Teori Lewin ini dapat dimengerti dalam rangka struktur, dinamika dan
perkembangan kepribadian.

1) Struktur Kepribadian
Kenyataan psikologi yang selalu dipegang Lewin ialah bahwa pribadi itu
selalu ada dalam lingkungannya, pribadi tidak dapat dipikirkan lepas dari
lingkungannya.

a) Pribadi
Pribadi itu secara struktural ialah dengan cara melukiskan pribadi itu sebagai
keseluruhan yang terpisah dari hal-hal lainnya yang di dunia ini. Menurut Lewin,
pribadi adalah heterogen, terbagi menjadi bagian bagian yang terpisah meskipun
saling berhubungan dan saling bergantung. Daerah dalam personal dibagi menjadi
sel-sel. Sel-sel yang berdekatan dengan daerah konseptual motor disebut sel sel
periferal sel-sel dalam pusat lingkaran disebut sel-sel sentral.
Sistem motor bertidak sebagai suatu kesatuan karena biasanya lahannya dapat
melakukan suatu tindakan pada satu saat. Begitu pula dengan sistem perseptual
artinya orang hanya dapat memperhatikan dan mempersepsikan satu hal pada satu
saat. Bagian bagian tersebut mengadakan komunikasi dan interdependen; tidak
bisa berdiri sendiri.

b) Lingkungan Psikologis
Meskipun pribadi dikelilingi oleh lingkungan psikologisnya, namun ia
bukanlah bagian atau termasuk dalam lingkungan tersebut. Lingkungan

7
Psikologis berhenti pada batas pinggir elips, Tetapi batas antara pribadi dan
lingkungan juga bersifat dapat ditembus.

Hal ini berarti fakta fakta lingkungan dapat mempengaruhi pribadi. secara
matematis:
P= f (LP)
Dan fakta fakta pribadi dapat mempengaruhi lingkungan. Secara matematis :
LP= f (LP)

c) Ruang Hidup

Ruang hidup disebut juga “medan psikologis” (keseluruhan situasi) adalah


totalitas realitas psikologis yang berisikan semua fakta yang dapat mempengaruhi
tingkah laku individu pada sesuatu saat. Dengan kata lain, tingkah laku adalah
fungsi daripada ruang hidup. Dan ruang hidup itu adalah hasil interaksi antara
Pribadi (P) dan lingkungan psikologis (Lp).

d) Diferensiasi Ruang Hidup

Penggambaran ruang hidup (pribadi dalam lingkungan psikologisnya) seperti


yang telah diberikan di muka atau tidak cukup menggambarkan kenyataan yang
sebenarnya, sebab dalam kenyataannya baik pribadi maupun lingkungan
psikologisnya itu bukan unitas yang mutlak, tetapi mempunyai diferensiasi.
Diferensiasi ruang hidup terdiri atas dua aspek yaitu Pribadi berdiferensiasi dan
Lingkungan psikologis berdiferensiasi.

8
e) Banyaknya Daerah

Banyaknya daerah itu ditentukan oleh banyaknya faktor-faktor psikologis


yang ada pada sesuatu saat. Apabila hanya ada dua fakta dalam ruang hidup,
pribadi dan ruang psikologisnya, maka hanya ada dua daerah di dalam ruang
hidup.
f) Dimensiasi-dimensiasi Ruang Hidup
Ruang hidup itu mempunyai dimensi waktu dan dimensi realitas-realitas.
- Dimensi Waktu
Kurt Lewin berpegang pada prinsip kekinian. Walaupun menurut prinsip
kekinian masa lampau dan masa depan tidak mempengaruhi tingkah laku kini,
tetapi sikap, perasaan, pikiran mengenai masa lampau atau masa depan
mempengaruhi tingkah laku kini. Karena itu, masa kini harus juga memuat
sangkut-pautnya dengan masa lampau dan masa depan. Lewin menunjukkan
bahwa ruang hidup neonatus dapat digambarkan sebagai medan yang daerah-
daerahnya relatif sedikit dan kurang jelas bedanya satu sama lain.

- Dimensi realitas-irrealitas
Dimensi dalam ruang hidup itu membawa diferensiasi pula dalam dimensi
realitas-realitas. Irrealitas berisikan fakta khayal. Diantara kedua bentuk
ekstrem itu terdapat berbagai taraf, seperti perbuatan itu lebih mempunyai
realitas daripada berbicara tentang perbuatan itu, tujuan yang ideal kurang
sifat realitasnya daripada tujuan yang langsung.

9
2) Dinamika Kepribadian
Di dalam membahas dinamika kepribadian, Lewin mengemukakan konsepsi
yang istilah-istilahnya diambil dari ilmu pengetahuan alam. Pengertian-pengertian
pokok yang dipergunakan Lewin yaitu :
a. Energy (energy)
Lewin berpendapat bahwa tiap gerak atau kerja itu pasti menggunakan
energi. Pribadi dipandangnya sebagai sistem energi. Energi yang menyebabkan
kerja psikologis disebutnya energi psikis. Manusia adalah system energi yang
kompleks. Energi muncul dari perbedaan tegangan antar sel. Tetapi
ketidakseimbangan dalam tegangan juga bisa terjadi antar sel di system
lingkungan psikologis.

b. Tension (tegangan)
Tension atau tegangan adalah keadaan pribadi, keadaan relatif daerah dalam
pribadi yang satu terhadap daerah yang lain. Dalam hal ini Lewin menyebut
daerah itu daerah itu sebagai sistem.

c. Need (kebutuhan)
Kebutuhan adalah keadaan atau sifat pribadi yang menyebabkan
meningkatnya tension. Hal tersebut dapat berupa :
1. keadaan fisiologis, seperti haus, lapar dan sebagainya,
2. keinginan akan sesuatu, seperti baju, mobil dan sebagainya,
3. keinginan mengerjakan sesuatu, seperti bermain bola, nonton dan
sebagainya.

d. Valance (Valensi)
Valensi adalah pengertian yang dipakai oleh Lewin untuk menggambarkan
sifat daripada lingkungan psikologis, yaitu nilai lingkungan psikologis itu bagi
pribadi.

10
e. Force atau Vector
Valensi bukanlah hal yang mendorong pribadi untuk bergerak dalam
lingkungan psikologisnya, tetapi hanya memberi arah gerakan itu. Yang
mendorong adalah force atau vector. Sesuatu gerakan (locomotion) terjadi
apabila ada kekuatan yang cukup besar mendorong pribadi.

f. Locomotion (gerakan)
Cara menggambarkan gerakan itu dengan ilustrasi. Misalnya seorang anak
melewati sebuah toko, dan melihat di etalase toko itu sebuah boneka yang sangat
bagus dan dia ingin memilikinya. Jadi melihat boneka menimbulkan kebutuhan
akan boneka. Misalnya anak itu harus masuk ke toko itu untuk membeli boneka
tersebut, maka hal itu disebut gerakan.

g. Pengubahan atau perubahan struktur (unstruckturierung, restructuring)


Dinamika kepribadian itu juga nampak pada pengubahan atau perubahan
struktur lingkungan psikologis. Pengubahan itu dapat berlangsung dalam
berbagai cara:

1) Nilai daerah-daerah berubah, hal ini dapat :


- Secara kuantitatif dari positif sedikit ke positif banyak, atau dari negatif
banyak ke negatif sedikit.
- Secara kualitatif, dari negatif menjadi positif dan sebaliknya.

2) Vector berubah :
- Berubah dalam arahnya,
- Berubah dalam kekuatannya,
- Berubah dalam arah dan kekuatannya.

11
3) Perkembangan Kepribadian
Hakikat perkembangan itu menurut Lewin adalah perubahan-perubahan
tingkah laku (behavioral changes).
a) Perkembangan berarti perubahan di dalam variasi tingkah laku. Makin
bertambah umur seseorang sampai pada batas-batas umur tertentu maka
variasi kegiatannya, perasaannya, kebutuhannya, hubungan sosialny terus
bertambah.
b) Perkembangan berarti perubahan dalam organisasi dan struktur tingkah
laku.
c) Perkembangan berarti bertambah luasnya arena aktivitas. Makin
bertambah dewasa anak, maka arena aktivitasnya bertambah luas.
d) Perkembangan berarti perubahan dalam taraf realitas. Makin bertambah
umur anak, maka dimensi realitas-irrealitas juga berubah.
e) Perkembangan berarti makin terdiferensiasinya tingkah laku. Tingkah
laku anak kecil bersifat difus. Setelah anak menjadi lebih besar, maka
tingkah lakunya makin terdiferensiasikan.
f) Perkembangan berarti diferensiasi dan stratifikasi. Makin bertambah
umur orang, maka makin bertambah daerah-daerah di dalam pribadinya
dan di dalam lingkungan psikologisnya.

D. Teori belajar medan kognitif kurt lewin

Kurt Lewin (1892-1947) menaruh perhatian pada kepribadian dan psikologisosial.


Lewin memandang bahwa masing-masing individu berada di dalam suatu medan
kekuatan, yang bersifat psikologis. Medan kekuatan psikologis dimana individu
bereaksi disebut sebagai ´Life Space´. Life Space mencakup perwujudan lingkungan

12
dimana individu bereaksi, misalnya: orang-orang yang ia jumpai, objek material yang
ia hadapi, serta fungsi-fungsi kejiwaan yang ia miliki.

Lewin berpendapat bahwa tingkah laku merupakan hasil tindakan antar kekuatan-
kekuatan, baik yang dari:
· Dalam diri individu seperti; tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan
· Luar diri individu, seperti;tantangan dan permasalahan.

Dalam medan hidup ini ada sesuatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi
untuk mencapainya selalu ada barier atau hambatan. Individu memiliki satu atau
sejumlah dorongan dan berusaha mengatasi hambatan untuk mencapai tujuan
tersebut. Apabila individu telah berhasil mencapai tujuan, maka ia masuk ke
dalam medan atau lapangan psikologis baru yang di dalamnya berisi tujuan baru
dengan hambatan-hambatan yang baru pula. Demikian seterusnya individu
keluar dari suatu medan dan masuk ke medan psikologis berikutnya.

Hall dan Lindzey merangkum poin utama Teori Medan Kognitif Lewin
sebagai berikut:

- Perilaku adalah fungsi dari medan yang ada pada saat perilaku tersebut terjadi.
- Analisa tingkah laku dimulai dengan situasi sebagai keseluruhan dari komponen-
komponen tingkah laku yang terpisah dan berbeda.
- Individu yang konkret dalam sebuah situasi nyata (konkret) dapat digambarkan
secara matematis.

Dalam teori ini kita juga bisa melihat bagaimana Kurt Lewin berpertautkan
pemahaman dari topologi (lifespace misalnya), psikologi (kebutuhan, aspirasi), dan
sosiologi (misalnya medan gaya-motif yang jelas tergantung pada tekanan kelompok).
Ketiganya saling berhubungan dalam sebuah tingkah laku. Intinya, teori medan
merupakan sekumpulan konsep dimana seseorang dapat menggambarkan kenyataan

13
psikologis. Konsep-konsep teori medan telah diterapkan Lewin dalam berbagai
gejala psikologis dan sosiologis, termasuk tingkah laku bayi dan anak anak, masa
adolesen, keterbelakangan mental, masalah-masalah kelompok minoritas, perbedaan
perbedaan karakter nasional dan dinamika kelompok.

1) Penggunaan Teori Medan dalam Belajar


a) Belajar sebagai perubahan sistem kognitif
Teori Medan (Field Theory) Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam
situasi belajar berada dalam satu medan atau lapangan psikologis. Menghadapi suatu
tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hanbatan itu yaitu dengan mempelajari
bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah
tercapai, maka ia akan masuk ke dalam medan baru dan tujuan baru, demikian
seterusnya.
Menurut teori ini belajar berusaha mengatasi hambatan-hambatan untuk mencapai
tujuan. Kurikulum sekolah dengan segala macam tuntutannya, berupa kegiatan belajar
di dalam kelas, laboratorium, di workshop, di luar sekolah, penyelesaian tugas-tugas,
ujian-ulangan dan lain-lain, pada dasarnya merupakan hambatan yang harus diatasi.

Menurut Lewin belajar terjadi akibat adanya perubahan struktur kognitif. Perubahan
kognitif adalah hasil dari dua macam kekuatan yaitu struktur medan kognitif dan
motivasi internal individu.

Apabila seseorang belajar, maka dia akan tambah pengetahuannya. Artinya tahu
lebih banyak dari pada sebelum ia belajar. Ini berarti ruang hidupnya lebih
terdiferensiasi, lebih banyak subregion yang dimilikinya, yang dihubungkan dengan

14
jalur-jalur tertentu. Dengan kata lain orang tahu lebih banyak tentang fakta-fakta dan
saling berhubungan antara fakta-fakta itu.

Perubahan struktur pengetahuan (struktur kognitif) dapat terjadi karena ulangan;


situasi mungkin perlu diulang-ulang sebelum strukturnya berubah. Akan tetapi
yang penting bukanlah bahwa ulangan itu terjadi, melainkan bahwa struktur kognitif
itu berubah. Dengan pengaturan masalah (problem) yang lebih baik, struktur mungkin
dapat berubah dengan ulangan yang sangat sedikit. Hal ini telah terbukti dalam
ekserimen mengenai insight. Terlalu banyak ulangan tidak menambah belajar;
sebaliknya ulangan itu mungkin menyebabkan kejenuhan psikologis (pychological
satiation) yang dapat membawa disorganisasi (kekacauan) dan dediferensiasi
(kekaburan ) dalam sistemkognitif.

Perubahan dalam struktur kognitif ini untuk sebagian berlangsung dengan


prinsip pemolaan (patterning) dalam pengamatan, jadi disinilah lagi terbukti betapa
pentingnya pengamatan itu dalam belajar. Perubahan itu disebabkan oleh kekuatan
yang telah intrinsik ada dalam struktur kognitif. Tetapi struktur kognitif itu juga
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan yang ada pada individu. Disinilah terjadi
belajar dengan motivasi.

15
E. Evaluasi konsep Medan kognitif
Kritik terhadap teori Lewin dapat dikelompokkan dalam 5 topik yaitu:

1. Lewin tidak mengelaborasi pengaruh lingkungan luar atau lingkungan


obyektif,memang dikemukakan sifat bondaris antara lingkungan psikologis dengan
lingkungan obyektif yang permenable, namun hal ini tidak diikuti oleh penjelasan
dinamika bagaimana lingkungan luar itu mempengaruhi region-region atau
menjadi region baru.
2. Lewin kurang memperhatikan sejarah individu pada masa lalu sebagai penentu
tingkah laku. Ini merupakan resiko teori yang mementingkan masa kini dan masa
yang akan datang. Teori ini juga terlalu bersibuk diri dengan aspek-aspek yang
mendalam dari kepribadian sehingga mengabaikan tingkah laku motoris
yangnampak dari luar.
3. Lewin menyalahgunakan konsep ilmu alam dan konsep matematika. Memang tidak
mudah memahami jiwa dengan memakai rumus-rumus matematika. Bahkan Lewin
berani mengambil resiko dengan memakai istilah-istilah dalam matematikadan
fisika untuk dipakai dalam psikologi dengan makna yang sangat berbedadengan
makna aslinya.
4. Penggunaan konsep-konsep topologi telah menyimpang dari arti sebenarnya.
Penggambaran topologis dan vaktorial dari Lewin tidak mengungkapkan
sesuatu yang baru tentang tingkah laku.
5. Banyak konsep dan konstruk yang tidak didefinisikan secara jelas
sehingga memberikan arti yang kabur.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang
bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Kurt Lewin lahir pada tanggal 9 September 1890 disuatu desa kecil di Prusia,
daerah dosen. Kurt Lewin (1890-1947) di sebut-sebut sebagai Bapak Psikologi Sosial
karena buah karya dan pemikiran-pemikirannya yang memiliki dampak yang
mendalam terhadap psikologi sosial terutama dalam masalah dinamika kelompok dan
penelitian tindakan. Pemikirannya pula tentang psikologi medan.

Ciri ciri utama dari teori Lewin, yaitu :


1) Tingkah laku adalah suatu fungsi dari medan yang ada pada waktu tingkah laku
itu terjadi.
2) Analisis mulai dengan situasi sebagai keseluruhan dari mana bagian bagian
komponennya dipisahkan.
3) Orang yang kongkret dalam situasi yang kongkret dapat digambarkan secara
matematis.
B. Saran
Demi kesumpurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesumpurnaan
penulisan ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.


Hall, C.S & Lindzey G. (1985). Introduction Theories of Personality. Singapore:
John Wiley & Sons, Inc.
Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda.
Taufik.(2002) Model-model Konseling. Padang: BK FIP UNP.
Yustinus. (2003). Psikologi kepribadian 1/teori-teori psikodinamik
(klinis).Yogyakarta. Kanisius
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta), 2006

18

Anda mungkin juga menyukai