Disusun Oleh:
(1930901165)
Dosen Pengampu:
FAKULTAS PSIKOLOGI
2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Allah swt, karena
rahmat-Nya lah kita masih diberi kehidupan yang sejahtera. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi kita nabi Muhammad Saw, karena
bimbingannya lah kita bisa berjalan di jalan yang telah diridoi Allah Swt.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu yang telah diberikan oleh
dosen yang tujuannya untuk mempelajari Teori Sullivan Tentang Kepribadian. Harapan
penulis semoga makalah dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana ini dapat
membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca, terutama terhadap sebagai
penulis makalah.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat adanya
kekurangan dan kesalahan baik disengaja maupun kekhilafan, hal itu disebabkan karena
keterbatasan penulis baik dalam pemahamannya maupun dalam referensi yang dijadikan
rujukan dan sumber penyusunan makalah. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini agar kedepannya dapat jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.
Mudah-mudahan penyusunan makalah ini mendapat ridha Allah Swt, serta kita
semua dapat mengambil manfaat keilmuan ataupun wawasan yang terdapat didalam
makalah.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1 Kesimpulan.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sistem self adalah pola tingkahlaku yang konsisten yang mempertahankan
keamanan interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan. Beberapa
macam sistem keamanan yang dipakai sejak usia bayi antara lain:
1. Disosias adalah mekanisme menolak impuls, keinginan dan kebutuhan muncul
ke kesadaran. Disosiasi tidak hilang, tapi ditekan ke ketidaksadaran dan
mempengaruhi tingkahlaku serta kepribadian dari sana.
2. vInatensi, yaitu memilih mana pengalaman yang akan diperhatikan dan yang
tidak perlu diperhatikan. Terhadap pengalaman yang mengancam personifikasi
diri, orang dapat berpura-pura tidak merasakannya.
3. Apati dan pertahanan dgan tidur (somnolent detachment), mirip dengan
inatensi. Pada apatis, bayi tidak memilih objek mana yang harus diperhatikan,
semuanya diserahkan pada pihak luar. Pada pertahanan tidur, bayi tidak perlu
memperhatikan stimulasi manapun.
d. Proses Kognitif (Cognitive Process)
Menurut Sullivan, proses atau pengalaman kognitif dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam;
1. prototaxis (prototaksis) adalah rangkaian pengalaman yang terpisah-pisah
yang dialami pada bayi, dimana arus kesadaran (penginderaan, bayangan, dan
perasaan) mengalir ke dalam jiwa tanpa pengertian “sebelum” dan “sesudah.”
Semua pengetahuan bayi adalah pengetahuan saat itu, di sini dan sekarang.
2. parataxis (parataksis) Sekitar awal tahun kedua, bayi mulai mengenali
persamaanpersamaan dan perbedaan peristiwa, disebut pengalaman parataksis
atau asosiasi.
3. syntaxis (sintaksis) adalah berpikir logis dan realistis, menggunakan lambang-
lambang yang diterima bersama-sama, khususnya bahasa-kata-bilangan. Tiga
model pengalaman kognitif itu terjadi sepanjang hayat. Normalnya, sintaksis
mulai mendominasi sejak usia 4-10 tahun.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Sullivan
Memandang kepribadian sebagai suatu sistem yang fungsi utamanya adalah melakukan
aktivitas-aktivitas yang akan mereduksi ketegangan. Sullivan memandang kepribadian
sebagai perkembangan meliputi enam (6) tahap yang sangat jelas perbedaannya : bayi,
kanak-kanak, masa remaja, pra dewasa, dewasa, awal, dan dewasa akhir.
1. Infancy (bayi)
4
Mulai dari kelahiran hingga belajar bicara (0 hingga 18 bulan).Keinginan utama si
bayi adalah memperoleh makanan. Dan pada usia 9 bulan kehidupannya si bayi mulai
belajar melakukan hal-hal yang memberi kenikmatan baginya, contohnya menghisap
ibu jari.
2. Childhood (kanak-kanak)
Pada periode ini si anak belajar berbicara dan mulai membentuk hubungan dengan
teman sebaya (18 bulan - 4 tahun). Anak mulai belajar menghindari tindakan-tindakan
yang menurut mereka dapat membawa kecemasan atau hukuman.Mereka belajar
menjadi rasionalis dan mulai memberi alasan-alasan yang masuk akal untuk hal-hal
yang telah mereka lakukan.
3. The Juvenile Era (masa remaja)
Anak mulai membutuhkan hubungan dengan teman sebaya yang lebih dekat (4 – 8/10
tahun). Anak juga belajar bekerja sama dan bersaing dengan yang lain. Pada masa ini
anak-anak mulai membandingkan segala sesuatu yang diterima di rumahnya dengan
yang dia temui di luar.Norma moral yang tadinya absolut di rumah, kini menjadi relatif.
4. Pre-Adolescence (pra-dewasa)
Belajar untuk mencintai orang lain (8/10 – 12 tahun). Ini merupakan periode yang
sangat singkat, berlangsung hingga awal pubertas.Ditandai dengan masaknya organ-
organ reproduksi, sehingga secara fisik-biologis remaja siap untuk bereproduksi.
5. Early Adolescence (dewasa awal)
Integrasi kebutuhan akan intimasi dan kepuasan seksual (12 – 16 tahun).
Memandang dunia seperti apa yang dia inginkan bukan sebagaimana adanya. Masa ini
juga dikenal dengan periode pemantapan identitas diri.
6. Late Adolescence (dewasa akhir)
Mulai serius belajar demi karir di masa yang akan datang, mulai memilih-milih
pasangan yang lebih serius dan cita-citanya menjadi lebih realistis (16 – 20 tahun)
7. Maturity
Menggambarkan kematangan seseorang.Seseorang dapat saja dewasa secara
biologis, dan memiliki karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai
anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum.Sebaliknya, seseorang
dapat secara legal dianggap dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung
jawab yang mencerminkan karakter dewasa
5
oleh Tuhan, meskipun takdir yang dimaksud memiliki banyak pilihan. Namun dalam
bentuk aktual, manusia diberi kebebasan untuk mengekspresikannya sehingga
menumbuhkan dinamika tingkah laku
Setiap disiplin ilmu yang obyek kajiannya manusia, bias diasumsikam memeliki
sudut pandang yang berbeda dalam memahami, menelaah, dan menganalisis manusia
terutama yang menkaji dari dimensi jasmani maupun ruhaninya. Untuk itu berikut akan
dijelaskan tentang manusia menurut pandangan Islam, merujuk dari landasan Al-Qur'an.
Tanpaknya untuk menjelaskan secara garis besar tentang manusia membutuhkan
pandanganpandangan dari tokoh intelektual Islam yang representatif, dengan penjelasan
pemikiran memenuhi syarat kompleksitas manusia sebagai obyek kajian. Seorang
totokoh intelektual yang masyhur pemikirannya dan sering dijadikan rujukan salah
satunya adalah Imam Ghazali, dikenal sebagai "Hujjatul Islam" dikalangan dunia Islam
sejak zamannya sampai saat ini. Al-Ghazali telah berusaha menemukan pemahaman
yang cukup mendalam menkaji struktur manusia dari demensi bersifat empiris sampai
kepada yang bersifat non empiris yang dapat dicermati dari gejala luarnya.
Kepribadian Islam adalah pribadi yang dalam memenuhi kebutuhan fisik dan
nalurinya didasarkan pada akidah Islam.
Kepribadian Islam juga bisa diartikan yaitu studi Islam yang berhubungan
dengan tingkah laku manusia berdasarkan pendidikan psikologis dalam relasinya
dengan alam, sesamanya, dan kepada sang khalik-Nya agar dapat meningkatkan
kualitashidupnya di dunia dan akhirat.
Kepribadian Islam yang kuat dipengaruhi oleh kepribadian yang pemikiran dan
kecenderungannya tunduk kepada Islam dengan meraih kesempurnaan dalam memenuhi
kebutuhan fisik dan nalurinya, dengan memenuhi hal-hal yang fardhu dan juga sunnah,
serta menjauhi yang makhruh apalagi haram. Sedang dalam masalah kebendaan
menyukai yang halal saja, kalaupun memilih yang mudah maka akan memilih yang
cenderung memperkuat kepada yang halal atau mendekatkan kepada yang halal. Dan
cenderung menjauhi barang yang haram dan makruh bahkan yang mudah yang
sekiranya condong kepada makruh dan haram.
Struktur kepribadian bisa didefinisikan sebagai aspek atau elemen-elemen yang
terdapat dalam diri manusia yang karenanya kepribadian terbentuk. Elemen-elemen
psikologis di sini bermakana konsep-konsep dasar yang merupakan asumsi dasar bagi
6
pembentukan teori psikologi Islam. Asumsi dasar tersebut diformulasi dari pemahaman
yang mendalam terhadap konsepkonsep Alquran tentang manusia.
2.4. Biografi Sullivan
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA