Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSKOLOGI TRANSPERSONAL

SUMBER, SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI


TRANSPERSONAL
Dosen Pengampu : Indah Cahyani Izzati, M.Psi.

Disusun Oleh :
Mochamad Reza Fianda 2131060146
Nur Laila Farhana 2131060161
Rani Ristia Lanvi 2131060165

Kelompok 3
Psikologi Islam C
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaan-nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan
kepada baginda Habibillah Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada
kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang indah ini.

Kami di sini akhirnya merasa bersyukur karena telah menyelesaikan tugas


makalah Psikologi Traspersonal yaitu “SUMBER, SEJARAH DAN
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI TRANSPERSONAL”. Kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada Ibu Indah Dwi Cahya Izzati, M.Psi. selaku dosen
pengampu mata kuliah Psikologi Transpersonal yang telah memberikan tugas ini
agar kami mengetahui secara mendalam mengenai Sumber, Sejarah dan
Perkembangan Psikologi Transpersonal.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan kami memahami jika
makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami
butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami lain waktu.

Bandar Lampung, 16 April 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Sumber Psikologi Transpersonal..............................................................3

B. Sejarah Psikologi Transpersonal...............................................................4

C. Penggagas Istilah dan Psikologi transpersonal........................................5

D. Tokoh-Tokoh Psikologi Transpersonal......................................................7

BAB III PENUTUP..............................................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi Transpersonal dikenal sebagai aliran keempat (thefourth
force) dalam dunia psikologi. Aliran ini lahir sebagai respons terhadap
perkembangan fisika modern (modern physic) dan munculnya budaya era
baru (new age) di Barat pada pertengahan tahun 1960-an yang
menyebabkan pergeseran kajian psikologi pada wilayah yang sifatnya
spiritual. Bahkan saat ini, aliran ini memiliki dominasi yang sangat
signifikan dalam kajian psikologi dibandingkan dengan aliran-aliran lain,
seperti Behaviorisme, Psikoanalisis, dan Humanistik. Ketiga aliran
tersebut, menurut psikologi transpersonal, terlalu simplifikatif dan reduktif
dalam menggambarkan manusia.
Psikologi Transpersonal lahir dan tumbuh di tengah-tengah
perubahan politik, budaya, dan agama di Amerika pada 1960 an dan 1970
an. Gelombang yang menuntut persamaan hak, dimulai dari protes
mahasiswa terhadap Perang Vietnam sampai gerakan ekologi, pembebasan
perempuan, dan hak-hak kaum homoseksual, melanda seluruh Amerika
dan akhirnya menyeberang ke Eropa. Di bawah protes itu, mengalir arus
spiritual yang kuat.Gereja-gereja darti kelompok minoritas kulit hitam
memberikan inspirasi kepada gerakan persamaan hak. Gereja-gereja dari
mayoritas kulit putih bergabung dengan demonstrasi anti-Perang Vietnam.
Tokoh-tokoh radikal seperti Jerry Rubin, Michael Rossman, Lou Krupnik,
Rennie Davis, dan Noel McInnis menggambarkan perjuangan mereka
dengan tema-tema spiritual dan akhirnya malah ditujukan untuk
pencapaian spiritual.
Istilah Transpersonal pertama kali dipakai oleh Carl Gustav Jung
dalam bahasa Jerman “Uberpersonlich” ketika ia mengenalkan ide tentang
“Collective Unconcious”, dan mempunyai arti yang sama dengan
“Transpersonal Unconsious”, yaitu bentuk ketidaksadaran kolektif yang
dimiliki oleh semua orang dari berbagai ras yang diwariskan dari generasi

1
kegenerasi. Dalam ketidaksadaran kolektif terdapat ribuan arketipe, seperti
ide tentang Tuhan, anima, animus, arketif diri, dll, yang beberapa
diantaranya berkaitan dengan pengalaman-pengalaman spiritual.
B. Rumusan Masalah
1. Darimana sumber sumber psikologi transpersonal?
2. Bagaimana sejarah psikologi transpersonal?
3. Siapa penggagas istilah dan psikologi transpersonal?
4. Siapa saja tokoh-tokoh psikologi transpersonal?
C. Tujuan
1. Mengetahui sumber sumber psikologi transpersonal
2. Mengetahui sejarah psikologi transpersonal
3. Mengetahui siapa penggagas istilah dan psikologi transpersonal
4. Mengetahui siapa saja tokoh-tokoh psikologi transpersonal

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sumber Psikologi Transpersonal


1. Psikoanalisis
Teori psikoanalis adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat
dan perkembangan kepribadian. Tidak yakin yang diutamakan dalam
teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek intern lainnya. Teori
ini berasumsi bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-
konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya
terjadi pada anak-anak atau usia dini
(Helaluddin Syahrul Syawal, 2018)
.
Dalam kajian psikoloanalisa dalam agama adalah adanya faktor-
faktor luar yang mempengaruhi pembentukan dan pelestarian
kehidupan keagamaan. Psikoanalisis berupaya memberikan jawaban
terhadap pertanyaan tentang bagaimana dan sejauh mana perilaku
harus dipahami melampaui makna dasar yang bias dan jelas.
Dalam hubungannya dengan agama, psikoanalisis melahirkan
konsep-konsep yaitu : pertama, agama mempunyai kekuatan untuk
mendorong dan menekan manusia untuk mencapai rasa aman dan
kepuasan, itulah sebabnya manusia mempunyai safat homo religius.
Kedua, perilaku keagamaan tersebut memiliki kesamaan satu sama
lain. Ketiga, orang tua mempengaruhi pembentukan dan
perkembangan perasaan keagamaan anak dengan mengenalkannya
kepada tuhan. Keempat, reaksi negatif seperti dorongan seksual,
kecemasan dan pelanggaran merupakan gejala rasa syukur beragama
yang tidak sehat. Kelima, tuhan dan agama dapt menjadi khayalan
dalam arti alamiah akibat dorongan psikologis. Keenam, agama
authoritarian dapat menghambat perkembangan kemampuan
kemampuan manusia dan mempengaruhi kemampuan berpikir dan
merasa. Manusia mengorbankan kebebasan dan integritasnya karena
merasa dilindungi dan diawasi oleh zat yang maha kuasa.

3
Psikoanalisis menekankan arti terdalam perilaku manusia dengan
kecenderungan pengesampingkan arti lahirnya. Psikoanalisis juga tepat
dengan ilmu agama yang tumbuh dan berkembang dalam pengalaman
hidup manusia, namun teori ini tidak dapat menyelesaikan masalah
kewahyuan dalam agama. Dan psikoanalisis melihat perilaku masa
silamnya sebagai bentuk periaku keagamaan dan seseorang harus
bertanggung jawab atas perilakunya.
2. Behaviorisme
Psikologi behaviorisme dalam melihat manusia adalah sebagai
makhluk yang terkondisikan, yang dikemukakan oleh Wiiliam Sargant
dan B.F.Sinner, kedua tokoh ini berpijak pada teori pengondisiaan
klasisk yang dikembangkan olej T.Pavlov dan J.B.Waston. Teori
pengkondisian menggambarkan proses terbentuknya pola-pola
neorologis dari hasil rangsangan yang dilakukan secara berulang-ulang
(reinforment) yang menghasilkan respon berulang-ulang pula.
Behaviorisme dalam analisis statistic, eksperimental, dan
fisiologis menunjukkan pentingnya pengaruhi. Manusia dapat
menentukan nasibnya lepas dari lingkungannya atau membuat
keputusan lepas dari pengaruh sekelilingnya.
Meskipun demikian behaviorisme berpendirian terlalu positifistis,
deterministis, dan fisiologis sehingga terlalu sedikit berbicara tentang
manusia. Behaviorisme melihat manusia bersifat pasif dan tidak
berinisiatif untuk bergerak. Dengan demikian, tampak bahwa manusia
hanya bertindak untuk kepentingan tertentu. Dan mustahil manusia
bertindak tanpa pamrih. Persoalan kemanusiaan bagi behaviorisme
hanya dapat diselesaikan dengan rekayasa dan manipulasi. Berkaitan
dengan agama, behaviorisme melihatnya mengandung pengaruh yang
mendorong dan menjadi perilaku manusia pada lingkungannya.
B. Sejarah Psikologi Transpersonal
Psikologi transpersonal muncul pada tahun 1960 an dan 1970 an.
Psikologi transpersonal merupakan aliran baru dalam psikologi untuk bisa
menyelesaikan problem-problem kemanusiaan yang diakibatkan ilmu

4
penngetahuan dan teknologi dan juga kehancuran peradaban, serta hal-hal
yang belum terpecahkan oleh teori-teori sebelumnya. Psikologi
transpersonal dapat dikatangan denga psikologi psiritual.
Krisis-krisis kemanusiaan yang melanda dunia Barat, kemudian
mencoba untuk mencari akar dari semua permasalahan nya. Alih-alih
menggali akar tradisi spiritualnya sendiri yakni tradisi Judeo-Kristiani
mereka malah ramai-ramai menoleh ke belahan Timur, terutama negeri
India demi memenuhi spiritualnya.
Tradisi filsafat india ini menawarkan berbagai pendekatan
canggih terhadap struktur diri manusia, yang terkadang saling
bertentangan. Tradisi-tradisi Timur ini, mulai dari Vedanta, Yoga, Buddha,
hingga taoisme, lebih mirip psikoterapi dibndingkan agama atau filsaft.
Hal ini desebabkan adanya penekanan pada mentrasformasikan kesadaran
manusia.
Gelombang yang menuntut persamaan hak, dimulai dari protes
mahasiswa terhadap Perang Vietnam sampai gerakan ekologi, pembebasan
perempuan, dan hak-hak kaum homoseksual, melanda seluruh Amerika
dan akhirnya menyeberang ke Eropa. Di bawah protes itu, mengalir arus
spiritual yang kuat.
Gereja-gereja darti kelompok minoritas kulit hitam memberikan
inspirasi kepada gerakan persamaan hak. Gereja-gereja dari mayoritas
kulit putih bergabung dengan demonstrasi anti-Perang Vietnam. Tokoh-
tokoh radikal seperti Jerry Rubin, Michael Rossman, Lou Krupnik, Rennie
Davis, dan Noel McInnis menggambarkan perjuangan mereka dengan
tema-tema spiritual dan akhirnya malah ditujukan untuk pencapaian
spiritual (Jalaluddin Rahmat, 2004).
C. Penggagas Istilah dan Psikologi transpersonal
Istilah Transpersonal pertama kali dipakai oleh Carl Gustav Jung
dalam bahasa Jerman “Uberpersonlich” ketika ia mengenalkan ide tentang
“Collective Unconcious”, dan mempunyai arti yang sama dengan
“Transpersonal Unconsious”, yaitu bentuk ketidaksadaran kolektif yang
dimiliki oleh semua orang dari berbagai ras yang diwariskan dari generasi

5
kegenerasi. Dalam ketidaksadaran kolektif terdapat ribuan arketipe, seperti
ide tentang Tuhan, anima, animus, arketif diri, dll, yang beberapa
diantaranya berkaitan dengan pengalaman-pengalaman spiritual.
First Force : Psikoanalisa (Sigmund Freud 1856-1939), aliran ini
merupakan penggas awal, Sigmund Freud. Ada beberapa tokoh yang
dikelompokkan. Pada jalur pertama Freudian, selain Sigmund Freud, ada
Anna Freud dan Erik Erikson (ego psychologist). Jalur kedua, dengan
“transpersonal perspective”, pendekatan spiritual, di wakili oleh Carl
Gustav Jung (1875-1961) yang kemudian memisahkan diri dari
psikoanalisa, dan mendirikan aliran psikologi analisa. Dan jalur ketiga
diwakili oleh Alfred Adler (1870-1937) yang mempelopori Psikologi
Individu, Karen Horney dan Erich Fromm. Walaupun berbeda pada
teorinya mereka memiliki kepercayaan yang sama, bahwa jawaban dari
seluruh pertanyaan-pertanyaan penting tentang manusia dan kepribadian
berada dibawah permukaan, tersembunyi, dalam ketidak sadaran
unconsciuos.
Second Force, Beaviorisme lahir di Amerika. (Ivan Petrovich
Pavlov (1849-1936)), merupakan peletak dasar-dasar behaviorisme yang
dikenal dengan refleks berkondisi (conditional reflex); bahwa tingkah laku
sebenarnya tidak lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks-
refleks yang terjadi setelah adanya proses kondisioning dimana refleks-
refleks yang tadinya dihubungkan dengan rangsang-rangsang tak
terkondisi lama kelamaan dihubungkan dengan rangsang terkondisi.
Tokoh-tokoh behaviorisme yang lainnya: William McDougall (1871-
1938), John Broadus Watson (1878- 1958), Edwin Bisell Holt (1873-
1946), Edward Chance Tolman (1886-1959), B.F. Skinner (1904-1990).
Third Force, Psikologi Humanistik (Abraham Maslow 1908-
1970), gagasan yang menuruti ketiga lahir di Amerika. Psikologi ini
muncul sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Keduanya
dianggap telah mereduksi manusia sebagai mesin atau makhluk yang
rendah. Psikoanalisis berkutat pada insting-insting hewani dan memahami
manusia dari perilaku pasien. Dalam kehidupan, kita menemukan orang

6
yang bahagia dalam situasi dan kondisi tertentu, juga orang yang bahagia
dalam situasi dan kondisi apapun. Ada dua aliran utama; Pendekatan
Humanisme yang dipelopori oleh Abraham Maslow, Carl Rogers (1902-
1987), dan George Kelly, dan yang kedua lewat Pendekatan
Eksistensialisme dipelopori oleh Ludwig Binswanger dan Victor Frankl.
Fourth Force, Psikologi Transpersonal, merupakan perluasan
studi tentang kesadaran manusia,dengan memasukkan dimensi agama dan
spiritual (terutama agama-agama timur sebagai landasan teori yang
tidak/kurang diakomodasi oleh ketiga generasi sebelumnya. Tokoh-tokoh
yang mengusung psikologi ini diantaranya Charles T.Tart, ken Wilber,
Stanislav Grof dll.

D. Tokoh-Tokoh Psikologi Transpersonal


Psikologi traspersonal merupakan sebuah aliran baru yang
pengembangan dari psikologi humanistik yang menolak teori dan metode
psikologi dari psikoanalisis dan behaviorisme. Karena aliran ini
pengembangannya dari psikologi humanistik maka tokoh-tokoh psikologi
traspersonal juga tokoh-tokoh sentral psikologi huanistik yang telah
beragam disiplin ilmu.
1. William James,
Mengatakan bahwa sifat manusia yang khas ditemukan
dalam kehiidupan dinamis arus kesadaran manusia. Menurutnya
kesadaran merupakan poin pengalaman manusia khususnya dalam
agama dan kebenaran harus ditemukan, bukan melalui argument
logis, akan tetapi melalui pengamatan atas data pengalaman. Maka
jalan lapang menuju kesadaran keagamaan adalah melalui
pengalaman keagamaan yang diungkapkan orang. Jadi pemahaman
agama bukan hanya sekedar dari dalil-dalil agama yang di anutnya
saja melainkan dari bukti data pengalaman.
Untuk memahami makna psikologis agama, ketika
mempelajari perilaku keagamaan seseorang tidak boleh memulai
dengan kategori ilmiahnya sendiri dan menggunakannya sebagai

7
model untuk menyesuaikan pengalaman manusia, melainkan
pengalaman itu sendiri. Hal ini menyatakan bahwa kita harus
membiarkannya berbicara sendiri dan menerima maknanya apa
adanya. Sebagai ungkapan perasaan batin seseorang.
Kenyataan inilah yang melatar belakangi lahirnya atau
terikatnya dalam suatu agama. Dimana masing-masing aliran dalam
suatu agama memiliki formulanya sendiri-sendiri dalam
mengartikulasikan ajaran agama mereka.
2. Abraham Maslow
Pada teori yang sering dibawakannya adalah aktualisasi diri
self actualization dan pengalaman puncak peak experience. Orang
yang telah tumbuh dewasa dan matang secara penuh adalah orang
yang telah mencapai aktualisasi diri, yaitu yang mengalami secara
penuh gairah tanpa pamrih, dengan konsentrasi penuh dan
mencapai apa yang disebut sebagai manusia yang sempurna atau
insan kamil.
Aktualisasi diri merupakan bahwa manusia memiliki
peluang untuk bisa mengembangkan diri, dan perkembangan pada
mausia yang baik adalah ditentukan dari kemampuan manusia itu
tingkat aktualisasi diri
3. Ken Welber
Yang dikenal sebagai seorang yang berusaha menyusun
teori Integral Psychology. Seringkali ia diidentikkan dengan
penggagas Psycholoy angkatan ke lima Fifth Force yaitu Integral
Psychology, setelah Psychoanalytical Psychology, Behavioral
Psychology, Humanistic Psychology, dan Transpersonal
Psychology.
Dalam gagasan mengenai ilmu psikologi adalah sebuah
ilmu kejiwaan. Psikis manusia dalam pandanganya merujuk kepada
konsep diri dalam agama-agama Timur adalah berlapis-lapis yang
artinya manusia bergerak darilapisan paing rendah sampai terus

8
naik ke lapisan yang paling tinggi yang dikenal seagai kesadaran
spiritual.
Lapisan paling bawah sangat bersifat isnting. Lapisan
menengah ditndai dengan sifat-sifat adaptasi sosial, penyesuaian
mental, egoically intefrates, dan tahap lanjut konsepsi. Sedangkan
lapisan paling tinggi ditandai degan penyatuan kesadaran diri
dengan kesadaran semesta kebahagiaan, ketenangan, dan hal-hal
bersifat holistik.
4. Charles T Tart
Beliau dikenal sebagai seorang parapsikologist yang
berusaha memadukan apa yang disebut sebagai pengalaman-
pengalaman spiritual yaitu menggunakan istilah d-Asc dengan
sains. Manusia menurutnya berusaha mendapatkan apa yang
disebut d-Asc, sebuah perubahan kesadaran; dimana dirinya merasa
terbuka, menyatu dengan alam semesta, ada aliran energi di dalam
seluruh tubuhnya, merasakan bahwa dunia adalah satu, penuh cinta,
dan waktu seakan berhenti (Erba Rozalina Yuliyanti, 2019).

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber Psikologi Transpersonal terdapat 2 sumber yaitu,
Psikoanalisis dan Behaviorisme. Teori psikoanalis adalah teori yang
berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Teori
Behaviorisme adalah teori yang melihat manusia sebagai makhluk yang
terkondisikan. Psikologi transpersonal muncul pada tahun 1960 an dan
1970 an. Psikologi transpersonal merupakan aliran baru dalam psikologi
untuk bisa menyelesaikan problem-problem kemanusiaan yang
diakibatkan ilmu penngetahuan dan teknologi dan juga kehancuran
peradaban, serta hal-hal yang belum terpecahkan oleh teori-teori
sebelumnya.
Istilah Transpersonal pertama kali dipakai oleh Carl Gustav Jung
dalam bahasa Jerman “Uberpersonlich” ketika ia mengenalkan ide tentang
“Collective Unconcious”, dan mempunyai arti yang sama dengan
“Transpersonal Unconsious”, yaitu bentuk ketidaksadaran kolektif yang
dimiliki oleh semua orang dari berbagai ras yang diwariskan dari generasi
kegenerasi. Beberapa tokoh psikologi transpersonal adalah William James,
Abraham Maslow, Ken Welbel dan Charles T Tart.

10
DAFTAR PUSTAKA

Erba Rozalina Yuliyanti. (2019). PSIKOLOGI TRANSPERSONAL. Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.

Helaluddin Syahrul Syawal. (2018, March). Psikoanalisis Sigmund Freud dan


Implikasinya dalam Pendidikan.

Jalaluddin Rahmat. (2004). Psikologi Agama. Mizan.

11

Anda mungkin juga menyukai