Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus III) Ngaliyan Telp. (024) 7606405 Semarang 50185

SOAL DAN LEMBAR JAWABAN UJIAN TENGAH


SEMESTER (UTS) PSIKOLOGI DAKWAH
SEMESTER 3

NAMA : Zakiyatul Fikriyah PRODI : PSIKOLOGI DAKWAH


NIM : 2001036026 KELAS : MDA-3

1. Apa hakekat dari pengertian Psikologi Dakwah, tujuan mempelajarinya dan Peran
Psikologi untuk keberhasilan proses dakwah? Jelaskan !
Jawab :
Psikologi Dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia (aspek psikis) yang mungkin dapat dimanfaatkan dalam proses pelaksanaan
dakwah (aspek dakwah) demi tercapainya tujuan dakwah secara maksimal, efektif dan
efisien. Psikologi dakwah juga pada hakikatnya merupakan bagian dari psikologi islam,
karena dalam psikologi dakwah, landasan yang digunakan sama dengan yang digunakan
dalam psikologi islam, yaitu alqur’an dan Hadis. Psikologi dakwah ialah ilmu
pengetahuan yang bertugas mempelajari atau membahas tentang segala gejala hidup
kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah. 
Tujuan mempelajari psikologi dakwah adalah
1. Dengan mempelajari Psikologi memungkinkan da’i mengenal berbagai konsep atau
prinsip yang dapat menolongnya menelaah tingkah laku manusia dengan lebih kritis dan
dapat memberikan kepadanya pengertian yang lebih mendalam tentang tingkah laku
manusia.
2. Dengan mempelajari Psikologi dapat memberikan kepada da’i ketrampilan yang
diperlukan untuk mengolah hasil berbagai kegiatan psikis manusia sebagai makhluk
individu, sosial dan makhluk berKetuhanan. Dalam proses dakwah misalnya dengan
menafsirkan gejala kehendak yang menghasilkan tingkah laku bermotivasi, gejala
perasaan/emosi dan sebagainya.
3. Dengan mempelajari psikologi akan memberikan jalan bagaimana menyampaikan
materi dakwah dan menerapkan metode dakwah kepada individual manusia yang
merupakan makhluk totalitas (psiko-fisik) dan memiliki kepribadian yang berbeda-beda
baik karena faktor dari dalam maupun karena pengaruh dari luar dirinya. Karena menurut
pandangan psikologi tingkah laku manusia itu bisa diamati sebab-sebabnya atau
dasardasarnya, dapat diramalkan dan dapat diterangkan. Dengan pengertian seperti
tersebut di atas maka akan bergunan bagi pembangunan masyarakat secara efektif dan
efisien
Peran psikologi dakwah dalam keberhasilan proses dakwah adalah kegiatan
dakwah ini dapat berlangsung lancar dan baik, diperlukan pengetahuan tentang psikologi
dakwah. Karena kegiatan dakwah pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian
informasi dari seseorang kepada orang lain, maka perlu dikaji faktor apa saja yang
merupakan penghambat dan pelancar transportasi informasi.
Pokok-pokok landasan mengenai dakwah dalam Islam yaitu:
1. Dakwah harus dilakukan dengan hikmah
2. Harus bersabar dan optimis dalam berdakwah sabar akan segala kesulitan dan optimis
bahwa Allah akan memberikan jalan bagi mereka yang mendapatkan petunjuk. Allah akan
mendampingi mereka yang tegar dan berbuat kebaikan.
Dua yang paling utama dalam kelancaran dan keberhasilan kegiatan dakwah yaitu
1. Sikap mental positif
Yakin bahwa dakwah yg disampaikan akan diterima dg baik oleh mad’u ,yakin bahwa yg
disampaikan adalah perintah allah, optimis dan pantang menyerah thdp kesulitan  teori
harapan (expectation theory)
2. Penyampaian informasi secara baik dan benar, siapa yg menyampaikan (komunikator),
teknik penyampaian pesan dakwah (komunikasi), siapa penerima pesan dakwah (audience)

2. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dakwah adalah sikap mental
yang positif dari da’i. Apa yang dimaksud dengan sikap mental positif da’i? Dan
Jelaskan mengapa da’i dilarang untuk bersikap pesimis?
Jawab :
Sikap positif berarti memelihara keadaan harapan optimistis tentang orang lain,
situasi, termasuk keadaan energi dan tindakan yang proaktif, memandang jauh ke depan
dan terus bergerak. Sikap positif seseorang dibina dengan memiliki apresiasi terhadap
kehidupan, atau mengetahui kekuatannya, dan mengelilingi dirinya dengan orang lain
yang benar-benar peduli kepada kesejahteraannya. Falsafah pribadinya mengakui siapa
dirinya dan tujuan hidupnya. Falsafah yang benarbenar positif juga melibatkan sikap
positif terhadap orang lain, tanpa mempedulikan adanya perbedaan.
Dai berkeyakinan bahwa dakwah yg disampaikan akan diterima dg baik oleh
mad’u ,yakin bahwa yg disampaikan adalah perintah allah, optimis dan pantang menyerah
thdp kesulitan. Satu sikap positif yang terdapat pada da‟i adalah sikap kepribadian yang
“percaya kepada diri sendiri”, kebalikannya adalah tidak percaya diri, pesimistik atau
disebut juga inferior. Kepribadian yang percaya kepada diri sendiri ini merupakan kunci
sukes hidup. Akan tetapi dengan kepercayaan diri yang kuat, anda akan berhasil. Perasaan
inferior dan tidak memada‟i mengganggu pencapaian harapan anda, tetapi kepercayaan diri
menghasilkan perwujudan diri dan pencapaian yang barhasil.

3. Jelaskan tentang konsep manusia menurut Psikologi dan Al-Qur’an (Islam), serta
jelaskan pesamaan dan perbedaan masing-masing !
Jawab :
Konsep manusia menurut psikologi Menurut Alexis Carrel dalam bukunya Man,
the unknown : Manusia adalah sebuah misteri. Pertanyaan sekitar apa dan siapa manusia
itu, yang mencerminkan hakekat kemanusiaan sampai sekarang tak kunjung tuntas.
1. Para ilmuan fisiologi lebih melihat manusia dari kumpulan fungsi anggota tubuhnya
dan melihat perilakunya sebagai kumpulan aktifitas fisik dan kimia.
2. Para psikolog klinis lebih melihat manusia dari kumpulan insting yang membinasakan
dan melihat perilakunya sebagai kumpulan syahwat yang memuaskan insting tersebut,
baik dilakukan dengan cara yang benar atau menyimpang.
3. Para psikolog perilaku melihat manusia sebagai satu alat hidup. Perilaku yang
ditangkapkannya merupakan hasil dari pemuasan dorongan syahwat saja.
4. Para psikolog ststistik lebih melihat manusia sebagai kumpulan angka dan statistic.
Perilakunya yang ditampakkannya merupakan kumpulan dari angka-angka yang semu
dan menyesatkan.
Sedangkan konsep menurut islam Ada tiga kata yang digunakan Al-Qur‟an untuk
menunjuk kepada manusia, yaitu:
1. Al-Insân
Al-Insân berarti lupa. Kata al-insân dinyatakan dalam al-Qur‟an sebanyak 73 kali
yang disebut dalam 43 surat. Penggunaan kata al-insân pada umumnya digunakan pada
keistimewaan manusia sebagai khalifah di muka bumi, sekaligus dihubungkan dengan
proses penciptaannya. Hal tersebut dikarenakan, karena makhluk bukan hanya sebagai
makhluk fisik, tapi juga makhluk psikis yang memiliki potensi dasar, yaitu fitrah akal dan
kalbu. Potensi ini menempatkan manusia sebagai makhluk Allah SWT yang mulia dan
tertinggi dibandingkan makhluk-Nya yang lain.
2. Al-Basyar
Al-Basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakan sesuatu
dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit.
Manusia dinamai basyar karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang
yang lain.
Kata Al-Basyar dinyatakan dalam al-Qur‟an sebanyak 36 kali yang tersebut
dalam 26 surat. Kata-kata tersebut diungkap dalam bentuk tunggal dan sekali dalam
bentuk mutsanna (dual) untuk menunjukkan manusia dari sudut lahiriahnya serta
persamaannya dengan manusia seluruhnya.
Pemaknaan manusia dengan Al-Basyar memberikan pengertian bahwa manusia
adalah makhluk biologis serta memiliki sifat-sifat yang ada di dalamnya, seperti makan,
minum, perlu hiburan, seks dan lain sebagainya.
3. An-nas
Kata al-nâs menunjukkan pada hakikat manusia sebagai makhluk social dan
ditunjukkan kepada seluruh manusia secara umum tanpa melihat statusnya apakah
beriman atau kafir. Kata al-nâs juga dipakai dalam Al-Qur‟an untuk menunjukkan bahwa
karakteristik manusia senantiasa berada dalam keadaan labil.
Meskipun telah dianugerahkan Allah SWT dengan berbagai potensi yang bisa
digunakan manusia untuk mengenal Tuhannya, namun hanya sebagian manusia saja yang
mau mempergunakannya, sementara sebagian yang lain tidak, justru mempergunakan
potensi tersebut untuk menentang ke-Mahakuasa-an Tuhan. Dari sini terlihat bahwa
manusia mempunya dimensi ganda, yaitu sebagai makhluk yang mulia dam yang tercela
4. Jelaskan mengapa manusia itu beragama dan faktor apa saja yang mempengaruhi
keberagamaan manusia
Jawab :
Keberagamaan dapat dilihat dari seberapa dalam keyakinan, seberapa jauh
pengetahuan, seberapa konsisten pelaksanaan ibadah ritual keagamaan, seberapa dalam
penghayatan atas agama Islam serta seberapa jauh implikasi agama tercermin dalam
perilakunya. Dalam Islam, keberagamaan akan lebih luas dan mendalam jika dapat
dirasakan seberapa dalam penghayatan keagamaan seseorang.
Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap keagamaan manusia
A. Personal :
1. Biologis
 Struktur genetika : mempengaruhi kecerdasan, kemampuan, emosi
 Sistem saraf : mempengaruhi pekerjaan otak + pengolahan informasi dlm jiwa
 Sistem hormon : mempengaruhi mekanisme biologis + proses psikologis.
2. Sosio-Psikologis
 Afektif (aspek emosional)
 Kognitif (aspek intelektual, pengetahuan, kebutuhan, kepentingan)
 Konatif (aspek kebiasaan dan kemauan)
B. Situasional :
1. EKOLOGIS
 Keadaan alam
 Kondisi arsitektur tempat huni
 Aspek temporal/pengaruh waktu
 Suasana perilaku
2. Lingkungan/iklim sosial
 Iklim organisasi dan kelompok social
3. Lingkungan psikososial
 Jika lingkungan memberi kepuasan atau kekecewaan, maka akan mempengaruhi
perilaku keagamaan
4. Faktor stimuli
 Rangsangan orang lain (proses dakwah)
 Situasi tertentu yang mendorong perilaku keagamaan

5. Tuliskan ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan Psikologi Dakwah lengkap


dengan terjemahannya !
Jawab :
 Ar-Rum ayat 36

َ‫ت اَ ْي ِد ْي ِه ْم اِ َذا هُ ْم يَ ْقنَطُوْ ن‬ ِ ُ‫اس َرحْ َمةً فَ ِرحُوْ ا بِهَ ۗا َواِ ْن ت‬


ْ ‫ص ْبهُ ْم َسيِّئَةٌ ۢبِ َما قَ َّد َم‬ َ َّ‫َواِ َذٓا اَ َذ ْقنَا الن‬
Dan apabila Kami berikan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka
gembira dengan (rahmat) itu. Tetapi apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya)
karena kesalahan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa.

 Yusuf ayat 3

َ‫ص بِ َمٓا اَوْ َح ْينَٓا اِلَ ْيكَ ٰه َذا ْالقُرْ ٰا ۖنَ َواِ ْن ُك ْنتَ ِم ْن قَ ْبلِ ٖه لَ ِمنَ ْال ٰغفِلِ ْين‬ َ َ‫ك اَحْ َسنَ ْالق‬
ِ ‫ص‬ َ ‫نَحْ نُ نَقُصُّ َعلَ ْي‬

Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan


mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk
orang yang tidak mengetahui.

 Fussilat ayat 53

‫ف بِ َربِّكَ اَنَّهٗ ع َٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء َش ِه ْي ٌد‬ ُّ ۗ ‫اق َوفِ ْٓي اَ ْنفُ ِس ِه ْم َح ٰتّى يَتَبَي َ•َّن لَهُ ْم اَنَّهُ ْال َح‬
ِ ‫ق اَ َولَ ْم يَ ْك‬ ِ َ‫َسنُ ِر ْي ِه ْم ٰا ٰيتِنَا فِى ااْل ٰ ف‬
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di
segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-
Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu?

==========

Anda mungkin juga menyukai