Anda di halaman 1dari 17

Perspektif

Psikologi
Dalam Islam
Disusun oleh Kelompok 2
Anggota
Kelompok
Wandi Saputra Moh. Ajril Sabillah
(200401110072) (200401110016)

Dhenisa Nur Maghfira R. Dai Charisma Margareta V


Saniyyah Nur Baiti
(200401110062) (200401110186)
(200401110083)
1 Psikologi Dalam Perspektif Islam

2 Psikologi Dalam Konsep Islam

Pembahasan 3 Perbandingan Teori Psikologi dengan


Konsep Islam
4 Psikologi dalam Literatur Islam

5 Psikologi dalam Perspektif Alqur'an


dan Hadist
6 Refleksi Psikologi Islam
A. Psikologi Dalam Perspektif Islam
• perspektif adalah cara pandang dan juga cara berperilaku seseorang terhadap suatu
masalah ataupun kegiatan. Dalam hal tersebut, Ia menyiratkan bahwa manusia akan
selalu memiliki perspektif yang digunakan untuk memahami sesuatu.

• Psikologi adalah ilmu jiwa atau suatu ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia.

• Menurut Hanna Djumhana Bastaman, Psikologi Islami adalah “corak psikologi


berlandaskan citra manusia menurut ajaran Islam yang mempelajari keunikan dan pola
perilaku manusia sebagai ungkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri,
lingkungan sekitar, dan alam keruhanian dengan tujuan meningkatkan kesehatan mental
dan kualitas keberagamaan.
B. Psikologi Dalam Konsep Islam
• Psikologi modern adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia
serta dirumuskan dengan menggunakan metode ilmiah
• Teori - teori Psikologi mempunyai keunggulan dalam hal menjelaskan dan
memprediksi tingkah laku manusia.
• Contoh : teori yang di bangun John S Carrol.3 Carrol mengungkapkan bahwa
seseorang akan melakukan atau tidak melakukan tindak kejahatan didasarkan
atas pertimbangan sejauh mana kesuksesan yang akan diperolehnya (Probability
of succes).
• Di negara-negara Islam yang memberlakukan Hukum syariat Islam terdapat
hukuman berupa hukum potong tangan, dan hukum cambuk. Setelah aturan-
aturan tersebut diberlakukan ternyata angka kriminalitas, pembunuhan,
perampokan dan pencurian mengalami penurunan yang sangat drastis.
• hukuman tersebut memberikan dampak psikologis bagi si penerima, sehingga
imbas dari hukuman tersebut sangat membekas, seperti itulah sebenarnya yang
diharapkan dari sebuah hukuman.
C.Perbandingan Teori Psikologi dengan konsep
Islam
1. Aspek Kepribadian Menurut Islam
Psikologi Islam adalah integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Aspek
nasfsiyah manusia memiliki tiga daya yaitu, kalbu, akal, dan nafsu. Menurut Al Ghazali (dalam Mujib, 2017)
Tipologi atau tipe kepribadian dalam Islam yaitu meliputi: (1) Tipe Kepribadian Ammarah: Ammarah merupakan
istilah yang sama dengan perbuatan rendah dan buruk. Contoh Ammarah yang berupa perbuatan seperti syirik,
kufur, riya, boros, sombong, hasud, dengki, khianat dan lain sebagainya. Sehingga dapat dijelaskan bahwa
kepribadian ammarah adalah kepri-badian yang cenderung melakukan perbuatan-perbuatan buruk sesuai dengan
naluri primitifnya, yang menjadi sumber keburukan dan perilaku tercela karena selalu mengikuti prinsip
kenikmatan syahwati dan duniawi. (2) Tipe Kepribadian Lawwamah: Tipe kepribadian lawwamah susah untuk
ditetapkan, karena tipe kepribadian lawwamah berada di antara kepribadian muthmainnah dan kepri-badian
ammarah, maka dapat dijelaskan bahwa tipe kepribadian lawwamah bersifat netral, yakni dapat bertingkah laku
baik dan dapat juga bertingkah laku buruk. (3) Tipe Kepribadian Muthmainnah: Ke-pribadian muthmainnah adalah
kepribadian yang tenang, dapat menumbuhkan sifat-sifat yang terpuji dan meninggalkan sifat-sifat yang tidak baik.
Kepribadian muthmainnah sama dengan tingkah laku yang positif dan bernilai baik.
C.Perbandingan Teori Psikologi dengan konsep
Islam
2. Aspek Kepribadian Menurut Psikologi Barat
Kepribadian merupakan kebiasaan, sikap, sifat yang dimiliki seseorang yang berkembang ketika seseorang
berhubungan dengan orang lain, menurut (Koswara 2005: 35) menegaskan bahwa definisi kepribadian
(personality) adalah suatu istilah yang mengacu pada gambaran-gambaran sosial tertentu yang diterima oleh
individu dari kelompoknya atau masyarakat, kemudian individu tersebut diharapakan bertingkah laku
berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial (peran) yang di terimanya itu. Kepribadian juga sering diartikan
atau dihubungkan dengan cirri tertentu yang menonjol pada diri individu. Oleh karena itu, definisi kepribadian
menurut pengertian sehari-hari menunjuk pada bagaimana individu tampil atau menimbulkan kesan bagi
individu-individu lainnya. Secara umum, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang terdiri dari corak
kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap yang melekat pada seseorang jika berhubungan dengan orang
lain atau menanggapi suatu keadaan. Istilah kepribadian adalah konsep yang luas sehingga mungkin membuat
definisi berlaku untuk semua orang. Kepribadian merupakan latar belakang corak perilaku seseorang.
C.Perbandingan Teori Psikologi dengan konsep
Islam
3. Psikologi Perkembangan Barat
Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaanya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan. Sistematis dalam hal ini memiliki pengertian bahwa, setiap perubahan dan perkembangan
itu bersifat saling kebergantungan antara yang satu dengan yang lain baik itu fisik maupun psikis. Progresif,
berarti bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam (meluas). Berkesinambungan
memiliki arti bahwa pada suatu bagian atau fungsi rganisme itu berlangsung secara beraturan dan berurutan,
atau dengan kata lain perkembangan yang terjadi tidak terjadi secara kebetulan dan meloncat-loncat.
Periodisasi perkembangan manusia memiliki tujuan untuk mengelompokkan dan memudahkan dalam
memahami hakekat perkembangan itu sendiri. Perkembangan manusia secara umum digambarkan dalam
periode atau tahapan-tahapan, dimana periode atau tahapan yang dimaksud sudah banyak dikenal oleh
masyarakat luas. Adapun periode atau tahapan tersebut diantaranya periode prakleahiran, masa bayi, masa
kanak-kanak awal, masa kanakkanak tengah, dan masa remaja.
C.Perbandingan Teori Psikologi dengan konsep
Islam
4. Aspek Perkembangan Psikologi Islam
Pada hakekatnya, perkembangan (development) itu sendiri adalah pola perubahan
yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup.
Maksudnya ialah, perkembangan merupakan proses yang melibatkan pertumbuhan
sejak pada tahap pembuahan sampai akhir kehidupan. Walaupun dalam
penggunaanya, istilah perkembangan dan pertumbuhan itu digunakan untuk
sesuatu yang berbeda, akan tetapi perlu digaris bawahi bahwa perkembangan dan
pertumbuhan merupakan dua entitas yang dapat dipisahkan namun pada
hakekatnya keduanya tidak bisa berdiri sendiri.
C.Perbandingan Teori Psikologi dengan konsep
Islam
5. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Menurut Barat
Terkait dengan faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan manusia, yakni
perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor bawaan atau faktor lingkunganlah yang
banyak mempengaruhi. Para ahli tersebut terbagi menjadi tiga golongan: yakni golongan
nativisme, empirisme, dan konvergensi. Pertama, golongan nativisme. Tokoh yang
terkenal dari aliran atau golongan ini ialah Schopenhauer, Plato, Descartes, dan beberapa
tokoh pendukung lainnya. Golongan ini mengatakan bahwa perkembangan manusia
ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Artinya, ketika manusia lahir sudah dibekali
dengan potensi atau bakat yang dimiliki oleh generasi sebelumnya. Faktor keturunan
menekankan pada aspek biologis atau herediter yang dibawa melalui aliran darah dalam
kromosom. Aliran ini menganggap bahwa lingkungan atau pendidikan tidak memiliki arti
apa-apa dalam perkembangan manusia, karena mereka menganggap itu hanya sebagai
pelengkap saja.
C.Perbandingan Teori Psikologi dengan konsep
Islam
6. Faktor Yang Mempengaruhi Menurut Islam
Terkait dengan faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, konsep di
dalam al-Qur’an sedikit berbeda dengan yang dipaparkan oleh psikologi barat
yang memandang bahwa ketiga aliran tersebut di atas masih berorientasi pada pola
pikir antroposentris, bahwa perkembangan manusia seakan-akan hanya
dipengaruhi oleh faktor manusia. Sedangkan dalam al-Qur’an, potensi tersebut
tidak diturunkan oleh orang tua atau dibentuk oleh lingkungan, melainkan
diberikan oleh Allah SWT. Faktor yang yang mempengaruhi perkembangan
manusia perspektif al-Qur’an meliputi: pertama, faktor hereditas.
D. Psikologi Dalam Literatur Islam
• Islam merupakan perspektif maupun norma hidup yang lengkap dan sempurna.
Semunya terpadu maupun terpahat dalam satu kesatuan Islam yang didalamnya
membahas tentang agama, sumber etika, sumber tersalurnya berbagai ilmu pengetahuan,
penangkal perilaku tercela, daya rujukan perilaku yang terpuji dan system hukum.
• Psikologi Islam ialah pendekatan yang didasarkan pada sumber-sumber formal islam
yang membahas ilmu tentang manusia dalam hal filsafat, konsep, dan metodologi.
Psikologi Islam adalah cerminan jiwa yang mempelajari jiwa dengan memperhatikan
badan dan keadaan tubuh manusia. Salah satu dari fenomena kejiwaan yaitu ekspresi
badan. Psikologi Islam tidak berdasarkan pada spekulasi tentang apa dan siapa manusia
dan juga bukan melihat manusia hanya dari perilaku yang diperlihatkan badannya.
E. Psikologi Dalam Perspektif Al-
Qur’an & Hadits
• Psikologi Dalam Perspektif Al-Qur’an
Psikologi menurut perspektif Al-Qur'an mencakup pemahaman tentang manusia
sebagai makhluk yang memiliki fitrah atau kodrat, yaitu sebagaimana yang telah
diciptakan oleh Allah SWT. Manusia memiliki potensi untuk mengembangkan diri
dan berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
kodratnya sebagai makhluk ciptaan Allah.
• Psikologi Dalam Perspektif Hadits
Psikologi dalam perspektif hadis merujuk pada pemahaman tentang sifat dan
perilaku manusia berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW. Hadis adalah sumber
ajaran Islam yang mengandung ajaran moral dan etika, dan seringkali memberikan
petunjuk tentang bagaimana cara mengatasi masalah psikologis. Dalam psikologi
modern, konsep-konsep dalam perspektif hadis seperti kesadaran diri, pengaruh
lingkungan, dan moral dan etika juga diakui sebagai faktor penting dalam kesehatan
mental manusia. Oleh karena itu, psikologi dalam perspektif hadis memiliki nilai
yang dapat diintegrasikan dengan psikologi modern untuk mencapai keseimbangan
dan kebahagiaan dalam hidup.
F. Refleksi Dalam Psikologi Islam
Psikologi Islami secara global melakukan pemberdayaan manusia untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia itu sendiri. Dalam bidang ini, psikologi dalam perspektif islami menjadi pengingat bahwa
seyogianya manusia dipahami sebagai makhluk yang multi dimensi.yang mana menunjukkan bahwa
manusia memiliki berbagai dimensi untuk dipelajari. Yang kedua, manusia dalam perspektif psikologi
Islami dipandang tidak hanya sebagai makhluk fisik, psikologis, dan sosial, tetapi juga moral-spiritual.
Moral dan spiritual yang dimaksud adalah hati yang melekat pada jiwa manusia. Seiring berkembangnya
zaman, alat yang digunakan psikologi modern sebagai media memahami manusia hanya sebatas indra,
dan akal budi. Padahal dalam perspektif Islam, manusia tidak lepas dengan hal-hal yang bersifat spiritual
misal Allah, malaikat, jin, setan/iblis. Jelas bahwa manusia diciptakan Allah SWT. Akan tetapi hal
tersebut seringkali diabaikan sehingga ketika muncul gejala-gejala spiritual, aliran psikologi Barat gagal
dalam menanganinya.
Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan bahwa psikologi Islam adalah perspektif Islam terhadap psikologi modern, atau bahkan
membuang konsep-konsep yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Al-Qur’an memberikan penjelasan tentang manusia
meliputi, al-Basyar, bani Adam, al-Nafs, al-‘aql, al-Qalb, ar-Ruh, dan al-Fitrah. Dari semua konsep-konsep ini dapat
disimpulkan bahwa dalam pandangan Al-Qur’an setidaknya ada tiga konsep pembentuk totalitas manusia yang secara
tegas dapat dibedakan, namun secara pasti tidak dapat dipisahkan. Baharuddin menjelaskan bahwa ketiga konsep
pembentuk dalam psikologi Islam adalah aspek jismiah, nafsiyah, dan Ruhaniah. perbandingan teori psikologi dengan
konsep islam diantaranya yakni dari segi aspek kepribadian dan perkembangan.
Dalam bidang ini, psikologi dalam perspektif islami menjadi pengingat bahwa seyogianya manusia dipahami sebagai
makhluk yang multi dimensi.yang mana menunjukkan bahwa manusia memiliki berbagai dimensi untuk dipelajari.
Yang kedua, manusia dalam perspektif psikologi Islami dipandang tidak hanya sebagai makhluk fisik, psikologis, dan
sosial, tetapi juga moral-spiritual, yakni hati yang melekat pada jiwa manusia.
Referensi
Ibrahim, M. Najib. (2013). Konsep Psikologi dalam Al-Qur'an. Jakarta: Kencana.
Khodayarifard, Mohammad. (2015). Psychological Well-Being in Islamic Philosophy. Journal of Religion and Health, 54(1),
107-118.
Abu-Nimer, Mohammed. (2001). Islamic Approaches to Peace Education: A Critical Review. Journal of Peace Education, 4(1),
7-23.
Ariana, Riska. 2016. “Refleksi Psikologi Islam.” Jurnal Psikologi Islam 1(1): 1–23.
Farmawati, C., & Hidayati, N. (2019). Penyusunan dan Pengembangan Alat Ukur Islamic Personality Scale (IPS). Jurnal
Psikologi Islam Dan Budaya, 2(1), 19–30. https://doi.org/10.15575/jpib.v2i1.4318
Husna, F. (2018). Aliran Psikoanalisis Dalam Perspektif Islam. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 5(2), 99–112.
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v5i2.9411
Yudiani, E. (2013). Pengantar Psikologi Islam. Jurnal Ilmu Agama UIN Raden Fatah, 14(2), 175–186.
Zubaedi. (2015). Komparasi Psikologi Agama Barat Dengan Psikologi Islami (Menuju Rekonstruksi Psikologi Islami). Nuansa,
8(1), 81–88. www.tasawufpsikoterapi.web.id,
Safrina, S. (2018). Psikologi Dalam Islam. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 7(2), 84. https://doi.org/10.22373/jiif.v7i2.3068
Jaya, F. (2021). Sumber Kajian, Metode dan Pendekatan Psikologi Islam. 1, 1–18.
“Sekian persentasi dari kami,
jika ada salah kata mohon
bilang jangan menghilang”
“Terima kasih telah menjadi
pendengar yang baik dan selalu
memperhatikan walaupun akan
dilupakan”
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai