Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERAN SERTA CALON PSIKOLOGI ISLAM

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Psikologi Pendidikan Islam, Filsafat, Prinsip dan
Perkembangannya
Dosen Pengampu:
Dr. H. Baharuddin Ballutaris, SH., M. Ag

Disusun oleh:

USMAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS


PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM
AS’ADIYAH SENGKANG
2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Psikologi Islam sebagai sebuah kajian ilmu yang baru dikembangkan

di awal tahun 60an belum banyak orang mengenal, jika dibandingkan dengan

psikologi barat yang usianya telah berabad-abad. Sebagai disiplin ilmu baru,

Psikologi Islam lahir sebagai antitesis terhadap berbagai madzab psikologi

modern. Dalam wataknya yang terbuka saat ini, disiplin ilmu psikologi modern

harus meredefinisi dirinya, sehingga Psikologi Islam bisa menjadi salah satu

alternatif yang dapat ditawarkan. Meskipun Psikologi barat berfokus pada ego

sebagai subjek dan objek yang menjadi landasan sentral paham hedonisme dan

individualisme barat, sedangkan psikologi Islam mendasarkan pada

spiritualisme, namun keduanya memiliki titik singgung yang sama yaitu

manusia sebagai objek kajiannya.

Dalam psikologi barat, psikologi bekerja untuk mengurai tingkah laku,

memprediksi, mengendalikan tingkah laku yang bersifat horisontal dan banyak

berbicara pada perilaku yang nampak. Sementara psikologi Islam banyak

berbicara pada pengubahan perilaku menjadi lebih baik dan bagaimana lebih

dekat kepada Tuhan serta mengembangkan potensi kemanusiaan yang dimiliki.

Maka dari itu psikologi barat menuai banyak kritik dari para psikolog muslim.

Walaupun hal ini merupakan 2 (dua) paradigma yang berlainan tetapi dapat

1
2

disatukan dalam sebuah perbincangan dan pertemuan bangunan keilmuan yang

utuh.

Psikologi Islam pun mulai berkembang dan memiliki posisi yang

cukup dipertimbangkan dalam aliran psikologi. Dalam pembahasan di bawah

ini akan dibahas mengenai telaah kritis aliran psikologi barat, posisi pskologi

islam dalam aliran psikologi, serta perkembangan dan evaluasi diskursus

Psikologi Islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengertian Psikologi Islam?

2. Bagaimana Sejarah Psikologi Islam?

3. Bagaimana Peran Serta Calon Psikologi Islam?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan

penulisan dalam makalah ini adalah :

4. Untuk Mengtahui Bagaimana Pengertian Psikologi Islam?

5. Untuk Mengtahui Bagaimana Sejarah Psikologi Islam?

6. Untuk Mengtahui Bagaimana Peran Serta Calon Psikologi Islam?


BAB II

PEMBAHASAAN

A. Pengertian Psikologi Islam

Secara etimologi, kata psikologi (psychology) yang secara literal berarti

“studi tentang jiwa” (study of the soul) berasal dari bahasa Yunani Kuno

“ψυχή” atau psychē atau psukhē yang berati nafas (breath), roh (spirit), jiwa

(soul), pikiran (mind) atau mental (mental), dan λογίαatau logia yang berarti

“studi tentang. Versi lain mengatakan bahwa kata psikologi berasal dari bahasa

Prancis “psychologie” atau bahasa Latin “psychologia” yang bermakna studi

tentang jiwa.

Psikologi secara umum diartikan sebagai ilmu jiwa atau ilmu tentang

jiwa. Namun dalam pemaknaan psikologi secara terminologis terdapat

perbedaan orientasi dan latar belakang masing-masing pakar. Karena itu tak

heran bila banyak pakar yang memberikan definisi psikologi dengan berbagai

sudut pandang yang luas.

(Gleitman, Groos, dan Reisberg, 2011:1) mendefinisikan psikologi

sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan

dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk

tersebut berpikir dan berperasaan. Hal-hal yang tampak sedarhana pun

berdasarkan pengertian ini menjadi objek psikologi, seperti bagaimana

seseorang tetap mengingat bagaimana cara ia bersepeda meskipun telah 25

3
4

tahun tidak memakainya, mengapa seseorang bicara, mengapa ia cemburu,

mengapa ia mencintai lawan jenisnya, dan lain sebagainya.

Chaplin (2011:1) sebagaimana dikutip Sudarwan Danim

mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan mengetahui perilaku

manusia dan hewan, juga terhadap organisme dalam segala ragam dan

kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-

peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan. Pada definisi ini

Chaplin lebih menjelaskan psikologi lebih luas, yakni bukan hanya berkenaan

dengan manusia tetapi juga terhadap hewan. Jadi berdasarkan definisi ini,

psikologi berhubungan dengan penyelidikan bagaimana dan mengapa

organisme-organisme itu melakukan apa yang meraka lakukan .

Pengertian islam secara bahasa berasal dari kata aslama - yuslimu –

islāman yang bermakna untuk menerima, menyerah atau tunduk dan

dalampengertian yang lebih jauh taat kepada Tuhan. Dalam kamus Lisān al-

‘Arab dijelaskan bahwa Islām mempunyai arti semantik sebagai berikut:

tunduk dan patuh (khadha‘a - khudhū‘ wa istaslama - istislām), berserah diri,

menyerahkan, memasrahkan (sallama - taslīm), mengikuti (atba‘a - itbā‘),

menunaikan, menyampaikan (addā - ta’diyyah), masuk dalam kedamaian,

keselamatan, atau kemurnian (https://id.wikipedia.org/wiki/Islam#Etimologi).

Ahli tafsir terkenal Ibnu Katsir memberikan definisi tentang islam

bahwa islam adalah sebuah aturan hukum yang ditetapkan langsung oleh Allah

Yang Maha Bijaksana yang wajib ditaati. Selanjutnya agama jua bisa disebut

syara atau syariat atau millah (Hasbi Ashdidiqi, 1998)


5

Menurut Ibnu Taimiyah kata islam sama dengan ad-din yang artinya

adalah tunduk dan merendahkan diri kepada Allah. Maka dari itu tidak

dikatakan islam bagi orang yang selalu menyekutukan Allah dengan sesuatu

(Hasbi Ashdidiqi, 1998).

Menurut istilah, Islam adalah „ketundukan seorang hamba kepada

wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya

Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/

aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus,

menuju kekebahagiaan dunia dan akhirat .Istilah lain menyebutkan bahwa

Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi

Muhammad Saw sebagai Nabi dan utusan Allah (Rasulullah) terakhir untuk

umat manusia, berlaku sepanjang zaman, ia bersumberkan kepada Al-

Quran dan As-Sunnahserta Ijma 'Ulama

(www.risalahislam.com/2013/11/pengertian-islam-menurut-al-quran.html).

Menyimak definisi dari psikologi dan islam di atas dapat disimpulkan

bahwa psikologi islam adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang

jiwa dan prilaku manusia dan juga hewan dan bagaimana cara

penaggulangannya berdasarkan sumber yang tidak mengakui banyak Tuhan

dan berpdoman pada ayat-ayat Ilahi (al-quran) serta hadits Rasulullah saw.

ditambah dengan pendapat-pendapat ulama.

Kesimpulan di atas perlu dibatasi sehingga tidak memunculkan hewan

sebagai objek dari psikologi islam, karena hewan tidak memiliki akal dan jiwa

sebagaimana manusia miliki. Dua keistimewaan manusia ini ditambah lagi


6

dengan qalbun atau hati yang menjadi pusat kepekaan dan pusat perasaan yang

apabila manusia kehilangan pusat kepekaannya maka tidak segan-segan

berbuat keburukan, kehilangan belas kasihan terhadap orang lain.

Permasalahan inilah yang pada gilirannya menjadi kajian utama dalam

psikologi.

Menurut Abdul Mujib (2005), sedikitnya ada empat interpretasi atau

pemahaman tentang psikologi Islam. Pertama, ada yang mengatakan psikologi

Islam dengan psikologi agama.Pengertian ini diberikan bagi siapa saja yang

belum pernah mengenal psikologi islam, sehingga merekapun salah

memahaminya. Kedua, psikologi dipandang sebagai bidang studi atau mata

kuliah.Psikologi Islam dalam hal ini memiliki bobot SKS seperti halnya mata

kuliah yang lainnya, namun tidak bisa diintegrasikan secara langsung pada

wawasan mata kuliah yang lain dan juga sebaliknya mata kuliah yang lain

tidak bisa diintegrasikan dengan mata kuliah psikologi islam. Ketiga, psikologi

islam dipandang sebagai cara pandang, pola berfikir atau system pendekatan

dalam mempelajari dan mengkaji bidang psikologi. Pemahaman yang ini pada

prinsipnya memberikan gambaran bahwa psikologi islam itu merupakan kajian

dalam islam yang mengharapkan prilaku kejiwaan manusia itu dalam kualitas

yang sempurna, atau dalam istilah islam itu bahagia di dunia dan akhirat.

Keempat, psikologi Islam dipandang sebagai lembaga. Lembaga yang

dimaksud adalah lembaga Islam yang secara serius bekerja untuk

mengembangkan dan menyebarluaskan mazhab dan mata kuliah psikologi

Islam. Tujuannya adalah menyusun konsep dan teori psikologi Islam,


7

menerapkan hasil teoritisnya dan mempublikasikan hasilnya di dalam berbagai

media.

Pada kesempatan lain Abdul Mujib menjawab pertanyaan UIN online

ketika beliau diwawancarai mengenai definisi Psikologi Islam. Abdul Mujib

menjelaskan bahwa Psikologi Islam adalah satu pendekatan studi dalam

memahami kejiwaan dan perilaku manusia yang berdasarkan konsep tauhid,

dengan cara mengintegrasikan antara ilmu dan iman. Jangan sampai hati

beriman kepada Allah tetapi cara atau pola berpikirnya tidak menopangnya.

Artinya, kehadiran Psikologi Islam untuk mengintegrasikan pada semua hal.

Karena sebagaimana diketahui, psikologi (sebagai disiplin ilmu) muncul bukan

dari orang Islam tapi dari orang Barat dan karya-karya mereka telah banyak

memberi kontribusi pada semua bidang kehidupan, sekalipun cara berpikirnya

sekuler. Justru kehadiran psikologi Islam memberi nuansa transenden

(www.uinjkt.ac.id/id/psikologi-islam, 17 Desember 2010)

Jamaludin Ancok ((1994, 146-147) menegaskan bahwa ada dua defnisi

psikologi Islam, yaitu pertama, bawa psikologi Islam adalah konsep psikologi

modern yang seblumnya orang sudah mengenal dengan jelas. Pemahaman ini

berorientai pada pemahaman psikologi yang sekuler atau memisahkan agama

dari ilmu pengetahuan sehingga para ahli psikologi yang beragama islam

merasa kurang puas dengan teori-teori yang ada karena dipandang akan

menyesatkan umat. Kedua, menegaskan bahwa psikolog Islam membahas

tentang manusia yang seluruh krangka konsepnya dibangun berdasarkan islam


8

yang mengambil sumber ilmiahnya dari al-quran dan hadits denga memenuhi

syarat-syarat kerangka ilmiah.

Fuad Anshori (2002:1-2) mengemukakan bahwa istilah psikologi islam

memiliki nama-nama lain selain yang popular psikologi Islam (The

Psychology of Islam). Nama-nama lain itu yaitu psikologi Ilahiyah, psikologi

al-Quran, psikologi Qur‟ani, psikologi Motivatif, psikologi Propetik, Psikologi

Nafsiologi dan psikologi Sufi.

Menyimak pendapat Jamiludin Ancok dan Fuad Anshori di atas jelas

bahwa objek dari psikologi islam adalah manusia. Jadi psikologi islam adalah

ilmu tentang manusia, khususnya tentang kepribadian manusia yang meliputi

aspek teori, filsafat, metodologi dan penedekatan masalah yang berdasarkan

kepada sumber formal islam (al-Quran dan as-Summah), akal, panca indra dan

intuisi.

Psikologi Islam kadang disamakan dengan Psikologi Agama padahal

itu sangat berbeda. Abdul Mujib menjelaskan perbedaan kedua psikologi

tersebut . Kalau psikologi agama itu berbicara pada perilaku orang beragama,

seperti perilaku fundamentalis dan moderat pada agama dan kaitannya dengan

perilaku sehari. Sementara Psikologi Islam itu satu madzhab tersendiri.

Madzhab di mana kalau di psikologi itu ada madzhab psikoanalisis yang

menitikberatkan kajiannya pada analisis kesadaran manusia, psikobehavioristik

menitikberatkan pada perilaku yang nampak dan psikohumanistik

menfokuskan kajiannya pada potensi manusia, tanpa melibatkan konsep Tuhan

dalam kehidupan manusia. Justru Psikologi Islam hadir dengan memberikan


9

nilai aksiologis transcendental (Abdul Mujib, (www.uinjkt.ac.id/id/psikologi-

islam, 17 Desember 2010)

B. Sejarah Psikologi Islam

Fuad Anshori (2002:3-4) menguraikan tentang bagaimana awal mula

adanya psikologi Islam. Menurut beliau gaungnya sudah dimulai sejak tahun

1978 pada simposium internasional tentang psikologi dan Islam (International

Symposium on Psychology and Islam) di Universitas Riyadh Arab Saudi. Pada

tahu 1979 diterbitkan sebuah buku di Inggris yang ditulis oleh Malik B Badri

dengan judul The Dilemma of Muslim Psychologist .Buku terssebut didasarkan

pada penyampaian gagasan beliau dalam forum Association of Muslim Social

Scientists (AMSS) Amerika Kanada.

Para ahli psikologi di berbagai negara banyak yang merespon terhadap

dua kejadian di atas, termasuk di Indonesia, yaitu dengan terbitnya sebuah

buku pada tahun 1994 dengan judul Psikologi Islami : Solusi Islam atas

Problem-problem Psikologi yang ditulis oleh Jamaludin Ancok dan Fuad

Anshoru Suroso) yang diterbitkan bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan

Simposium Nssioanal Psikologi Islami I (Universitas Muhamadiyah

Surakarta). Buku inilah yang menurut banyak kalangan yang menandai

kebangkitan psikologi Islam di Indonesia, bahkan ada yang mengatakan Buku

Suci dalam wacana perkembangan psikologi Islam di Indonesia. Selanjutnya

dalam setiap tahunnya di Indonesia selalu diadakan dua atau empat kali

pertemuan ilmiah mengenai psikologi Islam, dengan menggunakan nama


10

simposium nasional, dialog nasioanal dan seminar nasional. Hal ini tentu

menggembirakan berbagai kalangan yang mendambambakan adanya solusi

islami husus dalam kejiwaan.

Perkembangan selanjutnya ketikan para pengkaji utama psikologi Islam

di Indnesia seperti Jamaludin Ancok, Fuad Anshori, Hana Jumhana, Arif

Wibisono Adi dan Subandi, mereka selalu menggunakan istilah psikologi

Islami dalam bergai kesempatan pertemuan ilmiah dan berbagai tulisannya

akan tetapi berdasarkan catatan beliau yang pertama kali memperkenalkan

psikologi Islami adalah Baswardono pada tahun 1987 ( Fuad Anshori,

2002:6).

Fuad Anshori (2002:6-8) dalam catatanya menjelaskan tentang

munculnya berbaagai istilah yang pada intinya membahas psikologi Islam

seperti pada tahun 1990 muncul istilah Psikologi Ilahiiyah yang diambil dari

sebuah buku dengan judul Azas-azas Psikologi Ilahiyah yang ditulis oleh

Zuardin Azzaino. Tahun 1992 muncul istilah Psikologi al-Quran yang

dikembangkan oleh Lukman Laksono dan Anharudin. Psikologi al-Quran ini

diartikan sebagai aspek-aspek psikologis dalam al-Quran. Pada tahun 1994

muncul pula istilah Psikologi Qurani yang maksudnya adalah psikologi yang

menjunjung tinggi nilai-nilai al-Quran. Psikologi ini dikembangkan oleh

Audith M Turmudhi yang menurut beliau konsep tentang manusia yang

diturunkan dari al-Quran itu harus diverifikasi dengan menggunakan metode

ilmiah. Tahun 1997 muncul istilah Psikologi Motivatif yang dikembangkan

oleh Noeng Muhajir pada Dialog Nasional Pakar Psikologi Islam di Jombang,
11

yang dipertegas pada tahun 1998 di Surakarta dalam Simposium Nasioanal

Psikologi dalam makalah yang berjudul Psikologi Motivatif dan Konsekuensi

Metodologi Penelitian. Pada tahun 1998 juga muncul istilah Psikologi Profetik

yang digagas oleh Yayah Khisbiyah. Maksud Psikologi ini adalah psikologi

yang didasarkan pada ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad saw, dan

tauladan yang ditunjukan oleh beliau.

C. Peran Serta Calon Psikologi Islam

Di dalam islam juga memandang sebuah ilmu pengetahuan dimana

sebagai salah satu yang komperensif dalam kehidupan manusia. Karena di

dalamnya terdapat keterkaitan dengan fisik dan juga psikologis dengan segala

aspek sosial yang telah dilakukannya. Di dalam psikologi islam juga kita lebih

mengenal pengkajian yang dilakukan dalam sebuah dimensi yang berbeda dan

juga berkaitan dengan sebuah ilmu spiritual.

Dalam psikologi islam juga membawa sebuah angin segar agar bisa

jauh lagi mempelajari segala sesuatu hal yang bisa menyejukkan hati dengan

kajian dan juga ilmu yang diberikannya. Berikut adalah peran serta dalam

mempelajari psikologi islam

1. Sebagai metodologi penelitian yang dapat dikembangkan

Dalam islam terdapat banyak sekali penelitian yang sebenarnya belum

terungkap dan perlu kita kaji lagi jauh lebih dalam. Dengan adanya ilmu

ini juga sebagai individu manusia yang terus berkembang memang

sepatutnya lah kita melakukan berbagai observasi dan juga metodologi


12

penelitian agar bisa terus mengungkap keberadaan sejarah islam yang

sesungguhnya. Dimana kita juga akan jauh lebih paham mengenai istilah

dan juga pemaknaan psikologi islam di dalamnya.

2. Membantu dalam psikologi perkembangan

Ilmu psikologi islam memang sangatlah luas. Salah satunya mengenai hal-

hal yang berkaitan dengan psikologi perkembangan. Di dalam kajian nya

sendiri cukup banyak berbagai ilmu pengetahuan yang digali islam untuk

bisa lebih mengembangkan ilmu psikologi.

Dengan banyaknya cabang ilmu psikologi ini jugalah yang membuat islam

disebut- sebut sebagai awal mula pencetus psikologi islam. Terbukti

dengan semakin banyaknya ilmu yang dikeluarkan melalui kepribadian

manusia dengan individu yang bisa mencapai nafsiyah islam.

3. Mempelajari pola perilaku manusia

Dalam islam kita banyak diajarkan mengenai hal- hal kebaikan. Salah satu

nya juga dengan berbagai hal yang berkaitan pola perilaku kejiwaan

manusia. Selain itu kita juga bisa lebih mempelajari mengenai aspek-aspek

kejiwaan dalam islam sehingga bisa lebih melakukan peningkatan kualitas

diri.

Hal ini bertujuan agar nantinya bisa lebih tercapai keselamatan di dunia

dan juga di akhirat. Dalam psikologi islam contohnya. Dimana dalam hal

ini berkaitan dengan adanya aspek teori, metodologi dan juga masalah hal

yang berkaitan dengan intuisi.

4. Dapat mengetahui proses atau cara berfikir yang jauh lebih baik
13

Segala ilmu yang ada di dunia ini tentu akan berkaitan dengan manusia.

Sehingga sebelum kita mempelajari banyaknya ilmu tersebut juga harus

jauh lebih paham mengenai berbagai ilmu yang diterangkan dan juga

diberikan untuk manusia.

Persepektif dalam psikologi juga mempelajari menangani hal- hal yang

berkaitan dengan sebuah kesadaran manusia dengan sang penciptanya.

Sehingga sebagai manusia diajarkan takut dengan sang pencipta, dan juga

aturan serta hukum- hukum yang berlaku dalam islam.

5. Lebih dalam mempelajari kecerdasan emosional

Islam selalu mengajarkan sebagai umat islam yang taat haruslah kita

menjaga hawa nafsu, karena yang namanya hawa nafsu ini memang sangat

sulit dihilangkan dan juga dikontrol, dengan mempelajari ilmu yang satu

ini juga kita menjadi jauh lebih paham mengenai pembelajaran kecerdasan

emosional dalam psikologi dengan cara yang tepat.

Selain itu manusia juga bisa paham betul mengenai hal- hal yang sudah

menjadi kehendaknya. Serta melakukan sesuatu pekerjaan yang memang

sesuai dengan keinginan. Namun dalam hal ini haruslah tetap mengontrol

yang namanya hawa nafsu.

6. Pemahaman akal yang sehat

Peran islam dalam sejarah psikologi berikutnya yaitu islam mengajarkan

umatnya agar bisa selalu mengandalkan akal dan juga hati nya. Hal ini lah

juga yang biasanya dilakukan dalam sebuah ilmu psikologi. Dimana akal

membuat kita bisa jauh lebih mengontrol diri kita.


14

Serta kita juga nantinya bisa jauh lebih paham dan juga mengerti hal- hal

yang harus dipahami dan juga dilakukan. Informasi yang kita terima juga

sebaiknya dilakukan proses sebelum diterima oleh akal manusia kita, agar

nantinya tidak sembarangan menerima informasi di luaran sana.

7. Dapat memahami lebih jauh mengenai perilaku manusia

Segala hal di dalam islam bisa kita pelajari, salah satu nya ilmu yang

berkaitan dengan hal- hal mengenai manusia itu sendiri. Salah satunya

ketika kita mempelajari masalah atau hal yang berkaitan dengan adanya

perilaku manusia.

Hal ini juga akan berkaitan dengan perkembangan manusia itu sendiri.

Banyak yang mengatakan sifat atau perilaku manusia itu tidak bisa

dirubah. Tapi yang sesungguhnya kita bisa jauh lebih paham mengenai

segala sesuatu hal yang dirubah dengan pemahaman yang baik di dalam

islam itu sendiri.

8. Mempelajari mengenai kejiwaan dan pencapaian tujuannya

Saat kita berbicara mengenai ilmu psikologi dan peran islam dalam sejarah

psikologi. Hal pertama yang akan dibahas adalah mengenai ilmu kejiwaan.

Dalam islam pun begitu, segala sesuatunya akan berkaitan dengan ruh atau

diri manusia itu sendiri. Sehingga dari kedua ilmu tersebut juga kita jauh

lebih paham mengenai ilmu kejiwaan yang bisa kita pahami jauh lebih

dalam lagi.
15

9. Mengenal cabang ilmu sosial

Islam mengajarkan kita sebagai manusia perlu melakukan berbagai

kegiatan sosial di masyarakat. Sehingga dalam hal ini juga bisa dikatakan

sebagai salah satu pencapaian yang harus dilakukan. Psikologi sosial juga

lebih mengajarkan dalam kehidupan seseorang yang jauh lebih baik di

dalam masyarakat.

10. Menjadi sebuah pedoman utama ilmu

Segala macam ilmu yang kita ketahui dan pahami akan berkaitan dengan

ilmu islam. Sehingga kita hanya tinggal mengembangkannya saja. Banyak

ilmu yang ada di dunia ini, namun jika tidak kita kaitkan dengan perspektif

islam pun akan menjadi sebuah hal yang sangat rancu. Sehingga peranan

islam dalam psikologi ini memang sangatlah penting.

11. Sebagai jawaban ilmu spritual

Yang namanya ilmu psikologi pasti akan berkaitan dengan kejiwaan atau

spiritual seseorang. Dengan adanya ilmu spiritual juga mengajarkan kita

jauh lebih paham mengenai kehidupan dan juga kejiwaan seseorang yang

lebih baik.

12. Metode relaksasi jiwa

Sejarah psikologi dan perkembangannya akan berkaitan dengan aspek

sugesti, kebersamaan dan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kejiwaan di

masyarakat, hal ini juga lah yang memiliki kemiripan dengan psikologi

islam, sehingga saling berkaitan satu dengan yang lain.


16

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Psikologi islam adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang jiwa

dan prilaku manusia dan juga hewan dan bagaimana cara

penaggulangannya berdasarkan sumber yang tidak mengakui banyak

Tuhan dan berpdoman pada ayat-ayat Ilahi (al-quran) serta hadits

Rasulullah saw. ditambah dengan pendapat-pendapat ulama. Sementara

menurut Jamiludin Ancok dan Fuad Anshori, objek psikologi islam adalah

manusia. Jadi psikologi islam adalah ilmu tentang manusia, khususnya

tentang kepribadian manusia yang meliputi aspek teori, filsafat,

metodologi dan penedekatan masalah yang berdasarkan kepada sumber

formal islam (al-Quran dan as-Summah), akal, panca indra dan intuisi.

2. Secara umum gaungnya Psikologi Islam dimulai sejak tahun 1978 pada

simposium internasional tentang psikologi dan Islam (International

Symposium on Psychology and Islam) di Universitas Riyadh Arab Saudi.

Pada tahu 1979 diterbitkan sebuah buku di Inggris yang ditulis oleh Malik

B Badri dengan judul The Dilemma of Muslim Psychologist .Buku

terssebut didasarkan pada penyampaian gagasan beliau dalam forum

Association of Muslim Social Scientists (AMSS) Amerika Kanada.

Selanjutnya di Indonesia dikembangkan oleh tokoh utamanya yaitu

Jamiludin Ancok dan Fuad Hasan.


17

B. Saran

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis hususnya dan bagi

pemerhati psikologi pada umumnya . Kritik dan saran atas segala kekurangan

dari tulisan ini penulis akan terima dengan lapang dada.


DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Istianah Abu. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Malang: UIN Malang
Press.

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Yatim, Badri. 2011. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta:
Rajawali Pers.

www.academia.edu Senin, 22 Desember. 2022. 17:50

18

Anda mungkin juga menyukai