Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN STUDI ISLAM

Diajukan untuk memehuhi tugas Ujian Akhir Semester Gasal


Metodologi Studi Islam

TRADISI SHOLAT ISTISQO’ MEMINTA TURUNNYA HUJAN

Disusun Oleh:

Siti Alda Mariyatul Qibtiyah Al Ichmad

20.03.3927

Dosen Pengampu:

Arifiyah Tsalatsati, AM, M.SI

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BREBES

2020/ 2021

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke


hadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan kekuatan lahir dan batin
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beriring salam
tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan
para sahabatnya. Adapun maksud dan tujuan kami disini yaitu menyajikan
beberapa hal yang penting menjadi materi dari makalah kami. Makalah ini
membahas mengenai “Tradisi Sholat Istisqo’ meminta turun hujan”.
Makalah ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti untuk para
pembacanya.

Kami menyadari bahwa didalam makalah kami ini masih banyak


kekeurangan , kami mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan
makalah kami agar lebih baik dan dapat berguna semaksimal mungkin. Akhir
kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan dan penyempurnaan makalah ini.

Penulis,
Siti Alda Mariyatul Qibtiyah Al Ichmad

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
A. Latar Belakang Penelitian........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 1
D. Analisis Penelitian…………………………………………………… 2
E. Metode Penelitian……………………………………………………… 4
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam tipologi pemikiran islam terdapat dua model pendekatan
keagamaan, yaitu pendekatan tekstual dan kontekstual. Adalah dua model
pendekatan keagamaan yang jarang menampakkan cara pemahaman
keagamaan dan perilaku keberagaman yang bersebrangan. Perbedaan cara
pandang model keagamaan itu belum dijumpai secara holistik apa faktor
sosio-historis dan antropologis yang melatarinya. Yang jelas kedua-duanya,
tekstulis maupun kontekstulis sama-sama memiliki basis ideologi keagamaan
senada, yaitu Tauhid.1
Mengutip tentang Sholat Istisqo’ yang dianggap sebagai sebuah tradisi
meminta turunnya hujan adalah suatu hal yang sudah Rasulullah ajarkan dari
dulu yang masih dilakukan sampai sekarang. Namun, di Indonesia sendiri,
tradisi meminta turunnya hujan sangat berbagai macam caranya, setiap daerah
memiliki cara masing-masing. Dan tradisi tersebut masih kental sekali dengan
adat istiadat leluhur yang mana mereka lalukan sangat berbeda dengan ajaran
islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari penjelasan dari latar belakang diatas maka penulis dapat
merumuskan makalah ini dengan beberapa rumusan diantaranya sebagai
berikut:
1. Bagaimana awal mula Sholat Istisqo’ bisa terjadi?
2. Bagaimana Rsulullah melaksanakan Sholat Istisqo’?
3. Apakah ada tradisi lain untuk meminta hujan selain Sholat Istisqo’?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari penjelasan dari latar belakang dan rumusan masalah
diatas maka kami dapat menyimpulkan tujuan penulisan makalah ini dengan
beberapa tujuan penulisan di antaranya sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah Sholat Istisqo’
2. Mengetahui cara melakukan Sholat Istisqo’
3. Mengetahui Sholat Istisqo’ sebagai tradisi

1
Roibin. Relasi Agama dan Budaya Masyarakat Kontemporer. Malang; UIN Malang, Press, 2009

1
4. Mengetahui tradisi meminta turun hujan selain Sholat Istisqo’
D. Hasil Penelitian
Air merupakan sumber kehidupan bagi penduduk bumi. Tidak hanya
manusia, hewan dan tumbuhan juga sangat membutuhkan air. Bahkan 80%
komposisi dalam tubuh makhluk hidup adalah air. Dan hujan adalah suatu
fenomena yang merupakan rahmat Tuhan untuk mendatangkan air sebagai
sumber daya bumi.
Pada zaman Rasulullah ketika hujan tidak turun sampai sumur
mongering, sungai berkurang debitnya, rerumputan menguning yang
kemudian mati, pohon-pohon meranggas. Fenomena kemarau menjadi sebuah
bencana. Maka Rasulullah melakukan Sholat Istisqo’ sebagai ibadah meminta
turunnya hujan. Sebagimana diceritakan dalam hadits, yang artinya seperti
berikut;2
“Orang-orang mengadu kepada Rasulullah SAW tentang musim
kemarau yang panjang. Lalu beliau memerintahkan untuk meletakkan
mimbar di tempat tanah lapang, lalu beliau membuat kesepakatan dengan
orang-orang untuk berkumpul pada suatu hari yang telah ditentukan”.
Aisyah lalu berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar
ketika matahari mulai terlihat, lalu beliau duduk di mimbar. Beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam bertakbir dan memuji Allah Azza wa Jalla, lalu
bersabda;
“Sesungguhnya kalian mengadu kepadaku tentang kegersangan
negeri kalian dan hujan yang tidak kunjung turun, padahal Allah Azza Wa
Jalla telah memerintahkan kalian untuk berdoa kepada-Nya dan Ia berjanji
akan mengabulkan doa kalian”.
Dalam buku Sulaiman Rasyid3, ajaran islam menyeru bahwa Shalat
Istisqo’ hukumnya sunnah ketika ada hajat (musim kemarau panjang).
Adapun cara yang diajarkan oleh Rasulullah dalam buku yang berjudul Fikih
Islam tersebut ada tiga macam, yaitu;
1. Sekurang-kurangnya berdoa saja, baik sendiri-sendiri ataupu berjamaah
2
Sulaiman Rasyid, Fikih Islam (Bandung: Sinar Baru Algensido, 2012) hlm. 141.
3
Sulaiman Rasyid, Fikih Islam (Bandung: Sinar Baru Algensido, 2012) hlm. 141.

2
“Rasulullah pernah meminta hujan hanya dengan doa” (Riwayat Abu
Daud)
2. Berdoa didalam khutbah jumat. Ini juga pernah dilakukan Rasulullah.
(Riwayat Bukhori Muslim)
3. Yang lebih sempurna hendaklah dengan Sholat dua rakaat. (Riwayat
Muslim)
Bagi masyarakat Indonesia yang sangat kental dengan budaya dan
tradisi memang memiliki tradisi meminta hujan yang berbeda dengan Sholat
Istisqo’. Meski Indonesia merupakan Negara mayoritas beragama islam
namun adat istiadat nenek moyang yang sampai sekarang masih dilestarikan,
bukan hanya ritual meminta turun hujan, tetapi ritual lainnya masih tetap
bertahan. Setiap daerah memiliki tradisi masing-masing. Contonya di Jawa,
ritual meminta hujan dengan memainkan gamelan atau wayang kulit. Di
Minangkabau disebut tradisi Armarohimin dengan membaca do’a Tolak bala
dan do’a Qunut yang dilakukan setelah Sholat Isya’. Dan masih banyak
ritual-ritual lainnya.
Tradisi yang masih menjaga ritual seperti yang asli dianggap
bertentangan dengan para ulama. Pasalnya hal itu sering dikatakan sebagai
perbuatan syirik, atau haram, atau bid’ah. Hal itu tetap dipertahankan karena
mereka menganggap jika ada ritual yang diubah maka hasilnya tidak terbukti.
Meski seperti itu, ada banyak daerah yang mengubah sedikit ritual meminta
hujan yang berkaitan dengan agama islam, seperti pembacaan Al-Qur’an
maupun Sholawat.
Meski seperti itu Sholat Istisqo’ merupakan ibadah sunnah yang
sering dilakukan di Indonesia. Pada tahun 2015, khusunya di Brebes pernah
mengadakan Sholat Istisqo’ besar-besaran yang diikuti oleh santri-santri di
Kabupaten Brebes serta warga-warga desa Luwungragi. Sholat Istisqo’
diimami oleh KH. Subhan Ma’mun selaku pengasuh Pondok Pesantren
Assalafiyah Brebes.

3
E. Metode Penelitian
Metode Penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara
yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris
berarti suatu cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia sehingga
orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Sistematis berarti suatu proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.4
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatis. Karena
proses penelitian ini lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai
metode interpretative karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan
interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.5

4
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, cv.2009), hlm. 2
5
Ibid, hlm. 8

Anda mungkin juga menyukai