Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ADAT DALAM UPACARA DAUR HIDUP

DOSEN PENGAMPU : DIDI SYAPUTRA, SH., M.Kn

DISUSUN OLEH :

UMARULLAH MISSASI (301231010016)

MATA PELAJARAN UNISI DAN BUDAYA MELAYU


SEMESTER 1
KELAS B ( MANDIRI )

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Adat dalam Upacara Daur Hidup” tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas pada Mata


Kuliah Unisi dan Budaya Melayu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia yaitu Bapak Didi Syaputra, SH.,
M.Kn yang telah memberikan tugas Makalah ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan juga bagi para pembaca.

Dalam penulisan Makalah ini, Penulis menyadari bahwa masih terdapat


banyak kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan penulisan selanjutnya. Kami berharap
semoga Makalah yang kami susun ini dapat memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Tembilahan, Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah ..................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Adat ............................................................................................................. 3
B. Upacara Adat ............................................................................................... 3
C. Adat dalam Upacara Daur Hidup ................................................................ 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 8
A. Kesimpulan ................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh dengan
keanekaragaman, yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras,
suku bangsa, agama dan kepercayaan, dan lain-lain. Dalam keragaman budaya
tersebut terdapat bermacam-macam upacara daur hidup.
Upacara daur hidup pada masa sekarang ini cenderung mengalami
penyederhanaan-penyederhanaan baik sarana maupun prosesinya. Kebanyakan
masyarakat pada masa kini sudah tidak lagi mengetahui prosesi lengkap dan tata
cara serta sarana yang utuh dalam penyelenggaraan suatu upacara. Oleh karena
itu, untuk mengetahui sarana dan prosesi yang lengkap mengenai tata cara dan
upacara seputar daur hidup, diperlukan sumber informasi yang mantap.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, Masalah
penelitian perlu dibatasi dengan jelas sehingga dapat mengarahkan perhatian
secara seksama pada masalah tersebut. Agar dapat dikaji dan dijawab secara
mendalam, maka penelitian mengidentifikasi masalah tentang “Adat dalam
Upacara Daur Hidup”.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Adat?
2. Bagaimana pengertian Upacara Adat?
3. Bagaimana pengertian Adat dalam Upacara Daur Hidup?

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah


1. Tujuan Penulisan Makalah
a. Untuk mengetahui pengertian Adat.
b. Untuk mengetahui pengertian Upacara Adat.
c. Untuk mengetahui pengertian Adat dalam Upacara Daur Hidup.

1
2

2. Manfaat Penulisan Makalah


Selanjutnya dengan tercapainya tujuan tersebut diharapkan dari penelitian
ini memiliki manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat Akademis.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, informasi dan
sumbangan pemikiran bagi kalangan akademis dalam menambah
pengetahuan serta menjadi acuan bagi peneliti-peneliti yang berkaitan
dengan “Adat dalam Upacara Daur Hidup”.
b. Manfaat Praktis.
- Hasil Penelitian ini diharapkan masyarakat mampu memahami tentang apa
saja Adat dalam Upacara Daur Hidup dengan demikian bisa diterapkan
dikehidupan sehari-hari.
- Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat memperluas dan
memperdalam pengetahuan serta wawasan penulis khususnya tentang
“Adat dalam Upacara Daur Hidup”.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ADAT
Istilah adat berasal dari bahasa Arab, yang apabila diterjemahkan dalam
Bahasa Indonesia berarti “kebiasaan”. Adat atau kebiasaan telah meresap ke
dalam Bahasa Indonesia, sehingga hampir semua bahasa daerah di Indonesia telah
menganal dan menggunakan istilah tersebut. Adat atau kebiasaan dapat diartikan
sebagai berikut:
“Tingkah laku seseorang yang terus-menerus dilakukan dengan cara
tertentu dan diikuti oleh masyarakat dalam waktu yang lama”.
Dengan demikian unsur-unsur terciptanya adat sebagai berikut:
1. Adanya tingkah laku seseorang.
2. Dilakukan terus-menerus.
3. Adanya dimensi waktu.
4. Diikuti oleh orang lain/ masyarakat.1

B. UPACARA ADAT
Upacara adalah rangkaian, tindakan atau perbuatan yang terikat kepada
aturan-aturan tertentu menurut adat atau agama; perbuatan atau perayaan yang
dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting.2
Upacara adat adalah segala aktifitas penduduk lokal yang dimana sifatnya
menjadi suatu kebutuhan dan sebagai bentuk acara perayaan.3 Beberapa ahli juga
menjelaskan tentang upacara adat salah satunya yaitu Koentjaningrat :
menjelaskan upacara adat adalah segala kegiatan yang dilaksanakan secara
bersama-sama oleh masyarakat dalam suatu komunitas yang dianggap sebagai

1
Munir Salim. Jurnal al-daulah. Adat Recht sebagai Bukti Sejarah dalam Perkembangan Hukum Positif
di Indonesia. Makassar : UIN Alauddin. hlm. 19.
2
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Indonesia. hlm. 1108.
3
Ibrahim, dkk. Upacara Adat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pangkal Pinang: CV Talenta
Surya Perkasa.

3
4

bentuk kebangkitan dalam diri masyarakat. Banyak ragam yang dikatakan sebagai
upacara adat seperti upacara perkawinan, upacara kematian, upacara pengukuhan
dan sebagainya.4

C. ADAT DALAM UPACARA DAUR HIDUP


Upacara daur hidup merupakan upacara yang diselenggarakan pada
peristiwa-peristiwa penting sepanjang riwayat hidup seseorang.5 Upacara daur
hidup dilaksanakan semenjak seseorang masih di dalam kandungan sampai akhir
hayatnya. Upacara daur hidup dibagi menjadi tiga tahapan penting dalam
kehidupan manusia, yaitu (1) Kelahiran; (2) Perkawinan; dan (3) Kematian.6
Upacara tradisi daur hidup adalah upacara peralihan tahap (rites of
passage) yang digambarkan seperti busur panah, mulai dari peristiwa keseharian
yang sederhana, dari tahap kelahiran sampai pada perhelatan-perhelatan besar
yang diatur lebih rumit, seperti sunatan atau khitanan, perkawinan dan kemudian
berakhir pada upacara kematian yang hening.7
Umumnya upacara daur hidup dibagi menjadi lima bagian menurut
perjalanan hidup seseorang, yaitu:
1) Adat-istiadat saat manusia dalam kandungan;
2) Adat-istiadat saat manusia lahir;
3) Adat-istiadat masa remaja;
4) Adat-istiadat perkawinan; dan
5) Adat-istiadat kematian.
Upacara daur hidup merupakan salah satu dari komponen religi. Setiap
komponen mempunyai peranannya sendiri-sendiri, tetapi tetap menjadi bagian
dari suatu sistem yang berkaitan erat satu sama lain.8

4
Koentjaningrat. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat. hlm 140.
5
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Op cit. hlm. 1108.
6
Edi Sedyawati. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. hlm. 429-431.
7
Clifford Geertz. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa (terjemahan oleh Aswab Mahasin).
Jakarta: Pustaka Jaya. hlm. 104.
8
Koentjaraningrat. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: UI Press. hlm. 77-82.
5

Adat-istiadat saat manusia dalam kandungan


Upacara kehamilan dilakukan sebagai upaya memberitahukan kepada
masyarakat, tetangga-tetangga dan kerabat keluarga, bahwa seorang wanita sudah
betul-betul hamil dan akan melahirkan keturunan. Selain itu, juga mengandung
harapan agar ibu yang mengandung dan bayi yang dikandungnya mendapat
keselamatan.9 Contoh: Nujuh bulan.

Adat-istiadat kelahiran
Kelahiran anak adalah sebuah anugerah setiap manusia, kelahiran dalam
menciptakan masyarakat baru yang memiliki peran penting nantinya di dalam
kehidupan masyarakat. Setiap kelahiran anak dalam masyarakat memiliki arti
penting bagi kehidupan masyarakat tersebut, sebab kelahiran adalah bentuk
perpanjangan generasi antara satu manusia dengan manusia baru lainya. Disetiap
masyarakat kelahiran juga memiliki makna dalam yang dapat menimbulkan
beberapa tradisi dalam masyarakat itu sendiri. Banyak tradisi yang tercipta dari
proses kelahiran tersebut, bahkan sebelum kelahiran proses tradisi sudah berjalan
seperti tradisi sewaktu kehamilan bahkan nantinya tradisi ketika kelahiran
tersebut. Contoh: Kikahan.

Adat-istiadat remaja
Remaja dalam bahasa aslinya disebut andolescane, berasal dari bahasa
latin andolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan
atau dewasa”.10 Masa remaja, menurut Tomburg (1982) terbagi 3 tahap, yaitu (a)
remaja awal (usia 13-14 tahun), (b) remaja tengah (usia 15-17 tahun), (c) remaja
akhir (usia 18-21 tahun).11 Contoh: Khitanan.

Adat-istiadat perkawinan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, perkawinan dari kata “kawin” yang
menurut bahasa artinya membina keluarga dengan lawan jenis sebagai hubungan

9
Ahmad Yunus, dkk. Arti dan Fungsi Upacara Tradisional Daur Hidup pada Masyarakat Betawi.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 43.
10
Elizabeth B. Hurlock. Psikologi Perkembangan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga. hlm. 206.
11
Agoes Dario. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. hlm. 14.
6

suami istri.12 Upacara itu sendiri diartikan sebagai tingkah laku resmi yang
dibakukan untuk peristiwa-peristiwa yang tidak ditujukan pada kegiatan teknis
sehari-hari, akan tetapi mempunyai kaitan dengan kepercayaan di luar kekuasaan
manusia. Dalam setiap upacara perkawinan, kedua mempelai ditampilkan secara
istimewa, dilengkapi dengan tata rias wajah, tata rias sanggul, serta tata rias
busana yang lengkap dengan berbagai adat istiadat sebelum perkawinan dan
sesudahnya.13
Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk menikah atau dalam istilah
lain setiap manusia dipastikan akan mengalami daur hidup (rites of passage)
salah satunya adalah ritus pernikahan. Ini dilakukan untuk menguak apa makna
yang terkandung dalam ritual adat pernikahan tersebut. Merujuk yang
diungkapkan oleh Malinowski mengenai kebudayaan, upacara tersebut memiliki
fungsi: 1) untuk memenuhi kebutuhan biologis, seperti kebutuhan akan pangan
dan prokreasi, 2) kebutuhan instrumental, seperti kebutuhan akan hukum dan
pendidikan, 3) memenuhi kebutuhan integratif, seperti agama dan kesenian.14
Contoh : Lamaran.

Adat-istiadat kematian
Salah satu adat yang mendapat pengaruh contohnya dalam Agama Islam
adalah adat kematian. Kematian merupakan terpisahnya antara roh dengan jiwa.
Dalam Islam dijelaskan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami yang
namanya kematian. Hal tersebut terdapat dalam terdapat dalam QS al-Anbiya/21:
35.

12
Departemen Dikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. cetakan ke-3 edisi ke-2. Jakarta: Balai
Pustaka. Hlm. 456.
13
Ahmad Yunus, dkk. Op cit. hlm. 43.
14
Bronislaw Malinowski. A scientiic theory of culture and other essays. Volume 9 d a r i Malinowski
Collected Works . New York: Routledge. hlm. 168-173.
7

Terjemahnya: Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji
kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu
akan dikembalikannya hanya kepada Kami.15
Contoh: menigahari, tujuh hari, dua puluh lima hari, empat puluh hari.

15
QS al-Anbiya (21): 35
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tradisi atau adat yang membudaya melekat pada setiap diri invidu
diaplikasikan dalam bentuk kesehariannya, tidak saja dalam acara seremonial
tetapi juga dalam sikap hidup mereka. Upacara daur hidup dilaksanakan semenjak
seseorang masih di dalam kandungan sampai akhir hayatnya.
Upacara daur hidup merupakan tahapan penting dalam kehidupan
manusia. Upacara tradisi daur hidup yang digambarkan mulai dari peristiwa
keseharian yang sederhana, dari tahap kelahiran sampai pada upacara kematian
yang hening.

B. Saran
1. Harapan penulis kepada para pembaca agar memahami tentang “Adat dalam
Upacara Daur Hidup” dan bisa diketahui dalam kehidupan sehari-hari.
2. Keberanekaragaman adat istiadat di Nusantara merupakan suatu kekayaan
yang harusnya dijaga dan dilestarikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Agoes Dario. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ahmad Yunus, dkk. 1993. Arti dan Fungsi Upacara Tradisional Daur Hidup
pada Masyarakat Betawi. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Bronislaw Malinowski. 2002. A scientiic theory of culture and other essays.
Volume 9 dari Malinowski Collected Works. New York: Routledge.
Clifford Geertz. 1989. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa
(terjemahan oleh Aswab Mahasin). Jakarta: Pustaka Jaya.
Departemen Dikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. cetakan ke-3 edisi
ke-2. Jakarta: Balai Pustaka.
Edi Sedyawati. 2006. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Elizabeth B. Hurlock. 1991. Psikologi Perkembangan (Edisi Kelima). Jakarta:
Erlangga.
Ibrahim, dkk. 2015. Upacara Adat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pangkal Pinang: CV Talenta Surya Perkasa.
Koentjaningrat. 1980. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.
____________. 1987. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: UI Press.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Indonesia.

B. Jurnal
Munir Salim. 2015. Jurnal al-daulah. Adat Recht sebagai Bukti Sejarah dalam
Perkembangan Hukum Positif di Indonesia. Makassar : UIN Alauddin.

C. Kitab
Al-Qur’an al-Karim

Anda mungkin juga menyukai