Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN AGAMA

(SUMATERA I & KEP.RIAU)

Dosen Pengampu: Twediana Budi Hapsari, S.Sos. M.S., Ph. D.

Disusun Oleh:

Adinda Nurul Aini 20190710009


Dina Andriana Rumopa 20190710001
Cut Deani 20190710047
Muhammad Fadhlah Dasri 20190710008
Putri Bagus Aulia 20190710065
Rizky Fernandes 20190710076

PROGRAM STUDI S1 KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan


sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Tanpa pertolongan–Nya tentunya kami tidak dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap selalu tercurahkan limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul akhirat
nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan makalah sebagai tugas dari mata kuliah “Komunikasi Antar
Budaya” dengan tema “Akar Struktur Budaya”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan dalam pembuatannya. Sehingga, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca mengenai makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih khususnya kepada dosen
Komunikasi Antar Budaya kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini.

Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta: 7 Maret 2021

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 . Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 . Tujuan Masalah ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 . Rumpun Melayu................................................................................. 3


..............................................................................................................
2.2 Ide-Ide, Gagasan, Kepercayaan, Nilai-Nilai, Norma-Norma, Dan
Peraturan Dalam Masyarakat Melayu................................................ 4
2.3 . Ritual Adat Masyarakat Rumpun Melayu.......................................... 6
..............................................................................................................
2.4 . Bentuk Fisik Kebudayaan Rumpun Melayu....................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 . Kesimpulan......................................................................................... 16
3.2 . Saran .................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Kebudayaan adalah seluruh hal yang menjadi kebiasaan dalam menjalani
kehidupan manusia sehari-hari, yang dimiliki dan dihayati bersama dalam
komunitas manusia berlatar belakang kehidupan masyarakat yang sama. Didalam
kebudayaan biasanya memiliki kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.

Kebudayaan berasal dari kata budaya, yang berarti pikiran, akal budi, dan
hasil. Menurut antropolog kebudayaan adalah seluruh kemampuan manusia yang
didasarkan kemampuan pemikiran yang dicurahkan kedalam bentuk perilaku, dan
hasil karya mereka.

Koentjaraningrat dalam bukunya menjelaskan bahwa dalam


pengaplikasiannya, kebudayaan memiliki 3 bentuk:

a. Kebudayaan dalam bentuk ide-ide, gagasan, kepercayaan, nilai-nilai,


norma-norma, peraturan dan sebagainya,
b. Kebudayaan dalam bentuk kegiatan, dilakukan sehari-hari dan ritual
yang memiliki pola tertentu, berdasarkan kepada bentuk 1 diatas.
c. Kebudayaan dalam bentuk fisik, wujud dari benda-benda hasil karya
manusia, hasil fisik dari seluruh aktifitas manusia. Seperti genteng
dari sekitaran Jawa, atau atap rumbia dari daerah sekitaran Sumatra.

Ketiga bentuk diatas tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan budaya


masyarakat. Kebudayaan dan adat istiadat idealnya membentuk arah pikir,
tindakan dan karya manusia. Berupa ide, tindakan dan karya, dan menghasilkan
benda-benda kebudayaan

1
I.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rumpun melayu?
2. Bagaimana bentuk ide-ide, gagasan, kepercayaan, nilai-nilai, norma-
norma, dan peraturan dalam masyarakat rumpun melayu?
3. Apa saja Ritual adat yang terdapat diberbagai adat dalam rumpun
melayu?
4. Apa saja bentuk fisik dari kebudayaan dalam rumpun melayu?

I.3. Tujuan Makalah


Makalah ini dibuat untuk memenuhi penugasan dalam mata kuliah selain itu
kami juga berharap makalah ini bisa membersihkan rasa penasaran pembaca
tentang kebudayaan dalam rumpun melayu, dan menambah pengetahuan seputar
budaya dalam rumpun melayu. Sehingga diharapkan makalah ini:
a. Bisa menjelaskan bagaimana bentuk ide-ide, gagasan, kepercayaan,
nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan dalam masyarakat rumpun
melayu.
b. Bisa menjelaskan apa saja bentuk Ritual adat yang terdapat
diberbagai adat dala rumpun melayu
c. Bisa menjelaskan apa saja bentuk fisik dari kebudayaan dalam
rumpun melayu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Rumpun Melayu


Sejarah bangsa melayu yang sangat Panjang membuat sulit pembahasan
tentang asal usul orang melayu kuno, karena data yang tersedia sangat sedikit.
Selain itu budaya dan ras yang berbedabeda menyulitkan dukungan data sejarah
bangsa melayu. Karena ras yang berlainan bisa memiliki kebudayaan yang sama,
dan ras yang sama tidak memiliki budaya yang sama.
Selain itu masalah pada wilayah perbatasan juga berperan penting karena
menalami percampuran ras, ditingkat terbawah kesulitan terjadi bahkan sampai
pada tahap percampuran genetic dan kecilnya lingkungan.
1. Sumber berita asal usul melayu
Istilah melayu sekarang ini dikaitan dengan suku bangsa, Bahasa, dan
kebudayaan. Yaitu bangsa melayu, Bahasa melayu, dan kebudayaan melayu.
Dibalik semua itu ada banyak sekali teori asal mula kata melayu, dari, mulai
dari awal penggunaan kata melayu sendiri yang berasal dari tahun 100-150
Masehi, pada buku karangan Ptolemy “Geographike Sintaxis”. Yang
menggunakan istilah “Melau-Kolon”. Sampai baru-baru ini teori yang di
keluarkan oleh pakar Antropologi asal Malaysia Datuk Dr Wan Hashim
Wan The. Yang menyatakan bahwa bangsa melayu sudah ada di Nusantara
sejak 74000 SM.
Asal kata Melayu, menurut pakar sejarawan istilah melayu itu berasal
dari sebuah sungai, bersumber dari Col.Greany, dan dikutip dari kitab
Undang-Undang Siam (kerajaan thailand). Dikatakan ada kerajaan melayu
pada tahun 677 Masehi di Sungai Melayu, Kalimantan barat.
Nama melayu sendiri bisa ditemukan di area situs percandian muara
jambi, nama melayu ada yang di tulis melayur, malayur, melayu atau
melayu. Yang dalam Bahasa jambi sendiri berasal dari kata layu yang
artinya tidak berdaya lagi.

3
2. Rumpun melayu di Indonesia
Secara ras suku melayu di Indonesia terbagi menjadi 2, yaitu melayu
Deutero, dan melayu Proto. Melayu deutero adalah suku melayu yang ada
setelah melayu proto yang dating sekitar 500 tahun SM, sekitar zaman
logam, ras melayu ini mencakup suku melayu (sekarang), aceh, lampung,
Minangkabau, Manado. Sedangkan melayu Proto adalah melayu lama, yang
sudah ada sebelum melayu deutro sekitar 1500 tahun SM. Meliputi suku
toraja, Dayak, batak, sasak, nias, kubu, dll.
Suku melayu di Indonesia meliputi: Melayu tamiang, Melayu
Palembang, Melayu Deli, Melayu Asahan, Melayu Riau, Melayu Sambas,
Melayu Pontianak, dan lainnya. Untuk bangsa serumpun yaitu: suku
Minangkabau, Ulun Lampung (suku lampung), suku sakai, suku Talang
Mamak, Suku Betawi, Suku Dayak dan lainnya.

II.2 Ide-Ide, Gagasan, Kepercayaan, Nilai-Nilai, Norma-Norma, Dan


Peraturan Dalam Masyarakat Melayu
Dalam beberapa kasus pada daerah tertentu suku melayu, seperti di Bangka.
Penduduk asli Bangka memeluk kepercayaan animism dan dinamisme, awalnya
kerajaan Johor mengirimkan pasukannya untuk memberantas bajak laut di daerah
Bangka. setelah berhasil, raja johor mengirimkan Sebagian rakyatnya ke daerah
Bangka untuk mengelola sumber daya disana. Namun, kedatangan bangsa melayu
yang awalnya beragama islam, mengakibatkan Sebagian penduduk asli bangka
memeluk islam. penduduk asli yang beragama islam ini kemudian di juluki
sebagai orang “Lah” yang artinya sudah. Dan yang belum memeluk silam sebagai
orang “Lum” artinya belum memeluk islam.
Orang asli Bangka yang sudah memeluk islam lama-kelamaan menyebut
diri mereka sebagai orang Melayu, karena merasa memiliki agama yang sama
dengan orang asli melayu, sehingga beberapa peneliti seperti Hermansyah, dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa Melayu identik dengan Islam. Menurutnya,
Islam adalah penanda identitas kemelayuan mereka. Sehiggga dapat dikatakan

4
bahwa orang melayu adalah masyarakat yang beragama islam yang menjalankan
kehidupan sehari-harinya dengan adat istiadat melayu.
Dari penjabaran diatas, sangat jelas bahwa Melayu itu identik dengan agama
Islam, bahkan orang melayu secara bangga memiliki sebuah pepatah “Adat
bersendi Syarak, Syarak bersendi Kitabullah(Al-Quran)”. Yang bermakna:
Pertama, Hukum adat itu berdasarkan hukum agama, dan hukum agama
berdasarkan Al-Quran. Kedua, segala sesuatu pekerjaan dan perbuatan hendaknya
selalu mengingat aturan adat dan aturan agama, agar tidak bertentangan
dengannya.
Sehingga dapat ide-ide dan gagasan masyarakat melayu itu seharusnya tidak
bertentangan dengan Al-Quran, Kepercayaan mereka adalah Islam, nilai dan
norma mereka adala Al-Quran dan As-sunnah, dan peraturan mereka adalah
peraturan adat yang berasal dari syariat.

II.3 Ritual Adat Masyarakat Rumpun Melayu


Acara atau ritual tertentu dalam masing-masing masyarakat
1. Melayu Riau & Kepulauan Riau
a. Adat Pernikahan
Dalam pernikahan masyarakat melayu, banyak acara yang dilalui
oleh pengantin seperti adat yang lain. Yaitu,
 Menjodoh/Merisik,
Menjodoh adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan oleh orang
tua, mencari dan mencocokkan calon suami yang dilakukan dengan
sangat hati-hati dan rahasia. Karena tanggungjawab mereka terhadap
anak dan agamanya. Penilaian calon oleh orang tua ini harus seiman
Islam, garis keturunan, pekerjaan, tingkah laku, dan perangai.
Namun, seiring berjalannya waktu adat ini semakin ditinggalkan
oleh orangtua melayu zaman searang. Orangtua secara penuh
mempercayakan penilaian anaknya atas suami/istri mereka. Sehingga
peran mereka sekarang hanya sebatas memonitor pilihan anaknya,
jangan sampai salah.

5
Merisik adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh keluarga pria
untuk menyelidiki calon istri bagaimana perangai calon dengan
mengirimkan seorang wanita paruhbaya, seorang yang dikirim harus
berpengalaman dalam menilai orang, pandai bertuturkata, dan mudah
bergaul, sehingga mudah akrab dengan keluarga calon istri.
Merisik biasanya dilakukan dengan bertemu langsung, ada yang
sambal mencari kutu, dan ada yang sambal bersenda gurau saja.
Informasi yang sudah didapat baru dilaporkan kepada keluarga yang
mengutus untuk dinilai apakah calon tersebut cocok dengan anak
mereka.
 Menyampaikan Hajat,
Setelah Mencari jodoh/Merisik terlaksana dengan baik. lalu
ddutus orang tua sebagai perwakilan, pihak laki-laki akan
memberitahu orangtua gadis bahwa akan ada utusan untuk
menyampaikan hajat meminang, sehingga pihak perempuan bisa
bersiap” menerima tamu yang akan dating.
 Meminang,
Sebelum proses meminang, terdapat acara setapak sirih lengkap
dengan perlengkapannya, setapak sirih melambangkan persaudaraan,
keterbukaan, persatuan dalam keutuhan saling melengkapi. Isi dari
setapak sirih adalah: buah pinang melambangkan keikhlasan, kapur
sirih melambangkan kebersihan dan kesucian, gambir melambangkan
berkah dan obat penawar, tembakau melambangkan kebersihan, dan
daun sirih melambangkan kebesaran, persaudaraan, dan persatuan
Kemudian pihak laki-laki mengutus yang dituakan, yang
berpengalaman dalap meminang untuh memberikan tanda janji bahwa
mereka akan menikah, perjanjian tersebut berbunyi: “… Jika pihak
laki-laki mengingkar janji, maka tanda yang telah diberikan menjadi
milik perempuan, atau dengan istilah lain “hangus”. Namun, jika
pihak perempuan yang mengingkar janji, maka harus mengganti dua
kali lipat dari tanda yang diberikan…”.

6
 Berjanji waktu,
Perundingan pelaksanaan pernikahan
 Antar Belanja,
Mengantar tanda bermaksud menunjukkan rasa tanggungjawab
dari pihak laki-laki untuk mempersunting wanita idamannya.
Hakikatnya melambangkan rasa senasib sepenanggunan
 Ajak mengajak,
Meminta pertolongan kerabat, sekaligus memberi berita baik
kepada sanak saudara, kaum kerabat, dan tetangga, untuk menyiapkan
acara/persepsi. Setidaknya dilakukan 3 hari sebelum gantung-gantung
 Berganjal
Gotong royong, seperti membangun bangsal, meminjam pecah
belah, mempersiapkan bahan makanan, dan lain”
 Betangas,
Mendudukkan pengantin wanita (tanpa baju) kemudian ditutup
dengan kain sebaras leher ke kaki, diatas bara api dan ramuan, dengan
tujuan menghilangkan bau keringat di badan bahanya adalah: beras
kunyit, daun kemuning, bedak sejuk, dan air jeruk purut.
 gantung-gantung,
serangkaian acara yang diawali dengan menggantung tabir,
diawali dengan proses doa selamat, agar mendapat ridha Allah, dan
dilanjutkan dengan pekerjaan lainya.
 berendam,
Berandam pada hakikatnya adalah membersihkan lahiriah untuk
menuju kebersihan batiniah. Berandam dilakukan oleh tukang andam. 
Ungkapan adat dalam berandam: Adat berandam disebut orang,
Membuang segala yang kotor, Membuang segala yang buruk,
Membuang segala yang sial, Membuang segala pemali, Membuang
segala pembenci, Agar seri naik ke muka, Agar tuah naik ke kepala,
Agar cahaya melekat di dada.

7
 berinai kecil,
berinai curi, yang dilakukan malam sebelum akad nikah, sebagai
pertanda bahwa kedia mempelai siap memasuki gerbang pernikahan.
 serah terima hantaran,
penyerahan mas kawin dari pihak laki-laki.
 akad nikah,
proses akad nikah terbagi menjadi 2, tahapan pertama, laki laki
naik kerumah perempuan khatam Quran, serah terima hantaran, akad
nikah, tepuk tepung tawar, bersanding. Tahapan kedua, penyerahan
mahar, ijab Qobul, tepuk tepung tawar, berinai besar, khatam quran,
bersanding.
 berinai besar dan Tepuk tepung tawar,
Berinai besar adalah upacara berinai yang dilakukan diatas
pelaminan. Tahap pelaksanaan berinai besar dan tepuk tepung tawar
dimulai dengan mempelai laki laki didudukkan diatas pelaminan yang
dipandu oleh mak inang. Caranya yaitu pengantin laki laki duduk pada
posisi bersila, di atas paha mempelai laki laki diletakkan bantal susu
ari sebagai pengalas tangan dengan posisi tangan telungkup. Barulah
pelaksanaannya dimulai, yang didahulukan adalah unsur keluarga,
tokoh agama dan adat sebanyak 3-7 orang (jumlah ganjil) dan begitu
juga untuk mempelai perempuan.
Setelah selesai mempelai laki laki barulah mempelai perempuan
didudukan diatas pelaminan dengan posisi duduk bersimpuh dan
bantal susu ari diletakkan diatas pahanya, telapak tangan
ditelentangkan diatas bantal susu ari diletakkan diatas bantal susu ari.
Pelaksanaannya dimulai oleh keluarga tertua, tokoh agama dan adat
yang (berjumlah 3 s.d 7 orang perempuan berjumlah ganjil, jika 7
orang diambil wakil dari pihak laki laki 3 orang dan pihak perempuan
3 orang serta satu orang tok lebai atau Ka. Kua sekaligus untuk
membaca doa). Mempelai yang akan didudukkan pada pelaminan
terlebih dahulu pengantin laki laki, setelah selesai dan dikembalikan

8
ketempat semula (duduk disamping pelaminan), barulah digantikan
dengan mempelai perempuan hingga selesai. saat pengantin laki laki
tepuk tepung tawar, pengantin perempuan berada dibelakang
pelamin/dalam bilik).
 berarak,
Merupakan kegiatan mengantar pengantin laki-laki ke rumah
pengantin perempuan. Pada saat berarak pengantin laki-laki diusung,
atau bisa juga berjalan kaki. Iringan pengantin disertai bunyi kompang
dan rebana di sepanjang perjalanan. Ketika sampai di depan rumah
pengantin perempuan, rombongan disambut dengan pencak silat, lalu
silat tersebut “disambut” dari pihak laki-laki.
Setelah bersilat, rombongan pengantin laki-laki tersebut tidak
serta merta melenggang ke dalam rumah. Mereka dihadang di pintu
masuk dengan tali lawe (biasanya digunakan kain panjang yang
direntang sebagai penghalang). Untuk membuka tali lawe, selalu
diikuti dengan berbalas pantun dan tebus uang pintu. Uang tebusan ini
sepenuhnya milik orang yang menjaga tali. Jumlah tebusan tidak
ditentukan secara pasti, mengikut kesepakatan dari dua belah pihak
saja.
Setelah tebusan disetujui, maka tali penghadang akan dibuka,
selanjutnya iring-iringan pengantin laki-laki dipersilakan masuk. Di
depan pintu beberapa perempuan sudah menunggu untuk menaburkan
beras kunyit yang bercampur dengan uang logam. Rombongan terus
berjalan menuju pelaminan.
2. Minangkabau
 Maresek
Kegiatan ini menjadi proses awal tata cara pernikahan adat
Minang. Pihak keluarga wanita akan mendatangi pihak keluarga pria,
dan hal ini sesuai dengan sistem kekerabatan di adat Minangkabau.
Pihak keluarga yang diutus adalah beberapa wanita yang sudah
berpengalaman dalam mencari tau apakah calon pengantin prianya

9
coock dengan calon pengantin wanitanya tidak. Pihak keluarga yang
diutus juga biasanya akan membawa buah tangan bagi keluarga calon
pengantin pria sebagai simbol sopan santun.
 Menimang dan Batimbang Tando
Batimbang Tando memiliki arti bertukar tanda. Menjadi simbol
pengikat perjanjian yang tidak bisa dibatalkan oleh sebelah pihak.
Biasanya yang ditukarkan adalah benda pusaka seperti keris,
kain adat, atau benda lainnya yang memiliki nilai sejarah bagi
keluarga. Setelah ini dilanjutkan dengan acara berembuk mengenai
penjemputan calon mempelai pria. Adapun tahapannya yaitu keluarga
calon mempelai wanita mengunjungi kediaman keluarga calon
mempelai pria.
Pada acara tersebut akan melibatkan orangtua, ninik mamak,
dan para sesepuh dari kedua belah pihak. Rombongan yang datang
akan membawa sirih pinang lengkap dan disusun dalam carano (tas
yang dibuat dari daun pandan).
 Mahanta Siriah
Acara ini di mana mempelai meminta izin atau memohon doa
restu kepada mamak-mamaknya, saudara ayah, kakak yang telah
berkeluarga dan sesepuh yang dihormati. Ritual ini memiliki tujuan
untuk memohon doa dan memberitahukan rencana pernikahan.
Calon mempelai pria pada acara ini akan membawa selapah
yang berisi daun nipah dan tembakau. Namun sekarang ini diganti
dengan rokok. Sedangkan calon memperlai wanita akan menyertakan
sirih lengkap.
 Babako- Babaki
Acara ini akan diadakan beberapa hari sebelum acara akad nikah
berlangsung. Bako berarti pihak keluarga dari ayah calon mempelai
wanita. Dan pihak keluarga ini ingin menunjukkan kasih sayangnya
dengan ikut memikul biaya sesuai kemampuannya.

10
Acara ini dimulai dengan calon mempelai wanita dijemput dan
dibawa ke rumah keluarga ayahnya. Di sana para tertua akan
memberikan nasihat. Dan keesokan harinya, calon mempelai wanita
akan diarak kembali ke rumahnya diiringi keluarga pihak ayah dengan
membawa berbagai macam barang bantuan tadi.
Perlengkapan yang disertakan biasanya berupa sirih lengkap
(sebagai kepala adat), nasi kuning singgang ayam (makanan adat),
antaran barang yang dibutuhkan calon mempelai wanita seperti
pakaian, perhiasan, lauk pauk yang sudah matang maupun mentah,
sampai kue dan lainnya.
 Malam Bainai
Acara ini dilakukan pada malam sebelum akad nikah. Bainai
menjadi ritual untuk melekatkan jasil tumbukan daun pacar merah
(daun inai) di kuku calon pengantin. Tradisi ini memiliki makna
sebagai ungkapan kasih sayang dan doa restu para sesepuh keluarga
mempelai wanita. Lalu terdapat juga air yang berisikan keharuman
tujuh bunga, daun iani tumbuk, payung kuning, kain jajakan kuning,
kain simpai, dan kursi bagi calon pengantin.
Calon pengantin wanita pun dibawa keluar dari kamar diapit
teman sebayanya dengan menggunakan baju tokoh dan bersunting
rendah. Selanjutkan akan berlangsung acara mandi-mandi secara
simbolik dengan memercikkan air harum tujuh kembang oleh para
sesepuh dan kedua orangtua. Selanjutnya kuku-kuku calon pengantin
wanita pun diberi inai. Saat inai dipasang maka akan diiringi syair
tradisi Minang di malam bainai disertai bunyi seruling.
 Manjapuik Marapulai
Acara ini menjadi ritual paling penting dalam tata cara
pernikahan adat Minang. Prosesinya bermula dari calon pengantin pria
dijemput dan dibawa ke rumah calon pengantin wanita untuk
melangsungkan akad nikah. Lalu pada acara ini pun akan dilakukan

11
pemberian gelar pusaka pada calon pengantin pria sebagai simbol
kedewasaan.
Selanjutnya rombongan dari keluarga calon pengantin wanita
akan menjemput calon pengantin pria dengan membawa perlengkapan
berupa sirih lengkap dalam cerana, pakaian pengantin pria lengkap,
nasi kuning singgang ayam, lauk pauk, dan lainnya. Setelah prosesi
sambah mayambah dan mengutarakan maksud kedatangan, barang-
barang pun diserahkan. Lalu calon pengantin pria beserta rombongan
akan diarak menuju kediaman calon pengantin wanita.
 Penyambutan di Rumah Anak Daro
Acara ini akan diiringi musik tradisional khas Minang, yaitu
talempong dan gandang tabuuk lalu barisan Gelombang Adat timbal
balik. Terdiri dari para pemuda berpakaian silat dan disambut para
dara berpakaian adat yang menyuguhkan sirih.
Keluarga mempelai wanita akan memayungi calon mempelai
pria dan disambut dengan tari Gelombang Adat Timbal Balik.
Selanjutnya para sesepuh wanita akan menaburi calon pengantin pria
dengan beras kuning. Dan sebelum memasuki pintu rumah, kaki calon
pengantin pra akan diperciki air sebagai simbol mensucikan, lalu
berjalan menapaki kain putih menuju tempat akad.
 Akad Nikah
Akad nikah ini akan dilangsungkan sesuai syariat agama Islam.
Diawali dengan pembacaan ayat suci, ijab kabul, nasihat perkawinan
dan doa. Acara ini umumnya dilakukan pada hari Jumat siang.
 Basandiang di Pelaminan
Setelah akad nikah berlangsung maka kedua pengantin akan
bersangding di rumah anak dari. Anak daro dan marapulai akan
menanti tamu alek salinga alam dan diwarnai musik dari halaman
rumah.

 Tradisi Usai Akad Nikah

12
Setelah akad nikah berlangsung sang pengantin harus melewati
beberapa acara adat lainnya, yaitu:

 Mamulangkan Tando. Setelah resmi menjadi pasangan


suami istri, maka tanda yang diberikan sebagai ikatan janji
saat lamaran akan dikembalikan oleh kedua belah pihak.
 Malewakan Gala Marapulai. Acara ini mengumumkan
gelar untuk pengantin pria sebagai tanda kehormatan dan
kedewasaan yang disandang sang pengantin pria.
 Balantuang Kaniang (Mengadu Kening). Acara ini akan
dipimpin oleh sesepuh wanita dan sang pengantin akan
saling menyentuhkan keningnya. Di mana mereka
diharuskan duduk berhadapan dengan wajah dipisahkan
kipas, lalu kipas diturunkan perlahan. Maka barulah boleh
saling menyentuhkan kening.
 Mangaruak Nasi Kuniang. Acara ini diawali dengan sang
pengantin saling berebut daging ayam yang tersembunyi
di dalam nasi kuning. Memiliki simbol kerjasama antara
suami istri dan harus saling menahan diri serta
melengkapi.
 Bamaian Coki. Sebuah permainan tradisional Minang
serupa catur yang dimainkan dua orang dengan papan
mirip halma. Memiliki makna agar sang pengantin bisa
saling meluluhkan kekauan dan egonya masing-masing
agar terus mesra.
 Tari Payung. Tarian ini dipercaya sebagai tarian pengantin
baru. Memiliki salah satu syair berbunyi “Berbendi-bendi
ke sungai tanang” yang memilki arti pasangan yang baru
menikah pergi ke kola yang dinamai sungai Tanang dan
mencerminkan bulan madu. Penari akan menggunakan

13
payung yang melambangkan peranan suami sebagai
pelindung istri.
 Manikam Jajak
Pernikahan adat Minang belum usai walaupun acara
pernikahannya sudah selesai loh. Satu minggu setelah akad nikah,
sang pengantin akan pergi ke rumah orangtua serta ninik mamak
pengantin pria dengan membawa makanan. Tujuannya untuk
menghormati dan memuliakan orangtua serta ninik mamak pengantin
pria.

II.4 Bentuk Fisik Kebudayaan Rumpun Melayu


1. Melayu riau & Kepulauan Riau
a. Makanan
 Gulai Belacan

gulai belacan yang merupakan olahan udang berkuah kental yang


terbuat dari santan. Kuah gulainya memiliki cita rasa khas yang
terbuat dari campuran kemiri, lada, dan asam jawa.

 Mi Sagu

Sebagai salah satu bahan makanan pokok selain beras, biasanya sagu
menjadi menu kuliner yang unik. Kamu yang belum pernah mencoba
sagu bisa mencoba olahan mi sagu yang bentuknya mirip kwetiau
goreng. Kadar gula dalam tepung sagu lebih rendah ketimbang nasi.
Hidangan ini lebih nikmat jika disantap dengan sambal goreng ikan
teri, tauge rebus, dan daun kucai.

 Mi Lendir

terbuat dari kuah kacang ini bercita rasa lezat. Kuahnya memang
kental menyerupai lendir, Kombinasi mi kuning, telur rebus, tauge,

14
dan potongan cabe rawit membuat cita rasa hidangan ini makin nikmat
untuk disantap.

 9. Ikan Selais Asap

Olahan ikan yang sudah melalui proses pengasapan ini tentu tahan
lama. Kamu juga bisa memilih jenis olahan hidangan hidangan
pindang atau gulai.

Proses pengasapan ikan ini telah melalui waktu pengolahan


selama delapan jam. Tak heran jika tekstur ikannya sangat
renyah saat disantap.
 Es Laksamana Mengamuk
Nama unik ini diambil karena dahulu kala, konon seorang
laksamanan mengamuk dan menodongkan pedang dan
menjatuhkan buah kuweni. Setelah itu, buahnya digunakan
untuk membuat hidangan legit dengan campuran santan, gula,
dan es batu.

b. Pakaian adat
Pakaian adat melayu memiliki ciri khas nya sendiri yang
melambangkan nilai luhur melayu yang di junjung tinggi oleh
masyarakatnya
Makna dibalik pakaian melayu :
 Menutup aurat
Keeratan melayu dengan tuntunan islam juga di
perlihatkan bagaimana pakaian melayu menutupi aurat
pemakainya.
 Berkaitan erat dengan norma adat
Sebagaimana adat yang dijaga bagaimana bentuk, warna
dan corak pakaian yang dipertahankan secara turun temurun.
Jenis- jenis pakaian adat melayu

15
 Cekak musang
 Gunting cina
 Teluk belanga
 Baju kurung
 Baju kebaya labuh

c. Alat musik
Ada banyak sekali alatmusik daerah riau diantaranya
1. Gambus
2. Gambang camar
3. Gendang silat
4. Kompang
5. Bebano
6. marwas
d. Tari daerah

Tari Tandak

Tari Tandak merupakan tari adat Kepulauan Riau yang biasa


disebut Tari Danding. Tari Tandak merupakan tarian khas
Kepulauan yang bermakna pergaulan. Para penari akan menari dan
menyanyi dalam bentuk pantun dan pantun tersebut saling berbalas.
Pantun tersebut mengenai kehidupan sehari-hari atau sesuatu yang
ada di bumi.

Anggota Tari Tandak adalah pemuda dan pemudi.  Selain


sebagai hiburan ternyata Tari Tandak merupakan sekaligus mencari
jodoh dikarenakan para penari berasal dari kampung lain. Dan
mereka bertemu dan memiliki kesempatan untuk saling mengenal.
Di dalam Tari Tandak juga terdapat gerakan bela diri. Tari Tandak
sering dipentaskan pada malam hari.  Tari Tandak merupakan tarian
yang terkenal dari Kepulauan Riau dan paling sering dipentaskan.

16
Terdapat 2 unsur dalam Tari Tandak, yaitu unsur sastra dan unsur
tarian.

Di dalam Tari Tandak juga terdapat gerakan bela diri. Tari


Tandak sering dipentaskan pada malam hari.  Tari Tandak
merupakan tarian yang terkenal dari Kepulauan Riau dan paling
sering dipentaskan. Terdapat 2 unsur dalam Tari Tandak, yaitu unsur
sastra dan unsur tarian.

Tari Malemang

Tari Adat Kepulauan Riau selanjutnya adalah Tari Malemang


disebut sebagai Tari Malemang karena gerakan tarian ini dengan
cara malemang, yaitu berdiri, membongkokkan badan ke arah
belakang. Latar belakang dari Tari Malemang mengisahkan tentang
kehidupan kerajaan dengan paduan unsur tari, musik dan menyanyi.
Tarian adat Kepulauan Riau ini dipentaskan oleh 14 orang angota
penari dan masing-masing mereka akan memainkan perannya. Tari
Malemang biasanya dipertunjukan dengan durasi sekitar satu jam.

Tari Persembahan

Tari Persembahan atau Tari Makan Sirih yang digunakan untuk


tarian penyambutan untuk menghormati dan menyambut tamu
kehormatan yang datang ke daerah Kepulauan Riau.  Gerekan Tari
Persembahan lebih bertumpu pada tangan dan kaki sehingga tarian
ini terlihat lebih sederhana. Umumnya anggota penari berjumlah
ganjil dan semua anggotanya adalah perempuan. Satu dari anggota
penari akan bertugas membawa tepak berisi sirih. Kotak sirih
tersebut akan dibuka dan diberikan pada tamu. Tamu yang paling
dihormati akan diberikan pertama kali, kemudian baru tamu-tamu
lainnya.

Tari Zapin

17
Tari adat Kepulauan Riau selanjutnya adalah Tari Zapin. Tari
Zapin merupakan salah satu tarian yang terkenal juga dari Kepulauan
Riau. Tari Zapin mendapatkan pengaruh dari Arab dan gerakan dari
tarian ini lebih menonjolkan langkah kaki yang cepat mengikuti
pukulan gendang dan gerakan. Sebelum tahun 1960-an, Tari Zapin
hanya dimainkan oleh kaum pria saja, namun saat ini beranggotakan
campuran pria dan wanita.

Tari mak yong

Tari Mak Yong merupakan tari dramatari atau teater berbentuk


tarian. Penari akan menggunakan topeng untuk mewakili sebagian
karakter. Dalam pertunjukannya, penari dan pemusik
menggabungkan berbagai unsur, termasuk upacara keagamaan,
sandiwara, tari, musik, serta naskah yang sederhana.

2. Minangkabau

Bahasa Minangkabau

Bahasa yang digunakan orang Minang termasuk ke dalam rumpun bahasa


Austronesia. Banyak yang berpendapat bahwa bahasa Minang banyak
terpengaruh dari bahasa Melayu, karena ada banyak kesamaan kosakata
maupun dialek. Namun banyak juga yang menentang pendapat ini, mereka
berpendapat bahwa bahasa Minang adalah bahasa yang mandiri dan tak ada
sangkut pautnya sama sekali dengan bahasa Melayu

Kuliner Asal Minangkabau


Di Indonesia, masakan asal Minang sangat populer dan disebut
sebagai masakan Padang. Bahkan hampir di setiap daerah di Indonesia
terdapat rumah makan Padang. Banyak jenis masakan Padang yang
digemari orang Indonesia dari berbagai macam suku. Beberapa makanan

18
khas Minang yang menjadi favorit adalah rendang, dendeng balado, sate
Padang, soto Padang, asam pedas, dan lain-lain. Bahkan rendang pernah
dinobatkan sebagai salah satu hidangan paling lezat di seluruh dunia

Kesenian Minangkabau

Etnis Minang adalah salah satu kelompok masyarakat yang


mempunyai eksistensi besar di Indonesia, termasuk dalam kesenian.
Kesenian Minang tersebut meliputi upacara adat, tari tradisiopnal dan
sebagainya. Beberapa contoh tarian khas Minangkabau antara lain:

1. Tari Pasambahan
2. Tari Piring
3. Silek atau Silat Minangkabau
4. Randai
5. Salawat Dulang

19
BAB III
PENUTUP

III.1. KESIMPULAN
Budaya adalah hasil dari ide, gagasan, yang di aplikasikn kedalam bentuk
pemikiran, tindakan, dan alat budaya, dalam rumpun bangsa melayu sendiri,
kerekatan antara budaya dan agama itu di ikat dengan “adat bersendi syarak, dan
syarak bersendi kitabullah yang membuat masyarakatnya selalu memikirkan
tindakan dan perbuatanya apakah sesuai dengan agama islam. sehingga islam juga
menjadi faktor utama dalam pembentukan kebudayaan melayu itu sendiri,
tercermin bagaimana di setiap acara selalu di awali dengan pembacaan doa dan
tilawah Alquran.

III.2. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini terbatas dan banyak kekurangan untuk
dijadikan landasan ilmu, maka dari itu kepada para pembaca agar melihat
referensi lain yang berkaitan dengan pembahasan makalah ini demi relevasi kajian
ilmu yang akurat. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca sekalian, terima kasih.

20

Anda mungkin juga menyukai