PENGANTAR PENDIDIKAN
ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
KELOMPOK 6:
Arnis (A1I123080)
Rizki Fitriani(A1I123025)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Pendidikan ini tepat
pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “Antropologi Pendidikan”.
Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah Pengantar Pendidikan yang telah memberikan tugas ini dan membimbing
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini dari awal hingga akhir.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai konsep kebudayaan, kebudayaan dan
kepribadian, serta kebudayaan dan pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam
menulis makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan agar kami dapat membuat makalah
berikutnya jauh lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................2
A. Konsep Kebudayaan.........................................................................3
A. Kesimpulan......................................................................................13
B. Saran................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses yang penting dalam kehidupan masyarakat. Proses
ini memainkan peran utama dalam membentuk pola pikir, budaya, dan nilai-
nilai yang melekat pada individu. Maka dari itu, memahami dan menganalisis
pendidikan dalam konteks budaya menjadi sangat penting. Makalah ini akan
membahas tiga permasalahan pokok, yaitu konsep kebudayaan, kebudayaan
dan kepribadian, serta kebudayaan dan pendidikan. Kajian konsep kebudayaan
meliputi definisi, unsur-unsur, wujud, penggolongan, karakteristik, dan fungsi
kebudayaan. Kajian kebudayaan dan kepribadian meliputi pengertian
kepribadian dan kepribadian nasional, cara kebudayaan mempengaruhi
kepribadian, dan hubungan antara kebudayaan dengan kepribadian. Adapun
kajian kebudayaan dan pendidikan meliputi konsep pranata pendidikan,
hubungan komplementer antara kebudayaan dan pendidikan, fungsi-fungsi
pendidikan dalam rangka konservasi dan inovasi kebudayaan, dan cultural
lag.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1
C. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kebudayaan
1. Definisi Kebudayaan
Dalam arti sempit kebudayaan adalah kesenian, yaitu pikiran, karya, dan
hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan keindahan. Adapun dalam
arti luas kebudayaan adalah seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya
manusia yang tidak berakar kepada nalurinya karena itu hanya bisa dicetuskan
oleh manusia sesudah suatu proses belajar (Koentjaraningrat, 1984). Dengan kata
lain kebudayaan itu adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar (Koentjaraningrat, 1985).
c. Sistem Pengetahuan.
d. Bahasa.
e.Kesenian.
3
3. Wujud Kebudayaan
a. Wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide- ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan.
5. Penggolongan Kebudayaan
(a) Kebudayaan Suku bangsa (yang lebih dikenal dengan nama kebudayaan
Daerah),
4
benda maka tidak akan ada kebudayaan. Kebudayaan super organik
karena kebudayaan hidup terus melampaui generasi tertentu dan karena
isinya lebih merupakan hasil karya manusia daripada hasil unsur biologis.
b. Overt (terlihat) dan covert (tersembunyi).
Kebudayaan terlihat (overt) dalam bentuk tindakan-tindakan dan
benda-benda, seperti rumah, pakaian, bentuk pembicaraan yang dapat
diamati secara langsung; sedangkan tersembunyi (covert), yakni dalam
aspek sikap dasar terhadap alam fisik dan alam gaib yang mesti
diinterpretasikan pengertiannya dari apa yang dikatakan dan dilakukan
anggota-anggotanya.
c. Ideal dan Aktual (Manifes).
Kebudayaan ideal terdiri atas cara berbuat yang mereka yakini
harus dilakukan atau bagaimana seharusnya mereka berbuat/berkelakuan
sesuai dengan kepercayaannya (normatif), sedangkan bersifat aktual
(manifes) maksudnya kebudayaan itu merupakan tindakan-tindakan yang
nyata. Di dalam suatu masyarakat mungkin terjadi perbedaan
(ketidaksesuaian) antara yang aktual dengan yang ideal. Mungkin
kejujuran dan keadilan lebih merupakan budaya ideal daripada manifes.
Kejujuran dan keadilan hanyalah menjadi hiasan bibir belaka.
d. Stabil dan berubah.
Terdapat hal-hal yang dipertahankan oleh masyarakat agar tetap
tidak berubah (stabil), tetapi terjadi pula perubahan-perubahan
kebudayaan di dalam masyarakat. Para antropolog umumnya menerima
ketidaktetapan kebudayaan. (Imran Manan, 1989).
7. Fungsi Kebudayaan
5
Berkaitan dengan hal di atas Kerber dan Smith (Imran Manan, 1989)
mengemukakan fungsi utama kebudayaan dalam kehidupan manusia, yaitu
sebagai berikut.
c.Transmisi budaya.
d. Religi (keagamaan).
e. Pengendalian sosial.
f. Rekreasi.
6
tingkah laku manusia. Mengingat hal tersebut dan dengan mengacu kepada
pengertian kepribadian sebagaimana telah dikemukakan di atas maka dapat
dipahami adanya hubungan antara kebudayaan dengan kepribadian, yaitu
bahwa kebudayaan berpengaruh atau membangun kepribadian seseorang.
Bayi yang baru lahir seluruhnya masih tergantung kepada orang lain, ia
belum mengetahui apa- apa, tidak bisa mengendalikan emosinya, belum
sanggup berbagi mengenai apa yang dimilikinya, belum mampu
membayangkan masa depannya, dan sebagainya. Namun demikian,
dengan kebudayaan masyarakatnya pada akhirnya secara bertahap ia
menjadi dewasa dengan keinginan-keinginan dan kebencian yang
terkendalikan, berpengetahuan, dan dapat berperan serta dalam kehidupan
masyarakat yang kompleks.
7
3. Pendidikan/Enkulturasi
8
kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pemberantasan buta huruf,
pendidikan keagamaan, pers, perpustakaan umum.
9
kebudayaan. Berkenaan dengan ini Herkovits (Imran Manan, 1985)
menunjukkan:
10
perdukunan masih dianut oleh sebagian masyarakat. Perkembangan teknologi
komunikasi informasi begitu canggih, promosi produk industri menjadi efektif
melalui teknologi tersebut. Sementara nilai-nilai tertentu (seperti individu
mempunyai tujuan dan kebutuhan pada dirinya sendiri, hidup hemat, kejujuran)
terabaikan. Akhirnya, muncul masalah di mana produksi bukan lagi diciptakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia, sebaliknya kebutuhan manusia
diciptakan oleh produksi dan promosi, pola hidup konsumerisme, mungkin
pula terjadi promosi produk industri yang mengabaikan nilai-nilai kejujuran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
6. Kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan
perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia
(Koentjaraningrat, 1983).
3.2 Saran
12
13
DAFTAR PUSTAKA