Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LANDASAN ILMU PENDIDIKAN

“KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN”

OLEH:

KELOMPOK 3

ASRA INDAH (21177002)

LENTY SUPRIWARDI (21177008)

NANTA MULIA (21177021)

SRI WAHYUNI (21177024)

DOSEN PENGAMPU:

Prof. Dr. Azwar Ananda, M.A.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat-

Nya makalah pada mata kuliah landasan ilmu pendidikan dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah landasan ilmu

pendidikan.

Pada kesempatan kali ini kami tidak lupa menyampaikan rasa syukur dan

terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama penyusunan

makalah ini terutama untuk dosen pengampu mata kuliah landasan ilmu

pendidikan yaitu Bapak Prof. Dr. Azwar Ananda, M.A. Kami juga mengucapkan

terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan kontribusi baik langsung

maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini

melainkan Allah SWT, maka makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan

dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk

saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari pihak pembaca. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Sekali lagi kami ucapkan

terimakasih.

Padang, 11 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I. PENDAHULUAN ...................................... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang .......................................... Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2


BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Pengertian Kebudayaan ............................................................................. 3
B. Pengertian Kepribadian ............................................................................. 7
C. Hubungan Kebudayaan dengan Kepribadian ............................................. 8
BAB III. PENUTUP ......................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oxana Malaya, Seorang gadis ukraina, ditinggalkan di sebuah
kandang anjing oleh orang tuanya yang tidak bertanggung jawab dari usia 3
sampai 8 tahun, dia tumbuh tanpa orang tua selain dar ipada anjing yang ada
di kandang tersebut. Ketika ia ditemukan pada tahun 1991, ia tidak bisa
berbicara, hanya bisa menggonggong, dan berlari sambil merangkak.
Sekarang usianya sudah menginjak 20-an, Malaya telah diajarkan untuk
berbicara, tetapi masih mengalami gangguan kognitif.
Kisah oxana malaya, menarik perhatian ahli psikologi, sosiologi dan
antropologi. Perdebatan bagai mana lingkungan alam, sosial dan budaya
dapat mempengaruhui sikap dan kepribadian seseorang kembali mengemuka.
Masalah akal yang merupakan pembeda antara manusia dan binatang, seolah
tidak dapat menjelaskan penomena Malaya ini. Oleh karena itu persfektif
budaya diperlukan menjelaskan fenomena ini, bagaimana budaya dan
kebudayaan mampu memanusia kan manusia, dalam hal ini budaya
membentuk kepribadian manusia sehingga bersikap dan berwujud sebagai
manusia seutuhnya.
Manusia adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh
tuhan, setidaknya manusia diberikan akal dan panca indera dalam hidupnya.
Namun tentu saja potensi yang dimilikinya harus digunakan semaksimal
mungkin sebagai bekal dalam menjalani hidupnya. Untuk memaksimalkan
semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, tentunya harus ada
sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan dan terarah
sesuai dengan apa yang diharapkan. Mengingat begitu besar dan berharganya
potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus dibekali dengan
pendidikan yang cukup sejak dini.
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang beberapa teori
kebudayaan dan teori kepribadian dalam perspektif pendidikan serta

1
keterkaitan antara keduanya, yang dituangkan dalam judul “Kebudayaan dan
Kepribadian”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian kebudayaan?
2. Apa pengertian kepribadian?
3. Bagaimana hubungan kebudayaan dengan kepribadian?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat memahami tentang kebudayaan.
2. Mahasiswa dapat memahami tentang kepribadian
3. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan kebudayaan dengan kepribadian

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebudayaan
1. Pengertian Kebudayaan
Secara etimologi, kata kebudayaan berasal dari kata sangsekerta
buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti
budi atau akal, dengan kata lain kebudayaan diartikan sebagai hal-hal
yang bersangkutan dengan budi atau akal. Seorang antropolog, yaitu E.B.
Tylor dalam tahun 1871 mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut
“Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Dengan kata lain, pengertian kebudayaan mencangkup sesuatu
yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan
terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang
normatif, yang mencangkup segala cara-cara atau pola-pola berfikir,
merasakan, dan bertindak. Kebudayaan tersebut dimiliki oleh setiap
masyarakat, bedanya hanyalah bahwa kebudayaan masyarakat yang satu
lebih sempurna daripada kebudayaan masyarakat yang lain dalam
perkembangannya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya.
2. Unsur Kebudayaan
Unsur-unsur besar atau pokok dalam kebudayaan lazim disebut
Cultural universal yang berarti unsur-unsur tersebut bersifat universal,
yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan manapun di dunia ini.
Unsur-unsur universal tersebut menurut C. Kluckhonn adalah:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-
alat rumah tangga, alat-alat transportasi, dan sebagainya)
b. Mata pencarian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya)

3
c. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem
hukum, sistem perkawinan)
d. Bahasa (lisan maupun tulisan)
e. Kesenian (seni rupa, suara, gerak, dan sebagainya)
f. Sistem pengetahuan
g. Religi (sistem kepercayaan) segala bentuk aktivitas kepercayaan mulai
dari percaya pada dewa, upacara keagamaan dan lain-lain.
3. Komponen Kebudayaan
Tiap-tiap unsur kebudayaan universal itu menjelma dalam ketiga
wujud kebudayaan, yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak. Berdasarkan
wujudnya itu, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
a. Kebudayaan Material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang
nyata, konkrit. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah
temuan-temuan yang di hasilkan dari suatu penggalian arkeologi:
mangkuk tanah liat, perhisan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin
cuci.
b. Kebudayaan Nonmaterial Sosiologi cenderung memusatkan perhatian
pada kebudayaan nonmaterial, yaitu ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi kegenerasi. Inilah denyut nadi kehidupan
sosial.
4. Sifat (karakteristik) kebudayaan
Kebudayaan yang berkembangdalam masyarakat memiliki sifat
yang cukup kompleks dengan karakteristik khusus, yaitu sebagai berikut:
a. Abstrak , adalah kebudayaan dalam arti yang sesungguhnya, abstrak
dalam kebudayaan merupakan sistem idea atau sistem gagasan yang
ada didalam pikiran manusia konkret merupakan hasil dari
kebudayaan. Hal tersebut dapat dilihat melalui tarian-tarian, pawai
budaya, pertunjukan musik, dan pertunjukan wayang. Semua itu

4
disebut perilaku kebudayaan. Rumah joglo, candi, masjid, keratin dan
patung juga bersifat konkret dan hasil dari kebudayaan. Hal-hal itulah
yang disebut benda-benda budaya.
b. Menuntun dan mengarahkan manusia, berarti kebudayaan itu dapat
menjadi penuntun, pengarah, pedoman dan kadang-kadang jadi alat
pemaksa bagi sikap serta perilaku masyarakat.
c. Dimiliki oleh manusia, berarti bahwa kebudayaan itu hanya dimiliki
oleh manusia.
d. Dimiliki oleh masyarakat, berarti kebudayaan itu tidak dimiliki secara
individu ( perseorangan ), tetapi dimiliki secara kolektif ( masyarakat ).
Masyarakat adalah sekelompok orang yang memilki persamaan-
persamaan tempat tinggal, bahasa dan adat istiadat.
e. Diwariskan, berarti suatu kebudayaan yang dapat diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Hal ini terjadi secara
berkesinambungan.
f. Berubah, berarti kebudayaan itu dapat berubah seiring perjalanna
waktu, pengaruh lingkungan, serta pengaruh masyarakat.
g. Kebudayaan bersifat integrative, dalam arti unsur kebudayaan yang
satu berintegrasi dengan unsur kebudayaan lainnya sehingga terbentuk
satu kesatuan yang bulat dan memiliki fungsi.
h. Kebudayaan diwujudkan dalam bentuk symbol atau lambang.
5. Konsep Penting Dinamika Kebudayaan
a. Internalisasi
Dalam proses ini kadang-kadang terjadi perang batin ,karena budaya
yang ada dinilai sudah usang, ketinggalan zaman, atau tidak
rasional,tetapi ia sebagai warga harus mengikuti kelakuan kolektif
(konformitas).
b. Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses belajar berinteraksi dalam masyarakat sesuai
dengan peranan yang diajarkan.Pada kelompok pergaulan
hidup,timbulnya dorongan-dorongan yang membuat individu berusaha

5
menyesuaikan diri mematuhi norma dalam kelompok disebabkan juga
oleh adanya unsur psikologis,biologis,dan sosiologis dalam rangka
pembentukan kepribadian.
c. Enkulturasi
Dalam proses ini, seorang individu mempelajari dan menyesuaikan
alam pikiran serta sikapnya dengan adat, system, norma,dan peraturan
yang hidup dalam kebudayaannya. Enkulturasi kebudayaan dapat
berasal dari budaya-budaya asing melalui kolonisasi kebudayaan.
6. Tiga pandangan tentang kebudayaan
a. Pandangan superoegenik tentang kebudayaan
Inti pandangan superoegenik adalah bahwa kebudayaan merupakan
sebuah kenyataan generis karena itu mesti dijelaskan dengan hukum-
hukumnya sendiri. Tidak seorang pun mampu menggambarkan
pandangan tentang superorganik ini secara lebih efektif selain dari
pada penemunya yaitu Emile Durkheim, menurutnya kebudayaan
terdiri dari fakta-fakta sosial dan representasi kolektif yaitu cara
berfikir, bertindak, dan merasa yang bersifat independen dan berada di
luar individu, cara-cara berprilaku ini membebankan sebuah kekuatan
memaksa terhadap individu yaitu dia hukum, baik secara legal
ataupun moral bila tidak mematuhinya
b. Pandangan superorganik dan pendidikan
Mempunyai tiga implikasi terhadap pendidikan yang pertama
pendidikan ialah sebuah proses melalui mana kebudayaan mengontrol
orang dan membentuknya sesuai dengan tujuan kebudyaan , menurut
L.White Pendidikan merupakan alat yang digunakan masyarakat
melaksanakan kegiatannya sendiri, dalam mengejar tujuanmya
demikianlah selama masa damai, masyarakat didik untuk damai tapi
bila bangsa sedang berperang, masyarakat yang mengontrol
kebudayaan melalui pendidikan, malah sebaliknya pendidikan formal
dan informal adalah proses membawa tiap-tiap generasi baru kebawah
pengontrolan sistem budaya

6
c. Pandangan kaum konseptualis tentang kebudayaan
Menurut konseptualis, pada akhirnya semua kebudayaan mesti
diterangkan secara sosial psikologis, dalam kata-kata R, Linton
kebudayaan ada hanya dalam fikiran individu-individu yang
membentuk suatu masyarakat kebudayaan mendapatkan semua
kualitasnya dari kepribadian-kepribadian itu, bukan kebudayaan yang
menyebabkan proses budaya terjadi, tetapi orang-orang dipengaruhi
oleh apa yang d kerjakan orang-orang dimasa lalu.sebuah praktek
budaya seperti bersalam atau minum kopi, benda-benda seperti kapal
terbang, sebuah kepercayaan seperti monoteisme tidak di hasilkan
oleh kekuatan-kekuatan super human,mereka ada karena kebutuhan
orang-orang untuk kehidupan bersama
B. Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian Secara Umum
Seorang tersusun atas dasar fatalitas jasmani dan rohania, di
samping ada faktor temperamen, karakter,dan bakat fitalitas jasmani
seseorang bergantunng pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh oleh
factor-faktor hereditas sehingga keaadaanya dapat di katakan tetap atau
konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmanias.
2. Pengertian Kepribadian Menurut Beberapa Alih Sosiologi
a. Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan
temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu
akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi
tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku,
atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
b. Menurut Schever Dan Lamm (1998)
Ia mendevinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap,
kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu
yang sudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan pola

7
sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara
konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
a. Warisan Biologis
Warisan biologis adalah semua hal yang di terima seseorang sebagai
manusia melalui gen kedua orang tuanya atau sifat turunan dari kedua
orang tua .
Contohnya : ayah Darwin adalah seseorang yang tidak suka banyak
berbicara dan suka berdiam diri, maka sifat itu tampa di sadari di
miliki juga oleh anaknya Samuel. Contoh lainya adalah ayah otis
adalah seorang yang bentuk tubuhnya sangat tinggi dan lebar otomatis
otispun akan bertumbuh ke hal yang sama.
b. Lingkungan Fisik
Pengaruh lingkungan atau fisik terhadap kepribadian manusia paling
sedikit di bandingkan factor- factor lainya. Lingkungan fisik tidak
mendorong terjadinya kepribadian khusus seseorang.
C. Hubungan Kebudayaan dan Kepribadian
Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi faktor-
faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.
Ketiga faktor inilah yang dapat mempengaruhi kepribadian. Seseorang yang
sejak kecil dilahirkan sampai dewasa selalu belajar dari orang-orang
disekitarnya. Secara bertahap dia akan mempunyai konsep kesadaran tentang
dirinya sendiri. Lama-kelamaan perilaku-perilaku si anak akan menjadi sifat
yang nantinya menghasilkan suatu kepribadian. Berikut ini adalah beberapa
kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Misalnya dalam cara berdagang dan cara meminang antara orang padang
dengan jawa berbeda karena pengaruh daerahnya
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak
yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani

8
untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang
anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap
menilai ( sense of value )
3. Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas social
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan
sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket,
pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-
masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan
kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan
kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian
seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan
dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai
kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya.
Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
Antara kebudayaan dan kepribadian terdapat hubungan yang erat hal
ini secara khusus telah d kaji oleh sub-disiplin ilmu antropologi “culture and
personality atau “antropologi psikologi” premis dasar yang di temukan dalam
kajian “kebudayaan dan kepribadian ini adalah bahwa metode pengasuh anak
dalam kebudayaan tertentu menghasilkan suatu struktur kepribadian yang
sesuai dengan nilai-nilai pokok kebudayaan dan institusi-institusinya, para
pengkaji hubungan dan kebudayaan dan kepribadian sangat menekankan
peran pengasuhan anak.
Menurut pandangan para pengkaji hubungan kebudayaan dengan
kepribadian, tahun-tahun awal kehidupan anak-anak sangat vital bagi
pembentukan kepribadian anak karena itu masa kanak-kanak yang sama akan
menghasilkan kepribadian orang dewasa yang sama, karena kebudayaan
menentukan apa yang harus dikerjakan orang tua dan bagaimana cara

9
mengajarkannya, maka bisa diharapkan bahwa kebudayaan dengan nilai-nilai
tertentu akan menghasilkan tipe kepribadian tertentu.
Berbagi teori hubungan kebudayaan dengan kepribadian telah di
kembangkan para antropologi dan sosiolog antara lain sebagai berikut:
1. Menurut teori Benedict setiap kebudayaan itu disusun disekitar sebuh
etos sentral dan dengan demikian merupakan suatu konfigurasi, melalui
internalisasi etos budaya yang sama, anggota-anggota suatu masyarakat
akan memiliki struktur psikologi dasar yang sama, yaitu mereka akan
mempunyai suatu konfigurasi atau bentuk-bentuk kepribadian pokok yang
sama, umpamanya suatu konfigurasi atau bentuk kepribadian pokok yang
sama,umpamanya ada kebudayaan yang mempunyai pandangan keduniaan
yang bersifat apollonian dengan ciri-ciri kepribadian yang berionterasi
kepada keharmonisan, keteraturan,dan keseimbangan, dan sifat tolong
menolong, ada kebudayaan yang bersifat Dynosian dengan ciri-ciri
kepribadian ekstrovet, individualisme, suka bertindak ekstrim dan
pemboros,
2. Abraham kardiner dalam bukunya the individualand his society
menjelaskan bahwa pengalaman sosial dalam keluarga, terutama selama
masa pengasuhan, dan dalam teknik subsistensi akan menghasilkan suatu
struktur kepribadian dasar yang sama pada mayoritas anggota suatu
masyarakat, kemudian melalui interaksi sosial ciri-ciri dari kepribadian
dasar diproyeksikan ke dalam institusi kedua, kedalam institusi pertama
termasuk antara lain cara pemberian makan bayi, cara penyapihan
kebiasaan merawat anak yang teliti atau tidak sungguh-sungguh, latihan
buang air,organisasi kekerabatan, sistim disiplin dan cara pemuasan
kebutuhan subsitensi, sedang kedalam institusi kedua termasuk sistim
kepercayaan dan upacara fokklore, dan sistem larangan, teori kardiner ini
disamping memperlihatkan peran pengasuhan anak dalam pembentukan
kepribadiaan,juga memperlihatkan peran pengasuhan anak dalam
pembentukan kepribadian, juga memperlihatkan pertalian antara institusi-
intitusi yang ada dalam suatu kebudayaan,

10
3. Konsep kepribadian dasar yang di kemukakan kardiner dapat
didefinisikan sebagai intisari dari kepribadian yang dimiliki oleh
kebanyakan anggota suatu masyarakat sebagai akibat pengalaman mereka
pada masa kanak-kanak struktur kepribadian dasar itu terdiri dari unsur-
unsur teknik berfikir sikap terhadap berbagai benda yang ada dilingkungan
mereka, dan sistem keamanan dan kesejahteraan
4. Margaret mead mengatakan bahwa praktek pengasuhan anak tertentu
akan menghasilkan sruktur krakter tertentu pola pengasuhan anak yang
menekankan ketidak tergantungan menurutnya akan menghasilkan tipe
kepribadian yang suka bekerja keras individualitis dan berionterasi kepada
keberhasilan, mead meluaskan kajian kearah kajian watak bangsa yang
diangapnya sebagai waktak kebudayaan,konsep watak kebudayaan
didefenisikan sebagai kesamaan sifat di dalam organisasi intra psikis
individu anggota suatu masyarakat tertentu yang diperoleh karena
mengalami cara pengasuhan anak yang sama di dalam kebudayaan
masyarakat bersangkutan
5. Eric from mengembangkan lebih lanjut teori watak bangsa sebagai watak
kebudayaan menjadi teori watak bangsa dipandang sebagai watak
masyarakat. Dia mengembangkan watak masyarakat dengan kebutuhan
objektif masyarakat pada suatu masa untuk memuaskan kebutuhan itu
dengan baik menerjemahkannya ke dalam unsur-unsur watak dari anggota-
anggotanya agar mereka bisa melaksanakan apa yang harus mereka
lakukan. Unsur-unsur watak bersama itu membuat watak masyarakat dari
bangsa tersebut dan proses penerjemahan tersebut terjadi melalui latihan
yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anak mereka para orang tua
memperoleh unsur-unsur watak, tersebut baik langsung dari orang tua
mereka atau unsur tersebut merupakan jawaban mereka terhadap kondis-
kondisi perubahan masyarakat, teori formm ini berakar dari teori waher
tentang heran etik protestan, teori watak masyarakat ini dikembangkan
lebih lanjut oleh Davit Reisman tentang perkembangan dan perobahan
watak orang Amerika dari watak yang bersifat tradisional directed,

11
menjadi inner directed da terakhir other directed, watak orang amerika
yang mula-mula datang ke amerikayang sangat di bimbing oleh tradisi
masyarakat yang mereka bawa dari Eropah, telah mengalami perobahan
kearah watak yang lebih dibimbing oleh kata-kata sendiri akibat
pendidikan yang sangat maju telah memperkembang watak masyarakat
yang berpedoman kepada lingkungannya.
Kebudayaan dan Pengaruhnya Terhadap Kepribadian
1. Budaya mempengaruhi perilaku dan kepribadian individu secara langsung
karena individu tinggal dalam lingkungan masyarakat yang memiliki
kebudayaan itu.
2. Ciri-ciri dan unsur kepribadian seorang individu dewasa sebenarnya sudah
tertanam kedalam jiwa seorang anak sejak awal, yaitu pada masa kanak-
kanak melalui proses sosialisasi.
3. Pembentukan watak banyak dipengaruhi oleh pengalamanya sebagai anak-
anak yang berada dalam asuhan orang-orang terdekat di lingkungannya,
juga oleh cara-cara dia diajari makan, bermain, disiplin dan cara bergaul.
4. Kepribadaan umum adalah pola-pola kebudayaan sendiri yang tidak
dimiliki oleh masyarakat lainnya, yang berlainan dari satu masyarakat
dengan masyarakat lainnya.
5. Kepribadian dasar adalah kepribadian yang mendapat pengaruh
lingkungan kebudayaan setempat yang sama selama masa
pertumbuhannya.
6. Suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak khas yang tampak
dari luar yang terlihat oleh orang asing seperti terlihat pada gaya tingkah
laku masyarakatnya, kegemaran-kegemaran mereka, dan berbagai benda
hasil karya mereka.
Hubungan kebudayaan dan kepribadian menurut para ahli yaitu:
1. Herskovits
Budaya langsung mempengaruhi prilaku dan kepribadian individu yang
berada dan tinggal dalam lingkungan masyarakat yang memiliki
kebudayaan tersebut.

12
2. Ralph Linton dan Kardinar
Linton mengemukakan pendapat bahwa berdasarkan konsepsi psikologis
kepribadian dipengaruhi adat istiadat pengasuhan anak. Pengaruh ini baru
nampak sudah menginjak dewasa.
3. Koentjaraningrat
Mengemukakan bahwa suatu kebudayaan sering memancarkan watak khas
tertentu yang tampak dari luar. Watak tersebut yang terlihat oleh orang
asing. Watak ini dapat dilihat pada gaya tingkah laku masyarakat,
kebiasaan maupun hasil karya benda mereka.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
2. Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen
seseorang.
3. Antara kebudayaan dan kepribadian terdapat hubungan yang erat hal ini
secara khusus telah d kaji oleh sub-disiplin ilmu antropologi “culture and
personality atau “antropologi psikologi” premis dasar yang di temukan
dalam kajian “kebudayaan dan kepribadian ini adalah bahwa metode
pengasuh anak dalam kebudayaan tertentu menghasilkan suatu struktur
kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai pokok kebudayaan dan
institusi-institusinya, para pengkaji hubungan dan kebudayaan dan
kepribadian sangat menekankan peran pengasuhan anak.
B. Saran
Kami sebagai pemakalah menyadari bahwa makalah kami ini belum
sempurna, dalam artian masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, untuk
itu kami menerima semua kritikan dan saran dari pembaca, sehingga kami dapat
mengetahui letak kekurangan dari makalah ini, supaya makalah kami ini bisa
mendekati kesempurnaan dan dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan
belajar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kneller, J.F. (1989). Antropologi Pendidikan. (Diterjemahkan oleh imran.


Manan). Jakarta : P2LPTK

Komsiah, Siti. Modul Pengantar Sosiologi “Kebudayaan Dan Masyarakat”.


Pusat Pengembangan Bahan Ajar: Universitas Mercu Buana.

Manan, Imran. 1989. Antropologi Pendidikan Suatu Pengantar. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta

Manan, Imran. 1989. Dasar-Dasar Budaya Pendidikan. Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan: Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai