Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KLASIFIKASI TUMBUHAN BERDASARKAN MORFOLOGI DAN ANATOMI”

Dosen Pengampu: Dr. Violita, M.Si

DISUSUN OLEH :
NANTA MULIA
21177021

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
URAIAN MATERI.........................................................................................................................1
A. Klasifikasi Berdasarkan Linnaeus........................................................................................1
B. Klasifikasi Berdasarkan Morfologi.......................................................................................2
C. Klasifikasi Berdasarkan Anatomi.........................................................................................7
KESIMPULAN..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14

ii
URAIAN MATERI
A. Klasifikasi Tumbuhan Berdasarkan Linnaeus
Sistem klasifikasi berdasarkan perawakan yang telah ada sebelumnya digantikan oleh
sistem klasifikasi buatan yang didasarkan atas pemikiran Carolus Linnaeus (1707-1778).
Sistem Linnaeus dikenal sebagai sistem ”seksual” karena Linnaeus memusatkan perhatian
terhadap jumlah benang sari dan hubungan antara benang sari yang satu dengan lainnya serta
terhadap bagian-bagian bunga lainnya. Karena mengabaikan ciri morfologi, maka
pengelompokan yang berdasarkan alat reproduksi seksual tumbuhan ini menghasilkan suatu
sistem yang kaku dan tidak alamiah. Akan tetapi kegunaannya terasa sangat besar untuk
memudahkan identifikasi atau determinasi tumbuhan. Sistem ini dibuat oleh C. Linnaeus
dengan maksud untuk memudahkan identifkasi tumbuhan yang diamati (Chikmawati, dkk,
2020).
Sistem ini pertama kali dimuat dalam buku Hortus uplandicus (1732) yang kemudian
diperluas pada buku Genera Plantarum (1737). Menurut pendapatnya organ reproduksi lebih
penting dibandingkan dengan ciri lainnya. Sistem Linnaeus ini mengenal adanya 24 kelas
untuk menampung dunia tumbuhan yang diklasifikasikan berdasarkan jumlah, posisi,
pengaturan dan panjang benang sari. Kemudian kelas-kelas tadi dibagi menjadi beberapa
bangsa berdasarkan sifat-sifat putik bunganya.
1. Kelas Monandria: Benang sari satu. Contoh pada genus Lemna, Scirpus
2. Kelas Diandria: Benang sari dua. Contoh pada genus veronica, Salvia
3. Kelas Triandria: Benang sari tiga. Contoh pada genus iris, Sisyrinchium
4. Kelas Tetra Andria: Benang sari empat. Contoh pada genus Mentha, Ulmus dan Cornus
5. Kelas Pentandria: Benang sari lima. Contoh pada genus Primula
6. Kelas Hexandria: Benang sari enam. Contoh pada genus Myosotis
7. Kelas Heptandria: Benang sari tujuh. Contoh pada genus Aesculus
8. Kelas Oktandria: Benang sari delapan. Contoh pada genus Fagopyrum
9. Kelas Enneandria: Benang sari sembilan. Contoh pada genus Rheum,Ranunculus
10. Kelas Decandria: Benang sari sepuluh. Contoh pada genus Acer, Kalmia
11. Kelas Dodecandria: Benang sari sebelas sampai sembilan belas. Contoh pada genus
Euphorbia

1
12. Kelas Icosandria: Benang saridua belas atau lebih dan episepalus. Contoh pada genus
Rosa, Rubus
13. Kelas Polyandria: Benang sari 20 atau lebih dan melekat pada sumbu. Contoh pada genus
Tilia, Papaver dan Nymphaea
14. Kelas Didynamia: Benang sari didynamous. Contoh pada genus Linaria, Linnaea
15. Kelas Tetradynamia: Contoh pada semua anggota Cruciferae
16. Kelas Monodelphia. Contoh pada anggota familia Malvaceae dan Graniaceae
17. Kelas Diadelphia, Contoh pada genus Lathyrus, Trifolium
18. Kelas Polyadelphia. Contoh pada genus Hypericum
19. Kelas Syngenesia. Contoh pada genus Lobella , Viola dan anggota familia Compositae
20. Kelas Gynandria. Gynoecium dan Androecium bersatu. Contoh pada anggota familia
Orchidaceae
21. Kelas Monoecia. Berumah satu. Contoh pada genus Typha, Quercus dan Thuja
22. Kelas Dioecia. Berumah dua. Contoh pada genus Salix, Urtica
23. Kelas Polygamia. Contoh pada genus Empetrum dan beberapa anggota family Compositae
24. Kelas Cryptogamia . Contoh pada semua anggota ganggang, fungi, lumut dan paku
Pakuan (Juhriah, dkk, 2014).
B. Klasifikasi Tumbuhan Berdasarkan Morfologi Dasar
Karakter morfologi merupakan karakter yang telah digunakan semenjak lama dan telah umum
digunakan dalam mengelompokkan tumbuhan. Beberapa karakter morfologi yang digunakan
dalam klasifikasi tumbuhan adalah: habitus, daun, batang, akar, bunga, buah dan biji.
1. Akar
Berdasarkan sistem perakarannya, tumbuhan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
tumbuhan berakar tunggang dan akar serabut (Silalahi, 2015).
a. Akar tunggang (tap roots)
Merupakan akar lembaga (radicula) yang tumbuh terus menjadi akar utama dan
bercabang-cabang lebih kecil. Tumbuhan yang berakar tunggang lebih tahan terhadap
kekeringan karena akar dapat menembus jauh ke dalam tanah untuk mendapatkan air
dan mineral. Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dibedakan
menjadi:

2
1) Akar tunggang tidak bercabang
Cabang hanya berupa serabut akar yang sangat halus. Dapat dianggap tidak
merupakan cabang karena berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara. Akar
tunggang tersebut berfungsi sebagai tempan penimbun zat cadangan makanan.
Akar tunggang tidak bercabang dibedakan lagi menjadi:
a) Berbentuk tombak, pangkal besar meruncing ke ujung, seperti terlihat pada
wortel (Daucus carota), lobak (Raphanus sativus).
b) Berbentuk gasing pangkal besar membulat, seperti pada benkuang
(Pachyrrhizus erosus), biet (Beta vulgaris).
c) Berbentuk benang, akar tunggang seperti akar serabut, seperti pada kratok
(Phaseolus lunatus).
2) Akar tunggang yang bercabang
Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh ke bawah, bercabangcabang
banyak dan cabangnya bercabang lagi, sehingga memperluas daerah perakaran
yang dapat menyerap air dan unsur hara. Contohnya jati, kapas, jeruk, beringin,
pohon asam, dll.
b. Akar serabut (adventitious roots)
Merupakan akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya tidak berkembang,
tetapi pada pangkal batang keluar akar yang banyak dengan ukuran relatif sama.
Sistem akar serabut dibedakan menjadi:
1) Tanaman akar tersusun dari akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.
Contoh: padi (Oryza sativa)
2) Tanaman akar tersusun dari akar serabut agak besar dan kaku
Contoh: kelapa (Cocos nucifera)
3) Tanaman akar tersusun dari akar serabut agak besar, masing-masing tidak banyak
cabang. Contoh: pandan buah merah (Pandanus conoideus)
2. Batang
Berdasarkan struktur batang dibedakan menjadi:
a. Tumbuhan tidak berbatang jelas merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai batang
sesungguhnya, karena sangat pendek, daun seakan akan keluar dari bagian atas akar.
Contoh: lobak (Raphanus sativus), sawi.

3
b. Tumbuhan berbatang jelas merupakan tumbuhan yang mempunyai batang
sesungguhnya. Cabang dan daun keluar dari batang di bagian atas permukaan tanah.
Tumbuhan berbatang jelas dibedakan:
1) Batang basah (herbaceus) lunak dan berair. Contohnya Bayam (Amaranthus sp.)
2) Batang berkayu (lignosus) keras dan kuat. Contohnya Durian (Durio zibethinus)
3) Batang rumput (calmus) tidak keras, punya ruas-ruas yang nyata, sering berongga.
Contohnya padi (Oriza sativa)
4) Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi ruas-ruasnya lebih
panjang. Contohnya rumput teki (Cyperus rotundus)
Berdasarkan percabangan pada batang dapat tumbuhan juga bisa dibedakan menjadi:
a. Monopodial, batang pokok selalu tampak jelas,lebih besar dan panjang dari cabang-
cabangnya. Misalnya pada Cemara (Casuarina sp.)
b. Simpodial, batang pokok sulit ditentukan, dalam pertumbuhan dan perkembangan
kadang-kadang lebih cepat dan lamabat dari cabangnya. Misalnya pada Sawo manila
c. Menggarpu/dichotom, pada batang yang setiap batangnya tumbuh cabang menjadi dua
yang sama besar. Misalnya pada Cabai (Capsicum annuum), paku andam (Silalahi,
2015).
3. Daun
Berdasarkan jumlah anak daun: daun tumbuhan dibedakan menjadi daun majemuk
(folium compositum) dan daun tunggal (folium simplex). Daun tunggal merupakan daun
yang pada tangkai daun hanya terdapat satu helaian daun. Contohnya padi, tebu, pisang,
dsb. Daun majemuk merupakan daun yang dalam satu tangkai daun terdapat lebih dari
satu helaian daun. Contohnya daun salam, mawar, randu, tomat, jeruk nipis, dsb.
Berdasarkan kelengkapan bagian daun, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan
berdaun lengkap dan tidak lengkap. Tumbuhan berdaun lengkap umumnya banyak
ditemukan pada tumbuhan monokotil (Liliopsida) seperti pada pisang (Musa paradisiaca),
Pinang (Areca catechu), dan tebu (Saccharum officinarum). Walaupun demikian bila
dilihat dari jumlah spesies tumbuhan yang memiliki daun lengkap jumlahnya jauh lebih
kecil dibadingkan dengan jenis lainnya. Sebagain besar tumbuhan kehilangan salah satu
bagian daunnya seperti upih atau tangkai, namun paling banyak yang mengelami
kehilangan upih. Tumbuhan dengan daun tersebut disebut dengan tumbuhan berdaun

4
tidak lengkap. Daun tidak lengkap ditemukan pada terong (Solanum melogena),
singkong (Manihot utilissima), dan durian (Durio zibethinua).
Daun yang tidak lengkap akan memiliki beberapa kemungkinan seperti:
a. Hanya memiliki tangkai dan helaian daun saja sehingga sering disebut sebagai daun
bertangkai. Susunan daun seperti ini merupakan yang paling banyak ditemukan.
Seperti pada tanaman mangga (Mangifera indica), cabe (Capsicum annuum), ketapang
(Terminalia catappa).
b. Daun yang terdiri dari upih dan helaian saja sehingga disebut daun berupih atau daun
berpelepah. Daun seperti ini banyak ditemukan pada tamanan dari famili Poaceaae
(rumput-rumputan) dan Cyperaceaae (teki-tekian). Sebagai contoh pada tanaman
jagung (Zea mays), padi (Oriza sativa), rumput teki (Cyperus rotundus), sanggar
(Paspalum conjugatum).
c. Hanya terdiri dari helaian saja tanpa upih atau tangkai, setelah helaian daun kelihatan
seperti memeluk batang. Daun yang demikian disebut dengan daun duduk (sessilis)
seperti pada Sonchus arvensis, biduri (Calotropis gigantea). Daun yang memiliki
helaian saja memiliki bagian basal daun jauh lebih lebar dibandingkan bagian
apeksnya. Daun seperti ini bisanya akan memeluk batang sehingga disebut daun
memeluk batang (amplexicaulis).
d. Daun yang hanya terdiri dari tangkai saja. Pada tanaman seperti ini tangkai daun
menjadi pipih sehingga menyerupai helain daun sehingga merupakan suatu helaian
semu atau palsu yang dikenal dengan nama filodia. Sebagai contoh daun acasia
(Acacia auculiformis) (Tjitrosoepomo, 2010).
Berdasarkan susunan tulang daun, daun dibedakan menjadi:
a. Menyirip (penninervis) seperti yang ditemukan pada daun mangga (Mangifera indica).
b. Menjari (palminervis) seperti yang ditemukan pada daun kapas (Gossipium sp.)
c. Melengkung (cervinervis) seperti yang ditemukan pada daun genjer.
d. Sejajar (rectinervis) seperti yang ditemukan pada daun jagung (Zea mays) (Silalahi,
2015).
4. Bunga
Berdasarkan bunga, tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan berbunga dan
tidak berbunga. Tumbuhan berbunga pada umumnya tubuh memiliki akar, batang, daun

5
dan biji. Tumbuhan berbunga berkembang biak dengan biji atau tunas. Contohnya
anggrek, mangga, pohon jati, dll. Tumbuhan tidak berbunga merupakan tumbuhan yang
berkembang biak dengan spora yang terletak dibalik daunnya. Contohnya suplir, paku
tanduk rusa, dll.
Berdasarkan lengkap atau tidaknya bagian-bagian bunga, maka tumbuhan
dikelompokkan menjadi bunga lengkap dan tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga
yang memiliki alat kelamin dan perhiasan bunga. Bunga lengkap mempunyai enam bagian
dasar bunga yaitu tangkai, putik, benangsari, mahkota, kelopak, dan dasar bunga.
Contohnya : bunga kembang sepatu, mawar, tulip, anggrek, alamanda, kaktus,
bougenville, dan edelweiss. Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki
salah satu dari enam bagian dasar bunga (tangkai, putik, benangsari, mahkota, kelopak,
dan dasar bunga.). Enam dasar bagian itu adalah bagian perhiasan bunga dan alat kelamin
bunga.
a. Perhiasan Bunga Tidak Lengkap, perhiasan bunga tidak lengkap adalah tidak memiliki
mahkota atau kelompak. Bunga yang yang tidak memiliki perhiasan bunga disebut
dengan bunga telanjang.
b. Alat Kelamin Tidak Lengkap, alat kelamin tidak lengkap adalah bunga hanya
mempunyai salah satu alat kelamin disebut bunga berkelamin tunggal, terdiri dari
bunga jantan dan bunga betina.
Contoh bunga tidak lengkap: bunga kelapa, kamboja, rambutan, jangung, mentimun, dan
salak.
Tumbuhan berdasarkan kelamin bunganya dibedakan atas:
a. Berumah satu (monoceus); tumbuhan yang mempunyai  bunga jantan dan bunga
betina pada satu individu. Misalnya mentimun (Cucumic sativus).
b. Berumah dua (dioceus);  bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya artinya
ada individu yang hanya memiliki  bunga jantan saja atau bunga betina saja,
contohnya salak (Zalacca edulis Reinw.).
c. Poligami (polygamus);  jka pada satu tumbuhan terdapat  bunga jantan, bunga betina
dan bunga banci bersama-sama, misalnya pepaya (Carica papaya L.).

6
5. Buah
a. Buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah,
yang mengandung satu biji atau semakin. Contohnya jambu monyet, kacang tanah,
belimbing, rambutan.
b. Buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal
buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun
yang belakang sekalinya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah.
Contohnya adalah sirsak (Annona).
c. Buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian
buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada yang belakang
sekalinya seakan-akan menjadi satu buah saja.
Contohnya adalah nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).
C. Klasifikasi Tumbuhan Berdasarkan Anatomi
Pengklasifikasian tumbuhan berdasarkan struktur anatomi dilakukan dengan melihat ada
tidaknya berkas pengangkut, dibedakan menjadi 2 kelompok:
1. Tumbuhan tidak berpembuluh (Bryophyta)
Tumbuhan tidak berpembuluh atau disebut juga (tumbuhan non-vaskuler)
adalah tumbuhan tanpa sistem pengangkut yang terdiri dari pembuluh kayu dan pembuluh
tapis. Meskipun tumbuhan non-vaskuler tidak memiliki jaringan pengangkut tersebut,
tetapi mereka memiliki jaringan sederhana yang khusus untuk transport air internal. Ciri-
ciri dari tumbuhan tidak berpembuluh antara lain:
a. Tidak mempunyai pembuluh angkut
b. Memiliki akar, batang, dan daun tetapi bukan akar, batang, dan daun sejati seperti
pada tumbuhan umumnya
c. Hidup dengan baik di area yang lembab
d. Bereproduksi secara aseksual dan seksual
e. Menghasilkan sebuah sperma yang berflagel
f. Memiliki akar yang belum memiliki berkas pembuluh
g. Memiliki rhizoid yang berfungsi untuk menempelkan tubuh pada tempat hidupnya

7
Jenis-jenis tumbuhan tidak berpembuluh:
a. Hepatophyta (lumut hati)
Ciri morfologi dari lumut jenis ini adalah tidak mempunyai batang maupun daun
sejati tetapi memiliki rhizoid yang bentuknya semacam akar untuk melekatkan
tubuhnya ke tanah. Rhizoid lumut hati berbentuk seperti lembaran, panjang, tidak
bercabang, dan jumlahnya banyak di bagian bawah daun atau batang. Fungsi dari
rhizoid ini sendiri adalah untuk mengumpulkan zat hara dan mineral dari tanah. Sel-sel
yang ada di dalam rhizoid lumut hati mengandung banyak minyak atsiri. Struktur dari
lumut hati berbeda-beda tergantung pada tempat hidupnya. Lumut hati yang hidup di
tempat basah memiliki bentuk higromorf. Sedangkan yang hidup di area kering
misalnya kulit kayu dan batu cadas memiliki bentuk xeromorph dilengkapi dengan
kantong untuk menyimpan cadangan air. Hepatophyta dapat berkembangbiak secara
generatif (gamet jantan dan betina) dan vegetatif (gemma atau kuncu). Spesies yang
masuk ke dalam jenis Hepatophyta antara lain Marchantia geminata, Metzgeria
conjugate, Reboulia hemisphaerica, Riccia fluitans, Ricciocarpus nutans, Marchantia
polymorpha, dan Ricciocarpus trichocarpa.
b. Anthocerophyta (lumut daun)
Disebut pula dengan nama lumut sejati, lumut daun memiliki batang semu,
daun-daun kecil berbentuk spiral dan berserabut, serta memiliki rhizoid yang
bercabang dan bersepta. Memiliki tinggi antara 0.5 – 1.5 cm, Anthocerophyta
dikatakan menjadi lumut terbanyak yang tumbuh di bumi yaitu mencapai 30%
permukaan bumi. Lumut jenis ini memiliki kemampuan untuk menstabilkan kadar
CO2 di atmosfer dan mengurangi efek rumah kaca. Lumut daun juga berfungsi untuk
melindungi air yang terkandung di dalam tanah agar tidak menguap ke atmosfer.
Beberapa contoh tanaman yang tergolong Anthocerophyta ialah Spaghnum
fimbriatum, Andreaea petrophila, Georgia pellucida, Hypnodendron reinwardtii, dan
lain-lain.
c. Anthoceropsida (lumut tanduk)
Anthoceropsida dinamai dengan istilah lumut tanduk karena bentuknya panjang
dan meruncing seperti tanduk. Lumut jenis ini banyak ditemukan di pinggir danau,

8
sungai, atau area dekat saluran air lainnya. Lumut tanduk mudah menempel pada
tempat yang lembab menggunakan rhizoidnya. Dalam hal pergiliran keturunan, lumut
tanduk mirip metagenesis yang sama dengan lumut hati yaitu melalui generasi sporofit
dan generasi gametofit. Saat berkembangbiak secara vegetatif, Anthoceropsida akan
membentuk kuncup atau gemma. Sedangkan gamet jantan dan gamet betina akan
dibentuk saat bereproduksi secara generatif. Tallus dari Anthoceropsida sangat
sederhana dengan satu kloroplas di setiap selnya. Contoh tanaman yang masuk dalam
jenis Anthoceropsida adalah Anthoceros laevis dan Notothulus valvata.
d. Lichenes (lumut kerak)
Sesuai namanya, lumut kerak memiliki bentuk seperti kerak. Sebenarnya
Lichenes merupakan tumbuhan perpaduan dari dua tanaman yang bersimbiosis yaitu
jamur dan ganggang. Di sini, jamur memiliki peran sebagai penyedia air, garam
mineral, dan melindungi dari cuaca. Sedangkan ganggang berperan sebagai pembuat
makanan dan nutrisi melalui proses fotosintesis. Lichenes dapat menjadi tanaman
perintis sekaligus tanaman indikator karena mudah tumbuh dimanapun pada tempat
kering sekalipun dan mampu menyerap air hujan juga polusi dengan baik. Contoh
spesies dari Lichenes antara lain Parmelia acetabulum, Rocella tinctoria, Usnea
barbata, dan masih banyak lagi.
e. Chlorophyta (alga hijau)
Alga hijau dikenal sebagai tanaman air yang berhabitat di air tawar, air laut,
salju, dan beberapa daerah dengan tanah lembab. Alga hijau memiliki banyak sekali
kandungan seperti klorofil a dan b, selulosa, karotenoid, beta, dan gamma. Bentuk alga
hijau juga bermacam-macam misalnya fitoplankton dan makroalga yang sering
dibudidayakan sebagai rumput laut. Contoh dari alga hijau adalah Chlorella sp, Ulva
sp, Spiroggyra, dan lain-lain.
2. Tumbuhan berpembuluh
Tumbuhan berpembuluh atau Trachaeophyta adalah kelompok tumbuhan yang
telah memiliki sistem-sistem pembuluh yang jelas dan khas untuk
menyalurkan hara/nutrien dari tanah oleh akar ke bagian tajuk (shoot) serta untuk
menyalurkan hasil fotosintesis dan metabolisme dari daun ke bagian-bagian lain tubuhnya.
Pembuluh ini memiliki tipe sel-sel yang khusus untuk keperluan ini dan dapat dibedakan

9
dengan jelas secara anatomi. Tumbuhan berpembuluh juga memiliki akar, batang, dan
daun sejati, sehingga termasuk ke dalam kormofita. Pengelompokan ini
bersifat monofiletik.
Tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan berpembuluh (trakeofita) ada dua
kelompok, yaitu tumbuhan berpembuluh tapi tidak berbiji dan tumbuhan berpembuluh
berbiji. Tumbuhan berpembuluh tidak berbiji, meliputi: Likofita (lycophyta), Paku ekor
kuda (Sphenophyta), dan Tumbuhan paku (Pterydophyta). Tumbuhan berpembuluh
berbiji, meliputi: Tumbuhan berbiji terbuka (Gymospermae) dan Tumbuhan berbiji
tertutup (Angiospermae) (Tjitrosoepomo, 2010).
Tumbuhan berpembuluh tidak berbiji
a. Lycophyta
Lycophyta dianggap sebagai perintis alias yang paling kuno dibandingkan
kelompok tumbuhan berpembuluh lainnya. Jika dilihat dari morfologinya, tumbuhan
ini seperti lumut daun, tapi sturuktur dalamnya sudah menyerupai tumbuhan tingkat
tinggi. Contoh likofita adalah lumut gada (Club moss) dan pinus tanah (Ground
pane), walau sebenarnya tumbuhan tersebut bukan lumut dan bukan juga pinus.
b. Sphenophyta (paku ekor kuda)
Ciri ciri dari paku ekor kuda adalah adanya ruas ruas dari batang yang muncul
dari tanah. Spora pada bagian ujung batang memiliki bentuk seperti krucut. Salah satu
contoh dari paku ekor kuda adalah Equisetum palustre.
c. Pakis/ferns (pteridophyta)
Pteridophyta atau pakis sudah memiliki akar, batang, dan daun tetapi tidak
mempunyai bunga. Daun pakis umumnya lebih besar dari daun likofita, dengan
susunan tulang daun yang tampak jelas. Daun muda selalu tampak menggulung.
Contoh dari Pteridophyta sangat mudah kita jumpai sehari hari, diantaranya adalah
paku tiang (Cyathea sp), tingginya bisa mencapai 10 meter di hutan balantara. Paku
tiang lebih banyak ditemukan di daerah sekitar sumber perairan.
Tumbuhan berpembuluh berbiji (Spermatophyta)
Tumbuhan berbiji dibagi dua klasifikasi, yakni tumbuhan berbiji terbuka
(gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae).

10
a. Tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae)
Ciri ciri Gymnospermae:
1) Bakal biji terletak di luar dan tidak tertutup oleh dindig bakal buah selama
penyerbukan
2) Berakar tunggang
3) Daun berbentuk kaku dan sempit, terkadang menyerupai jarum
4) Batang umumnya besar dan berkayu
5) Bunga tidak berkelopak dan tidak bermahkota
Tumbuhan biji terbuka dibagi menjadi empat divisi , yaitu Cycadophyta, Ginkgophyta,
Coniferophyta, dan Gnetophyta.
1) Cycadophyta
Tumbuhan yang termasuk dalam divisi Cycadophyta memiliki ciri khas bentuk
yang menyerupai palem. Batang tidak memiliki cabang dengan tangkai daun yang
mendukung daun majemuk menyirip. Sturuktur reproduksi berupa strobilus. Ada
juga yang menamakan Cycadophyta sebagai palem sagu. Contoh dari divisi ini
adalah pakis haji (Cycas rumphii)
2) Ginkgophyta
Ginkgophyta merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas daun
berbentuk kipas dengan pertulangan daun yang dikotom (bercabang dua dua).
Ginkgophyta hanya terdiri dari satu spesies, yaitu Ginkgo biloba. Spesies ini
sangat terkenal karena banyak digunakan sebagai bahan pembuat sampho.
3) Coniferophyta
Konifer merupakan kelompok tumbuhan yang saat ini paling dominan di dunia.
Anggota konifer merupakan penyusun hutan berdaun jarum. Hutan tersebut sangat
luas dan didominasi  oleh kelompok konifer berdaun jarum. Biasanya, hutan
tersebut dinamakan sebagai bioma taiga. Salah satu contoh konifer adalah pinus
merkusii. Pinus merkusii merupakan salah satu komponen hutan tanam di
Indonesia. Getah yang diproduksi oleh pinus dapat diambil dan digunakan sebagai
bahan pembuat cat.
4) Gnetophyta

11
Gnetophyta merupakan divisi yang dianggap paling maju di antara ke empat divisi
pada Gymnospermae. Struktur anatomi yang mendekati Angiospermae menjadi
pertimbangan hal tersebut. Kemiripan tersebut terletak pada struktur pembuluh.
Gnetophyta tersebar dari daerah gurun hingga daerah dekat hutan hujan tropis.
Genus Welwittschia merupakan semak hutan yang cukup populer di Afrika.
Melinjo (Gnetum gnemon) spintas tidak berrbeda dengan Angiospermae.
b. Tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae)
Tumbuhan berbiji tertutup merupakan tumbuhan yang memiliki bunga sebagai
alat perkembangbiakan generatif. Bakal biji pada tumbuhan tersebut dilindungi oleh
suatu badan yang berasal dari daun-daun buah dan disebut bakal buah. Pada umumnya
daun buah berdaging tebal. Daun buah memiliki fungsi melindungi biji agar tidak
kekeringan saat mengalami dormansi. Tubuh tumbuhan tersebut terdiri bagian akar,
batang, daun, dan bunga. Akar berupa akar serabut atau tunggang. Batang ada yang
berkambium atau tidak berkambium. Daun kebanyakan lebar, tunggal atau majemuk
dengan komposisi yang beraneka ragam.
Tumbuhan berbiji tertutup dibagi menjadi sejumlah kelas, yakni:
1) Biji berkeping satu (monocotyledonae)
Tumbuhan biji berkeping satu umumnya beruapa herba semusim dengan
berkeping satu, batang bercabang dan tidak bercabang. Tidak memiliki kambium,
berkas pengangkut tersusun tidak teratur dan tidak mengalami pertumbuhan
sekunder. Contohnya padi, jagung, jahe, lengkuas, kelapa, dll.
2) Biji berkeping dua (dikotiledonae)
Umumnya tumbuhan biji berkeping dua berupa tumbuhan berkayu, memiliki
kotiledon ganda. Berakar tunggang yang bercabang-cabang. Batangnya bercabang,
memiliki kambium, berkas pengangkut tersusun secara teratur. Berdaun tunggal
atau majemuk dengan urat daun menyirip. Jumlah bagian bunga dua, empat, lima
atau kelipatannya. Contohnya mangga, kacang tanah, dll.

12
KESIMPULAN
1. Sistem Linnaeus dikenal sebagai sistem ”seksual” karena Linnaeus memusatkan perhatian
terhadap jumlah benang sari dan hubungan antara benang sari yang satu dengan lainnya serta
terhadap bagian-bagian bunga lainnya. Sistem Linnaeus ini mengenal adanya 24 kelas untuk
menampung dunia tumbuhan yang diklasifikasikan berdasarkan jumlah, posisi, pengaturan
dan panjang benang sari.
2. Berdasarkan morfologi, tumbuhan bisa diklasifikasikan berdasarkan:
a. Akar, dibedakan menjadi tumbuhan berakar tunggang dan berakar serabut
b. Batang, beradasarkan strukturnya dibedakan menjadi herbaceous, lignosus, calmus, dan
calamus. Sedangkan berdasarkan percabangan dibedakan menjadi monopodial,
simpodial, dan menggarpu.
c. Daun, berdasarkan jumlah anak daun dikelompokan menjadi daun tungal dan daun
majemuk. Sedangkan berdasarkan pertulangan daun dibedakan menjadi daun menyirip,
menjari, melengkung, dan sejajar.
d. Bunga, berdasarkan ada tidaknya bunga dikelompokan menjadi tumbuhan berbunga dan
tidak berbunga. Berdasarkan kelengkapan bagian bunga, dibedakan menjadi bunga
lengkap dan tidak lengkap. Kemudian berdasarkan kelamin bunganya dikelompokan
menjadi monoceus, dioceus, dan polygamus.
e. Buah, dibedakan menjadi buah tunggal, buah ganda dan buah majemuk.
3. Berdasarkan anatominya dibedakan menjadi:
a. Tumbuhan tidak berpembuluh: hepatophyta, anthocerophyta, anthoceropsida, lichenes,
dan chlorophyta.
b. Tumbuhan berpembuluh:
1) Tidak berbiji; lycophyta, spenophyta, dan pteridophyta.
2) Berbiji: gymnospermae dan angiospermae

13
DAFTAR PUSTAKA
Chikmawati, dkk. 2020. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Tanggerang Selatan: UT
Juhriah, dkk. 2014. Sistematika Tumbuhan Tinggi. Makassar: UNHAS Press.
Silalahi, M. 2015. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: UKI Press.
Tjitrosoepomo, G. 2010. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
http://ilmuhutan.com/pembagian-jenis-tumbuhan-berdasarkan-filogenik-dan-morfologi/
https://p2k.unkris.ac.id/id1/3065-2962/Morfologinya_146631_p2k-unkris.html
https://www.pembelajaranmu.com/2017/08/ciri-ciri-dan-kelompok-tumbuh-tumbuhan.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai