Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“TAKSONOMI DAN SITOTAKSONOMI TUMBUHAN ”

Dosen Pengampu: Dr. Moralita Chatri, M.P

DISUSUN OLEH :
NANTA MULIA
21177021

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
URAIAN MATERI........................................................................................................................1
A. Taksonomi Tumbuhan.......................................................................................................................1
B. Sitotaksonomi tumbuhan........................................................................................................6
KESIMPULAN..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

ii
URAIAN MATERI

A. Taksonomi Tumbuhan
1. Pengertian
Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari keanekaragaman tumbuhan
baik identifikasinya, namanya, klasifikasi dan evolusinya. Taksonomi berasal dari kata
Yunani yaitu taxis yang berarti susunan, dan nomos yang berarti hukum. Kata takson
(jamak= taksa) diartikan sebagai kesatuan kelompok seperti divisi, kelas, ordo, famili
genus, spesies dan lain-lain (Tjitrosoepomo, 2007).
Taksonomi tumbuhan dapat pula didefinisikan sebagai studi dan pertelaan dalam
hal variasi tumbuhan, penelitian tentang sebab dan konsekuensi dari variasi dan
memanipulasi data-datanya sehingga didapatkan sistem klasifikasi, karena itulah
taksonomi tumbuhan sering juga disebut sistematika tumbuhan. Pada kenyataannya
kedua istilah tersebut biasa dianggap sinonim, akan tetapi bebarapa ilmuan menganggap
bahwa sistematika tumbuhan mempunyai pengertian yang lebih luas sementara ilmuan
lain berpendapat sebaliknya (Tjitrosoepomo, 2007).
Taksonomi tumbuhan adalah salah satu cabang ilmu yang telah dipelajari sejak
jaman purba, karena manusia purba waktu itu telah mengelompokkan beratus-ratus
tumbuhan disekitar mereka misalnya untuk pangan, obat-obatan, tanaman serat, dan lain-
lain. Setelah manusia berkembang menjadi kelompok-kelompok suku dengan masing-
masing bahasanya dan telah dikenalnya bahasa tulisan, maka hasil pengelompokan
tumbuhan yang mereka buat menjadi tercatat. Adanya catatan tersebut dan bertambahnya
pengetahuan mereka maka ilmu tentang tumbuhan bertambah banyak dari generasi ke
generasi berikutnya (Stace, 1980).
Pengelompokan secara sederhana berdasarkan kegunaan dan bahayanya (tumbuhan
beracun) ini, merupakan awal dari ilmu taksonomi dan sistematika tumbuhan saat ini.
Ilmu ini berkembang menjadi ilmu yang sangat kompleks dengan memperhatikan prihal
pengelompokan alami dan memberi nama pada setiap kelompok. Para ilmuan yang
berkecimpung dalam bidang biokimia, ekologi, fisiologi tentang tumbuhan selalu
membutuhkan nama tumbuhan yang digunakannya. Oleh karena itu taksonomi tumbuhan
akan selalu berguna bagi para ilmuan yang mengkaji tumbuhan sesuai kebutuhannya
(Dasuki, 1991).

1
Sasaran mempelajari taksonomi tumbuhan:
a. Mempelajari tumbuhan disuatu daerah atau di dunia mengenai macamnya, namanya,
perbedaan dan persamaannya, tempat tumbuhnya, serta hubungannya dengan
penelitian botani lainnya
b. Mengunpulkan pengetahuan untuk menyusun suatu publikasi berupa flora, manual,
monografi dan sebagainya.
c. Mempelajari sistem klasifikasi yang logis dan universal
d. Mempelajari evolusi berbagai jenis tumbuhan (Juriah, dkk. 2014)
2. Ruang Lingkup
Mencakup klasifikasi, identifikasi/determinasi, dan tata nama.
a. Klasifikasi tumbuhan adalah penempatan tumbuhan dalam kelompok-kelompok yang
mempunyai persamaan karakter dan ditata dalam suatu sistem. Setiap spesies
tumbuhan yang mirip satu sama lain ditempatkan pada satu genus. Setiap genus yang
mirip satu sama lain ditempatkan dalam satu famili, demikian seterusnya. Klasifikasi
ini akan menghasilkan hierarki yang berurutan atau kategori seperti : spesies, genus,
famili, ordo, dan seterusnya.
b. Identifikasi atau determinasi adalah pengenalan beberapa ciri tumbuhan seperti bunga,
buah, daun dan batang suatu spesies dan membandingkannya dengan spesies
tumbuhan yang ciri-cirinya telah diketahui. Jika tumbuhan yang dibandingkan dengan
spesies yang telah diketahui tersebut walaupun memang mirip tetapi tidak sama berarti
itu adalah spesies yang lain.
c. Tata nama adalah aturan pemberian nama tumbuhan di dalam taksa dengan sistem
yang telah diatur dalam International Code of Botanical Nomenclature (ICBN) = Kode
Internasional TatanamaTumbuhan (KITT) (Juriah, dkk. 2014).
3. Fase Perkembangan Sistematika/Taksonomi Tumbuhan
a. Fase eksplorasi dan penemuan
Ilmu ini pada awalnya timbul karena adanya inventarisasi tumbuhan di dunia.
Aktivitas ini dimulai sejak jaman purba, akan tetapi aktivitas paling menonjol sekitar
tahun 1400 yaitu saat orang-orang Eropa Barat mengadakan pelayaran menjelajahi
pulau-pulau di berbagai penjuru dunia untuk mendapatkan bahan rempah. Puncak

2
kegiatan eksplorasi botani terjadi pada akhir tahun 1800, walaupun kegiatan tersebut
masih dilakukan orang sampai saat ini terutama di daerah tropika.
Material yang didapatkan dari hasil ekspedisi awal ini telah dikirim kepada para
ahli botani di Eropa untuk diteliti dan diberi nama. Pada akhir tahun 1700 sampai awal
tahun 1800, para ahli botani dibanjiri oleh material tumbuhan yang ditemukan untuk
diteliti. Tumbuhan koleksi tersebut kemudian di-pres dan dikeringkan yang
selanjutnya disebut sebagai herbarium. Para ahli botani kemudian saling tukar
menukar herbarium untuk diteliti lebih intensif dan beberapa dari herbarium tersebut
dikumpulkan pada pusat herbarium termashur.
Pada akhir tahun 1800 banyak terdapat pusat penelitian botani yang telah mantap
baik di Eropa maupun di Amerika Utara. Herbarium yang dimilikinya bertambah
dengan pesat yang berasal dari berbagai daerah di dunia. Pada fase ini banyak spesies
tumbuhan yang telah diteliti, diberi nama, dan diklasifikasikan dalam genera atau
famili untuk yang pertama kalinya. Flora atau tumbuhan yang berasal dari suatu
daerah dapat diketahui dari hasil penelitian herbarium (Juriha, dkk, 2014).
b. Fase sintesis
Klasifikasi pada fase ini dilakukan berdasarkan data morfologi dan antomi, yang
dilihat dari herbarium atau di laboratorium. Para ahli botani pada fase ini melakukan
pengamatan dan penelitian yang lebih mendalam tentang ciri-ciri tiap taksa.
Taksonomi dengan klasifikasi berdasarkan ciri-ciri morfologi dan anatomi ini biasa
disebut taksonomi/sistematika klasik. Masa berlangsungnya fase sintesis ini dimulai
pada akhir tahun 1800 hingga sekarang (Juriha, dkk, 2014).
c. Fase penelitian/ Taksonomi Penelitian/ Biosistematika
Mrupakan taksonomi yang klasifikasinya berdasarkan pada penelitian.
Biosistematika dapat pula dikatakan sebagai studi taksonomi organisme dilihat dari
segi populasinya bukan dari segi individunya, serta penelitian proses evolusi yang
terjadi di alam dari populasi tersebut. Bidang-bidang yang diteliti untuk maksud
tersebut meliputi bidang genetika, sitologi dan aspek ekologi dari suatu populasi di
lapangan atau di kebun poercobaan. Penelitian demikian saat ini masih dilakukan
orang terus menerus terutama di Eropa Barat, Amerika Utara, Rusia, Australia,
Selandia Baru dan Jepang (Juriha, dkk, 2014).

3
Penelitian proses evolusi dari suatu populasi dapat dilihat dari adanya
kemungkinan terjadinya proses hibridisaasi dari populasi tersebut secara alami.
Apabila proses hibridisasi ini terjadi, maka pada akhirnya akan dijumpai yang
menyimpang dari induknya. Berbagai macam informasi yang didapat dari hasil
penelitian spesies-spesies dari suatu populasi di dalam hal kandungan unsur kimia,
bentuk sel, jumlah kromosom,morfologi dan lain-lain akan melengkapi
perbendaharaan pengetahuan mengenai spesies-spesies tersebut, dan dapat pula dilihat
apakah diantara spesies-spesies tersebut ada hubungan satu dengan lainnya terutama
bagi spesies-spesies yang berasal dari satu genus.
Fase penelitian ini didasarkan pada kombinasi data yang digunakan untuk
menginterpretasikan evolusi atau keeratan keluarga (phylogeni), dimulai sejak
timbulnya teori evolusi dari Charles Darwin pada pertengahan abad XIX hingga
sekarang. Disamping itu dengan banyaknya penelitian dan majunya teknologi, maka
saat ini telah timbul berbagai cabang ilmu taksonomi seperti kemotaksonomi, yaitu
taksonomi yang didasarkan pada data kimianya. Sitotaksonomi yaitu taksonomi yang
didasarkan pada data kromosomnya. Taksonomi numerik yaitu taksonomi yang
didasarkan pada data numeriknya dan untuk pelaksanaannya digunakan komputer.
4. Relevansi Dengan Lapangan Dan Hubungannya Dengan Ilmu Lain
Pada saat ini ilmu tentang identifikasi, pemberian nama dan klasifikasi tumbuhan
merupakan ilmu yang sangat dibutuhkan di lapangan. Pada bidang pertanian, terutama
bagi pemuliaan tanaman yang akan meningkatkan potensi ekonomi suatu jenis tanaman,
memerlukan tumbuhan liar yang dianggap paling dekat hubungan kekeluargaannnya
dengan jenis tumbuhan tersebut diatas. Tumbuhan liar mempunyai beberapa sifat unggul
yang diperlukan oleh para pemulia tanaman untuk memperbaiki mutu tanamannya. Sifat-
sifat tersebut antara lain: ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, ketahanan
terhadap keasaman tanah, umur yang relatif lebih pendek dan sebagainya. Kesemuanya ini
dapat dilakukan oleh taksonomi dengan jalan eksplorasi.
Aktifitas para ahli taksonomi merupakan dasar dari semua ilmu biologi lain karena
ilmu taksonomi erat kaitannya dengan pelaksaan inventarisasi tumbuhan, identifikasi,
pemberian nama dan klasifikasinya. Para ahli taksonomi mempunyai tanggungjawab yang
berat kepada masyarakat ilmu-ilmu lainnya, karena harus dapat menyajikan nama dan

4
klasifikasi yang benar atas tumbuhan yang dibutuhkan orang. Nama dan klasifikasi
tumbuhan besar manfaatnya bagi mereka yang mepelajari ilmu ekologi, kimia, pemuliaan
tanaman, farmakologi, hortikultura, kehutanan dan lain-lain.
Manusia berkomunikasi antara satu dengan lainnya untuk mengemukakan masalah
tumbuhan. Hal ini dengan sendirinya membutuhkan nama tumbuhan tersebut agar mudah
dimengerti. Pemberian nama tersebut merupakan tugas para ahli taksonomi. Nama
umumnya diberikan dalam bentuk nama ilmiah karena nama lokal atau nama daerah
sangat bervariasi. Nama ilmiah tumbuhan kadang-kadang sulit dimengerti dan kurang
menarik bagi orang awam, namun demikian nama ilmiah sudah diakui secara international
karena proses pemberian nama atau perubahan nama tidak dapat dilakukan dengan cara
sembarangan, tetapi harus mengikuti aturan yang berlaku secara internasional pula.
Inventarisasi tumbuhan di daerah tropika sangat diperlukan dan hal ini merupakan
tantangan bagi ahli taksonomi sebelum ekosistemnya rusak sebagai akibat perkembangan
daerah pertanian dan pemukiman. Banyak tumbuhan hutan hujan tropis yang belum
diketahui nama dan klasifikasinya telah musnah karena peningkatan kebutuhan dan
aktifitas manusia. Hilangnya spesies-spesies tersebut maka hilang pula kemungkinan dan
kesempatan untuk memperbaiki mutu salah satu tanaman budidaya yang ada sekarang.
Taksonomi/sistematika tergantung pada banyak ilmu lain, demikian juga sebaliknya
ilmu-ilmu lain banyak tergantung pada ilmu taksonomi/sistematika seperti:
a. Morfologi yaitu ilmu yang mempelajari struktur luar organ vegetatif dan reproduktif
tumbuhan, memegang peranan penting dalam penggolongan taksa atau klasifikasi
tumbuhan.
b. Anatomi yaitu ilmu yang meliputi sitologi, histologi struktur vegetatif dan reproduktif
tumbuhan , banyak membantu dalam menentukan golongan tumbuhan.
c. Embriologi yang mempelajari perkembangan sel telur sampai pembuahan pada
tumbuhan. Ilmu ini juga banyak membantu dalam menentukan derajat keeratan
kekeluargaan taksa tumbuhan.
d. Genetika ilmu yang mempelajari sifat-sifat yang diturunkan, letak faktor sifat,
kromosom dan lain-lain. Ilmu ini membantu dalam menentukan penggolongan taksa.
e. Fisiologi atau ilmu faal banyak membantu dalam menentukan taksa tumbuhan.

5
f. Evolusi mempelajari perkembangan organisme dari yang paling sederhana sampai
yang modern/kompleks.
g. Palaeobotani ilmu tentang tumbuhan purba yang pada saat sekarang telah punah.
Fosil-fosil yang didapatkan dapat membantu para ahli untuk menghubungkan
kekeluargaan dengan tumbuhan yang hidup sekarang.
h. Ekologi ilmu yang mempelajari hubungan antara tumbuhan dan berbagai faktor
lingkungan tempat tumbuhnya seperti tanah, iklim, organisme hidup serta modifikasi
bentuk dan fungsi yang memungkinkan tumbuhan menyesuaikan dengan keadaan
lingkungan.
i. Fitogeografi yaitu ilmu tentang penyebaran tumbuhan di dunia. Berdasarkan sejarah
populasi tumbuhan, asal dan penyebarannya dapatlah ditarik kesimpulan tentang
keeratan pertalian kekeluargaannya.
j. Palinologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang spora dan tepung sari. Ini sangat
membantu dalam penggolongan taksa tumbuhan berdasarkan tanda-tanda yang ada
pada spora maupun tepung sari (Hubert, dkk, 2015).
B. Sitotaksonomi Tumbuhan
Ini adalah pendekatan baru dari banyak ahli sitologi untuk menghubungkan sitologi
dengan taksonomi, yang melahirkan istilah baru Cytotaxonomy. Studi karakter kromosom dan
variasinya dalam taksa yang berbeda membuat mereka menafsirkan bahwa karakter ini dan
variasinya dapat membuktikan dasar untuk memecahkan banyak teka-teki taksonomi (Cour,
1968). Cytogenetics adalah gabungan antara cytology (studi tentang sel) dan genetika, yang
berusaha menjelaskan hubungan antara kejadian-kejadian di dalam sel (khususnya kromosom)
dengan fenomena genetis. Lebih jelasnya, cytology adalah cabang ilmu biologi yang
membicarakan tentang besar (ukuran), struktur dan riwayat hidup kromosom, sedangkan
cytogenetics adalah studi tentang struktur kromosom dan tingkah laku kromosom selama
proses mitosis dan meiosis (Laimeheriwa, 2018).
Sitotaksonomi adalah cabang ilmu biologi yang berhubungan dengan klasifikasi
organisme dengan menggunakan studi komparatif kromosom. Sitotaksonomi juga disebut
juga dengan disiplin ilmu yang mempelajari variasi dan menerangkan ketidaksinambungan
variasional dan kekerabatan dalam batas-batas sitologi. Data sitologi umumnya berasal dari
nucleus, jumlah dan morfologi kromosom. Sitotaksonomi adalah cabang biologi berurusan

6
dengan hubungan dan klasifikasi organisme menggunakan studi banding dari jumlah, struktur
dan perilaku kromosom. Jumlah, struktur, dan perilaku kromosom sangat penting dalam
taksonomi. Jumlah kromosom adalah karakter yang paling banyak digunakan dan dikutip.
Jumlah kromosom biasanya ditentukan pada mitosis dan dikutip sebagai diploid number (2n),
kecuali jika berhubungan dengan seri poliploid dimana jumlah dasar atau jumlah kromosom
dalam genom haploid asli dikutip. Karakter taksonomi lain yang berguna adalah posisi
sentromer. Perilaku Meiotic dapat menunjukkan heterozigositas inversi. Ini mungkin konstan
untuk takson, menawarkan bukti taksonomi lebih lanjut. Data sitologis dianggap lebih penting
daripada bukti taksonomi lainnya. Sitotaksonomi berarti pendekatan sitologi dari taksonomi
yaitu bagaimana sitologi memudahkan tugas ahli taksonomi. Interpretasi, karakterisasi dan
identifikasi set kromosom lengkap sel disebut sebagai karyotyping dan merupakan tahap
pertama dalam proses menggunakan karakter kromosom untuk sistematika (Ilnicki, 2014).
Prinsip dasar sitotaksonomi sama dengan yang digunakan untuk karakter taksonomi
lainnya: semakin mirip dua kelompok semakin erat hubungan kekerabatannya. Oleh karena
itu, spesies yang lebih mirip kariotipenya mungkin lebih erat hubungan kekerabatannya
daripada dengan yang kurang mirip. Berbeda dengan morfologi atau karakter biokimia, yang
bergantung pada ekspresi beberapa gen, karakter kromosom memiliki keuntungan besar
bahwa kariotipe adalah tidak kurang dari genom itu sendiri, dan itu fenotipe pada metafase
tidak bergantung pada ekspresi gen, kondisi lingkungan, usia, perkembangan fase, dll.
(Guerra, 2012).

7
KESIMPULAN
1. Taksonomi tumbuhan dapat pula didefinisikan sebagai studi dan pertelaan dalam hal variasi
tumbuhan, penelitian tentang sebab dan konsekuensi dari variasi dan memanipulasi data-
datanya sehingga didapatkan sistem klasifikasi.
2. Ruang lingkup taksonomi tumbuhan mencakup klasifikasi, identifikasi/determinasi, dan tata
nama.
3. Fase perkembangan taksonomi tumbuhan meliputi: fase eksplorasi dan penemuan, fase
sintesis, dan fase penelitian/ Taksonomi Penelitian/ Biosistematika.
4. Relevansi taksonomi tumbuhan dengan lapangan serta hubungannya dengan ilmu lain, yaitu:
morfologi, anatomi, embriologi, genetika, fisiologi, evolusi, palaeobotani, ekologi,
fitogeografi, dan palinologi.
5. Sitotaksonomi adalah cabang ilmu biologi yang berhubungan dengan klasifikasi organisme
dengan menggunakan studi komparatif kromosom. Sitotaksonomi disebut juga cabang biologi
berurusan dengan hubungan dan klasifikasi organisme menggunakan studi banding dari
jumlah, struktur dan perilaku kromosom.

8
DAFTAR PUSTAKA
Cour, L. 1968. Contd-Modern trends in plant taxonomy ( II ) Cytology in relation to taxonomy
( Cytotaxonomy ) Chemotaxonomy ( Chemosystematics ). 7.
Dasuki, U.A., 1991. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.
Guerra, M. 2012. Cytotaxonomy: The end of childhood. Plant Biosystems, 146(3), 703–710.
https://doi.org/10.1080/11263504.2012.717973
Hubert, N. & R. Hanner. 2015. DNA Barcoding, Species Delineation and Taxanomy. A
Historical Perspective. DNA Barcodes, Volume 3: 44-58.
Ilnicki, T. 2014. Plant biosystematics with the help of cytology and cytogenetics. Caryologia,
67(3), 199–208. https://doi.org/10.1080/00087114.2014.931642
Leimeheriwa, B.M. 2018. Sitogenetika dan Analisis Kromosom. Jurnal Academia Edu. 2 (28):
1-12.
Juhriah, dkk. 2014. Sistematika Tumbuhan Tinggi. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Stace, C.A. 1980. Plant Taxonomy and Biosystematics. London: Edward Arnold Publishing Ltd.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai