Anda di halaman 1dari 28

KAJIAN ETNOSIAN DALAM BIOLOGI KONSERVASI

KELOMPOK 5

Eman Laeli Fitri 21177006


Nur Aisyah Putri 21177013
Retti Yuselmi 21177014
Selvi Seftiani 21177016

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Fitri Arsih, S.Si., M.Pd
01 Konsep biologi konservasi
C

Pokok 02
Pengetahuan Sains asli masyarakat dalam
biologi konservasi
Bahasan
Hasil penelitian etnosains dalam kontek
03
biologi konseravasi

04 Implementasi sains asli masyarakat dalam


biologi konseravasi dalam pembelajaran IPA
1. KONSEP BIOLOGI
KONSERVASI
Pengertian Konservasi

Konservasi / Conservation adalah pelestarian atau perlindungan.

Secara harfiah makna konservasi (conservation) yang terkait dengan


makhluk hidup dan lingkungan diartikan sebagai: “the preservation,
management, and care of natural and cultural resources” (pelestarian
pengelolaan, dan perawatan sumber-sumber makhluk hidup dan kultural).
Definisi konservasi dapat dimaknai menjadi dengan tiga, yakni :

1. Preservasi (preservation) atau pelestarian sumber daya alam,


2. Pemanfaatan sumber daya alam dengan penggunaan secara
nalar (intellect utilization), dan
3. Penggunaan sumberdaya alam secara bijak (wise use).

COLORS

BLACK
Biologi konservasi merupakan cabang
ilmu biologi yang bergerak dalam bidang
pelestarian makhluk hidup dan
lingkungannya.

Biologi konservasi memiliki dua fokus utama,


yaitu :
1. Memahami dasar-dasar ekologi dari
permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh
spesies dan ekosistem dan
2. Mengembangkan solusi ekologis atas
permasalahan-permasalahan tersebut.
Tujuan Biologi Konservasi

mempelajari aktifitas manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan


hidup spesies
mencegah kepunahan spesies
menjaga variasi genetik
melindungi dan memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosistem
terkait
mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman hayati di bumi
Peraturan Konservasi

Salah satu peraturan yang telah dikeluarkan pemerintah ialah


Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990, yang berbunyi:
“Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati
yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman
dan nilainya”.
2. PENGETAHUAN
SAINS ASLI
MASYARAKAT
DALAM BIOLOGI
KONSERVASI
Pengetahuan Sains Asli Dalam Biologi Konservasi

Pengetahuan sains asli dalam biologi konservasi diperlukan


 Untuk meningkatkan pemahaman terhadap pemanfaatan beberapa
sumber daya alam hayati yang memang sudah dilakukan para nenek
moyang kita sejak zaman dahulu.
 Untuk menguatkan bahwa sains berkaitan dengan budaya masyarakat
sehingga memunculkan rasa menghargai terhadap warisan budaya
leluhur serta meningkatkan konservasi lingkungan.
Contoh Pengetahuan Asli Masyarakat dalam Konservasi
 Subak di Bali
Subak adalah formasi berundak di sawah, dengan sistem subak irigasi dilakukan secara terkendali, efiesien dan
hierarkis
 Lembaga Adat Panglima Laot di Aceh
Menjamin kepentingan masyarakat dalam mencari penghasilan di kawasan laut, dengan demikian melestarikan
ekosistem laut
Sistem Sasi di Maluku Tengah
Berupa larangan memanen SDA tertentu demi melindungi kualitas dan populasinya, baik berupa tumbuhan
maupun hewan
Situs Keramat Alami Tana Toa
Pembatasan area situs keramat alami bertujuan untuk memelihara ekosistem alami di tengah-tengah lingkungan
sekitar yang telah mengalami degradasi
Contoh Pengetahuan Asli Masyarakat dalam Konservasi

 Pranoto Mongso di Jawa


Arahan kepada petani untuk bercocok tanam dengan cara mengikuti tanda-tanda alam, sehingga pemanfaatan
tanah dan air dapat terukur
 Peraturan “pikukuh karuhun” suku Badui Dalam
Yaitu berisi peraturan tidak boleh menebang pohon tertentu, tidak boleh menggunakan pestisida kimia
Lubuk/Ikan Larangan di Sumatera
Pembatasan pengambilan ikan yang diatur oleh adat dengan tujuan untuk memberi kesempatan regenerasi bagi
populasi ikan
3. HASIL PENELITIAN
ETNOSAINS DALAM
KONTEK BIOLOGI
KONSERVASI
01
02
03
04
05 Pelaksanaan Sal (Sasi) sebagai
Aktivitas Adat yang Mendukung
Pelestarian Lingkungan

Sal adalah budaya berupa kegiatan


pelarangan mengeksplorasi hasil bumi dari
seseorang yang baru saja meninggal dunia
dalam kurun waktu tertentu. Lama
pelaksanaan sal adalah 1000 Hari.
Pelaksanaan sal pada budaya Sal terdapat
filosofi konservasi hutan untuk menjaga dan
melestarikan hutan. Pada acara pelepasan
atau pencabutan sasi/Sal, masyarakat sudah
diijinkan untuk mengeksplorasi hasil bumi.
Acara pencabutan sasi, biasanya hasil bumi
jadi lebih melimpah. Budaya sal sendiri
merupakan aktifitas adat yang sangat
sakral. Bagi yang melanggar akan
mendapatkan sanksi adat.

Klen/Marga menggunakan nama hewan atau tumbuhan Sebagai Bentuk Pelestarian Alam
Dalam pemberian nama marga, suku Malind maupun sub suku pada suku Malind menggunakan nama-nama dari
hewan maupun nama tumbuhan. Dalam budaya suku Malind mengenal istilah totem. Agar dapat menghormati
benda atau makhluk yang bernyawa suku Malind menggunakan nama totem sebagai nama marga mereka.
06
07
4. IMPLEMENTASI SAINS
ASLI MASYARAKAT DALAM
BIOLOGI KONSERAVASI
DALAM PEMBELAJARAN IPA
01
02
03
04
05
06
TERIMA KASIH
Reporting

Anda mungkin juga menyukai