Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI ii
BAB I MENGENAI KONSERVASI 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Makalah 1
1.3 Tujuan Makalah 1
BAB II SEJARAH, TANTANGAN, DAN UPAYA KONSERVASI SPESIES 4
2.1 Defenisi Konservasi 3
2.2 Sejarah Konservasi Di Indonesia 3
2.3 Mengapa Konservasi Penting 5
2.4 Tantangan Konservasi Spesies 7
2.5 List Spesies Konservasi Indonesia 10
2.6 Upaya Konservasi Spesies 14
BAB III EVALUASI MENGENAI KONSERVASI SPESIES DI INDONESIA 15
3.1 Kesimpulan 15 3.2 Rekomendasi Untuk Meningkatkan Upaya
Konservasi Spesies 16

DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I
MENGENAI KONSERVASI

1.1 Latar Belakang

konservasi adalah kesadaran akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan


lingkungan alamiah kita. Konservasi adalah upaya untuk melindungi spesies-spesies yang
terancam punah dan mempertahankan keanekaragaman hayati, habitat, dan ekosistem
yang diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi.

Pentingnya konservasi telah menjadi topik yang semakin relevan karena dampak
perubahan iklim, deforestasi, dan polusi yang semakin meningkat. Banyak spesies yang
menghadapi kepunahan karena habitatnya dihancurkan dan perburuan liar. Jika tidak ada
tindakan yang diambil untuk melindungi spesies-spesies tersebut, maka mereka akan
hilang dari muka bumi selamanya.

Selain itu, keanekaragaman hayati juga memiliki manfaat ekonomi yang besar, seperti
sumber daya alam, pariwisata, dan sektor pertanian. Kehilangan keanekaragaman hayati
dapat berdampak buruk bagi ekonomi dan lingkungan kita.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu konservasi.
2. Mengapa konservasi itu penting.
3. Tantangan konservasi spesies
4. Upaya konservasi spesies.

1.3 Tujuan Makalah

Makalah tentang konservasi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang


pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan mempromosikan upaya-upaya
konservasi. Makalah ini dapat membahas isu-isu seperti keanekaragaman hayati, spesies
yang terancam punah, hukum dan kebijakan yang berkaitan dengan konservasi, dan
program konservasi yang sedang berlangsung di Indonesia maupun di dunia.

Dalam makalah tentang konservasi, kita dapat mengeksplorasi berbagai upaya yang
telah dilakukan untuk melindungi spesies-spesies terancam punah dan habitat mereka,
serta menjelaskan mengapa konservasi penting untuk kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya di bumi. Makalah ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan
kesadaran dan memotivasi tindakan positif dalam upaya menjaga keanekaragaman hayati.
BAB II
SEJARAH, TANTANGAN, DAN UPAYA KONSERVASI SPESIES

2.1 Defenisi Konservasi

Konservasi memiliki arti sempit perlindungan. Istilah “konservasi” berasal dari kata
conservation yang mengandung makna kata con- (together) dan servare (keep/save) yang
memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you
have) dengan bijaksana (wise use).

Sedangkan dalam arti luas, pengertian konservasi adalah upaya, langkah dan metode
pengelolaan dan penggunaan biosfer secara bijaksana agar memperoleh keuntungan terbesar
secara lestari untuk generasi sekarang dengan tetap terpelihara potensi untuk memenuhi
kebutuhan dan aspirasi yang akan datang.

Penggunaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam jumlah
dan waktu yang lama menyebabkan munculnya konsep konservasi. Harapannya, dengan
tindakan konservasi yang tepat dapat menjaga kesejahteraan manusia secara berkelanjutan.

Cakupan konservasi menurut International Union for Conservation of Nature and


Natural Resources (IUCN) meliputi manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup
termasuk manusia. Tujuan utamanya yaitu tercipta kualitas kehidupan manusia yang
meningkat. Langkah-langkah termasuk dalam kegiatan manajemen konservasi yaitu survei,
penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan.

2.2 Sejarah Konservasi Di Indonesia

Hutan merupakan sumberdaya alam yang memiliki keanekaragaman tinggi, selain itu
sejak zaman dahulu hutan sudah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun
seiring bertumbuhnya jumlah penduduk, luas hutan yang ada di dunia juga semakin
berkurang. Selain itu karena terjadi perang dunia membuat hutan menjadi rusak. Jika hutan
dibiarkan begitu saja mungkin akan semakin rusak dan menimbulkan banyak masalah apalagi
banyak satwa yang kehilangan habitatnya. Salah satu negara yang terkena dampak dari
penjajahan adalah Indonesia. Banyak hutan di Indonesia yang dimanfaatkan penjajah untuk
diambil kayunya sebagai bahan perang. Namun kegiatan konservasi yang ada di Indonesia
juga tidak terlepas dari pengaruh pemerintahan kolonial. Kegiatan konservasi sendiri
merupakan perkembangan dari preservasi. Sejarah ide preservasi lahir di Eropa kemudian
berkembang menjadi konservasi dengan prinsip pemanfaatan di Amerika.

Lahirnya konservasi di Indonesia dimulai dari para naturalis Belanda yang


mempunyai rasa memiliki terhadap alam Indonesia yang kaya dengan aneka ragam flora dan
fauna. Terbukti dengan adanya perlawanan para naturalis tersebut terhadap berbagai
kebijakan kolonialis yang merusak alam, seperti perdagangan burung Cendrawasih yang
tidak terkontrol. Para naturalis Belanda seperti M.C Piepers dan P.J Van Houten terus
melakukan tekanan terhadap pemerintah kolonial Belanda agar peduli mengenai laju
kepunahan cendrawasih, dan akhirnya membuahkan hasil, yaitu Ordonnantie tot
Bescherming van sommige in het levende Zoogdieren en Vogels (Undang-Undang
Perlindungan bagi Mamalia Liar dan Burung Liar) yang dikeluarkan pada tahun 1910. Tepat
pada tanggal 22 Juli 1912 di Buitenzorg (Bogor), para naturalis ini sepakat mendirikan
perkumpulan ini didirikan dengan nama ”Perkumpulan Perlindungan Alam Hindia Belanda”
(Nederlandsch Indische Vereeniging tot Natuurbescherming) dengan diketuai oleh Dr. SH
Koorders. Perkumpulan ini semacam organisasi pecinta alam yang mempelopori dan
mengusulkan kawasan-kawasan dan jenis-jenis flora fauna tertentu, pembuatan peraturan-
peraturan dan berbagai tulisan dari hasil penelitian tentang perlindungan alam (jenis satwa
dan tumbuhan). Cita-cita Koorders untuk mewujudkan perkumpulan ini untuk menggugah
Pemerintah Hindia Belanda yang selalu menitikberatkan pengelolaan hutan hanya untuk
kepentingan ekonomi belaka. Mereka juga merintis pendirian kawasan perlindungan seperti
cagar alam (Natuurmonument) di Depok. Diusulkan 12 lokasi sebagai Cagar Alam yaitu
beberapa danau di Banten, Pulau Krakatau, dan Pulau Panaitan, laut Pasir Bromo, Pulau Nusa
Barung, Semenanjung Purwo dan Kawah Ijen.

Pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1916 telah


menerbitkan Natuurmonumenten-Ordonnantie (Peraturan tentang Monumen Alam).
Peraturan ini menjadi landasan hukum penunjukkan kawasan cagar alam di wilayah Hindia
Belanda. Ada 43 monumen alam yang ditunjuk sekitar tahun-tahun tersebut. Taman Nasional
Ujung Kulon misalnya, telah ditetapkan sebagai Monumen Alam pada tahun 1921. Pada
Tahun 1937 Pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu badan yang bernama ”Natuur
Bescherming afseling Ven’s Lands Flantatuin” yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
untuk mengawasi cagar alam dan suaka margasatwa, mengusahakan anggaran dan
penambahan pegawai. Pada Tahun 1940 keluar Peraturan Perburuan Jawa-Madura dan sejak
itu, pengelolaan kawasan Ujung Kulon di bawah Kantor Besar Kehutanan di Bogor,
sedangkan Kawasan Cagar alam dan suaka Margasatwa lainnya diserahkan kepada Inspektur
Kehutanan Provinsi, yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pengawasan
terhadap Cagar Alam dan Suaka Margasatwa serta mengurus pelanggaran perburuan. Pada
Tahun 1947 Bali Barat ditunjuk sebagai Suaka Alam.

Pada tahun 1950 terbentuk Urusan Perlindungan Alam di Djawatan Kehutanan,


dengan tugas pokok mengusut perburuan badak di Ujung Kulon. Tahun 1952 Kebun Raya
Bogor membentuk Lembaga Pengawetan Alam yang merupakan bagian dan Pusat
Penyelidikan Alam Kebun Raya Bogor. Sedangkan di Djawatan Kehutanan, Urusan
Perlindungan Alam statusnya berubah menjadi Bagian Perlindungan Alam (BPA) pada tahun
1956 yang mempunyai hak penuh untuk menyelenggarakan organisasi di dalam Djawatan
Kehutanan secara vertikaL. Rentang periode 1950-1959, tanah-tanah yang dikuasai oleh
masyarakat ditertibkan secara represif oleh Djawatan Kehutanan yang bernaung dibawah
Kementerian Pertanian dan Agraria dengan bantuan polisi dan tentara. Pada tahun 1954
muncul beberapa kemajuan dalam bidang perlindungan dan pengawetan alam, misalnya
rehabilitasi suaka margasatwa dan kerjasama internasional dengan IUCN. Berdasarkan Surat
Keputusan Presiden Kabinet Nomor 75/II/Kep/11/1966 terbentuk Direktorat Jenderal
Kehutanan yang berada dibawah Departemen Pertanian. Pada tahun yang sama, berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor Kep./30/11/1966 tanggal 10 Desember 1966 dan
Nomor Kep/18/3/1967 tanggal 9 Maret 1967 terbentuk Struktur Organisasi Departemen
Kehutanan. Dalam Struktur Organisasi dimaksud, Dinas Perlindungan dan Pengawetan Alam
(PPA) berada dibawah Direktorat Pembinaan Hutan. Pada tahun 2010 pemerintah Indonesia
telah menunjuk tak kurang 521 unit kawasan konservasi, dengan luasan mencapai lebih dari
27,2 juta hektar dengan berbagai tipe ekosistem.

2.3 Mengapa Konservasi Penting

1. Kekayaan Hayati yang Luar Biasa

Indonesia adalah salah satu negara megadiverse di dunia dengan sekitar 17.000 pulau
dan beragam ekosistem seperti hutan hujan tropis, terumbu karang, dan savana. Negara ini
juga merupakan rumah bagi lebih dari 1.700 spesies burung, 600 spesies reptil, 515 spesies
mamalia, dan ribuan spesies tumbuhan. Keanekaragaman hayati yang tinggi ini memainkan
peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan memberikan manfaat ekonomi
dan sosial bagi masyarakat.

Salah satu contoh pentingnya konservasi spesies di Indonesia adalah kasus orangutan.
Orangutan merupakan satu-satunya spesies kera besar yang dapat ditemukan di Indonesia dan
Malaysia. Namun, populasi orangutan di Indonesia terus menurun karena hilangnya habitat
mereka akibat deforestasi, kebakaran hutan, dan perburuan liar. Jika tidak ada upaya
konservasi yang serius, orangutan mungkin akan punah di alam liar dalam beberapa dekade
ke depan.

2. Ekosistem yang Rentan

Ekosistem di Indonesia menghadapi berbagai ancaman, termasuk deforestasi,


perambahan lahan, perburuan ilegal, dan perubahan iklim. Konservasi spesies penting untuk
melindungi ekosistem tersebut agar tetap berfungsi dengan baik. Misalnya, hutan hujan tropis
Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia dan berperan dalam menjaga siklus air,
menyimpan karbon, dan menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Jika hutan-
hutan ini rusak, maka akan berdampak negatif pada iklim global dan hilangnya
keanekaragaman hayati.

3. Pengobatan Tradisional dan Sumber Daya Alam

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk tumbuhan dan hewan
dengan nilai pengobatan tradisional yang tinggi. Banyak spesies tumbuhan di Indonesia
digunakan dalam obat-obatan tradisional yang telah terbukti efektif dalam pengobatan
berbagai penyakit. Kehilangan spesies-spesies ini dapat mengurangi sumber daya penting
bagi bidang kesehatan dan pembangunan obat-obatan di masa depan.

4. Pariwisata dan Ekonomi

Konservasi spesies juga penting dalam mendukung sektor pariwisata dan ekonomi.
Indonesia adalah salah satu tujuan pariwisata alam terkemuka di dunia, dengan daya tarik
seperti Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional
Ujung Kulon. Keberadaan spesies-spesies langka dan habitat alam yang indah menjadi
magnet bagi wisatawan lokal dan internasional. Pariwisata alam memberikan sumber
penghasilan bagi masyarakat setempat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan
menciptakan lapangan kerja.
5. Kehidupan Masyarakat Lokal

Banyak masyarakat di Indonesia, terutama yang tinggal di sekitar kawasan


konservasi, bergantung pada sumber daya alam untuk penghidupan mereka. Mereka
mengandalkan ikan, hutan, dan tumbuhan sebagai sumber makanan, obat-obatan, bahan
bangunan, dan pendapatan. Dengan menjaga keberlanjutan spesies dan ekosistem, konservasi

2.4 Tantangan Konservasi Spesies

A. Hilangnya Habitat

Perusakan habitat alami merupakan ancaman utama bagi banyak spesies. Deforestasi,
perubahan iklim, urbanisasi, dan ekspansi pertanian telah mengakibatkan hilangnya habitat
yang penting bagi kehidupan banyak spesies. Penyusutan habitat ini mempersempit ruang
gerak, mengganggu siklus hidup, dan meningkatkan risiko kepunahan.

Peneliti menyebut jika hampir semua hewan darat terancam kehilangan sebagian
habitatnya pada tahun 2050. Hal tersebut terjadi lantaran adanya pembukaan lahan secara
terus menerus untuk memenuhi permintaan pangan dunia yang terus meningkat. Peneliti
sendiri memperkirakan bahwa kita akan membutuhkan sekitar 2 hingga 10 juta km persegi
lahan pertanian baru untuk memenuhi permintaan pangan dalam 30 tahun ke depan. Dengan
kebutuhan lahan yang makin bertambah itu maka makin bertambah pula kawasan alami yang
kehilangan fungsinya dan akan membuat hampir 90 persen hewan darat bakal kehilangan
sebagian besar habitatnya.

Ketika hewan kehilangan habitat alami mereka, mereka sering kali terdorong untuk
mencari sumber makanan dan tempat tinggal di daerah manusia. Ini dapat menyebabkan
konflik antara manusia dan hewan, seperti serangan hewan liar terhadap ternak atau ancaman
terhadap keselamatan manusia. Konflik semacam itu sering kali mengarah pada perburuan
dan pembunuhan hewan yang dianggap sebagai ancaman, yang pada gilirannya dapat
menyebabkan penurunan populasi dan kepunahan spesies.

B. Perubahan Iklim

Perubahan iklim global memiliki dampak yang signifikan terhadap spesies.


Peningkatan suhu global, perubahan pola cuaca, dan kenaikan permukaan air laut dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem dan menyebabkan kepunahan spesies. Spesies yang
tidak dapat beradaptasi dengan perubahan cepat dalam lingkungan mereka akan menghadapi
risiko kepunahan yang tinggi.

Perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan suhu rata-rata di berbagai wilayah


di Indonesia. Peningkatan suhu ini dapat mengubah pola cuaca dan mengganggu siklus hidup
organisme. Curah hujan yang tidak terduga juga dapat terjadi, dengan wilayah-wilayah
tertentu mengalami peningkatan atau penurunan curah hujan. Hal ini dapat mengganggu
reproduksi, migrasi, dan sumber pangan bagi banyak spesies. Perubahan iklim
berdampak pada perubahan pola musim di Indonesia. Pemanasan global dapat mempercepat
pergeseran musim dan mengubah jangka waktu musim kering dan musim hujan. Fenomena
cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan badai tropis yang lebih sering dan lebih intens
juga dapat terjadi. Hal ini dapat mengganggu populasi spesies tertentu, mengakibatkan
kehilangan habitat, dan meningkatkan risiko kepunahan.

Perubahan iklim juga berkontribusi terhadap penyusutan habitat di Indonesia.


Pemanasan global dapat mempercepat deforestasi, terutama melalui perluasan perkebunan
kelapa sawit dan penebangan hutan yang ilegal. Akibatnya, habitat yang penting bagi
kehidupan banyak spesies menjadi berkurang atau terfragmentasi, menyebabkan penurunan
populasi dan risiko kepunahan.
C. Perburuan dan Perdagangan Illegal

Perburuan liar dan perdagangan ilegal adalah faktor lain yang menyebabkan
kepunahan spesies. Kegiatan ini sering kali terjadi karena permintaan pasar akan produk-
produk seperti gading gajah, tanduk badak, atau kulit harimau. Penegakan hukum yang lemah
dan kurangnya kesadaran akan dampak negatif dari perdagangan ilegal menyebabkan
kerugian yang signifikan bagi populasi spesies tertentu.

Perburuan ilegal seringkali dipicu oleh permintaan pasar domestik dan internasional
terhadap produk-produk hewan liar, seperti kulit, daging, tulang, gading, dan hewan hidup
untuk perdagangan hewan peliharaan. Beberapa spesies, seperti harimau, badak, gajah,
burung, dan reptil langka, menjadi sasaran utama perburuan ilegal karena memiliki nilai
ekonomi yang tinggi di pasar gelap. Perburuan ilegal menjadi bisnis yang menguntungkan
bagi para pemburu dan penyelundup. Barang-barang yang diperoleh dari perburuan ilegal
dapat dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi di pasar gelap. Hal ini mendorong
kelompok-kelompok kriminal untuk terlibat dalam perburuan ilegal sebagai sumber
pendapatan.

Perburuan ilegal dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dengan


mengurangi populasi spesies yang penting dalam rantai makanan atau ekologi suatu wilayah.
Misalnya, perburuan ilegal terhadap predator alami seperti harimau Sumatera atau harimau
Jawa dapat menyebabkan ledakan populasi hewan mangsanya, yang pada gilirannya dapat
mengganggu keberlangsungan ekosistem.

Perburuan ilegal mengancam konservasi dan keanekaragaman hayati Indonesia.


Negara ini memiliki banyak spesies unik dan dilindungi yang hanya ditemukan di
wilayahnya. Dengan adanya perburuan ilegal, spesies-spesies tersebut menghadapi risiko
kepunahan yang lebih besar. Hal ini tidak hanya berdampak pada keberlanjutan alam dan
kehidupan liar, tetapi juga merugikan ekonomi, pariwisata, dan budaya lokal.

2.5 List Spesies Konservasi Indonesia

Berikut adalah beberapa spesies konservasi di Indonesia:

1. Orangutan (Pongo pygmaeus)

Orangutan adalah spesies kera besar yang endemik di Indonesia, terutama di pulau
Kalimantan dan Sumatera. Mereka dikenal karena kecerdasan mereka yang tinggi dan
kemampuan menggunakan alat. Orangutan merupakan spesies yang terancam punah karena
hilangnya habitat akibat deforestasi dan perburuan ilegal.

2. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)

Harimau Sumatra adalah subspesies harimau yang hanya ditemukan di pulau


Sumatera. Mereka merupakan karnivora terbesar di Indonesia dan memainkan peran penting
dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Populasi harimau Sumatra sangat terancam
akibat perusakan habitat dan perburuan ilegal.

3. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)


Badak Jawa adalah spesies badak yang kritis terancam punah dan hanya ditemukan di pulau
Jawa, Indonesia. Mereka memiliki satu tanduk yang unik dan merupakan mamalia terbesar di
pulau Jawa. Populasi badak Jawa terus menurun akibat perburuan ilegal dan hilangnya
habitat.

4. Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatrensis)

Gajah Sumatra adalah subspesies gajah Asia yang endemik di pulau Sumatera.
Mereka memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan gajah Asia lainnya. Gajah
Sumatra menghadapi ancaman serius akibat perburuan ilegal, hilangnya habitat, dan konflik
dengan manusia.

5. Komodo (Varanus komodoensis)

Komodo adalah spesies kadal terbesar yang hanya ditemukan di pulau Komodo, Rinca,
Padar, Gili Motang, dan Flores di Indonesia. Mereka terkenal karena ukuran tubuhnya yang
besar dan keahlian sebagai predator. Komodo merupakan spesies yang terancam punah
karena perusakan habitat, gangguan manusia, dan perburuan ilegal.
6. Kura-kura penyu (Chelonia mydas)

Kura-kura penyu hijau adalah spesies penyu laut yang besar dan tersebar di perairan
Indonesia. Mereka memiliki kepala yang lebar dan cangkang yang datar. Kura-kura penyu
merupakan spesies yang dilindungi dan terancam punah akibat perburuan untuk daging, telur,
dan bagian tubuhnya, serta kerusakan habitat pantai.

7. Kupu-kupu rajah (Ornithoptera alexandrae)

Kupu-kupu rajah adalah spesies kupu-kupu yang sangat langka dan endemik di pulau
Papua, Indonesia. Mereka memiliki ukuran yang besar dan warna yang indah. Kupu-kupu
rajah terancam punah akibat perusakan habitat, perdagangan ilegal, dan pengumpulan
spesimen untuk koleksi.

8. Anoa (Bubalus depressicornis)

Anoa adalah jenis banteng kecil yang hidup di pulau Sulawesi, Indonesia. Mereka
memiliki ukuran tubuh yang kecil dan tanduk yang melengkung. Anoa merupakan spesies
yang terancam punah karena perburuan ilegal dan hilangnya habitat akibat perambahan
hutan.

9. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)

Jalak Bali adalah spesies burung endemik di pulau Bali, Indonesia. Mereka memiliki
bulu berwarna putih dan hitam yang kontras. Jalak Bali terancam punah karena perburuan
ilegal, perdagangan ilegal, dan hilangnya habitat akibat perambahan lahan.

10. Beruang Madu (Helarctos malayanus)

Beruang Madu adalah spesies beruang yang ditemukan di beberapa pulau di


Indonesia, termasuk Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Mereka memiliki bulu berwarna
cokelat dan garis-garis putih di dada. Beruang Madu menghadapi ancaman serius akibat
perburuan ilegal dan hilangnya habitat.

Ketika spesies-spesies ini terancam kepunahan, pemerintah Indonesia dan organisasi


konservasi bekerja sama untuk melindungi spesies tersebut dengan cara melakukan
konservasi habitat, memberlakukan hukum yang tegas terhadap perburuan liar, dan
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga spesies-spesies ini agar
dapat bertahan di alam bebas.

Selain itu, keanekaragaman hayati Indonesia juga memberikan manfaat ekonomi yang
besar bagi negara ini. Indonesia mengandalkan sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata
sebagai sumber pendapatan utama, dan keanekaragaman hayati memberikan dukungan
penting untuk sektor-sektor tersebut. Dengan melindungi spesies dan habitatnya, kita dapat
memastikan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan di masa depan.

Dalam rangka mempertahankan keanekaragaman hayati Indonesia, diperlukan upaya


konservasi yang serius dan berkelanjutan. Ini termasuk pengelolaan hutan yang baik,
pengendalian perburuan liar, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
konservasi spesies. Dengan upaya ini, kita dapat memastikan bahwa spesies-spesies yang
unik dan berharga ini dapat bertahan untuk masa depan.

2.6 Upaya Konservasi Spesies

A. Perlindungan Habitat

Melindungi habitat alami merupakan langkah penting dalam konservasi spesies.


Pembentukan taman nasional, cagar alam, dan kawasan lindung membantu menjaga habitat
yang penting bagi spesies yang terancam punah. Upaya restorasi habitat juga diperlukan
untuk memulihkan ekosistem yang terdegradasi.

B. Program Pemuliaan dan Pelepasliaran

Program pemuliaan dan pelepasliaran dapat membantu memulihkan populasi spesies


yang terancam punah. Pemuliaan selektif, penangkaran, dan reintroduksi spesies ke habitat
alami mereka dapat meningkatkan jumlah individu yang bertahan hidup dan mengurangi
risiko kepunahan.

C. Pengendalian Perburuan dan Perdagangan Ilegal

Meningkatkan penegakan hukum, kerjasama internasional, dan kesadaran publik


tentang dampak buruk dari perburuan liar dan perdagangan ilegal penting dalam konservasi
spesies. Kampanye edukasi, peningkatan pengawasan di pelabuhan dan perbatasan, serta
hukuman yang tegas terhadap pelaku ilegal dapat membantu mengurangi perdagangan ilegal
dan melindungi spesies yang terancam punah.

D. Konservasi In Situ dan Ex Situ

Konservasi in situ (di habitat alami) dan ex situ (di tempat yang dikontrol seperti
kebun binatang atau kebun raya) merupakan pendekatan yang saling melengkapi. Upaya
konservasi in situ melibatkan pemantauan populasi, pengelolaan habitat, dan partisipasi
masyarakat lokal. Sementara itu, konservasi ex situ berfokus pada pemeliharaan populasi
dalam situasi yang dikendalikan, termasuk program pemuliaan dan penanaman kembali
spesies ke habitat alami.

BAB III

EVALUASI MENGENAI KONSERVASI SPESIES DI INDONESIA

3.1 Kesimpulan

Konservasi spesies adalah upaya yang sangat penting dalam menjaga


keanekaragaman hayati dan keberlanjutan ekosistem di Indonesia. Negara ini memiliki
kekayaan alam yang luar biasa dengan ribuan spesies tumbuhan dan hewan yang hanya
ditemukan di wilayahnya. Namun, konservasi spesies dihadapkan pada berbagai tantangan,
termasuk perubahan habitat, perburuan ilegal, dan perubahan iklim.

Konservasi spesies penting karena memiliki implikasi yang luas. Pertama, konservasi
spesies membantu menjaga keseimbangan ekosistem. Spesies-spesies memiliki peran khusus
dalam rantai makanan dan ekologi suatu wilayah. Kehilangan spesies dapat menyebabkan
gangguan dalam ekosistem dan mengancam keberlanjutan spesies lainnya.

Kedua, konservasi spesies memiliki manfaat ekonomi dan sosial. Indonesia adalah
tujuan pariwisata alam yang populer, dan keberadaan spesies langka dan habitat alam yang
indah menjadi daya tarik utama. Pariwisata alam memberikan sumber penghasilan bagi
masyarakat setempat dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Selain itu, banyak
spesies tumbuhan dan hewan di Indonesia memiliki nilai pengobatan tradisional yang tinggi,
yang berpotensi untuk pengembangan obat-obatan di masa depan.

Ketiga, konservasi spesies penting untuk melindungi kehidupan masyarakat lokal.


Masyarakat di sekitar kawasan konservasi seringkali bergantung pada sumber daya alam
untuk penghidupan mereka. Dengan menjaga keberlanjutan spesies dan ekosistem,
konservasi membantu memastikan ketersediaan makanan, bahan bangunan, obat-obatan, dan
pendapatan bagi masyarakat.

Terakhir, konservasi spesies penting untuk menjaga warisan budaya dan identitas
bangsa. Spesies-spesies unik di Indonesia mencerminkan keanekaragaman budaya dan alam
negara ini. Upaya konservasi membantu melindungi warisan budaya dan memastikan bahwa
generasi mendatang dapat terhubung dengan alam dan keanekaragaman yang ada.
Dalam rangka mencapai tujuan konservasi spesies, diperlukan kerjasama antara
pemerintah, lembaga konservasi, masyarakat lokal, dan masyarakat internasional. Pemerintah
Indonesia perlu menguatkan perlindungan hukum, penegakan hukum, dan pengawasan
terhadap aktivitas yang merugikan konservasi spesies. Selain itu, pendidikan dan kesadaran
masyarakat juga perlu ditingkatkan agar mereka dapat menghargai keanekaragaman hayati
dan berpartisipasi aktif dalam konservasi spesies.

Konservasi spesies bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan


tanggung jawab bersama kita sebagai warga dunia. Dengan menjaga keberlanjutan spesies
dan ekosistem, kita dapat mewariskan planet yang lebih baik dan berkelanjutan untuk
generasi mendatang.

3.2 Rekomendasi Untuk Meningkatkan Upaya Konservasi Spesies

1. Penegakan Hukum yang Ketat

Pemerintah Indonesia harus memperketat penegakan hukum terhadap kegiatan


perburuan ilegal, perdagangan satwa liar, dan kerusakan habitat. Tindakan tegas harus
diambil terhadap pelaku ilegal, termasuk pengenaan denda yang signifikan dan hukuman
penjara yang memadai. Selain itu, kerjasama antara aparat penegak hukum, pihak berwenang,
dan lembaga konservasi harus ditingkatkan untuk menghentikan praktik perburuan ilegal.

2. Penguatan Pengawasan dan Patroli:

Upaya pengawasan dan patroli di kawasan konservasi perlu ditingkatkan. Peningkatan


jumlah petugas lapangan dan penggunaan teknologi modern seperti kamera pemantauan dan
penggunaan drone dapat membantu dalam mendeteksi dan mencegah kegiatan ilegal.
Pengawasan yang efektif akan membatasi akses ilegal ke wilayah konservasi dan melindungi
spesies yang rentan.

3. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat:

Pendidikan dan kesadaran masyarakat sangat penting dalam membangun dukungan


dan partisipasi aktif dalam konservasi spesies. Program pendidikan dan kampanye sosialisasi
harus ditingkatkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya
keanekaragaman hayati dan dampak negatif dari perburuan ilegal. Masyarakat perlu
dilibatkan sebagai mitra dalam konservasi, dan pengetahuan mereka tentang spesies dan
habitat lokal harus ditingkatkan.
4. Pengelolaan Habitat yang Berkelanjutan:

Perlindungan dan pemulihan habitat alami merupakan langkah penting dalam


konservasi spesies. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk menghentikan
deforestasi, merestorasi hutan yang terdegradasi, dan mengimplementasikan praktek
pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Pengembangan kawasan konservasi yang efektif,
termasuk perlindungan wilayah yang penting bagi spesies terancam punah, juga harus
diprioritaskan.

5. Kerjasama Internasional

Indonesia harus memperkuat kerjasama dengan negara-negara lain, organisasi


internasional, dan lembaga konservasi global untuk memerangi perburuan ilegal dan
perdagangan satwa liar. Melalui kerjasama ini, informasi, sumber daya, dan keahlian dapat
dibagikan, sementara tekanan internasional dapat diberikan pada negara-negara tujuan pasar
yang signifikan untuk mengurangi permintaan produk hewan liar.

6. Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal harus diberdayakan sebagai mitra dalam konservasi spesies.


Pemberdayaan meliputi partisipasi dalam pengambilan keputusan, pelibatan dalam program
konservasi, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Ini akan membantu
memastikan keberlanjutan upaya konservasi dan memberikan manfaat sosial dan ekonomi
yang adil kepada masyarakat lokal.

Melalui kombinasi langkah-langkah ini, Indonesia dapat meningkatkan upaya


konservasi spesies dan melindungi keanekaragaman hayati yang unik di negara ini.
Konservasi spesies adalah tanggung jawab bersama, dan setiap individu dan pemangku
kepentingan harus berkontribusi dalam menjaga warisan alam yang berharga ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://bbksda-papuabarat.com/mengenal-konservasi/

https://www.menlhk.go.id/site/post/225

http://pojokiklim.menlhk.go.id/read/desain-insentif-untuk-penanganan-perubahan-iklim-
melalui-konservasi-keanekaragaman-hayati

http://pojokiklim.menlhk.go.id/read/jelang-unea-4-solusi-inovatif-menuju-konsumsi-dan-
produksi-berkelanjutan-dalam-rangka-menghadapi-perubahan-iklim-dan-merealisasikan-sdgs

https://bincangenergi.id/ancaman-perubahan-iklim-terhadap-keanekaragaman-hayati-dunia/
#:~:text=Perubahan%20iklim%20dapat%20merombak%20distribusi,overfishing)%2C
%20dan%20kebakaran%20hutan.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/28/130200923/peringatan-90-persen-hewan-
darat-akan-kehilangan-habitatnya-pada-2050-?page=all

Anda mungkin juga menyukai