Anda di halaman 1dari 13

MINI LITERATUR

”KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM”

Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Dosen Pengampu : Dinar Melani Hutajulu, S.Pd., M.Si.

Nama Ketua :

Eddo Gama Saputra (1810101067)


Anggota :

1. Dhea Rahmawati (1810101002)


2. Ridwan Fajar Hidayat (1810101036)
3. Hanida Widi Astuti (1810101040)
4. Nurhaida Purnamawati (1810101057)
5. Laeli Lafi Khusnatun (1810101091)
6. Siti Afifatul Farichah (1910101087)
7. Hindah Ngaisah (1910101127)
8. Erlynda Rizky Larasati (1910101132)
9. Puji Aisyah Zahroti (1910101135)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TIDAR
2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
A. Sejarah, Definisi dan Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam..............................3
1. Sejarah Konservasi Sumber Daya Alam.........................................................................3
2. Pengertian dan Definisi Konservasi Sumber Daya Alam...............................................4
B. Cara dan Tindakan Konservasi Sumber Daya Alam....................................................6
C. Variabel Ekonomi yang Berpengaruh Terhadap Konservasi Sumber Daya Alam.. .8
1. Tingkat Bunga.................................................................................................................8
2. Perubahan Kebijakan Harga............................................................................................9
3. Perpajakan.......................................................................................................................9
4. Masalah Ketidakpastian................................................................................................10
5. Hak penguasaan ( property right)..................................................................................10
6. Persewaan......................................................................................................................10
7. Bentuk Pasar..................................................................................................................11
8. Ketidakstabilan ekonomi...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

2
A. Sejarah, Definisi dan Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam
1. Sejarah Konservasi Sumber Daya Alam
Konservasi sumber daya alam merupakan salah satu bentuk usaha
perlindungan maupun pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan mencegah
kerusakan dan kelangkaan sumber daya alam. Sejarah konservasi sumber daya alam
di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga periode (Rahmat, 2014):
a. Zaman Kerajaan Nusantara
Sebelum abad ke-15 kehidupan masyarakat sedang diwarnai dengan
tradisi yang sakral. Kepercayaan mistis dan kekuatan alam sangat kental. Pada
masa ini, alam dianggap sebagai sesuatu suci dan dapat membawa berkah bagi
kehidupan. Raja-raja membangun tempat untuk memuja para dewa dan leluhur,
serta menjalankan ritual untuk menghormati penguasa alam yang mereka
percayai. Ritual ini diwujudkan dalam pemasangan benda, pendirian situs, dan
larangan terhadap tindakan tertentu. Beberapa contoh larangan yang berkembang
selama masa kerajaan nusantara ini yaitu larangan mengambil sesuatu yang
berasal dari alam seperti jenis pohon dan batu tertentu, serta larangan mendekati
bahkan masuk ke area tertentu yang dianggap keramat. Larangan tersebut
merupakan wujud dari perlindungan sumber daya alam di zaman kerajaan
nusantara.
b. Zaman Kolonial
Konservasi sumber daya alam pada zaman kolonial sangat dekat dengan
dua peristiwa penting. Peristiwa pertama terjadi di tahun 1714, saat itu Chastelein
mewariskan dua bidang tanah persil di Depok kepada pengikutnya untuk
digunakan sebagai cagar alam. Perisiwa kedua terjadi pada 1889, Direktur Lands
Plantentuin atau lebih dikenal dengan Kebun Raya Bogor memberikan usulan
agar kawasan hutan alam Cibodas ditetpkan sebagai tempat penelitian flora
pegunungan kemudian pada tahun 1925 tempat penelitian tersebut diperluas
hingga pegunungan Gede dan Pangrango.
Pada tahun 1896, muncul wacana mengenai konservasi sumber daya alam.
Di sisi lain, pemerintah colonial Hindia Belanda sedang mendapat tekanan dari
luar mengenai peristiwa menyelendupan burung cenderawasih seara liar. Dalam
rangka melindungi spesies-spesies yang teranam punah, M.C Piepers
menyarankan pembuatan taman nasional, seperti Yellowstone National Park.
Peristiwa burung cendrawasih ini pada 1910 melahirkan sebuah undang-undang
tentang perlindungan mamalia dan burung liar. Hukum tersebut kemudian
tersebut berlaku di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1912, Dr. S.H. Koorders bersama rekan-rekannya
mendidirikan sebuah perhimpunan perlindungan alam Hindia Belanda atau dalam
bahasa Belanda Nederlands Indische Vereniging tot Natuur
Bescherming. Perhimpunan tersebut berhasil menunjuk 12 kawasan yang perlu
dilindungi di pulau Jawa. Kemudian dilanjutkan dengan penunjukan kawasan
lindung di Sumatera dan Kalimantan pada tahun 1913.

3
c. Zaman Kemerdekaan
Pada masa pendudukan Jepang sekitar tahun 1942-1945 kondisi alam di
Indonesia kurang diprhatikan, eksploitasi besar-besaran secara terang-terangan.
Berbeda dengan sebelumnya, pada tahun 1929 Belanda mengelola jati di Jawa
dan berhasil mengorganisir 31 unit kawasan hutan seluas 627.000 hektar. Setelah
kemerdekaan, upaya pelestarian alam dimulai pada tahun 1947 dengan
ditetapkannya Bali Barat sebagai cagar alam baru atas prakarsa Raja Raja sendiri
di Bali. Setelah itu, Departemen Kehutanan Republik Indonesia pada tahun 1950
mulai menempatkan seorang pegawai untuk menyusun kembali strategi
perlindungan alam. Selain itu, kemajuan kegiatan konservasi alam di Indonesia
didorong adanya World Conservation Strategy yang disetujui saat siding umum PBB
pada 15 Maret 1979.

2. Pengertian dan Definisi Konservasi Sumber Daya Alam


a. Pengertian Konservasi
Upaya manusia untuk melindungi alam dari kerusakan disebut dengan
Konservasi. Dalam Bahasa Inggris, konservasi atau conservation berarti
pelestarian atau perlindungan. Sedangkan dalam Ilmu Lingkungan Konservasi
dapat diartikan sebagai :
1. Usaha manusia untuk melakukan efisiensi dari pemakaian energi, produksi,
distribusi untuk pembatasan konsumsi energi.
2. Usaha manusia untuk melakukan perlindungan dan pengendalian lingkungan
secara terukur dan hati-hati untuk ketersediaan sumber daya alam.
3. Usaha manusia untuk mengelola kuantitas tertentu agar tetap stabil dan
tersedia terus-menerus (jangka panjang)
4. Usaha manusia untuk melakukan pengelolaan wilayah atau habitat,agar
keanekaragaman hayati dan spesies bisa berlangsung tanpa mengubah
lingkungan alaminya.
Menurut Piagam Burra (1981), Konservasi diartikan sebagai suatu proses
pengelolaan tempat agar tempat itu terpelihara secara baik dan benar. Sedangkan
menurut Peter Salin dan Yenny Salim (1991), konservasi diartikan sebagai usaha
pemeliharaan atau pengendalian terhadap segala sesuatu yang diterapkan secara
terstruktur untuk menjaga kelestariannya serta menghindari dari kerusakan.
Dari segi ekonomi, konservasi bermakna usaha pengalokasian sumber
daya alam yang ada untuk saat ini,dan dari segi ekologi konservasi berarti usaha
mengalokasikan sumber daya alam yang ada saat ini untuk keperluan dimasa
mendatang. Dibawah ini merupakan Batasan dari definisi konservasi:
1. Menurut American Dictionary, konservasi merupakan usaha yang dilakukan
manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk mencukupi kebutuhan
manusia dalam jumlah yang tidak terbatas dan jangka waktu yang panjang.

4
2. Menurut Randall (1982), konservasi merupakan pengalokasian dari sumber
daya alam antar waktu yang optimal secara sosial.
3. Menurut IUCN (1968), konservasi yaitu usaha dalam bentuk survey,penelitian
dan administrasi dalam mengatur sumber udara,air,tanah,mineral untuk
mencapai peningkatan kualitas hidup.
4. WCS (1980), konservasi merupakan usaha mengatur penggunaan biosfer oleh
manusia untuk memperoleh manfaat yang berarti dan dapat membantu
generasi yang akan datang.

b. Pengertian Sumber Daya Alam


Sumber Daya Alam (SDA) merupakan segala sesuatu yang berasal dari
alam dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber
Daya Alam Indonesia (SDA) ditandai dengan ketersediaan dan ketergantungan
yang tidak merata antara sumber daya alam yang ada. Jenis sumber daya alam
(SDA) dibagi menjadi dua sebagai berikut:
1. Sumber Daya Alam (SDA) dapat diperbaharui.
Contohnya : Hewan,tumbuhan,air
2. Sumber Daya Alam (SDA) tak dapat diperbaharui
Contohnya : Besi,mineral,logam,bahan bakar fosil.
Sumber daya alam adalah modal utama untuk peningkatan pertumbuhan
ekonomi dan keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu tidak boleh
mengeksploitasi sumber daya alam yang ada agar tidak terjadi penyusutan
ketersediaan sumber daya alam.
Dampak yang terjadi bila manusia mengeksploitasi sumber daya alam
adalah kerusakan lingkungan yang bersifat langsung maupun tidak langsung.
c. Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam
Konservasi sumber daya alam yaitu proses dalam penanganan sumber daya
alam yang penggunaannya harus dilaksanakan dengan baik dan terukur agar
ketersediaanya tetap ada dan dapat membantu terciptanya keseimbangan dan
peningkatan kualitas hidup manusia. Konservasi juga merupakan usaha untuk
melestarikan alam dan lingkungan untuk keberlangsungan hidup manusia.
Pada tahun 1970-an konservasi sumber daya alam mulai memperoleh
perhatian dan berkembang di Indonesia. Tujuan dari dilaksanakan konservasi
sumber daya alam yaitu terpeliharanya proses ekologi dan system penyangga
kehidupan, keanekaragaman genetik mulai terjamin, dan tercapainya kelestarian
ekosistem dan pemanfaatan jenisnya.
Peranan dari konservasi didalam pembangunan sumber daya alam yang ada di
Indonesia,antara lain:
1. Membantu peningkatan sector pariwisata sehingga meningkatkan devisa
negara

5
2. Mendukung pembangunan di sector pendidikan dan bidang pertanian
3. Terciptanya keseimbangan alam dan meningkatkan hasil pembangunan
bagi manusia

B. Cara dan Tindakan Konservasi Sumber Daya Alam


Menurut UU No. 32 Tahun 2009, konservasi sumber daya alam, konservasi fungsi
atmosfer, dan konservasi sumber daya alam merupakan strategi pelestarian lingkungan
(Administrator, 2015). Kajian berjudul “Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya dalam Kerangka Desentralisasi”, yang ditulis oleh Qodriyatun dan
Nurhayati menurut UU No. 5 Tahun 1990 dan Strategi Konservasi Global berupa
(Qodriyatun & Nurhayati, 2016):
1. Pelindungan sumber daya alam
Kegiatan ini langkah untuk melindungi proses ekologi, yang merupakan sistem
kehidupan terpenting yang harus seimbang. Perlindungan tersebut meliputi penetapan
kawasan PSPK, penetapan pola dasar pengembangan program PSPK, pengaturan
pemanfaatan kawasan PSPK, penataan penggunaan dan pengelolaan tanah dalam
kawasan PSPK, serta pengendalian pemanfaatan secara maksimal dalam kawasan
PSPK
2. Pengawetan sumber daya alam
Kegiatan pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan dengan
ekosistemnya bertujuan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
3. Pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara lestari.
Pemanfaatan SDA yang tidak dilindungi dapat dijamin oleh keseimbangan alam.
Sedangkan pemanfaatan SDA yang dilindungi dapat didukung oleh peraturan
perundang-undangan.
Dikutip dari “Buku Informasi Kawasan Konservasi di Sumatra Utara” tujuan
dilaksanakannya kegiatan konservasi yaitu menjaga proses ekologi dan sistem penyangga
kehidupan, menjamin keragaman genetik, dan perlindungan spesies dan pemanfaatan
ekosistem. (Utara, 2002)
Indonesia menerapkan metode konservasi yang menggunakan tiga prinsip dasar,
yaitu melindungi permukaan tanah dari tetesan air hujan, meningkatkan kapasitas
infiltrasi tanah dan mengurangi limpasan (Roni, 2015; Subagyo, Marwanto, & Kurnia,
2003). Metode konservasi yang dimaksud sebagai berikut:
1. Konservasi agronomis yaitu pemanfaatan tumbuhan dengan cara yang sedemikian
rupa untuk mengurangi laju kerusakan lapisan tanah atas. Konservasi agronomis dapat
berupa:
a. Penanaman tumbuhan penutup tanah yang secara terus menerus dapat melindungi
dari erosi, mengoptimalkan produktivitas tanah, dan menambahkan unsur organik
tanah.

6
b. Tanam dalam strip yaitu cara menanam beberapa spesies tanaman menanam
secara bergantian di lahan pola bergaris dalam susunan yang memotong tanggul.
c. Penanaman ganda berguna untuk mengoptimalkan produktivitas lahan dan
melindunginya dari erosi. Sistem ini biasanya diterapkan melalui penanaman
berurutan dan tumpang sari.
d. Pengelolaan limbah adalah sisa tumbuhan yang disebarkan di permukaan tanah.
e. Reboisasi (penghijauan) suatu langkah yang tepat untuk mengurangi erosi dan
limpasan, terutama di hulu untuk mengelola banjir.
2. Konservasi mekanis adalah konservasi yang berupaya menekan hilangnya tanah
akibat erosi, teknik-teknik tersebut meliputi:
a. Sawah terasering di tanggul dibuat dengan memotong lereng dengan panjang
tertentu dan meratakan tanah di bawahnya, membuat deretan bangunan seperti
tangga.
b. Gulud atau yang biasa disebut guludan bersaluran adalah deretan guludan dengan
saluran air di belakang gulud. Bagian guludan bertingkat terdiri atas saluran air,
guludan, dan bidang olah.
c. Terasering Individu adalah teras untuk individu tanaman, terutama tanaman
semusim di lahan perkebunan.
d. Teras kebun (orchard hillside ditches) adalah tipe teras untuk jenis tanaman
musiman, paling utama tumbuhan perkebunan dan buah-buahan dengan jarak
tanam yang bervariasi.
e. Lubang resapan air (catch ditch) merupakan lubang untuk menahan dan menyerap
air pada lahan atau saluran peresapan yang berguna untuk memaksimalkan air
yang terserap ke tanah dan menangkal tanah yang terkena erosi.
3. Konservasi kimia merupakan konservasi melalui bahan kimia baik organik dan
anorganik untuk meningkatkan stabilitas struktur tanah. Namun karena modal yang
terbatas dan akses bahan yang sulit, hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan
penggunaan bahan alami sehingga petani jarang menggunakan cara ini. Menurut
Idjudin dalam artikelnya, bahan kimia diterapkan pada tanah untuk memulihkan
susunan tanah dengan memaksimalkan kestabilan tanah, sehingga tanah tidak terkena
erosi (Idjudin, 2011).
Hutan konservasi merupakan area hutan di daratan maupun di perairan dengan
ciri-ciri tertentu sebagai area konservasi keberagaman fauna dan flora beserta
ekosistemnya dan berfungsi sebagai kawasan penyangga kehidupan yang terdiri:
1. Kawasan Suaka Alam dimana kegiatan pelestarian fauna dan flora beserta
ekosistemnya dilakukan baik di dalam dan luar area konservasi. Kawasan ini dapat
berupa cagar alam, kawasan perlindungan satwa, suaka margasatwa, area
perlindungan plasma nutfah, dan hutan wisata.
2. Kawasan hutan lindung yang dapat ditetapkan sebagai area buru berupa area hutan
yang dipilih sebagai daerah wisata buru.

7
Menurut Cristanto strategi konservasi sumber daya hutan berupa (Cristanto,
2014):
1. Melindugi hutan dari kebakaran dengan meningkatkan keikutsertaan pihak swasta
dalam penanggulangan kebakaran
2. Memantapkan system pengelolaan kawasan konservasi.
3. Mengembangkan sumber benih berbagai jenis tumbuhan dan usaha perbenihan
tanaman hutan
4. Mengadakan kerja sama lembaga masyarakat, pelaku usaha, dan bidang konservasi
sumber daya alam dan lingkungan hidup.
5. Meningkatkan keterlibatan masyarakat sekitar kawasan hutan dalam upaya
peningkatan efektivitas kawasan konservasi.
6. Dilaksanakan gerakan yang mendukung pelestarian alam.
Menurut Zain dalam bukunya yang berjudul Aspek Pembinaan Kawasan Hutan
dan Stratifikasi Hutan Rakyat, usaha-usaha sebagai langkah konservasi sumber daya alam
sebagai berikut (Zain, 1998):
1. Konservasi sumber daya alam pada tingkat individu, antara lain:
a. Mengurangi sampah
b. Mengubah gaya hidup
c. Menggunakan teknologi ramah lingkungan
2. Konservasi sumber daya alam di tingkat nasional
Konservasi SDA di tingkat nasional dapat dilakukan melalui pelaksanaan program
konservasi melalui penegakan hukum, UU pengendalian lingkungan hidup, peraturan
tentang dampak lingkungan, standar kualitas lingkungan dan taman nasional.
3. Konservasi sumber daya alam di tingkat regional
Konservasi SDA di tingkat regional dapat dilakukan melalui kerjasama berbagai
negara di kawasan bagian perlindungan lingkungan. Misalnya regulasi lalu lintas dan
kecepatan kapal diatur ysng berguna untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang
dapat mengakibatkan tumpahan minyak di laut dan menimbulkan pencemaran laut
yang dapat merusak ekosistem yang ada di dalamnya.
4. Konservasi sumber daya alam di tingkat internasional
Konservasi SDA di tingkat internasional melalui pembentukan organisasi antar negara
di dunia dengan tujuan menjaga lingkungan hidup, memberikan perlindungan
terhadap fauna dan flora di dunia dari kepunahan, serta mencegah perdagangan ilegal
terhadap fauna dan flora yang terancam punah.

C. Variabel Ekonomi yang Berpengaruh Terhadap Konservasi Sumber Daya Alam


1. Ketidakpastian
Sesuatu yang keberadaanya nyata berupa keinginan akan penerimaan dan
biaya yang diprediksi dengan probabiltas kurang >1 merupakan maksud dari apa yang
dinamakan ketidakpastian. Ketidakpastian dalam sebuah keinginan berpengaruh
terhadap besar kecilnya derajat ketidakpastian, maka perencanaan sumber daya alam
harus flesibel dan dicerminkan dalam diskonto. Apabila diskonto ketidakpastian

8
semakin besar, maka terjadi penurunan yang drastic dalam nilai sekarang dari
penerimaan bersih dimasa mendatang yang berakibat mengambil langkah untuk
deplisi. Begitupun sebaliknya, semakin menurun diskonto ketidakpastian
mengakibatkan adanya keputusan untuk konservasi.
Contoh ketidakpastian yaitu perubahan teknologi dan perubahan permintaan.
Ketidakpastian iptek adalah minimnya pemahaman akan dampak negative dari adanya
iptek baru dan ketidakmampuan melihat perkembangan teknologi baru yang akan
berkembang di masa mendatang. Sedangkan ketidakpastian permintaan dapat
dijelaskan bahwa selera dan preferensi setiap orang pada generasi sekarang dan
generasi mendatang dapat berbeda. Selain itu, jumlah penduduk dan pendapatan
perkapita juga tidak ada kepastian. Maka, dalam kaitannya dengan kelangkaan sumber
daya alam adalah ketidakpastian akan tetap ada mengenai bagaimana perubahan pola
permintaan di masa mendatang. Dimana permintaan dan penawaran berpengaruh
terhadap adanya kelangkaan.
2. Kagiatan/Jumlah industry
Jumlah atau kegiatan industry yang semkain banyak terutama di negara-negara
maju menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan terhadap air, tanah dan udara.
Dalam kegiatan produksi, industry-industri akan menghasilkan limbah yang nantinya
akan mencemari lingkungan bahkan mengakibatkan terjadinya krisis lingkungan
secara global. Terjadinya perubahan iklim dunia secara global disebabkan karena
adanya pencemaran udara yang dihasilkan dari aktivitas industry berupa gas CO, SO
dan NO. Dampak dari pencemaran lingkungan global dan perubahan iklim adalah
terjadinya kerusakan dan perubahan terhadap keanekaragaman hayati.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2019) yang berjudul
“Dampak Industri Terhadap Lingkungan Dan Energi Dengan Pendekatan Rasio
Profitabilitas”, menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap kedua
variabel dependen tersebut, tetapi GPM, NPM dan ROE tidak berpengaruh terhadap
aspek Lingkungan dan konservasi Energi pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas rasio profitabilitas
yang diteliti masih belum memberikan perbaikan terhadap lingkungan dan
pelaksanaan efisiensi energi.
3. Kerusakan dan konsumsi berlebihan sumber daya alam
Masalah perusakan sumber daya lahan ini muncul sebagai akibat dari kegiatan
konversi dan penggunaan sumber daya lahan secara berlebihan, yang mengakibatkan
rusaknya sumber daya lahan. Konversi kawasan berhutan menjadi kawasan non-hutan
dan kawasan pertanian menjadi kawasan non-pertanian menyebabkan erosi tanah,
mengurangi kesuburan tanah dan mengakibatkan hilangnya lahan subur di kawasan
non-pertanian. Adanya penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian tanpa adanya
upaya perlindungan tanah juga menyebabkan semakin merosotnya dan rusaknya
sumberdaya tanah. Sedangkan, meningkatnya kegiatan industri dan pembangunan
menyebabkan peningkatan penggunaan atau konsumsi berlebihan sumber daya alam.
Penyalahgunaan sumber daya alam ini menyebabkan kerusakan sumber daya alam
dan lingkungan. Antara lain deforestasi, penggusuran lahan, dan perubahan kawasan

9
hutan tidak berhutan. Contohnya di daerah Afrika dan negara-negara tropis yang
diperkirakan mengalami kerusakan hutan setiap tahunnya seluas 4 juta hektar. Hal
tersebut dikarenakan perubahan area hutan menjadi non hutan luasnya meningkat
pesat.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Prasetyo et al. (2020), menunjukkan
bahwa perilaku konsumtif memiliki pengaruh yang negative terhadap konservasi
energi listrik. Dimana semakin tinggi tingkat konsumtif masyarakat akan
mengakibatkan semakin rendahnya konservasi energi listrik. Maka diperlukan
penekanan terhadap perilaku konsumtif, sehingga akan memberikan dampak yang
positif pada perilaku konservasi energi listrik yang secara tidak langsung akan
berdampak positif juga terhadap ketahanan energi.
Hasil penelitian Mulyadi et al. (2010), menyampaikan bawah tidak hanya
lahan mangrove yang berkurang, pertambahan penduduk dan kepadatan penduduk
yang semakin meningkat juga menyebabkan tingkat kerusakan hutan mangrove
semakin tahun semakin bertambah sebesar 3,84% pertahun sehingga tercatat 50%
lahan mangrove telah rusak.
Kerusakan hutan bakau Kerusakan sekitar 5,3 juta hektar akibat konversi
hutan bakau menjadi kawasan budidaya, perumahan dan industri. Mangrove memiliki
fungsi yang sangat strategis dalam menciptakan ekosistem pesisir yang cocok untuk
kehidupan akuatik. Dalam situasi seperti itu, habitat dasar dan fungsinya hilang, dan
hilangnya ini disertai dengan hilangnya ruang terbuka hijau yang jauh melebihi nilai
alternatifnya. Mangrove berperan sebagai biofilter, pengikat dan perangkap kotoran,
sehingga keberadaan mangrove yang terus menerus menjaga keseimbangan ekologi
lingkungan perairan pesisir.
4. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat akan menyebabkan usaha
untuk memenuhi kebutuhan pokok akan terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan akan sda meningkat pula. Perubahan
fungsi lahan yang semula area hutan dan lahan pertanian menjadi area pemukiman,
daerah industry dan transmigrasi disebabkan karena keperluan akan lahan terus
meningkat. Selain itu, tingkat kepadatan penduduk juga memiliki hubungan yang
sangat erat dengan permasalahan pencemaran air, dan tingkat kerentanan kawasan
terhadap bahaya yang berkaitan dengan air (krisis air, banjir, tanah longsor,
pencemaran sumber-sumber air, dan intrusi air laut). Perubahan fungsi lahan akibat
pertamnahan penduduk menimbulkan pergeseran terhadap berbagai jenis penggunaan
air, yaitu kebutuhan air irigasi berkurang, sedangkan kebutuhan air rumah tangga,
perkotaan dan industri meningkat. Dampak konsumsi air tanah secara berlebihan
adalah ada pada masalah lingkungan yaitu penurunan muka air tanah, resapan air
yang berkurang, dan penurunan permukaan tanah yang menyebabkan semakin
luasnya daerah rawan banjir di musim penghujan.
Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi et al. (2010),
menunjukkan bahwa bertambahnya populasi penduduk di sekitar Kawasan sungai
Wain Balikpapan adalah salah satu factor yang menyebabkan berkurangnya lahan

10
hutan mangrove di Kawasan sungai Wain Balikpapan dikarenakan terjadinya alih
fungsi lahan menjadi pemukiman. Bertambahnya penduduk di Kawasan tersebut
menyebabkan kebutuhan pembukiman untuk tempat tinggal mengalami peningkatan.
Dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk yang semakin bertambah,
kebutuhanpun akan bertambah. Supaya pemanfaatan sumber daya alam untuk
memenuhi kebutuhan tidak berlebihan, maka dalam melakukan eksploitasi sda harus
disertai dengan tindakan perlindungan yang dilakukan secara rasional.
5. Pengelolaan air dan tanah
Meningkatkan pencemaran air dan memastikan ketersediaan air bersih
merupakan isu global. Untuk itu diperlukan pengelolaan sumber daya air yang lebih
baik. Hemat air adalah inisiatif untuk menggunakan air yang telah mencapai
permukaan bumi secara efisien untuk keperluan manusia guna memenuhi berbagai
kebutuhan lingkungan. Perlindungan air memiliki dua bagian: perlindungan sumber
daya air dan perlindungan pasokan air. Konservasi sumber daya air mencakup metode
penyimpanan dan alokasi air yang efisien. Mempertahankan pasokan air melibatkan
distribusi air dengan kehilangan minimal dan konsumsi yang ramping. Pengembangan
yang berlebihan dan penggunaan air tanah di atas daya dukung menyebabkan
penurunan kondisi cekungan terkait, dan regenerasinya membutuhkan waktu yang
sangat lama. Kerusakan cekungan air tanah ini biasanya ditandai dengan
berkurangnya kapasitas muat dan rendahnya muka air tanah, atau tanda-tanda air laut
ke air tanah, dan air laut atau hujan buatan juga dapat digunakan sebagai sumber air
alternatif, tetapi membutuhkan keterampilan atau mahal dan mahal untuk
produksinya.
6. Pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan kawasan yang peka terhadap
kerusakan dan pencemaran akibat seringnya erosi lapisan tanah oleh aliran sungai.
Ada beberapa cara untuk mengelola suatu daerah tangkapan air, di antaranya tindakan
tegas terhadap perusak lingkungan hidup berdasarkan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1982 tentang Peraturan Dasar Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu, kami
akan menanam dan menanam hutan di dekat daerah tangkapan air untuk tujuan
mengatur, melestarikan, dan mencegah penguburan sungai. Kemudian membangun
bendungan reguler dan saluran irigasi.
7. Hak penguasaan ( property right)
Penguasaan merupakan kumpulan hak untuk mengawasi dan menggunakan
SDA oleh seseorang atau sekelompok orang, penguasaan dilakukan oleh organisasi
publik (negara), pemilik, pemakai, kreditur, pekerja dan lainnya. Ketidakpastian dan
ketidakstabilan dalam penguasaan dapat mempengaruhi konservasi. Bila hak
penguasaan kurang aman dan tidak stabil akan mendorong deplisi. Contohnya;
penyewa lahan akan bertindak deplisi bila mereka tidak yakin apakah jangka waktu
sewa bisa diperpanjang atau tidak.
8. Persewaan
Persewaan dapat mempengaruhi keputusan konservasi melalui ketidakstabilan
keadaan, pembebanan penerimaan dan biaya terhadap pemilik/penyewa, harga sewa

11
serta ketidaksempurnaan pasar. Dengan kontrak sewa jangka panjang kemungkinan
akan diadakan konservasi sumber daya alam lebih tinggi dan sebaliknya, kontrak
sewa jangka pendek akan mendorong deplisi.
9. Ketidakstabilan ekonomi
Ketidakstabilan ekonomi akan meningkatkan peluang ketidakpastian dalam
proses produksi sehingga akan mempengaruhi konservasi. Terdapat 4 macam akibat
timbulnya ketidakstabilan ekonomi, yaitu :
1. Semakin tidak stabil perekonomian maka akan semakin tinggi pula tingkat deplisi
sumber daya alam.
2. Ketidakstabilan perekonomian mengakibatkan tingginya suku bunga yang
berakibat mendorong deplisi.
3. Tingkat pendapatan yang menurun cenderung mempertinggi tingkat preferensi
waktu para pemakai sumber daya alam sehingga mendorong deplisi.
4. Depresi perekonomian mengakibatkan berkurangnya produksi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Administrator. (2015). Konservasi Sumber Daya Alam (Sda) Dan Pengendalian Kerusakan
Lingkungan. Retrieved from https://dlhk.bantenprov.go.id/read/berita/53/Konservasi-
Sumber-Daya-Alam-Sda-Dan-Pengendalian-Kerusakan-Lingkungan.html
Cristanto, J. (2014). Ruang Lingkup Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Konservasi Sumber Daya Alam, 1–29.

Dharma, A. (2017). Perkembangan Kebijakan Sumber Daya Air dan Pengaruhnya Terhadap
Pengelolaan Irigasi.

Idjudin, A. A. (2011). Peranan konservasi lahan dalam pengelolaan perkebunan. Jurnal


Sumberdaya Lahan, 5(2).

Mulyadi, E., Hendriyanto, O., & Fitriani, N. (2010). Konservasi Hutan Mangrove Sebagai
Ekowisata. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol.1, 51–58.

Prasetyo, E., Syahtaria, I., & Supriyadi, I. (2020). Pengaruh Perilaku Konsumtif, Tingkat
Pendapatan Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Konservasi Energi Listrik Di Sektor
Rumah Tangga Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Energi (Studi Di Kota Bogor).
Jurnal Ketahanan Energi, 6(1), 1–8.
Qodriyatun, & Nurhayati, S. (2016). Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan
Ekosistemnya Dalam Kerangka Desentralisasi. Kajian, 15(3), 551–577.
Rahmat, R. (2014). Potret Konservasi di Indonesia. Retrieved from https://environment-
indonesia.com/potret-konservasi-di-indonesia/
Roni, N. G. K. (2015). Konservasi Tanah dan Air. Retrieved from
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/bf0ac9c83b7f48178b541e0944
38d210.pdf
Setiadi, D. (2014). Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PEBI4522-M1.pdf
Siregar, H. A. (2019). Dampak Industri Terhadap Lingkungan Dan Energi Dengan
Pendekatan Rasio Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bei Tahun 2016-2017). Procuratio : Jurnal Ilmiah Manajemen, 7(1), 114–124.
Subagyo, K., Marwanto, S., & Kurnia, U. (2003). Teknik Konservasi Tanah Secara Vegetatif.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Utara, B. S. (2002). Buku Informasi Kawasan Konservasi di Sumatra Utara. Balai
Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Utara II.
Zain, A. S. (1998). Aspek Pembinaan Kawasan Hutan dan Stratifikasi Hutan Rakyat. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

13

Anda mungkin juga menyukai