Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH DAN

PERKEMBANGAN
ILMU KONSERVASI SUMBERDAYA
ALAM HAYATI
Ketika sholat,
ruhani bergerak menuju
Zat Yang Maha Mutlak.
Pikiran terlepas dari
kesadaran riil dan
panca indra
melepaskan diri dari
segala macam keruwetan peristiwa
di sekitarnya.
Kita mengenal bahwa
persembahan Habil Budaya
kepada Adam adalah
Satwa Liar Berburu
semacam kambing Kuno

Hobi Berburu
Raja-raja
SEJARAH di Asia Timur
KONSERVASI
ILMU
KONSERVASI
Satwa Buru
berkurang
Peraturan
Berburu
Cara-cara berburu dan teknik-teknik konservasi
Asia

Indonesia
Marcopolo

PERKEMBANGAN
ILMU KONSERVASI

Amerika Eropa
Marcopolo
Gerakan Konservasi
Di Asia

India Mongolia
(Raja Asoka, 252 S.M.) (Raja Kubilai Khan,
(1259 – 1294 M.)

Perlindungan satwliar, ikan


dan hutan Perlindungan satwliar

Shelter protection Cover management Winter feeding

Nesting cover, roosting cover, breeding cover, feeding cover, escape cover.
Gerakan Konservasi
Di Eropa

Inggris (Raja William I, 1804 M.)

Penyiapan The Domesday Book

Berisi inventarisasi tanah, hutan, daerah penangkapan ikan,


areal pertanian, taman buru dan sumberdaya produktif lain
milik kerajaan

Dasar untuk membuat perencanaan rasional


bagi pengelolaan sumberdaya alam dan pembangunan negara
Tiga Gelombang
Gerakan Konservasi
Di Amerika

GELOMBANG I
GELOMBANG II GELOMBANG III
Theodore Roosevelt dan
F.D. Roosevelt J.F. Kennedy
Gifford Pinchot
(1901-19090) (1933 – 1941) (1962-sekarang)

Komisi Badan National Badan


Konservasi Konservasi Resource Perencana
Nasional Negara Bagian Board/Komite Sumberdaya
Sumberdaya Negara Bagian
Nasional
Menyelesaikan
inventarisasi
Sumberdaya Alam I Menyelesaikan
Berbagai Program
(1908) inventarisasi Konservasi
Sumberdaya Alam II
(1934)
Gambaran Utama Program Konservasi
Jaman J.F. Kennedy

 pengawetan daerah-daerah hutan rimba,


 pengembangan sumberdaya kelautan,
 pencadangan pantai yang dapat digunakan
untuk umum,
 perluasan daerah rekreasi,
 peningkatan penyediaan air tawar melalui
desalinasi,
 penertiban tata ruang daerah perkotaan
 perumusan rencana pengembangan
sumberdaya air dari seluruh DAS,
 meningkatkan pencegahan semua bentuk
pencemaran,
 meningkatkan gairah para ilmuwan dan ahli
teknknologi untuk mengembangkan
sumberdaya alternatif dalam waktu singkat,
 mengorganisir perkumpulan konservasi para
pemuda untuk dapat melakukan berbagai
programnya
Selama tahun 1970-an, sejumlah undang-undang penting
telah dikeluarkan (Nixon, Ford, dan Carter ):

1. UU Pembersihan Udara (1970)


2. UU Pengawasan Kebisingan (1972)
3. UU Pengawasan pencemaran Air (1972)
4. UU jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa Langka
(1973)
5. UU Pengamanan Air Minum (1974)
6. UU Pengawasan Bahan Pengganti Beracun
(1976)
7. UU Pemasangan Jalur Minyak (1977)
8. UU Lingkungan (1978)
GERAKAN KONSERVASI DI INDONESIA
• Sebuah cagar alam seluas 6 ha di Depok (Pancoran
Mas) telah ada sejak tahun 1714.
• Cagar alam di Depok merupakan salah satu perwakilan
ekosistem hutan hujan dataran rendah.
• Secara resmi diakui bahwa cagar alam pertama di
Indonesia adalah Cagar Alam Cibodas (Gunung Gede)
seluas 280 ha yang ditetapkan pada tahun 1889 (sekitar
175 tahun setelah Cagar Alam Depok).
• Cagar Alam Cibodas merupakan perwakilan ekosistem
hutan hujan pegunungan karena letaknya pada sekitar
2000 m dpl.
• Periode 1910 – 1940 merupakan periode
awal perhatian yang besar bagi konservasi
alam di Indonesia
• Perkembangan konservasi alam di
Indonesia tercatat maju pesat Setelah
berdirinya Perhimpunan Konservasi
Alam (Society of Nature Conservation)
Pada tahun 1912 yang diketuai
seorang Rimbawan Belanda , Dr
Koorders.
• Tokoh-tokoh konservasi alam pada periode
1910-1940 adalah Dr Koorders, F.J. Appelman
(rimbawan dan propagandaist), dan Dr K.W.
Dammerman (sebagai Ketua Perhimpunan
Konservasi Alam yang menggantikan Dr
Koorders).
• Pada periode 1910-1940 kegiatan konservasi
alam telah didukung oleh beberapa peraturan
perundang-undangan penting, khususnya
menyangkut : perlindungan satwaliar,
perburuan (khusus berlaku untuk Jawa dan
Madura), Larangan ekspor kulit binatang dan
bulu (Burung Cendrawasih), dan perlindungan
alam
• Secara kronologis kelembagaan dalam bidang
konservasi alam di Indonesia sejak tahun 1909
adalah sebagai berikut (disamping peraturan-
peraturan pemerintah dan penjabarannya):
1. undang-undang perlindungan satwaliar tahun
1909
2. undang-undang suaka alam tahun 1916
3. undang-undang perburuan tahun 1924
4. undang-undang tahun 1931 pengganti uu.
Perburuan tahun 1924
5. undang-undang tahun 1931 pengganti uu.
perlindungan satwaliar tahun 1909
6. undang-undang cagar alam dan suaka
margasatwa
7. undang-undang perburuan tahun 1940,
pengganti undang-undang perburuan tahun
1931
8. undang-undang perlindungan alam tahun 1941,
pengganti undang-undang cagar alam dan
suaka margasatwa tahun 1931
9. 1965 – 1973 dibentuk Dinas Perlindungan dan
Pengawetan Alam di bawah Direktorat
Pembinaan Hutan
10.undang-undang tentang pokok-pokok
kehutanan tahun 1967
11.1974 – 1980 dibentuk Direktorat Perlindungan
dan Pengawetan Alam (PPA), Ditjen
Kehutanan, Dept. Pertanian
12.1980 dibentuk Ditjen Perlindungan Hutan dan
Pelestarian Alam (PHPA) Dept. Kehutanan
13.undang-undang tentang pokok-pokok
pengelolaan lingkungan hidup tahun 1982
14.undang-undang tentang konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya
tahun 1990
15.1997 Ditjen PHPA berganti nama menjadi
Ditjen Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam (PHKA)
16.undang-undang tentang pengelolaan
lingkungan hidup tahun 1997, pengganti
undang-undang tahun 1982
17.undang-undang tahun 1999 tentang
Kehutanan, pengganti uu. tentang pokok-
pokok kehutanan tahun 1967
IDEOLOGI PERBURUAN
• Gerakan konservasi alam sangat berhubungan dengan
hobi berburu. Sistem perburuan yang kemudian
berkembang di Eropa dan Amerika Serikat memiliki sifat
atau ideologi yang berbeda.
• Di Eropa, perburuan bersifat feodal, hanya dilakukan
oleh para raja, bangsawan dan staf, berburu sering
dibantu oleh anjing atau binatang pemburu lain seperti
burung elang. Di Amerika Serikat perburuan bersifat
moderat, perburuan satwaliar boleh dilakukan oleh siapa
saja. Texbook manajemen satwaliar banyak ditulis di
Amerika Serikat.
• Bagaimana perburuan di Indonesia ?
Kita tidak pernah menyadari
untuk memanfaatkan sholat
sebagai alat penolong, sumber hidup,
penerang jiwa, dan
tempat kita bertanya tentang
persoalan yang sulit dipecahkan

Anda mungkin juga menyukai