Anda di halaman 1dari 18

Merakit Sepeda Mejadi Sepeda Bermotor Listrik (SBL)

Oct 13 '11

Posted By: Pelangi New York City

3 Comments

o
Pertama-tama yang dipikirkan adalah pemakaian dari sepeda motor listrik itu. Apakah akan
dipakai di jalanan yang rata, dengan arti kata lain, tidak ada jalanan yang naik turun. Ini perlu
untuk menentukan besar kecilnya motor listrik yang akan dipakai. Besar kecil dari ukuran
motor listrik itu sendiri dan besar kecil wattage yang diperlukan. Dijalanan rata, motor listrik
sebesar 200 watts/250 watts sudah memadai. Dan motor listrik sebesar ini rata-rata
memerlukan arus listrik kira-kira 8 - 10 Amp untuk mendapatkan kecepatan 25 km perjam
dijalanan rata. Dengan demikian tidak memerlukan batre yang besar. Batere yang dipakai
cukup dengan batre 12 V, jika memerlukan tenaga lebih besar batre 24 V dapat dipakai. Dua
perangkat batre 12 volt dipasang "series" menghasilkan 24 V, tiga perangkat batre 12 V
menghasilkan batre dari 36 V. Dengan amperage dari 5AH,12AH,18AH.

Ada dua pilihan motor listriknya. Kesatu, keluaran pabrik dimana motor listriknya dipasang
didalam "as" roda depan atau roda belakang. Ada yang dilengkapi dengan gigi-gigi didalam
"as" itu, sehingga kecepatan dapat dipindah-pindah dari gigi satu ke gigi lainnya. Juga karena
semua peralatannya "dibungkus" didalam "as" roda depan atau roda belakang, kelihatannya
rapih. Seperti sepeda bermotor listrik "Beatrix". Kedua, motor listrik dipasang diluar dan
memutarkan gigi roda belakang melalui rantai atau gelang karet. Atau dari motor listrik, yang
mana untuk praktisnya dipasang dibelakang sadel. Kemudian dengan memakai rantai motor
listrik dihubungan dengan gigi-gigi yang dipasang pada jari-jari roda belakang. Piring gigi
yang dipakai adalah dibagian lainnya di "as". Piring gigi ini dipasang dengan mur dan baud
dijepitkan kepada jari-jari roda belakang. Akan terlihat dua piring gigi-gigi, yang sebelah
kanan dengan rantai ke piringan gigi di pedal dan yang disebelah kiri dengan rantai ke motor
listrik. Bila gelang karet yang dipakai untuk memutarkan roda belakang, ditengah-tengah
roda dipasang metal berbetuk lingkaran yang dijepitkan dengan mur dan baud ke jari-jari
roda belakang. Lingkaran metal ini tempat untuk gelang karet memutarkan roda.
Dengan harga antara $400 - $500, kit yang diterima adalah motor yang dipasang didalam "as"
roda sudah termasuk velgnya. Tinggal pasang ban, velg bermotor listrik dan bannya dipasang
didepan atau dibelakang. Alat pengatur kecepatan yang dipasang di stang, seperti sepeda
motor pengatur gas. Kabel-kabel ke batere. Batere tidak termasuk. "Kit" ini adalah yang
paling gampang untuk dipasang di sepeda. Siapa saja dapat merakitnya, asal betul-betul
mengikuti apa yang tertulis di buku petunjuk. Pengetahuan teknik yang minimal sudah cukup
sebagai bekal.
Lain halnya bila Anda bermaksud merakit sendiri dari "A" sampai "Z". Anda membeli motor
listrik yang dipasang dikerangka sepeda. Pemasangan motor listrik seperti ini memerlukan
pengetahuan mengenai soal teknik. Tentunya harga akan bertambah kalau motor listrik yang
lebih besar tenaganya dipakai sebagai tenaga penggerak, seperti motor dibawah ini bila
dipasang di mountain bike untuk dipakai dijalanan tak beraspal. Secara lengkapnya tidak
termasuk batre, alat-alatnya yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1.360W Motor w/ Controller
2.Gearbox & 14T Freewheel Sprocket
3.Motor Mounting Bracket w/ Spacers & Bolts
4.44 Tooth Freewheeling Chainwheel
5.Bottom Bracket Spindle
6.Left & Right Crank Arms - 170mm
7.Twist Grip Throttle
8.2ea. Handlebar Grips
9.2ea. Brake Handles w/ Motor Cutoff Switch
10.Battery Connecting Harnes

Previous

Next

Motor listrik dari 360 watts ini, dipasang di mountain bike. Tenaga penggerak dari motor
listrik disalurkan melalui rantai sepeda yang sudah ada di roda belakang.. Karena mountain
bike ini mempunyai 8-gigi dari berbagai kecepatan, tenaga dari sepeda bermotor listrik ini
dapat diatur berdasarkan jumlah gigi itu. Lain halnya dengan motor listrik yang dipasang
didalam "as" roda, kecepatan atau tenaga yang disalurkan hanya dengan mengurangi atau
menambah arus ampernya saja, bila motor listrik ini tidak dilengkapi gigi-gigi untuk
mengganti kecepatan. Karena motor listrik ini dari 360 watts, diperlukan batre dari 24 V.
Motor listrik dari 200/250 watts cukup memakai batere dari 12 V saja. Tapi maksimum
kecepatannya hanya 16 - 18 km/jam. Motor listrik diatas 350 watts dengan volatage yang
lebih besar sangat cocok untuk dipasang di mountain bike untuk dikendarai di "trail". Cukup
tenaga untuk menjalani jalanan tak beraspal dan dengan jalanan yang naik turun.
Menenangkan karena tidak ada kebisingian knalpot. Yang terdengar hanya suara burungburung berkicau.
Batre Lithium, ramping dan ringan, namun mempunyai daya simpan yang lama, harganya
berkisar $200 - $450. Tentu tergantung berapa besar voltage-nya. Pengisian batre sampai
penuh memerlukan waktu kurang dari 2 jam, memakai listrik tegangan rumah. Alangkah
"ideal"-nya bila pengisian batre dapat dilakukan sewaktu sepeda bermotor listrik sedang
berjalan. Mungkin dengan memindahkan tombol sehingga motor listrik menjadi generator
listrik mengisi batre. Dalam keadaan begini tenaga kaki (menggenjot) yang dipakai
menjalankan sepeda juga menjalankan generator listrik untuk mengisi batre. Tetapi tidak ada
sepeda bermotor listrik keluaran pabrik yang dilengkapi dengan alat pengisi batere seperti ini.
Sepeda bermotor lisrtrik seperti jenis ini baik sekali kalau dipakai sebagai tenaga penggerak
kendaraan listrik berkecepatan rendah. Misalnya becak bermotor listrik. Yang menjalankan

becak maju adalah tenaga listrik, si pengendara menggenjot pedal untuk mengisi batre.
Dengan demikian jarak capai dapat lebih jauh, dan tidak membuang waktu untuk mengisi
batre. Secara teoritis, selama sanggup menggenjot mengisi batre, jarak tempuh tidak menjadi
persoalan. Siapa tahu suatu waktu akan terbentuk "koperasi" pengendara becak bermotor
listrik disetiap RT/RW. Koperasi yang memiliki Becak Bermotor Listrik untuk disewakan
kepada anggota koperasi penduduk setempat di RT/RW itu.
Pada mulanya, sepeda bermotor listrik dipakai sebagai alat untuk berolahraga bagi para
pensiunan. Dimana motor listriknya dihidupkan apabila sudah kehabisan tenaga menggenjot
sepeda. Setelah tenaga pulih kembali, motor listrik dimatikan, kembali menggenjot sepeda.
Dari alat untuk berolahraga menjadi alat rekreasi, kemudian dipakai sebagai alat transportasi
jarak dekat didalam kota. Kemudian muncul kendaraan baru yang disebut "moped" lebih
kecil dari kendaraan scooter dan dilengkapi dengan mesin listrik ukuran besar. Di NYC
moped banyak dipakai sebagai kendaraan mengantarkan makanan jadi yang dipesan melalui
telepon, disekitar RW/RT.
Kembali ke hal "merakit sepeda motor listrik", dengan pertimbangan harga, pemasangan
motor listriknya serta waktu, juga pengetahuan yang minim soal teknik, pilihan jatuh ke
motor listrik didalam "as". Pesan melalui telepon, dibayar dengan kartu plastik, menunggu
beberapa hari, paket datang, tinggal memasang peralatannya, dalam satu jam selesai. Malah
disertakan kunci-kunci untuk mengencangkan mur-mur. Hanya satu kekurangan, pompa ban
lupa dimana disimpan, terpaksa berjalan kaki dengan sepeda bergandengan ke tempat Pompa
Bensin untuk mengisi angin. Pulangnya naik sepeda maju dengan lancar, tidak perlu
menggenjot dan tak ada suara bising dari knalpot. Untungnya dijalanan di NYC ada jalur
khusus untuk sepeda, jalur ini dicat dan diberi gambar dua roda yang besar untuk menarik
perhatian para pengendara mobil dan truk. Kendaraan yang diparkir dijalur sepeda ini dan
menghalangi lalu lintas sepeda, ditilang. Jalur khusus ini berada antara mobil yang diparkir di
jalanan dan "trotoar". Disini diperhatikan betul-betul keselamatan pengendara sepeda. Disini
juga dapat dilihat dengan nyata akan kepedulian serta kesungguhan Kotapraja dalam usaha
mengurangi polusi udara dikotanya. Di NYC semua Bis-Bis umum bermesin "hybrid".
===MangSi 101111===

Referensi
1. Belajar Bareng Sepeda Listrik, http://sepedalistrik.openthinklabs.com/
Tags: koperasi, sepeda listrik

Mengapa Memilih Sepeda Bermotor Listrik ?

Oct 9 '11

Posted By: Pelangi New York City

0 Comments

Indonesia merupakan pasaran sepeda motor terbesar di Asia bagi sepeda motor keluaran
Jepang dan Cina. Karena sudah bertahun-tahun sepeda motor berada di bumi Ibu Pertiwi ini,
sudah merupakan suatu keharusan bagi keluarga Indonesia untuk memilikinya. Sebagai
kendaraan ke dan dari tempat pekerjaan, sebagai alat transportasi mengangkut keperluan
rumah tangga seperti belanja ke pasar. Sebagai alat rekreasi dimana istri dan anak satu atau
dua duduk didepan ayahnya dan Sang Ibu menggendong anak yang lebih kecil. Dan ini sudah
menjadi tradisi turun-temurun. Walaupun sebetulnya cara berpergian dengan anak dan istri
seperti ini tidak bijak. Hanya mengundang nasib jelek seperti kecelakaan lalu lintas,
menunggu disenggol kendaraan mobil.
Yang dipentingkan disini adalah kebebasan untuk pergi kemana saja, kapan saja dan tidak
memerlukan pertolongan orang lain, dan dengan ongkos yang murah. Dengan arti kata lain
mempunyai sepeda motor dapat dikatakan sukses dalam pekerjaan dan merupakan "piala"
tanda kebebasan atau mandiri. Dapat berpergian kemana saja dengan cepat. Suatu
kebanggaan dan kepuasan tersendiri.
Kemudian dalam mencari kebebasan serta mandiri dan sebagai "tanda" sukses, salah satu
sifat manusia ialah susah untuk mendapat kepuasan. "Tanda sukses" dimulai dengan speda
motor 125 cc, naik menjadi 250 cc, 350 cc dan akhirnya "moge". Tentu merk juga memegang
peranan penting. Sepeda motor merk "anu" buatan Jepang lebih ngetop dibandingan dengan
merk "anu" dari Cina atau India. Akhirnya satu orang mempunyai beberapa sepeda motor dari

berbagai besarnya mesin dan tentunya berbagai merk. Mubazir, tanda-tanda yang nyata
menjurus ke arah "penggelembungan EGO", salah satu sifat syaiton.
"Kepopuleran mempunyai" sepeda motor tidak akan luntur dalam waktu yang singkat.
Bagaimana dengan dampaknya asap knalpot sepeda motor kepada lingkungan, maupun akan
kesehatan si pengendara itu sendiri, mereka tak segan-segan ber-"pura-pura" bodoh yang
mana akhirnya menjadi masa bodoh kepada lingkungan dan tentunya kesehatan sendiri.
Penyakit Asma dan Kanker paru-paru adalah akibat nyata dari paru-paru menghisap CO2 dari
hari ke hari, bertahun-tahun.
Dengan adanya sepeda motor listrik, apalagi konversi sepeda genjot menjadi sepeda motor
listrik, untuk mencapai "piala" kebanggaan masih memerlukan perjalanan jauh. Mungkin
kalau sepeda motor listrik dengan kerangka sepeda motor apalagi moge namun dengan tenaga
penggerak listrik akan lebih mudah untuk menjadi kandidat memenangkan "piala" itu.
Mem-"populerkan" sepeda motor listrik harus dimulai dengan "penggerakkan dari akar"
sebagai bukti akan "peduli kepada lingkungan", dan ini hanya dapat dimulai dari sekolahsekolah SD/SMP/SMA dan P.T. Perkembangan sepeda motor listrik harus dikaitkan dengan
"peduli lingkungan" dalam usaha mencegah pencemaran udara oleh asap knalpot. Lain tidak
untuk menjamin bahwa generasi penerus dimasa akan datang terhindar dari penyakit yang
disebabkan oleh pengotoran udara. Seperti penyakit Asma dan kancer paru-paru. Penerangan
mengenai pencemaran udara dari asap knalpot motor dan mobil serta pabrik-pabrik harus
dijelaskan dengan rinci kepada pelajar SD/SMP/SMA serta mahasiswa. Dan sebagai bukti
yang nyata dalam memerangi pencemaran udara ini dimulai dengan mengurangi asap knalpot
sepeda motor. Jalannya adalah mengganti alat pengangkutan jarak dekat didalam kota dari
alat pengangkutan bermesin bensin dengan alat pengangkutan memakai tenaga penggerak
dari listrik.
Selanjutnya untuk menggelitik para pelajar dan mahasiswa, setiap sekolah atau PT
mengadakan suatu "kontes" merakit sepeda tempo doeloe dengan memasang motor listrik
sebagai tenaga penggerak. Dan memakai sepeda bermotor listrik untuk keperluan sehari-hari
dari rumah kesekolah, dari rumah ke tempat pekerjaan, dari rumah kepasar, menjemput anak
dari sekolah. Untuk mensukseskan ini semua Pemda harus ikut serta secara aktif dengan
menyediakan jalur khusus untuk kendaraan sepeda bermotor listrik ini. Serta mengeluarkan
peraturan lalu lintas bahwa pengendara sepeda bermotor listrik dibeberapa tempat di kota
mendapat prioritas utama dalam pemakaian jalur-jalur jalan tertentu. Disekitar sekolahsekolah atau kampus, umpamanya.
Merakit speda bermotor listrik (SBL..SeBeLi) ini akan membantu dalam usaha-usaha daur
ulang peralatan listrik. Terutama peralatan listrik mobil-mobil bekas, alternator, generator,
starter dapat didaur ulang untuk dibongkar kawat-kawat tembaganya, dengan memakai
magnet serta kerangka alternator umpamanya, kawat tembaga digulung kembali untuk
dijadikan motor listrik 12 V atau 24 V dengan berbagai Wattage. Yang populer motor listrik
untuk menggerakkan speda adalan 200 Watts, 300 watts dengan voltage 12 atau 24 Volts.

Usaha penggulungan alternator bekas menjadi motor listrik dapat membuka jalan bagi
industri kecil. Perkembangannnya tergantung akan kepopuleran sepeda bermotor listrik
dikalangan masyarakat banyak. Apakah dipakai sebagai alat pengangkutan kota jarak dekat,
atau sebagai alat pengangkutan pendagang keliling, atau mengangkut sayur mayur dari desa
ke kota. Atau sebagai pengangkutan umum seperti becak bermotor listrik (Bebel). Becak
bermotor listrik bukan becak genjot yang biasa kita lihat. Becak bermotor Lisrtrik adalah
sepeda dengan tempat duduk penumpang disebelah pengendaranya. Seperti sepeda motor
pake zijspan atau seperti becak di Medan. Keselamatan penumpang lebih terjamin daripada
beca yang biasa kita lihat di Pulau Jawa.
Tidak dapat disangkal bahwa kesadaran masyarakat bahwa polusi udara diakibatkan oleh
asap knalpot sepeda motor dan mobil, dari hari ke hari makin menaik. Kesadaran yang tinggi
mengenai polusi udara ini disertai kepedulian kepada lingkungan akan menunjang kemajuan
indusrtri kecil mendaur ulang alternator/generator mobil ini. Sepeda bermotor listrik menjadi
salah satu jalan keluarnya. Dengan memproduksi motor listrik untuk keperluan pemakaian
sebagai tenaga penggerak speda akan jauh lebih murah daripada mengimport dari luar negeri.
Kalau industrri kecil ini sudah memperlihatkan tanda-tanda yang menggembirakan dengan
produksinya serta kualitas produknya. Disertai dengan usaha menggalakkan kesadaran
masyarakat betapa besar dampaknya kepada lingkungan dengan pemakaian sepeda bermotor
listrik ini, membuka jalan untuk "mendaur ulang" sepeda-sepeda tempo doeloe itu kembali
sebagai alat transportasi jarak pendek didalam kota. Suatu alat pengangkutan murah, juga
murah dalam ongkos perawatannya juga tidak memakan tempat bila disimpan didalam
rumah. Keuntungan lainnya, karena kecepatan yang rendah dijalanan akan mengurangi
kecelakaan lalu lintas.
Pemerintah harus mengeluarkan peraturan untuk tidak membenarkan pengimporan motor
listrik ukuran tersebut. Lain halnya dengan pengimporan alternator dan generator bekas mobil
dari luar negeri. Ini sewajarnya diperbolehkan dengan memberikan kelonggaran dalam pajak
impornya. Alternator/generator bekas ini merupakan bahan baku dalam pembuatan motor
listrik untuk sepeda bermotor listrik. Kawat tembaganya juga dapat dipakai untuk keperluan
lainnya. Membongkar gulungan kawat-kawat tembaga dari alternator/generator bekas akan
menyerap tenaga kerja.
Perkembangan sepeda bermotor listrik untuk dipakai sebagai alat transportasi jarak dekat,
akan menunjang industri lainnya. Industri batere akan berkembang pesat. Mudah-mudahan
dengan perkembangan yang pesat akan membuka jalan untuk "R&D" (research and
development) dalam bidang "per-baterean". Khusus untuk batre sepeda bermotor listrik,
mungkin dengan berat serta ukuran yang kecil namun mempunyai daya simpan yang lama.
Waktu pengisian batere dengan arus listrik yang lebih cepat waktunya. Atau keluar dengan
produk "duo system" dikemudian hari, dimana batere yang satu sebagai tenaga penggerak dan
batre yang satu lagi diisi sewaktu berjalan dengan dynamo yang dijalankan oleh perputaran
roda sepeda itu. Dengan demikian speda bermotor listrik yang demikian itu akan mempunyai
daya tempuh yang lebih jauh.

==mangSi101011==
Tags: koperasi, sepeda listrik

Sepeda Bermotor Listrik

Oct 6 '11

Posted By: Pelangi New York City

0 Comments

Sekarang ini sepeda yang menjadi tenaga penggeraknya adalah kaki manusia, hanyalah
merupakan salah satu acara rekreasi atau acara dalam kesehatan badan. Dan melakukannya
hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Itupun kegiatan begitu merupakan kegiatan bersama
dengan kawan-kawan dekat atau dengan anggota keluarga.
Lain halnya 30..50..tahun, yang lalu. Pada waktu itu sepeda merupakan alat transportasi
utama penduduk. Mulai dari anak sekolah, pegawai berangkat ke tempat bekerja, para
pedagang sayuran atau pedagang keliling, pengantar surat serta Polisi.
Kemudian akhir tahun 50-an mulai muncul kendaraan sepeda motor dengan ukuran mesin
yang kecil. Mulai dari mesin 50cc yang dipasang dikerangka sepeda. Seperti merek Solex,
Berini. Mesin bensin 2-tak ukuran kecil ini dipasang dimuka didepan fork roda muka. Merk
Berini, menggerakkan sepedanya dengan memutarkan roda depan. Caranya, seluruh
mesinnya termasuk tempat penyimpanan bensin didorong kedepan sehingga mekanisme yang
berputar menyentuh ban depan. Berjalanlah sepeda karena gesekan mekanisme yang berputar
dan permukaan ban. Lama-lama, tentunya bannya menjadi gundul. Perlu ban luarnya diganti
baru. Ini merupakan salah satu ketidak populernya mesin Berini.
Lain halnya dengan merk Solex, mesin beserta tanki bensinnya tetap dalam satu posisi.
Memindahkan tenaga ke roda depan melalui tali karet. Diroda depan dipasang metal
berbentuk lingkaran yang dipasang ke jari-jari roda depan. Lingkaran metal ini besarnya kirakira 2/3 dari besarnya lingkaran roda depan. Tali karet menghubungkan metal bundar ini
dengan mekanisme yang berputar di mesin bensin tsb. Sering disebut sepeda mesin jahit.
Kemudian muncul sepeda motor tulen. Artinya kerangka motor ini lain dari kerangka sepeda.
Merk yang terkenal pada waktu itu ialah Mobilette, Kreidler dan Ducati. Hanya Ducati
dengan mesin 4 tak. mesin-mesin motor lainnya ialah mesin 2 tak. Bensin dicampur oli dalam
satu tangki.
Kemudian mucul speda motor besar seperti "JAWA" mulai 125 cc merk Jawa CZ buatan
Chekoslovakia sampai ke mesin 250 cc twin. Sebelumnya jalanan dikuasai oleh speda motor
merk, Norton, BSA, Mitchell, BMW, Triumph, DKW,NSU.. Harley Davidson dengan mesin

yang besar hanya dipakai oleh CPM dan Polisi. Pada waktu itu masyarakat tidak
diperkenakan mempunyai sepeda motor lebih besar ukuran mesinnya dari 350 cc.
Kemudian Honda dengan Honda Bebek mulai masuk dipermulaan tahun 60-an, dan beberap
tahun kemudian jalanan di tanah air dibanjiri dengan speda motor buatan Jepang. Sepeda
buatan Eropah mulai menghilang. Karena kalah pengimporannnya dengan motor Jepang.
Yang bertahan ialah Norton dan Harley Davidson. dan BMW. Namun dianggap langka.
Apalagi Norton 350 cc single cylinder engine. Motor merk ini menempati nomor diatas.
Tahun bikinan tidak menjadi persoalannya. Yang paling top adalah Norton commander.
Triumph Tiger juga termasuk yang ngetop.
Akhir tahun 2000-an timbul gebragan baru di dunia permotoran di tanah air. Karena begitu
banyaknya kendaraan beroda dua ini dan mobil menjadi penyebab utama dalam polusi udara.
Terutama di kota-kota besar di seluruh Nusantara. Gebragan baru ini ialah munculnya
"MOLIS". Singkatan dari motor listrik. Sepeda biasa atau sepeda motor dengan mesin listrik
sebagai tenaga penggeraknya. ( Molis = sepeda motor listrik).
Ada dua macam "molis" ini. Sepeda jaman tempo doeloe dipasang "kit" motor listrik dan
batere adalah sebagai sumber tenaganya dalam memutarkan motor listrik ini.
Yang satu lagi adalah sepeda motor dengan tenaga penggerak motor listrik. Kerangka sepeda
jaman doeloe sudah tidak terlihat. Lebih menjurus ke kerangka sepeda motor mesin bensin.
Namun ada tandanya kalau itu molis ialah masih ada pedal sebagai tenaga penggerak
tambahan. Tenaga tambahan ini ialah kaki alias tenaga genjot.
Molis tidak dianggap sepeda motor (bensin). Oleh karena itu tidak diperlukan STNK atau
SIM untuk mengendarainya. Juga karena kecepatan molis ini tak lebih dari 25 km per jam.
Banyak yang diperbincangkan ialah kemampuan molis dalam mencapai maksimum jarak
yang ditempuh. Kalau sepeda tempo doeloe Bermotor Listrik, bila batre habis, dipakai tenaga
"genjot". Tetapi kalau molis, bila batre habis susah untuk digenjot karena konstruksi pedal
dan jarak antara sadel dan pedal agak pendek. Untuk orang jangkung sukar sekali
meng-"genjot"-nya. Apalagi disiang hari bolong. Terpaksalah dituntun alias jalan kaki sambil
mendorong molis kehabisan batre, sampai kerumah.
Mungkin suatu waktu ada tempat-tempat "pengisian batre molis" sepanjang jalan. Mungkin
dengan memakai "Solar Panel". Usaha baru meng-"cash"-kan, tenaga matahari yang gratis
menjadi listrik untuk dipakai mengisi molis. Cara ini menjadi cita-cita kaum kapitalis.
Menjual sesuatu yang didapatkan secara gratis. Jangan disamakan dengan menjual barang
curian !!
Saya sedang mencari Mountain Bike tua akan dipasang motor listrik dan batre. Gambar
schemanya dan alat-alatnya dapat dibeli dengan harga $ 750 siap untuk dipasang sendiri. Ini
di New York City.

Tapi motor listrik bekas dengan 1 hp dapat dibeli dibawah $50.00 dan baterenya baru diatas $
250. Tak ada batere bekas yang dijual yang masih dapat dipakai. Batre tidak bisa tidak harus
beli baru. Konsekwensinya kalau pake batre bekas nanti harus jalan kaki sambil mendorong
molisnya. Karena apa mahal, karena yang dipakai adalah batere lithium, kecil dan tipis
namun mempunyai daya simpan listrik yang besar. Batere seperti ini yang dipakai di mobilmobil listrik murni, bukan hybrid.
Saya cenderung sedang memikirkan mengkonversi sepeda Mountain Bike bekas yang dapat
dilipat, memakai motor listrik. Sehingga setelah dilipat dapat dibawa masuk ke Apartemen.
Motor listriknya dipakai sebagai tenaga cadangan. Maksud utama adalah untuk berolah raga,
dengan demikian jarak tempuh dapat lebih jauh. Kalau kehabisan tenaga genjot, baru motor
listrik dipakai sampai otot-otot siap untuk menggenjot lagi.
Ada dijual dipasaran namun harganya diatas $2000.

Previous

Next

==mangSi100611==
Tags: koperasi, sepeda listrik

Sepeda Genjot dan Becak Bermotor Listrik

Oct 3 '11

Posted By: Pelangi New York City

0 Comments

UPDATE : Alhamdulillah, Pak Ricky Elson, Ciheras, telah berhasil mengkonversi


becak konvensional menjadi becak listrik, berikut adalah keterangan singkat dari
beliau :

Ini, spek dan gambaran konversi Becak biasa ke Becak Listrik. nanti tinggal ganti batre nya
ke yang lebih Murah.. sistem ini bisa menjadi tambahan 2.5juta Rupiah saja... dibandingkan
beli Motor plus isi bahan bakar...
ricky, 20140520

Gambar di bawah adalah "conversion kits" motor listrik untuk dipasang di Speda Genjot.
Gambar kedua adalah Conversion kits untuk speda jenis mountain bike. Dapat dilihat dari
besarnya velg dan bannya.

Previous

Next

Gambar berikutnya adalah conversion kits untuk speda genjot tempo doeloe. Dapat dilihat
dari ukuran velg.. Motor jenis ini yang disebut "hub electric motor" adalah dari jenis motor
listrik tanpa "brush". Dengan kata lain berputarnya motor ini disebabkan karena induksi.
Roda harus berputar dahulu sebelum aliran listrik disalurkan ke motor. Tetapi memang
kebiasaan kalau naik speda genjot, sebelum didayung speda dijalankan dengan
mendorongnya terlebih dahulu. Salah satu kaki diatas pedal dan kaki yang satu lagi
mendorong beberapa kali. Setelah maju baru duduk disadel dan langung mengenjot agar
kecepatan bertambah. Pada saat mau duduk atau setelah duduk disadel beberapa saat baru
motor listrik dijalankan.
Pada gambar paling atas, dapat dilihat motor listrik setelah di pasang di -"as" roda depan.
Dalam gambar ini roda depan dan "fork" dari Mountain Bike.
"Kits" ini komplit harganya kira - kira antara 4 Juta sampai 5 juta.
Sebetulnya motor listrik untuk speda tempo doeloe, dapat saja dibuat sendiri dengan
mentrapkan generator atau alternator mobil. Mungkin juga motor starter mesin mobil.
Namun starter mesin mobil memang mempunyai kekuatan yang besar, namun hanya
berfungsi beberapa puluhan detik saja. Karena memang fungsi utamanya menggerakkan "as"
mobil dari begitu cylinder bergerak disusul dengan segera aliran listrik dari distributor ke
busi dan membakar campuran bensin didalam cylinder. Begitu cylinder berputar sendiri,
otomatis starter berhenti bekerja.
Mudah-mudah keterangan-keterangan diatas dibaca oleh mahasiswa teknik. Dan
mengusulkan kepada Fakultasnya untuk experiment membuat motor listrik dari bahan-bahan
yang sudah ada disekeliling kita. Seperti alternator, generator, serta motor listrik lainnya.
Atau mungkin saja mencoba menggulung sendiri motor listrik untuk ditrapkan mejadi motor
listrik untuk konversi speda genjot tempo doeloe menjadi Speda Bermotor Listrik.
Siapa tahu satu hari akan terjalin kerja sama antara Fakultas-Fakulstas Teknik dengan LIPI
serta Pindad untuk menciptakan Speda Motor Listrik atau Speda Bermotor listrik.
Apakah ada kegunaanya untuk TNI? Bagaimana kalau Speda Motor Listrik yang dapat dilipat
dibuat dari bahan yang ringan (aluminum,fiberglass). Dimasukkan kedalam "rugzak" dan
dibawa terjun dari pesawat pengangkut oleh Kopassus. Sepeda lipat dibuka dan Kopassus
beraksi dengan mengendarainya kombinasi genjot dan listrik ke tempat yang dituju. Tidak
mengeluarkan suara, perjalanan menjadi lebih cepat. Sehingga penyerangan secara tiba-tiba
dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik.
Mengenai pengisian batre kalau seandainya operasi Kopassus itu memerlukan waktu berharihari, dapat dipikirkan alat seperti payung untuk hujan yang mana permukaannya dilapisi solar
panel dan langsung mengsisi batre.

Research untuk kepentingan TNI ini, kalau berhasil dengan baik dapat saja disebar luaskan
demi keperntingan masyarakat kecil. Memproduksi motor listrik untuk sepeda dengan harga
yang dapat dijangkau rakyat kecil. Rakyat kecil yang membawa sayuran dari desa-desa ke
pasar tradisionil di kota-kota. Atau rakyat kecil yang menggunakan jasa pengangkutan lokal
jarak dekat (becak bermotorlistrik??). Mengantar Ibu-ibu ke pasar tradisionil, mengantar anak
sekolah. Kombinasi "genjot" dan tenaga listrik ini dapat menyerap tenaga kerja, dan
menaikkan daya beli rakyat kecil, disamping meringankan pekerjaan mereka dalam usaha
mencari sesuap nasi.

Previous

Next

Referensi

1. Merakit Sepeda Listrik, http://merakit-sepeda.blogspot.com/


2. Komunitas Motor Listrik, http://autos.groups.yahoo.com/group/MotorListrik/
Tags: sepeda listrik

Tempat Pengisian Batre Kendaraan Listrik, TPBKL

Sep 29 '11

Posted By: Pelangi New York City

0 Comments

TPBKL sebagai salah satu usaha untuk mengurangi polusi udara akibat asap knalpot
mobil dan motor

Alangkah baiknya apabila perusahaan-perusahaan di kota-kota besar di Indonesia memulai


dengan membangun TPBKL (Tempat Pengisian Batre Kendaraan Listrik) dikantornya
masing-masing. Yang diutamakan sekarang ini adalah Pengisian BATRE MOLIS. Dengan
demikian para pegawai dapat datang bekerja mengendarai MOLIS. (Motor Listrik atau
sepeda genjot dilengkapi dengan motor listrik sebagai tenaga penggeraknya) Dengan adanya
program pengisian batre di setiap kantor, menjamin bahwa para pegawai dapat pulang
kerumah dengan tenang karena batre Molisnya sudah terisi penuh.

Ini adalah salah satu tanda bahwa perusahaan-perusahaan yang mempunyai kantor di kota
besar itu betul peduli akan polusi udara di kotanya. Disamping itu menolong para pegawainya
untuk mengirit ongkos transportasi. Apalagi bila disertai program dimana para pegawai dapat
mencicil pembelian molis dengan dipotong dari gaji, Dengan perhitungan kalau perusahaan
itu membeli sekian puluh Molis umpamanya, tentu mendapatkan diskon besar. Dengan cara
begini harga penjualan Molis secara mencicil ini dapat ditekan lebih rendah. Kalau harganya
agak miring, mungkin si-pegawai akan membeli dua atau tiga melalui program cicilan itu.
Molis extra itu dipergunakan untuk keperluan Rumah Tangga, mengantar anak kesekolah atau
berbelanja di pasar. Mengunjungi kawan dan kerabat disekitar rumah.
Keuntungan lainnya bagi perusahaan ialah kemungkinan besar para pegawai tidak akan
terlambat masuk kerja karena alasan transportasi, Bus penuh sesak, atau jalanan macet, dll.
Dari Pemerintah Daerah, diharapkan akan bantuan berupa pembangunan jalan khusus bagi
molis atau sepeda genjot.
Pembangunan TPBKL dikantor-kantor, pengadaan tenaga listriknya dianjurkan memakai
Tenaga Surya. Atap kantor dapat menjadi tempat Solar Panel. Tenaga listriknya dipakai untuk
mengisi batre Molis disiang hari dan sebagai penerangan darurat dimalam hari. Dapat dipakai
sebagai alat deteksi kalau ada aktivitas yang mencurigakan didalam dan diluar kantor, dengan
memasang sensor. Lampu hanya menyala kalau ada aktivitas di ruangan itu. Atau sebagai alat
pengiritan listrik (lampu), lupa mematikan lampu kalau dalam waktu tertentu tidak ada
aktivitas, listrik mati sendiri.
Mudah-mudahan usaha seperti disebut diatas dapat dijajagi oleh para pengusaha penjualan
Molis agar perusahaan-perusahaan itu menaruh minat dalam usaha penjualan cicilan kepada
para pegawainya satu perusahaan.
Disamping itu juga membuka usaha baru dalam pembangunan TPBKL disetiap gedung
perusahaan-perusahaan disetiap kota besar. Atau dirumah-rumah para pemilik Molis.
Usaha ini menjadi jalan dalam memupuk tumbuhnya "Kesadaran Masyarakat " mengenai
polusi udara disebabkan oleh knalpot mobil dan speda motor. Mengenalkan Molis sebagai
jalan keluar dengan keuntungan-keuntungannya, mencegah polusi udara, keuntungan bagi
para pegawai atau perusahaan. Dengan sendirinya nanti, masyarakat akan ikut memakai
Molis sebagai kendaraan pribadinya. Apabaila sudah tersedia TPBKL MINI untuk dipakai
dirumah dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat banyak. Bayangkan kalau siswa
SMP,SMA maupun Mahasiswa mengendarai Molis ke sekolahnya.

cara merakit sepeda listrik

Membuat Sepeda Listrik

Sehingga list pekerjaan dalam proyek ini


adalah :
1. Mendapatkan motornya harga baru Rp 1.130.000 (ada penjualnya, ga ada
duitnya.

2. Mendapatkan rangkaian transmisinya. Rantai-gear motor saya ganti dengan


yang baru (Rp 100 rb). Rantai-gear lama dipasang di sepeda.

3. Mendapatkan rangkaian transmisi belt. Ini yang paling sulit sepertinya.


Dengan belt bisa dibuat kopling seperti kopling traktor tangan. Jadi waktu
dikayuh kaki, motor dikopling (atau tidak perlu?).
4. Memasang motor dan transmisinya.
5. Membuat controllernya dengan PWM (Pulse Width Modulation).

6. Membeli Accu basah dan memasangnya. Yah aki basah! Repot sedikit
perawatannya tapi umurnya bisa 5 tahun lebih. Accu kering umurnya hanya 100
x charging.
7. Merakit hingga selesai.

Anda mungkin juga menyukai