Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya kemajuan teknologi, manusia menciptakan

beragam kendaraan untuk menunjang kualitas hidup dan membantu aktivitas

sehari-hari. Kemajuan teknologi tersebut membuat industri otomotif bersaing

dalam memproduksi kendaraan sesuai fungsi dan permintaan pasar. Kendaraan

motor merupakan peralatan teknik yang menggerakkan benda dengan klasifikasi

tertentu yang digunakan sebagai sarana transfortasi. Beragam peralatan teknik

yang terdapat dalam kendaraan adalah piranti utama supaya kendaraan dapat

berfungsi dengan baik.

Seiring dengan kemajuan industri otomotif, teknik pembakaran dalam juga

dapat diganti dengan tenaga listrik untuk menggerakkan mesin. Kendaraan yang

menggunakan tenaga listrik tersebut adalah salah satunya kendaraan sepeda motor

listrik.

Keuntungan dari penggunaan sepeda motor listrik yakni untuk mengurangi

penggunakan bahan bakar minyak yang pada saat ini semakin langka,selain itu

sepeda motor dengan menggunakan energi listrik merupakan energi alternatif

yang terbilang cukup efektif mengingat energi listrik yang tersedia pada setiap

daerah, hampir di setiap rumah saat ini telah dialiri oleh arus listrik.

Sepeda motor listrik yang dirancang menggunakan motor BLDC sebagai

penggeraknya karena motor BLDC memiliki biaya perawatan yang lebih rendah

dan kecepatan yang lebih tinggi karena tidak menggunakan brush atau sikat.

1
Pada tahun 2017 telah dibuat sepeda motor listrik menggunakan BLDC

dengan kapasitas daya 350 W oleh senior Jandriko Manalu yang juga merupakan

mahasiswa teknik elektro USU.

Penelitian ini, sepeda motor listrik yang dirancang menggunakan BLDC

dengan kapasitas daya 3KW dengan bantuan baterai SLA 48 V, 12 Ah sebagai

sumber energi listrik sehingga motor BLDC dapat berputar dan di hubungkan ke

roda belakang menggunakan gir rantai dan akan dilakukan pengujian untuk

mengetahui pengaruh berat beban terhadap kinerja sepeda motor listrik untuk

mendapatkan hasil yang maksimal dari sebuah sepeda motor listrik yang telah

dibuat guna mengetahui kinerja motor berupa kecepatan,torsi,daya dan efisiensi.

Berat beban yang dimaksud dalam hal ini adalah berat beban pengemudi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan ,maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam tugas akhir ini adalah

1. Bagaimana pengaruh berat beban dan kecepatan motor terhadap

pemakaian daya.

2. Bagaimana pengaruh berat beban dan kecepatan terhadap Torsi.

3. Bagaimana pengaruh berat beban dan kecepatan terhadap efisiensi

motor.

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki beberapa tujuan utama sebagai berikut:

1.Analisis pengaruh beban terhadap kecepatan dan torsi.

2.Analisis pengaruh beban terhadap kecepatan dan daya.

3.Analisis pengaruh beban terhadap kecepatan dan efisisensi

2
1.4 Batasan Masalah

Dalam tugas akhir ini penulis membatasi pembahasan mengenai pengujian

efisiensi sistem pada sepeda motor listrik yakni:

1. Berat beban yang dimaksud adalah berat pengemudi sepeda motor .

2. Perancangan yang dilakukan meliputi desain sepeda motor CB100.

3. Pengujian berat beban pada sepeda motor listrik dilakukan pada jalan

datar.

4. Hanya motor lstrik BLDC yang akan dipelajari.

5. Variasi beban pengemudi adalah (53,62) kg.

6. Variasi kecepatan motor adalah 10 - 40 Km/jam.

1.5 Metode Penelitian

Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka penulis menerapkan

metode penelitian diantaranya:

1.5.1. Studi Literatur

Metode ini dilakasanakan dengan membaca teori-teori yang berkaitan

dengan topik tugas akhir ini ,dari buku-buku referensi, baik yang dimiliki oleh

penulis atau di perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal, internet dan

lain-lain.

1.5.2. Studi Bimbingan

Metode ini dilakukan dengan melakukan konsultasi dengan dosen

pembimbing tugas akhir dan juga dosen-dosen pengasuh mata kuliah yang

terkait dengan mata kuliah mesin mesin listrik

3
1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman,skripsi ini ditulis dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, batasan masalah dan manfaat penelitian.

BAB II DASAR TEORI

Memberikan teori dasar untuk penyelesaian skripsi ini. Teori dasar yang

diberikan meliputi tentang sepeda motor listrik,mekanisme kerja sepeda

motor listrik,komponen sepeda motor listrik dan pengujian efisiensi

sistem.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai sistematika ysng penulis lakukan

terkait dengan penulisan tugas akhir ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil penelitian dan analisa data terhadap hasil yang

diperoleh.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan uraian bab-bab sebelumnya dan

saran saran dari hasil yang diperoleh yang diharapkan dapat bermanfaat

dan sebagai saran kepeda mahasiswa bila ingin melakukan pengujian

terhadap rancang bangun sepeda motor listrik.

4
BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Sepeda Motor Listrik

Kendaraan listrik ditenagai oleh baterai yang dipasang pada kendaraan dan

biasanya memberikan biaya yang memadai untuk tenaga kendaraan melalui lalu

lintas kota. Baterai dipasang di dalam kendaraan dan digunakan untuk

menggerakkan sepeda motor sebagai alternatif untuk menggunakan mesin

pembakaran internal. Kendaraan listrik ditenagai oleh listrik dengan baterai isi

ulang yang besar, motor listrik, pengontrol yang mengirimkan listrik ke motor

dari pedal akselerator pengemudi, dan sistem pengisian daya. Bagian-bagian dari

kendaraan listrik ini menggantikan mesin IC, tangki bahan bakar, saluran bahan

bakar, dan sistem pembuangan pada sepeda tradisional. Kendaraan listrik mengisi

ulang baterai dengan menghubungkannya ke outlet listrik rumah tangga atau

stasiun pengisian khusus. Komponen utama yang digunakan dalam kendaraan

listrik yang ada adalah motor, pengontrol motor dan baterai.[1]

Teknologi kendaraan listrik telah berkembang sejak lebih dari seratus tahun

yang silam. Pada awalnya, kendaraan bertenaga listrik lebih dulu populer

dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak. Bahkan kendaraan

listriklah yang membantu meningkatkan popularitas kendaraan motor bakar di

masyarakat. Tokoh-tokoh seperti Davenport, Edison, dan Plante adalah sebagian

dari nama-nama yang penting dalam sejarah perkembangan kendaraan listrik. [3]

Sepeda motor listrik dimulai hampir bersamaan dengan sepeda tradisional. Pada

tahun 1895, Ogden Bolten diberikan hak paten Amerika Serikat untuk sepeda

5
bertenaga dengan motor hub enam kutub dan sikat DC yang dipasang di roda

belakang.[2]

Perkembangan kendaraan listrik dunia sebagian besar mengacu pada

perkembangan bidang ini di Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa serta

Jepang. Pada permulaan era kendaraan bermotor di Amerika Serikat sekitar tahun

1900-an, kendaraan listrik merupakan kendaraan yang jumlahnya paling banyak

dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak atau bertenaga uap. Hal

ini disebabkan antara lain karena kendaraan listrik memiliki berbagai kelebihan

seperti tidak bergetar, tidak mengeluarkan asap, serta tidak bising seperti halnya

kendaraan berbahan bakar minyak.[3]

2.2 Prinsip kerja sepeda motor listrik

Roda sepeda motor bagian belakang dihubungkan dengan rantai ke gear

yang digerakkan oleh motor listrik. Gear ini lebih kecil dari pada roda, tapi

kecepatan linier roda pasti lebih besar dari pada kecepatan linier gear, sehingga

untuk menggerakkan roda yang besar diperlukan usaha yang kecil saja. Prinsip

bergeraknya sepeda motor adalah gerak rotasi roda terhadap porosnya di

lintasan (jalan) akan menyebabkan gerak translasi juga (melaju di jalan). Misal

tiap detiknya terjadi satu putaran (360° atau 2π radian), maka kecepatan sudut

roda sepeda ω = 2π n/ 60 (rad/detik). Kecepatan sudut ini tentunya

menghasilkan kecepatan linier, kecepatan ban bergerak yaitu v = ω.R misal

radius roda sepeda 0,25 meter, maka kecepatan liniernya v = 1,57 m/s. [4]

6
2.3 Mekanisme Kerja Sepeda Motor Listrik
Mekanisme kerja dari sepeda motor listrik sangat sederhana. Sepeda motor

listrik memanfaatkan sumber tenaga yang berupa baterai yang digunakan untuk

menggerakkan motor listrik sehingga dapat menjalankan sepeda motor listrik.

Didalam kerjanya sepeda motor listrik dilengkapi sebuah controller yang salah

satu fungsinya adalah mengatur seluruh sistem kelistrikan pada sepeda motor

listrik.[5]
Bater

PW
M
Moto

Penggerak
Motor
Gambar 2.1. Sistem Propulsi Sepeda Motor Listrik

2.4 Prinsip Medan Magnet Permanen

Apabila sepotong bahan magnetik keras mengalami suatu gaya

pemagnetan yang kuat, domain-domainnya akan tersusun secara teratur pada

arah yang sama. Jika gaya pemagnetan dihilangkan, maka sebagian besar

domain tetap dalam kedudukan yang teratur dan dihasilkan suatu magnet

permanen. Kutub utara merupakan tempat keluarnya garis gaya magnetik dari

magnet dan kutub selatan merupakan tempat garis masuk ke magnet. Telah

diterangkan bahwa garis gaya yang mengelilingi kawat pembawa arus akan

saling tolak menolak jika garis-garis tersebut mempunyai arah yang sama.

Magnet tersebut akan saling tarik menarik jika mempunyai arah yang

berlawanan. Hal tersebut berlaku pula pada medan magnet permanen.

7
Pada gambar 2.2 ditentukan dari arah garis-garis gaya keluar melalui

utara, masuk ke selatan. Jika kutub yang sama didekatkan satu sama lain, maka

garis-garis yang sama arah akan saling berlawanan, sehingga cenderung untuk

saling memisahkan kedua magnet secara fisik. Kutub-kutub yang berlainan jika

didekatkan satu sama lain akan menghasilkan suatu efek tarik-menarik secara

fisik karena garis-garis gaya dari kedua magnet akan bergabung menjadi simpul

(loop) panjang yang menyatu. Medan dengan garis-garis yang sama mendorong

dan memisahkan kedua magnet. Garis-garis yang tidak sama akan tarik-

menarik, bergabung dan menarik magnet secara bersama-sama.

a.dua kutub magnet yang tidak sejenis b.dua kutub magnet yang sejenis

Gambar 2.2 Sifat sifat magnet.

2.5 Kemagnetan Listrik

Kemagnetan listrik ialah kemagnetan yang dibangkitkan oleh kuat arus

listrik. Sebagai contoh jika ada kuat arus mengalir di dalam kawat penghantar

atau konduktor, maka kuat arus ini akan membangkitkan medan magnet di

sekeliling penghantar tersebut. Jika penghantar itu berbentuk lilitan atau

kumparan kawat dan dialiri arus listrik maka timbul medan magnet. Salah satu

ujung menjadi kutub utara (U) sedangkan ujung yang lain menjadi kutub selatan

(S).

8
Gambar 2.3 Prinsip Kemagnetan Listrik

Ada 3 faktor yang sangat mempengaruhi medan dari kumparan kawat atau

lilitan antara lain adalah :

1)Kuat arus

Penambahan besarnya arus yang mengalir ke dalam kumparan ini berarti

memperbesar kuat medan atau dengan kata lain kekuatan medan akan

bertambah bila intensitas arus listriknya bertambah.

Gambar 2.4 Kuat arus mempengaruhi kekuatan medan dari lilitan

2) Menambah jumlah gulungan

Besarnya intensitas kuat arus yang tetap, maka kekuatan medan akan

bertambah bila jumlah gulungan ditambah atau dengan kata lain menambah

jumlah gulungan atau lilitan ini berarti akan memperbesar kekuatan medan.

Gambar 2.5 Menambah jumlah gulungan memperbesar kekuatan medan

9
3)Memasukan inti besi (kern) kumparan

Memasukkan inti besi (kern) ke dalam kumparan maka kekuatan medan

akan bertambah secara menyolok.

Gambar 2.6 Memasukan inti besi (kern) kumparan

2.6 Pengertian Motor Listrik

Motor listrik merupakan termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis

dan merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik

menjadi energi mekanik. Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga

mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi

magnet yang disebut sebagai elektromagenet. Sebagaimana kita ketahui bahwa

kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak

senama akan tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita

menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar dan magnet

yang lain pada suatu kedudukan yang tetap. Dari beberapa pengertian tersebut

dapat diperoleh kesimpulan, bahwa motor listrik adalah sebuah sistem yang

bekerja dengan memanfaatkan energi listrik yang diubah menjadi energi

mekanis/gerak dan dipengaruhi oleh gaya elektromagnetik, sehingga motor dapat

berputar selama arus listrik yang mengalir pada sistem motor listrik tercukupi

dengan baik [6]

10
2.7 Prinsip dan Mekanisme Kerja Motor Listrik

2.7.1. Prinsip Kerja Motor Listrik

Sepotong kawat apabila dialiri arus listrik diantara dua kutub

magnet kutub utara (KU) dan kutub selatan (KS), maka pada kawat tersebut

terkena sebuah gaya lorentz. Arah gerakan kawat sesuai dengan aturan

tangan kiri.(Perhatikan gambar 2.7).

Gambar 2.7 Penentuan arah gerak kawat berarus

Untuk mengetahui arah putaran dari motor atau berlawanan dengan

jarum jam, Perhatikan gambar 2.8. Pada gambar 2.8a arus listrik yang

mengalir melalui sisi kumparan sebelah atas dekat kutub utara (Ku)

meninggalkan kita sedangkan arah arus sebelah bawah dekat kutub selatan

menuju kita ,maka kumparan akan berputar berlawanan arah jarum jam

(Perhatikan arah medan magnet) sekitar kawat yang terdapat pada gambar 2.8 b

dan 2.8 c. Jika ujung kumparan dihubungkan sumber listrik DC dengan

polaristas berlawanan dengan polaritas baterai yang terdapat pada gambar 2.8

a. Maka kumparan akan berputar searah dengan jarum jam lebih jelasnya lihat

gambar .

11
(a) (b) (c)

Gambar 2.8 Prinsip kerja motor DC

2.7.2. Mekanisme Kerja Motor Listrik

Mekanisme kerja untuk semua jenis motor secara umum sama yaitu

a. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya

b. Jika kawat pembawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop,

maka kedua sisi loop atau pada sudut kanan medan magnet akan

mendapat gaya pada arah yang berlawanan.

c. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar

kumparan.

d. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya, yang berguna

untuk memberi tenaga putaran yang lebih seragam. Medan magnetnya

dihasilkan oleh susunan elektromagnetik, yang disebut sebagai kumparan

medan

12
Gambar 2.9 Prinsip dasar kerja motor listrik

Dalam memahami sebuah motor, sangatlah penting untuk mengerti

tentang apa yang dimaksud beban motor. Beban mengacu pada keluaran

tenaga putar/ torque, sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban pada

umumnya dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok:

1. Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya

bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torque nya tidak

bervariasi. Untuk contoh beban dengan torque konstan adalah conveyors,

rotary kilns, dan pompa displacement konstan.

2. Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi

dengan kecepatan operasi. Untuk contoh beban dengan variabel torque,

adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kwadrat

kecepatan).

3. Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque

yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk

beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.[7]

13
2.8 Motor Brushless

BLDC motor yang juga dikenal sebagai electronically commutated motors

adalah type motor sinkron yang memakai sumber listrik arus searah sebagai

sumber tenaganya. Disebut BLDC karena menggunakan sumber DC sebagai

sumber energi utamanya, lalu diubah menjadi tegangan AC menggunakan

inverter 3 fasa.[10]

Secara umum motor BLDC terdiri dari dua bagian, yaitu stator dan juga

rotor. Stator dalam motor BLDC merupakan bagian yang tidak bergerak yang

terdiri dari kumparan 3 fasa yang terlaminasi terhadap inti besi. sedangkan rotor

merupakan bagian yang berputar yang berbentuk kumpulan dari beberapa

magnet permanen. Perbedaan utama antara motor DC magnet permanent (DC-

MP) dengan motor BLDC adalah terletak pada pembangkitan medan magnet

untuk meghasilkan gaya gerak. Jika pada motor DC-MP medan magnet yang

dikontrol berada di rotor dan medan magnet tetap berada di stator. Sebaliknya

motor brushless menggunakan pembangkitan medan magnet stator untuk

mengontrol geraknya sedangkan gerak magnet tetap berada di rotor.[12] Karena

motor BLDC tanpa menggunakan brush, sehingga untuk dapat menentukan

timming komutasi memerlukan 3 buah hall sensor. Hall sensor ini berfungsi

sebagai penentu posisi rotor yang nantinya dilaporkan terhadap controller untuk

pemasukan daya listrik terhadap motor.

14
Gambar 2.10 Motor BLDC

Pada dasarnya prinsip kerja dari motor BLDC cukup sederhana, yaitu

magnet yang berada pada rotor motor akan tertarik dan terdorong oleh gaya

elektromagnetik yang diatur oleh controller dengan bantuan driver pada motor

BLDC. Selanjutnya gaya electromagnetic ini mendorong silinder berlubang

sehingga timbul adanya torsi untuk menggerakkan motor dengan kecepatan ω.

Dalam pengoperasiannya motor BLDC ini tidak dapat langsung dihubungkan

terhadap sumber arus DC. Motor ini memerlukan sistem control yang nantinya

akan mengatur timming komutasi.[8]

Keunggulan motor BLDC adalah:

• Torsi yang bagus

• Efisiensi yang tinggi

• Memiliki ketahanan yang bagus dalam pemakaian lama

• Dapat bekerja optimal pada semua rentang putaran rpm.

• Motor BLDC adalah yang terbaik dalam kerja putaran rendah.

Kelemahan motor BLDC:

• Membutuhkan kontroller, yang harus dikontroll secara Pulse Wide

Modulation dan derajat phase hall sensor.

15
• Top speed yang terbatas

• Power weight ratio yang rendah

• Tidak ideal dalam daya yang besar, daya maks 30KW

• Tidak idal dalam tegangan yang tinggi, V maks 200V

2.9 Skema Cara Kerja Putaran Motor DC brushless

Pada motor brushless DC terdapat interaksi antara magnet elektris pada

stator dan magnet permanen pada rotor. Timbulnya magnet elektris pada stator

merupakan akibat dari dialirinya arus DC pada kumparan stator sehingga timbul

medan magnet (B):

μNi
B=
2l

(1)

Dimana μ merupakan permeabelitas bahan, N adalah jumlah lilitan, I adalah

arus dan 𝑙 adalah panjang lilitan. Arus yang mengalir ke kumparan stator memiliki

nilai yang berubah diantara ketiga terminal dengan beda fasa yang sama sehingga

menyerupai sumber tiga fasa. Akibat dari perbedaan fasa dan perubahan nilai arus

maka nilai medan magnet pada setiap kumparan berubah secara teratur. Sehingga

terjadi interaksi tarik menarik antar magnet elektris dan magnet permanen secara

teratur. Gerakan akibat Tarik menarik ini menyebabkan rotor berputar dengan

kecepatan:

120 f
Ns= (2)
p

Dimana : f = frekuensi tegangan input (Hz/s)

p = jumlah kutub (pole) pada rotor dan 120 didapat dalam

16
1 putaran (360o) per 3 fasa motor.[13]

Melihat prinsip kerja motor DC brushless dan cara kerja sistem half

bridge pada proses peng-energize-an koil motor DC brushless maka cara kerja

putaran motor DC brushless sekarang dapat kita gambarkan, skema cara kerja

putaran motor DC brushless adalah sebagai berikut:

2.11 skema cara kerja putaran motor DC brushless

Komutasi menghasilkan medan putar. Pada step 1, phasa U dihubungkan

ke kutub positif pada bus motor DC brushless (Q1) lihat gambar 2.13, lalu phasa

V dihubungkan ke ground netral (kutub negative baterai) melalui Q4, untuk

phasa W tidak ter-energize, 2 buah vektor fluks dihasilkan oleh phasa U (panah

merah) dan phasa V(panah biru). Jumlah kedua vektor tersebut menghasilkan

vektor fluks pada stator(panah hijau) dimana rotor akan berusaha mengikuti

arah fluks stator tersebut. Pada kondisi ini motor sedang standby untuk

berputar, ketika posisi rotor sudah mencapai posisi tertentu yang diberikan,

maka nilai pernyataan logika pada Hall sensor berubah dari “101” ke “001”

dan pola tegangan baru tercipta pada motor DC brushless (BLDC) dimana phasa

V sekarang tidak ter-energize tetapi phasa W yang sekarang terhubung ke

17
netral ground (Q6) dimana posisi vector fluks stator(panah hijau) sekarang

berada pada posisi yang ditunjukan gambar step 2

2.12 skema cara kerja putaran motor DC brushless

Mengacu pada gambar 2.14 dan Tabel 2.1, kita sekarang dapat

menentukan switch (Q) mana saja yang aktif ketika phasa tertentu yang ter-

energize sehingga arah putaran rotor dapat terlihat. Pada step 3 phasa yang

aktif adalah W-V dan posisi vector fluks stator berada pada posisi tersebut,

lanjut ke step 4 phasa yang aktif adalah U-V dan rotor terus berputar kearah

fluks stator pada step 4.

2.13 skema cara kerja putaran motor DC brushless

Pada gambar step 5 dan step 6 terlihat phasa lain lagi yang ter-energize

dan arah putaran rotor terus mengikuti arah vektor fluks stator yang dihasilkan

dan selanjutnya proses putaran kembali lagi ke step 1. Itulah 6 langkah (step)

putaran elektris motor BLDC untuk melakukan 1 putaran penuh mekanis

motor BLDC.[9]

18
2.10 Perbandingan motor Brushless DC dengan motor jenis lain

Tabel 2.1Perbandingan motor DC tanpa sikat (brusless) dengan motor

DC dengan sikat (Brushed).[14]

Ciri Motor Brushless Motor Brushed


Pergantian Pergantian posisi Pergantian menggunakan
Hallsensor berbasis Sikat.
elektronik
Pemeliharaan Kurang diperlukan Pemeliharaan berkala
karena tidak adanya diperlukan.
sikat.
Ketahanan Lebih panjang Lebih pendek
Karakteristik Datar.Memungkinkan Cukup datar. Pada
kecepatan/torsi operasi di semua kecepatan tinggi gesekan
kecepatan dengan beban. pada sikat akan
meningkat sehingga torsi
berkurang.
Tenaga yang Tinggi. Bentuknya kecil Rendah. Panas yang
dihasilkan/ besarnya Karena motor brushless dihasilkan oleh dinamo
tutup memiliki gulungan yang dibuang melalui celah
terhubung pada Stator udara sehingga suhu
sehingga panas ada pada celah udara
dapat dihilangkan meningkatkan Sehingga
dengan baik. daya output menjadi
berkurang.
Rating Kecepatan Tinggi,Tidak ada Lebih rendah, terjadinya
Pembatasan gesekan pada sikat.
mekanik yang terjadi
pada sikat/komutator.
Kebisingan Rendah. Menghasilkan suara

19
pada
sikat yang bergesekan
dengan
komutator.
BiayaPembuatan Lebih tinggi, karena Rendah.
memiliki magnet
permanen, biaya
pembuatan lebih tinggi.
Kontrol Rumit dan mahal Sederhana dan rendah
Pengontrol Kecepatan Sebuah controller selalu Kontroller tidak
diperlukan untuk diperlukan
menjaga motor tetap Pada kecepatan.tetap;
berjalan. Controller yang controller hanya
sama dapat digunakan diperlukan jika
untuk mengontrol kecepatan kontrol yang
kecepatan. diinginkan.

Tabel 2.2 Perbandingan motor DC tanpa sikat (brusless) dengan motor

induksi.

Ciri Motor brushless Motor induksi


Karakteristik Datar.Memungkinkan Tidak stabil,torsi rendah
kecepatan/torsi operasi di semua torsi pada kecepatan
kecepatan dengan rendah.
beban.
Tenaga yang Tinggi karena memiliki Sedang, Karena kedua
Dihasilkan magnet permanen di stator dan rotor memiliki
rotor dan ukuran lebih gulungan dan daya
kecil dapat dicapai keluaran dengan ukuran
untuk daya output yang lebih rendah.
diberikan.
Torsi awal Tidak ada permintaan Kira-kira sampai tujuh

20
khusus dalam torsi kali kecepatan.
awal.
Pengontrol Sebuah kontroller Tidak ada kontroler
Kecepatan selalu diperlukan untuk diperlukan untuk
menjaga motor tetap kecepatan
berjalan. Controller tetap.kontroller
yang sama dapat diperlukan hanya jika
digunakan untuk kecepatan variabel yang
mengontrol kecepatan. diinginkan.
Slip Tidak ada slip yang Rotor berjalan pada
terjadi pada,frekuensi frekuensi yang lebih
rotor dan stator. rendah dibandingkan
dengan Frekuensi dan
slip
bertambah pada beban
motor.

2.11 Kontroller

Kontroller ini berfungsi sebagai pengaturan daya untuk menggerakkan

motor dc brushless. Controller yang digunakan memiliki 3 konektor. Konektor

pertama terhubung dengan pedal gas sebagai pengendali kecepatan. Konektor

kedua terhubung dengan baterai sebagai penyuplai energi. Konektor ketiga

terhubung dengan motor Brushless DC

Controller adalah komponen utama yang mengatur putaran motor.

Kontroller ideal adalah menyesuaikan motor yang digunakan, apabila motor

yang digunakan 3KW maka kontroller yang digunakan harus 3KW atau lebih

besar. Efek menggunakan kontroler yang lebih besar: ini justru sesuatu yang

21
bagus. Torsi akan meningkat, kontroler lebih awet dan top speed sama aja,

karena top speed adalah karakter dari motor BLDC

Gambar 2.14 Controller Motor BLDC

Rangkaian kontrol selain sebagai pengontrol perpindahan arus juga

sebagai pengarah putaran rotor. Oleh karena itu, kontroller membutuhkan

beberapa cara untuk menentukan orientasi rotor.

Controller dan Inverter (perubah tegangan DC menjadi AC) Controller

pada motor DC brushless berperan sangat penting dan dapat dikatakan sebagai

penunjang utama operasi motor DC brushless karena motor DC brushless

membutuhkan suatu trigger pulsa yang masuk ke bagian elektromagnetik

(stator) motor DC brushless untuk memberikan pengaturan besarnya arus yang

mengalir sehingga putaran motor dapat diatur secara akurat. Inverter pada motor

DC brushless berperan untuk mengubah tegangan DC yang masuk controller

menjadi tegangan AC karena jenis motor DC brushless biasanya memiliki

multipole tiga phase maka dibutuhkan inverter tiga phasa tegangan DC menjadi

AC agar dapat berputar.[15]

2.12 Baterai

Baterai merupakan bagian yang cukup vital pada sepeda motor listrik

dalam hal menyimpan energi untuk dapat digunakan sebagai daya penggerak

motor dan kontrolnya. Baterai adalah suatu proses kimia listrik, dimana pada

22
saat pengisian / charge energi listrik diubah menjadi energi kimia dan saat

pengeluaran / discharge energi kimia diubah menjadi energi listrik (ketika

baterai tersebut memberikan arus).

Gambar 2.15 Gambar Baterai

Baterai berfungsi sebagai sumber untuk menyediakan daya arus searah

(dc) yang akan disuplai ke controller. Pemilihan kapasitas baterai berdasarkan

spesifikasi dari motor dc brushless. Baterai merupakan sumber energi untuk

menggerakkan motor Brushless DC.Volt disesuaikan dengan spesifikasi motor

penggerak. Untuk Ampere, makin besar akan memberikan daya jangkau yang

lebih jauh. Baterai yang digunakan pada rancang bangun sepeda motor listrik ini

adalah baterai SLA 48 V, 12 Ah. Baterai biasa disimpan dengan dudukan di

bagian belakangan, di frame tengah atau paling praktis di depan stang. Tapi jika

baterai cukup berat biasa dipasang di belakang demi kestabilan &

keseimbangan.

2.13 Efisiensi Motor

Pada motor brushless DC terdapat rugi-rugi yang ditimbulkan oleh

komponen-komponen penyusun motor seperti rotor dan stator. Komponen ini

akan menimbulkan rugi-rugi tembaga, inti besi, mekanik seperti hambatan yang

ditimbulkan akibat gesekan dan udara. Faktor yang mempengaruhi rugi-rugi inti

besi yaitu hysteresis dan arus eddy.

23
Total rugi-rugi akan mempengaruhi daya yang dibutuhkan oleh motor

untuk bekerja dan efisiensi motor, dimana daya Output motor yaitu daya input

dikurangi total rugi-rugi yaitu I2.Rph, sehingga semakin besar total rugi-rugi

maka daya outputnya semakin kecil.[11]

Efisiensi motor dapat dihitung dengan:

. (3)

Beberapa parameter penting dalam sepeda motor listrik untuk mengukur

efisiensi motor adalah Torsi, Daya dan Rpm .

2.13.1 Torsi

Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja yakni

menggerakkan atau memindahkan mobil atau motor dari kondisi diam hingga

berjalan, jadi torsi adalah suatau energi. Besarnya torsi adalah besaran

turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari

benda yang berputar pada porosnya. Adapun perumusan dari torsi adalah

sebagai berikut. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya

sentrifugal seperti sebesar F, benda berputar pada porosnya dengan jari-jari

sebagai b, dengan data tersebut torsinya adalah

T = F x b (N.m) (4)

Dengan : T = Torsi benda berputar (N.m)

F = Gaya keliling dari benda yang berputar (N)

b = Jarak benda ke pusat rotasi (m)

24
Karena adanya torsi inilah yang menyebabkan benda berputar terhadap

porosnya, dan benda akan berhenti apabila ada usaha melawan torsi dengan

besar sama dengan arah yang berlawanan.

Pada motor brushles DC berlaku rumus untuk mencari torsi sebagai


berikut :

T = 5252 P / N (5)

Dimana : T = Torsi ( lb ft )

P = Daya (HP )

N = Kecepatan rotasi (Rpm)

2.13.2 Daya Motor

Perhitungan daya pada Motor Brushless DC adalah daya konsumsi dari

motor listrik yang melibatkan arus konsumsi motor listrik dan tegangan dari

baterai. Maka secara teoritis adalah sebagai berikut :

Daya = Arus x Tegangan

Dimana : Daya dinyatakan dalam satuan P

Arus dinyatakan dalam satuan I

Tegangan dinyatakan dalam satuan V

Maka kita dapatkan Rumus untuk Daya adalah :

P=IxV (6)

Dimana: P = Daya (Watt)

I = Kuat Arus (A)

V = Voltase (V)

25
Untuk mendapatkan nilai daya, ada 2 variabel yang diperlukan yaitu :

1) Tegangan Listrik ( Voltase )

Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam

rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur

energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran

listrik dalam sebuah konduktor listrik. Dalam dunia kendaraan listrik Voltase

sangat erat kaitannya dengan jumlah baterai. Baterai yang disusun seri akan

menyebabkan voltase ditambahkan. Misal 12V diseri dengan 6V maka tegangan

total adalah 18V. Dalam merangkai baterai secara seri memang boleh dalam

voltase yang berbeda, Namun apabila paralel voltase harus sama karena apabila

volt berbeda maka aka terjadi Short sebesar beda V tersebut.Voltase yang sering

digunakan dalam kendaraan listrik adalah 24V, 36V,48 V, 60V, 72V dan 84V.

Alat untuk mengukur Volt adalah Voltmeter, cara pemasangan voltmeter adalah

susunan pararel. Yaitu satu pin terhubung positif dan satu pin terhubung negatif.

Gambar 2.16 Pengukuran tegangan listrik

2) Arus Listrik

26
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan

waktu, dalam Satuan Internasional memiliki lambang I dan disebutkan dalam

satuan Amper. konsep yang harus kita pegang tentang arus listrik adalah: Arus

mengalir sesuai kebutuhan beban . Semakin beban meminta besar maka arus

yang mengalir semakin besar, begitupula sebaliknya. Linieritas dari hal itu

maka ukuran kabel sangat erak kaitannya dengan besarnya Amper yang

mengalir. Arus yang kecil dibawah 5A bisa menggunakan kabel 3mm, untuk

amper 10-20 A bisa menggunakan kabel yang 5mm.

Amperhour adalah satuan kapasitas aki/baterai/catu daya, atau amper yang

mampu dialirkan dalam waktu 1 jam. Jadi Ah itu ibarat tangki penampungan.

Bukan berarti sebuah kapasitas 10Ah hanya maksimum mengeluarkan 10 A.

Setiap jenis baterai memiliki kemampuan mengeluarkan A yang melebihi

kapasitas Ah nya. Misal aki mobil 45Ah yang mampu mengeluarkan arus 210A

ketika starter mesin.

Disini banyak pengguna kendaraan listrik yang masih salah kaprah. Ada

beberapa persepsi yang salah seperti baterai 7 Ah tidak bisa mengeluarkan arus

lebih dari 7A atau sepeda listrik yang baterai aslinya 12V 12Ah kalau diganti

baterai mobil 45Ah bisa terbakar kontrollernya, ada juga yang berpersepsi

baterai kalau disusun seri juga ikut dijumlahkan. Alat untuk mengukur arus

listrik adalah Ampermeter. Cara pemasangan ampermeter adalah susunan seri,

yaitu memutus jalur rangkaian.

27
Gambar 2.17 Pengukuran arus listrik

2.13.3. Kecepatan Roda

Indikator penting pada sebuah kendaran yaitu RPM mesin.Indikator

tersebut biasanya berupa meter penunjuk (Gauge) berbentuk lingkaran atau

busur lingkaran dengan angka-angka dan sebuah jarum penunjuk. Meter

penunjuk ini disebut dengan RPM metrer atau Tachometer. Angka yang

tertera tachometer biasanya antara 1 sampai 10, masing-masing angka

menunjukkan angka ribuan. Jdi saat jarum tachometer menunjukkan angka 2,

Berarti putaran poros engkol mesin adalah 2000 rpm.

Adapun RPM digunakan untuk mengukur daya keluaran dari motor:

Pout= τ x ω. (7)

Dimana :Pout = daya output dari motor (W)

τ = Torsi (Nm)

ω = Kecepatan angular (rad/s)

2.13 Tahanan terhadap daya motor

Dalam rancang bangun sepeda motor listrik ini sifat kendaraan juga harus

di perhitungkan, di mana sifat kendaraan ini di pengaruhi banyak hal-hal di

antaranya berat kendaraan, keadaan jalan, jenis mesin yang di gunakan dan hal-

hal yang mempengaruhi performa kendaraan seperti perlawanan-perlawanan

28
yang akan di alami sepeda motor listrik tersebut. Perlawanan-perlawanan

tersebut antara lain :

1. Tahanan aerodinamik

Tahanan aerodinamik adalah tahan yang di alami sepeda motor listrik

terhadap gesekan udara den dengan pengendara juga. Besarnya tahanan

aerodinamik (Ra) dapat di nyatakan dalam persamaan berikut :

Diketahui : Cd = 0,9

A = Luas penampang sepeda motor listrik dan pengendara (m2)

V = Kecepatan sepeda motor listrik (m/s)

𝜌 = Densitas udara = (1,175 kg/m3)

𝑀𝑎𝑘𝑎 ∶

Ra = 0,5 . cd . A . V2 . 𝜌 (8)

2. Tahanan gelinding Tahanan yang di akibatkan sepeda motor listrik

akibat adanya perubahan bentuk yang terjadi pada ban dan permukaan jalan.

Besarnya tahanan gelinding (Rr) dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

Rr = Cr . Wt (9)

Dimana :

Cr = koefisien tahanan gelinding = 0,008

Wt = Berat total

29
BAB III

PERANCANGAN SISTEM KESELURUHAN


3.1 Umum

Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan perangkat-perangkat

yang digunakan dalam pembuatan sepeda motor listrik (electric motorcycle)

yang meliputi sistem kerangka, motor BLDC, kontroler, baterai. Dengan

demikian perancangan sepeda motor listrik ini dapat menghasilkan kesimpulan

yang dapat dipertanggung jawabkan. langkah-langkah yang telah ditetapkan

adalah penetapan tempat dan waktu penelitian, penetapan alat dan bahan,

penetapan prosedur percobaan dan membuat diagram alur pengujian.

3.2 Waktu dan Pelaksanaan

Perancangan dan pembuatan alat telah di mulai pada bulan Maret 2018 di

lab teknik tegangan tinggi USU dan pengujian data telah dilaksanakan pada

bulan Agustus 2018 di lab konversi energi USU dan stadion mini USU.

3.3 Alat dan Bahan

Untuk melakukan perancangan dan pengujian maka diperlukan

peralatan-peralatan sebagai berikut:

1. Rangka Sepeda Motor Bekas

2. Motor BLDC

3. kontroler motor BLDC

4. Baterai 12 volt 12 ah 4 buah

5. Charger 48 volt

6. Potensiometer

30
3.4 Diagram Alir Perencanaan Sepeda Motor Listrik

Diagram alir menujukkan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam

perancangan.

Diagram alir penelitian ditunjukkan oleh Gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

3.5 Prosedur Pelaksanaan

Adapun prosedur dalam pembuatan tugas akhir ini terdiri dari beberapa

tahap pengerjaan yaitu:

1) Pemilihan Komponen Untuk Perakitan Sepeda Motor Listrik

Dalam pemilihan komponen untuk sistem pemindah tenaga

sepeda motor listrik dilakukan dengan cara memilih spesifikasi sesuai

kebutuhan seperti:

31
 Memilih besi profil L dan besi strip untuk kedudukan baterai.

 Memilih besi strip untuk kedudukan baterai.

 Memilih rangka motor sebagai kedudukan komponen sepeda

motor listrik.

 Memilih motor listrik BLDC sebagai penggeraknya.

 Memilih kontroler motor BLDC sebagai pengatur motor BLDC.

 Memilih handle gas sebagai pengatur kecepatan yang keluar pada

motor BLDC.

2) Perakitan

Proses perakitan sepeda motor listrik dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

 Membuat kedudukan baterai.

 Pengecatan rangka.

 Membuat kedudukan kontroler.

 Pemasangan baterai di serikan.

 Penyambungan kabel motor BLDC ke kontroler.

 Penyambungan kabel kontroler ke baterai.

 Penyambungan kabel handle gas kekontroler

3.6 Perancangan Kerangka Sepeda Motor Listrik

Bentuk Sepeda Motor Listrik akan di rancang dan di bangun

menggunakan rangka dasar Sepeda Motor CB100. Karena Suku cadang yang di

gunakan pada cb100 tidak terlalu banyak jadi dapat mengurangi berat yang

besar sehingga efisien di gunakan, mudah di rakit dan mudah pelepasan

32
prangkat elektronik yang di pasang. Oleh sebab itu Pada saat perakitan sepeda

motor listrik ini tidak banyak perubahan dalam keaslian komponen dan

mempertahankan model sepeda motor cb100.

Gambar 3.2 Kerangka Sepeda Motor Listrik

3.6 Sistem Gear pada Sepeda Motor Listrik

Gear adalah sebutan untuk roda gigi yang bekerja pada suatu mesin yang

fungsinya adalah untuk mentransmisikan daya. Gear merupakan bagian mesin

yang bentuk sederhananya bergerigi, dapat berputar dan biasanya terhubung

dengan gear lain untuk mengirimkan torsi. Dua buah gear atau lebih yang

bekerja bersama-sama akan menghasilkan tenaga mekanis melalui

perputarannya merupakan definisi sederhana dari mesin. Pada penelitian ini

system gearnya adalah dihubungan mengunakan rantai. Gear utama yang

sebelah kanan menyatu langsung dengan bagian motor BLDC dihubungkan

dengan gear lebih kecil seperti tampak pada gambar 3.3 ini.

33
Gambar 3.3 Gear Pada Sisi Kanan Sepeda Motor Listrik

Gear yang kecil yang sudah dapat transmisi daya langsung dari BLDC

akan memutar gear yang sudah terhubung dengan as motor segingga memutar

gear yg berada pada sisi kiri sepeda motor dan gear ini dihubung kan lagi

menggunakan rantai untuk memutar roda belakang sepeda motor seperti

ditunjukkan pada gambar 3.4 ini.

Gambar 3.4 Gear Pada Sisi Kiri Sepeda Motor Listrik .

34
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemilihan Bahan dan Komponen


Berikut adalah komponen serta bahan yang digunakan untuk merakit

sepeda motor listrik:

1) Besi Profill L dan Besi Strip

Besi profil ini dipilih karena tidak terlalu berat dan besar saat dibuat

untuk kedudukan aki dan besi strip ini dipilih karena tidak terlalu besar dan

tidak berat yang mengakibatkan penambahan berat rangka tidak terlalu banyak.

2) Rangka Motor

Bentuk Sepeda Motor Listrik akan di rancang dan di bangun

menggunakan rangka dasar Sepeda Motor CB100. Karena Suku cadang yang di

gunakan pada cb100 tidak terlalu banyak jadi dapat mengurangi berat yang

besar sehingga efisien di gunakan, mudah di rakit dan mudah pelepasan

prangkat elektronik yang di pasang. Oleh sebab itu pada saat perakitan sepeda

motor listrik ini tidak banyak perubahan dalam keaslian komponen dan

mempertahankan model sepeda motor cb100.

Pada bab ini akan disajikan mekanisme pengukuran dan serangkaian uji

coba terhadap kendaraan listrik yang telah dibuat. Dari proses pengukuran dan

uji coba yang telah dilakukan kemudian akan didapatkan data. Selanjutnya

dilakukan proses analisa terhadap data hasil pengukuran dan uji coba ini.

35
3) Motor BLDC 3 Kw

 Merek : QSMotor

 Tipe : Hub Motor With Permanent Magnet

 Daya : 3Kw

 Rate Voltage : 72 Volt(48-144 can be optional)

4) Kontroler 3 Kw

 Power : 3 Kw

 Voltage : 72 Volt

5) Handle Gas

Handle gas dipilih sesuai dengan tegangan motor BLDC yaitu 48V dan

ada indikator baterai dapat mengetahui sisa baterai yang ada.

4.2 Proses Perakitan Sepeda Motor Listrik

Adapun proses perakitan sepeda motor listrik sebagai berikut:

1) Proses Pembuatan Kedudukan Aki

Berikut adalah proses pembuatan kedudukan baterai:

a) Potong besi profil L 4 buah

b) Kemudian las untuk menyambungkan besi profil L yang telah

dipotong tadi seperti gambar berikut:

Gambar 4.1 Pengelasan Besi Kedudukan Baterai


c) Gerinda bekas pengelasan.

36
2) Pembuatan Kedudukan Kontroler

Berikut adalah proses pembuatan kedudukan kontroler yaitu kontroler

akan dipasang pada bagian bawah tangki motor yang sudah di angkat kemudian

disambungkan pada rangka motor menggunakan baut dan mur.

3) Proses Pemasangan BLDC 3KW

Berikut adalah proses pemasangan motor BLDC :

a) Pasang motor bldc pada pada bagian tengah bawah sepeda motor listrik.

b) Kemudian pasang mur ke as motor BLDC dan eratkan menggunakan

kunci pas 21.

c) Sambungkan kabel besar tunggal hijau, biru, kuning skun ring pada

motor BLDC ke kabel besar tunggal hijau, biru, kuning skun ring pada

kontroler dengan baut heatsink atau bisa juga disambungkan melalu suatu

terminal.

Gambar 4.2 Sambungan Kabel Motor ke Kontroler


d) Sambungkan kabel dari handle gas ke kontroler.

Gambar 4.3 Sambungan Kabel Handle Gas ke Kontroler

37
4.3 Hasil Perancangan

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang selanjutnya akan

di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan

untuk mengetahui kemampuan alat yang direncanakan apakah bekerja sesuai

dengan yang diharapkan dan berjalan sesuai dengan teori yang direncanakan.

Dari hasil rancangan dan pembuatan sepeda motor listrik (electric motorcycle)

ini mempunyai hasil yang tampak pada gambar berikut ini.

Gambar 4.4. Sepeda Motor Listrik Tampak Samping Kanan

Gambar 4.5. Sepeda Motor Listrik Tampak Samping Kiri

38
(a) (b)

Gambar 4.4. Sepeda Motor Listrik Tampak Depan (a) dan Tampak

Belakang(b)

4.4 Data Data Sepeda Motor Listrik BLDC 3Kw

 Berat total kendaran : 108 Kg

 Panjang : 1,20 m

 Lebar : 0,68 m

 Diameter Roda : 0,56 m

 Ke.Maksimum : 70 Km/h

4.5 Data-data Dasar Komopen Utama Sepeda Motor Listrik

 Motor : Brushless gearless hub motor

 Daya : 3 Kw

 Kontroller : 3 Kw

 Baterai : 48 Volt 12 Ah

39
4.6 Mekanisme Pengujian Sepeda Motor Listrik

Secara garis besar, proses pengujian dilakukan dengan cara pengukuran

pada perangkat mekanik dan pengukuran pada perangkat elektrik. Untuk

melakukan pengukuran pada perangkat mekanik, maka dibutuhkan perangkat

ukur yang disesuaikan dengan parameter (besaran) yang akan diukur. Untuk

perangkat mekanik parameter yang akan diukur yaitu banyaknya rotasi per

menit (RPM).

Begitu juga untuk melakukan pengukuran pada perangkat elektrik, maka

dibutuhkan perangkat ukur yang disesuaikan dengan parameter (besaran) yang

akan diukur. Untuk perangkat elektrik parameter yang akan diukur yaitu

tegangan (V) dan arus (I), sehingga perangkat ukur yang diperlukan yaitu

wattmeter. Perangkat ukur ini dibagi menjadi 2 yaitu analog dan digital, dalam

hal ini perangkat ukur digital lebih memudahkan pembacaan dan pengukuran.

4.7 Penentuan Tahanan Gelinding

Tahanan guling/ tahanan gelincir / tahanan gelinding (Rolling Resistance,

biasa disingkat RR) merupakan segala gaya-gaya luar yang berlawanan arah

dengan arah gerak kendaraan yang sedang berjalan di atas suatu jalur. Untuk

perhitungan tahanan gelinding yaitu :

RR = Wt x Crr

= (berat total) x (koef tahanan gelinding = 0,008)

= (160 kg) x (9,8 m/s) x (0,008)

= 12,54

40
4.8 Penentuan Tahanan Aerodinamik

Tahanan aerodinamik adalah tahanan yang di alami sepeda motor listrik

akibat adanya gesekan terhadap udara. Besarnya tahanan aerodinamik (Ra)

Dapat di nyatakan dalam persamaan berikut :

Cd = 0,9

A = 0.8 x 1.25 = 1 m2

V = 10 km/jam

= 2,78 m/s

𝜌 = Densitas udara

= (1,175 kg/m3)

𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 ∶ Ra = 0,5 . cd . A . V2 . 𝜌

= 0,5 . 0,9 . 1 . (2,78)2 . 1,175

= 4,09 N

4.9 Proses Pengujian Efisiensi Sepeda Motor Listrik

Proses pengujian efisiensi motor pada sepeda motor listrik dilakukan

dengan 2 tahapan. Tahapan pertama yaitu pengujian dengan tanpa beban /

hanya beban dari roda belakang saja. Tahapan kedua dengan cara memberikan

beban dengan variasi beban I yaitu dari umur 16 tahun - 29 tahun dengan berat

badan 54,2 kg – 58,8 kg. Berdasarkan rentang variasi beban I, pengendara dalam

variasi ini memiliki berat badan 53 kg. Variasi beban II yaitu dari umur 29 tahun

- 49 tahun dengan berat badan 58,9 kg – 62,9 kg. Berdasarkan rentang variasi

beban II, pengendara dalam variasi ini memiliki berat badan 62 kg pada jalan

datar.

41
Tabel 4.1 Rerata dan Median Berat Badan/Tinggi Badan Menurut

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

4.8.1. Data hasil uji sepeda motor listrik 3 kw tanpa beban

Hasil pengujian Sepeda Motor Listrik BLDC 3 KW tanpa beban

dilakukan dengan cara mengatur kecepatan tetapi roda belakang diangkat

sehingga tidak menyentuh lintasan.

Gambar 4.8 Pengujian Sepeda Motor Listrik BLDC 3 KW Tanpa Beban

Kecepata V (Volt) I(Amp) P.input Rpm Ttorsi P.out ef(%)

42
n(Km/h) (Watt) (Nm) (Watt)
10 51,16 1,002 51,25 94,78 5,27 51,1 99,71
15 51,02 1,293 65,96 138,9 4,52 65,71 99,63
20 51,12 1,614 82,5 185,2 4,24 82,11 99,53
25 50,97 1,962 100 231,5 4,1 99,43 99,43
30 51,01 2,311 117,86 277,8 4,03 117,07 99,33
35 51,09 2,553 130,43 324,1 3,82 129,47 99,26
40 51,1 2,758 140,91 370,4 3,61 139,79 99,2
Tabel 4.2 Pengujian Sepeda Motor Listrik BLDC 3 KW Tanpa Beban

4.8.2. Data hasil uji sepeda motor listrik 3 kw menggunakan beban

Hasil pengujian Sepeda Motor Listrik BLDC 3 KW menggunakan

beban ini dilakukan di jalan mendatar berdasarkan variasi beban I yaitu 57

kg dan variasi beban 2 yaitu 62 kg. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali

untuk mendapatkan data yang valid demi menghindari kesalahan dalam

pengambilan data.

Tabel 4.3 Pengujian Sepeda Motor Listrik BLDC 3 KW Dengan beban 53 kg

Kecep
v P. in Torsi P. Out
atan i (Amp) rpm Ef(%)
(Volt) (Watt) (Nm) (Watt)
(Km/h)
10 4,99 51,78 258,75 94,78 24,58 255 98,55
15 7,12 51,4 366,04 138,9 23,71 358,43 97,92
20 8,47 50,75 430 185,2 20,8 419,23 97,5
25 9,89 50,89 503,13 231,5 19,39 488,47 97,09
30 10,73 51,1 548,15 277,8 17,56 530,89 96,85
35 12,28 51,32 630,43 324 17,23 607,79 96,41
40 13,34 51,34 685 370,4 16,33 658,3 96,1

Tabel 4.4 Pengujian Sepeda Motor Listrik BLDC 3 KW Dengan beban 62 kg

Kec. I v P.in Torsi P. Out


rpm Ef(%)
(Km/ja) (Amp) (Volt) (Watt) (Nm) (Watt)
10 6,6 50,18 331,25 94,78 31,48 324,71 98,03
15 8,54 50,82 433,96 138,9 27,98 423,02 97,48
20 10,46 51,16 535 185,2 25,73 518,6 96,93
25 12,17 51,34 625 231,5 23,92 602,77 96,44
30 14,26 49,6 707,41 277,8 22,39 676,89 95,69

43
35 15,55 50,34 782,6 324 21,16 746,35 95,37
40 18,11 49,7 900 370,4 21,1 850,81 94,53

4.8.3. Pengolahan Data

Pengolahan data menggunakan rumus berdasarkan teori dasar, pengolahan

data dilakukan secara manual. Berikut ini adalah salah satu pengolahan data dari

pengujian tanpa beban dan pengujian dengan beban 160 kg pada sepeda motor

listrik. Berikut ini adalah salah satu contoh dari pengolahan data berdasarkan

data pertama yang didapatkan dari hasil pengujian pada masing-masing

prengujian.

1) Pengolahan data tanpa beban


Dik : Daya Input = 51,25
Rph = 0,15
I = 1,002
Kecepatan = 10 Km/h
Jari jari roda = 0,28
Dit : a Rpm
b.Daya Output
c. Torsi
d. Efisiensi
Jawab:
a) v =wxr
10000 m
= w x 0,28
3600 s
w = 9,92 rad/s
60 x w 60 x 9,92
n =

= 6,28 = 94,78

b) Daya ouput
P Out = P In – P loses
P Loses = I2.Rph
= 1,0022 . 0,15
= 0,15 Watt
Pout = 51,25-0,15
= 51,1 Watt = 0,07 Hp
c) Torsi

44
5252 x Hp
Torsi =
Rpm
5252 x 0,07
Torsi ¿ =¿3,88 lb ft
94,78
= 5,06 Nm
d) Efisiensi

Ef = ( Pout
Pin )
x 100 %

=(
51,25 )
51,1
x 100=99,7 %

2) Pengolahan data dengan variasi beban 160 kg


Dik : Daya Input = 258,75
Rph = 0,15
I = 4,99
Kecepatan = 10 Km/h
Jari jari roda = 0,28
Dit : a Rpm
b.Daya Output
c. Torsi
d. Efisiensi
Jawab:
a) v =wxr

10000 m
= w x 0,28
3600 s
w = 9,92 rad/s
60 x w 60 x 9,92
n =

= 6,28

= 94,78 rad/s
b) Daya ouput
P Out = P In – P loses
P Loses = I2.Rph
= 4,992 . 0,15
= 3,74 Watt
Pout = 258,75-3,75
= 255 Watt = 0,34
c) Torsi
5252 x Hp
Torsi =
Rpm

45
5252 x 0,34
Torsi ¿ =¿18,84 lb ft
94,78
= 24,58 Nm
d) Efisiensi

Ef = ( Pout
Pin )
x 100 %

=(
258,75 )
255
x 100=98,55 %

4.8.4 Analisa Hasil Pengujian

Berdasarkan data hasil pengujian tanpa beban dan data hasil pengujian

dengan variasi beban yang telah dimuat dalam tabel selanjutnya dibuat grafik

sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Berikut dibawah ini

merupakan grafik hasil pengujian sepeda motor listrik 3 Kw.

1. Grafik Kecepatan vs Torsi berdasarkan variasi beban

kecepatan vs torsi
35
30
kecepatan (km/h)

25
20 variasi beban I 53 kg
variasi beban IV 62 kg
15
variasi tanpa beban
10
5
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45
torsi (Nm)

Gambar 4.9 Grafik kecepatan vs torsi

Berdasarkan grafik pada gambar 4.9 dapat kita lihat bahwa nilai torsi

semakin kecil apabila kecepatan terus meningkat, tetapi pada kecepatan yang

sama pada setiap pengujian torsi semakin meningkat dikarenakan perbedaan

46
berat beban .Semakin meningkat berat beban maka torsi yang dibutuhkan juga

meningkat.

2.Grafik Kecepatan vs Daya

Kecepatan vs Daya
1000
800
variasi beban I 53 kg
Daya (watt)

600
variasi beban IV 62 kg
400
variasi tanpa beban
200
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45
kecepatan (Km/h)

Gambar 4.10 Grafik Kecepatan vs Daya

Berdasarkan gambar grafik 4.10 diatas dapat disimpulkan bahwa adanya

perbedaan nilai daya pada setiap variasi kecepatan dan variasi beban. Semakin

tinggi kecepatan maka daya akan meningkat pula (berbanding lurus), kemudian

berat beban yang meningkat pada kecepatan yamg sama mempengaruhi daya,

daya semakin meningkat berbanding lurus dengan peningkatan berat beban pada

kecepatan yang sama.

2.Grafik Kecepatan vs Efisiensi

47
Kecepatan vs Efisiensi
102
100
98
Efisiensi (%)
variasi beban I 53 kg
96 variasi beban IV 62 kg
94 variasi tanpa beban
92
90
5 10 15 20 25 30 35 40 45
Kecepatan (km/h)

Gambar 4.11 Grafik Kecepatan vs Efisiensi

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat efisiensi terus mengalami

penurunan seiring bertambahnya kecepatan, terlihat efisiensi terendah terjadi

saat pengujian dengan variasi beban 62 kg dengan kecepatan 40 km/jam. Hal ini

menunjukan adanya pengaruh berat beban terhadap efisiensi, dimana pada

kecepatan yang sama dan berat beban yang berbeda efisiensi semakin

berkurang.

48
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan yaitu :

1) Torsi tertinggi didapatkan pada kecepatan terendah maka semakin tinggi

kecepatan, torsi akan menurun. Kemudian pada kecepatan tertentu,

semakin tinggi berat beban maka torsi yang dihasilkan semakin besar

2) Berat pengemudi dan kecepatan motor sangat mempengaruhi pemakaian

daya, semakin besar berat pengemudi dan kecepatan motor maka daya

akan semakin meningkat, dimana dari kecepatan 10 km/jam sampai

kecepatan 40 km/jam daya pemakaian baterai semakin meningkat dan

cenderung linear.

3) Berat beban dapat mempengaruhi efisiensi dari motor BLDC dimana

pada saat pengujian tanpa beban dan pengujian dengan beban terjadi

penurunan efisiensi,penurunan efisiensi lebih besar terdapat pada

pengujian dengan veriasi beban II (62 kg).

5.2 Saran

1) Diharapkan pada pengujian dimasa yang akan datang menggunakan


alat dynamometer.

2) Diharapkan kontroller yang digunakan pada rancang bangun sepeda

motor berikutnya menggunakan kontroller yang lebih besar dari

kapasitas daya motor bldc.

49
Daftar Pustaka

[1] R. D. Belekar, Shweta Subramanian, Pratik Vinay Panvalkar, Medha


Desai, Ronit Patole, Alternator Charging System for Electric Motorcycles,
International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET),
Volume: 04, April 2017

[2] Esther Salmeron-Manzano, Francisco Manzano-Agugliaro, The Electric


Bicycle, Worldwide Research Trends, 20 July 2018

[3] Nyoman S Kumara, I Wayan Sukerayasa, Tinjauan Perkembangan


Kendaraan Listrik Dunia Hingga Sekarang, Department of Electrical
Engineering University of Udayana Bali, Vol 08, Juni 2009

[4] Eko Prasetyo, Dahmir Dahlan, Rahmad Ryfaldi, Analisis Uji jalan Sepeda
Motor Listrik 1 kW, Seminar Rekayasa Teknologi, Agustus 2018

[5] Janriko B. Manalu, Hasdari Helmi Rangkuti, ‘Rancang Bangun Sepeda


Motor Listrik’ , Jurnal Singuda Ensikom, Vol No.. /Agustus, 2017

[6] I Nyoman Bagia, I Made Parsa, Motor-Motor Listrik, Cv. Rasi Terbit,
2018

[7] Aditya Kuswardana, Analisis Sistem Motor Penggerak Pada Mobil Listrik
Dengan Kapasitas Satu Penumpang, Universitas Negeri Semarang, 2016

[8] Yuniarto,Muhammad Nur dkk. 2014 Perancangan dan Uji Performa Axial
Flux Permanent Magnet Coreless Brushless Direct Curent Motor. Jurnal
Teknik POMITS Vol. 1, No 1

[9] Muhammad Taufiq Ridhwan, Rancang Bangun Penggerak Motor


Brushless DC 350W/48kV, Politeknik Negeri Bandung,2012

[10] Takashi Kenjo, Shigenobu Nagamori. 2003. “Brushless


Motors”.Kanagawa: Sogo Electronic Press.

[11] Nadia Julian Putri, Analisis Pemodelan Motor Brushless DC 1500 Rpm
Untuk Aplikasi UAV (Unmanned Aerial Vehicle), Universitas
Lampung,2018

50
[12] Qori Dermawan, Muhammad Sadli, Andik Bintoro, Penggunaan Motor
DC Brushless Sunny Sky X2212-13 KV: 980 II Pada Perancangan
Quadcopter, Jurnal Energi Listrik, Volume 7 No. 2, Tahun 2018

[13] S. Nagamori, Permanent-Magnet and Brushless DC Motors, Oxford:


Clarendon Press, 1985.

[14] Padmaraja Yedamale, 2003, Brushless DC motor Fundamental, Microchip


Technology Inc. Amerika Serikat.

[15] Jatmiko, Abdul Basith, Agus Ulinuha, Muhammad Afan Muhlasin, Ibnu
Shokhibul Khak, Analisis Performa dan Konsumsi Daya Motor BLDC
350 W pada Prototipe Mobil Listrik Ababil, Jurnal Emitor, Vol.18 No. 02

51
Lampiran

Gambar A.1 Wh meter pada saat pengujian tanpa beban

Gambar A.3 Pengujian Berbeban dengan Berat Pengendara 53 kg

Gambar A.4 Pengujian Berbeban dengan Berat Pengendara 62 kg

52
QS Motor 17inch 3kW 273 40H V2 BLDC Electric
Scooter Motorcycle in wheel hub motor with
conversion kits
1.QS Motor Specfication
 
 Motor Type: BLDC Outer Rotor In-Wheel Hub Motor With Hall Sensor
 Brand: QS Motor,QSMOTOR
 Motor Design: Double axle with 17inch moped rim (integrated)
 Rim size:17x3.5inch
 Magnet Height: 40mm, 28 pole pairs
 Stator: Aluminum Core
 Rated Power: 3000W
 Speed(customizable): 
             48v 30km/h~65km/h 300-900RPM
60v 30km/h~80km/h 300-1100RPM
72v 30km/h~80km/h 300-1100RPM
 Max Torque approx 170N.m
 KV: 5.69/8.35 (optional)
 Thermic Probe: KTY83-122 (as default, optional)
 Max Efficiency approx 88%
 Brake type: Disc brake (as default), PCD3*80mm-M8, CB 58mm
 Drop-outs: 200mm
 Dual Halls with waterproof connectos(One for spare, in case of damage)
 8mm² Phase Wire
 Waterproof Grade: IP54
 Color: Black (as default), Yellow or White/Luminous 

2. Drawing  
 

53
4. Test Report 
Here is one test teport of our 3000w 40h hub motor, 72v 773.6rpm
If you want to check other test report with different kV value, pls.
contact with our sales freely.
 

54

Anda mungkin juga menyukai