Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK

SEPEDA LISTRIK

DISUSUN OLEH :
- Elfarezhel Agung Dwisantra;2315061004

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


2023/2024
DAFTAR ISI

BAB I..................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................ 3
1.1 Latar Belakang............................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 3
BAB II ................................................................................... 4
PEMBAHASAN ................................................................... 4
2.1 Sepeda Listrik ................................................................ 4
2.1.1 Rancangan Sepeda Listrik ........................................ 5
2.2 Inovasi Pengembangan Sepeda Listrik kedepannya ..... 10
BAB III ................................................................................ 13
PENUTUP ........................................................................... 13
3.1 Kesimpulan .................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepeda listrik, atau dikenal juga dengan e-bike, powerbike, adalah sepeda yang
mempunyai motor listrik sebagai alat bantu geraknya. Perbedaan sepeda listrik dengan sepeda
motor listrik adalah, sepeda listrik mempunyai pedal seperti sepeda pada umumnya, yang bisa
juga digunakan untuk menggerakkan sepeda listrik tersebut, sedangkan sepeda motor listrik
hanya mengandalkan motor listrik sebagai penggeraknya. Sepeda listrik menggunakan baterai
isi ulang sebagai sumber tenaga motor listrik. Motor listrik membantu untuk mengurangi
kelelahan dalam bersepeda, membuat sepeda ini digemari oleh banyak orang, termasuk orang
dengan keterbatasan kemampuan fisik dan kaum manula.
Sepeda listrik menggunakan baterai isi ulang dan sepeda yang lebih ringan dapat melaju
dengan kecepatan 25 hingga 32 km/h (16 hingga 20 mph), bergantung pada undang-undang
setempat, sedangkan varietas yang lebih bertenaga sering kali dapat melaju lebih dari 45
km/h (28 mph). Di beberapa pasar, seperti di Jerman hingga tahun 2013, sepeda listrik
mendapatkan popularitas dan mengambil beberapa pangsa pasar dari sepeda konvensional
sementara di yang lain, seperti di Tiongkok hingga 2010, sepeda listrik mengganti moped
bertenaga bahan bakar fosil dan sepeda motor kecil.
Bergantung pada undang-undang setempat, banyak sepeda listrik (mis., Pedelec) secara
hukum diklasifikasikan sebagai sepeda alih-alih moped atau sepeda motor. Ini
membebaskannya dari undang-undang yang lebih ketat terkait sertifikasi dan pengoperasian
kendaraan roda dua yang lebih kuat yang sering digolongkan sebagai sepeda motor listrik.
Sepeda listrik juga dapat didefinisikan secara terpisah dan diperlakukan berdasarkan undang-
undang sepeda listrik yang berbeda.
(source : Wikipedia)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Rancangan sebuah Sepeda Listrik?
2. Bagaimana rencana perkembangan sepeda Listrik kedepannya?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui Rancangan sebuah Sepeda Listrik
2. Untuk mengetahui rencana perkembangan sepeda Listrik kedepannya.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sepeda Listrik
Pada tahun 1890-an, sepeda listrik didokumentasikan dalam berbagai paten
AS. Sebagai contoh, pada tanggal 31 Desember 1895, Ogden Bolton Jr diberikan U.S.
Patent 552.271 untuk sepeda bertenaga baterai dengan "motor hub arus searah sikat
dan komutator 6 kutub yang dipasang di roda belakang". Tidak ada gigi dan motor
bisa menarik hingga 100 ampere (A) dari baterai 10 volt.[4]
Dua tahun kemudian, pada tahun 1897, Hosea W. Libbey dari Boston
menemukan sepeda listrik (U.S. Patent 596.272) yang digerakkan oleh "motor listrik
ganda". Motor dirancang di dalam hub poros crankset.[5] Model ini kemudian
ditemukan kembali dan ditiru pada akhir 1990-an oleh sepeda listrik Giant Lafree.
Pada 1898 sepeda listrik penggerak roda belakang, yang menggunakan sabuk
penggerak di sepanjang tepi luar roda, dipatenkan oleh Mathew J. Steffens. Juga, U.S.
Patent 627.066 1899 oleh John Schnepf menggambarkan sepeda listrik berpenggerak
gesekan roda belakang.[6] Penemuan Schnepf kemudian diperiksa ulang dan
dikembangkan pada tahun 1969 oleh GA Wood Jr dengan U.S. Patent 3,431,994.
Perangkat Wood menggunakan 4 motor tenaga kuda fraksional, terhubung melalui
serangkaian roda gigi.[7]
Sensor torsi dan kendali daya dikembangkan pada akhir 1990-an. Sebagai
contoh, Takada Yutky dari Jepang mengajukan paten pada tahun 1997 untuk
perangkat semacam itu. Pada tahun 1992 Vector Services Limited menawarkan dan
menjual e-bike yang dijuluki Zike.[8] Sepeda tersebut termasuk baterai NiCd yang
dipasangkan pada kerangka sepeda dan termasuk motor magnet permanen 850 g.
Meskipun Zike dibuat, pada tahun 1992 hampir tidak ada sepeda listrik komersial
yang tersedia.

Jenis dari sepeda Listrik sendiri ada 2, yaitu Pedelec dan Throttle,
Sepeda listrik jenis pedelec (pedal electric cycle) dikenal juga sebagai pedal assist.
Pemakaian pedelec mirip dengan sepeda konvensional, bisa dikayuh dengan pedal,
tetapi dengan adanya motor akan memberikan bantuan tenaga untuk mendorong
sepeda. Membuat berat dan beban mengayuh pedal sepeda akan berkurang karena
adanya bantuan motor. Motor pada pedelec dibatasi hanya bisa menggerakkan sepeda
sampai kecepatan 25 km/jam, dan tenaga motor sampai 250 Watt. S-pedelec (speed
pedelec) adalah jenis sepeda yang mirip dengan pedelec, tetapi kekuatan motor lebih
dari 250 Watt, dan kecepatan motor tidak dibatasi pada 25 km/jam. Karena itu,
beberapa negara tidak mengkategorikannya sebagai sepeda, tetapi sebagai moped atau
sepeda motor.
Jenis sepeda listrik throttle kadang disebut juga sebagai sepeda listrik power-
on-demand. Mirip dengan sepeda motor, sepeda listrik ini memiliki throttle di stang
untuk mengaktifkan motor listriknya. Semakin jauh atau dalam throttle diputar, maka
sepeda akan semakin cepat melaju. Dengan adanya throttle, sepeda listrik jenis ini
bisa menggunakan tenaga dari pedal saja, atau tenaga dari motor listrik saja, atau
kombinasi dari pedal dan motor listrik.
(source : Wikipedia)
2.1.1 Rancangan Sepeda Listrik
Jenis Throttle
A. Blok Diagram Sistem
Rancangan rangkaian elektronik pada sepeda listrik ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Throttle gas yang dipasang pada stang sepeda digunakan sebagai pengganti
potensiometer yang terdapat pada rangkaian pulse generator yang berfungsi untuk
mengatur lebar pulsa yang menuju modul ESC (Electronic Speed Control). Modul
ESC akan menggerakkan motor brushless yang terhubung secara langsung dengan
roda sepeda. Pada roda sepeda dipasang sebuah sensor optocoupler untuk membaca
kecepatan putaran roda sepeda. Sinyal dari optocoupler dikirim ke kontroler untuk
diterjemahkan kedalam putaran dan ditampilkan pada LCD. Pada rangkaian ini
menggunakan board arduino uno sebagai pusat kontroler. Sepeda listrik ini
menggunakan sumber daya dari dua buah batteray (aki sepeda motor) 12V 7,2AH
yang umum dijual di pasaran.

Rancang Bangun Sepeda Listrik Menggunakan Motor DC Brushless

Gambar 1. Diagram Blok Sepeda Listrik

B. Perancangan Hardware
Pada proses perancangan sistem penggerak sepeda listrik ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu perancangan mekanik dan perancangan elektronik. Pada perancangan
mekanik hanya membuat dudukan motor brushless dan bracket untuk menempelkan
dudukan tersebut pada sepeda. Desain 3D dudukan motor ini dapat dilihat pada
Gambar 2. Hubungan antara dudukan motor brushless dan bracket terdapat baut yang
digunakan untuk mengatur kerapatan roda dan motor brushless. Pada dudukan motor
brushless juga terdapat pegas yang berguna untuk mempertahankan tekanan motor
brushless terhadap roda sepeda. Sedangkan pada bagian perancangan elektronik
terdapat beberapa komponen utama antara lain papan arduino uno, sensor
optocoupler, throttle gas, modul pulse generator, modul ESC, LDC 16x2, motor
brushless, batteray capacity level dan batteray. Papan arduino berfungsi sebagai
tempat memproses data yang dihasikan oleh sensor. Pada sensor optocoupler terdapat
pemancar dan penerima cahaya infrared yang berguna untuk membaca jumlah lubang
yang lewat. Throttle gas sebagai tuas untuk mengatur sinyal yang masuk ke modul
pulse generator. Pulse generator adalah rangkaian yang berfungsi untuk
membangkitkan sinyal pwm untuk diumpankan ke modul ESC. Sinyal keluaran dari
modul ESC berfungsi untuk menggerakkan putaran motor brushless. Rangkaian
pengukur kecepatan sepeda listrik dapat dilihat pada Gambar 3. Sedangkan rangkaian
penggerak motor brushless dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 2. Desain dudukan motor brushless dan bracket

Gambar 3. Rangkaian pengukur kecepatan sepeda

Gambar 4. Rangkaian penggerak motor brushless


Gambar 5. Alur program pengukur kecepatan sepeda

C. Perancangan Software
Software yang dibuat pada sistem ini hanya untuk membaca sensor optocoupler yang
digunakan untuk membaca kecepatan putaran roda yang kemudian ditampilkan pada
LCD 16x2. Kecepatan roda sepeda dibaca oleh piringan yang sudah dilengkapi lubang
di sekeliling tepi piringan. Piringan tersebut diletakkan satu sumbu dengan as roda
dan disisipkan pada celah optocoupler. Optocoupler akan membaca lubang yang
melewati celah dan mengirimkan ke kontroler untuk dihitung. Kontroler akan
menghitung jumlah lubang yang melewati celah optocoupler setiap detik dan
mengkonversikanya menjadi kecepatan putaran roda. Data kecepatan ini kemudian
ditampilkan pada LCD 16x2. Alur program proses ini dapat dilihat pada Gambar 5.
(source : Jurnal Politeknik Caltex Riau “Rancang Bangun Sepeda Listrik
Menggunakan Motor DC Brushless”)

Jenis Pedelec
Perancangan merupakan bagian dari aktivitas rekayasa atau upaya dengan cara ilmiah
agar dapat menyelesaikan permasalahan secara baik. Adapun defenisi dari rekayasa
adalah aplikasi ilmu penegtahuan agar bisa menggunakan fasilitas dan energi di alam
ini sehingga bisa berguna bagi manusia sebagai contoh pembuatan gedung
permesinan, membuat produk, sistem serta proses. Perancangan merupakan tahapan
perencanaan (design) yang mempunyai tujuan untuk membuat desain sistem terkini
yang bisa menuntaskan permasalahan yang dialami industri yang didapat dari
penentuan pengganti sistem yang terbaik. Atau pendapat yang lain adalah
perancangan merupakan cara pengembangan detail sistem terkini bersumber pada
hasil rekomendasi analisa system. Berdasarkan pengertian tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa perancangan merupakan suatu prosedur atau metode dalam
rangka membuat serta merancang suatu sistem yang digunakan sekarang.

Gambar 6. Sketsa Sepeda Listrik

Sepeda listrik sebagaimana ditunjukkan Gambar 1 adalah kendaraan yang ramah


lingkungan karena sumber tenaga yang digunakan tidak berasal dari bahan bakar fosil
melainkan dari sebuah baterai untuk menggerakkan motor/dinamo. Sepeda listrik
merupakan alat transportasi yang dapat menggabungkan bonafit dari segi kesehatan
dan ramah lingkungan dengan kenyamanan berkendara yang mirip dengan kendaraan
bermotor. Baterai sendiri adalah perangkat yang mempunya satu atau lebih sel
elektrokimia disertai koneksi eksternal yang telah tersedia untuk memberi daya
perangkat listrik seperti HP, sepeda listrik, motor listrik dan mobil listrik.

Adapun prinsip kerja dari sepeda listrik sangat sederhana. Sumber tenaga sepeda
listrik berasal dari baterai yang berfungsi untuk menggerakkan motor atau dinamo
sehingga menjalankan sepeda. Pada rangkaian sepeda listrik dilengkapi oleh sebuah
kontroller yang bisa berfungsi mengatur kecepatan motor.

Komponen-komponen Sepeda Listrik


Adapun dasar-dasar komponen dari sepeda listrik adalah sebagai berikut:
a. Hand Throttle

Gambar 2 (a) Hand Throttle, (b) Motor Listrik BLDC, dan (c) Baterai lithium
Hand Throttle sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2 (a) merupakan metode untuk
mengendalikan kecepatan sepeda listrik. Throttle memiliki fungsi sama halnya motor
biasa, saat memutar gas sepeda akan bergerak. Sistem Pedal Assist dan Hand Throttle
memiliki beberapa perbedaan. Berbagai jenis Throttle sebagian besar berbeda fisik
yang tidak mempengaruhi fungsinya.
b. Motor Listrik Brushless DC Motor BLDC (Brushless Direct Current Motor)
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2 (b) tercantum kedalam tipe motor
berbarengan. Maksudnya medan magnet yang diperoleh oleh stator serta medan
magnet yang diperoleh oleh rotor berputar pada gelombang yang serupa. Adapun
Metode kegiatan pada motor BLDC lumayan simpel, yakni magnet yang terletak pada
poros motor akan tertarik serta terdorong oleh gaya elektromagnetik yang diatur oleh
driver pada motor BLDC. Pada prinsip dasar medan magnet merupakan poros yang
serupa akan silih tolak menolak sebaliknya bila berbeda poros maka akan tarik
menarik. Jadi bila kita memiliki 2 buah magnet serta mengidentifikasi satu bagian
besi berani itu dengan north( utara) serta yang yang lain south( selatan), hingga bagian
bagian north hendak coba menarik south, kebalikannya bila bagian north magnet awal
hendak menolak bagian north yang kedua serta berikutnya bila kedua bagian magnet
memiliki kutub yang serupa.

c. Baterai Lithinum-ion Baterai lithium sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2 (c)


adalah baterai yang menggunakan logam lithium atau paduan lithium sebagai
elektroda negatif (anoda) dan material lain seperti mangan dioksida (MnO2) sebagai
elektroda positif. Lithium adalah logam yang paling ringan dan rasio elektron atau
massa paling besar sehingga baterai lithium memiliki berat jenis energi yang tinggi
dan tegangan yang tinggi. Adapun prinsip kerja dari baterai Lithium adalah
memanfaatkan reaksi reduksi dan oksidasi untuk menghasilkan aliran listrik pada
kedua elektrodanya. Bahan dari Baterai lithium adalah komposit yang berstruktur
layer, dimana Lithium Cobalt Oxide atau LiCoO2 sebagai katoda sedangkan material
karbon adalah anodanya.

d. Kontroller

Gambar 3 (a) Kontroller dan (b) Pedal Assist Sensor

Kontroler sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3 (a) adalah salah satu komponen
sistem pengaturan yang berfungsi untuk mengolah sinyal umpan balik serta sinyal
masukan acuan (setpoint)/sinyal error mejadi sinyal kontrol. Sinyal error maksudnya
merupakan selisih antara sinyal umpan balik yang dapat berupa sinyal keluaran plant
sesungguhnya atau sinyal laran yang terukur dengan sinyal yang masuk sebagai acuan
(setpoint). Pada motor BLDC, kontroler memiliki fungsi mengatur arus masuk dan
yang harus dialirkan ke kumparan stator agar dapat menimbulkan medan
elektromagnet yang sesuai dalam rangka memutar rotor. Inilah yang membedakan
dengan motor DC konvensional, dan menggantikan kerja komutasi yang bekerja
secara mekanis.

e. Pedal Assist Sensor


Sistem Pedal Assist Sensor sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3 (b) merupakan
metode untuk mengendalikan kecepatan pada sepeda listrik. Pedal Assist bekerja
dengan menggunakan sensor yang berada di braket bagian bawah, adapun prinsip
kerjanya sendiri adalah pedal assist akan mengikuti irama kayuahan sepeda pada saat
dikayuh, sehingga electric motor akan otomatis membantu sehingga membuat
kayuhan sepeda akan lebih ringan.

Menghitung waktu Pengisian Baterai


Untuk menghitung waktu pengisian baterai yang telah dirancang dapat diselesaikan
dengan rumus dibawah ini:
t = kapasitas baterai / , …………………………………………………………(1)
dimana t = waktu pada saat baterai terisi penuh dan I = Arus yang mengalir ke baterai

Menghitung Kecepatan
Untuk menghitung kecepatan gerak dapat diselesaikan dengan rumus dibawah ini:
v = s/t, ……………………………………………………………………………(2)
dimana: v = Kecepatan [m/s]; s = Jarak [m], t = Waktu [s]

Itulah dua jenis sepeda Listrik, yakni Pedelec dan Throttle dan rancangan pembuatannya.

2.2 Inovasi Pengembangan Sepeda Listrik kedepannya

Perkembangan sepeda listrik terus mengalami inovasi yang menarik seiring dengan
dorongan untuk menciptakan solusi transportasi yang ramah lingkungan dan efisien
energi. Beberapa inovasi terbaru dalam perkembangan sepeda listrik mencakup
beberapa aspek utama, seperti baterai, desain, teknologi penggerak, dan konektivitas.
Berikut adalah beberapa inovasi terkini:

1. Baterai dan Efisiensi Energi:


Baterai Cerdas: Pengembangan baterai cerdas yang mampu memantau dan
mengoptimalkan penggunaan daya saat berkendara. Ini dapat meningkatkan jarak
tempuh sepeda listrik dengan mengelola daya secara lebih efisien.

Baterai Ultra-Cepat: Pengembangan teknologi baterai yang memungkinkan pengisian


daya super cepat. Dengan adanya baterai ini, waktu pengisian daya dapat menjadi
sangat singkat, membuat sepeda listrik lebih praktis untuk digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.

Baterai Semi-Transparan: Integrasi baterai semi-transparan ke dalam kerangka


sepeda, memungkinkan desain yang inovatif dan futuristik sambil tetap
mempertahankan fungsionalitas penuh.

2. Teknologi Penggerak:
Motor In-Wheel: Integrasi motor langsung ke dalam roda sepeda, menghilangkan
kebutuhan untuk rantai atau gir. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi
juga memungkinkan desain yang lebih ringkas.

Sistem Kinetik Regeneratif: Penggunaan teknologi regeneratif untuk mengonversi


energi kinetik saat pengereman menjadi energi listrik yang dapat digunakan kembali,
meningkatkan efisiensi keseluruhan sepeda listrik.

3. Desain dan Material:


Bahan Ringan dan Kuat: Penggunaan bahan komposit ringan dan kuat, seperti karbon
serat atau graphene, untuk membuat sepeda listrik lebih ringan tanpa mengorbankan
kekuatan atau daya tahan.

Desain Modular: Desain sepeda yang modular memungkinkan pengguna untuk


dengan mudah mengganti atau meningkatkan komponen tertentu, seperti baterai atau
motor, untuk meningkatkan daya tahan atau kinerja.

4. Teknologi Konektivitas:
IoT Integration: Integrasi Internet of Things (IoT) untuk memberikan fungsionalitas
yang lebih cerdas, seperti pemantauan kondisi sepeda, pembaruan perangkat lunak
otomatis, dan konektivitas dengan perangkat pintar lainnya.

Aplikasi Pintar: Pengembangan aplikasi pintar yang terhubung dengan sepeda listrik,
memberikan informasi tentang status baterai, peta rute yang optimal, dan bahkan fitur-
fitur keamanan seperti pelacakan GPS.

5. Aspek Keamanan dan Kenyamanan:


Sistem Anti-Maling Terintegrasi: Pengembangan sistem keamanan terintegrasi yang
memanfaatkan teknologi seperti pengenal sidik jari atau kunci pintar untuk mencegah
pencurian sepeda.

Suspensi Elektronik: Penggunaan suspensi elektronik yang dapat diatur secara


otomatis berdasarkan kondisi jalan dan kecepatan, meningkatkan kenyamanan
pengendara.

Inovasi-inovasi ini mencerminkan upaya untuk membuat sepeda listrik menjadi opsi
transportasi yang lebih praktis, efisien, dan menarik bagi konsumen. Perkembangan
ini tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga memberikan perhatian khusus pada
pengalaman pengendara, daya tahan, dan keamanan. Seiring waktu, diharapkan
inovasi-inovasi ini akan terus berkembang untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan
solusi transportasi yang berkelanjutan dan canggih.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sepeda listrik telah menjadi bagian dari sejarah transportasi sejak akhir abad ke-19,
dengan beberapa paten AS mencatat inovasi pada saat itu. Meskipun demikian,
perkembangan sepeda listrik baru-baru ini mengalami lonjakan signifikan dalam teknologi,
desain, dan fungsionalitas. Pada awalnya, sepeda listrik menggunakan motor hub arus searah,
namun seiring waktu, teknologi ini terus berkembang.
Inovasi terkini melibatkan berbagai aspek, termasuk pengembangan baterai cerdas
untuk meningkatkan efisiensi energi dan jarak tempuh. Motor in-wheel dan sistem regeneratif
memperbaiki efisiensi penggerak, sementara desain menggunakan bahan ringan dan kuat
serta modularitas memberikan fleksibilitas dan kenyamanan tambahan.
Selain itu, konektivitas dan keamanan semakin menjadi fokus dengan integrasi
Internet of Things (IoT), aplikasi pintar, dan sistem anti-maling terintegrasi. Pedelec dan
Throttle mewakili dua jenis sepeda listrik yang berbeda, dengan Pedelec menggabungkan
pedal dan motor, sementara Throttle memberikan kontrol langsung melalui throttle di stang.
Dalam menghadapi masa depan, terdapat potensi untuk terus meningkatkan performa
sepeda listrik. Pengembangan lebih lanjut dalam teknologi baterai, efisiensi motor, dan
integrasi IoT akan menjadi kunci utama. Edukasi masyarakat, regulasi yang mendukung, dan
pengembangan infrastruktur juga penting untuk mendukung pertumbuhan sepeda listrik
sebagai alternatif transportasi yang berkelanjutan.
Pada akhirnya, inovasi terkini dan perancangan sepeda listrik menggunakan motor
DC brushless sebagai contoh studi memberikan gambaran tentang bagaimana teknologi ini
dapat terus berkembang ke depannya. Keseluruhan, sepeda listrik tidak hanya menjadi sarana
transportasi yang efisien dan ramah lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang baru untuk
pengembangan teknologi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Budi, Joni, and H. Djiwo, “Rancang Bangun Sistem Kendali Sepeda Listrik Berbasis
Arduino,” Pros. Semin. Nas. Teknol. Ind. Lingkung. dan Infrastruktur, vol. 2, p. 24, 2019,
[Online]. Available: https://pro.unitri.ac.id/index.php/sentikuin.
[2] R. Putra, Kumara Sadana and Soelasmono, Kresno and Cahyadi, Ruben and Anita, Wenda
and Anthony, Alan and Laksmana, “Rancang Bangun Sepeda Listrik Urban Di Indonesia,”
Universitas Surabaya, 2014.
[3] D. Sulistyanto, “Rancang bangun sepeda listrik menggunakan sistem portable,”
Universitas Mercu Buana, 2008.
[4] M. Firman, M. Hasbi, and H. Latif, “Rancang Bangun Sepeda Listrik dengan Tenaga
Surya sebagai Kendaraan Alternatif dan Ramah Lingkungan untuk Masyarakat,” JAl Ulum
Sains dan Teknol., vol. 1, no. 2, pp. 102–107, 2016.
[5] R. Alviyanto, “Rancang Bangun Sepeda Listrik Self Charging Menggunakan Generator,”
Politeknik Negeri Bengkalis, 2022.
[6] J. B. Manalu, “Rancang Bangun Sepeda Motor Listrik,” jurnail sains dan Teknol. Univ.
Sebel. Maret, p. 46, 2012
[7] A. Alhamdie, “Rancang Bangun Sepeda Dengan Motor Dc 350 W,” JMIO J. Mesin Ind.
dan Otomotif, vol. 2, no. 1, pp. 7–10, 2021, doi: 10.46365/jmio.v2i01.403.
[8] Miftachul Ulum, Mutiara Hikmah, Achmad Fiqhi Ibaidillah, and Kunto Aji Wibisono,
“Rancang Bangun Sepeda Listrik 250 Watt Dengan Mengukur Kecepatan Dan Daya Baterai,”
J. JEETech, vol. 2, no. 1, pp. 7–12, 2021, doi: 10.48056/jeetech.v2i1.150.
[9] B. Nainggolan, F. Inaswara, G. Pratiwi, and H. Ramadhan, “Rancang Bangun Sepeda
Listrik Menggunakan Panel Surya Sebagai Pengisi Baterai,” Politeknologi, vol. 15, no. 3, pp.
263– 272, 2016.
[10] R. R. S. R. SINAGA, “RANCANG BANGUN SEPEDA LISTRIK RODA TIGA,”
Universitas Pasundan, 2018.
[11] Y. Gumelar, “RANCANG BANGUN SEPEDA DENGAN PUTARAN RODA DEPAN
MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK ARUS DC,” universitas tridinanti palembang., 2022.
[12] R. W. Setyawan, “Rancang Bangun Sepeda Listrik Efisiensi Tinggi dengan Sistem
Pengisian Otomatis Baterai,” Universitas Muhammadiyah Surabaya, 2020
[13] B. Nainggolan, F. Inaswara, G. Pratiwi, and H. Ramadhan, “Rancang Bangun Sepeda
Listrik Menggunakan Panel Surya Sebagai Pengisi Baterai,” Politeknologi, vol. 15, no. 3, pp.
263–272, 2016.
[14] Arman, A. Okada, and H. Takebe, “Density measurements of gasified coal and
synthesized slag melts for next-generation IGCC,” Fuel, vol. 182, pp. 304–313, 2016.
[15] Arman, A. Tsuruda, L. H. Arma, and H. Takebe, “Viscosity measurement and prediction
of gasified and synthesized coal slag melts,” Fuel, vol. 200, no. November, pp. 521–528,
2017, doi: 10.1016/j.fuel.2017.03.094.
[16] Arman; Abdul Kadir Muhammad, “Rancang Bangun Alat Ukur Emisi Gas Buang Yang
Terintegrasi,” Pros. Semin. Has. Penelit. 2018, vol. 2018, pp. 232–238, 2018.
[17] M. H. dan H. L. Muhammad Firman, “Rancang bangun sepeda listrik dengan tenaga
surya sebagai kendaraan alternatif dan ramah lingkungan untuk masyarakat,” Al Ulum Sains
dan Teknol., vol. 1, no. 2, pp. 102–107, 2016.
[18] F. Sodiq and B. Tristiono, “Desain Sepeda Listrik Untuk Ibu Rumah Tangga Sebagai
Sarana Transportasi Sehari-hari yang Dapat Diproduksi UKM Lokal,” J. Sains Dan Seni ITS,
vol. 4, no. 2, pp. 2–5, 2015.
[19] Nugroho, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi
Objek. 2013.
[20] H. Putra, S. Jie, and A. Djohar, “Perancangan Sepeda Listrik dengan Menggunakan
Motor DC Seri,” 2018.
[21] M. T. Ridhwan, “Rancang Bangun Penggerak Daya Motor Brushless DC 350W/48V,”
2012.

Anda mungkin juga menyukai