DI
PT. HARI SAWIT JAYA PABRIK NEGERI LAMA DUA ASIAN
AGRI GROUP KABUPATEN LABUHAN BATU, PROVINSI
SUMATERA UTARA
Oleh:
Disusun Oleh:
DISETUJUI OLEH:
Pembimbing Lapangan
M. SYAMSUL GINTING
Disusun Oleh:
DIKETAHUI OLEH
KETUA DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK USU
i
Saya menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya
penulis berharap Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Salam Hormat,
Penulis
HAFRIZAL WIRAWAN
140402119
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan Kerja Praktik..............................................................................2
1.3 Manfaat Kerja Praktik............................................................................2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan............................................................3
1.5 Batasan Masalah....................................................................................3
1.6 Metodologi Kerja Praktik.......................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan Laporan..............................................................4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN....................................................................5
2.1 Profil Singkat PT.Hari Sawit Jaya - Asian Agri Group.........................5
2.2 Visi dan Misi Asian Agri Group............................................................8
2.3 Struktur Perusahaan PT.Hari Sawit Jaya - Asian Agri Group...............8
2.4 Aktifitas dan Kegiatan PT.Hari Sawit Jaya...........................................9
2.4.1 Daftar Kegiatan dan Alat yang Digunakan.......................................9
2.4.2 Prosedur Kerja..................................................................................13
BAB III DASAR TEORI..................................................................................20
3.1 Biogas.....................................................................................................20
3.1.1 Sejarah Biogas..................................................................................20
3.1.2 Proses Pembentukan Biogas.............................................................20
3.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Biogas...............22
3.1.4 Habitat Mikroorganisme Termopilik................................................24
3.1.5 Kandungan Gas.................................................................................25
iii
3.1.6 Reaktor Biogas.................................................................................25
3.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Biogas..................................................28
3.2 Pembangkit Listrik Tenaga Biogas........................................................29
3.2.1 Komponen Pada Pembangkit Listrik Tenaga Biogas.......................29
3.2.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Biogas............................29
BAB IV AKTIFITAS KERJA PRAKTIK.......................................................33
4.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit...........................................................33
4.1.1 Pengolahan TBS menjadi CPO.........................................................33
4.1.2 Pengolahan Kernel menjadi CPKO..................................................36
4.1.3 Pengolahan Limbah..........................................................................36
4.2 Pembangkit Listrik Tenaga Biogas PT.Hari Sawit Jaya........................37
4.2.1 Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Biogas PT.Hari Sawit Jaya38
4.2.2 Proses Kerja PLTBG PT.Hari Sawit Jaya........................................43
4.2.3 Sistem Distribusi Listrik PT.Hari Sawit Jaya...................................44
4.2.4 Sinkronisasi PLTBG dengan PLTU Pabrik......................................45
4.2.5 Pemakaian Beban Listrik PT.Hari Sawit Jaya..................................46
4.2.6 Masalah yang sering dihadapi..........................................................48
4.3 Dokumentasi Aktivitas Kerja Praktek....................................................48
BAB V PENUTUP...........................................................................................55
5.1 Kesimpulan............................................................................................55
5.2 Saran.......................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................56
LAMPIRAN.....................................................................................................57
iv
DAFTAR GAMBAR
v
boiler ..........................................................................................51
Gambar 4.22 Pengecekan terhadap keadaan komponen di PLTBG melalui
monitor........................................................................................51
Gambar 4.23 Pengecekan ketinggian dan temperatur Material Storage Tank. 52
Gambar 4.24 Pengecekan ketinggian dan tekanan Digester Tank....................52
Gambar 4.25 Pengecekan temperatur Digester Tank.......................................53
Gambar 4.26 Pengecekan Gasholder Level......................................................53
Gambar 4.27 Pengecekan penggunaan beban di ruang operator......................54
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja praktek adalah suatu kewajiban yang harus ditempuh dalam mengikuti
suatu program pendidikan dan bagian dari kurikulum pada jurusan Teknik Elektro
Universitas Sumatera Utara.
Pengetahuan yang bersifat praktis menjadi sesuatu hal penting dan
bermanfaat bagi seorang mahasiswa, terutama pada saat terjun ke dalam dunia
kerja yang sesungguhnya. Berbeda dengan pengetahuan teoritis yang dapat
diperoleh mahasiswa melalui bangku kuliah, pengetahuan yang bersifat praktis
serta sesuai dengan perkembangan zaman tentunya hanya dapat diperoleh dari
luar lingkungan kampus, yaitu melalui suatu kegiatan kerja praktek lapangan pada
suatu instansi atau perusahaan. Dengan harapan mahasiswa dapat mengetahui
kondisi lapangan sesungguhnya dan mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan
sehingga tidak hanya berbekal pengetahuan yang bersumber dari buku pegangan
dalam kegiatan perkuliahan semata.
Melalui kerja praktek ini juga, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan
konsep dan teori-teori yang diperoleh selama mengikuti masa perkuliahan di suatu
perusahaan yang dipilih untuk melaksanakan kerja praktek. Selain itu juga
mahasiswa diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas
yang akan menjadi bekal sebelum memasuki dunia pekerjaan yang sesungguhnya.
Dalam melaksanakan kerja praktek ini, penulis memilih pabrik “PT. Hari
Sawit Jaya” sebagai tempat kerja praktek. PT. Hari Sawit Jaya merupakan anak
perusahaan Asian Agri Group yang bergerak dalam pengolahan kelapa sawit
menjadi minyak. Pada kesempatan kali ini, penulis bertepatan kerja praktek di
bagian Pembangkit Listrik Tenaga Biogas yang dimiliki pabrik PT. Hari Sawit
Jaya yang merupakan salah satu upaya untuk pengelolaan limbah cair pabrik.
5
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Terdapat beberapa tujuan dari kerja praktek yang ingin diperoleh pada
kesempatan ini adalah :
1. Penguatan pemahaman terhadap ilmu di bidang pembangkit yang telah
dimiliki selama masa perkuliahan.
2. Mengenal ruang lingkup PT. Hari Sawit Jaya secara umum.
3. Mengenal sistem dan manajemen kerja yang terdapat pada PT. Hari Sawit
Jaya.
4. Mempelajari tentang salah satu pembangkit listrik yang dimiliki PT. Hari
Sawit Jaya yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Biogas.
5. Mempelajari dan memahami cara mengolah limbah cair hingga menjadi
bahan bakar listrik.
6. Melihat dan mempelajari secara langsung proses penanganan masalah atau
gangguan yang terjadi di pabrik.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan Kerja Praktek antara
lain adalah :
1. Bagi mahasiswa
a) Dapat menambah wawasan mengenai dunia kerja dan memahami
berbagai aspek yang ada diperusahaan dalam kaitannya dengan
pembangkitan tenaga listrik.
b) Dapat membandingkan serta menerapkan konsep dan teori-teori yang di
peroleh di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.
c) Memperoleh kesempatan untuk melatih dan meningkatkan ketrampilan
dan melakukan pekerjaan sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja.
2. Bagi Universitas Sumatera Utara
a) Meningkatkan hubungan kerja sama antara perusahaan dengan
perguruan tinggi khususnya Universitas Sumatera Utara.
6
b) Mendapat masukan dari laporan kerja praktek yang dilakukan
mahasiswa tentang penerapan konsep-konsep pembangkitan tenaga
listrik yang ada di perusahaan.
3. Bagi PT. Hari Sawit Jaya
a) Sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui pembangunan di bidang pendidikan.
b) Merupakan sumber masukan untuk perbaikan sistem kerja dan metode
yang ada di perusahaan.
Adapun batasan masalah yang kami angkat dalam kerja praktek kali ini
yaitu:
1. Proses Pengelolaan Kelapa Sawit.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Biogas.
7
4. Penulisan jurnal, yaitu mencatat dalam jurnal kerja praktek mengenai
kegiatan kerja praktek setiap hari.
5. Analisa dan evaluasi, yaitu berupa penulisan laporan kerja praktek
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang dilakukannya kerja praktek, tujuan
dan manfaat kerja praktek baik bagi mahasiswa, universitas dan
perusahaan, waktu dan tempat dilaksanakannya kerja praktek,
batasan masalah dan metode penulisan dan sistematika penulisan
laporan kerja praktek.
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Berisi tentang sejarah singkat Asian Agri Group, Visi dan Misi,
struktur organisasi, dan kegiatan yang ada di PT. Hari Sawit Jaya.
BAB III : DASAR TEORI
Berisi tentang landasan teori dan penjelasan secara umum tentang
biogas dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas.
BAB IV : AKTIVITAS KERJA PRAKTEK
Berisi tentang daftar kegiatan yang dilakukan selama kerja
praktek di PT. PT. Hari Sawit Jaya Kebun Negeri Lama Asian
Agri Group dan berisi penjelasan bagaimana proses
pembangkitan listrik dengan bahan bakar biogas.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang simpulan dan saran bagi penulis dan PT. Hari
Sawit Jaya Pabrik Negeri Lama Dua Asian Agri Group.
8
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
9
Gambar 2.1. Logo Asian Agri Group
Praktek Kerja Lapangan berlokasi di PT. Hari Sawit Jaya Kebun Negeri
Lama Asian Agri Group, Labuhan batu, Sumatera Utara. PT. Hari Sawit Jaya
dimulai sejak tahun 1979 dengan luasan sekitar ±14.400 ha dengan keadaan
umum sebagai berikut dan dapat di lihat pada table berikut :
10
Kebun Negeri Lama Group terdiri dari 4 kebun dan 2 pabrik.
Berikut keterangan masing masing kebun dan pabrik :
A. Kebun Negeri Lama Selatan (KNS) : 4790 ha (4.736 Ha Planted area)
B. Kebun Negeri Lama Central (KNC) : 3146 ha (3.139 Ha Plantad area)
C. Kebun Negeri Lama Utara (KNU) : 4030 ha (3.896 Ha Plantad area)
D. Kebun Aek Kuo (KAK) : 2.593 Ha (2.580 Plantad Area)
E. Pabrik Negeri Lama Satu (PNS) : Kapasitas Olah Ijin/Terpasang
45/45 Ton
F. Pabrik Negeri Lama Dua (PND) : Kapasitas Olah Ijin/Terpasang
60/45 Ton
G. KCP – Biogass PND : Kapasitas Gas Engine 1876 kW/
180 ton Kernel/hari
Supply FFB (2017) a. PNS : TBS LUAR (100%)
b. PND: KNS, KNC, KNU & KAK
Supply FFB (Juli-Agustus) a. PNS : KAK+KNC+TBS LUAR
b. PND: KNS+KNU+TBS LUAR
11
Gambar 2.2 Peta Kebun Negeri Lama
12
Gambar 2.4 Struktur Perusahaan PT. Hari Sawit Jaya – Asian Agri Group
a. Pembibitan
1. Persiapan media tanam Host Plant
Alat : Cangkul, angkong
Bahan : Tanah, solid
2. Persiapan bahan tanam
Alat : Parang
Bahan : Bibit Host Plant, plastik
3. Penyiraman
Alat : Colt diesel, pipa paralon, selang Sumisansui Mark II
Bahan : Air
13
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
4.1 Pengendalian gulma
Alat : angkong, cangkul
Bahan : plastik
4.2 Pengendalian penyakit
Alat : Knapsack 15 L, ember, takar.
Bahan : Dithane M-45 80 WP b.a Mankozeb 80%, air
4.3 Pengendalian hama ulat grayak
Alat : Knapsack 15 L, ember, takar.
Bahan : Kencepat 75 SC b.a Asefat 75%, air.
b. Replanting
1. Penumbangan Pohon Kelapa Sawit / Chipping
2. Pembuatan Lubang
Alat : Excavator
Bahan : Lahan
c. Penanaman Kacangan
Alat : ember, cangkul
Bahan : air, benih kacangan PJ dan CM, pupuk Rock Phospat
14
4. Kastrasi
Alat : Egrek Kastrasi
Bahan : Bunga jantan dan bunga betina pada pokok kelapa sawit
f. Panen
1. Sensus Buah (AKP)
Alat : Tab Android, lembar form sensus buah, alat tulis
Bahan : Tanaman kelapa sawit
2. Taksasi Panen
Alat : kertas taksasi harian mandor, alat tulis
Bahan : hasil sensus tanaman kelapa sawit
15
3. Potong Buah
Alat : Dodos 4 inch, Gancu, Angkong, Karung alas brondolan,
Ember/keranjang takar 5 (lima) kg, Alat tulis berwarna
Bahan : janjangan kelapa sawit (TBS dan Brondolan)
4. Pemeriksaan Mutu Buah di TPH
Alat : Gancu, Tab Android, Buku penerimaan TBS Kelapa
Sawit, Alat tulis
Bahan : TBS dan brondolan di TPH
5. Pemeriksaan Ancak
Alat : lembar form mutu ancak, alat tulis
Bahan : tanaman kelapa sawit
6. Pengangkutan TBS
Alat :Dump truck max 6 Ton, tojok, Tab android, surat
pengantar TBS, alat tulis, sekop.
Bahan :TBS dan brondolan di TPH
16
3. Pengolahan Limbah
Alat : decanter, bak pit, cooling pond, vibrating screen, kolam
limbah 2, storage tank, digester tank, Acidification Pond,
Primary Aerobic Pond, Secondary Anaerobic Pond,
Aerobic Pond, Sedimentation Pond.
Bahan : limbah pabrik (cairan limbah), air, lumpur.
4. Biogas
Alat : vibration screen, digester tank, An MBR Sludge Pump,
AnMBR Tank, Blower, Power House Gas Engine Ge-
Jenbacher
Bahan : limbah pabrik, bakteri termofilik
a. Pembibitan
1. Persiapan media tanam Host Plant
- Dicampur media tanam dari tanah : solid (6 : 1)
- Media tanam dimasukkan kedalam babybag 1 kg sampai penuh.
- Babybag disusun dalam bedengan pada setiap batch disusun 200
polybag (10x20) ukuran batch 1,5 m x 1 m.
- Batch dibatasi dengan bambu dan kawat yang diikatkan pada tiang
pancang, diberi pembatas agar babybag tidak jatuh.
2. Persiapan bahan tanam
- Dipotong bahan tanam Host Plant berukuran ±15-25 cm dengan
menggunakan parang.
3. Penanaman
- Ditanam bahan tanam pada babybag yang telah diletakkan di
bedengan.
- Penanaman dilakukan agak miring agar viabilitas lebih besar dan
tunas lebih mudah keluar.
17
4. Penyiraman
- Dilakukan penyiraman pada bibit Host Plant yang telah ditanam
dengan menggunakan selang Sumisansui Mark II dengan bantuan
mesin colt diesel
- Penyiraman dilakukan 2 kali sehari
- Dosis penyiraman disesuaikan dengan umur bibit
5. Penyiraman pada pembibitan
- Penyiraman dilakukan dengan selang sumisansui dengan bantuan
mesin colt diesel
- Penyiraman dilakukan 2 kali sehari
- Dosis penyiraman disesuaikan dengan umur bibit
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Pengendalian gulma
- Dilakukan pengendalian gulma dengan pencabutan rerumputan yang
berada di sekitar areal pembibitan dengan menggunakan tangan,
cangkul.
- Diletakkan gulma yang telah dicabut ke dalam angkong
b. Pengendalian hama dan penyakit
- Dicampurkan fungisida Dithane M-45 80 WP berbahan aktif
Mankozeb 80% dan Kencepat 75 SC berbahan aktif Asefat 75%
masing-masing sebanyak 1 kg dengan 1 liter air.
- Diambil masing-masing 480 ml dari hasil campuran
- Dimasukkan ke dalam drum yang berisi 200 liter air
- Diaduk dengan menggunakan pengaduk
- Dimasukkan ke dalam knapsack 15 L
- Diaplikasikan pada blok M3, M4 dan M5
b. Replanting
1. Penumbangan Pokok Kelapa Sawit
- Ditumbang pokok kelapa sawit dengan menggunakan excavator
- Diletakkan bonggol, batang, dan pupus di gawangan mati.
- Diletakkan akar dan sisa-sisa tanah di gawangan hidup.
18
- Dilakukan penggalian bekas lubang tanaman dengan ukuran 1.5 x 1.5
x 1.0 m
2. Tutup Lubang
- Dilakukan penutupan lubang dengan memasukkan tanah segar (bukan
tanah bekas penanaman kelapa sawit)
3. Penanaman Kacangan
- Dicampur benih kacangan PJ Pueraria javanica (6 kg) dan CM
Calopogonium mucunoides (3 kg)
- Dibagi menjadi 2 bagian masing-masing 4.5 kg
- Direndam 4.5 kg pertama selama 10 jam dan didiamkan untuk 4.5 kg
kedua.
- Digabungkan kedua campuran lalu ditambahkan pupuk RP (Rock
Phospat) 9 kg dengan perbandingan benih dan RP yaitu 1 : 1
- Dibuat lubang tanam sepanjang jalur tanam
- Ditanam benih kacangan pada lubang tanam dan ditutupi dengan
tanah.
19
- Penyemprotan dilakukan dalam rotasi 2 minggu sekali.
4. Kastrasi
- Dilakukan pemangkasan bunga jantan dan bunga betina pada tanaman
kelapa sawit yang berbunga >30%
- Diletakkan bunga yang telah dipangkas diluar piringan
- Kastrasi dilakukan dengan rotasi 30 hari sekali
20
- Diperkenalkan ruangan tempat penyimpanan dan pencampuran
pestisida
2. Sensus UPDKS (Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit)
- Dilakukan sensus dimulai dari arah selatan dari baris 4 (titik sensus 1),
baris 14, 24 dan seterusnya
- Setiap titik sensus ditambahkan 2 pokok pendamping yaitu yang
berdekatan dengan pasar pikul dan sebelah gawangan mati.
- Pokok sensus selanjutnya diambil pada jarak 10 pokok dari titik
sensus pertama, dan dilanjutkan hingga pokok pada baris habis.
- Pada setiap pokok sensus diamati 3 pelepah dengan bantuan galah
- Dicatat rata-rata jumlah tiap jenis hama pada form.
- Pohon yang disensus ditandai dengan simpul pada daun (jumlah daun
yang disimpul menunjukkan bulan dilakukannya sensus).
3. Penyemprotan
- Disemprot pestisida Polydor 25 EC + perekat Indostick 100/20 SL
berbahan aktif Kondensat nonifenol etilen oksida dengan teknik tarsel
(tarik selang)/EPS (Engine Power Sprayer)
-
f. Pemanenan
1. Sensus Buah (AKP)
- Diambil 205 sampel pokok kelapa sawit dalam 2 pasar pada Afd1 (OP
11).
- Diperhatikan jumlah buah yang matang pada setiap sampel dan dicatat
pada kertas taksasi potong buah.
- Dihitung AKP.
2. Pemanenan/potong buah
- Dilakukan pemanenan pada blok yang telah disensus
- Didodos pelepah yang menghalangi buah, diletakkan di gawangan
mati
- Didodos buah matang menggunakan dodos 4 inch, gancu dan
diletakkan di pasar pikul
- Diangkut dengan menggunakan angkong dan dikumpulkan di TPH
21
- Disusun buah yang dipanen dan ditandai oleh pemanen dengan arang
hitam
- Dikutip bersih semua brondolan
- Diukur dengan menggunakan keranjang takar 5 kg
- Ditumpuk di atas karung dengan rapi
3. Pemeriksaan Ancak
- Ancak yang telah selesai dipanen diperiksa oleh mandor panen
- Dicatat nomor jalur, jumlah pohon yang diperiksa dan jumlah pohon
yang telah dipanen.
- Diperiksa jumlah brondolan yang tertinggal pada setiap pokok yang
telah dipanen lalu dicatat nomor pokoknya pada buku pemeriksaan
ancak.
- Diperiksa setiap pelanggaran yang dilakukan pemanen
- Diberikan denda sesuai dengan kesalahan
4. Pemeriksaan Mutu Buah di TPH
- Buah yang telah disusun di TPH (telah dibuat cangkam kodok dan
terdapat nomor urut pemanen) diperiksa oleh Krani Buah.
- Jumlah buah dicatat di Buku Penerimaan TBS Kelapa Sawit, meliputi:
a) A = Unripe (buah mentah)
b) N = Ripe (buah matang)
c) E = Over ripe (terlalu matang/ busuk/ jankos)
d) AB = Abnormal
e) TP = Tangkai panjang
f) Kg (kilogram) brondolan
- Nomor TPH dicatat di Buku Penerimaan TBS Kelapa Sawit.
- Diberi tanda A pada cangkam kodok jika ditemukan buah mentah.
- Buah yang over ripe diambil brondolannya dan dibuang janjang
kosongnya.
- Disusun kembali buah yang diperiksa seperti semula
- Diberi cap (dibelakang gancu) sebagai penanda pengecekan telah
selesai
- Diangkat 1 janjang ke atas tumpukan janjang.
22
g. Traksi (Transportasi dan Akomodasi)
- Diperkenalkan alat-alat yang terdapat pada traksi
- Diberikan arahan mengenai kegiatan yang dilakukan pada traksi
1. Pengangkutan TBS
- Diarahkan/ditujukan DT (Dump Truck) ke blok yang buahnya akan
diangkut
- Dilakukan pengangkutan buah dari TPH ke dalam truk menggunakan
tojok
- Dimasukkan tumpukan brondolan ke dalam truk
- Dilakukan hal yang sama sampai 10 TPH
- Disusun janjang di dalam truk
- Krani mencatat nomor TPH dan jumlah TBS yang diangkut di setiap
TPH.
- Dibuat surat pengantar oleh krani sebagai syarat masuk pabrik
- DT menuju ke pabrik
- Diberi surat pengantar oleh supir DT ke bagian administrasi pabrik
- DT menuju timbangan
- Diturunkan seluruh janjangan dan brondolan ke tempat penyortiran
- DT kembali ke lapangan untuk pengangkutan trip selanjutnya
23
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Biogas
3.1.1 Sejarah Biogas
Sejarah awal penemuan biogas pada awalnya muncul di benua Eropa.
Biogas adalah hasil dari proses anaerobik digestion Ditemukan seorang ilmuwan
bernama Alessandro Volta yang melakukan penelitian terhadap gas yang
dikeluarkan rawa – rawa pada tahun 1770. Gas dari rawa tersebut teridentifikasi
sebagai gas methana. Pada perkembangannya tahun 1875 dipastikan bahwa
biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Selanjutnya, tahun
1884 seorang ilmuwan lainnya bernama Pasteor melakukan penelitian tentang
biogas menggunakan mediasi kotoran hewan. Perkembangan biogas mengalami
pasang surut, seperti pada akhir abad ke-19 tercatat jerman dan perancis
memanfaatkan limbah pertanian menjadi beberapa unit pembangkit yang berasal
dari biogas. Selama perang dunia kedua banyak petani di Inggris dan benua Eropa
lainnya yang membuat digister kecil untuk menghasilkan biogas, namun dalam
perkembangannya karena harga BBM semakin murah dan mudah diperoleh, pada
tahun 1950-an pemakaian biogas di Eropa mulai ditinggalkan, dan pada saat ini
ditengah keterbasaan persediaan fosil, biogas kembali dikembangkan. Selain itu
disamping persediaan bahan baku yang cukup melimpah, gas hasil dari
pembakaran biogas sangat ramah lingkungan oleh karena itu masyarakat mulai
mengembangkan biogas sebagai bahan bakar alternatif (KESDM, 2014).
33
1. Pemecahan polimer (hidrolisis)
Pada tahap hidrolisis ini terjadi pelarutan bahan-bahan organik mudah larut
dan pencernaan bahan organik yang komplek menjadi sederhana , perubahan
struktur bentuk primer menjadi bentuk monomer. Komponen organik sederhana
yang larut dalam air digunakan oleh bakteri pembentuk asam. Pada fase ini
mengubah protein menjadi asam amino, karbohidrat menjadi gula sederhana, dan
lemak menjadi asam lemak rantai panjang. Laju hidrolisis tergantung pada jumlah
substrat yang tersedia dan konsentrasi bakteri serta faktor lingkungan seperti suhu
dan pH.
34
3.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Biogas
Banyak faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan pembentukan biogas,
diantaranya:
1. Temperatur
Gas metana diproduksi pada tiga tingkat temperatur sesuai dengan bakteri
yang tumbuh. Bakteri Psyhripilic dapat hidup pada suhu 0 - 7°C, Bakteri
mesophilic dapat hidup pada temperatur 13 - 40°C, sedangkan bakteri termophilik
adalah bakteri ysng berkembang pada suhu tinggi. Mampu hidup dan tumbuh
pada tempratur 55 – 60°C. Suhu yang baik pada proses fermentasi adalah 30°C
sampai kira-kira 55°C. Menurut teori, pada suhu yang lebih tinggi kecepatan
produksi biogas akan lebih besar.
2. Waktu Retensi
Faktor lain yang perlu diperhatikan yaitu waktu retensi, faktor ini sangat
dipengaruhi oleh temperatur, pengenceran, laju pengadukan bahan dan lain
sebagainya. Pada temperatur yang tinggi laju fermentasi berlangsung dengan
cepat, dan menurunkan waktu proses yang diperlukan. Pada kondisi normal
fermentasi kotoran berlangsung antara dua sampai empat minggu.
35
baku dengan kadar air yang rendah dapat dijadikan berkadar air tinggi dengan
menambahkan air ke dalamnya dengan perbandingan tertentu sesuai dengan kadar
bahan kering bahan tersebut. Bahan baku yang paling baik mengandung 7-9%
bahan kering. Ternyata kotoran masing-masing jenis ternak mempunyai
kandungan bahan kering yang berbeda-beda. Perbedaan bahan kering yang di
kandung berbagai macam kotoran ternak akan membuat penambahan air yang
berlainan. Setiap kotoran atau bahan baku akan berbeda sifat pengencerannya.
Kotoran sapi segar misalnya, mempunyai kadar bahan kering 18%. Agar
diperoleh kandungan bahan isian sebesar 7-9% bahan kering, maka bahan baku
tersebut perlu diencerkan dengann air mencakup berbandingan 1:1 (bahan
baku:air). Adonan tersebut lalu diaduk sampai campuran rata.
5. Bahan Isian
Bahan baku isian berupa bahan organik seperti kotoran ternak, limbah
pertanian, sisa dapur dan sampah limbah kelapa muda. Bahan isian harus terhindar
dari bahan anorganik seperti pasir, batu, beling, dan plastik. Bahan baku dalam
bentuk selulosa lebih mudah dicerna oleh bakteri anaerobik. Sebaliknya,
pencernaan akan lebih sukar dilakukan bakteri anaerob jika bahan bakunya
banyak mengandung kayu atau lignin.
6. Pengadukan
Proses pengadukan akan sangat menguntungkan karena apabila tidak
diaduk solid akan mengendap pada dasar tangki dan akan terbentuk busa pada
permukaan yang akan menyulitkan keluarnya gas. Masalah tersebut terjadi lebih
besar pada proses yang menggunakan bahan baku limbah sayuran dibandingkan
yang menggunakan kotoran ternak. Pada sistem kontinyu masalah ini lebih kecil
karena pada saat bahan baku dimasukkan akan memecahkan busa pada
permukaan seolah-olah terjadi pengadukan.
36
30 kali lebih cepat daripada nitrogen. Pada bahan yang memiliki jumlah karbon
15 kali dari jumlah nitrogen akan memiliki C/N ratio 15 berbanding 1, C/N ratio
dengan nilai 30 (C/N = 30/1 atau karbon 30 kali dari jumlah nitrogen) akan
menciptakan proses pencernaan pada tingkat yang optimal, bila kondisi yang lain
juga mendukung.
8. Kandungan Air
Bentuk bubur hanya dapat diperoleh apabila bahan yang dihancurkan
mempunyai kandungan air yang tinggi. Apabila sampah tersebut memiliki
kandungan air yang sedikit maka bisa ditambahkan air supaya pembentukan
biogas bisa optimal.
37
Tabel 3.1 Komposisi gas dalam biogas (%) antara kotoran sapi dan campuran
kotoran ternak dengan sisa pertanian
38
slurry hingga meluap ke bak slurry. Gas yang timbul digunakan/dikeluarkan lewat
pipa gas yang diberi katup/keran.
39
4. Floating Drum Plant
Terdiri dari satu digester dan penampung gas yang bisa bergerak.
Penampung gas ini akan bergerak keatas ketika gas bertambah dan turun lagi
ketika gas berkurang seiring dengan penggunaan dan produksi gasnya.
40
3.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Biogas
- Kelebihan Biogas
1. Kebersihan Lingkungan
2. Bio-Gas
3. Bio-fertilizer(pupuk alami)
4. Mengirit biaya investasi (untuk sebuh perusahaan baru).
5. Menghasilkan Tenaga listrik
6. Menghasilkan panas
7. Menghasilkan bahan bakar untuk kendaraan
- Kekurangan Biogas
1. Bau tak sedap
2. Susah dalam perawatannya
41
Selanjutnya sampah organik cair dipompa ke Pembangkit Listrik Tenaga
Biogas dengan pompa atau jalur pipa dari tempat penyulingan sampah organik
cair, stasiun pompa kotoran (SPS) dipisahkan dengan lokasi digester. Dari tangki
pencampuran dan keran biomasa (pupuk, kotoran atau tempat penyulingan air
kotor) disalurkan ke digester (reaktor Organik). Untuk Tangki Reaktor Organik
harus dibuat dari beton yang tahan terhadap asam dan gas. Reaktor panas
dipisahkan dengan pemisahan panas ini dilakukan tergantung pada tempat
Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dan kondisi iklim, bahkan di dalam digester
suhu memegang peranan penting, hal ini dapat diatasi dengan cara yang biasanya
disebut suhu mesophilic (+30-41°), dalam beberapa hal suhu termophilic
digunakan (kira-kira 55°). Selanjutnya biomasa didalam digester diaduk,
pengadukan ini dilakukan dengan beberapa cara dan bergantung dari jenis bahan
baku, kelembabannya dan ciri-ciri lain yang digunakan. Pengadukan ini biasanya
dilakukan oleh slopped mixer, mesin pengaduk tipe “paddle giant” atau pengaduk
tipe submersed, semua tipe pengaduk ini dibuat dari baja tahan karat bahkan alat
pengaduk ini dapat berupa mesin hidraulik, namun lapisan pompa mesin
pengaduk biomasa dapat dimasuki oleh beberapa jenis bakteri.
Pemanasan digester dilakukan oleh air panas dengan suhu yang masuk
kira-kira 60° dan suhu keluaran kira-kira 40°. Sistem Pemanas dialirkan melalui
jaringan pipa,yang dapat dipasang langsung ke dinding reaktor atau dapat
ditempelkan ke bagian dalam sisi dinding digester. Jika Pembangkit Listrik
Tenaga Biogas dilengkapi dengan unit co-generation, pemanasan digester dapat
dilakukan oleh generator yang mendinginkan air, generator yang mendinginkan
air mempunyai suhu 90° dan sebelum panas ini disalurkan ke sistem pemanas
digester, panas ini dicampur dengan air dengan suhu 40° sehingga sistem
pemanas menerima air dengan suhu 60°. Air yang sebelumnya digunakan
dapat dikembalikan dan dapat didaur ulang.
Rata-rata waktu penyimpanan biomasa dalam bioreaktor (tergantung pada
material yang digunakan ) sampai 20 hingga 40 hari, selama waktu ini bahan
organik melakukan metabolisasi (dimodifikasi) oleh microorganisme, pakan
ternak dari jagung disimpan dalam rentang waktu 70 hingga 160 hari, waktu
penyimpanan ditetapkan dari ukuran digester.
42
Proses fermentasi dilakukan oleh bakteri anaerob, yang dimasukan ke
digester sepanjang pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Biogas.
Selanjutnya bakteri anaerob tidak perlu dimasukan ke digester. Memasukan
bakteri anaerob dilakukan dari 3 cara berikut ini yaitu:
1. Memasukan inti sari bakteri anaerob
2. Menambahkan pupuk baru, atau
3. Memasukan biomasa pada saat pengoperasian Pembangkit Listrik tenaga
Biogas.
Biasanya metode ke 2 dan 3 yang paling murah yang digunakan orang-
orang. Bakteri Anaerob dimasukan ke dalam pupuk yang berasal dari perut hewan
dan tidak berbahaya bagi manusia atau hewan, karena bioreaktor ditutup hingga
kedap udara oleh sebab itu bioreaktor atau fermenter dapat ditempatkan dekat
dengan lahan pertanian atau lahan produksi. Sebagai hasil akhir didapatkan biogas
dan pupuk organik (dalam bentuk padat maupun cair).
Biogas terdapat di gasholder, di dalam gasholder, tekanan dan biogas
dicampur sama rata. Membran EPDM pada gasholder tahan akan daya renggang
yang besar dan tahan terhadap perubahan bentuk (menggelembung). Bahan
yang terdapat pada membran memiliki daya tahan terhadap cahaya matahari,
endapan dan penguapan di dalam bioreaktor. Bioreaktor ditutup, hingga kedap
udara menutupi gasholder. Ruang udara diantara gasholder dan sisi depan yang
miring dipompa dengan udara untuk menekan dan menyekat panas, kadang-
kadang gasholder memiliki banyak penutup ruangan, penutup dapat
dilindungi oleh sabuk di atas kubah beton atau meletakan pemisah di tangki
beton, kapasitas gasholder 0.5 – 1 kali pengoperasian per hari.
Dari gasholder biogas terus dialirkan ke gas co-generation unit, disini
panas dan listrik dapat diproduksi, 1m3 dari biogas memproduksi 2 Kwh energi
listrik dan 2 Kwh energi panas, pembangkit Biogas yang besar dilengkapi
dengan system proteksi terhadap kegagalan operasi, (pengoperasian mesin dan
kegagalan pada saat pembakaran biogas). Sistem biogas dilengkapi dengan
ventilasi, pengekstrak embun dan desulphurization unit.
Sistem secara keseluruhan dioperasikan oleh unit kendali otomatis. Unit
kendali bekerja mengoperasikan stasiun pompa, pencampur (pengaduk), sistem
43
panas, otomatis gas dan generator, setelah bakteri anaerob mengurai biomasa.
Hasilnya siap untuk dipakai sebagai pupuk, pupuk organik cair dipisahkan oleh
unit pemisah dan tersedia di tangki. Di Jerman (amoniak cair) digunakan sebagai
pupuk dengan amoniak tinggi (NH4). Pupuk padat tersedia secara terpisah, dari
tangki penyimpan, pupuk organik cair dipompa ke tangki pengangkutan untuk
lebih jauh di distribusikan atau dijual. Gambar Skematik PLT Biogas dan Proses
Biogas dapat di lihat pada gambar 3.3 dan gambar 3.4 berikut :
44
BAB IV
AKTIVITAS KERJA PRAKTEK
45
menuju tempat penyortiran. Buah yang masuk disortasi sesuai kriteria TBS dan
dimasukkan ke loading ramp. TBS dari loading ramp selanjutnya dimasukkan ke
dalam lori dengan kapasitas masing masing lori 7,5 ton. Pada PND setiap
pengisian TBS ke lori memuat 6 lori sekaligus. Lori yang telah terisi penuh
dengan TBS kemudian direbus di dalam sterilizer sebanyak 5 lori dalam setiap
sterilizer. Perebusan dilakukan dengan suhu 200-3000C selama 85 menit dengan
tekanan 2.8 Bar. Gambar penimbangan sawit dan kriteria TBS (Tandan Buah
Segar) dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :
a. b.
46
Gambar 4.3. Alur pengolahan TBS di Pabrik Minyak Kelapa Sawit
47
4.1.2 Pengolahan Kernel menjadi CPKO
Kernel yang telah terpisah dari cangkang biji selanjutnya dikirim ke tanki
penimbangan berkapasitas 200 kg yang selanjutnya akan masuk ke bunker kernel,
dari bunker kernel, nut akan dialirkan menuju Pressing cage I untuk diperas dari
minyaknya, Hasil pemerasan ini ialah ampas dan minyak inti. Ampas hasil
pemerasan I ini tidak langsung dibuang tetapi disedot ke Pressing cage II untuk
diperas kembali. Hasil pemerasannya yaitu minyak inti dan ampas, selanjutnya
ampas akan dikirim ke gudang penyimpanan. Minyak dari Pressing cage I dan II
dialirkan menuju Sedimentation tank I, di dalam tanki ini minyak akan diputar
terus menerus agar tidak timbul endapan, minyak kemudian dialirkan menuju
vibrating screen untuk disaring dan dialirkan menuju sedimentation tank II.
Minyak dari sedimentation tank II akan dialirkan menuju Leaf Filter untuk
disaring hingga seluruh ampasnya hilang, hasil dari penyaringan ini berupa CPKO
dan ampas. CPKO akan disimpan ke tanki CPKO (Clean Oil Tank) dan ampas
akan disimpan di gudang. Alur Pengolahan Kernel menjadi CPKO dapat dilihat
pada gambar 4.4 berikut.
48
pada vibrating screen, hasil penyaringan berupa limbah padat dan cair, limbah
padat akan dialirkan menuju kolam limbah II sedangkan cairannya dialirkan ke
storage tank. Cairan pada storage tank selanjutnya dikirim ke digester tank yang
berisi lumpur, cairan akan dicampur dengan lumpur dan akan diaduk terus
menerus oleh mixer. Pengadukan bermaksud untuk menjaga lumpur dan cairan
tetap tercampur. Bakteri akan menghasilkan gas methan. Hasil pengolahan di
dalam digester tank yaitu cairan yang tak terpakai lagi dan gas metan. Air yang
tidak terpakai lagi akan dialirkan menuju AN MBR Permeate disini sisa gas metan
akan diserap dan dialirkan kembali ke digester tank sedangkan air akan dipompa
ke kolam limbah II. Gas metan dari digester tank akan dialirkan menuju scrubber
I dan II yang kemudian akan dialirkan menuju engine untuk mengubah gas
methan menjadi listrik. Listrik hasil pengolahan limbah ini dipakai untuk
keperluan pabrik dan penerangan di KNS. Sistem Pengolahan Limbah Menjadi
Listrik dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut :
49
pembangkit listrik ini juga bermanfaat bagi warga sekitar karena listrik yang
dihasilkan tidak hanya digunakan untuk pabrik saja, melainkan juga disalurkan ke
pemukiman warga. Single Line Diagram PLTBG PT.Hari Sawit Jaya dapat dilihat
pada gambar 4.6 berikut :
4.2.1 Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Biogas PT. Hari Sawit Jaya
Berikut adalah penjelasan dan fungsi tentang komponen dan bagian-bagian
yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga biogas PT. Hari Sawit Jaya.
a. Kolam POME
Limbah yang menjadi perhatian di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) adalah
limbah cair atau yang lebih dikenal dengan POME (palm oil mill effluent). POME
ialah air buangan yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit utamanya berasal
kondensat rebusan, air hidrosiklon, dan sludge separator. Setiap ton TBS yang
diolah akan terbentuk sekitar 0,6 hingga 1 m3 POME. POME kaya akan karbon
organik dengan nilai COD (Chemical Oxygen Demand) lebih 40 g/L dan
kandungan nitrogen sekitar 0,2 dan 0,5 g/L sebagai nitrogen ammonia dan total
nitrogen. Pada PLTBG PT. Hari Sawit Jaya POME ditampung di sebuah kolam
50
sebelum diolah menjadi biogas. Kolam POME dapat dilihat pada gambar 4.7
berikut :
51
Setelah POME terpisah dari kotoran padat selanjutnya akan di tampung di
material feed tank yang nantinya akan disalurkan oleh material transfer pump,
besar motor listrik yang digunakan pada material transfer pump ini sebesar 10 HP
dan di tampung di material storage tank. Material Feed Tank dan Material
Transfer Pump dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut :
52
Sesuai namanya digester tank merupakan tempat pembusukan POME
untuk menghasilkan biogas. Digester Tank dapat dilihat pada gambar 4.11 berikut
:
Disini POME yang disalurkan terus diaduk juga agar menghasilkan gas
yang akan digunakan untuk proses pembangkitan listrik. Dengan menggunakan
sensor suhu, suhu digester dijaga agar tetap berada pada 50-60 derajat celcius agar
bakteri yang ada dapat memproduksi gas yang dibutuhkan. Pada proses
pengadukan digunakan motor induksi 15HP sebanyak 4 buah dengan
pengoperasian selama 24 jam.
f. An MBR Tank
Pada bagian bawah Digester Tank terdapat pipa yang akan mengalirkan
POME yang kualitasnya kurang baik untuk menghasilkan gas ke AnMBR Tank
yang menggunakan masing-masing tank 1 buah motor induksi 7.5 HP. Setelah
POME sampai di AnMBR Tank akan dilakukan perbaikan kualitas POME.
Setelah POME sudah bagus maka akan dialirkan lagi ke Digester Tank . An MBR
Tank dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut :
53
Gambar 4.12 An MBR Tank
a. b.
54
h. Gas Engine
Setelas Gas sudah disaring kadar H2S nya biogas akan diteruskan ke
blower yang selanjutnya diteruskan engine room yang akan menggerakkan gas
engine untuk menghasilkan listrik. Gas Engine dapat dilihat pada gambar 4.14
berikut :
55
Pada An MBR tank dilakukan penyerapan ulang agar gas methan yang
terdapat dari air sisa digester tidak terbuang percuma. Selanjutnya gas methan
yang dihasilkan akan dikembalikan ke digester tank yang selanjutnya diteruskan
ke biogas clean sedangkan airnya akan dibuang ke kolam pembuangan.
Pada biogas clean dilakukan proses bioteknologi untuk mengurangi
kandungan H 2 S dari biogas.Setelah kandungan H 2 S dikurangi selanjutnya biogas
akan diteruskan ke blower yang selanjutnya diteruskan engine room yang akan
menggerakkan gas engine untuk menghasilkan listrik. Gas engine yang digunakan
merupakan gas engine keluaran produsen Austria yaitu GE Jenbacher. Diagram
Alir Biogas Plant dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut :
56
dengan Main Distribution Board yang dilengkapi dengan pengaman berupa OCR,
UVR, EFR, RPR dan peralatan sinkron dan switching dan juga capasitor bank
untuk perbaikan factor daya. Kemudian melalui Main Distribution Board (MDB)
akan di distribusikan menuju Motor Control Centre (MCC) dan Sub Distribution
Board (SDB) pada masing-masing Station proses untuk kemudian mensuplay
listrik pada beban berupa motor listrik, pompa, fan. untuk beban penerangan,
Office dan domestic akan di supplay dari Sub Distribution Board (SDB). Untuk
beban yang letaknya jauh dari sumber yaitu Raw Water Pump dan Effluent
Treatment Plant, drop voltage tegangan lebih dari 5 % maka dipasang trafo Step-
Up dan Step-Down untuk perbaikan tegangan. Diagram Sistem Distribusi dapat
dilihat pada gambar 4.16 berikut :
57
sehingga proses yang dilakukan terbilang cukup sederhana karena sinkronisasi
dilakukan melalui program secara otomatis.
Sedangkan proses sinkronisasi pada PLTU masih dilakukan secara manual
oleh operator dikarenakan belum diterapkannya sistem automasi. Berikut adalah
langkah-langkah pada proses sinkronisasi manual:
Selektor switch synchronization generator diposisikan pada posisi start up.
Lalu cek nilai tegangan bus bar dan frekuensi bus bar dengan generator.
Atur nilai tegangan agar nilainya sama antara PLTBG dengan PLTU
dengan menggunakan alat voltage regulator melalui selektor adjust voltage
dan frekuensi dapat diatur dengan mengatur kecepatan putaran dari
generator, kecepatan putar generator dapat dikendalikan dengan governor
melalui selektor adjust rotate speed.
Lalu perhatikan putaran jarum synchroscope. Jika putaran jarum masih
cepat, atur kembali tegangan dan frekuensinya. Jika putaran jarum sudah
lambat maka sinkronisasi bisa dilakukan.
Selanjutnya perhatikan jarum synchroscope, jika sudah menunjukkan
nol/zero, segera posisikan breaker generator ke posisi ON. Jika proses
sinkronisasi berhasil maka lampu indikator akan menyala hijau.
58
lebih dominan sebesar 77,62 %. Beban domestik menempati urutan kedua
mencapai 16,75 %. Sedangkan beban lain berupa head office, kantor PKS,
Workshop KB, dan penerangan jalan memiliki nilai yang kecil berkisar 0,5-3%.
Sehingga penggunaan untuk beban ini tidak terlalu berpengaruh besar terhadap
daya yang ditanggung terhadap pembangkit. Konsumsi Daya untuk Palm Oil Mill
Capacity 45 Ton FFB/Hour dapat dilihat pada table 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Konsumsi Daya untuk Palm Oil Mill Capacity 45 Ton FFB/Hour
Df (%)
1. Reception & 147 279 175 92 63
Sterilizer
2. Threshing 149 283 88 46 31
3. Pressing 240 456 200 105 44
4. Clarification 171 325 30 16 9
5. Oil Storage 23 44 12 6 27
6. Depericarper & 281 534 280 147 52
Kernel
7. Boiler Control 230 437 320 168 73
8. WTP 193 367 63 33 17
9. Boiler Demint 76 144 20 11 14
10. Effluent 60 114 45 24 31
Treatment
11. Factory Lighting 75 142 50 26 35
12. Domestic Lighting 50 95 40 21 42
Total 1695 705 42
59
ditanggung oleh PKS sehingga perhitungan konsumsi energi listrik terhadap
kWh/ton TBS juga akan terpengaruh.
- Water jaket Heater lupa dibuka akibatnya Gas Engine mengalami trip
- Trip akibat beban kejut yang disebabkan kenaikan beban yang melampaui
kapasitas beban.
60
Gambar 4.17 Kunjungan ke pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi minyak
61
Gambar 4.19 Pengamatan proses sinkronisasi otomatis pada Gas Engine
62
Gambar 4.21 Proses memasukkan limbah padat pabrik sebagai bahan bakar boiler
63
Gambar 4.23 Pengecekan ketinggian dan temperatur Material Storage Tank
64
Gambar 4.25 Pengecekan temperatur Digester Tank
65
Gambar 4.27 Pengecekan penggunaan beban di ruang operator
66
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kerja praktek merupakan suatu kegiatan yang berguna untuk meningkatkan
dan mempersiapkan mahasiswa untuk berinteraksi dengan dunia kerja. Selama
melaksanakan Kerja Praktek di PT. Hari Sawit Jaya, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. PT. Hari Sawit Jaya Pabrik Negeri Lama Dua memiliki berbagai divisi
diantaranya Bengkel, Proses, Electrical dan lain-lain
2. PT. Sawit Hari Sawit Jaya Pabrik Negeri Lama Dua memiliki beberapa
pembangkit listrik, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, Pembangkit
Listrik Tenaga Uap, dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Biogas milik PT. Hari Sawit Jaya memiliki
kapasitas daya sebesar 2,6 MW.
4. Proses sinkronisasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Biogas milik pabrik
dilakukan secara otomatis sedangkan proses sinkronisasi pada Pembangkit
Listrik Tenaga Uap masih dilakukan secara manual.
5. Proses sinkronisasi dilakukan untuk melakukan pembagian daya antara
PLBG dengan PLTU.
5.2 Saran
Adapun saran – saran yang ditujukan adalah sebagai berikut:
1. Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Teknik Elektro
melakukan kerjasama yang baik dengan PT. Sawit Hari Sawit Jaya agar
dapat memudahkan mahasiswa yang ingin melaksanakan Kerja Praktek dan
penelitian tugas akhir.
2. PT. Sawit Hari Sawit Jaya agar dapat membagi atau mengatur waktu antara
kerja praktek dikantor dan dilapangan supaya mahasiswa dapat mengenali
perangkat yang sebenarnya.
3. PT. Sawit Hari Sawit Jaya agar dapat menerapkan sistem automasi terhadap
Pembangkit Listrik yang lain, agar proses sinkronisasi dapat dilakukan lebih
cepat dan mudah.
67
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sembiring, H. 2017. Resertification ISCC PT. Hari Sawit Jaya Negeri Lama
Dua Mill, Biogas. PT Hari Sawit Jaya, Asian Agri Group.
[2] Agensy, Ardhin I dkk, 2012. Pembuatan dan Pemanfaatan Biogas sebagai
Energi Alternatif dengan menggunakan Tabung Digester Metode
Kultur Kontinyu. Universitas Brawijaya : Malang.
[3] Budiman. 2010. Tesis : Analisis Potensi Biogas untuk menghasilkan Energi
Listrik dan Termal pada Gedung Komersil di Daerah Perkotaan.
Universitas Indonesia : Depok.
68
LAMPIRAN
DAFTAR KEGIATAN KERJA PRAKTEK
Berikut adalah kegiatan yang dilakukan selama Kerja Praktek pada seperti
ditunjukkan pada Tabel berikut:
Tabel 5.1 Daftar kegiatan kerja praktek di PT. Hari Sawit Jaya
69
Mengamati kinerja Over Flow Tank
Mengamati fungsi AnMbr Tank serta
menganalisanya
Starting Gas Engine
Sinkron tengangan dengan PLN
70
09/02/2018 Jum'at Analisis dan Pengaturan pada panel daya
PLTBG
Mengunjungi dan mengecek pompa
penampungan pome
Mengunjungi Vibration Sreen dan Material Feed
Tank
Mengunjungi dan mengamati kinerja Material
Supply Tank
Menganalisis kinerja AnMbr Mixer Pump pada
Material Supply Tank
Mengatur temperatur pada Digester Tank
temperatur nomor 1 dan 2
Menganalisis kinerja AnMbr Sludge Pump
71
14/02/2018 Rabu Mengunjungi vibrating screen dan menganalisa
material supply pump
Menganalisa kinerja AnMBr sludge pump
Mengatur temperatur pada digester tank
temperatur No.1 dan No.2
Menganalisa kinerja Over Flow Tank
72
menganalisanya
73
26/02/2018 Senin Presentase mengenai apa yang telah dipelajari
74