Oleh :
Oleh :
berupa putaran menjadi energi listrik bolak balik (AC), Energi mekanis diberikan
oleh penggerak mulanya. Sedangkan energi listrik bolak balik (AC) akan
telah memberikan hubungan yang penting dalam usaha pemanfaatan energi yang
terkandung dalam batu bara, gas, minyak, air uranium kedalam bentuk yang
faktor daya beban. Perubahan beban dapat terjadi sewaktu-waktu pada system.
menyebabkan perubahan regulasi tegangan dan efisiensi. Dalam Tugas Akhir ini
tiga phasa.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
Ayahanda, dan Ibunda. Serta Kakak, Abang, dan Adik tercinta yang merupakan
bagian hidup penulis yang senantiasa mendukung dan mendoakan dari sejak
penulis lahir hingga sekarang. Dan juga kepada keluarga besar di Siabu.
Selama masa perkuliahan sampai masa penyelesaian tugas akhir ini, penulis
banyak memperoleh bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
dengan setulus hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
yang telah banyak meluangkan waktu dan ilmu yang beliau miliki demi
2. Bapak H. Ir. Satria Ginting, MT, Bapak Ir. Syarifuddin Siregar, dan Bapak
Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si, Selaku Dosen Pembanding Tugas Akhir.
3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Ketua Departemen Teknik
Elektro FT-USU dan Bapak Rachmad Fauzi, ST, MT, selaku Sekretaris
Habibi, Alfi, Ijonk, Mitro, Nasir, Teguh, Qibar, Ibenk, Teku, Rozi,
Supenson, Salman, Zaimi, Agung, Randy, dan lain-lain yang tidak dapat
Akhir kata, tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
kesalahan dan kekurangan, namun penulis tetap berharap semoga tugas akhir ini
AHMAD FAISAL
NIM: 060402010
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ................................................................................................... ( i )
KATA PENGANTAR .................................................................................. ( iii )
DAFTAR ISI ................................................................................................ ( iv )
DAFTAR GAMBAR................................................................................... ( vii )
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ( ix )
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel 4.2 Arus Hubung Singkat Sebagai Fungsi Arus Medan .................. 53
Sinkron .................................................................................... 65
berupa putaran menjadi energi listrik bolak balik (AC), Energi mekanis diberikan
oleh penggerak mulanya. Sedangkan energi listrik bolak balik (AC) akan
telah memberikan hubungan yang penting dalam usaha pemanfaatan energi yang
terkandung dalam batu bara, gas, minyak, air uranium kedalam bentuk yang
faktor daya beban. Perubahan beban dapat terjadi sewaktu-waktu pada system.
menyebabkan perubahan regulasi tegangan dan efisiensi. Dalam Tugas Akhir ini
tiga phasa.
berupa putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan oleh penggerak
hubungan yang penting dalam usaha pemanfaatan energi yang terkandung pada
batu bara, air, minyak, gas uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat dan mudah
Rotor atau bagian yang berputar, Stator atau bagian yang diam, dan celah udara
antara Stator dan Rotor. Konstruksi Rotor sendiri terdiri atas Rotor Silinder dan
Disamping itu juga perlu rangkaian eksitasi sebagai penghasil tegangan induksi
pada terminal jangkar. Untuk Generator Sinkron yang besar, Rangkaian Jangkar
diletakkan pada Stator untuk menghindari timbulnya bunga api jika Rangkaian
Jangkar pada bagian Rotor. Untuk Rangkaian Eksitasi dapat dibagi atas eksitasi
Generator tiga fasa dituntut untuk bekerja stabil dalam tegangan yang
dihasilkan, dan frekuensi. Ketidak stabilan kedua hal tersebut sangat berpengaruh
bekerja tidak stabil adalah factor daya dari beban yang dipikul yang mana hal itu
mempengaruhi arus beban. Beban yang dipikul alternator dapat bersifat resistif,
berbeda.
untuk ketiga beban tersebut terhadap regulasi tegangan dan efisiensi sebuah
generator sinkron.
hubungan antara perubahan arus beban dengan factor daya tertentu (beban resistif,
regulasi tegangan dan efisiensinya, kecepatan rotor dan arus medan dijaga
konstan.
kombinasi R L C.
pembahasan materi dalam Tugas Akhir ini lebih terarah, maka penulis
sinkron.
1. Studi Literatur
2. Studi Laboratorium
yang diperlukan
3. Studi Bimbingan
Dalam hal ini penulis melakukan diskusi tentang topik tugas akhir ini
sesama mahasiswa.
BAB I PENDAHULUAN
generator sinkron.
GENERATOR SINKRON
2.1 Umum
sinkron. Oleh sebab itu generator sinkron memegang peranan penting dalam
generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran
medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar
rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama
dengan medan putar pada stator. Mesin sinkron tidak dapat start sendiri karena
kutub-kutub tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu
sinkron. Secara umum, konstruksi generator sinkron terdiri dari stator (bagian
yang diam) dan rotor (bagian yang bergerak). Keduanya merupakan rangkaian
magnetik yang berbentuk simetris dan silindris. Selain itu generator sinkron
memiliki celah udara ruang antara stator dan rotor yang berfungsi sebagai tempat
secara umum :
a. Rotor
1. Slip Ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi
2. Sikat
Sebagaian dari generator sinkron ada yang memiliki sikat ada juga
pada rotor generator sikron. Sikat terbuat dari bahan karbon tertentu.
4. Poros Rotor
poros rotor.
Bentuk suatu rotor dari generator sinkron dapat dilihat pada Gambar
2.2 berikut:
yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient pole (kutub
menonjol) dan non salient pole (kutub silinder atau tak menonjol).
pendek.
belitan medan ini disuplai oleh eksiter, maka kutub yang berdekatan akan
sinkron tipe seperti ini biasanya dikopel oleh mesin diesel atau turbin air
Rotor tipe ini dibuat dari plat baja berbentuk silinder yang
slot dan juga kumparan medan yang terletak pada rotor maka jumlah kutub
pun sedikit yang dapat dibuat. Belitan-belitan medan dipasang pada alur-
alur di sisi luarnya dan terhubung seri yang di enerjais oleh eksiter.
kecepatan putaran tinggi (1500 atau 3000 rpm) biasanya digunakan untuk
uap dan gas. Rotor silinder baik digunakan pada kecepatan tinggi karena:
tinggi.
b. Stator
Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi sebagai tempat
untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban
dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam (tidak
bergerak). Oleh sebab itu komponen ini juga disebut sebagai stator.
Bentuk suatu stator dari generator sinkron dapat dilihat pada Gambar 2.5
berikut:
1. Rangka Stator
generator sinkron.
2. Inti Stator
Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetik
kumparan jangkar. Ada 3 (tiga) bentuk alur stator yaitu, terbuka, setengah
terbuka, dan tertutup. Ketiga bentuk alur (slot) tersebut tampak seperti
ada satu sisi lapisan didalam masing-masing alur. Bila kumparan tiga
phasa dimulai pada Sa, Sb, dan Sc dan berakhir di Fa, Fb, dan Fc bisa
disatukan dalam dua cara, yaitu hubungan bintang dan segitiga. Antara
mekanik, satu siklus ggl penuh akan dihasilkan bila rotor dengan 4 kutub
berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus ggl penuh akan menunjukkan
360 derajat listrik, adapun hubungan antara sudut rotor mekanis αmek, dan
efektif dalam penggunaan inti setator, karena variasi kerapatan fluks dalam
inti dan juga melokalisir pengaruh panas dalam daerah alur dan
yang secara umum banyak digunakan. Pada masing-masing alur ada dua
sisi lilitan memiliki lebih dari satu putaran. Bagian dari lilitan yang tidak
yang halus dan diisolasi untuk tegangan yang rendah pada rotor silinder,
belitan rotor ditempatkan pada alur rotor dan kedua ujungnya dihubungkan
dengan sumber tegangan atau arus searah untuk memberikan eksitasi pada
rotor.
sistem eksitasi terdiri dari dua jenis yaitu sistem eksitasi dengan menggunakan
(brushless). Ada dua jenis sistem eksitasi dengan menggunakan sikat yaitu :
sebuah generator arus searah berkapasitas kecil yang disebut eksiter. Generator
kebelitan rotor generator sinkron melalui sikat karbon dan slip ring. Akibatnya
arus searah mengalir ke dalam rotor atau kumparan medan dan menimbulkan
medan magnet yang diperlukan untuk dapat menghasilkan tegangan arus bolak-
arus searah merupakan beban tambahan untuk penggerak mula. Penggunaan slip
ring dan sikat menimbulkan masalah ketika digunakan untuk mensuplai sumber
arus searah padabelitan medan generator sinkron. Terdapat sikat arang yang
menekan slip ring sehingga timbul rugi gesekan pada generator utamanya. Selain
itu pada generator arus searah juga terdapat sikat karbon yang menekan
komutator. Selama pemakaian slip ring dan sikat harus diperiksa secara teratur,
generator arus searah juga memiliki keandalan yang rendah. Karena hal-hal
seperti diatas dipikirkan hubungan lain dan dikenal apa yang dikenal sebagai
generator sinkron static exciter (penguat statis). Gambar 2.9 adalah sistem eksitasi
Generator
Sinkron Generator
Arus Searah
bergerak (static), artinya peralatan eksitasi tidak ikut berputar bersama dengan
rotor generator sinkron. Sistem eksitasi statis (static excitation sistem) atau
disebut juga dengan self excitation merupakan sistem eksitasi yang tidak
Sumber eksitasi pada sistem eksitasi statis berasal dari tegangan output
penyearah thyristor.
Pada mulanya pada rotor ada sedikit magnet sisa, manet sisa ini akan
penyearah dan dimasukkan kembali pada rotor, akibatnya medan magnet yang
sistem eksitasi statis memang sudah jauh lebih baik yaitu tidak ada generator
arus searah (yang keandalannya rendah) dan beban generator arus searah pada
penggerak mula hilang. Eksiter diganti dengan eksiter yang tidak berputar yaitu
penyearah karena itu disebut eksiter statis. Gambar 2.10 berikut adalah sistem
eksitasi statis.
PT
Konverter
AVR
CT
eksitasi statis dilengkapi dengan field flashing. Hal ini dibutuhkan karena
generator sinkron tidak memiliki sumber arus dan tegangan sendiri untuk
mensuplai kumparan medan. Penggunaan slip ring dan sikat pada eksitasi ini
suplai arus searah kebelitan medan dilakukan tanpa melalui sikat. Arus searah
untuk suplai eksitasi untuk awal start generator digunakan suplai dari baterai,
yang sering dinamakan penguat mula, dimana arus ini selanjutnya disalurkan ke
rectifier, yang diletakkan pada bagian poros ataupun pada bagian dalam dari
Dari Gambar 2.11 diatas, untuk menghindari adanya kontak geser pada
disalurkan kebagian belitan medan dari generator utama. Hal ini dimungkinkan
karena dioda penyearah ditempatkan pada bagian poros yang dimiliki bersama-
sama oleh rotor generator utama dan penguat medannya. Arus medan pada
generator utama dikontrol oleh arus yang mengalir pada kumparan medan
penguat (eksiter).
yang dipakai adalah sistem self exitation system yaitu sistem dimana sumber
daya untuk penguatannya diperoleh dari keluaran tiga phasa generator itu
sendiri. Gambar 2.12 menggambarkan sistem eksitasi tanpa sikat dengan suplai
tiga phasa.
penyearah, dimana arus yang disearahkan diperoleh dari keluaran tiga phasa
magnet ini dapat dihasilkan dari belitan rotor yang disuplai dengan sumber
listrik arus searah. Cara lain untuk menghasilkan medan magnet pada rotor
Hal ini dimaksudkan agar sistem eksitasi dari generator sama sekali tidak
tergantung pada sumber daya listrik dari luar mesin itu. Pada Gambar 2.13 dapat
Magnet Generator.
utama. Hal ini memungkinkan generator tersebut tidak menggunakan slip ring dan sikat
adalah tetap.
2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera
n=
120. f
...............................................(2.1)
p
f = frekuensi (Hz)
persamaan :
dϕ
e=− N
dt
dϕ maks Sinωt
=− N
dt
dimana : ω = 2πf
f =
np
dimana :
120
np
= − N 2π ϕ maks Cosωt
120
np
E maks = N 2.3,14. ϕ maks
120
ϕ maks
np
E eff = =
N (2.3,14.
emaks 120
2 2
4,44 Npnϕ
= ,
120
= C)
4,44 Np
dimana : (
120
= Cnϕ ……………………………..(2.2)
yang ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan
ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu sama
lain. Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk
Bila beban terhubung ke terminal generator maka pada belitan stator akan
mengalir arus, sehigga timbul medan magnet pada belitan stator. Medan magnet
ini akan mendistorsi medan magnet yang dihasilkan belitan rotor. Seperti yang
EAmax EAmax
IAmax
BR BR
ωm ω
(a) (b)
EAmax EAmax Vф
IAmax IAmax
BR BR
Bnet
BS BS
E stat E stat
(c) (d)
Gambar 2.14 Model Reaksi Jangkar
tegangan induksi EA. Bila generator melayani beban dengan induktif, maka arus
pada stator akan tertinggal seperti pada Gambar 2.14.b. Arus stator tadi akan
meghasilkan medan magnet sendiri Bs dan tegangan stator Estat, seperti pada
terhadap tegangan jangkar. Arus pada belitan stator akan menghasilkan medan
magnet Bs, yang kemudian kan menghasilkan tegangan stator Estat. Dua tegangan
yaitu tegangan jangkar EA dan tegangan reaksi jangkar Estat akan menghasilkan
Vt, dimana:
Vt = EA + Estat …………………….(2.3)
Vt = EA -jXIa........................................(2.4)
sinkron juga karena adanya tahanan Ra dan Induktansi belitan stator Xa, ,dan
Vt = EA-jXIa-jXaIa-IaRa ……………..(2.5)
Vt = EA-jXsIa-IaRa …………………..(2.6)
Dari Persamaan (2.6) dapat dibuat model rangkaian ekivalen generator sinkron
If Ia
j XS Ra
Rf
Vf EA Vt
Lf
Stator terdiri dari belitan-belitan. Suatu belitan konduktor akan terdiri dari
tahanan Ra dan induktansi Xla maka rangkaian ekivalen suatu generator sinkron
Radj X ar X la Ra
Rf Ia
Vf Ea V
Lf
sebagai reaktansi sinkron, atau Xs = Xar + Xla dapat dilihat pada Gambar 2.16
Rf jXS Ra Ia
Rf
Vf Ea Vt
Lf
Ea1 Vt1
If
jXS Ra Ia2
Rf
Vf Ea2 Vt2
Lf
jXS Ra Ia3
Ea3 Vt3
ditentukan dengan melakukan test beban nol (open circuit) yang memiliki
c.) Arus medan (If) dinaikkan dari nol hingga maksimum secara bertahap
d.) Catat harga tegangan terminal (Vt) pada setiap harga arus medan (If)
Rf
Vf E0 VΦ
Lf
E0 = VΦ + Ia (Ra + jXs)…………….(2.10)
E0 = VΦ = cnΦ ……………………..(2.11)
Karena tidak ada beban yang terpasang, maka Φ yang dihasilkan hanya Φf.
Sehingga :
E0 = cnΦf …………………………...(2.12)
k = Konstanta
Characteristic).
O If (A)
Dari Gambar 2.20 di atas terlihat bahwa pada awalnya kurva berbentuk hampir
benar-benar linear. Hingga pada harga-harga arus medan yang tinggi, bentuk
kurva mulai terlihat saturasi. Inti besi yang tidak jenuh dalam bingkai mesin
sinkron memiliki reluktansi beberapa ratus kali lebih rendah daripada reluktansi
air gap. Sehingga pertama-tama hampir seluruh MMF melewati celah udara dan
peningkatan fluksi yang terjadi linear. Ketika inti besi mengalami saturasi,
reluktansi besi meningkat secara drastis dan fluksi meningkat lebih lambat dengan
peningkatan nilai MMF. Bentuk linear dari grafik OCC disebut karakteristik air
gap line.
dihubung singkat terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain :
d.) Ukur arus armatur (Ia) pada setiap peningkatan arus medan (If)
Dimana, rangkaian test hubung singkat pada generator sinkron akan diperlihatkan
R adj Ia Ra Xs
Rf
Vf VΦ =0
Ea
Lf
E = VΦ + Ia (Ra + jXs)………..(2.15)
cn = k1 ……………………….. (2.18)
k1
Isc = I f ………………….... (2.21)
k2
disebabkan oleh medan magnet yang terjadi sangat kecil sehingga inti besi tidak
Ia(A)
SCC
o
If (A)
Ea
Ra + jX s
(Ia) = Isc = …………………….(2.22)
Ea
Ra + jX s
Ia = Isc = ………………….(2.23)
2 2
VΦ = 0 Ea BR
Ia jXsIa
Bstat Bnet
Ia R a
Gambar 2.23 Diagram Phasor dan Medan Magnet saat Hubung Singkat
Karena Bstat hampir meniadakan BR, medan magnet Bnet sangat kecil. Oleh
Ra + jX s =
2 2 Ea
Zs = …………………(2.24)
Ia
Ea
Karena Ra << XS, maka impedansi sinkron menjadi : Zs ≈ Xs ≈
Ia
Berbeban : V = V(If)
d.) Catat tegangan terminal (Vt) pada setiap peningkatan arus medan (If)
Radj Ra Xs
Ia
Rf L
O
Vf Ea VΦ A
Lf D
Ea = VΦ + Ia (Ra + jXs)…………..(2.27)
Ia(A)
CosΦ = 0 leading
CosΦ = 0,8 lagging
CosΦ = 0 lagging
0 k2/k2 If (A)
k2
beban (IL) terhadap tegangan terminal generator sinkron (VΦ). Dalam penentuan
sebagai berikut :
Ea = VΦ + Ia (Ra + jXs)………….(2.29)
berbeban :
Dalam hal ini, arus yang mengalir pada stator sama dengan arus yang mengalir
Ia = IL
maka :
VΦ = k1
VΦ I l Z s
If = + If =………………. (2.36)
cn cn
Berikut ini merupakan gambar karakteristik luar generator sinkron dengan beban
VΦ (V)
PF = 1
PF = 0,8
PF = 0,6
0
IL (A)
dengan terhadap arus medan (If) generator sinkron. Dimana, dalam karakteristik
Ea = VΦ + Ia ( Ra + jXS )……………..(2.37)
IL = Ia
sehingga :
cnΦ = VΦ + ILZS
cnIf = VΦ + ILZS
−
Vφ ILZS
If = ………………..…. (2.39)
cn cn
cn = k1
VΦ = k2
Zs = k3
sehingga diperoleh :
− I L ………………..…. (2.40)
k 2 k3
If =
k1 k1
jika,
= k4
k2
k1
= k5
k3
k1
maka,
If = k4 – k5IL……………….……. (2.41)
untuk faktor daya cosφ induktif (lagging), kapasitif (leading) dan unity.
balik, maka biasanya digambarkan dalam bentuk phasor. phasor ini mempunyai
dua besaran yaitu besaran saklar (magnitude) dan besaran sudut, dimana
hubungan keduanya harus digambarkan dalam dua dimensi. Bila EΦ Vt, jXSIa dan
IaRa digambar dalam satu gambar yang menunjukkan hubungan antara besaran-
besaran tersebut, maka hasil dari gambar ini dinamakan Diagram Phasor.
dengan faktor daya satu (beban resistif murni). Gambar 3.1, total tegangan Ea
berbeda dengan tegangan Phasa Vb ini disebabkan tegangan drop pada elemen
resistif dan induktif pada mesin. Semua tegangan dan arus dari Gambar 3.1.a ini
generator yang melayani beban induktif dan kapasitif (lagging dan leading),
dimana diagram phasor untuk kedua beban ini masing-masing diperlihatkan pada
Gambar 3.1.b dan Gambar 3.1.c. Perlu dicatat bahwa arus jangkar dan tegangan
phasa yang diberikan, bahwa Ea yang dibutuhkan untuk beban langging (beban
Ea = KΦω
Dimana dalam hal ini ω dijaga konstan untuk mendapatkan frekuensi konstan.
EA
jXs.Ia
Ia Vt IaRa
(a)
EA
jXsIa
Vt
Ia
I aRa
(b)
EA
jXsIa
Ia
I aR a
Vt
(c)
Sinkron
reaktansi sinkron Xs) sebuah generator sinkron dari karakteristik beban nol (OCC)
dan hubung singkat (SCC). Oleh karena itu disebut metode impedansi sinkron.
- Gambar karakteristik beban nol (OCC) dari data yang diberikan test beban nol
(gambar 3.2)
- Gambar karakteristik hubung singkat (SCC) dari data yang diberikan oleh test
hubung singkat (gambar 3.2). kedua kurva tersebut digambarkan pada dasar
Arus medan dilambangkan dengan (If). Tegangan beban nol (hubung terbuka)
nol. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa seluruh tegangan E1 digunakan
Maka, E1 = I1Zs
Zs =
E1 (open circuit )
..............................................(3.1)
I 1 ( short circuit )
SCC
If If (A)
- Dari vektor diagram seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 dapat dibuat
persamaan Ea untuk beban Resistif, induktif, dan kapasitif dan faktor dayanya.
E A = (Vϕ ) + ( X S I A ) ........................................................(3.3)
Untuk beban resistif dari Gambar 3.3a diperoleh :
2 2
jXs Ia
δ
Ia
V
(a)
EA
XsIa Cos θ
θ
jXsIa
δ
θ Vt XsIa Sin θ
Ia
(b)
Ia EA
jX
θ
XsIa Cos θ
sI
a
θ
δ
XsIa Sin θ
V
(c)
Tegangan, (a) Beban Resistif, (b) Beban Induktif, (c) Beban Kapasitif
Secara teori bahwa semua daya mekanis yang dihasilkan oleh penggerak
mula (daya output penggerak mula juga sebagai daya input generator sinkron)
Perbedaan antara daya output dengan daya input mesin sinkron dipresentasikan
mekanis pada poros generator (Pin) : Pin = τappωm. Dan daya yang dikonversikan
PCONV = τind.ωm
Dimana γ adalah sudut antara EA dengan IA. Perbedaan antara daya input ke
η=
Pout
x 100 % ............................................................................(3.7)
Pin
dimana :
Rugi-rugi yang terdapat pada generator sinkron terurai menjadi beberapa bagian
diantaranya :
Rugi-rugi angin dan gesekan dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk dari
bagian yang berputar, rancangan sudu kipas rotor, desain bantalan (bearing) dan
susunan rumah (housing) mesin. Rugi yang hilang tersebut berupa daya yang
diperlukan untuk memutar kipas guna mensirkulasi udara pendingin dan gesekan
Rugi-rugi inti dan besi (Pi) disebabkan oleh fluksi utama mesin yang
terjadi terutama pada gigi-gigi stator (jangkar), pada bagian inti jangkar dekat
gigi-gigi stator dan pada permukaan kutub rotor. Inti stator umumnya dibentuk
dari laminasi tipis baja silikon yang terisolasi satu sama lain untuk membatasi
Rugi-rugi mekanik dan inti sering digabung bersama yang disebut dengan
rugi-rugi beban nol pada mesin. Pada keadaan beban nol, daya input mesin
digunakan untuk mengatasi rugi-rugi ini. Oleh karena itu pengukuran daya input
stator.
tahanan arus searah dari kumparan penguat pada suhu 750 C. Jatuh tegangan pada
cincin kolektor sikat umumnya diabaikan, tapi bisa juga disertakan dalam rugi-
umumnya dihitung dari tahanan arus searah kumparan jangkar pada suhu 750 C.
4.1 Umum
regulasi tegangan dan efisiensi generator sinkron tiga phasa maka diperlukan
3. Percobaan berbeban
diperoleh dari percobaan beban nol dan hubung singkat, sedangkan tahanan
dan keluaran, disamping itu juga untuk mendapatkan jatuh tegangan Vt ketika
dihubungkan dengan beban. Kondisi beban yang dipakai adalah resisitif, induktif
dan kapasitif yang dirangkai sedemikian rupa untuk dapat menghasilkan besar
arus jangkar dan faktor daya yang diinginkan. Percobaan dilakukan dengan arus
a. Generator Sinkron
Tegangan : 220 V
Kelas isolasi :B
Tegangan : 220 V
Daya : 5 kW
Kelas isolasi :F
c. 3 PTDC
d. B eban-beban
Cos ϕ meter
Watt meter
Torsi meter
Tacho meter
a. Rangkaian Percobaan
P A1 n A
T V2
D V1 M G B
C
1 C
S1
A2 If
S2 S3
PTDC 2 PTDC 3
minimum.
tegangan terminal.
7. Percobaan selesai.
c. Data Percobaan
Data percobaan beban nol dapat di lihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
No If (mA) V (Volt)
1 0 12
2 20 40
3 40 63
4 60 89
5 80 117
a. Rangkaian Percobaan
A2 If
S2 S3
PTDC 2 PTDC 3
b. Prosedur Percobaan
minimum.
6. Turunkan arus medan generator (If) hingga nol, lalu buka S3.
dan S2.
7. Percobaan selesai.
dibawah ini.
diketahui dari karakteristik hubung singkat dan beban nol seperti gambar di
bawah ini.
(a)
(b)
Gambar 4.5 Karakteristik Percobaan (a) Hubung Singkat (b) Beban Nol
ZS =
E
(Ohm). Maka nilai impedansi sinkron untuk kondisi saturasi
I
ZS =
E nl
(Ohm). Dari gambar 4.5 nilai Enl adalah 249 Volt dengan arus
I SC
medan (If) sebesar 280 mA. Untuk arus medan yang sama maka arus
hubung singkat Isc pada kurva hubung singkat adalah sebesar 15,2 A.
ZS = =16,4 Ohm
249
15,2
b. Reaktansi Sinkron
16,4 ohm.
Percobaan ini untuk melihat hubungan antara arus beban dan faktor daya
tertentu dengan efisiensi dan arus beban dengan regulasi tegangan, dimana arus
a. Rangkaian Percobaan
kombinasi RLC.
A2 If
S2 S3 KLRST
PTDC 2 PTDC 3
Watt meter
(a)
C L C L
A A A A
B R1 R B R1 R B R1 R B R1 R
C C C C
S4 S4 S4 S4
(b) (c) (d) (e)
Gambar 4.6 (a) Rangkaian Percoban Berbeban (b) Rangkaian Beban Resitif,
b. Peralatan Percobaan
M1.
motor M1.
generator (G).
jangkar M1.
n. Beban : Kapasitor (3 buah @16 μF), tahanan geser, induktor (0,4 kVA)
c. Prosedur Percobaan
3. Saklar S3 ditutup dan PTDC 3 diatur sampai arus medan yang terbaca
terminal generator.
6. Setelah itu PTDC diturunkan hingga nol dan semua saklar dibuka.
8. Percobaan selesai.
d. Data Percobaan
Tertentu
E o = (Vϕ ) 2 + ( X S I A ) 2
Untuk Ia = 0,7 A
83,79 − 83
VR = ×100 % = 0,95 %
83
Untuk Ia = 1,0 A
81,66 − 80
VR = ×100 % = 2,07 %
80
Untuk Ia = 1,5 A
76,08 − 72
VR = ×100 % = 5,66 %
72
Untuk Ia = 2,0 A
62,32 − 53
VR = ×100 % =17,58 %
53
Untuk Ia = 0,7 A
= 73,46 Volt
73,46 − 66
VR = ×100 % = 11,3 %
66
= 72,04 Volt
72,04 − 61
VR = ×100 % =18,1 %
61
Untuk Ia = 1,5 A
= 67,68 Volt
67,68 − 50
VR = ×100 % = 35,36 %
50
Untuk Ia = 2,0 A
= 65,2 Volt
65,2 − 40
VR = ×100 % = 63 %
40
Untuk Ia = 0,7 A
= 80,2 Volt
80,02 − 88
VR = ×100 % = − 8,86 %
88
Untuk Ia = 1,0 A
= 75,17 Volt
Untuk Ia = 1,5 A
= 65,73 Volt
55,73 − 81
VR = ×100 % = − 18,85 %
81
Untuk Ia = 2,0 A
= 44,036 Volt
44,036 − 61
VR = ×100 % = − 27,8 %
61
terjadi resultan faktor daya dari dua jenis sifat beban yang
Untuk Ia = 0,7 A
= 58,8 Volt
58,8 − 70
VR = ×100 % = − 16 %
70
= 48,04 Volt
48,04 − 64
VR = ×100 % = − 24,93 %
64
Untuk Ia = 1,5 A
= 34,25 Volt
34,25 − 58
VR = ×100 % = − 40,1 %
58
Untuk Ia = 2,0 A
= 14,44 Volt
14,44 − 45
VR = ×100 % = − 67,9 %
45
η= ×100 %
p out
pin
Untuk Ia = 0,7 A
η= ×100 % = 22,87 %
95
415,4
Untuk Ia = 1,0 A
η= ×100 % = 26,76 %
140
523
η= ×100 % = 27,85 %
180
646,15
Untuk Ia = 2,0 A
η= ×100 % = 30,23 %
200
661,53
η= ×100 % =19,2 %
65
338,5
Untuk Ia = 1,0 A
η= ×100 % = 22,05 %
95
430,77
Untuk Ia = 1,5 A
η= ×100 % = 25,27 %
140
553,85
Untuk Ia = 2,0 A
η= ×100 % = 27,32 %
160
584,6
η= ×100 % = 22,5 %
90
400
Untuk Ia = 1,0 A
η= ×100 % = 26 %
140
538,46
Untuk Ia = 1,5 A
η= ×100 % = 28,16 %
195
692,3
η= ×100 % = 26,53 %
200
753,84
Untuk Ia = 0,7 A
η= ×100 % =18,37 %
65
353,85
Untuk Ia = 1,0 A
η= ×100 % = 22,75 %
105
461,54
Untuk Ia = 1,5 A
η= ×100 % = 25,47 %
145
569,23
Untuk Ia = 2,0 A
η= ×100 % = 25,83 %
155
600
Tegangan
Regulasi tegangan pada beban induktif adalah lebih positif dari pada
5.1 Kesimpulan
VRresistif > VRkapasitif > VRkombinasi RLC), hal ini disebabkan pada beban
induktif semakin besar arus beban yang diberikan maka semakin besar
pula jatuh tegangan terminal Vt, begitu juga pada beban resistif namun
Vt.
Semakin besar beban yang di berikan maka semakin besar pula nilai
5.2 Saran
dengan memberikan arus medan dan arus beban sampai mencapai arus
bervariasi.
1. Theraja, B.L. & Theraja, A.K., “A Text Book of Electrical Tecnology”, New
2. Lister, Eugene C. & Golding, Michael R., “Electric Circuits and Machines”,
2009.
2001.
1997.