Oleh
NIM : 110402090
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2017
menerus sesuai dengan kebutuhan beban yang di layani. Daya keluaran generator
sinkron dipengaruhi oleh rugi-rugi stator, rugi-rugi rotor, dan rugi inti yang
sinkron saat beroperasi dipengaruhi oleh faktor yang menimbulkan panas seperti
rugi-rugi tembaga, rugi-rugi inti besi, dan rugi-rugi angin atau gesek. Dari hasil
peningkatan beban saat genrator beroperasi. Pada pada saat beban 50% temperatur
stator sebesar 38,07 °𝐶, pada beban 70% temperatur sebesar 41,07 °𝐶, pada beban
83,03% pada beban 50%, efektivitas pada beban 70% sebesar 86,1%, dan pada saat
beban 90% sebesar 95,6%. Daya keluaran generator ini adalah 296,82 MW dengan
efisiensi 91,6%.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat disusun dan diselesaikan.
Skripsi ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk
Departemen Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir
ini adalah:
Ayahanda Mahdar Johan ibunda Zulhana Pane dan kakak Melinda Yoanita, abang
Satria Purnama, abang Mahardika Johansyah, serta adik Melva Syhavira selalu
Selama masa kuliah hingga penyelesaian Skripsi ini, penulis juga banyak
mendapatkan dukungan maupun bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
1. Bapak Dr.Ir. Fahmi, ST., M.Sc., selaku Ketua Departemen Teknik Elektro.
2. Bapak Ir. Raja Harahap, MT., selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir yang
ii
yang telah memberikan banyak masukan demi perbaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Ir. Syamsul Amien, M.Si, selaku Dosen Penguji Tugas Akhir yang
5. Bapak Ir. Kasmir Tanjung, M.T, selaku dosen wali penulis yang telah
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik serta memberikan
harry, irvan, putra, Tegar, Hans dan semua teman-teman lain yang telah
10. Serta semua keluarga, kerabat, dan teman lainnya yang telah banyak
satu persatu.
menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang terkait Skripsi ini. Akhir
kata, penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
iii
Penulis,
iv
Abstrak .................................................................................................................... i
1. 3 Tujuan ...................................................................................................... 2
1. 5 Manfaat .................................................................................................... 3
2. 2. 1 Stator............................................................................................ 7
2. 2. 2 Rotor ............................................................................................ 9
4. 1 Umum. .................................................................................................... 35
vi
5. 1 Kesimpulan. ............................................................................................ 47
5. 2 Saran. ...................................................................................................... 48
LAMPIRAN
vii
Gambar 2.9 (a) Kurva Karakteristik Generator Sinkron Tanpa Beban ................ 17
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh perubahn beban terhadap temperatur pada stattor
generator .......................................................................................... 40
Gambar 4.2 Grafik pengaruh perubahan beban terhadap efektivitas pendingin stator
generator .......................................................................................... 43
Gambar 4.3 Grafik perbedaan daya pengukuran dengan daya perhitungan ........ 44
viii
ix
PENDAHULUAN
sekarang ini. Manusia sangat bergantung pada energi listrik dan supaya energi listrik
dapat digunakan dengan baik, dibutuhkan suatu sistem pembangkit energi listrik yang
handal.
berupa putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikn oleh penggerak mula,
penting dalam usaha pemanfaatan energi yang terkandung pada batu bara, air, minyak,
gas dan uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat dan mudah digunakan yaitu listrik
energi listrik. Pada PLTU pelabuhan Ratu, generator mempunyai kapasitas 350 MW
setiap unitnya. Rotor generator diputar oleh turbin uap yang berfungsi sebagai prime
mover. Energi mekanik pada rotor ini dikonversikan menjadi energi listrik yang
dilayani. Akibatnya generator akan menimbulkan rugi-rugi panas akibat eddy current
pada belitan stator/rotor. Panas yang ditimbulkan generator ini dapat memperngaruhi
kerja dari generator sehingga dapat menurunkan efisiensi dari generator tersebut.
timbul.
Pada PLTU Pelabuhan Ratu menggunakan pendingin berupa air pada stator.
Dalam tugas akhir ini, penulis berusaha menganalisa pengaruh perubahan beban
terhadap temperatur stator dan juga berapa efektivitas pendingin stator generator
tersebut.
generator sinkron.
1.3 Tujuan
generator sinkron.
sinkron.
Adapun pembatasan masalah yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini
adalah:
Manfaat yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah dengan adanya penelitian
ini, kita dapat mengetahui pengaruh perubahan beban terhadap temperatur serta
seberapa baik air dapat berperan dalam mendinginkan bagian stator generator.
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Generator Sinkron
merupakan jenis mesin listrik yang berfungsi untuk menghasilkan teganagan bolak-
balik dengan cara mengubah enegi mekanis menjadi energi listrik. Energi mekanais
diperoleh penggerak mula, sedangkan energi listrik diperoleh dari proses induksi
tersebut. Rotor generator sinkron yang terdiri dari belitan medan dengan suplai arus
searah akan menghasilkan medan magnet yang dapat diputar dengan suplai arus
searah akan mengahasilkan medan magnet yang diputar denagn kecepatan yang sama
𝑛𝑝
𝑓= (2.1)
120
frekuensi yang telah ditetapkan. Jika rotor gagal memenuhi kecepatan putaran
Generator sinkron umumnya tiga fasa, telah menjadi hal teramat penting dalam
merubah energi yang terkandung dalam minyak, batubara, uranium, dan air menjadi
energi serbaguna yaitu listrik. Generator sinkron bekerja sendiri untuk melayani beban
yang kecil atau bekerja dalam sisitem interkoneksi sebagai pendukung dalam kondisi
beban puncak.
balik secara elektromagnetik. Energi mekanik berasal dari penggerak mula yang
induksi bolak-balik dibangkitkan. Belitan jangkar ini merupakan belitan tiga fasa.
Pada belitan jangkar akan dihasilkan tegangan induksi yang tiap fasanya tepisah 120°
listrik. Sedangkan belitan medan pada rotor menghasilkan fluksi medan yang
Konstruksi belitan medan pada bagian yang berputar dari belitan jangkar pada
bagian yang diam telah menyederhanakan masalah isolasi genrator sinkron, karena
perlu dikelurakan melalui cincin slip dan kotak geser. Pada Gambar 2.1 dapat dilihat
Secara umum generator sinkron terdiri ata stator, rotor dan celah udara. Stator
merupakan bagian dari generator sinkron yang diam sedangka rotor adalah bagian
yang berputa. Celah udara adalah ruang antra rotor dan stator.
Arus searah pada rangkaian medan dirotor didapat dengan dua cara:
1. Suplai arus searah berasal dari sumber tegangan eksternal dengan menghubungkan
2. Suplai arus searah berasal dari sumber daya khusus yang terpasang langsung pada
poros generaor.
Penggunaan sikat biasanya pada generator sinkron yang sangat kecil, untuk
yang berkapasitas besar digunakan penguat tanpa sikat. Sikat merupakan komponen
berkala dan menimbulkan rugi-rugi dan tegangan jatuh pada terminal sikat, terutama
yang arus medannya besar. Pemakian eksitsi eksternal biasanya pada mesin
bekapasitas kecil.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai konsturksi garis besar bagian-bagian
2.2. 1 Stator
Stator adalah bagian yang berfungsi sebagai tempat untuk menerima induksi
magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban disalurkan melalui stator.
Komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder dengan lilitan kawat konduktor yang
sangat banyak [2]. Bentuk stator dari generator sinkron dapat dilihat pada Gambar 2.2
berikut:
a. Rangka stator
generator.
b. Inti stator
Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetik
Alur dan gigi merupakan tempat meletakkan kumparan stator. Ada 3 bentuk
stator yaitu terbuka, setengah terbukan dan tertutup. Seperti pada Gambar 2.3
dibawah ini:
d. Kumparan stator
Kumparan stator jangkar biasanya terbuat dari tembaga. Kumparan ini merupakan
1. Slip ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros tetapi dipisahkan
oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasang ke slip ring ini kemudian
dihubungkan ke sumber arus searah melalui sikat (brus) yang letaknya menempel
menghasilkan medan magnet. Kumpara ini mendapatkan arus searah dari sumber
eksitasi tertentu.
3. Poros rotor
poros rotor tersebuttelah dibentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor.
Bentuk suatu rotor dari generator sinkron dapat dilihat pada Gambar 2.4 Berikut:
besar. Kutub medan magnet rotor dapat beruapa silent pole (kutub menonjol) dan non
Pada jenis silent pole, kutub magnet keluar dari permukaan rotor. Belitan-
belitan magnet medannya dihubung seri. Ketika belitan medan ini disuplai oleh
eksiter, maka kutub yang berdekatan akan membentuk kutub berlawanan. Pada
kecepatan putar rendah dan sedang (120-400 rpm). Generator sinkron tipe seperti ini
biasanya dikopel oleh mesin diesel atau turbin air pada sistem pembangkit listrik.
Rotor kutub menonjol baik digunakan untuk putaran rendah dan sedang karena:
1. Kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi angin yang besar dan bersuara
10
Pada jenis rotor ini dibuat dari plat baja berbentuk silinder yang mempubyai
sejumlah slot sebagi tempat kumparan. Karena adanya slot-slot dan juga kumparan
medan yang terletak pada rotor maka jumlah kutub sedikit yang dapat dibuat. Belitan-
belitan medan dipasang pada alur-alur disisi luarnya dan terhubung seri yang
ini memberikan keseimbangan mekanis lebih baik karena rugi-rugi anginnya lebih
kecil dibandingkan dengan rotor kutub menonjol (silent pole rotor). Gambar bentuk
rotor kutub silindris generator tampak seperti Pada Gambar 2.6 berikut:
putar tinggi (1500 atau 3000 rpm) seperti yang terdapat pada pembangkit listrik
11
tinggi.
Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah sebagai
berikut:
medan. Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan
maka akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.
2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor,
ujung kumparan tersebut. Besarnya kuat medan pada rotor dapat diatur
dengan cara mengatur arus medan (𝐼𝑓 ) yang diberikan pada rotor. Besarnya
12
𝐸 = 4,44𝑥𝑁. 𝑓. ∅ (2.2)
𝑛𝑝
Jika 𝑓 = , maka:
120
𝑛𝑝
𝐸 = 4,44𝑥 . 𝑁. Ø
120
4,44𝑁𝑝𝑛Ø
𝐸=
120
4,44𝑁𝑝
Bila 𝐶 = , maka:
120
𝐸 = 𝐶𝑛Ø (2.3)
dimana :
𝑁 = banyaknya lilitan
𝑓 = frekuensi (Hz)
𝑝 = jumlah kutub
𝐶 = kostanta
Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang
ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 120 satu sama lain.
13
biasanya tidak sama dengan tegangan yang muncul pada terminal generator.
Tegangan induksi sama dengan tegangan output terminal hanya ketika tidak ada arus
jangkar yang mengalir pada mesin. Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan
• Distorsi medan magnet pada celah udara oleh mengalirnya arus pada stator, disebut
reaksi jangkar.
Stator terdiri dari belitan-belitan. Suatu belitan konduktor akan terdiri dari
tahanan 𝑅𝑎 dan induktansi 𝑋𝑎 maka rangkaian ekivalen suatu generator sinkron dapat
Dengan melihat Gambar 2.7 maka dapat ditulis Persamaan tegangan generator sinkron
sebagai berikut :
14
Dengan menyatakan reaktansi reaksi jangkar dan reaktansi fluks bocor sebagai
reaktansi sinkron, atau 𝑋𝑠 = 𝑋𝑎𝑟 + 𝑋𝑎 𝐼𝑎 dapat dilihat pada Gambar 2.8 maka
persamaan menjadi :
Sehingga rangkaian ekivalen generator sinkron tiga fasa dapat digambarkan. Gambar
2.8 di bawah ini menunjukkan rangkaian penuh dari suatu generator sinkron tiga fasa
[2] :
15
rangkaian medan rotor (yang ditunjukkan oleh induktansi dan resistani yang
terhubung seri). Resistor (𝑅𝑓 ) dihubungkan secara seri dengan resitor yang dapat di
atur (𝑅𝑎𝑑𝑗 ) , dimana 𝑅𝑎𝑑𝑗 dapat mengontrol besarnya nilai arus medan (𝐼𝑓 ).
Dengan memutar generator sinkron diputar pada kecepatan sinkron dan rotor
diberi arus medan (𝐼𝑓 ), maka tegangan (𝐸0 ) akan terinduksi pada kumparan jangkar
𝐸0 = 𝑐. 𝑛. Φ (2.7)
Dimana :
c = konstanta mesin
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (𝐼𝑓 ).
Apabila arus medan (𝐼𝑓 ) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga 𝐸0 seperti yang
Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan output juga akan naik
sampai titik saturasi (jenuh) seperti diperlihatkan pada Gambar 2.9 berikut.
16
Bila generator diberi beban yang berubah – ubah maka besarnya tegangan
terminal 𝑉𝑡 akan berubah – ubah pula. Hal ini disebabkan adanya [8] :
17
𝐸𝑎 = 𝑉 + 𝐼𝑎 𝑅𝑎 + 𝑗𝐼𝑎 𝑋𝑠 (2.8)
𝑋𝑠 = 𝑋𝐿 + 𝑋𝑎 (2.9)
Dimana:
18
Suhu kerja dari suatu generator sangat erat hubungannya dengan usia, karena
keausan dari isolasinya merupakan fungsi waktu dan suhu. Keausan merupakan gejala
juga disebabkan oleh rugi – rugi yang merupakan faktor utama dalam menentukan
usia pada generator. Oleh sebab itu pemanasan pada generator harus dibatasi, dan
tidak boleh melampaui batas – batas yang telah ditentukan agar usia generator
temperatur pada generator sinkron yang sedang beroperasi dapat dipisahkan menjadi
Pertimbangan terhadap rugi – rugi mesin merupakan hal yang sangat penting,
19
daya atau ukuran yang dapat diperoleh tanpa mempercepat keausan isolasi.
penampilan mesin.
dalam sebuah generator sinkron akhirnya dapat diketahui pengaruh yang terjadi pada
Rugi – rugi total yang terjadi pada generator sinkron terdiri dari rugi-rugi
Rugi listik dikenal juga sebagi rugi tembaga yang terjadi di dalam kumparan
medan dan kumparan jangkar generator pada saat dibebani, rugi kumparan jangkar
sebesar 30 sampai 40% dari rugi total sedangkan rugi kumparan medan sebesar 20
sampai 30% dari rugi total. Karena kawat tembaga kedua kumparan tersebut memiliki
nilai resistansi 𝑅𝑓 dan 𝑅𝑎 , maka jika mengalir arus dc sebesar 𝐼𝑓 dan 𝐼𝑎 akan
menyebabkan kerugian berupa panas yang dapat dihitung dengan persaman [1] :
𝑃𝑎 = 𝐼𝑎 2 . 𝑅𝑎 (2.10)
𝑃𝑓 = 𝐼𝑓 2 . 𝑅𝑓 (2.11)
20
Rugi besi disebut juga rugi magnetik yang terdiri dari histeresis dan rugi arus
pusar atau arus eddy yang timbul dari perubahan kerapatan fluks pada besi mesin
dengan lilitan utama yang memberi tenaga pada generator sinkron rugi ini dialami
oleh besi armatur. Rugi ini biasanya diambil untuk suatu kurva rugi-rugi besi sebagai
fungsi dari tegangan armatur disekitar tegangan ukuran. Maka rugi besi dalam
keadaan terbebani ditentukan sebagai harga pada suatu tegangan yang besarnya sama
dengan tegangan ukuran yang merupakan perbedaan dari jatuh tahanan ohm armatur
adalah[7]:
Dimana:
𝑘 : koefisien histeresisi
ɳ : koefisien steinmentz
𝑓 : frekuensi
Dari persaman 2.12 besarnya koefisien steinmentz, kerapatan flux dan volume
inti adalah konstan sehingga nilai rugi histeresis adalah merupakan fungsi dari
𝑃 = 𝐹 (𝑓) (2.13)
Jadi makin besar frekuensi sinyal tegangan output makin besar rugi histeresis
yang diperoleh.
21
(t) masing-masing lempengan dan volume inti armatur. Oleh karena itu nilai 𝐾𝑒 dan
B adalah konstan, maka besar kecilya rugi arus pusar adalah tergantung pada nilai
𝑃𝑒 = 𝐹(𝑓)² (2.15)
Besarnya rugi besi adalah sekitar 20 sampai 30 % dari rugi total saat beban
penuh [1].
1. Rugi gesek yang terjadi pada pergeseran sikat dan sumbu. Rugi ini dapat
diukur dengan menentukan masukan pada mesin yang berkerja pada kecepatan
2. Rugi angin atau diebut juga rugi buta akibat adana celah udara antara bagian
Besar rugi mekanik sekitar 10 sampai 20% dari rugi total pada beban penuh
[1].
Rugi-rugi ini terdiri atas rugi-rugi yang timbul karena pembagian arus tak
seragam pada tembaga dan rugi inti besi tambahan yang dihasilkan pada besi karena
gangguan pada fluks magnetik oleh arus beban. Besarnya rugi-rugi ini dinyatakan
22
energi listrik, hal ini juga menghasilkan panas di dalam generator. Kenaikan
temperatur tidak dapat dihindari karena adanya arus pusar (eddy current) merupakan
efek dari proses konversi energi. Sistem pendinginan generator dibutuhkan untuk hal-
2. Melindungi isolasi. Hal ini karena panas yang lebih dapat merusak isolasi,
diserap.
3. Menaikkan efisiensi generator karena output generator akan lebih besar saat
ekstra.Hal ini dikarenakan pada PLTU hampir semua peralatan berhubungan dengan
suhu tinggi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga, diperlukan suatu
sistem pendingin agar suhu peralatan dapat terjaga dari kondisi overheating.
juga harus memiliki kemampuan yang tinggi dalam mempertahankan keadaan konstan
baik untuk tekanan maupun suhu. Dikarenakan, keadaan yang tidak stabil dapat
mengakibatkan peralatan otomatis shut down. Apabila sistem pendingin tidak bekerja
dengan baik, maka rugi-rugi yang timbul akan semakin besar. Kerugian yang dapat
23
faktor tersebut dapat mengakibatkan suatu isolasi menjadi keras dan rapuh.
hubung singkat.
dirumuskan [6]:
𝑅 = 𝜌 𝑙/𝐴 (2.16)
𝑙 = panjang (m)
3. Kerugian Gesek
Operasi dalam generator dalam waktu yang lama dan kontinyu pada
bearing tidak dalam kondisi yang optimal, seperti pada awal operasi.
aus.
24
1. Udara Sekitar
sistem pendinginan utama yaitu cooling tower dipengaruhi oleh udara. Semakin
dingin udara sekitar semakin baik efisiensi pendinginan cooling tower. Medium air
yang digunakan untuk pendinginan cooler generator menggunakan air siklus open
loop yang merupakan air hasil pendinginan langsung melalui cooling tower.
Medium yang digunakan untuk mendinginkan generator adalah air siklus open
loop. Sehingga kualitas air sangat mempengaruhi proses pendinginan pada cooler
Salah satu penyebab utama kualitas pendinginan turun adalah kondisi cooler
generator yang kotor. Sehingga secara periodik harus dilakukan pembersihan cooler
menyebabkan panas yang ditimbulkan oleh generator akan lebih besar. Sehingga
kondisi ini harus diperhatikan, karena kondisi ini selain dipengaruhi oleh tahanan dari
25
ditangkap oleh separator, akan tetapi ada beberapa dari bola-bola pembersih akan
lolos pada saluran open loop. Jika strainer sebelum generator cooler rusak maka bola-
Kebersihan pada cooling tower sangat berperan karena media air yang
digunakan adalah air open loop yaitu air yang sama digunakan pada kondenser.
Salah satu contoh terbaik indikator yang dibuat dari pembacaan sensor
stataor. Untuk membuat indikator ini dalam bentuk yang paling sederhanan, salah satu
yang harus dilihat apa yang mempengaruhi temperatur belitan stator selama
beroperasi. Kita tidak dapat mengukur temperatur belitan stator saat generator offline
(tidak terhubung ke sistem) karena tidak ada arus yang mengalir pada belitan, tetapi
temperatur masuk air pendingin. Temperatur stator akan meningkat ketika arus listrk
26
dengan 𝑇 𝛼 𝐼², oleh karena itu jika generator pada beban penuh sementra arus stator
secara teori pada keadaan maksismum (𝐼𝑟𝑒𝑓 ), dengan demikian temperatur stator akan
lebih tinggi dari temperatur masuk air pendingin. Temperatur air pendingin yang
msuk dan keluar (𝑑𝑇𝑟𝑒𝑓 ), berdasarkan beban karena panas yang di timbulkan rugi-
Perbedaan temperatur 𝑇𝑜𝑢𝑡 dan 𝑇𝑖𝑛 jelas akan berubah karena (arus stator saat
hubungan 𝑇 𝛼 𝐼² kita dapat menggunakan 𝐼𝑠 dan 𝐼𝑟𝑒𝑓 dalam bentuk (𝐼𝑠 /𝐼𝑟𝑒𝑓 )² untuk
2
𝐼𝑠
𝑇𝑜𝑢𝑡 = 𝑇𝑖𝑛 + 𝑑𝑇𝑟𝑒𝑓 (2.17)
𝐼𝑟𝑒𝑓
Dimana :
27
memberikan pendinginan air ke stator. Sistem pendingin air stator dianggap sebagai
sistem tertutup, dan setiap produsen pembangkit utama memiliki filosofi khusus
mengenai desain dan kualitas air yang digunakan untuk pendinginan komponen
pembangkit. Umumnya, untuk belitan stator, air harus dikondisikan dengan sistem air
pendingin stator untuk beroperasi dalam suatu konduktor bar yang berenergi pada
tegangan tinggi dan membawa arus listrik yang tinggi. Oleh karena itu, air harus
sangat murni dan memiliki konduktivitas minimal. Dalam semua sistem pendingin air
stator, berbagai parameter yang terlibat dipantau di berbagai titik dalam sistem.
Temperatur masuk, penukar panas yang disediakan untuk menghilangkan panas dari
stator air pendingin. Air dari danau setempat atau sungai beredar di salah satu sisi
pendingin, untuk menghilangkan panas dari air pendingin stator yang telah
sistem pendingin stator biasanya disebabkan oleh menurunya efisiensi dari air
28
disain untuk memastikan aliran air pendingn untuk stator dibawah 5 psi untuk
Nilai pH Pendingin air, nilai pH tergantung dari spesifikasi pabrikan, pada umumnya
terdapat dua mode operasi netral dan basa. pH netral menacu pada nilai pH sekitar 7.
Dimana pH netral memiliki kandungan oksigen yang rendah (kurang dari 50µg/l)
bekerja paling baik. Oksigen pada 200 µg/l sampai 300 µg/l menghasilkan laju korosi
yang tinggi, tetapi oksigen lebih dari 2000µg/l juga akan bekerja [4].
Kandungan tembaga/besi, kandungan tembaga dan besi pada pendingin air stator
biasanya kurang dari 20 ppb. Kandungan konsentrasi tembaga maupun besi dapat
29
METODE PENELITIAN
setelah seminar proposal yang telah disetujui. Lama penelitian selama 3 (tiga) bulan.
Bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah data geneartor,
data beban yang dilayani generator, data temperatur pada bagian stator generator.
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah generator sinkron,
3. 3 Pelaksanaan Penelitian
dibutuhkan terlebih dahulu. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dilakukan
perhitungan.
30
3. 5 Prosedur Penelitian
Mulai
Pengambilan
Data
Masukkan
Data
Membandingkan
Perhitungan
dengan kondisi
aktual
selesai
31
Data yang dibutuhkan diambil dari PLTU Pelabuhan Ratu adalah data
spesifikasi generator.
2. Memasukan data
diatas.
3. Melakukan perhitungan
temperatur pada bagian stator dari generator untuk keadaan, yaitu saat
32
yang diperoleh secara perhitungan dengan hasil yang diperoleh dalam keadaan
33
34
3. 7 Umum
energi listrik. Pada PLTU Pelabuhan Ratu, generator mempunyai kapasitas 350 MW
menerus sesuai dengan kebutuhan beban yang dilayani. Akibatnya generator akan
menimbulkan rugi-rugi panas akibat eddy current pada belitan stator/rotor. Panas
yang ditimbulkan generator ini dapat mempengaruhi kerja dari generator sehingga
dapat menurunkan efisiensi generator itu sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut
berkurang.
bagian stator. Dalam bab ini, penulis berusaha menganalisa pengaruh-pengaruh yang
terjadi pada saat generator di dinginkan oleh air juga berapa efektivitas dari pendingin
Untuk dapat menghitung temperatur pada stator harus harus diketahui terlebih
dahulu temperatur pendingin air masuk, temperatur pendingi air yang keluar dan arus
pada stator dalam setiap keadaan beban dengan demikian dapat digunakan Persaman
(2.17).
35
Frekuensi : 50 Hz
Phasa :3
Berdasarkan besarnya nilai arus, temperatur air yang masuk, dan temperatur
air keluar yang telah diukur, temperatur rata-rata pada belitan stator dapat
Daya Arus
Daya Aktif Faktor 𝑇𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑢𝑡
Reaktif stator
(MW) daya (°c) (°c)
(Mvar) (amper)
323,179 108,089 0,95 1221,53 37,65 51,2
310,744 118,015 0,94 1186,19 37,65 50,2
36
adalah 1221,53 A.
Data 1
2
1221,53
𝑇𝑜𝑢𝑡 1 = 37,65 + (51,2 − 37,65)
1221,53
𝑇𝑜𝑢𝑡 1 = 51,2 ° 𝐶
Tout sebesar 50,2 °C, arus masksimumnya adalah 1221,53 A dan arus saat
Data 2
2
1186,19
𝑇𝑜𝑢𝑡 2 = 37,65 + (50,2 − 37,65)
1221,53
𝑇𝑜𝑢𝑡 2 = 49,48 ° 𝐶
𝑡1 + 𝑡2 51,2 + 49,8
𝑡= = = 50,34 ° 𝐶
2 2
Daya Arus
Daya Aktif Faktor 𝑇𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑢𝑡
Reaktif Stator
(MW) Daya (°c) (°c)
(Mvar) (amper)
240,516 66,794 0,96 884,58 37,11 44,7
239,692 66,153 0,96 881,19 37,11 44,7
37
𝑇𝑜𝑢𝑡 sebesar 44,7 °C arus masksimumnya adalah 1221,53 A dan arus saat
Data 1
2
884,58
𝑇𝑜𝑢𝑡 1 = 37,11 + (44,7 − 37,11)
1221,53
𝑇𝑜𝑢𝑡 1 = 41,09 °𝐶
Tout sebesar 44,7 °C arus masksimumnya adalah 1221,53 A dan arus saat
Data 2
2
881,19
𝑇𝑜𝑢𝑡 2 = 37,11 + (44,7 − 37,11)
1221,53
𝑇𝑜𝑢𝑡 2 = 41, 05 °𝐶
𝑡1 + 𝑡2 41,09 + 41,05
𝑡= = = 41,07 °𝐶
2 2
38
Daya Arus
Daya Aktif Faktor 𝑇𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑢𝑡
Reaktif Stator
(MW) Daya (°c) (°c)
(Mvar) (amper)
184,315 80,346 0,93 668.04 36,61 42
180,195 65,769 0,95 633,61 36,61 41,5
Data 1
2
668,04
𝑇𝑜𝑢𝑡 1 = 36,61 + (42 − 36,61)
1221,53
𝑇𝑜𝑢𝑡 1 = 38,22 °𝐶
Tout sebesar 41,5 °C arus masksimumnya adalah 1221,53 A dan arus saat
Data 2
2
633,61
𝑇𝑜𝑢𝑡 2 = 36,61 + (41,5 − 36,61)
1221,53
𝑇𝑜𝑢𝑡 2 = 37,92 °𝐶
39
𝑡1 + 𝑡2 38,22 + 37,92
𝑡= = = 38,07 °𝐶
2 2
60
55
Temperatut Stator (°C)
50
45
40
35
30
30 40 50 60 70 80 90 100
Beban (%)
Dari grafik dapat kita jelaskan bahwa setiap kenaikan beban maka temperatur
pada generator akan semakin meningkat. Pada beban 50% temperatur rata-rata
38,07°C, pada beban 70% temperatur rata-rata 41,07°C, pada beban 90%
40
Beban 90%
𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠1 = 𝑋 100%
𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
50,34
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠1 = 𝑋 100 % = 95,6%
52,64
Beban 70%
41
𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠2 = 𝑋 100%
𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
41,07
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠2 = 𝑋 100 % = 86,1%
47,7
Beban 50%
𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠3 = 𝑋 100%
𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
38,07
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠3 = 𝑋 100 % = 83,03%
45,85
42
generator, yaitu :
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 88,24 %
99,5
96
92,5
Efektivitas (%)
89
85,5
82
78,5
75
0 20 40 60 80 100
Beban (%)
Dari grafik dapat dijelaskan bahwa semakin besar beban yang dilayani
43
Diketahui: 𝑉𝑡 = 147,458 𝐾𝑉
𝐼𝑎 = 1221,535 𝐴
𝑃𝐹 = 0,951
𝑀𝑊 = 𝑀𝑉𝐴 𝑥 𝑃𝐹
= 3 𝑥 𝑉𝑡 𝑥 𝐼𝑎 𝑥 𝑃𝐹
= 296,94 𝑀𝑊
Daya Perhitungan
Daya yang hilang
296,94 MW
44
pengukuran dan daya yang didapat dari hasil perhitungan. Daya yang hilang
ini diakibatkan oleh adanya rugi-rugi seperti rugi tahanan medan pada rotor,
rugi tahanan jangkar pada stator, rugi besi, rugi mekanik, dan rugi-rugi beban
Besarnya rugi tahanan jangkar pada stator sebesar 30%-40% dari rugi total :
Besarnya rugi tahanan medan pada rotor sebesar 20%-30% dari rugi totoal :
𝑃𝑏𝑒𝑠𝑖 = 5,801 𝑀𝑊
𝑃𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 = 2,63 𝑀𝑊
Rugi inti, besar nya rugi-rugi ini sebesar 1% dari beban penuhnya
𝑃𝑖𝑛𝑡𝑖 = 1% 𝑥 323,31
𝑃𝑖𝑛𝑡𝑖 = 3,23 𝑀𝑊
45
3,23
MW Rugi tahanan jangkar
2,69
MW 8,7 MW Rugi tahanan medan
Rugi besi
5,80 MW Rugi mekanik
Rugi inti
5,8 MW
Daya keluaran merupakan daya masuk total dikurangi jumlah rugi-rugi total:
= 296,82 𝑀𝑊
Maka dari perbandingan daya keluaran dan daya masukan didapat efisiensi
dari generator sebesar:
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = × 100%
𝑃𝑖𝑛
296,82
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = × 100%
323,31
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 91,6%
46
5. 1 Kesimpulan
stator generator tersebut. Dari data percobaan dapat dilihat bahwa, pada
bahwa, pada beban 50% efektivitas sebesar 83,03%, pada beban 70%
47
Dari penelitian ini, ada bebarapa saran yang diajukan oleh penulis, yaitu
sebagai berikut:
proteksi.
generator.
48
[1] Aliansyah, Edward. 2009 “Studi Analisa Daya Keluaran Generator Sinkron Tiga
Medan.
[2] Chapman, stephen J. 2012 “Electric Machinery Fundamentals 5th ed”, New York.
[3] Klempner, Geoff dan Isidor Keszenbaum. 2008 “Handbook of large turbo-
[6] Stevenson, Jr. William D. 1983 “Analisis Sistem Tenaga”, Penerbit Erlangga,
Bandung.
[7] Theraja, B.L & Theraja, A.K. 2001”A Text Book of Elektrikal Technologhy”.
[9] Zuhal. 1988 “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”. penerbit
gramedia, jakarta.
49