Anda di halaman 1dari 69

SKRIPSI

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO


TERAPUNG MENGGUNAKAN TURBIN CROSSFLOW

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada

Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik Energi Listrik

Oleh:

REMON PASARIBU

NIM : 150402079

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Remon Pasaribu

Nim : 150402079

Dengan ini menyatakan bahwa sejauh yang saya ketahui Skripsi saya yang

berjudul :

“RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO


TERAPUNG MENGGUNAKAN TURBIN CROSSFLOW”

Bukan merupakan tiruan atau salinan atau duplikasi dari Skripsi yang sudah

dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan Gelar Kesarjanaan di

lingkungan Universitas Sumatera Utara maupun di Perguruan Tinggi atau

Institusi lain, kecuali pada bagian-bagian dimana sumber informasinya

dicantumkan sebagaimana mestinya.

Apabila terbukti secara hukum terdapat penjiplakan/plagiat atau penduplikatan,

maka saya bersedia menerima sanksi akademis sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Medan, 14 September 2020

Remon Pasaribu
NIM : 150402079
Abstrak

Salah satu energi terbaharukan yang ramah lingkungan adalah pembangkit


listrik tenaga air. Potensi energi air di Indonesia sangatlah menjanjikan,
dikarenakan banyaknya aliran sungai atau tempat-tempat yang bisa dijadikan
sebagai pembangkit listrik tenaga air. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka
dilakukan penelitian untuk merancang pembangkit listrik tenaga pikohidro
terapung. Pembangkit listrik tenaga pikohidro terapung ini di desain untuk
memanfaatkan sumber aliran air sungai maupun irigasi untuk memenuhi konsumsi
daya listrik untuk skala yang sangat kecil. Pada penelitian ini, pembangkit listrik
tenaga piko hidro terapung yang dirancang menggunakan turbin yang bersudu 18
buah, dengan lebar sudu 40x20 cm. Komponen utama dari alat pembangkit listrik
ini adalah, adanya turbin, peningkat kecepatan (gear dan pulley), AC-DC
Converter dan Buck Boost DC Converter XL4016 dan baterai. Dalam pengukuran
debit air digunakan metode apung untuk menghitung debit air yang tersedia. Daya
listrik yang dihasilkan akan disimpan ke dalam baterai 12v 4,5Ah. Daya alternator
alat yang dirancang mencapai titik maksimum, ketika debit air 232 liter per detik,
dengan torsi turbin 24,007 Nm, dengan tegangan 6,61 dan arus sebesar 1,43
Ampere atau sama dengan 9,45 watt pada 738 rpm dalam keadaan berbeban dan
juga daya pengisian 9,30 watt.
Kata Kunci : Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro Terapung, Penyearah AC-
DC, Buck Boost Converter, Metode Apung, Daya Air.

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul “(RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
PIKOHIDRO TURBIN CROSSFLOW TERAPUNG)”.

Skripsi ini telah disusun dalam rangka memenuhi kewajiban penulis


sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Departemen
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian
ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Orang Tua tercinta, Ayah Saut Hamonangan Pasaribu dan Ibu Arta yang telah
begitu banyak memberikan pengorbanan untuk membesarkan, mendidik,
memberikan kasih sayang dan semangat kepada penulis. Penulis juga
mengucapkan terimakasih untuk abang dan kakak tercinta Unjur Pasaribu,
Tiurma Pasaribu, Sondang Pasaribu, Megawati Pasaribu dan Rosintan
Pasaribu.

Dalam penulisan skripsi ini ,penulis banyak mendapatkan bimbingan


dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Fahmi,S.T.,M.Sc.,IPM. Ketua Jurusan Teknik Elektro FT


USU.
2. Bapak Ir. Raja Harahap, M.T. selaku dosen pembimbing penulis yang
telah memberi banyak masukan, bimbingan, dan meluangkan banyak
waktu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Bapak Ir. Eddy Warman, M.T. dan Bapak Ferry Rahmat Astianta Bukit,
S.T, M.T. selaku dosen penguji penulis yang telah banyak mengoreksi
dan memberikan masukan sehingga skrispi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
4. Sahabat saya Aries Fedli Bakara yang berjuang bersama-sama dan
memberikan masukan dan diskusi untuk membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.

ii
5. Semua sahabat seperjuangan stambuk 2015 : Daniel Hutagalung, Putra
Sinaga, Bungna Sinambela, Jeremia Sihombing, ,Jhon Master
Sigalingging, Ary Lades Simangunsong, Rizal Sitopu dan teman-teman
lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
6. Semua teman-teman Elektro Bangkit 2015 yang telah memberikan
semangat dalam pengerjaan skripsi ini.
7. Seluruh Staf Pengajar Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada penulis.
8. Seluruh Staf Pegawai Departemen Teknik Elektro dan Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
9. Semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bertujuan menyempurnakan kajian skripsi ini. Akhir kata, penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Medan, April 2020

Penulis,

Remon Pasaribu

NIM : 150402079

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii

DAFTAR TABEL.................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2

1.4 Batasan Penelitian......................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

2.1 Prototype....................................................................................................4

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro.....................................................4

2.3 Turbin Air..................................................................................................5

2.4 Daya Turbin...............................................................................................8

2.5 Energi Air...................................................................................................9

2.6 Menghitung Debit Air Dengan Menggunakan Metode Apung...............10

2.7 Transmisi Pulley Dan Gear......................................................................11

2.7.1 Pulley.......................................................................................................12

2.7.2 Sabuk (Belt).............................................................................................12

2.7.3 Perbandingan Kecepatan Gerakan Suatu Sabuk......................................13

iv
2.7.4 Gear..........................................................................................................14

2.7.5 Rasio Kecepatan Gear..............................................................................15

2.8 Converter..................................................................................................15

2.9 Baterai......................................................................................................18

2.9.1 Kapasitas Baterai.....................................................................................18

2.9.2 Jenis Baterai Aki......................................................................................19

2.9.3 Prinsip Kerja Baterai................................................................................19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................21

3.1 Tempat dan Waktu...................................................................................21

3.2 Tahapan Penelitian...................................................................................21

3.3 Diagram Alur Penelitian..........................................................................25

3.4 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro Terapung.......................27

3.5 Perancangan Alat.....................................................................................28

3.5.1 Bagian Kapal Apung dan Turbin.............................................................28

3.5.2 Gear dan Pulley........................................................................................29

3.5.3 Alternator.................................................................................................29

3.5.4 Bridge Rectifier........................................................................................30

3.5.5 Buck Boost Converter DC.......................................................................31

3.5.6 Baterai......................................................................................................31

3.6 Pengujian Alat..........................................................................................32

3.6.1 Objek Pengujian.......................................................................................32

3.6.2 Peralatan Pengujian..................................................................................33

3.6.3 Rangkaian Pengujian...............................................................................34

v
3.7 Prosedur Pengujian..................................................................................35

3.7.1 Menghitung Debit Air Dengan Metode Apung.......................................35

3.7.2 Pengujian Alat Pembangkit Listrik Yang Dirancang...............................36

3.7.3 Pengujian Pengisian Baterai....................................................................36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................37

4.1 Desain dan Rancang Bangun Alat...........................................................37

4.2 Debit Air Dengan Menggunakan Metode Apung....................................39

4.3 Daya Yang Dihasilkan Oleh Turbin.........................................................44

4.4 Kecepatan Putara Yang Dihasilkan Turbin..............................................45

4.5 Daya Keluaran dari Alternator.................................................................46

4.6 Pengisian Baterai.....................................................................................58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................50

5.1 Kesimpulan..............................................................................................50

5.2 Saran........................................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51

LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Turbin Pelton..................................................................................6

Gambar 2.2 Turbin Kaplan................................................................................6

Gambar 2.3 Turbin Francis................................................................................7

Gambar 2.4 Turbin Crossflow...........................................................................8

Gambar 2.5 Pelampung Tongkat.....................................................................11

Gambar 2.6 Pulley............................................................................................12

Gambar 2.7 Belt...............................................................................................13

Gambar 2.8 Gear dan Rantai............................................................................14

Gambar 2.9 Dioda Jembatan............................................................................16

Gambar 2.10 Skema dasar DC-DC Converter...................................................17

Gambar 2.11 Blok Diagram Fungsi XL4016.....................................................18

Gambar 3.1 Diagram alur penelitian................................................................26

Gambar 3.2 Blok Diagram PLTPH Terapung.................................................27

Gambar 3.3 Alternator.....................................................................................30

Gambar 3.4 Dioda Rectifier KBPC 1510.........................................................30

Gambar 3.5 DC-DC Boock Boost Step Up Converter XL4016.....................31

Gambar 3.6 Baterai 12 V 4,5Ah......................................................................32

Gambar 3.7 Multimeter Digital Masda DT830D.............................................33

Gambar 3.8 LCD Digital Laser Photo Tachometer.........................................33

Gambar 3.9 Kabel............................................................................................34

Gambar 3.10 Alat bantu benda terapung...........................................................34

Gambar 3.11 Rangkaian pengujian keluaran tegangan alat...............................35

vii
Gambar 3.12 Rangkaian pengujian pengisian baterai........................................35

Gambar 4.1 Desain Alat Yang Dirancang.......................................................37

Gambar 4.2 Alat yang dirancang tampak dari atas..........................................37

Gambar 4.3 Hasil rancang bangun...................................................................38

Gambar 4.4 Grafik Debit Air Yang Tersedia Vs Waktu Pengukuran.............44

Gambar 4.5 Daya Turbin Vs Waktu Pengukuran............................................45

Gambar 4.6 Daya Alternator Vs Debit Air......................................................47

Gambar 4.7 Lama Pengisian Vs Debit Air......................................................48

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data kondisi sungai........................................................................22

Tabel 3.2 Tabel perhitungan kecepatan benda terapung................................23

Tabel 3.3 Data debit air..................................................................................23

Tabel 3.4 Daya Air.........................................................................................24

Tabel 3.5 Daya yang dihasilkan turbin...........................................................24

Tabel 3.6 Data daya alternator........................................................................24

Tabel 3.7 Hasil pengujian pengisian baterai...................................................25

Tabel 3.8 Spesifikasi dari Alternator..............................................................29

Tabel 3.9 Spesifikasi Baterai..........................................................................31

Tabel 4.1 Spesifikasi alat yang dirancang......................................................38

Tabel 4.2 Data Kondisi Sungai.......................................................................39

Tabel 4.3 Perhitungan Kecepatan Benda Terapung.......................................41

Tabel 4.4 Data Debit Air................................................................................43

Tabel 4.5 Daya Air.........................................................................................43

Tabel 4.6 Daya yang dihasilkan turbin..........................................................45

Tabel 4.7 Data daya alternator........................................................................47

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Pengisian Baterai..................................................48

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Listrik kini menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat baik
itu untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk kebutuhan industri. Kebutuhan
akan energi listrik pada beberapa tahun terakhir di Indonesia semakin besar
seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dan pertumbuhan
ekonomi yang semakin membaik [1].

Kebutuhan energi listrik di Indonesia mayoritas masih dipenuhi dari


pemanfaatan sumber energi tidak terbarukan (unrenewable) seperti BBM, gas
alam dan batu bara. Sedangkan pemanfaatan sumber energi terbarukan
(renewable) yang dapat dimanfaatkan antara lain matahari, air, angin, masih
sangat minim sehingga perlu ditingkatkan terus pemanfaatannya [2].

Indonesia adalah negara kepulauan. Dari sekian banyak pulau tersebut


belum semua pulau yang dihuni manusia dapat menikmati listrik. Hal ini
disebabkan sulitnya lokasi ke daerah tersebut sehingga tidak dapat dijangkau oleh
listrik PLN. Karena sumber daya listrik tidak terbarukan akan habis maka energi
air dapat digunakan sebagai alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti
energi tidak terbarukan. Daya listrik dari air dimanfaatkan dengan energi potensial
ataupun energi kinetik yang dihasilkan oleh air itu sendiri [3].

Pembangkit listrik tenaga air merupakan pembangkit energi listrik yang


memanfaatkan energi air untuk mendorong turbin air yang dikopel dengan
generator. Pembangkit listrik tenaga air ini membutuhkan konstruksi bangunan
yang khusus dan termasuk menjadi kendala dalam pembangunan pembangkit
listrik tenaga air itu sendiri. Berdasarkan besarnya daya yang dihasilkan oleh
pembangkit energi listrik menggunakan air, ada yang dinamakan dengan
pembangkit listrik tenaga pikohidro yang tidak membutuhkan konstruksi serumit
pembangkit listrik tenaga air yang mengasilkan daya ribuan kilowatt [4].

1
Aliran air untuk pembangkit listrik tenaga pikohidro tidak harus
memanfaatkan aliran air yang deras tetapi memanfaatkan air yang berasal dari
saluran irigari, sungai kecil yang ada di dataran rendah atau daerah yang tidak
memiliki bukit-bukit [5]. Prototipe turbin pikohidro dirancang dengan tinggi jatuh
air (head) 0,2 m hingga 2 m. Berdasarkan ketinggian jatuh air, turbin yang tepat
digunakan adalah turbin crossflow. Konstruksi turbin crossflow membutuhkan
konstruksi sipil yang lebih sederhana dan lebih berpotensi dikerjakan sendiri. [6]
Pada penelitian sebelumnya, dilakukan simulasi dari turbin crossflow dengan sudu
18 buah menghasilkan kecepatan rotasi sudu sebesar 16.5rad/s atau angular
velocity sebesar 157.5633 rpm, dan momen sebesar 290.39 Nm. [7]

Pikohidro memiliki kelebihan yaitu mudah untuk dibuat sendiri,


memanfaatkan sumber daya alam terbarukan karena menggunakan aliran air yang
ada di lingkungan sebagai pembangkit energi listrik dan diharapkan bisa menjadi
alternatif untuk menyalurkan energi listrik ke daerah-daerah yang belum tersalur
listrik oleh PLN. Sehingga berdasarkan latar belakang di atas, disusun sebuah
penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro
Turbin Crossflow Terapung”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana merancang dan membuat pembangkit listrik tenaga pikohidro


turbin crossflow terapung?
2. Bagaimana keluaran yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga pikohidro
turbin crossflow terapung?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah merancang, membuat dan menganalisis
keluaran pembangkit listrik tenaga pikohidro turbin crossflow terapung.

2
1.4 Batasan penelitian

Batasan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Tidak membahas efisiensi dari sistem PLTPH.


2. Menggunakan turbin crossflow 18 sudu dengan panjang sudu 20 cm dan
lebar 40 cm.
3. Tidak membahas lebih dalam peforma generator yang digunakan.
4. Uji coba dilakukan disekitar sungai di Tanjung Selamat.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bisa menjadi solusi untuk membantu masyarakat yang belum tersalur


listrik namun memiliki lingkungan sungai yang memiliki debit air yang
rendah.
2. Bisa diaplikasikan pada irigasi persawahan sebagai pencatu daya alat
penangkap hama.
3. Sebagai referensi dan masukan untuk utilitas ataupun peneliti selanjutnya
untuk meningkatkan teknologi energi terbarukan pada sektor kelistrikan
Indonesia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prototype

Prototype adalah sebuah alat yang mengekspresikan suatu benda nyata


maupun benda yang dalam proses perencanaan. Prototype merupakan alat peraga
yang mirip produk yang akan dibangun (look like models). Secara jelas
menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang
diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk menunjukan benda yang tidak dapat secara
langsung dibangun atau dicoba. pengamatan, melakukan, mendemonstrasikan dan
lain-lain.
Dalam penelitian teknologi, prototype berfungsi sebagai bukti konsep dan
model demonstrasi untuk teknologi baru atau produk masa depan, membuktikan
kelayakannya dan menggambarkan produk yang mungkin untuk dibuat.

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air

Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari


tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan
menggunakan turbin air dan generator. Daya (power) yang dihasilkan dapat
dihitung berdasarkan rumus berikut:

𝑃 =𝑝×𝑄×ℎ×𝑔 (2.1)

Dimana :

P = daya keluaran secara teoritis (watt)

ρ = massa jenis fluida (kg/m3)

Q = debit air (m3/s)

h = ketinggian efektif (m)

g = gaya gravitasi (m/s2)

4
Daya yang keluar dari generator dapat diperoleh dari perkalian massa jenis
fluida dikalikan dengan debit air dikalikan dengan ketinggian efektif dan gaya
gravitasi. Sebagaimana dapat dipahami dari rumus tersebut di atas, daya yang
dihasilkan adalah hasil kali dari tinggi jatuh dan debit air, oleh karena itu
berhasilnya pembangkitan tenaga air tergantung daripada usaha untuk
mendapatkan tinggi jatuh air dan debit yang besar secara efektif dan ekonomis.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Piko (PLTPH)

Menurut Arismunandar dan Susumumu Kuwahara (1974), berdasarkan


output yang dihasilkan, Pembangkit Listrik Tenaga Air dibedakan menjadi [4]:
a) Large-hydro : lebih dari 100 MW
b) Medium-hydro : antara 15 – 100 MW
c) Small-hydro : antara 1- 15 MW
d) Mini-hydro : daya diatas 100 kW, tetapi dibawah 1 MW
e) Micro-hydro : antara 5 kW – 100 kW
f) Pico-hydro : daya yang dikeluarkan kurang dari 5 kW
Mohd Farriz Basar (2013) menyatakan bahwa “Pico hydro is a hydro-
electric that capable of producing a maximum output power up to five kilowatts”,
yang artinya pikohidro adalah pembangkit listrik tenaga air yang maksimal
ouputnya 5KW. Jadi yang membedakan antara pembangkit skala pikohidro
dengan mikrohidro yaitu berdasarkan daya maksimal yang telah diklasifikasikan
[6].

Pada umumnya pembangkit listrik skala micro atau pico pada prinsipnya
memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada
aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros
turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya
menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.

2.3 Turbin Air

Turbin air adalah suatu alat yang dapat menghasilkan energi mekanik
berupa putaran poros dengan mengandalkan kecepatan aliran air dari sungai dan
memanfaatkan energi kinetik air, energi kinetik air selanjutnya diubah menjadi
5
energi mekanis pada turbin yang digunakan untuk menggerakkan generator
sehingga menjadi energi listrik [8].
Ada beberapa jenis turbin pada PLTA, diantaranya adalah:
 Turbin Pelton
Turbin pelton adalah jenis turbin impulse (turbin yang bekerja karena
aliran air). Turbin ini ditemukan pada tahun 1870. Turbin pelton prinsip kerjanya
adalah mengkonversi daya fluida dan air menjadi daya poros untuk memutar
generator listrik. Turbin pelton digunakan pada PLTA ataupun PLTMH dengan
ketinggian head 50 hingga 1300 meter [4]. Gambar turbin ini ditunjukkan pada
Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Turbin Pelton

 Turbin Kaplan
Turbin Kaplan merupakan turbin jenis baling-baling yang sudut
kemiringan baling-balingnya dapat diatur. Turbin ini dikembangkan oleh Viktor
Kaplan pada tahun 1913. Turbin Kaplan dapat digunakan pada PLTA atau
PLTMH dengan ketinggian head dari 2 hingga 40 meter dengan kecepatan putaran
50 hingga 430 rpm [4]. Gambar turbin Kaplan ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Turbin Kaplan


 Turbin Francis
Turbin Francis adalah turbin air yang dikembangkan oleh James B.
Francis. Turbin ini adalah turbin jenis reaksi yang menggabungkan antara konsep
aliran radial dan aksial. Turbin ini dapat digunakan pada PLTA atau PLTMH
dengan ketinggian head 10 hingga 350 meter dengan kecepatan putaran 75 rpm
hingga 1000 rpm [4]. Gambar turbin francis ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Turbin Francis

 Turbin Cross Flow

Turbin Banki-Mitchel juga sering disebut dengan Crossflow-Turbine


adalah turbin air yang dikembangkan oleh Anthony Michell pada tahun 1903.
Berbeda dengan turbin lainnya, pada turbin jenis ini secara langsung melintasi
bilah turbin.

Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 liter/s hingga 10 m 3/s


dan head antara 1 m s/d 200m [9]. Aliran air masuk ke turbin dan bertumbukan
dengan sudu yang mengakibatkan terjadinya konversi energi kinetik menjadi
energi mekanis. Turbin ini memiliki runner yang terbuat dari beberapa sudu yang
dipasang pada sepasang piringan paralel. Gambar 2.4 merupakan bentuk turbin
crossflow.
Gambar 2.4 Turbin Crossflow

2.4 Daya Turbin

Proses perubahan energi kinetik menjadi energi mekanik akan membuat


turbin berputar. Sehingga kincir air akan bergerak secara berotasi, hal ini
dinamakan dengan momen putar yang diterima poros turbin. Maka daya yang
dapat dihasilkan turbin dapat dituliskan dengan [10] :

𝑃 𝑡𝑢𝑟𝑏i𝑛 = 𝑇 × 𝜔 (2.2)

𝑇 =𝐹×𝑟 (2.3)

𝐹 =𝑚×𝑣 (2.4)

2×𝜋×𝑛
𝜔= 60 (2.5)

Dimana: P = Daya turbin (watt)

T = Torsi turbin (Nm)

F = Gaya terhadap turbin (N)

m = Massa turbin (kg)

r = Jari-jari luar turbin (m)

𝜔 = Kecepatan sudut (rad/detik)


n = Kecepatan putar turbin (rpm)

v = Kecepatan putar keliling turbin (m/s)


2.5 Energi air

Air adalah salah satu sumber energi yang murah dan mudah dijumpai di
alam, karena air memiliki energi potensial (energi jatuh air) dan energi kinetik
(pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang didapatkan dari
adanya air yang mengalir. Energi yang air baik potensial maupun kinetik tersebut
dapat dimanfaatkan dan digunakan ke dalam wujud energi mekanis dan diubah
menjadi energi listrik. Pemanfaatan energi air tersebut dilakukan dengan
menggunakan kincir air atau turbin yang dapat mengubah energi air menjadi gerak
atau energi mekanis.
Kecepatan aliran air yang mengalir pada sungai menumbuk sudu kincir
sehingga kincir dapat berputar, semakin cepat kecepatan aliran air sungai, maka
semakin cepat pula putaran kincir air dan putaran generatornya. Kecepatan
putaran kincir (rpm) dipengaruhi oleh kecepatan aliran air (V), kecepatan aliran
air berbanding lurus dengan debit air, aliran air yang mengalir menghasilkan
energi kinetik [11].
𝐸= 1
𝑚𝑣2 (2.6)
2

Dengan:
E = Energi kinetis (Joule)
v = kecepatan aliran sungai (m/s)
m = massa air (kg)
Daya merupakan energi tiap satuan waktu (𝐸) dan mensubstitusikan ⍴Q
𝑡

terhadap ( ), maka:
𝑚
𝑡

𝑃= 1
𝜌𝑄𝑣2 (2.7)
2

Dengan:
P = Daya air (watt)
𝜌 = Massa jenis air (kg/m3)
Q = Debit air (m3/s)s
V = Kecepatan aliran sungai (m/s)
Persamaan untuk mencari debit air.
𝑄 =𝑣×𝑙×𝑑 =𝐴×𝑑 (2.8)
Dengan :
Q = Debit aliran sungai ( m3/s)
v = Kecepatan aliran sungai ( m/s)
l = Lebar sungai ( m )
d = Kedalam sungai ( m )

A= luas penampang sungai atau l×d (m2)

2.6 Menghitung Debit Air Dengan Menggunakan Metode Apung


Pengukuran debit air dengan metode apung menggunkan prinsip
pengukuran yang memanfaatkan kecepatan aliran yang diukur dengan sebuah
pelampung dimana luas penampang basah (A) ditetapkan berdasar pengukuran
lebar permukaan air dan kedalaman air. Persamaan untuk perhitungan debit
adalah:

𝑄 = 𝐴𝑥𝑘𝑥𝑉 (2.9)

Dimana:

Q = debit aliran (m3/dtk)

A = luas penampang basah (m2)

k = koefisien pelampung

V = kecepatan pelampung (m/s)

Nilai k merupakan nilai yang bergantung dari jenis pelampung yang


dipakai k = 1 – 0,116 { √ (1 - ) – 0,1 } k = koefisien  = kedalaman tangkai (h)
per kedalaman air (d), yaitu kedalaman bagian pelampung yang tenggelam dibagi
kedalaman air[12].

Berikut ini adalah gambar salah satu jenis pelampung yang dapat
digunakan untuk mengukur debit sungai yang ditampilkan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Pelampung tongkat

2.7 TRANSMISI PULLEY DAN GEAR


Sistem transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk mengkonversi torsi
dan kecepatan (putaran) dari mesin atau penggerak awal menjadi torsi dan
kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi
tersebut mengubah kecepatan putar dari kecepatan tinggi menjadi kecepatan
rendah namun lebih bertenaga atau sebaliknya.
Dalam ilmu perancangan mesin sistem transmisi secara garis besar terdiri
dari beberapa macam, antara lain [13]:

1. Transmisi roda gigi.


2. Transmisi sabuk dan pulley.
3. Transmisi rantai dan sprocket.
4. Transmisi kabel atau tali.
Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro Terapung ini menggunakan sistem
transmisi rantai dan sprocket dan sabuk serta pulley. Jenis ini sprocket yang
digunakan pada alat ini yaitu menggunakan gear seperti pada gear sepeda motor.
Dimana gear ini berfungsi untuk mengubah kecepatan yang dikopel dengan turbin
untuk memutar pulley yang ada pada Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro
Terapung. Sabuk dan pulley yang akan mentransmisikan kecepatan dari gear
menuju pulley generator.
2.7.1 Pulley
Pulley merupakan salah satu dari berbagai macam transmisi. Pulley
berbentuk seperti roda. Pada penggunaanya pulley selalu berpasangan dan
dihubungkan dengan sabuk (belt) [14].

Pulley sendiri mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Mentransmisikan daya dari penggerak menuju komponen yang


digerakkan,

b. Mereduksi putaran

c. Mempercepat putaran,

d. Memperbesar dan memperkecil torsi.

Berikut adalah gambar pulley yang digunakan pada perancangan alat ini
ditunjukkan pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Pulley

2.7.2 Sabuk (belt)


Sabuk (belt) adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari
karet dan mempunyai penampang berbentuk trapesium. Dalam penggunaannya
sabuk-V dibelitkan mengelilingi alur pulley yang berbentuk V pula. Bagian sabuk
yang membelit pada puli akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian
dalamnya akan bertambah besar[14].

Berikut ini adalah kelebihan yang dimiliki oleh Sabuk (belt):

1. Sabuk-V dapat digunakan untuk mentransmisikan daya yang jaraknya


relatif jauh.
2. Memiliki faktor slip yang kecil.
3. Mampu digunakan untuk putaran tinggi.
4. Dari segi harga Sabuk-V relatif lebih murah dibanding dengan elemen
transmisi yang lain.
5. Pengoperasian mesin menggunakan Sabuk-V tidak membuat berisik.

Berikut adalah gambar belt yang digunakan pada perancangan alat


ini,ditunjukkan pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Belt

2.7.3 Perbandingan Kecepatan Gerakan Suatu Sabuk

Rasio antara kecepatan penggerak dan yang digerakkan dinamakan rasio


kecepatan. Ini dapat dinyatakan secara matematika sebagai berikut:
Misalkan:
d = Diameter pulley penggerak,
1

d = Diameter pulley yang digerakkan,


2

N = Putaran pulley penggerak, rpm


1

N = Putaran pulley yang digerakkan, rpm


2

Panjang belt yang melalui pulley penggerak dalam satu menit = π d N


1 1

Panjang belt yang melalui pulley yang digerakkan dalam satu menit = π d N
2 2

Karena Panjang belt yang melalui pulley penggerak dalam satu menit
sama dengan panjang belt yang melalui pulley yang digerakkan dalam satu menit,
oleh karena itu[15]:
𝜋𝑑1𝑁1 = 𝜋𝑑2𝑁2 (2.5)
maka rasio kecepatan:
𝑑1 𝑁1
= (2.6)
𝑑2 𝑁2
2.7.4 Gear
Rantai sebagian besar digunakan untuk meneruskan putaran dan daya dari
satu poros ke poros yang lain. Jarak antar poros transmisi rantai lebih besar dari
transmisi roda gigi tetapi lebih pendek dari transmisi sabuk. Rantai mengait pada
roda gigi (sprocket) dan meneruskan daya tanpa slip, jadi menjamin putaran tetap
sama[13].

Gambar 2.8 Gear dan Rantai


Keuntungan transmisi rantai dibandingkan dengan transmisi sabuk atau
transmisi tali:
1. Mampu meneruskan daya yang besar tanpa slip.
2. Tidak memerlukan tegangan awal.
3. Tingkat keausan pada baltataln kecil.
4. Dapat digunakan pada jarak jauh maupun pendek.
5. Memungkinkan rasio kecepatan tinggi dari 8 sampai 10 dalam satu
langkah.
6. Memberi beban yang lebih kecil pada poros.
Kerugian transmisi rantai dibandingkan dengan transmisi sabuk atau
transmisi tali:
1. Biaya produksi yang relatif tinggi.
2. Sprocket dan rantai perlu perawatan dan pemasangan yang akurat dan hati-
hati, terutama pelumasan dan penyetelan ketika kendor.
3. Suara dan getaran karena gesekan antara rantai dan sprocket.
4. Memiliki fluktuasi kecepatan terutama bila terlalu melar.
2.7.5 Rasio Kecepatan Gear

Rasio kecepatan dari sebuah penggerak rantai dinyatakan dengan[13]:

𝑁1 𝑇1
= (2. 7)
𝑁2 𝑇2

Dimana:

N1 = kecepatan rotasi dari sprocket kecil (rpm)

N2 = kecepatan rotasi dari sprocket besar (rpm)

T1 = jumlah gigi pada sprocket kecil

T2 = jumlah gigi dari sprocket besar

2.8 Converter

a. AC-DC Converter
Sistem energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro Terapung tahap
pertama yang dilakukan adalah penyearah AC-DC /Rectifier Penyearah / rectifier
merupakan alay yang dapat mengubah sebuah tegangan arus listrik bolak-balik
(AC) menjadi arus listrik searah (DC). Dalam mengubah tegangan AC menjadi
DC ini diperlukan suatu komponen dimana komponen tersebut hanya
memperbolehkan arus listrik mengalir hanya dari satu arah. Dan itu bisa diperoleh
dari rangkaian dioda semikonduktor. Jenis penyearah yang paling sederhana
adalah penyearah gelombang penuh yaitu menggunakan dioda.
Dioda mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC),
memiliki 2 cara :
Penyearah setengah gelombang (half-wave rectifier)
Dioda menyearahkan tegangan AC yang berbentuk gelombang menjadi
tegangan DC hanya siklus positif tegangan AC saja.Sedangkan pada saat siklus
negatifnya dioda mengalami panjar balik (reverse bias) sehingga tegangan beban
menjadi nol.
Penyearah gelombang penuh (full-wave rectifier)
Dioda akan bekerja secara bergantian menyearahkan tegangan AC pada
saat siklus positif dan negatif. Penyearah gelombang penuh ada 2 macam dan
penggunaannya disesuaikan dengan transformator yang dipakai. Untuk
transformator dengan CT (Center Tap) menggunakan 2 dioda saja sebagai
penyearahnya sedangkan untuk transformator biasa digunakan jembatan diode
(dioda bridge).
Dioda Bridge

Gambar 2.9 Dioda Jembatan


Pada dioda bridge, hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan arus untuk
setiap siklus tegangan sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai isolator pada
saat siklus yang sama. Disebut dioda bridge karena didalam komponen ini
terdapat empat buah dioda yang dihubungkan saling bertemu satu sama lain
(bridge rectifier/penyearah jembatan). Dioda bridge merupakan penyearah arus
bolak-balik satu gelombang penuh, jadi akan dihasilkan tegangan DC (searah)
yang lebih baik, yang cenderung memiliki noise rendah. Saat ini, dioda bridge
banyak digunakan pada perangkat-perangkat elektronika modern, karena memang
memiliki kinerja yang baik [16].
b. DC-DC Step Up Boost Converter
Perkembangan teknologi komponen dan rangkaian elektronika telah mampu
menghasilkan sistem penyedia penyedia daya tegangan searah ( Direct Current /
DC ), yang dihasilkan melalui konversi tegangan DC masukan ke bentuk tegangan
DC keluaran yang lebih tinggi atau lebih rendah . Konversi tegangan DC ini biasa
disebut sebagai DC-DC Converter. Penerapan DC-DC converter dalam
perkembangannya telah memungkinkan suatu perangkat elektronika dapat
berfugsi
dengan menggunakan sumber energi baterai yang bertegangan kecil dimana
tegangan keluarannya dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan pemakaian[17].
Alat yang umum digunakan sekarang ini adalah DC-DC boost converter .
Konverter DC-DC ini banyak digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan
tegangan yang lebih tinggi dari sumbernya. DC-DC boost converter merupakan
konverter yang digunakan untuk memberikan tegangan keluaran yang lebih tinggi
dari tegangan keluaran yang lebih tinggi dari tegangan masukan yang rendah
dengan dikendalikan oleh sinyal kontrol berupa sinyal PWM (Pulse Width
Modulation ) Skema dasar DC-DC Converter ditunjukkan pada Gambar 2.10 [17].

Gambar 2.10 Skema dasar DC-DC Converter

c. DC Buck Boost XL4016

XL4016 adalah frekuensi tetap 180 KHz PWM buck (step-down)


konverter DC / DC, mampu dibebani 8A dengan efisiensi tinggi, riak rendah dan
regulasi beban. Membutuhkan sejumlah komponen eksternal yang minim,
regulator mudah digunakan dan kompensasi frekuensi internal dan osilator
frekuensi tetap.

Sirkuit kontrol PWM dapat menyesuaikan rasio tugas linear dari 0 hingga
100%. Proteksi arus lebih juga sudah terpasang di dalam chipnya. Ketika fungsi
perlindungan (short circuit), operasi frekuensi akan berkurang dari 180KHz
hingga 48KHz. Kompensasi internal blok dibangun untuk meminimalkan
eksternal jumlah komponen [18].
Gambar 2.11 Blok Diagram Fungsi XL4016

2.9 Baterai

Penyimpanan Listrik yang digunakan adalah baterai. Baterai adalah


perangkat yang mengandung sel listrik yang dapat menyimpan energi yang dapat
dikonversi menjadi daya. Baterai menghasilkan listrik melalui proses kimia.
Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung
proses elektrokimia yang reversible (dapat berkebalikan ) dengan efisiensinya
yang tinggi. Reaksi elektrokimia reversibel adalah reaksi didalam baterai
berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik ( proses
pengosongan ) dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia ( proses
pengisian ) dengan cara proses regenerasi dari elektroda - elektroda yang dipakai
yaitu, dengan melewatkan arus listrik dalam arah polaritas yang berlawanan
didalam sel[19].

2.9.1 Kapasitas Baterai


Kapasitas baterai merupakan kemampuan baterai menyimpan daya listrik
atau besarnya energi yang dapat di simpan dan di keluarkan oleh baterai. Besarnya
kapasitas, tergantung dari banyaknya bahan aktif pada plat positif maupun plat
negatif yang bereaksi, dipengaruhi oleh jumlah plat tiap-tiap sel, ukuran, dan tebal
plat, kualitas elektrolit serta umur baterai. Kapasitas energi suatu baterai
dinyatakan
dalam ampere jam (Ah), misalkan kapasitas baterai 100 Ah 12 Volt artinya secara
ideal arus dapat dikeluarkan sebesar 5 ampere selama 20 jam pemakaian. Besar
kecilnya tegangan baterai ditentukan oleh besar / banyak sedikitnya sel baterai
yang ada di dalamnya. Sekalipun demikian, arus hanya akan mengalir bila ada
konduktor dan beban yang dihubungkan ke baterai. Kapasitas baterai juga
menunjukkan kekmapuan baterai untuk mengeluarkan arus (discharging) selama
waktu tertentu, dinyatakan dalam Ah (Ampere – hour). Berarti sebuah baterai
dapat memberikan arus kecil untuk waktu yang lama dapat ditampung ole baterai
disebut kapasitas baterai dan dinyatakan dalam ampere jam (Ampere-hour),
muatan inilah yang akan dikeluarkan untuk menyulplai beban ke pelanggan.
Kapasitas baterai dapat dinyatakan dengan persamaan 2.8 [19].
Ah = Kuat Arus (ampere) x waktu (hours) (2.8)
Keterangan :
Ah = Kapasitas baterai aki
I = Kuat arus (ampere)
T = Waktu ( jam/sekon)
2.9.2 Jenis Baterai Aki
Adapun jenis baterai dibagi menjadi 2, yaitu [18]:
a. Baterai Asam
Baterai asam yang bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang
(sulfuric acid = H2SO4). Dalam sebuah baterai asam, pada kutub positif terdiri
dari elektroda yang terbuat dari beberapa pelat timah peroksida PbO2 dan pada
kutub negatif terdiri dari elektroda yang terbuat dari beberapa pelat timah murni
Pb.
b. Baterai Alkali
Baterai alkali bahan elektrolitnya adalah larutan alkali yang terdiri dari :
1. Nickel iron alkaline battery Ni-Fe Battery.
2. Nickel cadmium alkaline battery NiCd
Battery Pada umumnya yang paling banyak digunakan adalah baterai alkali
admium (NiCd).
2.9.3 Prinsip Kerja Baterai

Akumulator bekerja berdasarkan reaksi kimia yaitu reaksi redoks yang


terjadi baik selama pengisisan maupun selama pengosongan. Reaksi kimia pada
akumulator tersebut bersifat reversible, artinya reaksi kimia yang terjadi selama
pengisian sangat berlawanan dengan reaksi yang terjadi pada saat pengosongan.
Selama pengisian terjadi pengubahan energi listrik ke energi kimia, dan
sebaliknya pada saat pengosongan terjadi pengubahan energi kimia menjadi
energi listrik. Ketika Baterai dalam keadaan kosong (tidak ada energi listrik) maka
elektroda- elektroda dihubungkan dengan sumber tenga listrik dari luar.

Secara prinsip aliran listrik akan mengalir dari kutub positif menuju kutub
negatif. Sumber elektron yang ada pada kutub bertanda negatif akan menjadi
sumber listrik bagi peralatan listrik jika disambungkan dengan baterai. Saat
baterai dihubungkan dengan peralatan listrik, maka elektrolit akan berpindah
dalam bentuk ion dan memicu reaksi kimia pada kedua kutubnya. Terjadinya
perpindahan ion akan mengalirkan arus listrik keluar dari baterai. Pada saat
pengisian, jika sel dihubungkan dengan dengan power supply maka elektroda
positif akan menjadi anoda dan elektroda negatif akan menjadi katoda sehingga
ion akan mengalirkan arus masuk ke dalam baterai [19].
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan diluar area kampus, dimana alat yang


dirancang akan diuji coba di sungai tanjung selamat serta dilaksanakan dalam
jangka waktu kurang lebih 2 bulan.

3.2 Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan beberapa tahapan metode penelitian yaitu :

1. Studi literatur
Dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik tugas akhir yang
terdiri dari buku referensi, jurnal penelitian, layanan internet dan diskusi dengan
dosen pembimbing dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
2. Survei lokasi penelitian
Melakukan survei lokasi penelitian dengan menilai potensi suatu sungai
apakah cocok digunakan sebagai tempat untuk pembangkit listrik tenaga piko
hidro terapung.
3. Membuat perancangan
Melakukan perancangan alat yang didapatkan dari perhitungan debit air.
Debit air ini akan menjadi dasar pembuatan perancangan turbin, alat pelampung
atau kapal dan juga gear yang akan digunakan. Menggunakan laptop dengan
aplikasi SOLIDWORK 2018, menggambarkan alat yang akan dirancang atau
dirakit.
4. Mempersiapkan alat dan bahan.
Mempersiapkan alat dan bahan untuk proses perakitan alat yang telah
dihitung dan dirancang pada tahapan sebelumnya.

21
5. Merakit alat yang akan dirancang
Merakit alat yang telah didesain sebelumnya. Dimana dalam proses
merakit mengikuti desain yang telah dibuat sebelumnya. Dalam tahapan ini,
dibutuhkan beberapa alat dan bahan yang menunjang dalam proses perakitan.
6. Uji coba
Alat yang telah dirancang akan dilakukan pengujian secara langsung.
Dimana jika alat yang dirancang tidak bekerja dengan baik, maka dilakukan
perbaikan atau mendesain ulang alat yang dirancang, namun jika alat bekerja
dengan baik, maka dilanjutkan ke tahap pengambilan data.
7. Pengambilan Data
Pengambilan data berupa data kondisi sungai, perhitungan kecepatan
benda terapung, debit air, daya air, daya turbin, daya alternator, dan data lama
pengisian baterai. Adapun tabel pengambilan data-data tersebut ditampilkan pada
tabel berikut.

Tabel 3.1 Data kondisi sungai

Lebar Luas Penampang


Waktu Titik Kedalaman
NO Penampang Sungai
Pengukuran Ukur Sungai (m)
(m) A=L×H (m2)
Titik 1
Titik 2
Pengukuran Titik 3
1 Titik 4
1
Titik 5
Rata-rata
Titik 1
Titik 2
Pengukuran Titik 3
2 Titik 4
2
Titik 5
Rata-rata
Titik 1
Titik 2
Pengukuran Titik 3
3 Titik 4
3
Titik 5
Rata-rata
Titik 1
Pengukuran Titik 2
4 Titik 3
4
Titik 4

22
Titik 5
Rata-rata
Titik 1
Titik 2
Pengukuran Titik 3
5 Titik 4
5
Titik 5
Rata-rata
Titik 1
Titik 2
Pengukuran Titik 3
6 Titik 4
6
Titik 5
Rata-rata
Titik 1
Titik 2
Pengukuran Titik 3
7 Titik 4
7
Titik 5
Rata-rata

Tabel 3.2 Tabel perhitungan kecepatan benda terapung

Waktu Benda Terapung (T) Kecepatan


Waktu Pengukuran Benda
NO Rata-rata
Pengukuran Terapung
1 2 3 4 (m/s)
1 Pengukuran 1
2 Pengukuran 2
3 Pengukuran 3
4 Pengukuran 4
5 Pengukuran 5
6 Pengukuran 6
7 Pengukuran 7
Tabel 3.3 Data debit air

Luas Koefisien
Waktu Kecepatan Air Debit air
No Penampang pelampung
Pengukuran Sungai (m/s) (m3/s)
Sungai (m2) (k)
1 Pengukuran 1
2 Pengukuran 2
3 Pengukuran 3
4 Pengukuran 4
5 Pengukuran 5
6 Pengukuran 6
7 Pengukuran 7
Tabel 3.4 Daya Air

Waktu Daya Air


No Debit air (m3/s)
Pengukuran (Watt)
1 Pengukuran 1
2 Pengukuran 2
3 Pengukuran 3
4 Pengukuran 4
5 Pengukuran 5
6 Pengukuran 6
7 Pengukuran 7

Tabel 3.5 Daya yang dihasilkan turbin

Gaya Kecepatan
Kecepatan Daya
Waktu Tangensial Torsi putaran
No keliling Turbin
Pengukuran Turbin atau (Nm) sudut atau
turbin (m/s) (Watt)
F (N) w (rad/s)
1 Pengukuran 1
2 Pengukuran 2
3 Pengukuran 3
4 Pengukuran 4
5 Pengukuran 5
6 Pengukuran 6
7 Pengukuran 7

Tabel 3.6 Data daya alternator

Kecepatan
Kecepatan Tegangan
Debit Air Generator Arus Daya
No 3
Turbin (RPM) (Volt)
(m /s) (RPM) (A) (watt)
TB B TB B TB B
1
2
3
4
5
6
7
Tabel 3.7 Hasil pengujian pengisian baterai

Kecepatan Tegangan Lama


Debit Air Arus Daya
Putar Pengisian Pengisian
No Pengisian Pengisian
(m3/s) Alternator Baterai Baterai
(Ampere) (Watt)
(rpm) (Volt) (Jam)
1
2
3
4
5
6
7
8. Analisa dan Pembahasan
Analisa dan pembahasan dilakukan ketika seluruh data yang dibutuhkan
telah terpenuhi. Dalam analisa dan pembahsan ini akan diketahui pengaruh debit
air terhadap keluaran, kecepatan putar alternator, dan daya keluaran dari alat yang
dirancang.
9. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan akan membahas hasil analisa dari penelitian ini berdasarkan
data yang diperoleh melalui uji coba prototype PLTPH.

3.3 Diagram Alur Penelitian

Adapun diagram alur penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar


3.1 di bawah ini.
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
3.4 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro Terapung

Secara umum,blok diagram sistem pembangkit listrik tenaga “Pembangkit


Listrik Tenaga Piko Hidro Terapung” ditunjukkan oleh Gambar 3.1. Turbin yang
ada pada pembangkit ini akan di putar oleh air, dimana turbin ini akan terhubung
dengan gear dan pulley yang dapat meningkatkan kecepatan masukan yang
diberikan turbin untuk di dihubungkan dengan alternator. Alternator yang berputar
akan menghasilkan tegangan dan arus listrik. Tegangan dan arus keluaran
alternator digunakan untuk mengisi muatan baterai.

Baterai yang digunakan memiliki tegangan 12 volt DC. Agar baterai dapat
diisi, maka tegangan keluaran alternator harus sama dengan atau melebihi 12 volt
DC. Putaran alternator pada sistem ini menghasilkan tegangan bolak-balik, yang
kemudian disearahkan menggunakan Diode Bridge, tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan akan berubah menjadi DC.Setelah sistem keluaran telah menjadi DC,
besar tegangan keluaran DC harus dijaga stabil pada posisi lebih besar dari 12 volt
DC dengan menambah modul Buck Boost DC Step Up Converter. Hal ini
dilakukan agar tegangan keluaran alternator dapat mengisi baterai.

Lama pengisian baterai ditentukan oleh besar tegangan dan arus yang
keluar dari pengaturan tegangan. Semakin besar arus yang dihasilkan alternator
dan keluaran dari Buck Boost DC Step Up Converter, maka semakn cepat terisi
baterai. Blok diagram dari pembangkit yang telah dirancang ditunjukkan pada
Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Blok Diagram Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro Terapung
3.5 Perancangan Alat

3.5.1 Bagian Kapal Apung dan Turbin

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan alat yaitu:

Alat:

1. Mesin Las
2. Mesin gerinda
3. Mesin Bor
4. Spidol
5. Palu
6. Penggaris atau meteran gulung

Bahan:

1. Plat besi 3 mm sekitar 4,5 m2


2. Pipa besi berdiameter 1 inci
3. Ass turbin yang terbuat dari besi padat berdiameter 1 inci dengan panjang
80 cm
4. Besi kotak untuk penyangga turbin berukuran
5. Plat besi untuk penyangga antar kapal apung
6. Bearing

Beberapa tahapan perancangan dalam pembuatan bagian turbin adalah


sebagai berikut:

1. Melakukan pemotongan plat besi sesuai dengan ukuran kapal apung yang
telah didesain sebelumnya dan melakukan pengelasan untuk membentuk
kapal apung seperti yang diinginkan.
2. Memotong plat besi menjadi 18 bagian menggunakan mesin gerinda
sebanyak 18 buah dengan ukuran 20cm × 40cm.
3. Membentuk pipa besi menjadi lingkaran untuk bagian luar turbin dengan
ukuran 100 cm dan bagian dalam turbin sebesar 80 cm.
4. Melakukan pengelasan dengan sudu turbin dengan pipa besi yang telah
dibentuk sebelumnya.
5. Melakukan pengelesan plat besi yang berfungsi menghubungkan kedua
kapal apung dan memasukkan turbin sekaligus.

3.5.2 Gear dan Pulley

Gear yang digunakan disini adalah gear yang memiliki perbandingan gear
sebesar 55 dibanding 11 yang secara teori dapat meningkatkan 5 kali kecepatan
putaran dari turbin terhadap pulley. Pulley juga menggunakan perbandingan 16
inci dibanding 4 inci yang secara teori dapat menghasilkan 4 kali putara kecepatan
pada alternator.

3.5.3 Alternator

Alternator merupakan komponen yang memiliki fungsi mengubah energi


gerak menjadi energi listrik. Energi mekanik dari mesin yang didapatkan dari air
akan memutar turbin yang terhubung dengan gear dan pulley, energi listrik akan
dihasilkan oleh alternator yang terhubung dengan pulley.

Alternator ini memiliki spesifikasi yang diperlihatkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.8 Spesifikasi dari Alternator

No Parameter Spesifikasi
1 Voltage 12 Volt
2 Frequency 50-60 Hz
3 Material Copper, Aluminium
4 Fasa 1 fasa
5 Daya 80 Watt
6 Jumlah kutub 12
7 Diameter kawat tembaga 0,8 mm
8 Jumlah lilitan tiap kutub 34 sampai 37 lilitan
9 Fluks Magnet 0,00005209 Wb
10 RPM 200 sampai 5000 rpm
Alternator yang digunakan pada penelitian ini adalah alternator bertipe
mesin sinkron permanen magnet. Alternator Mio yang digunakan pada
pembangkit ini ditunjukkan pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Alternator

3.5.4 Bridge Rectifier

Tegangan dan arus keluaran dari alternator yang digunakan pada


pembangkit listrik tenaga piko hidro terapung ini merupakan tegangan AC. Untuk
menghasilkan tegangan listrik yang searah dibutuhkan penyearah yaitu sebuah
dioda. Dalam penelitian ini digunakan dioda jembatan (diode bridge) yang
berfungsi untuk menyearahkan arus bolak-balik yang rangkaiannya terdiri dari
empat buah bridge rectrifier yang berhubungan satu sama lain (membentuk
formasi kotak). Adapun gambar dioda yang digunakan pada sistem ini
ditujunkkan pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Diode Rectifier KBPC 1510


3.5.5 Buck Boost Converter DC

Pada penelitian ini, digunakan rangkaian DC-DC Converter untuk


menaikkan tegangan keluaran generator agar tetap stabil walapun putaran pada
generator berubah tidak stabil atau cenderung berubah-ubah. Hal ini dilakukan
agar alternator dapat mengisi baterai tanpa merusak baterai. Tegangan baterai
yang kondisinya masih normal kurang lebih 12 volt. Untuk mengisi baterai,
tegangan pengisian baterai harus lebih besar atau sama dengan 12 volt dan harus
tetap stabil agak tidak merusak baterai. Agar dapat mempertahankan tegangan 12
volt dengan masukan yang lebih kecil, maka digunakanlah DC-DC Boock Boost
Step Up Converter XL4016 yang ditunjukkan pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 DC-DC Boock Boost Step Up Converter XL4016

3.5.6 Baterai

Baterai yang digunakan pada penelitian ini adalah baterai dengan merk
Panasonic Model LC-R064R5CH dengan spesifikasi pada Tabel 3.2.

Tabel 3.9 Spesifikasi Baterai

No Parameter Spesifikasi
1 Tegangan 12 Volt
2 Kapasitas 4,5 Ah (Ampere Hour)
3 Panjang 95 mm
4 Lebar 70 mm
5 Tinggi 100 mm
Dari spesifikasi tersebut dapat dijelaskan bahwa baterai ini memiliki
tegangan kerja 12 volt. Dimana baterai ini terdiri dari 2 buah baterai 6 volt yang
diserikan sehingga menghasilkan tegangan sebesar 12 volt. Baterai yang
digunakan memiliki kapasitas 4,5 Ah. Artinya, baterai ini dapat memberikan arus
sebesar 4,5 Ampere dalam 1 jam. Baterai yang digunakan ditunjukkan pada
Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Baterai 12 V 4,5Ah

3.6 Pengujian Alat

Berikut ini pembahasan tentang objek yang akan diuji dari sistem
pembangkit listrik yang telah dirancang.

3.6.1 Objek Pengujian

Objek pengujian pada penelitian ini adalah kemampuan “Pembangkit


Listrik Tenaga Piko Hidro Terapung” dalam menghasilkan energi listrik. Ada
beberapa data yang akan didapatkan pada penelitian ini. Pertama, pengujian
terhadap kemampuan alternator dalam menghasilkan tegangan dan arus listrik
pada putaran tertentu. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik
alternator yang digunakan. Karakteristik alternator yang ingin diketahui adalah
tegangan dan arus listrik, serta potensi daya listrik yang dihasilkan oleh alternator
pada putaran tertentu. Kedua, pengujian yang dilakukan pada saat proses
pengisian baterai. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
alternator untuk mengisi baterai. Pada pengujian ini akan diperoleh data mengenai
tegangan dan arus listrik serta waktu yang dibutuhkan untuk mengisi baterai
sampai penuh.
3.6.2 Peralatan Pengujian

Peralatan yang digunakan dalam menguji alat yang digunakan atau


“Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro Terapung” adalah sebagai berikut:

1. Alternator yang telah dipasang di alat pembangkit listrik.


2. Baterai 12V 4,5Ah.
3. Bridge rectifier.
4. Modul buck boos DC-DC Step Up Converter XL4016.
5. Multimeter digital Masda DT830D, sebagai alat ukur tegangan listrik yang
dihasilkan alternator serta alat ukur arus listrik yang mengalir ke
akumulator dan arus listik yang dialirkan oleh akumulator ke beban listrik
diperlihatkan pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Multimeter Digital Masda DT830D

6. LCD Digital Laser Photo Tachometer 2.5-100000 RPM , sebagai alat ukur
kecepatan putar pada alternator yang ditunjukkan pada Gambar 3.8
berikut.

Gambar 3.8 LCD Digital Laser Photo Tachometer


7. Kabel Penghubung, sebagai penghubung perangkat elektronik yang
merupakan kabel serabut yang berukuran 2,5 mm dan memiliki isolator
berbahan PVC ditunjukkan pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Kabel

8. Alat bantu benda terapung untuk mengukur kecepatan sungai. Dimana


ditentukan nilai ketinggian dari pelampung terhadap pemberat (h)=35 cm.

Gambar 3.10 Alat bantu benda terapung


9. Lampu depan sepeda motor (35 watt) sebagai beban untuk pengujian arus
alternator.
10. Stopwatch.
11. Kamera Digital.
12. Meteran.
13. Media yang digunakan untuk metode apung.
14. Laptop sebagai media pengolahan data, penulisan skripsi dan untuk
menampilkan data yang telah diperoleh selama penelitian.

3.6.3 Rangkaian Pengujian


Adapun rangkaian pengujian sistem yang telah dirancang adalah
ditunjukkan pada Gambar 3.11 dan Gambar 3.12.
Gambar 3.11 Rangkaian pengujian keluaran tegangan alat

Gambar 3.12 Rangkaian pengujian pengisian baterai

3.7 Prosedur Pengujian


Prosedur yang digunakan pada penelitian ini ada 2 tahap, yaitu tahap
pertama menghitung debit air menggunakan metode apung lalu menguji alat yang
telah dirancang.

3.7.1 Menghitung Debit Air Dengan Metode Apung

Adapun prosedur dalam menghitung debit air dengan metode apung adalah
sebagai berikut.

1. Ukur dimensi sungai yaitu panjang dan lebar yang diukur di beberapa
segmen sungai untuk didapatkan nilai rata-ratanya.
2. Hitung kedalaman sungai dengan tongkat yang memiliki skala, ambil
beberapa titik kedalaman untuk mendapatkan kedalaman rata-rata. Dalam
penelitian ini dilakukan pengukuran data sungai sebanyak 5 kali.
3. Jatuhkan benda yang dapat terapung pada titik pengamatan yang telah
ditentukan.
4. Catat waktu tempuh benda yang terapung tersebut. Lakukan beberapa kali
pengamatan minimal 3 kali percobaan. Dalam percobaan ini, dalam
mengukur benda terapung, dilakukan 4 kali pengulangan.
5. Hitung rata-rata waktu yang diperlukan benda untuk mencapai titik
pengamatan dan titik ukur yang telah ditandai.

3.7.2 Pengujian Alat Pembangkit Listrik Yang dirancang

Adapun prosedur dalam pengujian alat pembangkit listrik yang dirancang


adalah sebagai berikut.

1. Memasang rangkaian seperti pada Gambar 3.11.


2. Memutar alternator dengan meletakkan alat yang dirancang di sungai.
3. Mencatat kecepatan putaran alternator dengan tachometer.
4. Mencatat tegangan listrik yang terukur di voltmeter.

3.7.3 Pengujian Pengisian Baterai

Adapun prosedur dalam pengisian baterai adalah sebagai berikut:

1. Memasang rangkaian seperti pada Gambar 3.12.


2. Memutar alternator dengan meletakkan alat yang dirancang di sungai.
3. Mencatat kecepatan putaran alternator dengan tachometer.
4. Mencatat tegangan listrik yang terukur di voltmeter yang dipasang pada
baterai.
5. Mencatat arus litrik yang terukur di amperemeter saat pengisian baterai.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Desain Dan Rancang Bangun Alat

Tahap pembuatan alat dimulai dengan mendesain perancangan degnan


software SolidWorks 3D Modeling, pada awalnya dilakukan pengukuran terlebih
dahulu terhadap setiap alat yang agak digunakan, seperti ukuran panjang tiap
sudu, ukuran kapal untuk alat tersebut mengapung, dan ukuran pulley dan belt
yang akan digunakan yang dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Desain alat yang dirancang

Gambar 4.2 Alat yang dirancang tampak dari atas

37
Dimana spesifikasi dari alat ini lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Spesifikasi alat yang dirancang

Komponen Keterangan
Diameter luar turbin 100 cm
Panjang Kapal Apung 120 cm
Jarak antar kapal ±70 cm
Ukuran sudu 40 cm × 20 cm
Jumlah sudu 18 buah
Sabuk/Belt 0,5 m
Ukuran gear 55/11
Pulley 16 dan 4 inci
Ukuran ass ¾ inci
Bearing ¾ inci
Berat pulley 16 inci 4 kg
Berat pulley 4 inci 2 kg
Berat Gear 2 kg
Berat 1 kapal pelampung 15 kg
Berat Turbin 83,65 kg
Berat besi lainnya (as, bearing, 15 kg
penopang besi lain)
Estimasi berat alat 142,65 kg
Alternator Tegangan Maksimum 20 V AC

Adapun hasil rancangan yang telah dibuat ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hasil rancang bangun

38
Dari rancangan yang telah dibuat maka pulley alternator akan
dihubungkan menggunakan sabuk (belt), yang dimana tersambung secara mekanik
oleh perantara pulley dan gear yang terhubung dengan penggerak utamanya yaitu
turbin air yang diputar oleh air yang mengalir. Prinsip kerjanya adalah air akan
menggerak turbin yang telah dirancang, setelah itu turbin dan gear memiliki
batang poros yang sama yang berfungsi meningkatkan putara ke pulley yang
dipasang. Pulley tersebut akan terhubung dengan perbandingan yang telah
dirancang untuk mendapatkan putaran yang optimal di akhir yaitu pada pulley
alternator itu sendiri, dimana alternator akan ditingkatkan kecepatannya
berdasarkan perbandingan pulley dan gear yang telah dibuat. Setelah alternator
berputar, maka akan muncul gaya gerak listrik dan dimana output dari alternator
akan dihitung menggunakan voltmeter dan kecepatan putaran alternator itu sendiri
akan dihitung menggunakan tachometer.

4.2 Debit Air Dengan Menggunakan Metode Apung

 Luas Permukaan Sungai

Metode apung adalah salah satu cara untuk mengukur debit air. Dimana
dalam mengukur debit, salah satu data yang diperlukan adalah luas permukaan
sungai yang diperoleh dengan cara mengambil rata-rata kedalaman dan lebar
sungai secara berulang di beberapa titik untuk didapatkan nilai rata-ratanya.
Kondisi permukaan sungai yang selalu berubah-ubah tiap waktu mengakibatkan
berubahnya debit air yang dihasilkan dan berpengauh terhadap kinerja alternator.
Pada penelitian ini, dilakukan pengambilan data sungai sebanyak 5 kali disetiap
pengukuran lebar dan kedalaman sungai. Adapun data mengenai kondisi sungai
ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data kondisi sungai

Lebar Luas Penampang


Waktu Titik Kedalaman
NO Penampang Sungai
Pengukuran Ukur Sungai (m)
(m) A=L×H (m2)
Titik 1 0,7 0,49
Titik 2 0,7 0,46
Senin Titik 3 0,7 0,50
1 Titik 4 0,7 0,54 0,350
10 Feb 2020
Titik 5 0,7 0,52
Rata-rata 0,7 0,50
Tabel 4.2 Lanjutan Data Kondisi Sungai

Lebar Luas Penampang


Waktu Titik Kedalaman
NO Sungai Sungai
Pengukuran Ukur Sungai (m)
(m) A=L×H (m2)
Titik 1 0,7 0,51
Titik 2 0,7 0,46
Selasa Titik 3 0,7 0,53
2 Titik 4 0,7 0,53 0,357
11 Feb 2020
Titik 5 0,7 0,52
Rata-rata 0,7 0,51
Titik 1 0,7 0,61
Titik 2 0,7 0,58
Rabu Titik 3 0,7 0,64
3 Titik 4 0,7 0,68 0,434
12 Feb 2020
Titik 5 0,7 0,62
Rata-rata 0,7 0,62
Titik 1 0,7 0,56
Titik 2 0,7 0,53
Kamis Titik 3 0,7 0,57
4 Titik 4 0,7 0,61 0,399
13 Feb 2020
Titik 5 0,7 0,59
Rata-rata 0,7 0,57
Titik 1 0,7 0,51
Titik 2 0,7 0,48
Jumat Titik 3 0,7 0,52
5 Titik 4 0,7 0,56 0,364
14 Feb 2020
Titik 5 0,7 0,54
Rata-rata 0,7 0,52
Titik 1 0,7 0,53
Titik 2 0,7 0,49
Sabtu Titik 3 0,7 0,53
6 Titik 4 0,7 0,59 0,378
15 Feb 2020
Titik 5 0,7 0,57
Rata-rata 0,7 0,54
Titik 1 0,7 0,55
Titik 2 0,7 0,51
Minggu Titik 3 0,7 0,55
7 Titik 4 0,7 0,61 0,393
16 Feb 2020
Titik 5 0,7 0,59
Rata-rata 0,7 0,56

 Kecepatan benda mengapung pada lintasan

Untuk menghitung debit dari air, maka dibutuhkan juga perhitungan


kecepatan air yang mengalir. Dalam penelitian ini digunakan pelampung sebagai
media yang mengapung untuk menempuh lintasan sungai yang telah ditentukan
titiknya dan dihitung menggunakan stopwatch. Adapun rumus umum menghitung
kecepatan adalah v= s/t

Dimana : v = kecepatan suatu benda (m/s)

s = Panjang Lintasan (m)

t = Lama waktu benda bergerak (s)

Untuk mendapatkan pengukuran waktu yang lebih akurat, dilakukan 4 kali


pengulangan pengukuran. Penelitian ini menggunakan panjang saluran/lintasan
pengukuran (P) = 3 meter. Maka untuk data kecepatan benda terapung untuk
pengukuran 1 adalah:

v=𝑠= 3

= 0,527 m/s
𝑡 5,683

Adapun data keseluruhan pengukuran kecepatan pelampung ditampilkan


pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Tabel Perhitungan Kecepatan Benda Terapung

Waktu Benda Terapung (T) Kecepatan


Waktu Pengukuran Benda
NO Rata-rata
Pengukuran Terapung
(m/s)
1 2 3 4
Senin
1 10 Feb 2020 5,63 5,62 5,82 5,66 5,683 0,527
Selasa
2 5,70 5,68 5,62 5,68 5,670 0,529
11 Feb 2020
Rabu
3 12 Feb 2020 5,21 5,22 5,30 5,16 5,223 0,574
Kamis
4 5,23 5,33 5,38 5,32 5,315 0,564
13 Feb 2020
Jumat
5 14 Feb 2020 5,58 5,47 5,53 5,61 5,548 0,540
Sabtu
6 15 Feb 2020 5,55 5,53 5,47 5,53 5,520 0,543
Minggu
7 5,35 5,39 5,43 5,39 5,390 0,556
16 Feb 2020
 Perhitungan Debit Air

Data debit air diperoleh dengan cara perhitungan luas penampang sungai
dikalikan dengan kecepatan air dan koefisien pelampung. Dari persamaan 2.9
perlu ditentukan nilai koefisien pelampung, adapun perhitungan k pada
pengukuran pertama adalah:

Dimana nilai h = 35 cm dan d=50 cm

35
α= = 0,7
50

k = 1 − 0,116√(1 − 𝛼) − 0,1

k = 1 − 0,116√(1 − 0,7) − 0,1

k = 1 − 0,116√0,2

k = 1 − (0,116 × 0,4472)

k = 1 − 0.0518

k= 0,948

Maka nilai debit air pada pengukuran pertama adalah:

Q=𝐴×𝑣×𝑘

Q = 0,350 × 0,527 × 0,948

Q = 0,174 m3/s

Atau debit air sama dengan 174 liter per detik.

Untuk data pengukuran secara menyeluruh ditampilkan pada Tabel 4.4 di


bawah ini.
Tabel 4.4 Data Debit Air

Luas Koefisien
Waktu Kecepatan Air Debit air
No Penampang pelampung
Pengukuran Sungai (m/s) (m3/s)
Sungai (m2) (k)
Senin
1 10 Feb 2020 0,350 0,527 0,948 0,174
Selasa
2 0,357 0,529 0,946 0,178
11 Feb 2020
Rabu
3 12 Feb 2020 0,434 0,574 0,935 0,232
Kamis
4 0,399 0,564 0,939 0,211
13 Feb 2020
Jumat
5 14 Feb 2020 0,364 0,540 0,945 0,185
Sabtu
6 15 Feb 2020 0,378 0,543 0,942 0,193
Minggu
7 0,393 0,556 0,940 0,205
16 Feb 2020

 Daya air yang tersedia

Daya yang dihasilkan oleh air berdasarkan persamaan 2.7 pada pengukuran
pertama adalah dimana nilai ρ=1000kg/m3:

𝑃 = 1 𝜌𝑄𝑣2 = 1 × 1000 × 0,174 × 0,5272 = 24,162 watt


2 2

Daya air yang tersedia secara menyuluruh ditampilkan pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Daya air

Waktu Daya Air


No Debit air (m3/s)
Pengukuran (Watt)
Senin
1 0,174 24,162
10 Feb 2020
Selasa
2 0,178 28,905
11 Feb 2020
Rabu
3 12 Feb 2020 0,232 38,219
Kamis
4 0,211 33,559
13 Feb 2020
Jumat
5 0,185 26,973
14 Feb 2020
Sabtu
6 15 Feb 2020 0,193 28,453
Minggu
7 0,205 31,686
16 Feb 2020
Dari tabel 4.5 dapat dibentuk sebuah grafik dimana terjadi perubahan daya
air pada setiap pengukurannya yang ditampilkan pada Gambar 4.4.

Debit Air Vs Waktu Pengukuran


Debit Air (m3/s)
50
40
30
20

Debit Air
10
0
1234567
Waktu Pengukuran (Hari)

Gambar 4.4 Grafik Debit air yang tersedia vs waktu pengukuran

Dari grafik yang ditampilkan pada Gambar 4.4 bahwa daya air yang
tersedia terjadi perubahan setiap harinya, ini diakibatkan pada kondisi sungai yang
sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca harian disekitar sungai. Data tertinggi
didapatkan pada pengukuran ke 3, dimana debit air yang didapatkan mencapai 38
watt .

4.3 Daya yang dihasilkan oleh turbin

Daya yang dihasilkan oleh turbin berdasarkan persamaan 2.2 sampai 2.5
pada pengukuran pertama adalah:

𝐹 = 𝑚 × 𝑣 = 83,65 × 0,527 = 44,083 𝑁

𝑇 = 𝐹 × 𝑟 = 44,083 × 0,5 = 22,041 𝑁𝑚

2𝜋𝑛 2 × 3,14 × 8,6


𝜔 = 60 = 60 = 0,90 𝑟𝑎𝑑/𝑠

𝑃 𝑡𝑢𝑟𝑏i𝑛 = 𝑇 × 𝜔 = 22,041 × 0,90 = 19,839 w𝑎𝑡𝑡

Daya yang dihasilkan oleh turbin pada keseluruhan pengukuran ditampilkan


pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Daya yang dihasilkan turbin

Gaya Kecepatan
Kecepatan Daya
Waktu Tangensial Torsi putaran
No keliling Turbin
Pengukuran Turbin atau (Nm) sudut atau
turbin (m/s) (Watt)
F (N) w (rad/s)
Senin
1 10 Feb 2020 0,527 44,083 22,041 0,90 19,839
Selasa
2 0,529 46,509 23,254 1,01 23,504
11 Feb 2020
Rabu
3 0,574 48,015 24,007 1,10 26,491
12 Feb 2020
Kamis
4 0,564 47,178 23,589 1,07 25,430
13 Feb 2020
Jumat
5 0,540 45,171 22,585 1,02 23,132
14 Feb 2020
Sabtu
6 0,543 45,421 22,710 1,03 23,532
15 Feb 2020
Minggu
7 0,556 44,250 22,125 1,04 23,223
16 Feb 2020
Dari tabel 4.6 dapat dibentuk sebuah grafik dimana terjadi perubahan daya
turbin pada setiap pengukurannya yang ditampilkan pada Gambar 4.5.

Daya Turbin Vs Waktu Pengukuran


Daya Turbin (watt)

30
25
20
15
10Daya Turbin
5
0
1234567
Waktu Pengukuran (Hari)

Gambar 4.5 Daya turbin vs waktu pengukuran


Dari grafik di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa daya turbin
dipengaruhi oleh kondisi cuaca harian yang dimana akan berpengaruh terhadap
keluaran daya turbin. Daya turbin paling tinggi terjadi waktu pengukuran 3 yaitu
sebesar 26,491 watt.
4.4 Kecepatan Putaran Yang Dihasilkan Turbin
Dari hasil rancang bangun Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro
Terapung yang telah dibuat, didapatkan hasil perhitungan dari kecepatan putaran
turbin utnuk
memutar poros generator. Putaran turbin ini akan diteruskan ke gear yang
dihubungkan dengan rantai, dari gear tersebut dikopelkan juga dengan pulley yang
dihubungkan dengan belt. Fungsi dari pulley dan gear disini adalah untuk
meningkatkan kecepatan pulley alternator.
Gigi gear 1 = 55; Gigi gear 2 = 11

Maka perbandingan gear 55 banding 11, maka total peningkatan putaran pada
gear yaitu 5 putaran.

Diameter pulley 1 = 16 inci; Diameter pulley 2 = 4 inci;

Maka perbandingan pulley 16 inci banding 4 inci, maka total peningkatan putaran
pada pulley yaitu 4 putaran.

Diameter pulley 3 = 16 inci; Diameter pulley 4 = 4 inci

Maka perbandingan pulley 16 inci banding 4 inci, maka total peningkatan putaran
pada pulley yaitu 4 putaran.

Total peningkatan putaran yang dihasilkan

= Total putaran gear × Pulley

=5×4×4

= 1 : 80 putaran

Sehingga untuk 1 putaran turbin akan menghasilkan 80 putaran poros pada


pulley alternator. Namun pada prakteknya adanya gaya gesek antara pulley dan
belt maupun gear dan rantai yang mengakibatkan adanya perbedaan kecepatan
putaran antara turbin dan alternator.

4.5 Daya Keluaran dari Alternator

Dengan melakukan pengujian sistem telah dirancang untuk menghasilkan


tegangan untuk mengisi energi tersebut ke dalam baterai. Dari hasil pengujian ini,
diperoleh data berupa tegangan yang dihasilkan oleh alternator, kecepatan putaran
dari alternator. Hasil dari pengujian ini ditunjukkan pada Tabel 4.3. Untuk
mengetahui arus yang mengalir pada alternator, maka diberikan beban lampu motor
25 watt untuk mendapatkan nilai arus dan kecepatan alternator saat berbeban.

Tabel 4.7 Data daya alternator

Kecepatan
Kecepatan Tegangan
Debit Air Generator Arus Daya
No 3
Turbin (RPM) (Volt)
(m /s) (RPM) (A) (watt)
TB B TB B TB B
1 0,174 12,6 8,6 887 602 8,36 5,28 1,14 6,01
2 0,178 13,3 9,6 936 676 8,75 5,83 1,19 6,93
3 0,232 14,7 10,5 1034 738 9,53 6,61 1,43 9,45
4 0,211 14,3 10,3 1002 721 9,31 6,14 1,38 8,47
5 0,185 13,4 9,7 943 685 8,83 5,95 1,23 7,31
6 0,193 13,6 9,9 957 693 8,94 6,02 1,28 7,70
7 0,205 13,8 10,0 968 702 9,02 6,14 1,32 8,10
Keterangan TB=Tidak Berbeban dan B=Berbeban

Dari data yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 dapat dibentuk sebuah grafik
perbandingan debit air dengan daya yang dihasilkan oleh alat yang dirancang yang
ditampilkan pada Gambar 4.6.
Daya Alternator (watt)

Daya Alternator Vs Debit Air


30
25
20
15
10
5 Daya Alternator
0 Daya Turbin
0.174

0.178

0.185

0.193

0.205

0.211

0.232

Debit Air (m3/s)

Gambar 4.6 Grafik daya alternator, daya turbin vs debit air

Dari gambar 4.6 dapat ditarik kesimpulan bahwa daya alternator


berbanding lurus dengan debit air yang tersedia, dapat juga disimpulkan adanya
perbedaan daya
yang dihasilkan alternator dan daya turbin ini disebabkan oleh efisiensi alat yang
kurang baik dalam mengkonversikan energi ke alternator.

4.6 Pengisian Baterai

Setelah didapatkan data mengenai alternator yaitu berupa data kecepatan


putaran alternator, tegangan yang dihasilkan oleh alat pengisi baterai dan arus
pengisian baterai, maka dapat dihitung estimasi lama pengisian baterai sampai
penuh dengan kondisi baterai lemah. Berdasarkan persamaan 2.8, maka lamanya
pengisian baterai pada pengukuran pertama adalah:

𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠i𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑘i (𝐴ℎ) 4,5


𝑇= = = 17,30 j𝑎𝑚
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑃e𝑛𝑔i𝑠i𝑎𝑛 (𝐴) 0,26

Adapun hasil keseluruhan pengisian baterai ditunjukkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Pengisian Baterai

Kecepatan Tegangan Lama


Debit Air Arus Daya
Putar Pengisian Pengisian
No Pengisian Pengisian
(m3/s) Alternator Baterai Baterai
(Ampere) (Watt)
(rpm) (Volt) (Jam)
1 0,174 710 14,0 0,26 3,64 17,30
2 0,178 712 14,0 0,46 7,00 9,78
3 0,232 726 14,1 0,66 9,30 6,81
4 0,211 725 14,1 0,56 7,89 8,03
5 0,185 718 14,0 0,48 6,72 9,37
6 0,193 721 14,0 0,51 7,14 8,82
7 0,205 724 14,1 0,53 7,47 8,49
Dari Tabel 4,8 dapat dibentuk grafik antara lama pengisian dengan debit air
yang ditunjukkan pada Gambar 4.7 dibawah ini.
Lama pengisian (jam)
Lama Pengisian Vs Debit Air
24
19
14
9
4 Lama Pengisian
-1

0.174
0.178
0.185
0.193
0.205
0.211
0.232
Debit Air (m3/s)

Gambar 4.7 Lama pengisian vs debit air

Dari gambar 4.7 dapat disimpulkan bahwa dari grafik tersebut lama
pengisian akan semakin besar jika debit air yang tersedia sedikit, sedangkan
semakin banyak debit air yang tersedia, maka kecepatan dalam mengisi baterai
akan semakin cepat juga.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari perancangan dan pengujian alat pembangkit listrik tenaga pikohidro


terapung ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Daya alternator alat yang dirancang sangat dipengaruhi oleh intensitas


debit air, dimana mencapai titik maksimum ketika debit air 232 liter per
detik dengan tegangan 6,61 dan arus sebesar 1,43 Ampere atau sama
dengan 9,45 watt.
2. Lama pengisian baterai dipengaruhi oleh intensitas debit air, dimana
pengisian yang paling cepat adalah berada pada saat debit air 232 liter per
detik dengan lama pengisian sekitar 6,7 jam.
3. Tegangan pengisian baterai mampu menghasilkan rata-rata 14 volt dengan
menggunakan buck boost converter untuk menaikkan tegangan sumber
dari alternator.

5.2 Saran

Dari perancangan dan pengujian alat pembangkit listrik tenaga pikohidro


terapung ini, dapat diberi saran sebagai berikut:

1. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan bahan yang lebih


ringan dalam pembuatan alat pembangkit piko hidro terapung.
2. Dapat mengembangkan alternator low rpm dan membutuhkan torsi yang
rendah menghasilkan daya yang lebih besar untuk mendekati nilai daya
yang dihasilkan turbin.

50
DAFTAR PUSTAKA
[1] Unggul, W, Ir., M.Sc., Santoso, H, Ir., MS., I.G.A & Dharmayana, St.
(2014). Perancangan Kincir Air Pembangkit Listrik Tenaga Mikohidro
(PLTMH) Desa Bendosari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Jurnal
Elektro. 7 (1):45-58.

[2] Kholiq, Imam. 2015. Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Energi


Terbarukan Untuk Mendukung Substitusi BBM, Jawa Timur: Jurnal
IPTEK.

[3] Chu, Albert Steven. 2011. Instalasi Rancang Bangun dan Pengujian Pompa
Sentrifugal Sebagai Turbin Dengan Head (H) 5,18m dan Head (H) 9,29m.
Medan. Universitas Sumatera Utara.

[4] Sandy, Silvester. 2016. Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Piko
Hidro Di Aliran Sungai Sekitar Bangunmulyo, Girikerto, Turi, Sleman.
Yogyakarta. UNY.

[5] Yuniarti, Nurhening. 2013. Pembangkit Tenaga Listrik. Yogyakarta. UNY.

[6] Syahputra, Ramadani. 2016. Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro


Portable. Yogyakarta. Universitas Muhammadiah Yogyakarta.

[7] Suryono, Edy., 2017. Simulasi Turbin Crossflow Dengan Jumlah Sudu 18
Sebagai Pembangkit Listrik Picohydro. Akademi Teknologi Warga
Surakarta. Surakarta.

[8] Basar, M.F., dan Musa. M. 2018. An overview of the key components in
the pico hydro power generation system. Universiti Teknikal Malaysia
Melaka. Latest Trends in Renewable Energy and Environmental
Informatics. 1-8.

[9] Ohoirenan. W, Wahyudi. S., Sutikno. D., 2012. Pengaruh Variasi Jumlah
Sudu Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Roda Tunggal. Prosiding Seminar
Nasional Science, Engineering and Technology, Brawijaya Malang.

[10] Hidayat, Rahmat. 2018. Daya Output dan Efisiensi Kincir Air Sudu Miring
Yang Bekerja Pada Saluran Horizontal. Universitas Gorontalo.

51
[11] Hendarto .P, Aryo. 2012. Pemanfaatan Pemandian Umum Untuk
Pembangkit Tenaga Listrik Mikrohidro (PTMH) Menggunakan Kincir
Tipe Overshot. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[12] Khatimah, Nurul. 2008. Diktat Hidrologi. Universitas Negeri Yogyakarta.

[13] Ary, Hasto. 2012. Sistem Transmisi Pada Sepeda Listrik. Universitas
Sebelas Maret

[14] Ode, La Firman. 2017. Analisa Pengaruh Variasi Diameter Pully Motor
Listrik Terhadap Unjuk Kerja Mesin Penggiling Tepung. Tugas Akhir S-1
Universitas Halu Oleo, Kendari.

[15] Zainuri, Achmad. 2010. Elemen Mesin II. Universitas Mataram.

[16] Buntulayuk,Herman. 2017. Rancang DC-DC Converter Untuk Penguatan


Tegangan. Universitas Hasanuddin.

[17] XLSEMI Datasheet: XL4016 8A 180KHz 40V Buck DC to DC Converter.

[18] Febrianto, Rendi. 2018. Rancang Bangun Boost Converter Untuk Proses
Discharging Baterai Pada Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya
(PJUTS). Universitas Lampung.

[19] Setiono, Iman. 2015. Akumulator, Pemakaian Dan Perawatannya.


Universitas Dipenogoro. Semarang.

52
LAMPIRAN
1. Alat yang dirancang diletakkan di sungai Tanjung Selamat.

2. Pengukuran tachometer pada alternator


3. Pengujian alat yang dirancang menggunakan lampu 25 watt.

4. Menggunakan metode apung dalam mengukur debit air.


5. Arus pengisian baterai.

6. Pengisian baterai pada alat yang dirancang.


7. Alat pengisian baterai berupa rectifier dan modul buck boost.

Anda mungkin juga menyukai