Oleh:
REMON PASARIBU
NIM : 150402079
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2020
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nim : 150402079
Dengan ini menyatakan bahwa sejauh yang saya ketahui Skripsi saya yang
berjudul :
Bukan merupakan tiruan atau salinan atau duplikasi dari Skripsi yang sudah
maka saya bersedia menerima sanksi akademis sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Remon Pasaribu
NIM : 150402079
Abstrak
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul “(RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
PIKOHIDRO TURBIN CROSSFLOW TERAPUNG)”.
ii
5. Semua sahabat seperjuangan stambuk 2015 : Daniel Hutagalung, Putra
Sinaga, Bungna Sinambela, Jeremia Sihombing, ,Jhon Master
Sigalingging, Ary Lades Simangunsong, Rizal Sitopu dan teman-teman
lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
6. Semua teman-teman Elektro Bangkit 2015 yang telah memberikan
semangat dalam pengerjaan skripsi ini.
7. Seluruh Staf Pengajar Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada penulis.
8. Seluruh Staf Pegawai Departemen Teknik Elektro dan Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
9. Semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bertujuan menyempurnakan kajian skripsi ini. Akhir kata, penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis,
Remon Pasaribu
NIM : 150402079
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.1 Prototype....................................................................................................4
2.7.1 Pulley.......................................................................................................12
iv
2.7.4 Gear..........................................................................................................14
2.8 Converter..................................................................................................15
2.9 Baterai......................................................................................................18
3.5.3 Alternator.................................................................................................29
3.5.6 Baterai......................................................................................................31
v
3.7 Prosedur Pengujian..................................................................................35
5.1 Kesimpulan..............................................................................................50
5.2 Saran........................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 3.12 Rangkaian pengujian pengisian baterai........................................35
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Listrik kini menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat baik
itu untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk kebutuhan industri. Kebutuhan
akan energi listrik pada beberapa tahun terakhir di Indonesia semakin besar
seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dan pertumbuhan
ekonomi yang semakin membaik [1].
1
Aliran air untuk pembangkit listrik tenaga pikohidro tidak harus
memanfaatkan aliran air yang deras tetapi memanfaatkan air yang berasal dari
saluran irigari, sungai kecil yang ada di dataran rendah atau daerah yang tidak
memiliki bukit-bukit [5]. Prototipe turbin pikohidro dirancang dengan tinggi jatuh
air (head) 0,2 m hingga 2 m. Berdasarkan ketinggian jatuh air, turbin yang tepat
digunakan adalah turbin crossflow. Konstruksi turbin crossflow membutuhkan
konstruksi sipil yang lebih sederhana dan lebih berpotensi dikerjakan sendiri. [6]
Pada penelitian sebelumnya, dilakukan simulasi dari turbin crossflow dengan sudu
18 buah menghasilkan kecepatan rotasi sudu sebesar 16.5rad/s atau angular
velocity sebesar 157.5633 rpm, dan momen sebesar 290.39 Nm. [7]
2
1.4 Batasan penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prototype
𝑃 =𝑝×𝑄×ℎ×𝑔 (2.1)
Dimana :
4
Daya yang keluar dari generator dapat diperoleh dari perkalian massa jenis
fluida dikalikan dengan debit air dikalikan dengan ketinggian efektif dan gaya
gravitasi. Sebagaimana dapat dipahami dari rumus tersebut di atas, daya yang
dihasilkan adalah hasil kali dari tinggi jatuh dan debit air, oleh karena itu
berhasilnya pembangkitan tenaga air tergantung daripada usaha untuk
mendapatkan tinggi jatuh air dan debit yang besar secara efektif dan ekonomis.
Pada umumnya pembangkit listrik skala micro atau pico pada prinsipnya
memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada
aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros
turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya
menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.
Turbin air adalah suatu alat yang dapat menghasilkan energi mekanik
berupa putaran poros dengan mengandalkan kecepatan aliran air dari sungai dan
memanfaatkan energi kinetik air, energi kinetik air selanjutnya diubah menjadi
5
energi mekanis pada turbin yang digunakan untuk menggerakkan generator
sehingga menjadi energi listrik [8].
Ada beberapa jenis turbin pada PLTA, diantaranya adalah:
Turbin Pelton
Turbin pelton adalah jenis turbin impulse (turbin yang bekerja karena
aliran air). Turbin ini ditemukan pada tahun 1870. Turbin pelton prinsip kerjanya
adalah mengkonversi daya fluida dan air menjadi daya poros untuk memutar
generator listrik. Turbin pelton digunakan pada PLTA ataupun PLTMH dengan
ketinggian head 50 hingga 1300 meter [4]. Gambar turbin ini ditunjukkan pada
Gambar 2.1.
Turbin Kaplan
Turbin Kaplan merupakan turbin jenis baling-baling yang sudut
kemiringan baling-balingnya dapat diatur. Turbin ini dikembangkan oleh Viktor
Kaplan pada tahun 1913. Turbin Kaplan dapat digunakan pada PLTA atau
PLTMH dengan ketinggian head dari 2 hingga 40 meter dengan kecepatan putaran
50 hingga 430 rpm [4]. Gambar turbin Kaplan ditunjukkan pada Gambar 2.2.
𝑃 𝑡𝑢𝑟𝑏i𝑛 = 𝑇 × 𝜔 (2.2)
𝑇 =𝐹×𝑟 (2.3)
𝐹 =𝑚×𝑣 (2.4)
2×𝜋×𝑛
𝜔= 60 (2.5)
Air adalah salah satu sumber energi yang murah dan mudah dijumpai di
alam, karena air memiliki energi potensial (energi jatuh air) dan energi kinetik
(pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang didapatkan dari
adanya air yang mengalir. Energi yang air baik potensial maupun kinetik tersebut
dapat dimanfaatkan dan digunakan ke dalam wujud energi mekanis dan diubah
menjadi energi listrik. Pemanfaatan energi air tersebut dilakukan dengan
menggunakan kincir air atau turbin yang dapat mengubah energi air menjadi gerak
atau energi mekanis.
Kecepatan aliran air yang mengalir pada sungai menumbuk sudu kincir
sehingga kincir dapat berputar, semakin cepat kecepatan aliran air sungai, maka
semakin cepat pula putaran kincir air dan putaran generatornya. Kecepatan
putaran kincir (rpm) dipengaruhi oleh kecepatan aliran air (V), kecepatan aliran
air berbanding lurus dengan debit air, aliran air yang mengalir menghasilkan
energi kinetik [11].
𝐸= 1
𝑚𝑣2 (2.6)
2
Dengan:
E = Energi kinetis (Joule)
v = kecepatan aliran sungai (m/s)
m = massa air (kg)
Daya merupakan energi tiap satuan waktu (𝐸) dan mensubstitusikan ⍴Q
𝑡
terhadap ( ), maka:
𝑚
𝑡
𝑃= 1
𝜌𝑄𝑣2 (2.7)
2
Dengan:
P = Daya air (watt)
𝜌 = Massa jenis air (kg/m3)
Q = Debit air (m3/s)s
V = Kecepatan aliran sungai (m/s)
Persamaan untuk mencari debit air.
𝑄 =𝑣×𝑙×𝑑 =𝐴×𝑑 (2.8)
Dengan :
Q = Debit aliran sungai ( m3/s)
v = Kecepatan aliran sungai ( m/s)
l = Lebar sungai ( m )
d = Kedalam sungai ( m )
𝑄 = 𝐴𝑥𝑘𝑥𝑉 (2.9)
Dimana:
k = koefisien pelampung
Berikut ini adalah gambar salah satu jenis pelampung yang dapat
digunakan untuk mengukur debit sungai yang ditampilkan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Pelampung tongkat
b. Mereduksi putaran
c. Mempercepat putaran,
Berikut adalah gambar pulley yang digunakan pada perancangan alat ini
ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Panjang belt yang melalui pulley yang digerakkan dalam satu menit = π d N
2 2
Karena Panjang belt yang melalui pulley penggerak dalam satu menit
sama dengan panjang belt yang melalui pulley yang digerakkan dalam satu menit,
oleh karena itu[15]:
𝜋𝑑1𝑁1 = 𝜋𝑑2𝑁2 (2.5)
maka rasio kecepatan:
𝑑1 𝑁1
= (2.6)
𝑑2 𝑁2
2.7.4 Gear
Rantai sebagian besar digunakan untuk meneruskan putaran dan daya dari
satu poros ke poros yang lain. Jarak antar poros transmisi rantai lebih besar dari
transmisi roda gigi tetapi lebih pendek dari transmisi sabuk. Rantai mengait pada
roda gigi (sprocket) dan meneruskan daya tanpa slip, jadi menjamin putaran tetap
sama[13].
𝑁1 𝑇1
= (2. 7)
𝑁2 𝑇2
Dimana:
2.8 Converter
a. AC-DC Converter
Sistem energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro Terapung tahap
pertama yang dilakukan adalah penyearah AC-DC /Rectifier Penyearah / rectifier
merupakan alay yang dapat mengubah sebuah tegangan arus listrik bolak-balik
(AC) menjadi arus listrik searah (DC). Dalam mengubah tegangan AC menjadi
DC ini diperlukan suatu komponen dimana komponen tersebut hanya
memperbolehkan arus listrik mengalir hanya dari satu arah. Dan itu bisa diperoleh
dari rangkaian dioda semikonduktor. Jenis penyearah yang paling sederhana
adalah penyearah gelombang penuh yaitu menggunakan dioda.
Dioda mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC),
memiliki 2 cara :
Penyearah setengah gelombang (half-wave rectifier)
Dioda menyearahkan tegangan AC yang berbentuk gelombang menjadi
tegangan DC hanya siklus positif tegangan AC saja.Sedangkan pada saat siklus
negatifnya dioda mengalami panjar balik (reverse bias) sehingga tegangan beban
menjadi nol.
Penyearah gelombang penuh (full-wave rectifier)
Dioda akan bekerja secara bergantian menyearahkan tegangan AC pada
saat siklus positif dan negatif. Penyearah gelombang penuh ada 2 macam dan
penggunaannya disesuaikan dengan transformator yang dipakai. Untuk
transformator dengan CT (Center Tap) menggunakan 2 dioda saja sebagai
penyearahnya sedangkan untuk transformator biasa digunakan jembatan diode
(dioda bridge).
Dioda Bridge
Sirkuit kontrol PWM dapat menyesuaikan rasio tugas linear dari 0 hingga
100%. Proteksi arus lebih juga sudah terpasang di dalam chipnya. Ketika fungsi
perlindungan (short circuit), operasi frekuensi akan berkurang dari 180KHz
hingga 48KHz. Kompensasi internal blok dibangun untuk meminimalkan
eksternal jumlah komponen [18].
Gambar 2.11 Blok Diagram Fungsi XL4016
2.9 Baterai
Secara prinsip aliran listrik akan mengalir dari kutub positif menuju kutub
negatif. Sumber elektron yang ada pada kutub bertanda negatif akan menjadi
sumber listrik bagi peralatan listrik jika disambungkan dengan baterai. Saat
baterai dihubungkan dengan peralatan listrik, maka elektrolit akan berpindah
dalam bentuk ion dan memicu reaksi kimia pada kedua kutubnya. Terjadinya
perpindahan ion akan mengalirkan arus listrik keluar dari baterai. Pada saat
pengisian, jika sel dihubungkan dengan dengan power supply maka elektroda
positif akan menjadi anoda dan elektroda negatif akan menjadi katoda sehingga
ion akan mengalirkan arus masuk ke dalam baterai [19].
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Studi literatur
Dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik tugas akhir yang
terdiri dari buku referensi, jurnal penelitian, layanan internet dan diskusi dengan
dosen pembimbing dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
2. Survei lokasi penelitian
Melakukan survei lokasi penelitian dengan menilai potensi suatu sungai
apakah cocok digunakan sebagai tempat untuk pembangkit listrik tenaga piko
hidro terapung.
3. Membuat perancangan
Melakukan perancangan alat yang didapatkan dari perhitungan debit air.
Debit air ini akan menjadi dasar pembuatan perancangan turbin, alat pelampung
atau kapal dan juga gear yang akan digunakan. Menggunakan laptop dengan
aplikasi SOLIDWORK 2018, menggambarkan alat yang akan dirancang atau
dirakit.
4. Mempersiapkan alat dan bahan.
Mempersiapkan alat dan bahan untuk proses perakitan alat yang telah
dihitung dan dirancang pada tahapan sebelumnya.
21
5. Merakit alat yang akan dirancang
Merakit alat yang telah didesain sebelumnya. Dimana dalam proses
merakit mengikuti desain yang telah dibuat sebelumnya. Dalam tahapan ini,
dibutuhkan beberapa alat dan bahan yang menunjang dalam proses perakitan.
6. Uji coba
Alat yang telah dirancang akan dilakukan pengujian secara langsung.
Dimana jika alat yang dirancang tidak bekerja dengan baik, maka dilakukan
perbaikan atau mendesain ulang alat yang dirancang, namun jika alat bekerja
dengan baik, maka dilanjutkan ke tahap pengambilan data.
7. Pengambilan Data
Pengambilan data berupa data kondisi sungai, perhitungan kecepatan
benda terapung, debit air, daya air, daya turbin, daya alternator, dan data lama
pengisian baterai. Adapun tabel pengambilan data-data tersebut ditampilkan pada
tabel berikut.
22
Titik 5
Rata-rata
Titik 1
Titik 2
Pengukuran Titik 3
5 Titik 4
5
Titik 5
Rata-rata
Titik 1
Titik 2
Pengukuran Titik 3
6 Titik 4
6
Titik 5
Rata-rata
Titik 1
Titik 2
Pengukuran Titik 3
7 Titik 4
7
Titik 5
Rata-rata
Luas Koefisien
Waktu Kecepatan Air Debit air
No Penampang pelampung
Pengukuran Sungai (m/s) (m3/s)
Sungai (m2) (k)
1 Pengukuran 1
2 Pengukuran 2
3 Pengukuran 3
4 Pengukuran 4
5 Pengukuran 5
6 Pengukuran 6
7 Pengukuran 7
Tabel 3.4 Daya Air
Gaya Kecepatan
Kecepatan Daya
Waktu Tangensial Torsi putaran
No keliling Turbin
Pengukuran Turbin atau (Nm) sudut atau
turbin (m/s) (Watt)
F (N) w (rad/s)
1 Pengukuran 1
2 Pengukuran 2
3 Pengukuran 3
4 Pengukuran 4
5 Pengukuran 5
6 Pengukuran 6
7 Pengukuran 7
Kecepatan
Kecepatan Tegangan
Debit Air Generator Arus Daya
No 3
Turbin (RPM) (Volt)
(m /s) (RPM) (A) (watt)
TB B TB B TB B
1
2
3
4
5
6
7
Tabel 3.7 Hasil pengujian pengisian baterai
Baterai yang digunakan memiliki tegangan 12 volt DC. Agar baterai dapat
diisi, maka tegangan keluaran alternator harus sama dengan atau melebihi 12 volt
DC. Putaran alternator pada sistem ini menghasilkan tegangan bolak-balik, yang
kemudian disearahkan menggunakan Diode Bridge, tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan akan berubah menjadi DC.Setelah sistem keluaran telah menjadi DC,
besar tegangan keluaran DC harus dijaga stabil pada posisi lebih besar dari 12 volt
DC dengan menambah modul Buck Boost DC Step Up Converter. Hal ini
dilakukan agar tegangan keluaran alternator dapat mengisi baterai.
Lama pengisian baterai ditentukan oleh besar tegangan dan arus yang
keluar dari pengaturan tegangan. Semakin besar arus yang dihasilkan alternator
dan keluaran dari Buck Boost DC Step Up Converter, maka semakn cepat terisi
baterai. Blok diagram dari pembangkit yang telah dirancang ditunjukkan pada
Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Blok Diagram Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro Terapung
3.5 Perancangan Alat
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan alat yaitu:
Alat:
1. Mesin Las
2. Mesin gerinda
3. Mesin Bor
4. Spidol
5. Palu
6. Penggaris atau meteran gulung
Bahan:
1. Melakukan pemotongan plat besi sesuai dengan ukuran kapal apung yang
telah didesain sebelumnya dan melakukan pengelasan untuk membentuk
kapal apung seperti yang diinginkan.
2. Memotong plat besi menjadi 18 bagian menggunakan mesin gerinda
sebanyak 18 buah dengan ukuran 20cm × 40cm.
3. Membentuk pipa besi menjadi lingkaran untuk bagian luar turbin dengan
ukuran 100 cm dan bagian dalam turbin sebesar 80 cm.
4. Melakukan pengelasan dengan sudu turbin dengan pipa besi yang telah
dibentuk sebelumnya.
5. Melakukan pengelesan plat besi yang berfungsi menghubungkan kedua
kapal apung dan memasukkan turbin sekaligus.
Gear yang digunakan disini adalah gear yang memiliki perbandingan gear
sebesar 55 dibanding 11 yang secara teori dapat meningkatkan 5 kali kecepatan
putaran dari turbin terhadap pulley. Pulley juga menggunakan perbandingan 16
inci dibanding 4 inci yang secara teori dapat menghasilkan 4 kali putara kecepatan
pada alternator.
3.5.3 Alternator
No Parameter Spesifikasi
1 Voltage 12 Volt
2 Frequency 50-60 Hz
3 Material Copper, Aluminium
4 Fasa 1 fasa
5 Daya 80 Watt
6 Jumlah kutub 12
7 Diameter kawat tembaga 0,8 mm
8 Jumlah lilitan tiap kutub 34 sampai 37 lilitan
9 Fluks Magnet 0,00005209 Wb
10 RPM 200 sampai 5000 rpm
Alternator yang digunakan pada penelitian ini adalah alternator bertipe
mesin sinkron permanen magnet. Alternator Mio yang digunakan pada
pembangkit ini ditunjukkan pada Gambar 3.3.
3.5.6 Baterai
Baterai yang digunakan pada penelitian ini adalah baterai dengan merk
Panasonic Model LC-R064R5CH dengan spesifikasi pada Tabel 3.2.
No Parameter Spesifikasi
1 Tegangan 12 Volt
2 Kapasitas 4,5 Ah (Ampere Hour)
3 Panjang 95 mm
4 Lebar 70 mm
5 Tinggi 100 mm
Dari spesifikasi tersebut dapat dijelaskan bahwa baterai ini memiliki
tegangan kerja 12 volt. Dimana baterai ini terdiri dari 2 buah baterai 6 volt yang
diserikan sehingga menghasilkan tegangan sebesar 12 volt. Baterai yang
digunakan memiliki kapasitas 4,5 Ah. Artinya, baterai ini dapat memberikan arus
sebesar 4,5 Ampere dalam 1 jam. Baterai yang digunakan ditunjukkan pada
Gambar 3.6.
Berikut ini pembahasan tentang objek yang akan diuji dari sistem
pembangkit listrik yang telah dirancang.
6. LCD Digital Laser Photo Tachometer 2.5-100000 RPM , sebagai alat ukur
kecepatan putar pada alternator yang ditunjukkan pada Gambar 3.8
berikut.
Adapun prosedur dalam menghitung debit air dengan metode apung adalah
sebagai berikut.
1. Ukur dimensi sungai yaitu panjang dan lebar yang diukur di beberapa
segmen sungai untuk didapatkan nilai rata-ratanya.
2. Hitung kedalaman sungai dengan tongkat yang memiliki skala, ambil
beberapa titik kedalaman untuk mendapatkan kedalaman rata-rata. Dalam
penelitian ini dilakukan pengukuran data sungai sebanyak 5 kali.
3. Jatuhkan benda yang dapat terapung pada titik pengamatan yang telah
ditentukan.
4. Catat waktu tempuh benda yang terapung tersebut. Lakukan beberapa kali
pengamatan minimal 3 kali percobaan. Dalam percobaan ini, dalam
mengukur benda terapung, dilakukan 4 kali pengulangan.
5. Hitung rata-rata waktu yang diperlukan benda untuk mencapai titik
pengamatan dan titik ukur yang telah ditandai.
37
Dimana spesifikasi dari alat ini lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Komponen Keterangan
Diameter luar turbin 100 cm
Panjang Kapal Apung 120 cm
Jarak antar kapal ±70 cm
Ukuran sudu 40 cm × 20 cm
Jumlah sudu 18 buah
Sabuk/Belt 0,5 m
Ukuran gear 55/11
Pulley 16 dan 4 inci
Ukuran ass ¾ inci
Bearing ¾ inci
Berat pulley 16 inci 4 kg
Berat pulley 4 inci 2 kg
Berat Gear 2 kg
Berat 1 kapal pelampung 15 kg
Berat Turbin 83,65 kg
Berat besi lainnya (as, bearing, 15 kg
penopang besi lain)
Estimasi berat alat 142,65 kg
Alternator Tegangan Maksimum 20 V AC
Adapun hasil rancangan yang telah dibuat ditunjukkan pada Gambar 4.3.
38
Dari rancangan yang telah dibuat maka pulley alternator akan
dihubungkan menggunakan sabuk (belt), yang dimana tersambung secara mekanik
oleh perantara pulley dan gear yang terhubung dengan penggerak utamanya yaitu
turbin air yang diputar oleh air yang mengalir. Prinsip kerjanya adalah air akan
menggerak turbin yang telah dirancang, setelah itu turbin dan gear memiliki
batang poros yang sama yang berfungsi meningkatkan putara ke pulley yang
dipasang. Pulley tersebut akan terhubung dengan perbandingan yang telah
dirancang untuk mendapatkan putaran yang optimal di akhir yaitu pada pulley
alternator itu sendiri, dimana alternator akan ditingkatkan kecepatannya
berdasarkan perbandingan pulley dan gear yang telah dibuat. Setelah alternator
berputar, maka akan muncul gaya gerak listrik dan dimana output dari alternator
akan dihitung menggunakan voltmeter dan kecepatan putaran alternator itu sendiri
akan dihitung menggunakan tachometer.
Metode apung adalah salah satu cara untuk mengukur debit air. Dimana
dalam mengukur debit, salah satu data yang diperlukan adalah luas permukaan
sungai yang diperoleh dengan cara mengambil rata-rata kedalaman dan lebar
sungai secara berulang di beberapa titik untuk didapatkan nilai rata-ratanya.
Kondisi permukaan sungai yang selalu berubah-ubah tiap waktu mengakibatkan
berubahnya debit air yang dihasilkan dan berpengauh terhadap kinerja alternator.
Pada penelitian ini, dilakukan pengambilan data sungai sebanyak 5 kali disetiap
pengukuran lebar dan kedalaman sungai. Adapun data mengenai kondisi sungai
ditunjukkan pada Tabel 4.2.
v=𝑠= 3
= 0,527 m/s
𝑡 5,683
Data debit air diperoleh dengan cara perhitungan luas penampang sungai
dikalikan dengan kecepatan air dan koefisien pelampung. Dari persamaan 2.9
perlu ditentukan nilai koefisien pelampung, adapun perhitungan k pada
pengukuran pertama adalah:
35
α= = 0,7
50
k = 1 − 0,116√(1 − 𝛼) − 0,1
k = 1 − 0,116√0,2
k = 1 − (0,116 × 0,4472)
k = 1 − 0.0518
k= 0,948
Q=𝐴×𝑣×𝑘
Q = 0,174 m3/s
Luas Koefisien
Waktu Kecepatan Air Debit air
No Penampang pelampung
Pengukuran Sungai (m/s) (m3/s)
Sungai (m2) (k)
Senin
1 10 Feb 2020 0,350 0,527 0,948 0,174
Selasa
2 0,357 0,529 0,946 0,178
11 Feb 2020
Rabu
3 12 Feb 2020 0,434 0,574 0,935 0,232
Kamis
4 0,399 0,564 0,939 0,211
13 Feb 2020
Jumat
5 14 Feb 2020 0,364 0,540 0,945 0,185
Sabtu
6 15 Feb 2020 0,378 0,543 0,942 0,193
Minggu
7 0,393 0,556 0,940 0,205
16 Feb 2020
Daya yang dihasilkan oleh air berdasarkan persamaan 2.7 pada pengukuran
pertama adalah dimana nilai ρ=1000kg/m3:
Daya air yang tersedia secara menyuluruh ditampilkan pada Tabel 4.5
Debit Air
10
0
1234567
Waktu Pengukuran (Hari)
Dari grafik yang ditampilkan pada Gambar 4.4 bahwa daya air yang
tersedia terjadi perubahan setiap harinya, ini diakibatkan pada kondisi sungai yang
sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca harian disekitar sungai. Data tertinggi
didapatkan pada pengukuran ke 3, dimana debit air yang didapatkan mencapai 38
watt .
Daya yang dihasilkan oleh turbin berdasarkan persamaan 2.2 sampai 2.5
pada pengukuran pertama adalah:
Gaya Kecepatan
Kecepatan Daya
Waktu Tangensial Torsi putaran
No keliling Turbin
Pengukuran Turbin atau (Nm) sudut atau
turbin (m/s) (Watt)
F (N) w (rad/s)
Senin
1 10 Feb 2020 0,527 44,083 22,041 0,90 19,839
Selasa
2 0,529 46,509 23,254 1,01 23,504
11 Feb 2020
Rabu
3 0,574 48,015 24,007 1,10 26,491
12 Feb 2020
Kamis
4 0,564 47,178 23,589 1,07 25,430
13 Feb 2020
Jumat
5 0,540 45,171 22,585 1,02 23,132
14 Feb 2020
Sabtu
6 0,543 45,421 22,710 1,03 23,532
15 Feb 2020
Minggu
7 0,556 44,250 22,125 1,04 23,223
16 Feb 2020
Dari tabel 4.6 dapat dibentuk sebuah grafik dimana terjadi perubahan daya
turbin pada setiap pengukurannya yang ditampilkan pada Gambar 4.5.
30
25
20
15
10Daya Turbin
5
0
1234567
Waktu Pengukuran (Hari)
Maka perbandingan gear 55 banding 11, maka total peningkatan putaran pada
gear yaitu 5 putaran.
Maka perbandingan pulley 16 inci banding 4 inci, maka total peningkatan putaran
pada pulley yaitu 4 putaran.
Maka perbandingan pulley 16 inci banding 4 inci, maka total peningkatan putaran
pada pulley yaitu 4 putaran.
=5×4×4
= 1 : 80 putaran
Kecepatan
Kecepatan Tegangan
Debit Air Generator Arus Daya
No 3
Turbin (RPM) (Volt)
(m /s) (RPM) (A) (watt)
TB B TB B TB B
1 0,174 12,6 8,6 887 602 8,36 5,28 1,14 6,01
2 0,178 13,3 9,6 936 676 8,75 5,83 1,19 6,93
3 0,232 14,7 10,5 1034 738 9,53 6,61 1,43 9,45
4 0,211 14,3 10,3 1002 721 9,31 6,14 1,38 8,47
5 0,185 13,4 9,7 943 685 8,83 5,95 1,23 7,31
6 0,193 13,6 9,9 957 693 8,94 6,02 1,28 7,70
7 0,205 13,8 10,0 968 702 9,02 6,14 1,32 8,10
Keterangan TB=Tidak Berbeban dan B=Berbeban
Dari data yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 dapat dibentuk sebuah grafik
perbandingan debit air dengan daya yang dihasilkan oleh alat yang dirancang yang
ditampilkan pada Gambar 4.6.
Daya Alternator (watt)
0.178
0.185
0.193
0.205
0.211
0.232
0.174
0.178
0.185
0.193
0.205
0.211
0.232
Debit Air (m3/s)
Dari gambar 4.7 dapat disimpulkan bahwa dari grafik tersebut lama
pengisian akan semakin besar jika debit air yang tersedia sedikit, sedangkan
semakin banyak debit air yang tersedia, maka kecepatan dalam mengisi baterai
akan semakin cepat juga.
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
[1] Unggul, W, Ir., M.Sc., Santoso, H, Ir., MS., I.G.A & Dharmayana, St.
(2014). Perancangan Kincir Air Pembangkit Listrik Tenaga Mikohidro
(PLTMH) Desa Bendosari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Jurnal
Elektro. 7 (1):45-58.
[3] Chu, Albert Steven. 2011. Instalasi Rancang Bangun dan Pengujian Pompa
Sentrifugal Sebagai Turbin Dengan Head (H) 5,18m dan Head (H) 9,29m.
Medan. Universitas Sumatera Utara.
[4] Sandy, Silvester. 2016. Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Piko
Hidro Di Aliran Sungai Sekitar Bangunmulyo, Girikerto, Turi, Sleman.
Yogyakarta. UNY.
[7] Suryono, Edy., 2017. Simulasi Turbin Crossflow Dengan Jumlah Sudu 18
Sebagai Pembangkit Listrik Picohydro. Akademi Teknologi Warga
Surakarta. Surakarta.
[8] Basar, M.F., dan Musa. M. 2018. An overview of the key components in
the pico hydro power generation system. Universiti Teknikal Malaysia
Melaka. Latest Trends in Renewable Energy and Environmental
Informatics. 1-8.
[9] Ohoirenan. W, Wahyudi. S., Sutikno. D., 2012. Pengaruh Variasi Jumlah
Sudu Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Roda Tunggal. Prosiding Seminar
Nasional Science, Engineering and Technology, Brawijaya Malang.
[10] Hidayat, Rahmat. 2018. Daya Output dan Efisiensi Kincir Air Sudu Miring
Yang Bekerja Pada Saluran Horizontal. Universitas Gorontalo.
51
[11] Hendarto .P, Aryo. 2012. Pemanfaatan Pemandian Umum Untuk
Pembangkit Tenaga Listrik Mikrohidro (PTMH) Menggunakan Kincir
Tipe Overshot. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
[13] Ary, Hasto. 2012. Sistem Transmisi Pada Sepeda Listrik. Universitas
Sebelas Maret
[14] Ode, La Firman. 2017. Analisa Pengaruh Variasi Diameter Pully Motor
Listrik Terhadap Unjuk Kerja Mesin Penggiling Tepung. Tugas Akhir S-1
Universitas Halu Oleo, Kendari.
[18] Febrianto, Rendi. 2018. Rancang Bangun Boost Converter Untuk Proses
Discharging Baterai Pada Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya
(PJUTS). Universitas Lampung.
52
LAMPIRAN
1. Alat yang dirancang diletakkan di sungai Tanjung Selamat.