Oleh :
Idrus
MANAGER ADM
Arifin Alamsyah
MENGETAHUI:
GENERAL MANAGER PT. PLN (Persero) PLTU PANGKALAN SUSU
Trisno Widayat
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas segala
limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja
praktek dan dapat menyusun laporan pelaksanaan kerja praktek dengan judul
“Sistem Eksitasi Pada Generator PLTU Di PT. PLN (Persero) PLTU Pangkalan
Susu. Laporan ini disusun sebagai hasil akhir kerja praktek yang dilaksanakan
mulai tanggal 16 Juli 2019 sampai dengan 15 Agustus 2019.
Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk menyelesaikan Program Studi S1 pada Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh. Melalui kerja praktek ini penulis dapat
melihat langsung dunia pekerjaan yang sebenarnya.
Selama proses pelaksanaan Kerja Praktek, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada yang telah membantu pelaksanaan dan
penyususnan Laporan Kerja Praktek ini, khususnya kepada :
1. Kedua Orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan saya, memberi
dukungan baik secara moral maupun material;
2. Bapak Ir. Khairul Saleh, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Medan sekaligus Dosen
Pembimbing saya yang telah banyak memberikan masukan dalam
penyempurnaan laporan Kerja Praktek ini;
6. Bapak Angga Suhaemy Lubis selaku Junior Technician HAR Listrik PT.
PLN (Persero) PLTU Pangkalan Susu;
2
8. Serta para Teknisi HAR Listrik dan HAR Instrumen di PT. PLN (Persero)
PLTU Pangkalan Susu yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu
yang telah memberikan arahan dan juga bimbingan serta ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun dan mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah saya
lakukan selama mengikuti Kerja Praktek ini baik disengaja ataupun tidak
disengaja.
Penulis menyadari bahwa penyusunan ini laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu diharapkan saran dan kritik pembaca untuk
menyempurnakan laporan selanjutnya yang akan datang. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi penulis serta pembaca
pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................i
3
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
4
BAB III DASAR TEORI............................................................................................16
4.6. Human Machine Interface (HMI) pada Ruang Kontrol Eksitasi PLTU
Pangkalan Susu.................................................................................................37
4.6.1. Lemari AVR.................................................................................................38
4.6.2. GEC – 300 Lemari Intelligent Power Rectifier (IPRC)..........................41
4.6.3. GEC – 300 Lemari De – Excitation and Over – Voltage Protection
(FDC)............................................................................................................43
5
BAB V PENUTUP.......................................................................................................44
5.1. Kesimpulan.........................................................................................................44
5.2. Saran....................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................45
DAFTAR GAMBAR
6
Gambar 2.3. Layout PLTU pangkalan susu......................................................................10
Gambar 4.8 Lemari Kontrol, Bus Bar, dan Proteksi pada Ruang Kontrol Eksitasi PLTU
Pangkalan Susu............................................................................................32
Gambar 4.13 GEC – 300 Intelligent Power Rectifier Unit Controller (IPU16)................35
Gambar 4.19 (a). HMI dan, (b). Push Button or Switch of Door Layout of Single IPRC.42
7
DAFTAR TABEL
8
9
BAB I
PENDAHULUAN
1
Diharapkan dengan adanya hasil kegiatan Kerja Praktek ini, penulis dapat
membagikan ilmu kepada masyarakat yang masih awam terhadap bidang ini
terutama masalah pembangkitan tenaga listrik. Sehingga masyarakat dapat
memperoleh informasi yang berguna di kemudian hari.
2
1.5. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Kerja praktek ini merupakan salah satu mata kuliah wajib yang ada di
kurikulum akademik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut
Teknologi Medan. Maksud dan tujuan pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk
memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik, di Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Medan.
Maksud dari tujuan kerja praktek ini adalah :
a. Belajar mengimplementasikan ilmu yang telah didapat selama
perkuliahan langsung ke duina kerja.
b. Sarana komunikasi langsung terhadap dunia kerja
c. Penyerapan teknologi yang berkembang di sebuah perusahaan/instansi
d. Syarat kelulusan mata kuliah kerja praktek
e. Memberikan pengetahuan baru terhadap apa yang di kerjakan
f. Kemandirian dalam pembelajaran
Adapun Secara khusus tujuan kerja praktek ini adalah :
3
1.6. Metodeologi Penulisan
Metode yang digunakan dalam Kerja Praktik ini dibagi ke dalam beberapa
rangkaian kegiatan, yaitu :
1.6.1. Orientasi
Orientasi bertujuan untuk mengenal, mengetahui dan mempelajari
kegiatan yang terdapat pada bagian atau departemen yang dikunjungi
selama Kerja Praktik.
4
BAB III : Dasar Teori
Teori-teori yang digunakan dalam menyelesaikan laporan ini akan dibahas
dalam bab ini.
BAB IV : Analisa & Pembahasan
Bab ini membahas system pengertian dan pentingnya system eksitasi pada
generator PLTU dan membahas jenis-jenis komponen yang digunakan serta sistem
kerjanya.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap materi yang penulis
tuliskan dalam laporan ini.
Daftar Pustaka
Berisi buku acuan atau sumber acuan lainya yang digunakan dalam
penulisan laporan kerja praktek ini.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
6
2.3. Visi, Misi, Motto dan Budaya Kerja PT. PLN (Persero)
1. Visi :
“Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang,
Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani”.
2. Misi :
4. Budaya Kerja
7
2.4.1. Bentuk
a. Bidang Persegi Panjang Vertikal, melambangkan bahwa PT PLN (Persero)
merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.
2.4.2. Warna.
a. Kuning.
Menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa
listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat.
Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang
dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
b. Merah.
Melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta
tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan jaman.
c. Biru
Menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya
listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu
biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan
perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
8
2.5. Lokasi Perusahan
PT. PLN (Persero) PLTU Pangkalan Susu berlokasi di Desa Tanjung
Pasir Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara.
Sekitar 120 km dari Medan (3 ½ jam dari bandara terdekat - KNIA Medan).
dibangun diatas area seluas 105 Ha,dan berkapasitas 2 x 220 MW.
9
2.6. Struktur Organisasi Perusahaan
PT Indonesia Power UJP Pangkalan Susu, secara structural puncak
pimpinannya dipegang oleh seorang General Manager yang dibantu oleh Manager
Operasi, Manager Pemeliharaan, Manager Enjiniring, Manager Administrasi.
Secara lengkap struktur organisasinya, diperlihatkan pada bagan di bawah ini.
Gambar 2.5. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) PLTU Pangkalan Susu
10
b. Menyusun dan mengembangkan sistem prosedur tata kelola manajemen
asset dan basic communication antara asset owner asset manager, dan
asset operator terkait Pengoperasian Pembangkit,instalasi peiabuhan,
instalasi bahan bakar, instalasi abu,instalasi alat berat,laboratorium
PLTU, K3 dan lingkungan;
c. Mengeioia sumber daya dan biaya operasi Pada Bagian Operasi secara
efektif dan Efisien;
d. Menyusun kebutuhan dan mengelola inventory (kualitas dan kuantitas)
energi primer;
e. Merencanakan, menyusun jadwal dan mengendalikan kegiatan
pengoperasian Pembangkit, instalasi bahan bakar, instalasi abu, instalasi
Pelabuhan, instalasi alat berat dan Iaboratorium PLTU untuk menjamin
pencapaian standar dan peningkatan keandalan dan Efisiensi bagian
operasi;
f. Mengelola,memonitor dan mengendailkan eksekusi pengoperasian
pembangkit,instalasi bahan bakar dan instalasi abu ( coal dan ash
handling);
g. Merencanakan,mengidentifikasi,memonitor dan mengendalikan kegiatan
K3 dan Lingkungan di unit bisnis;
h. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan kegiatan analisis kimia,
Pemantauan dan Pengelolaan kualitas lingkungan dan laboratorium unit
pembangkit;
i. Membina kompetensi pengoperasian Pembangkit, instalasi bahan bakar,
instalasi abu, instalasi peiabuhan, aiat berat dan laboratorium PLTU;
j. Mengelola resiko dan K3 bagian operasi;
k. melaksanakan rekomendasi kegiatan task execution (continuous
improvmen) Bagian Operasi;
2. Tugas-tugas lain yang diatur dalam perjanjian induk antara PT PLN (persero)
dengan Perusahaan termasuk addendum.
3. Tugas pokok Bagian Pemeliharaan adalah sebagali berikut :
a. Merencanakan, memonitor dan mengendalkan Rencana Kerja dan
Anggaran Bagian Pemeliharaan tahunan dan jangka panjang;
b. Menyusun dan mengembangkan system prosedur tatakelola manajemen
aset dan basic communication antara asset owner,aset manager, dan aset
operator terkait kegiatan Pemeliharaan peralatan pembangkit,inslatasi
11
Pelabuhan, instalasi bahan bakar, instalasi abu, alat berat, bengkel dan
sipil;
c. Mengelola sumber daya dan biaya Pada Bagian Pemeliharaan secara
efektif dan efisien;
d. Merencanakan menyusun jadwal, menganalisa kebutuhan dan
mengendalikan kegiatan Pemeliharaan mesin-mesin Pembangkit instalasi
bahan bakar dan instalasi abu (coal dan ash handling), instalasi
Pelabuhan, alat berat, bengkel dan sipil untuk menjamin Pencapaian
standar dan peningkatan keandalan dan efisiensi Bagian Pemeilharaan;
e. Merencanakan dan menganalisa Penyiapan kebutuhan pemeliharaan
outage secara optimal;
f. Mengembangkan data base lnventory, daftar riwayat dan realisasi
Pemeliharaan unit Pembangkit;
g. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan rencana stok/material
cadang, kebutuhan pengadaan material, yang paling ekonomis dengan
menerapkan system inventory control dan manajemen material secara
baik;
h. Membuat laporan mengenai hasil inspeksi unit pembangkit, realisasi fisik
program pemeIiharaan, Serta realisasi pemakaian anggaran pemeliharaan
dan investasi untuk di jadikan bahan evaiuasi bagi Peningkatan kualitas
pemeiiharaan dan optimalisasi biaya pemeliharaan pada tahun-tahun
mendatang;
i. Membina kompetensi Sumber daya manusia Bagian Pemeliharaan,
j. Mengelola resiko dan K3L Bagian Pemeliharaan;
k. Melaksanakan rekomendasi kegiatan Task Execution (continuous
Improvement) Bagian Pemeilharaan;
12
d. Mengelola sumber daya utuk kegiatan Reliabilty yang meliputi
1) Audit (assessment) dan prioritas pemeliharaan peralatan unit
pembangkit (MPI dan SERP),
2) Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),
3) Root Cause Failure Analysis (RCFA)
4) Failure Defense Task (FDT),
5) Task Execution;
e. Merekomendasikan kegiatan Task Execution (Continuous Improvement)
beserta KPI-nya Serta melakukan evaluasi implementasinya, meliputi :
1) Perbaikan dan perbaikan berkelanjutan sistem Prosedur dan instruksi
kerja Pengeloaan Jasa O&M,
2) Perubahan disain dari Peraiatan dan proses produksi,
3) Perubahan task preventive maintenance, task predictive dan proactive
maintenance,
4) Perbaikan kuailtaS dan kuantitas ketersediaan material kegiatan O&M,
5) Overhaul cycle extention Peralatan Pembangkit,
6) Life extention Peralatan pembangkit, termasuk analisis Cost Benefit;
f. Mengelola kegiatan update data pemeliharaan peralatan pembangkitan
untuk keperluan anaIisa keandalan peralatan iebih lanjut;
g. Mengelola kegiatan Condltion based maintenance PeraIatan utama,
mengevaiuasi dan membuat Work package program pemeliharaan serta
memberikan rekomendasi;
h. Melaksanakan kajian dan pelayanan teknis engineering Penyelesaian
masalah pembangkit;
i. Merencanakan, menganalisa dan mengevaluasi Penyiapan kebutuhan
sistemin formasi guna memenuhi kebutuhan system informas manajemen
yang tepat, akurat serta real time sehingga menunjang kebutuhan
informasi dalam pengamblian keputusan serta pemantauan kinerja unit
Pembangkitan;
j. Mengelola kontrak bisnis Jasa O & M;
k. Mengawasi mutu barang dan jasa unit bisnis;
13
l. Mengelola kegiatan monitoring, evaiuasi dan pelaporan kinerja Serta
kondisi Pembangkit;
m. Mengelola system manajemen terpadu unit bisnis;
n. Membina dan mengelola knowledge management dan inovasi di unit
bisnis;
o. Mengkoordinir kegiatan kajian dan pengelolaan risiko unit bisnis;
p. Membina kompetensi enjiniring;
q. Mengelola risiko dan K3L dibagian Enjiniring;
r. Tugas-tugas lain yang diatur dalam perjanjian induk antara PT PLN
(Persero) dengan Perusahaan termasuk addendum.
5. Tugas pokok bagian Administrasi adaiah sebagai berikut :
a. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan Rencana Kerja dan
Anggaran bagian Administrasi;
b. Melaksanakan analisi Organisasi dan perencanaan SDM tahunan dan
pengadaan tenaga kerja;
c. Menyusun dan mengembangkan system Prosedur dan basic
communication antara asset owner, asset manager, dan asset operator
terkait kegiatan Bagian Administrasi;
d. Menyusun dan mengelola perencanaan suksesi dan pengembangan
kompetensi Pegawai;
e. Mengelola administrasi dan biaya kepegawaian,serta biaya administrasi
unit bisnis;
f. Mengelola internalisasi Budaya Perusahaan dan Kepatuhan terhadap
kode etik dan Code Of Conduct GCG Perusahaan;
g. Mengelola kegiatan hubungan industrial, kesekretariatan, fasilitas dan
perijinan di unit bisnis;
h. Mengkoordinir Penyusunan, melakukan monitoring dan evaluasi
pencapaian target kinerja (Key Performance Indicators) Pegawal;
i. Mengelola dan menganalisa anggaran, keuangan dan perpaiakan unit
bisnis;
j. Mengelola transaksi keuangan dan menyusun Iaporan keuangan;
k. Menyusun rencana dan kegiatan Pengadaan barang dan jasa unit bisnis
serta pengembangan data base pengadaan;
14
l. Menyelenggarakan kegiatan pergudangan serta material handling-nya
untuk semua material miIik unit bisnis;
m. Berkoordinasi dengan aset manager dalam mengelola kegiatan
administrasi unlt bisins;
n. Mengeilola resiko dan kegiatan K3L bagian Administrasi;
o. Tugas-tugas lain yang diatur dalam perjanjian induk antara PT PLN
(Persero) dengan Perusahaan termasuk addendum.
BAB III
DASAR TEORI
15
Dalam proses unloading batubara dari kapal tongkang dibongkar olehship
unloader dan diangkut melalui belt conveyor menuju ke coal yard. Dalam
pengisian ke coal yard dapat dilakukan dengan dua alat yaitu telescopic
chutee atau stacker reclaim.
2. Proses loading
3. Proses loading ini merupakan proses pengisian batu bara ke coal bunker.
Proses ini juga memiliki dua cara, yaitu melalui stacker reclaim atau
reclaim hooper kemudian diangkut oleh belt conveyor ke coal bunker.
4. Proses direct unloading
Proses direct unloading juga dapat disebut proses loading, hal ini
dikarenakan proses ini adalah proses pengisian batu bara ke coal bunker.
Pengisian langsung ini berasal dari tongkang yang dibongkar oleh ship
unloader dan langsung dibawa ke coal bunker melalui belt conveyor.
Proses ini dilakukan saat batubara pada coal bunker kritis.
Dalam pengangkutan batubara dalam PLTU terdapat beberapa alat yang
digunakan, mulai dari proses muat (load), pengangkutan atau transportasi, dan
pembongkaran.
16
Gambar 3.2 Susunan Burner
17
menuju Condensate Pump untuk dipompakan menuju LP heater (Low Pressure
Heater) yang berfungsi untuk meningkatkan temperatur air.
Dari LP heater, air memasuki Deaerator untuk diproses menghilangkan
ion-ion oksigen dan lainnya. Dapat pula dikatakan deaerator memiliki fungsi
untuk menghilangkan buble atau balon yang biasa terdapat pada permukaan air.
Agar proses pelepasan ini berlangsung sempurna, temperatur air harus memenuhi
suhu yang disyaratkan. Setelah pada kondensor, air dipompakan oleh boiler feed
pump (BFP) menuju boiler. Air yang dipompakan harus memiliki tekanan tinggi
sehingga dapat menghasilkan uap yang bertekanan tinggi pula. Sebelum
memasuki boiler air mengalami beberapa proses pemanasan dengan alat high
pressure heater (HP heater).
Setelah memasuki boiler dan terjadi proses pemanasan, maka air akan
berubah menjadi uap. Uap uang dihasilkan pada proses awal ini memiliki kualitas
yang rendah yaitu berupa uap jenuh yang masih mengandung kadar air. Kadar air
ini berbahaya bagi turbin karena dapat menyebabkan sudu-sudu turbin terkikis.
Untuk menghilangkan kadar air pada uap jenuh dan merubahnya menjadi uap
kering agar dapat digunakan memutar turbin maka digunakan alat bernama
superheater. Uap yang telah keluar turbin akan didinginkan dengan kondensor
sehingga terjadi perubahan fasa dari uap menjadi air dan ditapung pada hot well.
3.5. Kelistrikan
Dalam PLTU Pangkalan Susu,komponen untuk membangkitkan energi
listrik adalah Generator. Setelah listrik keluar pada generator sebesar 15,75 kV
akan dinaikkan tegangannya menjadi 275 kV oleh Generator Transformator dan
disalurkan ke gardu induk Binjai Sumatra Utara. Bagian-bagian utama dari
kelistrikan pada PLTU Pangkalan Susu meliputi Generator, Generator
Transformator (GT), Unit Auxiliriary Transformator (UAT), switch yard dan
Stand-By/Start-Up Transformator (SST).
4.5.1. Generator
Generator merupakan mesin konversi energi elektromekanik yang
berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
18
Gambar 3.3 Generator pada PLTU Pangkalan Susu
3.7. Elektromagnet
Elektromagnet merupakan prinsip pembangkitan magnet dengan
menggunakan arus listrik.Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya
meninggalkan kita (tanda silang), maka disekeliling kawat timbul garis gaya
magnet melingkar, seperti pada gambar berikut.
19
Gambar 3.5 Elektromagnet
Sedangkan gambar visual garis gaya magnet didapatkan dari serbuk besi
yang ditaburkan disekeliling kawat beraliran listrik. Sebatang kawat pada posisi
vertikal diberikan arus listrik DC searah panah, maka arus menuju keatas arah
pandang (tanda titik). Garis gaya magnet yang membentuk selubung berlapis lapis
terbentuk sepanjang kawat. Garis gaya magnet ini tidak tampak oleh mata kita,
cara melihatnya dengan serbuk halus besi atau kompas yang didekatkan dengan
kawat penghantar tsb.
Kompas menunjukkan bahwa arah garis gaya sekitar kawat melingkar.
Arah medan magnet disekitar penghantar sesuai arah putaran sekrup (James Clerk
Maxwell, 1831-1879). arah arus kedepan (meninggalkan kita) maka arah medan
magnet searah putaran sekrup kekanan. Sedangkan bila arah arus kebelakang
(menuju kita) maka arah medan magnet adalah kekiri.
20
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
F Kode Generator
21
S Pendingin Stator
menggunakan air
(H2O)
N Pendingin rotor
menggunakan H2
2 Jumlah kutubnya 2
22
10 Duty Type
23
International
Electrothecnical
Commission
5 Perlindungan dari
masuknya debu dan
perlindungan
lengkap terhadap
kontak langsung.
Pada tingkatan ini
debu masih dapat
dijinkan masuk
namun dalam batas
normal selama tidak
mengganggu
pengoperasian
peralatan.
4 Perlindungan
terhadap percikan air
yang datang dari
segala arah.
Eksitasi pada Generator sinkron adalah pemberian arus searah pada belitan
medan yang terdapat pada rotor. Sesuai dengan prinsip elektromagnet yaitu
apabila suatu konduktor yang berupa kumparan yang dialiri listrik arus searah
maka kumparan tersebut akan menjadi magnet sehingga akan menghasilkan fluks-
24
fluks magnet. Apabila kumparan medan yang telah diberi arus eksitasi diputar
dengan kecepatan tertentu, maka kumparan jangkar yang terdapat pada stator akan
terinduksi oleh fluks-fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan
sehingga akan dihasilkan tegangan listrik bolak-balik.
Seperti pada gambar diatas,sistem eksitasi ini disebut juga self excitation
merupakan sistem eksitasi yang tidak memerlukan generator tambahan sebagai
sumber eksitasi generator sinkron dan sebagai gantinya sumber eksitasi berasal
dari keluaran generator sinkron itu sendiri yang disearahkan terlebih dahulu
dengan menggunakan rectifier.
Awalnya pada rotor ada sedikit magnet yang tersisa, magnet yang sisa ini
akan menimbulkan tegangan pada stator, tegangan ini kemudian masuk ke dalam
penyearah dan dimasukkan kembali ke rotor, akibatnya medan magnet yang
dihasilkan semakin besar dan tegangan AC naik demikian seterusnya sampai
dicapai tegangan nominal dari generator AC tersebut.
Penyearah mempunyai pengatur sehingga tegangan generator dapat diatur
konstan menggunakan AVR. Pada sistem eksitasi generator di PLTU Pangkalan
Susu sendiri menggunakan sitem eksitasi jenis ini ,dimana exciter berasal dari
sistem penyearah yang sumbernya disuplai dari output generator itu sendiri.
25
menggunakan rectifier. Gambar dibawah ini merupakan rangkaian sistem eksitasi
dengan sikat.
4.3.1. Prinsip kerja pada sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation)
Generator penguat yang pertama, adalah generator arus searah hubungan
shunt yang menghasilkan arus penguat bagi generator penguat kedua. Generator
penguat (exciter) untuk generator sinkron merupakan generator utama yang
diambil dayanya. Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan
mengatur besarnya arus Eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur
potensiometer atau tahanan asut. Potensiometer atau tahanan asut mengatur arus
26
penguat generator pertama dan generator penguat kedua menghasilkan arus
penguat generator utama. Dengan cara ini arus penguat yang diatur tidak terlalu
besar nilainya (dibandingkan dengan arus generator penguat kedua) sehingga
kerugian daya pada potensiometer tidak terlalu besar. PMT arus penguat generator
utama dilengkapi tahanan yang menampung energi medan magnet generator
utama karena jika dilakukan pemutusan arus penguat generator utama harus
dibuang ke dalam tahanan.
Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah
untuk menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator
utama sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama, oleh
generator penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena penyearah ikut
berputar bersama poros generator.Cincin geser digunakan untuk menyalurkan arus
dari generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua. Nilai
arus penguatan kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan
masalah. Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama dilakukan dengan
pengatur tegangan otomatis supaya nilai tegangan klem generator konstan.
Pada PLTU Pangkalan Susu,sistem eksitasi dengan sikat menggunakan
Carbon Brush, dimana setiap eksiter memiliki 20 carbon brush yang dibagi 2
Main slip ring sehingga dalam slip ring kanan dan slip ring kiri pada eksiter
memiliki 10 buah carbon brush.
27
a) Penggosokan slip ring
b) Pembersihan ruangan eksiter
c) Penggantian carbon brush yang sudah pendek
d) Cleaning pada saat unit shutdown
28
Gambar 4.5 Rangkaian Eksitasi Static Self-shunt GEC – 31X
29
Gambar 4.7
Jaringan AVR
• IPU
IPU (Intelligent Power Unit) adalah chassis 6U standar dan untuk menghasilkan
gelombang pulsa.Bahkan,itu untuk menerapkan umpan balik yang cerdas
pembagian arus dan proteksi lokal terhadap over-current pada unit daya,over-
temperature, dll.
• AVR
AVR mengadopsi teknik SoC. Teknik implementasi cepat DSP 32-bit dan
regulasi eksitasi akurat.Selain itu,regulator tegangan otomatis dapat menerapkan
strategi kontrol maju (PSS / LOEC / NPSS).
• ECU
ECU disesuaikan antarmuka manusia-mesin (Human Machine Interface / HMI),
dan dapat terhubung dengan pembangkit listrik jaringan informasi otomatis
seperti DCS dan sebagainya untuk melaksanakan publikasi jaringan remote, dan
karena itu menyediakan dengan nol-jarak layanan instan.
• CAN
Jaringan Bus kontrol mengimplementasikan pertukaran informasi yang cepat dan
handal antara IPU dan AVR. Penerapan CAN secara dramatis mengurangi kabel
kabel antara IPU dan AVR dan mengimplementasikan konfigurasi independen.
30
Sistem eksitasi sebagian besar tersusun oleh lima komponen sebagai
berikut :
• Komponen suplai tenaga eksitasi : Excitation Transformator (ET)
• Komponen Kontrol : Automatic Voltage Regulator
(AVR)
• Komponen tenaga : Lemari Intelligent Power Rectifier
(SCR) (GEC – 300 IPRC)
• Komponen medan sesaat : Lemari Field De-Excitation dan
Deeksitasi dan Komponen proteksi
Over – Voltage Protection (FDC)
tegangan lebih
• Komponen Konektor : AC Bus Connecting (untuk unit di
Bawah 200 MW)
Gambar 4.8 Ruang Kontrol Eksitasi di PT. PLN (Persero) PLTU Pangkalan Susu
31
Gambar
4.9 (kiri) Excitation Transformator (ET) , (kanan) Namplate ET
32
Gambar 4.11 Extended
Communication Unit (ECU)
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitation) pada
exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan
generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitation) pada
generator exciter.Dan juga sebaliknya apabila tegangan output generator melebihi
tegangan nominal generator, maka AVR akan mengurangi arus penguatan
(excitation) pada generator exciter.
Dengan demikian apabila terjadi perubahan beban, tegangan output
generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan
dilengkapi dengan peralatan untuk pembatasan penguat minimum ataupun
maximum yang bekerja secara otomatis. Sinyal kontrol diambil oleh voltage
sensing yang mendapat umpan masukan dari PT dan CT.
33
Gambar 4.12 Nameplate Lemari Thyristors Rectifier
Gambar 4.13 GEC – 300 Intelligent Power Rectifier Unit Controller (IPU16)
34
Gambar 4.14 Thyristor beserta radiatornya
2. Fast Fuse
3. AC Input Switch
Saklar seri HD13 dibuat oleh Shanghai Jingong Electrical Wholeset Company,
memiliki mekanisme operasi yang baik, kontak dekat, dan penampilan yang baik.
Tegangan switch dinilai harus lebih tinggi dari anoda tegangan AC yang dinilai
dari rectifier, dan nilai arus harus lebih tinggi dari nilai arus AC dari rectifier.
4. DC Output Switch
Saklar seri HD13 dibuat oleh Shanghai Jingong Electrical Wholeset Company,
tegangan switch dinilai harus lebih tinggi dari nilai tegangan keluaran DC pada
rectifier, dan nilai arus harus lebih tinggi dari nilai Aus DC pada rectifier.
5. Fan
Seri R4E pada kipas low – noise dibuat oleh EBM Company di Jerman.Ambil
R4E-400 untuk contoh beserta parameter utamanya :
Jumlah angin : 3150 m/h
Kebisingan : 61 dBA
Parameter motor 230 V , 0.27 kW
35
Menggunakan sirkuit yang stabil, yang dipilih ketika sistem eksitasi memerlukan
kehandalan yang tinggi, jika trigger kehilangan pulsa, maka sirkuit monitoring
akan menghasilkan sinyal alarm.
Tekanan angin : ≮ 80 Pa
4.5.4. Field De – Excitation and Over – Voltage Protection (GEC – 300 FDC)
FDC terdiri dari Bidang Circuit Breaker, nonlinier atau linier de-eksitasi
resistor, dan perangkat perlindungan over-tegangan pada AC dan sisi DC.
Fungsi utama dari bilik ini cepat dan aman de-eksitasi melalui modus
rectifier terbalik selama berhenti normal.
36
Untuk unit listrik tenaga air di atas 50MW atau unit pembangkit listrik
termal di atas 200MW, terpusat blocking RC absorber dipasang untuk menahan
tegangan lebih dari jembatan rectifier pada AC dan DC side.For unit pembangkit
kecil, sirkuit lonjakan absorber dipasang untuk menahan selama -voltage di sisi
AC, dan lonjakan sirkuit absorber pulsa dipasang untuk menahan diri selama
tegangan pada sisi DC.
Penggunaan nonlinier de-eksitasi resistor (linear de-eksitasi resistor juga
tersedia untuk unit tenaga panas) adalah untuk menyerap terbalik atas-tegangan
rotor selama disengaja berhenti. (FR1 - de-eksitasi tegangan lebih-perlindungan
sirkuit).
Untuk unit listrik tenaga air di atas 50MW atau unit tenaga panas di atas
200MW, Non-semua-fase atau pelindung tergelincir besar dipasang untuk
menyerap depan dan belakang lebih-tegangan selama berjalan. (FR2 - Nonsemua-
fase absorber sirkuit).
Penggunaan Field Circuit Breaker adalah untuk memotong bidang loop
arus dan transfer energi untuk resistor de-eksitation. Mengingat berbeda jenis
eksitasi tegangan, kapasitas saat ini dan de-eksitation,Field Circuit Breaker dapat
djadikan unipolar atau bipolar, dan memiliki 1 sampai 4 struktur.
4.6. Human Machine Interface (HMI) pada Ruang Kontrol Eksitasi PLTU
Pangkalan Susu
Human Machine Interface yaitu untuk melihat keadaan dimana suatu
komponen bekerja maupun tidak serta beberapa digunakan untuk
mengendalikannya lewat layar interaksi. Pada HMI ruang kontrol Eksitasi PLTU
Pangkalan Susu, meliputi Lemari AVR,Lemari Intelligent Power Rectifier (IPRC),
dan Lemari (FDC).
37
Gambar 4.17 ECU UNIT Cubicle Door LayOut
38
Gambar 4.18 Operation in Cubicle
39
De-excite : Ketika ditekan di under no-load, eksitasi dihentikan dan
stator tegangan menurun ke nol.
Signal reset : Ketika ditekan, sinyal alarm / kesalahan dari AVR dan
IPRC akan disetel ulang.
Master/Slave : Ketika ditekan, kondisi master / slave dari setA dan setB
pengendali akan diaktifkan jika keduanya berada di gear.
PSS is ON : Sistem eksitasi mengadopsi hukum kontrol PSS+PID.
PSS is OFF : Sistem eksitasi mengadopsi hukum kontrol PID
Manual is ON : Sistem eksitasi mengadopsi bidang konstan hukum kontrol
saat untuk menjaga Field Current Constant (FCR). Di
bawah keadaan ini, V / F limiter, bidang limiter saat ini dan
underexcitation limiter dinonaktifkan secara otomatis.
Manual is OFF : Sistem eksitasi mengadopsi hukum stator kontrol tegangan
konstan untuk menjaga tegangan stator tetap konstan
(AVR).
Protection is ON : V / F limiter,field current limiter dan underexcitation
diaktifkan
Protection is OFF : Selama pengujian, Clear Protection ON untuk
menonaktifkan V / F limiter, field current limiter, under
excitation limiter
Debug is ON : Set Debugging untuk memasuk lokasi debugging, di mana
regulator dapat dioperasikan oleh ECU.
Debug is OFF : Dibawah keadaan ini, ECU dapat menampilkan status
sistem eksitasi tetapi AVR tetap beroperasi.
ICD is ON : Intelligent Current Ditribution (ICD) dari IPU diaktifkan.
Set ZK6 to Mvar : Jika Set Manual OFF dan ZK6 diatur ke konstan MVAr
(Q), sistem eksitasi mengadopsi hukum kontrol daya reaktif
konstan untuk menjaga reaktif daya tetap konstan.
Set ZK6 to PF : Jika Set Manual OFF dan ZK6 diatur ke konstan PF(Cos
φ), sistem eksitasi mengadopsi hukum kontrol faktor daya
untuk menjaga faktor daya tetap konstan
Catatan :
40
[1] Kedua setA dan setB pengendali disediakan oleh AC dan DC power, dan
mereka siaga satu sama lain.
[2] Operasi seperti Kenaikan Eksitasi, Penurunan Eksitasi, Start-up,
Demendebarkan, Signal Reset, PSS dan Set manual hanya tersedia bila
pengoperasian saklar daya 61DK (di FDC) dekat dan tegangan adalah
normal.
(a)
(b)
Gambar 4.19 (a). HMI dan, (b). Push Button or Switch of Door Layout of Single
IPRC
41
Indikasi “Working” ON : IPU16 dalam keadaan normal dan menghasilkan
trigger pulse dalam keadaan biasa.
Indikasi “Fault/Alarm“ ON : Bilik IPU dalam keadaan eror, dan kesalahan
inforamsi dapat ditemukan pada LCD atau ECU.
Indikasi “ICD Good” ON : Koefisien Intelligent Current Distribution tidak
kurang dari 95%
Indikasi “Pulse Power” ON : Daya pulsa dari bilik IPU dalam keadaan normal.
Indikasi “1# SCR Cur” : Menampilkan keluaran nilai Arus medan dari bilik
IPU.
IPU : Dengan tampilan LCD, semua informasi keadaan
IPU dapat ditemukan dan semua operasi dari IPU
dapat dicapai
Saklar “Pulse Pow” : Saklar catu daya pada pulse amplifier.
Saklar “Fan Oper” : Saklar untuk menghidupkan kipas secara manual
selama tes atau kontrol lokal.
Saklar “Self Fun” : Self Function, ketika tertutup, sinyal IPU akan
berjalan secara iindependen tanpa kontrol AVR
4.6.3. GEC – 300 Lemari De – Excitation and Over – Voltage Protection (FDC)
42
Indikator “Oper Pow” ON : Operasi catu daya dari sistem eksitasi dalam
keadaan normal.
Indikator “Pre Clos” ON : Catu daya dari FMK dalam keadaan normal.
Indikator “Over volt” ON : Rotor sesekali mengalami over – voltage.
Tombol “Over volt reset” : Ketika ditekan, sinyal over – voltage akan
terhapus.
Indikator “Closing” ON : Catu daya operasi dalam keadaan noraml dan
saklar FMK tertutup.
Indikator “Trip” ON : Catu daya operasi dalam keadaan normal dan
saklar FMK terbuka
Set “FMK Oper” tertutup : Tutup saklar FMK jika catu daya operasi dan
penutupan catu daya pada FMK keduanya dalam
keadaan normal.
Set “FMK Oper” terbuka : Buka saklar FMK jika catu daya operasi dalam
keadaan normal
“Field Volt” : Menampilkan Output Field Voltage.
“Field Cur” : Menampilkan Output Field Current
Tombol “Earthting Test” : Untuk pengujian rotor.
Tombol “Earthting Rest” : Ketika ditekan, sinyal pentanahan pada rotor akan
terhapus
43
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah kegiatan Kerja Praktek yang telah dilakukan di PLTU Pangkalan
Susu dapat disimpulkan bahwa :
1. Sistem eksitasi yang digunakan pada PLTU Pangkalan Susu adalah GEC-300
dan GEC-31X yang merupakan sistem eksitasi statis dengan sikat dimana
tenaga eksitasi diambil dari terminal generator sendiri (static self-shunt
excitation).
2. Penggunaan sikat arang dan slip ring mempunyai kelemahan timbulnya rugi
gesekan pada poros generator dan besarnya arus yang mampu dialirkan pada
sikat arang relatif kecil.
3. AVR berfungsi untuk mengatur arus eksitasi yang disalurkan, tegangan terminal
generator dan daya reaktif generator, agar tegangan generator tetap konstan
meskipun beban berubah-ubah.
5.2. Saran
Saran-saran yang dapat saya berikan setelah melakukan kegiatan kerja
praktik pada PLTU Pangkalan Susu adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya Touchpad Computer pada HMI ruang kontrol eksitasi menggunakan
OS Windows 10 ataupun Linux agar komputer tersebut bekerja lebih optimal
serta lebih terproteksi dari virus maupun malware.
2. Sebaiknya PT Indonesia Power lebih memanfaatkan limbah hasil pembakaran
batu bara yang dikeluarkan.Baik hasil dari fly ash silo maupun bottom ash silo.
44
DAFTAR PUSTAKA
[1] Beijing Jisi Electric Co.,Ltd. July 2007. GEC – 31X Excitation Control
System User Manual (v.1.0) (GEC – 31X – YHSC010 200707)
[2] Beijing Jisi Electric Co.,Ltd. July 2007. GEC – 300 Excitation System
Technical Instruction
45