Anda di halaman 1dari 42

ANALISIS KINERJA RELE DIFERENSIAL PADA GARDU

INDUK GLUGUR SEBAGAI PROTEKSI DARI GANGGUAN


ARUS HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE
ETAP 12.6.0

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

OLEH : LESTI VERONIKA SIRAIT

5181230003

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana
atas berkat dan kasih kaunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian ini. Judul dari proposal penelitian ini adalah “Analisis Penggunaan
Rele Diferensial Sebagai Sistem Proteksi Pada Transformator Daya Gardu Induk
Glugur Menggunakan Software Etap 12.6.0”. Tujuan dari penulisan proposal ini
sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik di program studi Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besanya


kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik.Terima
kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan proposal penelitian ini antara lain:

1. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik


Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Zulkifli Matondang, M.Pd. M.T selaku Wakil Dekan Fakultas
Teknik Universitas Negeri Medan.
3. Dr. Adi Sutopo, M.Pd., M.T selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Pembimbing
Akademik penulis.
4. Marwan Affandi, S.T., M.T selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Teknik Elektro Universitas Negeri Medan.
5. Dr. Agus Junaidi S.T., M.T selaku Ketua Prodi Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan.
6. Rudi Salman, S.T.,M.T selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis.
7. Dosen-dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri
Medan.

i
8. Orang Tuaku Drs.Molen Lumbanbatu dan Tiarma Napitupulu S.Th
yang selalu mendukung, mendoakan dan merawat penulis sehingga
penulis bisa sampai pada titik ini.
9. Untuk Bapakku Makmur Sirait yang selalu mendoakan sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
10. Sepupuku Josafat Lumbanbatu terimakasih banyak telah menjadi
motivator yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini.
11. Teman-teman seperjuangan Teknik Elektro Angkatan 18 yang sama-
sama berjuang, saling mendukung dalam masa-masa pembelajaran dan
perkuliahan.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak


yang terlibat dalam pengerjaan proposal skripsi ini yang tidak dapat
penulis tulis satu persatu.

Medan, September 2023

Lesti Veronika Sirait

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................................3
1.3. Rumusan Masalah...................................................................................................3
1.4. Batasan Masalah......................................................................................................3
1.5. Tujuan Penelitian....................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................5
2.1 Transformator Daya................................................................................................5
2.2. Bagian-bagian Transformator................................................................................6
2.3. Dasar- Dasar Sistem Proteksi...............................................................................10
2.4. Klasifikasi Rele Proteksi......................................................................................11
2.5. Prinsip Kerja Rele Proteksi..................................................................................13
2.6. Proteksi Transformator.........................................................................................14
2.7. Gangguan Pada Transformator Daya.....................................................................15
2.8. Rele Diferensial.....................................................................................................16
2.9. Penelitian yang Relevan........................................................................................24
2.10 Kerangka Berpikir...............................................................................................25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................................27
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................................27
3.2 Alat dan Bahan Penelitian......................................................................................27
3.3 Diagram Alir Penelitian..........................................................................................28
3.4 Teknik dan Prosedur Pengambilan Data.................................................................29
3.5 Teknik Analisis Data..............................................................................................30

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
Gambar 2. 1 Transformator Daya............................................................................5
Gambar 2. 2 Inti Besi...............................................................................................6
Gambar 2. 3 Kumparan Transformator....................................................................6
Gambar 2. 4 Bushing...............................................................................................7
Gambar 2. 5Pendingin Transformator.....................................................................8
Gambar 2. 6 Tap Changer........................................................................................9
Gambar 2. 7 NGR (Neutral Grounding Resistance)..............................................10
Gambar 2. 8 Prinsip Kerja Rele Proteksi...............................................................14
Gambar 2. 9 Rele Differensial..............................................................................17
Gambar 2. 10 Rele Arus Diferensial......................................................................17
Gambar 2. 11 Rele Persentase Diferensial.............................................................18
Gambar 2. 12 Single Line Rele Diferensial...........................................................18
Gambar 2. 13 Rele Diferensial Dalam Keadaan Normal.......................................21
Gambar 2. 14 Gangguan Di Luar Daerah Proteksi................................................21
Gambar 2. 15 Gangguan Di Dalam Daerah Proteksi.............................................22
Gambar 2. 16 Karakteristik Rele Diferensial.........................................................22

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada negara berkembang seperti di Indonesia, seiring dengan

perkembangan jaman dan teknologi permintaan akan kebutuhan energi listik

semakin mengalami peningkatan. Beragam cara diterapkan untuk penyaluran

listrik dengan pemberdayaan berbagai macam sumber energi yang letak nya

sangat jauh dengan pusat beban yaitu dengan penggunaan transmisi tegangan

tinggi, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan permintaan energi listrik tersebut.

Pertumbuhan beban dan penggunaan sistem transmisi tegangan tinggi tersebut

mengharuskan spesifikasi khusus dari peralatan tegangan tinggi seperti

transformator.

Transformator adalah salah satu peralatan tegangan tinggi yangg sangat

penting fungsinya dalam sistem penyaluran energi listrik. Transformator berfungsi

untuk mentransformasikan atau mengubah energi listik dari suatu nilai tegangan

ke nilai tegangan lainnya. Oleh karena itu tansformator membutuhkan pengaman

dan pengaturan proteksi yang stabil agar dapat beroperasi secara maksimal dan

jauh dari gangguan-gangguan yang dapat mengakibatkan kegagalan operasi pada

transformator.

Salah satu contoh gangguan yang dapat terjadi adalah gangguan arus

hubung singkat yang dapat mempengaruhi keandalan trafo dalam beroperasi.

Gangguan arus hubung singkat merupakan fenomena yang terjadi karena adanya

1
gangguan dari sistem jaringan kelistrikan sistem tenaga listrik. Terjadinya

gangguan hubung singkat akan mengakibatkan meningkatnya aliran listrik pada

sistem tenaga listrik dari nominal yang seharusnya dan menimbulkan penurunan

arus sistem. Kondisi ini akan mengakibatkan panas terutama pada bagian yang

mengalami gangguan, sehingga diperlukan adanya sistem proteksi untuk

mencegah arus berlebih yang terjadi pada sistem karena adanya gangguan arus

hubung singkat. Menurut M. Titarenko gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah

adalah gangguan yang paling banyak ditemukan di saluran transmisi.

Pada kasus tersebut, rele diferensial diimplementasikan sebagai metode

proteksi untuk mendeteksi adanya arus hubung singkat. Rele diferensial

merupakan rele pengaman yang bekerja berdasarkan keseimbangan yang

membandingkan arus-arus sekunder transformator (CT) yang terpasang pada

terminal peralatan atau instalasi listrik yang diamankan. Rele ini akan bekerja

apabila arus yang ditimbulkan besar. Pemilihan dan pemasangan yang sesuai

harus dilakukan agar rele ini bekerja secara optimal (Rakasiwih, 2014). Tujuan

pemasangan rele proteksi pada transformator daya adalah untuk mengamankan

peralatan sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari atau dikurangi

sekecil mungkkin (Bages 2011).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan membahas tentang “Analisis

Kinerja Rele Diferensial pada Gardu Induk Glugur sebagai Proteksi dari

Gangguan Arus Hubung Singkatt Transformator Menggunakan Software ETAP

12.6.0”. Dengan adanya penelitian ini diharapkan transformator dapat beroperasi

2
dengan layak dan maksimal serta jauh dari gangguan-gangguan yang

mengakibatkan kegagalan operasi.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Terjadi gangguan arus hubung singkat pada transformator di Gardu Induk

Glugur.

2. Transformator membutuhkan pengaman dan proteksi yang stabil agar

dapat terhindar dari gangguan.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana performa rele diferensial transformator selama terjadi

gangguan sesuai dengan perhitungan setting rele?

2. Bagaimana perbandingan antara setting rele diferensial berdasarkan hasil

perhitungan teori dengan setting rele menggunakan software ETAP

12.6.0?

1.4. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Analisis dibatasi hanya pada perbandingan relai diferensial berdasarkan

perhitungan teori dengan setting sesuai gardu induk dan sesuai dengan

softare ETAP.

2. Software yang digunakan adalah software ETAP 12.6.0

3
1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah:

1. Mengetahui performa rele diferensial transformator selama terjadi

gangguan sesuai dengan perhitungan setting rele

2. Mengetahui perbandingan performa setting rele berdasarkan perhitungan

teori dengan setting rele Gardu Induk Glugur dengan menggunakan data

pengujian yang disimulasikkan dengan software.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui besar arus hubung singkat yang terjadi di Gardu Induk

Glugur.

2. Bagi pembaca ini dapat menambahkan pengetahuan dibidang kelistrikan

dalam melakukan analisis kinerja rele diferensial sebagai proteksi dari

gangguan arus hubung singkat transformator di Gardu Indu Glugur.

3. Sebagai referensi untu dikembangkkan oleh peneliti selanjutnya dalam

pembahasan mengenai melakukan analisis kinerja rele diferensial sebagai

proteksi dari gangguan arus hubung singkat transformator di Gardu Indu

Glugur.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transformator Daya

Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk

memindahkan daya dari satu atau lebih tegangan ke tegangan yang lain tanpa

mengubah frekuensi. Dilihat dari bentuknya yang paling sederhana transformator

terdiri atas kumparan dan satu induktansi mutual. Kumparan primer adalah yang

menerima daya, sedangkan kumparan sekunder adalah tersambung pada beban.

Kedua kumparan dibelit pada suatu inti yang terdiri atas material magnetik

berlaminasi.

Landasan fisik transformator adalah induktansi mutual(timbal balik) antara

kedua rangkaian yang dibutuhkan oleh suatu fluks magnetik bersama yang

melewati suatu jalur dengan reluktansi rendah. Kedua kumparan memiliki

induktansi manual yang tinggi. Jika suatu kumparan disambungkan pada suatu

titik sumber tegangan bolak-balik, suatu fluks bolak balik terjadi di dalam inti

berlaminasi, yang sebagian besar akkan mengait pada kumparan lainnya, dan

didalamnya akan terinduksi suatu gaya gerak listrik(ggl).

Gambar 2. 1 Transformator Daya

5
2.2. Bagian-bagian Transformator

Transformator mempunyai beberapa bagian yaitu:

1. Inti Besi

Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks yang ditimbulkan oleh

arus listrik yang melalui kumparan, inti besi dibuat darri lempengan-

lempengan besi tipis yang berisolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-

rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.

Gambar 2. 2 Inti Besi


2. Kumparan Transformator

Kumparan trafo adalah bellitan lilitan kawat berisolasi yang membentuk

suatu kumparan atau gulungan, kumparan tersebut terdiri dari kumparan

primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun

terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertina, dan lain-

lain.

6
Gambar 2. 3 Kumparan Transformator
3. Bushing

Bushing merupakan sarana penghubung antar belitan dengan jalur luar,

bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Isolator

berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body main tank

transformator.

Gambar 2. 4 Bushing
4. Pendingin

Suhu pada trafo yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas

tegangan jaringan, rugi-rugi pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan, suhu

17 operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada trafo,

oleh karena itu pendingin yang efektif sangat diperlukan Minyak isolasi trafo

selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai pendingin, pada saat

minyak bersikulasi panas yang berasal dari belitan akan dibawa oleh minyak

sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip-sirip radiator, adapun

proses pendingin ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi

guna meningkatkan efisiensi pendinginan.

7
Gambar 2. 5Pendingin Transformator
5. Oil Preservation And Expansion (Konservator)

Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada trafo, minyak isolasi akan memuai

sehingga volumenya bertambah, sebaliknya saat terjadi penurunan suhu

operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun,

konservator digunakan untuk menampung minyak pada saat trafo mengalami

kenaikan suhu.

Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat

pemuaian dan penyusutan minya, volume udara di dalam konservator pun

akan bertambah dan berkurang, penambahan atau pembuangan udara di dalam

konservator akan berhubungan dengan udara luar agar minyak isolasi trafo

tidak terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar maka udara yang

masuk kedalam konservator akan difilter melalui silica gel sehingga

kandungan uap air dapat diminimalkan untuk menghindari agar minyak trafo

tidak berhubungan langsung dengan udara luar, maka saat ini konservator

dirancang dengan menggunakan breather bag/ rubber bag yaitu sejenis balon

karet yang dipasang di dalam konservator.

8
6. Minyak Isolasi Transformator

Minyak isolasi pada transformator berfungsi sebagai media isolasi,

pendingin dan pelindung belitan dari oksidasi, minyak isolasi trafo merupakan

minyak mineral yang secara umum terbagi menjadi tiga jenis yaitu parafinik,

napthanik dan aromatic. Antara ketiiga jenis minyak tersebut tidak boleh

dilakukan pencampuran karena memiliki sifat fisik maupun kimia yang

berbeda.

7. Tap Changer

Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal yang

dinilai sebagai kualitas tegangan, transformator dituntuk memiliki nilai

tegangan keluaran yang stabil sedangkan besarnya tegangan masukan tidak

selalu sama, dengan mengubah banyaknya belitan pada sisi primer diharapkan

dapat merubah rasio antara belitan primer dan sekunder dengan demikian

tegangan keluaran pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapa pun

tegangan masukan, penyesuaian rasio belitan ini dapat dilakukan pada saat

trafo sedang berbeban atau pada saat trafo tidak berbeban.

Gambar 2. 6 Tap Changer

9
8. Neutral Grounding Resistor(NGR)

Salah satu metode pentanahan adalah dengan menggunakan Neutral

Grounding Resistor yang merupakan sebuah tahanan yang dipasang seri

dengan netral sekunder pada trafo sebelum terhubung ke ground/tanah. Tujuan

dipasangnya tahanan tersebut adalah untuk mengontrol besarnya arus

gangguan yang mengalir dari sisi netral ke tanah.

Gambar 2. 7 NGR (Neutral Grounding Resistance)


2.3. Dasar- Dasar Sistem Proteksi

Secara umum rele proteksi harus bekerja sesuai dengan yang dihharapkan

dengan waktu yang cepat sehingga tidak akan mengakibatkan kerusakan ataupun

kalau suatu peralatan terjadi kerusakan secara dini telah diketahui atau walaupun

terjadi gangguan tidak menimbulkan pemadaman bagi konsumen.

Rele proteksi adalah susunan peralatan yang direnanakan untuk dapat

merasakan atau mengukur adanya gangguan atau mulai merasakan adanya

ketidaknormalan pada peralatan atau bagain sistem tenaga listrik dan secara

otomatis memberi perintah untuk membuka pemutus tenaga untuk memisahkan

peralatan atau bagian darri sistem yang terganggu dan memberi isyarat berupa

10
lampu. Rele proteksi dapat merasakan atau melihat adanya gangguan pada

peralatan yang diamankan dengan mengukur atau membandingkan besaran-

besaran yang diterimanya, misalnya arus, tegangan daya, sudut rase, frekuensi,

impedansi dan sebagainya, dengan besaran yang telah ditentukan, kemudian

mengambil keputusan untuk seketika ataupun dengan perlambatan waktu

membuka pemutus tenaga. Pemutus tenaga umumnya dipasang pada generator,

transformator daya, saluran transmisi saluran distribusi dan sebagainya supaya

dapat dipisahkan sedemikian rupa sehingga sistem lainnya tetap dapat beroperasi

secara normal.

Dari uraian diatas maka proteksi pada sistem tenaga listrik yang berfungsi

untuk:

a) Merasakan, mengatur dan menentukan bagian sistem yang terganggu

serta memisahkan secepatnya sehingga sistem lain yang tidak

terganggu dapat beroperasi secara normal.

b) Mnegurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu.

c) Mnegurangi pengaruh gangguan terhadap bagian sistem yang lain yang

tidak teganggu di dalam sistem tersebut serta mencegah meluasnya

gangguan.

d) Memperkecil bahaya bagi manusia.

2.4. Klasifikasi Rele Proteksi

Rele-rele yang akan digunakan dalam sistem tenaga listrik dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

11
A. Berdasarkan Prinsip Kerjanya

a) Rele Temperature (thermal relay)

Rele jenis ini bekerja karena pengaruh panas arus listrik yaitu

mendeteksi arus dengan pertambahan temperature yang ditimbulkan

arus listrik yaitu arus yang melewatinya. Rele ini dapat juga bekerja

karena ketidakseimbangan arus yang menyebabkan kenaikan

temperatur akibat komponen urutan negatif. Rela jenis ini sering

dipakai untuk proteksi terhadap keadaan arus lebih yaitu dengan

mendeteksi panas yang terjadi akibat arus lebih tersebut.

b) Rele Elektromagnetik (Elektromagnetic Relay)

Jenis rele ini dapat menggunakan sumber arus bolak-balik atau

sumber arus searah sebagai tenaga penggerak rele.

c) Rele Statis (Static Relay)

Rele jenis statis adalah rele yang bekerja dengan menggunakan

komponen-komponen statis, seperti transistor, diode dan lain-lain guna

mendapatkan karakteristik yang diinginkan.

B.Berdasarkan besaran ukur dan fungsinya

a) Rele-rele akan bekerja bila besaran ukurnya turun sampai harga

tertentu. Rele jenis ini misalnya rele tegangan kurang (under voltage

relay) dan rele frekuensi kurang (under frequensi relay).

b) Rele-rele aan bekerja bila besaran ukurannya melebihi suatu harga

tertentu, misalnya: rele arus lebih (over current relay) dan relay

tegangan lebih (over voltage relay).

12
c) Rele daya adalah jenis rele besaran (diretional relay) yang akan

bekerja bila arah gaya mengalir kesuatu arah tertentu yang tidak

dikehendaki.

d) Rele diferensial yaitu rele yang akan bekerja berdasaran tegangan, arus

atau fasa antar dua atau lebih.

e) Rele jarak yaitu rele yang bekerja berdasarkan pada perbandingan

harga tegangan dan arus. Jadi dapat dikatakan bahwa besaran yang

dideteksi adalah impedansi.

2.5. Prinsip Kerja Rele Proteksi

Rele dapat bekerja apabila mendapatkan sinyal-sinyal input yang melebihi

dan setting rele tersebut. Besaran ukur yang dipakai untuk sinyal input yaitu

berupa arus tegangan impedansi, daya, arah daya, pemanasan pembentukan gas,

frekuensi, gelombang eksplosi dan sebagainya. Rele dikatakan kerja (operasi),

apabila kontak-kontak dari rele tersebut bergerak membuka dan menutup dari

kondisi awalnya.

Apabila rele mendapat satu atau beberapa sinyal input sehingga dicapai

suatu harga pick-up tertentu, maka rele kerja dengan menutup kontak-kontaknya.

Maka rele akan tertutup sehingga tripping coil akan bekerja untuk memutuskan

beban.

13
Gambar 2. 8 Prinsip Kerja Rele Proteksi
Pada keadaan ini sistem tenaga listrik akan terputus karena disebabkan

oleh adanya gangguan.

2.6. Proteksi Transformator

Proteksi transformator pada umumya menggunakan Rele Diferensial dan

Rele Restricted Earth Fault (RFF) sebagai proteksi utama. Sedangkan proteksi

cadangan menggunakan rele arus lebih (OCR) rele gangguan ke tanah Ground

Fault Relay (GFR). Sedangkan Standby Earth Fault (SEF) umumnya hanya

dipergunakan pada transformator dengan belitan Y yang ditanahkan dengan

resistor, dan fungsinya lebih mengamankan NGR. Umumnya skema proteksi

disesuaikan dengan kebutuhan.

Rele pengaman transformator daya harus dapat mendeteksi adanya sumber

gangguan yang berada di dalam maupun di luar transformator yang berada di

daerah pengamannya. Di samping itu terdapat gangguan di luar daerah

pengamanannya bila rele yang terkait tidak berfungsi, salah satu rele pada

transformator harus berfungsi.

14
2.7. Gangguan Pada Transformator Daya

Gangguan yang berpengaruh terhadap kerusakan transformator tidak

hanya karena adanya gangguan di dalam transformator atau di dalam daerah

pengamanan transformator tetapi juga adanya gangguan di luar daerah pengaman.

Justru kerusakan transformator cenderung terjadi karena terlalu seringnya terjadi

gangguan di luar daerah pengaman.

a) Gangguan Di Luar Daerah Pengaman

Gangguan di luar daerah pengaman transformator daya ini sering

terjadi dan dapat merupakan beban lebih, hubungan singkat fasa ke

tanah maupun gangguan antar fasa. Gangguan ini mempunyai

pengaruh terhadap transformator, sehingga transformator harus

dilepaskan/ dipisahkan bila gangguan tersebut terjadi setelah waktu

tertentu untuk memberi kesempatan pengaman daerah yang terganggu

bekerja.

Kondisi beban yang berlanjut dapat di deteksi dengan rele thermal

atau termometer yang memberi sinyal sehingga beban berkurang.

Untuk kondisi gangguan di luar daerahnya misalnya gangguan hubung

singkat pada rel gangguan, hubung singkat disalurkan keluarannya,

maka rele arus lebih dengan perlambatan waktu atau sering digunakan

sebagai pengamannya. Koordinasi yang baik, untuk daerah berikutnya

yang terkait. Pengaman utama ini di rancang sedemikian rupa sehingga

tidak boleh bekerja terhadap gangguan tersebut.

15
b) Gangguan Di Daerah Pengaman

Pengaman utama transformator daya ditunjukan sebagai pengaman

di dalam daerah pengamannya. Gangguan di dalam sangat serius dan

selalu ada resiko terjadinya kebakaran. Gangguan di dalam dapat

terjadi karena diakibatkan :

1. Gangguan satu fasa atau antar fasa pada sisi tegangan tinggi atau

teganggan rendah di terminal luar.

2. Hubungan singkat antar lilitan di sisi tegangan tinggi atau

tegangan rendah.

3. Gangguan tanah pada lilitan tersier, atau hubung singkat antar

belitan di lilitan tersier.

2.8. Rele Diferensial

Rele Diferensial mempunyai bentuk yang bermacam-macam, tergantung

dari peralatan yang diamankan. Sistem proteksi rele diferensial secara universal

dipergunakan untuk proteksi pada generator, transformator daya, busbar dan

saluran transmisi, ke semua sistem proteksi diferensial tersebut berdasarkan pada

prinsip keseimbangan (balance), atau membandingkan arus-arus sekunder

transformator arus yang terpasang pada terminal-terminal peralatan/ instalasi

listrik yang diproteksi.

16
Gambar 2. 9 Rele Differensial
2.8.1. Jenis – Jenis Rele Diferensial

1). Rele Arus Diferensial

Rele arus diferensial menggunakan besaran-besaran arus yang

masuk dan yang keluar dari peralatan yang diamankan untuk

dibandingkan di dalam sirkit diferensial. Setiap perbedaan arus

digunakan untuk menggerakkan rele tersebut dengan demikian

masing-masing fasa dibandingkan.

Gambar 2. 10 Rele Arus Diferensial


2). Rele Persentase Diferensial

Telah diuraikan cara kerja rele arus diferensial, maka untuk rele

persentase diferensial mempunyai ciri kerja yang hampir sama dengan

17
rele arus diferensial, hanya saja rangkaian diferensialnya melalui

kumparan penahan (restraining coil). Arus diferensial yang diperlukan

untuk mengerjakan rele mempunyai besaran yang bervariasi, dengan

perkataan lain dimungkinkan adanya setting rele. Arus diferensial yang

mengalir masuk ke rele sebanding dengan (I1 – I2) dan arus yang

mengalir dalam restrain coil sebanding dengan (I1 + I2) /2 karena

kumparan kerja dihubungkan ditengah kumparan penahan (restraining

coil).

Gambar 2. 11 Rele Persentase Diferensial

Gambar 2. 12 Single Line Rele Diferensial

18
2.8.2. Fungsi Rele Diferensial

Pengaman rele diferensial merupakan alat pengaman utama untuk

mengamankan transformator daya, fungsinya antara lain adalah :

1. Mengamankan transformator dari gangguan hubung singkat yang terjadi

di dalam transformator, antara lain hubung singkat antara kumparan

dengan kumparan atau antara kumparan dengan tangki.

2. Rele diferensial arus membandingkan arus yang melalui daerah

pengamanan.

3. Rele ini harus bekerja kalau terjadi gangguan di daerah pengamanan,

dan tidak boleh bekerja dalam keadaan normal atau gangguan di luar

daerah pengamanan.

4. Rele ini merupakan unit pengamanan dan mempunyai selektifitas

mutlak.

2.8.3 Sifat Pengaman Rele Diferensial

Adapun sifat pengaman pada rele diferensial yaitu sebagai berikut :

1. Sangat selektifdan cepat bekerja(instantaneous), tidak perlu

dikoordinasikan dengan rele lain.

2. Digunakan sebagai rele pengaman utama, tidak dapat digunakan sebagai

pengaman cadangan untuk seksi / daerah berikutnya.

3. Daerah pengamanannya dibatasi oleh pasangan trafo arus, dimana rele

diferensial dipasang.

19
2.8.4 Persyaratan Pada Rele Diferensial

Adapun persyaratan pada rele diferensial yaitu sebagai berikut :

1. Kedua trafo arus yang digunakan harus mempunyai rasio yang sama atau

mempunyai rasio sedemikian rupa, sehingga kedua arus sekundernya

sama.

2. Karakteristik kedua trafo arusnya sama.

3. Polaritas kedua trafo arusnya benar.

2.8.5 Prinsip Kerja Rele Diferensial

Prinsip kerja rele diferensal ini adalah dengan cara membandingkan dua besaran

arus pada sisi primer dan arus pada sisi sekunder pada trasformator arus (CT)

serta arus yang masuk ke rele.

Kerja rele diferensial ini dibantu oleh dua buah trasformator arus (CT)

dimana dalam keadaan normal, trasformator arus yang pertama dan trasformator

yang kedua dibuat suatu ratio sedemikian rupa, sehingga arus pada kedua

trasformator arus tersebut sama besar.

Adapun prinsip kerja rele diferensial ini terjadi dalam tiga keadaan, yaitu

dalam keadaan normal, keadaan gangguan diluar daerah proteksi dan gangguan

didalam daerah proteksi.

1. Rele diferensial pada keadaan normal

Dalam keadaan normal, arus mengalir melalui peralatan / inslatasi

listrik yang diproteksi yaitu transformator daya, dan arus-arus

tranformator arus, yaitu I1 dan I2 bersirkulasi melalui “path” IA. Jika

20
rele diferensial dipasang antara terminal 1 dan terminal 2, maka

dalam kondisi normal tidak akan ada arus yang mengalir melaluinya.

Gambar 2. 13 Rele Diferensial Dalam Keadaan Normal


2. Rele diferensial pada gangguan di luar daerah proteksi

Bila dalam keadaan gangguan diluar dari transformator daya yang

diproteksi (external fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar,

akan tetapi sirkulasi akan tetap sama dengan pada kondisi normal dengan

demikian rele diferensial tidak akan bekerja.

Gambar 2. 14 Gangguan Di Luar Daerah Proteksi


3. Rele diferensial pada gangguan di dalam daerah proteksi

21
Jika gangguan terjadi didalam proteksinya pada transformator

daya yang diproteksi (internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah

satu sisi akan terbalik, menyebabkan “keseimbangan” pada kondisi

normal terganggu, akibatnya arus Id akan mengalir melalui rele

diferensial dari terminal 1 menuju ke terminal 2 maka terjadi selisih

arus didalam rele, selanjutnya rele tersebut akan mengoperasikan CB

untuk memutus.

Gambar 2. 15 Gangguan Di Dalam Daerah Proteksi


2.8.6 Karakteristik Rele Diferensial

Rele diferensial merupakan suatu rele yang karakteristik kerjanya

berdasarkan keseimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder

transformator arus (CT) terpasang pada terminal-terminal peralatan atau instalasi

listrik yang diamankan.

Gambar 2. 16 Karakteristik Rele Diferensial

22
Keterangan : Iop = Arus diferensial

I1 = Arus primer

I2 = Arus sekunder

2.8.7 Pemasangan Rele Diferensial

Di dalam pemasangan rele diferensial pada transformator daya, sering

mengalami kesulitan ketepatan kerja rele, sehingga pada akhirnya rele akan

mengalami salah kerja. Salah kerja pada rele diferensial disebabkan oleh

hubungan transformator daya disisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah

sering berbeda, sehingga terjadi ketidak seimbangan arus pada transformator.

Sehubungan dengan pemasangan rele diferensial ke transformator daya,

maka perlu sekali untuk mengetahui persyaratan rele diferensial tersebut, yaitu:

a)Besar arus-arus yang masuk ke rele harus sama.

b)Fasa-fasa tersebut harus berlawanan.

2.8.8 Setting Kerja Rele Diferensial

Rele diferensial bekerja berdasarkan hukum arus kirchhoff 1 (Kirchhoff

current law 1) yang berbunyi “arus yang masuk pada suatu titik sama dengan arus

yang keluar pada titik tersebut”.

𝐼1 + (−𝐼2) + (−𝐼3) + 𝐼4 + (−𝐼5) = 0 ................................................. (2.4)

𝐼1 + 𝐼4 = 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼5 ................................................................ ….(2.5)

23
𝐼1 = 𝐼2...........................................................................................(2.6)

𝐼𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝐼𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 ......................................................................... .. (2.7)

Untuk menentukan besarnya nilai arus diferensial, arus restrain (penahan),

slope dan arus setting pada rele diferensial menggunakan persamaan sebagai

berikut :

𝐼𝑑 = 𝐼2 − 𝐼1.................................................................................. (2.8)

I 1+ I 2
𝐼𝑟= ........................................................................................................(2.9)
2

Id
𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 = × 100% ................................................................... ………..…(2.10)
Ir

𝐼𝑆𝑒𝑡𝑡𝑖𝑛𝑔 = %𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 × 𝐼 𝑟.............................................................. (2.11)

Dimana :

Id = Arus diferensial

Ir = Arus restrain (penahan)

Isetting = Arus setting pada rele diferensial

Slope = Batas ambang kemampuan kumparan penahan

2.9. Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan yang dijadikan sebagai referensi dalam

penelitian ini adalah penelitian dari Andri Anshori dan Budiyanto Husodo pada

24
tahun 2021 yang berjudul “Analisis Sistem Proteksi Rele Diferensial Pada Tafo

60mva di Gardu Induk Garut Menggunakkan Software ETAP 12.6.0. Berdasarkan

hasil dan pembahasan adanya perbedaan hasil perhitungan dan hasil uji lapangan

dikarenakan ada beberapa faktor seperti tahanan gangguan, hasil uji di lapangan,

serta human error.

Penelitian yang juga dijadikan referensi merupakan penelitian dari Yuznan

Badruzzaman dan Farikha Himawati pada tahun 2014 yang berjudul “Keandalan

Rele Diferential sebagai Pengaman Utama Transformator terhadap Gangguan

Arus Hubung Singkat di GIS Randugarut”. Berdasarkan hasil dan pembahasan

adanya gangguan mengalami kerusakan utama pada belitttan sisi sekunder yang

disebebkan besarnya arus gangguan eksternal sehingga menimbulkan arus hubung

singkat.

Penelitian yang juga dijadikan referensi merupakan penelitian dari

Ferdiansyah, Subhan, dan Nazaruddin pada tahun 2023 yang berjudul “Studi

Penggunaan Rele Diferensial Type P642 Sebagai Proteksi Pada Transformator

Daya 30 mva Gardu Induk Panton Labu Aceh Utara”. Berdasarkan hasil dan

pembahasan didapat bahwa rele diferensial akan bekerja apabila nilai arus

diferensial melebihi arus setting dan sebaliknya.

2.10 Kerangka Berpikir

Transformator menjadi peralan utama dalam penyaluran energi listrik

dengan fungsi mentransformasikan tegangan daru satu nilai kenilai lainnya.

Namun, pertumbuhan beban dan penggunaan transmisi tegangan tinggi

25
membutuhkan spesifikasi khusus dan perlindungan yang stabil untuk

transformator agar dapat beroperasi secara optimal dan terhindar dari gangguan

yang dapat menyebabkan kegagalan operasi.

Salah satu jenis gangguan yang dapat terjadi adalah gangguan arus hubung

singkat, yang dapat mempengaruhi keandalan operasi transformator. Gangguan ini

dapat disebabkan oleh faktor eksternal seperti bencana alam, serta faktor eksternal

seperti kerusakan pada peralatan listrik. Arus hubung singkat terjadi ketika

terdapat kontak langsung atau jarak pendek antara belitan primer dan sekunder

pada transformator, mengakibatkan aliran arus melalui jalur yang tidak

seharusnya.

Untuk melindungi transformator dari gangguan arus hubung singkat,

penggunaan rele diferensial diimplementasikan sebagai siste proteksi. Dengan

demikian trafo pada gardu induk Glugur dapat bekerja dengan normal dan

terhindar dari gangguan yang menyebabkan kegagalan operasi.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan ini dilakuan dengan

pengambilan data langsung di PT. PLN (Persero) UPT Medan Gardu Induk 150

26
Kv Glugur Jalan KL.Yos Sudarso Lor.12 Medan yang sudah dilaksanakan pada

semeste genap Tahun ajaran 2022/ 2023. Waktu pelaksanaan mulai dari

perencanaan judul skripsi hingga penyusunan laporan skripsi.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Adapun alat dan bahan yang digunakan selama pengujian adalah sebagai

berikut:

1. Laptop atau komputer

2. Software Etap 12.6.0

3. Handphone

4. Software Microsoft Office Word

5. Data-data trafo pada gardu induk

6. Data rasio Ct

7. Data Rele Differensial

3.3 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data berupa data relai


Tidak
diferensial, data Trafo, Current Trafo

27
Setting Relay Setting Relay Diferensial
Diferensial Perhitungan Menggunakan Software
Teori ETAP 12.6.0

Analisis Data

Ya
Hasil
Akurat

Selesai

3.4 Teknik dan Prosedur Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini pertama diawali dengan

membuat surat izin penelitian untuk meminta persetujuan izin penelitian dari

Gardu Induk Glugur Medan. Setelah mendapatkan izin penelitian, langkah awal

yang dilakukan adalah mencatat name plate transformator, current transformator,

dan data rele diferensial.

28
Prosedur penelitian yang dilakukan adalah mengolah data yang diambil

secara langsung dengan beberapa tahapan yang disusun secara sistematis. Secara

garis besar tahapan tersebut dapat dilihat pada diagram alir (Gambar 3.1). Dapat

dijelaskan tahapan yang dilakukan pada penelitian ini antara lain:

1. Tahap 1: Mencari tempat berlangsungnya penelitian dan melakukan study

literatur, yang pertama yaitu mempelajari gangguan arus hubung singkat,

cara kerja rele diferensial dan tentang software ETAP.

2. Tahap 2: Mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Data diperoleh langsung dari Gardu Induk Glugur Medan.

3. Tahap 3: Setelah itu jika data yang didapat dikatakan lengkap dan akurat

maka proses dilanjutkan ke tahap perhitungan .

4. Tahap 4: Selanjutnya data yang sudah didapat dijadikan parameter untuk

melakukan beberapa perhitungan untuk mengetahui nilai dari variabel

setting.

5. Tahap 5: Selanjutnya melakukan simulasi menggunakan setting relay

diferensial hasil perhitungan teori dengan menggunakan software ETAP

12.6.0.

6. Tahap 6: setelah dilakukan nya simulasi adalah tahap analisa data. Analisa

dilakukan terhadap simulasi yang digunakan meliputi perbandingan

settiing rele diferensial sesuai perhitungan teori dengan setting rele

diferensial di Gardu Induk Glgur.

7. Tahap 7: Yaitu membuat kesimpulan dimanna berisikan hal-hal yang

diaggap pokok dalam proses penelitian.

29
3.5 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan Microsoft Word sebagai alat bantu untuk

melakukan penulisan juga melalui perhitungan sebagai berikut:

3.5.1 Perhitungan Rasio CT

Perhitungan arus rasio CT yaitu menentukan arus nominal dari sisi

primer dan sisi sekunder terlebih dahulu kemudian menghitung arus rating

yang digunakan untuk penentuan nilai dari rasio CT. Rumus arus nominal

dan arus rating sebagai berikut.(Primawati, E., & Umar, S. T. 2019).

S trafo
I nominal =
√ 3 xV
I rating = 110 x I nominal

Dengan :

I1 nominal = Arus nominal disisi Primer 150KV

I2 nominal = Arus nominal disisi Sekunder 20KV

Strafo = Daya yang disuplai trafo

V = Tegangan pada sisi primer dan sekunder

3.5.2 Perhitungan error mismatch

Perhitungan error mismatch bisa ditentukan dengan membandingkan

arus rasio CT Ideal dengan CT terpasang. Dengan pertimbangan tidak

melebihi dari 5% dari besar rasio CT yang dipilih (oxiandra,2016).

Perhitungan error mismatch memiliki rumus sebagai berikut;

30
v2
CT ideal=CT 1 atau CT 2 x
v1

rasio ct Ideal
error missmatch= %
rasio ct terpasang

Dimana :

CT ideal = Trafo arus ideal

CT terpasangan = Trafo arus beban terpasang

V1 dan V2 = Tegangan primer dan sekunder

3.5.3 Perhitungan Arus Sekunder CT

Arus Sekunder CT merupakan arus keluaran dari trafo arus. Dalam

perhitungan arus sekunder CT dengan perbandingan rasio CT pun

dikaitkan dengan arus nominal (In). perhitungan Arus sekunder CT

1
memiliki rumus sebagai berikut; Isekunder= x Inominal
rasio ct

3.5.4 Perhitungan Arus Rele Deferensial

Arus rele deferensial merupakan hasil pengurangan dari arus

sekunder CT pada sisi primer dan pada isis sekunder. Perhitungan arus rele

deferensial memeliki rumus sebagai berikut :

Ideferensial=I 2−i 1

Dimana :

I deferensial = Arus Deferensial (A)

I2 = Arus sekunder CT2 pada sisi sekunder 20KV

I1 = Arus sekunder CT1 pada sisi primer 150KV

31
3.5.5 Perhitungan Arus Setting Rele Deferensial

Perhitungan arus setting rele defferensial merupakan hasil dari nilai

presentase slope 1 di kalikan dengan arus panahan dengan rumus sebagai

berikut:

isetting=%slope x Ir

Dimana :

iset = Arus setting (A)

%Slope = setting kecuraman (%)

ir = Arus Penahan (A)

3.5.6 Perhitungan Arus Panahan

Perhitungan arus panahan merupakan mengambil dari setengah

jumlah dari jumlah arus sekunder CT pada sisi tegangan primer 150KV

dan sisi tegangan sekunder 20KV yang memiliki rumus sebagai berikut;

I 1+ I 2
Irestr aint=
2

Dimana ;

Ir = Arus panahan

I1 = Atus sekunder CT1

I2 = Arus sekunder CT2

3.5.7 Perhitungan Presentase Slope

Presentase slope merupakan pembagian nilai arus differensial

dengan nilai arus restrain dan menghasilkan presentase slope, pada slope 1

32
dan slope 2. Perhitungan presentase slope memiliki rumus sebagai

berikut ;

idef
slope1= x 100 %
irestrain

idef
slope 2=( x 2)x 100 %
irestrain

Dimana :

Slope 1 = Arus kecuraman 1

Slope 2 = Arus kecuraman 2

Id = Arus defferensial

Ir = Arus panahan

1. Tahap Pengujian

Tahap pengujian merupakan tahap inti pada penelitian ini. Pada tahap ini

akan diperoleh data-data kemudian melakukan simulasi system proteksi rele

deferensial pada trafo di Gardu Induk menggunakan software Etap. Software

ETAP (Electrical Transien Analyzer Program) adalah sebuah perangkat yang

dapat menganalisis banyak hal diantaranya short circuit. Etap mampu digunakan

secara offline maupun online.

33
DAFTAR PUSTAKA

Arfianda. "Analisa Penggunaan Rele Diferensial sebagai Proteksi Pada

Transformator Daya Gardu Induk Paya Pasir (PT. PLN Persero)".

(Doctoral dissertation) 2019.

Primawati, and Umar S T. ""Analisa Pengaturan Proteksi Rele Diferensial Pada

Trafo III 60 MVA di Gardu Induk Banyudono 150KV/22KV"."

(Universitas Muhammadiyah Surakarta) 2019.

Elvy Sahnur Nasution, Faisal Irsan Pasaribu, Yusniati, Muhammad Arfianda. Rele

Diferensial Sebagai Proteksi Pada Transformator Daya Pada Gardu Induk,

179 – 186.

34
Wahyu Hendra Prasetya, Misbahul Munir, N. P. U. Putra, Nasyith, H. Rohiem,

and I. Masfufiah, “Analisa Koordinasi ProteksiOver Current Relay Pada

Gardu Induk Bangil,” Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Terapan, vol. 10, no. 2, pp. 1–15, 2018.

Subari, A., Kusumastuti, D. H., & Yuniarto. (2015).Setting Relay Differensial

Pada Gardu IndukKaliwungu Guna Menghindari KegagalanProteksi.

Transmisi, 3.

Elvy Sahnur Nasution, Faisal Irsan Pasaribu,Yusniati, Muhammad Arfianda. Rele

DiferensialSebagai Proteksi Pada Transformator DayaPada Gardu Induk,

179 – 186.

Wijanarko, Danang. (2018). Analisa Penggunaan Rele DifferensialSebagai

Proteksi Pada Transformator 60 MVA Di Gardu Induk Palur.UMS.

Surakarta.

Endi Sopyandi., El Bages. (2011) Norria, Fitriani. (2017). Analisispenggunaan

rele diferensial sebagai proteksi pada transformator daya 16mva di gardu

induk jajar, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

35

Anda mungkin juga menyukai