ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“The best pleasure in life is doing what people say you cannot do”
Persembahan :
Kepada Ayah, Mama dan Kakak yang selalu memberikan kasih sayang,
Kepada Bapak Ir. Choirul Rizal, M.T. selaku dosen pembimbing I dan
Teman-teman seperjuangan.
iv
ABSTRAK
Gardu induk Muaradua terdapat 3 penyulang yakni jerman, spanyol dan belanda di
mana di daerah tersebut masih rawan terjadinya gangguan hubung singkat yang
disebabkan oleh ranting pohon maupun adanya pohon yang tumbang serta hewan,
karena lokasinya yang masih banyak daerah perhutanan maka sistem Proteksi
jaringan sangat diperlukan di setiap peralatan ketenagalistrikan terutama di PT.
PLN (Persero) ULP Muaradua. Tujuan proteksi selain untuk menjaga keandalan
dan stabilitas system tenaga listrik juga berfungsi untuk mendeteksi adanya
gangguan, mencegah kerusakan peralatan serta Jaringan, pengaman terhadap
manusia dan meminimalisir daerah padam dan lamanya waktu padam bila terjadi
gangguan. Salah satu bentuk gangguan yang dapat terjadi pada sistem tenaga
listrik adalah hubung singkat (short circuit), yang menyebabkan lonjakan arus
yang disebut arus hubung singkat. Bentuk gangguan arus hubung singkat tersebut
yaitu gangguan tiga fase, dua fase, dua fase ke tanah maupun gangguan fase ke
tanah. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melakukan simulasi sistem proteksi
yang ada di PT. PLN (Persero) ULP Muaradua pada saat terjadinya gangguan dan
membandingkan setting Relay Over Current (OCR) dan Grounding Fault Relay
(GFR) yang ada pada penyulang dengan hasil perhitungan dengan menggunakan
rumus standard. Dan dari hasil pembahasan diketahui bahwa besarnya arus
gangguan hubung singkat dipengaruhi oleh jarak titik gangguan, semakin jauh
jarak titik gangguan maka semakin kecil arus gangguan hubung singkatnya dan
sebaliknya. Selain itu dapat dilihat bahwa arus gangguan hubung singkat terbesar
adalah arus gangguan hubung singkat 3 fasa, apabila ditinjau dari gangguan
terhadap fasa. Berdasarkan hukum ohm yang menyatakan besar arus listrik yang
mengalir pada sebuah penghantar sebanding dengan beda potensial (tegangan) dan
berbanding terbalik dengan hambatan.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat petunjuk
serta rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis
Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
Palembang.
Universitas Palembang.
3. Bapak Dian Eka Putra, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
7. Kepada Ayah, Mama, dan Kakak yang selalu memberikan kasih sayang,
vi
9. Teman-teman dan seluruh pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan
skripsi ini.
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat diharapkan.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini
vii
DAFTAR ISI
Daftar Halaman
viii
METODE PENELITIAN .....................................................................................21
3. 1 UMUM .................................................................................................... 21
3. 2 Tempat Penelitian .................................................................................... 21
3. 3 Waktu Pelaksanaan Penelitian .................................................................21
3. 4 Teknik Pengambilan Data ........................................................................21
3. 5 Waktu Pelaksanaan Penelitian .................................................................22
3. 6 Teknik Pengambilan Data ........................................................................22
3. 7 Langkah - langkah Menggunakan Software ETAP ................................. 23
BAB IV ...................................................................................................................35
ANALISA DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 35
4. 1 Data Penelitian PT. PLN (Persero) ULP Muaradua ................................ 35
4. 2 Simulasi Pengujian Gangguan Menggunakan ETAP .............................. 37
4. 3 Perhitungan Impedansi Jaringan ..............................................................43
4. 4 Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat .........................................47
4. 5 Penyetelan Relay Arus Lebih dan Relay Gangguan Tanah .....................56
4. 6 Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Data di Lapangan ...................59
BAB V .................................................................................................................... 64
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................64
5. 1 Kesimpulan .............................................................................................. 64
5. 2 Saran ........................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................66
LAMPIRAN .......................................................................................................... 67
ix
DAFTAR GAMBAR
Daftar Halaman
x
Gambar 4. 7 Setting Relay OCR dan GFR Pada Incoming Penyulang Spanyol ....41
Gambar 4. 8 Kurva Arus Waktu Proteksi Yang Bekerja Pada Pengujian Sistem
Recloser Gunung Cahya ..................................................................42
Gambar 4. 9 Penyulang Spanyol ............................................................................ 48
Gambar 4. 10 Kurva Arus Gangguan Hubung Singkat .......................................... 55
xi
DAFTAR TABEL
Daftar Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
PT. PLN (Persero) ULP Muaradua merupakan sebuah unit kerja PT. PLN
(Persero) yang dibentuk dengan tujuan untuk mengelola dan menjalankan bisnis
guna menyediakan energi listrik bagi masyarakat sekitar. Dalam proses penyaluran
energi listrik, PT. PLN (Persero) ULP Muaradua mendapatkan supply utamanya
dari Gardu Induk (GI) Muaradua dengan daya 1 x 60 MVA, Pembangkit Listrik
Tenaga Micro Hidro (PLTMH) Niagara daya 2 x 850 KW dan PLTMH Ulu Danau
1 x 200 KW, serta di backup oleh Gardu Induk (GI) Martapura 1 x 30 MVA,
Gardu Induk Liwa 1 x 30 MVA, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Proteksi oleh 2 Recloser, 2 Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB) dan 5 Gardu
Gangguan yang berbahaya dan umum terjadi pada suatu sistem tenaga
menyebabkan lonjakan arus yang melalui suatu sistem dan peralatannya. Bentuk
gangguan arus hubung singkat tersebut mencakup antar fase (3 fasa atau 2 fasa)
atau gangguan hubung singkat fase ke tanah (2 fasa atau 1 fasa ke tanah), jika
1
2
konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu
dalam suatu sistem tenaga listrik, sangat perlu diperhitungkan kondisi gangguan
yang mungkin akan terjadi pada suatu sistem tenaga listrik melalui analisis
gangguan. Dalam sistem tenaga listrik, yang perlu diketahui dalam analisis adalah
Analisis aliran daya, Analisis hubung singkat, Analisis stabilitas sistem. Adanya
gangguan pada sistem distribusi tenaga listrik dapat menyebabkan kerusakan pada
peralatan penting pada sistem tenaga listrik, yaitu trafo, penghantar jaringan,
Pada sistem distribusi sering terjadi kesalahan kerja relay antar Pemutus
Tenaga (PMT) 1 dan PMT 2 pada penyulang yang kebanyakan disebabkan oleh
gangguan hubung singkat. Oleh karena itu untuk keamanan sistem distribusi perlu
mendapatkan suatu nilai setting relay yang tepat (sensitif dan selektif). Jika
penyetelan over current relay (OCR) dan ground fault relay (GFR) yang berada di
Pada kesempatan ini penulis akan menyusun Tugas Akhir yang berjudul
Muaradua”
3
1. 2 Rumusan Masalah
dari penelitian tersebut yaitu mengetahui setelan proteksi, menghitung besaran arus
hubung singkat dan menganalisis settingan OCR dan GFR pada jaringan tegangan
1. 3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui urutan kerja relay, setelan waktu dan besaran arus setting
ULP Muaradua.
dilapangan.
1. 4 Manfaat Penelitian
1. 5 Batasan Masalah
menengah (JTM), gangguan fasa ke tanah, dan setting relay menggunakan aplikasi
Muaradua.
1. 6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
penulisan skripsi.
Pada BAB ini akan dibahas kerangka dasar dari tahap penyelesaian skripsi
ini mengenai subjek dan objek penelitian, sumber data, analisis data, dan
Menguraikan kesimpulan dan saran dari penulis yang berisi manfaat serta
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 ETAP
jenis program aplikasi untuk menghitung parameter sistem tenaga listrik dengan
keadaan offline untuk simulasi tenaga listrik, online untuk pengelolaan data
real-time atau digunakan untuk mengendalikan system secara real time. Fitur yang
distribusi tenaga listrik. ETAP juga bisa memberikan warning terhadap bus – bus
yang under voltage dan over voltage sehingga pengguna bisa mengetahui bus
6
7
untuk menjadi system monitor manajemen energy secara real time, simulasi,
dalam bentuk diagram satu garis (single line diagram) dan jalur system pentanahan
masing-masing elemen rangkaian yang dapat di edit langsung dari diagram satu
garis dan atau jalur system pentanahan. Untuk kemudahan hasil perhitungan
2. 2 Program ETAP
dengan diagram satu garis (single line diagram), diantaranya menganalisis load
flow, short circuit, harmonic, maupun pengaman pada motor. Software ini
dirancang dengan tiga konsep utama. Yaitu: virtual reality operation, total
mengubah status operasi suatu motor dan untuk kondisi de-energized pada
suatu elemen dan sub-elemen sistem ditunjukkan pada gambar single line
Basis data yang sama. Misalnya, kabel tidak hanya berisi data yang
mewakili sifat listrik dan dimensi fisiknya, tetapi juga informasi yang
kabel dapat digunakan untuk aliran beban atau analisis hubung singkat
listrik yang digunakan. Editor data dapat mempercepat proses entri data
ada pada program ini telah di masukkan sesuai dengan data-data yang ada
yang dikerjakan oleh PLN (tinggal meneruskan). Analisis tenaga listrik yang dapat
dilakukan dengan menggunakan ETAP yaitu Load Flow Analysis, Short Circuit
pada tiap-tiap cabang, aliran arus pada system tenaga listrik dan aliran daya yang
mengalir pada system tenaga listrik. Metode perhitungan aliran daya pada software
ETAP ada tiga yaitu, Newton Raphson, Fast Decouple dan Gauss Seidel.
hubung singkat tiga fasa, satu fasa ke tanah, antar fasa dan dua fasa ke tanah pada
system tenaga listrik. Program Short Circuit Analysis ETAP Power Station
menghitung arus total hubung singkat yang terjadi pada ETAP Power Station
menggunakan standar ANSI/IEEE (seri C37) dan IEC (IEC 909 dan lainnya)
dalam menganalisis gangguan hubung singkat yang bias dipilih sesuai dengan
keperluan. Untuk memulai Short Circuit Analysis maka single line diagram
pasok dari Gardu Induk (GI) atau Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU),
singkat sering terjadi pada jaringan 20 kV, antar fasa (3 fasa atau 2 fasa) atau
gangguan hubung singkat fasa ke tanah (2 fasa atau 1 fasa ke tanah), jika
(6) Distance Relay Zone III : Pengaman Cadangan Jauh Trafo di B sampai dengan
ke Bus C.
(8) Over Current Relay Trafo sisi 150 kV : Pengaman Cadangan Lokal Trafo
(9) Over Current Relay Trafo sisi 20 kV : Pengaman Utama Bus C, Pengaman
akibat terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.
kepada konsumen.
Pada sistem proteksi tenaga listrik, ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi demi mengamankan peralatan-peralatan listrik yang ada. Untuk itu ada
12
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu sistem proteksi, seperti
berikut ini :
1. Keterandalan (Reliability)
Pada kondisi normal (tidak ada gangguan) relay tidak bekerja. Jika
terjadi gangguan maka relay tidak boleh gagal bekerja dalam mengatasi
artinya relay yang seharusnya tidak bekerja, tetapi bekerja. Hal ini
2. Selektivitas (Selectivity)
Bagian yang tidak terganggu jangan sampai dilepas dan masih jika terjadi
3. Sensitivitas (Sensitivity)
mudah diatasi pada awal kejadian. Hal ini memberi keuntungan dimana
4. Kecepatan Kerja
(kurang dari 10 ms). Di samping itu, waktu kerja relay tidak boleh
yang besar atau luas, kecepatan kerja relay pengaman mutlak diperlukan
karena untuk menjaga kestabilan sistem agar tidak terganggu. Hal ini
untuk mencegah relay salah kerja karena transient akibat surja petir.
5. Ekonomis
adalah masalah harga atau biaya. Relay tidak akan di aplikasikan dalam
Analisis hubung singkat (yang mungkin terjadi pada setiap titik di dalam
sistem) yang dipelajari terutama adalah besarnya kontribusi arus gangguan hubung
14
tegangan pada setiap Node. Besar arus dan atau tegangan hasil analisis inilah yang
gangguan hubung singkat itu benar benar terjadi di dalam sistem, peralatan
proteksi dapat bekerja mengamankan bagian sistem yang terganggu sesuai yang
1) Gangguan 3 fasa.
salah satu kawat fasa yang letaknya paling atas pada transmisi/ distribusi dengan
Kemungkinan lain adalah akibat pohon yang cukup tinggi berayun sewaktu tertiup
angin kencang sehingga menyentuh ketiga kawat fasa transmisi atau distribusi.
kawat fasa tengah pada transmisi/ distribusi dengan konfigurasi tersusun vertikal.
sekaligus dua fasa. Gangguan seperti ini biasanya menjadi gangguan dua fasa ke
tanah. Atau bisa juga akibat back flash over antara tiang dan dua kawat fasa
sekaligus sewaktu tiang transmisi/ distribusi yang mempunyai tahanan kaki tiang
flash over antara tiang ke salah satu kawat fasa transmisi/ distribusi sesaat setelah
tiang tersambar petir yang besar, walaupun tahanan kaki tiangnya cukup rendah.
Bisa juga gangguan satu fasa ke tanah terjadi sewaktu salah satu kawat fasa
1) Gangguan 3 fasa
Telah dikenal baik oleh para engineer dalam analisa hubung singkat
seperti yang digunakan pada rumus satu fasa yang pada dasarnya adalah :
I f3 FASA = besar arus yang mengalir pada setiap fasa sewaktu terjadi gangguan
E FASA = besar tegangan tiap fasa terhadap netral sistem (dalam volt).
2) Gangguan 2 fasa
Bila pada sistem tiga fasa, dua fasanya dibebani suatu impedansi Z
lain sehingga membentuk sambungan beban dua fasa seperti pada gambar
dengan sumber tegangan fasa A-B yang besarnya EAB = 3 * EA. Kalau
3) Gangguan 1 fasa
Bila dalam sistem 3 fasa, salah satu fasanya (fasa A) dibebani oleh
tegangan fasa (A) yang dibebani tersebut. Pertama kali arus yang
urutan tegangan fasa (A) yang dibebani tersebut, seperti yang dijelaskan
dengan cepat oleh sistem perlindungannya, diperlukan sistem operasi yang cepat
dan benar. Suatu sistem proteksi/pengaman terdiri dari komponen alat-alat utama
meliputi:
1) Pemutus Tenaga
2) Transformator Arus
3) Transformator Tegangan
4) Pemisah
5) Arrester
yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi
normal serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan
memutus arus beban dalam spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan
sendiri.
rangkaian dengan menggunakan transformator arus maka arus beban yang besar
dapat diukur hanya dengan menggunakan alat ukur yang tidak terlalu besar.
Trafo tegangan (PT) atau yang dapat disebut juga dengan Voltage
instrument.
4. Pemisah (PMS)
sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai sakelar pemisah yang dapat memutus
dan menyambung rangkaian dengan arus yang rendah (±5A), biasa dipakai ketika
dilakukan perawatan atau perbaikan. PMS terletak di antara sumber tenaga listrik
5. Arrester
Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian
instalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya
harus di beri lightning arrester. Selain itu, lighting arrester harus berada di depan
setiap transformator dan harus terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal
ini perlu karena pada petir yang merupakan gelombang berjalan menuju ke
METODE PENELITIAN
3. 1 UMUM
Penelitian tugas akhir ini dilakukan di PT. PLN (Persero) Unit Induk
Wilayah (UIW) Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB), Unit Pelaksana
3. 2 Tempat Penelitian
Tempat Penelitian
21
22
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus
Sistem Kelistrikan PT. PLN (Persero) ULP Muaradua, di mana dalam penelitian
yang akan diteliti yaitu analisis system proteksi jaringan Tegangan Menengah
12.6. Data penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari PT. PLN (Persero)
ULP Muaradua, khususnya data yang ada hubungannya dengan penelitian berupa
data berikut :
ULP lain.
cara yaitu :
1. Teknik Wawancara
2. Teknik Observasi
peralatan proteksi apa saja yang ada di PT. PLN (Persero) ULP
Muaradua.
3. Teknik Dokumen
Setelah icon ETAP double klik pada desktop atau klik kiri pada
yang ada di kotak dialog new project di atas. Namun yang paling
utama adalah jangan lupa menulis nama pada kolom Project File
Setelah itu langsung saja klik OK lalu akan masuk ke menu utama
26
Dapat dilihat pada gambar 3.6 setelah muncul layar utama dari ETAP,
berikut :
27
a. ID Generator.
w/o damping).
Mvar control).
d. Rating Tegangan.
B. Data Transformator
a. ID Transformator.
c. Rated MVA.
C. Data Beban
Ada dua jenis beban dalam program ETAP 12.6 yaitu beban
statis (Static load) dan gabungan beban statis dan beban motor
a. ID Beban.
adalah :
a. ID Beban.
D. Data Bus
tegangan bus).
Tampilan data bus pada program ETAP 12.6 seperti pada gambar
di bawah ini :
32
a. ID Circuit Breaker.
Breaking.
F. Data Relay
a. ID Relay.
circuit breaker.
34
pick up, arus pick up dan time dial dari relay yang akan
digunakan.
35
36
Panjang Jumlah
No. Nama Penyulang Beban (A)
(KMS) Gardu
2. Spanyol 95.41 90 72
3. Belanda 122.7 85 88
Rated Daya SC
ID MVAsc Rating X/R
(KV) (MVA) Rating
Trafo GI
150 60 4,156 100 1848 23.7
Muaradua
GI MUARA
REC.GUNUNG CAHYA JOONGWON
DUA
GH SIMPANG SENDER
SIEMENS
JUR.BANDING AGUNG
GH SIMPANG SENDER
SIEMENS
JUR.KOTA BATU
REC/PMCB PEMATANG
KWANGMYUNG
JERING
PMCB/MICOM
PMCB/LBS FI KENALI
P127
tersebut berjalan dengan baik atau tidak, dan hasil dari skripsi ini yang dimana uji
sistem tersebut untuk melihat perkembangan proses ke depannya dari hasil yang di
bekerjanya relay dan mengetahui urutan atau koordinasi relay yang akan bekerja.
39
Pada simulasi ini gangguan antar fasa diletakkan pada BUS 226-3 setelah
recloser Gunung Cahya. Dari simulasi ini dapat kita lihat kondisi awal respon relai
paling pertama aktif adalah recloser Gunung Cahya. Untuk lebih detailnya respon
yang diterima oleh relai saat menerima gangguan dapat dilihat pada kolom report
sequence of operation events. Relay recloser Gunung Cahya trip OC dengan arus
dengan baik yang mana CB recloser Gunung Cahya yang harus mengamankan
pertama kali pada saat terjadi gangguan di daerah terdekatnya, berikut data relay
yang di gunakan :
41
Gambar 4. 6 Setting Relay OCR dan GFR Pada Recloser Gunung Cahya
Gambar 4. 7 Setting Relay OCR dan GFR Pada Incoming Penyulang Spanyol
42
Gambar 4. 8 Kurva Arus Waktu Proteksi Yang Bekerja Pada Pengujian Sistem
Recloser Gunung Cahya
Induk terkoordinasi dengan sangat baik yang di mana pemutus pertama adalah
adalah relay recloser Gunung Cahya pada waktu 2,91s yang di mana relay recloser
43
Gunung Cahya yang menjadi maintenance protection agar gangguan tersebut tidak
memulai perhitungan pada rel daya tegangan primer di gardu induk untuk berbagai
semakin jauh dari gardu induk tersebut. Untuk itu diperlukan pengetahuan
mengenai dasar impedansi urutan rel daya tegangan tinggi atau bisa juga disebut
adalah :
20²
= x 5,41 ohm
150²
= 0.096 ohm
44
negatif dan reaktansi urutan nol dalam ohm, maka perlu dihitung dulu
3. Impedansi Penyulang
dengan jarak 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% panjang penyulang, sebagai
berikut :
0% 0% ( 4,324 + j6,610 ) = 0
0% 0% ( 7,262 + j32,360 ) = 0
= j0,893 + Z1 penyulang
75% dan 100% panjang penyulang , maka Z1eq = Z2eq yang didapat
adalah :
0% j0,893 + 0 = 0 + j0,89
Perhitungan Z0eq :
= j7,97 + 3 x 40 + Z0 penyulang
Untuk lokasi gangguan di 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% panjang
Impedansi Ekivalen
Jarak
% Panjang
(km)
Z1eq & Z2eq (ohm) Z0eq (ohm)
panjang penyulang, yaitu diasumsikan terjadi di 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%
ekivalen mana yang dimasukkan ke dalam rumus dasar tersebut adalah tergantung
dari jenis gangguan hubung singkatnya, dimana gangguan hubung singkat tersebut
V
I =
Z
Vph
I 3fasa =
Z1eq
49
Di mana :
20.000
Vph = Tegangan fasa-netral sistem 20kV =
3
sebagai berikut :
20.000 / 3
I 3fasa =
Z1eq
11.547
I 3fasa =
Z1eq
11.547 11.547
= = 12.930
0%
0 + j0,893 0² + 0,893²
11.547 11.547
= = 4.176
25%
1,081 + j2,545 1,081² + 2,545²
11.547 11.547
= = 2.445
50%
2,162 + j4,198 2,162² + 4,198²
11.547 11.547
= = 1.726
75%
3,243 + j5,850 3,243² + 5,850²
50
11.547 11.547
= = 1.333
100%
4,324 + j7,503 4,324² + 7,503²
V
I =
Z
Vph-ph
I 2fasa =
Z1eq + Z2eq
pada 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% panjang penyulang. Dalam hal
Vph-ph
I 2fasa =
2 x Z1eq
Dimana :
dapat dihitung :
20.000 20.000
= = 11.198
0%
2x(0 + j0,893) 0² + 1,786²
20.000 20.000
= = 3.616
25%
2x(1,081 + j2,545) 2,162² + 5,090²
20.000 20.000
= = 2.117
50%
2x(2,162 + j4,198) 4,324² + 8,396²
20.000 20.000
= = 1.495
75%
2x(3,243 + j5,850) 6,486² + 11.700²
20.000 20.000
= = 1.154
100%
2x(4,324 + j7,503) 8,648² + 15,006²
V
I =
Z
3 x Vph
I 1fasa =
Z0eq + Z1eq + Z2eq
3 x Vph
I 1fasa =
Z0eq + (2 x Z1eq)
3 x 20.000 / 3
I 1fasa =
Z0eq + (2 x Z1eq)
36461,016
I 1fasa =
Z0eq + (2 x Z1eq)
Di mana :
20.000
Vph = Tegangan fasa-netral sistem 20kV =
3
dan 2 fasa, arus gangguan 1 fasa ke tanah juga dihitung untuk lokasi
gangguan yang di asumsikan terjadi pada 0%, 25% , 50% , 75% dan
36461,016
36461,016
36461,016
36461,016
36461,016
2 fasa dan 1 fasa ke tanah), dapat digunakan untuk penyetelan relai arus
semakin jauh jarak titik gangguan maka semakin kecil arus gangguan
Hal ini didasari oleh hukum ohm, di mana bunyi hukum ohm
dengan hambatan.
lebih kecil dari 0,3 detik). Keputusan ini diambil agar relay tidak
sampai trip lagi akibat adanya arus In rush dari trafo-trafo distribusi
Outgoing Spanyol
I beban = 90 A
CT ratio = 400 - 5 A
diambil agar relay tidak sampai trip lagi akibat adanya arus In rush
Jadi didapat :
Outgoing Spanyol
I fault 0,02
-1
I set primer
TMS = x t
0,14
12.930 A 0,02
-1
94,5 A
TMS = x 0,3 s
0,14
TMS = 0,22 s
Outgoing Spanyol
= 0,1 x 239
= 23,9 A
59
1
I set sekunder = I set (primer) x
Ratio CT
1
= 23,9 x
400 / 5
= 0,29 A
Outgoing Spanyol
I fault 0,02
-1
I set primer
TMS = x t
0,14
288 A 0,02
-1
23,9 A
TMS = x 0,3 s
0,14
TMS = 0,12 s
dilapangan untuk seluruh peralatan proteksi pada penyulang yang di supply dari GI
Muaradua.
60
Hasil
GH/ Ratio Arus Data
Penyulang Perhitung
Recloser CT Gangguan Lapangan
an
Kurva IEC NI
I set 42 150
Pemkab
TMS 0,08 0,03
I set 20 15
I set 42 120
I set 84 200
I set 42 135
I set 28,35 90
I set 21 22
perhitungan dengan data yang ada pada lapangan, akan tetapi dapat dilihat
bahwa semua sistem proteksi telah terkoordinasi dengan baik, tidak ada
GFR nya, yang dapat berdampak pada putusnya aliran listrik pada
5. 1 Kesimpulan
gangguan, semakin jauh jarak titik gangguan maka semakin kecil arus
disimpulkan bahwa secara keseluruhan setting OCR dan GFR yang ada
64
65
5. 2 Saran
Saran yang bisa penulis berikan pada tugas akhir ini antara lain :
terpasang (100-5A).
lebih luas.
66
DAFTAR PUSTAKA
TIM PLN PUSDIKLAT : 2009, “Perhitungan Setting Relay Proteksi Gardu Induk”
Jakarta, PT PLN (Persero).
Agung Budhi Udiana, I. D. G., Dyana Arjana, I. G., & Indra Partha, T. G. 2017
“Studi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) Dan Ground
Fault Relay (GFR) Pada Recloser Di Saluran Penyulang Penebel.
Majalah Ilmiah Teknologi Elektro.16(2),37”
https://doi.org/10.24843/mite.2017.v16i02p07
Badaruddin, Budi Wirawan, 2014, “Setting Koordinasi Over Current Relay Pada
Trafo 60 MVA 150/20 kV dan Penyulang 20 kV”, Sinergi, 18 (3) :
134-140.
Affendi, Irfan, 2009. “Analisa Setting Relay Arus Lebih Dan Relay Gangguan
Tanah Pada Penyulang Sadewa di GI Cawang”. Depok. Universitas
Indonesia.
67
LAMPIRAN