DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................................... i
Tahapan ............................................................................................................ 24
1. Pengoperasian-Pemeliharaan-Perawatan ................................................... 24
Hal. : i
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : ii
KETENTUAN PPK TPST
5. Surat Edaran..................................................................................................... 61
6. SNI ..................................................................................................................... 61
2. AMDAL .............................................................................................................. 64
2. Izin dan lisensi yang akan diperoleh oleh Para Pihak ................................ 70
Hal. : iii
KETENTUAN PPK TPST
P. LAIN-LAIN ...................................................................................................................... 78
Hal. : iv
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : v
KETENTUAN PPK TPST
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lokasi TPST 1 di Sub-BWP 1 KIPP IKN ............................................................... 1
Gambar 2 Lokasi WP 1A KIPP KN ........................................................................................ 2
Gambar 3 Neraca Massa Proses Pengolahan Sampah di TPST 1Error! Bookmark not
defined.
Hal. : vi
KETENTUAN PPK TPST
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Timbulan Sampah Berdasarkan Sebaran Populasi ................................................. 8
Tabel 2. Kapasitas TPST ...................................................................................................... 8
Tabel 3. Estimasi Laju Alir dan Penjadwalan Sampah Yang Diolah ke TPST 1 ................... 10
Tabel 4. Emisi Insinerator Sampah Domestik ...................................................................... 14
Tabel 5. Kalor Sampah berdasarkan Jenis Sampah ........................................................... 14
Tabel 6. Kalor Sampah Tercampur dari Beberapa Penilaian ............................................... 14
Tabel 7. Keluaran Produk dan Effluen TPST 1 KIPP IKN .................................................... 15
Tabel 8. Luasan Area berdasarkan Komponen Bangunan ..... Error! Bookmark not defined.
Tabel 9. Uraian Kegiatan Pembangunan TPST IKN ............................................................ 22
Tabel 10 Umur Rencana ..................................................................................................... 54
Tabel 11 Contoh Tabel Konsumsi Listrik ............................................................................. 56
Tabel 12. Baku Mutu .............................................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 13. Kebutuhan Tenaga Ahli .......................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 14. Rencana Manajemen Kegiatan ........................................................................... 73
Tabel 15. Manual dan Rencana Kegiatan Lain .................................................................... 74
Tabel 16. Dokumen Lain ..................................................................................................... 75
Tabel 17. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Peluang ............................................... 2
Hal. : vii
KETENTUAN PPK TPST
A. LATAR BELAKANG
Perencanaan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN di Kecamatan Sepaku,
Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara diarahkan sebagai
kota pusat pemerintahan yang mencerminkan identitas bangsa; mewujudkan
keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan; serta mewujudkan kota yang cerdas,
modern, dan berstandar internasional. Pembangunan ibukota negara terdiri menjadi
beberapa aspek dan kondisi yang perlu dipahami dan diperhatikan, seperti kondisi
geografis, ruang lingkup pekerjaan, dan arahan dokumen Master Plan Bappenas,
Rencana Induk Terintegrasi Infrastruktur Dasar Permukiman KIPP IKN, Rencana Detail
Tata Ruang, dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Sistem pengelolaan sampah di KIPP IKN, memerlukan konsep untuk dapat menopang
berjalannya perencanaan kota yang baik, yang didesain terintegrasi dengan komponen
penunjang lainnya. Rencana Induk Terintegrasi Infrastruktur Dasar Permukiman KIPP
IKN menetapkan Indikator Kinerja Utama atau Key Performance Indicator (KPI) yaitu
pertama, operasional sistem pengelolaan persampahan pada akhir pembangunan pada
tahun 2045, yaitu:
1. Tidak menghasilkan emisi di atas standar yang ditentukan (net zero emission)
2. Sebesar 60% sampah yang ditimbulkan harus di daur ulang
3. Sistem pengelolaan sampah terkoneksi dengan internet dan dapat diakses oleh
penduduk
4. Residu dari pengolahan minimum
5. Terdapat hasil pengolahan sampah berupa energi.
TPST yang dibangun akan digunakan untuk pemenuhan pengolahan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis rumah tangga di sub WP 1A KIPP IKN, yang nantinya akan
dikenal sebagai TPST 1. Letak TPST 1 berada di selatan dari jalan nasional dan
berdekatan dengan Sungai Trunen sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.
Hal. : 1
KETENTUAN PPK TPST
WP 1A
KIPP IKN
TPST 1 akan dibangun pada satu hamparan lokasi yang sama dengan Instalasi
Pengolahan Air Limbah Domestik 1 Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara,
selanjutnya disebut IPALD 1, untuk mencapai integrasi pengolahan sampah dan air
limbah. Berdasarkan rancangan awal TPST 1 terletak di lahan seluas 221.600 m2 (22,16
Ha) untuk mengolah sampah dari Sub-WP 1A KIPP IKN, sebesar 74 ton/hari dan lumpur
dari IPALD 1 sebanyak 15 ton/hari.
C. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan Pembangunan TPST 1 ini akan dilakukan dengan kontrak tahun jamak pada
Tahun Anggaran 2022 - 2024 yang dibiayai dari sumber pendanaan Anggaran Biaya
Pendapatan Belanja Negara (APBN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat melalui DIPA Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I
Provinsi Kalimantan Timur.
Hal. : 2
KETENTUAN PPK TPST
F. LOKASI PEMBANGUNAN
1. Lokasi
1.1. Batas Lokasi
Batas lokasi mengacu pada Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) yang
telah disusun sesuai dengan Ketentuan Kontrak, penggunaan lapangan oleh Penyedia
jasa harus mematuhi:
1. Persyaratan dalam Perizinan Lingkungan yang berlaku; dan
2. Setiap peraturan nasional atau daerah yang berlaku serta peraturan / persyaratan dari
organisasi Pemerintah atau non-Pemerintah yang memiliki yurisdiksi atas wilayah dan
lokasi TPST 1.
Hal. : 3
KETENTUAN PPK TPST
1.5. Pematokan
Sebelum dimulainya konstruksi, Penyedia jasa harus menetapkan batas wilayah
pekerjaan sesuai pematokan lahan berdasarkan hasil Basic Engineering Design (BED).
Selain itu, Penyedia jasa harus mengidentifikasi potensi setiap konflik atau masalah
sebelum dimulainya konstruksi.
Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk menetapkan pekerjaan dari informasi yang
ditunjukkan pada gambar. Bila perlu, Penyedia jasa harus melakukan survei untuk
menemukan/mengembalikan setiap patok batas yang diperlukan untuk pemasangan.
Pada saat penyelesaian konstruksi, Penyedia jasa harus mengembalikan tanda survei
permanen dan patok batas yang mungkin telah terganggu oleh pekerjaannya. Biaya
semua survei yang diperlukan sudah termasuk dalam harga lumsum.
Hal. : 4
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 5
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 6
KETENTUAN PPK TPST
Penyedia jasa diharapkan untuk mengembangkan desain TPST 1 sesuai dengan acuan
dari BED sesuai poin di atas. Dalam pelaksanaan kegiatan rancang bangun, penyedia
jasa diperkenankan untuk mengganti aspek-aspek dalam TPST 1 berupa:
• Tata letak (layout)
• Unit pengolahan dan unit pendukung
• Jumlah modul
Dari uraian butir-butir di atas, penyedia jasa dapat mengusulkan teknologi atau sistem
yang sama atau lebih baik (lebih efisien, lebih efektif, lebih berwawasan lingkungan, lebih
hemat lahan, dan lebih optimal biaya perencanaan-pembangunan-pengoperasian-
pemeliharaan-perawatan), namun dengan wajib tetap mengacu pada aspek-aspek yang
disebutkan dalam ketentuan-ketentuan pada 26 butir yang tercantum dalam point G. Front
End Engineering Design (FEED)/Basic Engineering Design (BED).
Hal. : 7
KETENTUAN PPK TPST
Hankam -
Perhitungan timbulan sampah didasari oleh Peraturan Menteri PU No.3 Tahun 2013 yaitu
0,7 kg/orang/hari yang dihitung pada setiap penahapan yaitu WP 1A.1 dan 1A.2.
Perencanaan timbulan sampah juga dihitung berdasarkan perencanaan pengembangan
kawasan. Timbulan sampah akan mendasari kebutuhan dari sistem pengumpulan,
pengangkutan sampai pengolahan sampah di WP 1A.
Total Sampah 74
Sampah Makanan 21 23
Sampah Pepohonan 10 12
Sampah Lainnya 10 12
Hal. : 8
KETENTUAN PPK TPST
Sampah B3 2 2
Feed Termal 42 -
7,12 / 0,6-3
Lindi -
m3/hari / L/det
Gambar 3 Alur proses dan neraca massa unit pengolahan sampah TPST 1
Alur proses pengolahan sampah di TPST 1 untuk masing-masing unit proses, yaitu
sebagai berikut:
a. Unit Penerimaan
Merupakan unit yang berfungsi untuk menerima sampah yang masuk ke TPST 1
dari daerah pelayanan. Unit ini akan menerima sampah yang telah dilakukan
pemisahan sampah di sumber dengan pembagian:
Hal. : 9
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 10
KETENTUAN PPK TPST
sampah lain-lain, dan sisa makanan yang akan diolah di unit ini. Setiap jenis
sampah akan memiliki jalur tersendiri untuk proses pencacahan.
d. Unit Pereduksi Massa
Unit pereduksi massa berfungsi untuk mereduksi massa dari timbulan sampah.
Terdapat 3 (tiga) jenis sampah yang akan menjadi input di unit pereduksi
massa, yaitu: sampah lain-lain, sampah sisa makanan, dan sampah
pepohonan serta lumpur kering yang berasal dari IPALD 1. Unit pereduksi
massa terdiri dari proses pendahuluan dan proses pembakaran. Sampah sisa
makanan akan melalui proses pendahuluan berupa pemerasan dan
pengeringan, sedangkan sampah lain, sampah pepohonan, dan lumpur kering
hanya akan melalui proses pengeringan. Proses pendahuluan bertujuan untuk
mengurangi kadar air sebelum masuk ke proses pembakaran. Proses
pembakaran dilakukan secara termal menggunakan teknologi insinerator.
e. Unit Penyimpanan
merupakan unit yang berfungsi untuk menampung sampah yang sudah terolah
berdasarkan alur proses pengolahannya sebelum diangkut oleh off-taker. Unit
penyimpanan terdiri dari area penyimpanan untuk sampah B3, sampah daur
ulang, residu pembakaran dari unit pereduksi massa termasuk Bahan Bakar
Jumputan Padat (BBJP) yang merupakan hasil pemerasan dan pengeringan
(jika terdapat off-taker), dan hasil pencacahan sampah pepohonan (jika
terdapat off-taker).
Area penyimpanan untuk sampah B3 diharapkan dapat menyimpan sampah
B3 selama 1 minggu atau sebesar 14 ton (56 m3), sebelum diangkut oleh pihak
ketiga. Area penyimpanan untuk sampah daur ulang diharapkan dapat
menyimpan sampah daur ulang selama 1 minggu atau sebesar 147 ton (588
m3). Area penyimpanan untuk residu pembakaran dari unit pereduksi massa
diharapkan dapat menyimpan fly ash dan bottom ash hasil pembakaran selama
1 minggu atau sebesar 26 ton (104 m3), dengan asumsi efisiensi pembakaran
adalah 90%. Area penyimpanan untuk sampah logam dan sampah kaca yang
tidak dapat di daur ulang selama 1 minggu atau sebesar 35 ton (140 m3).
Hal. : 11
KETENTUAN PPK TPST
dan perselingan batu lempung, batulanau, dan batupasir. Jurus lapisan massa batuan
secara umum adalah N 178° E hingga N 196° E dengan kemiringan lapisan berkisar
antara 21° hingga 27°.
Hal. : 12
KETENTUAN PPK TPST
Gambar 11 Sistem Pengelolaan Sampah dan Air Limbah dalam Sanitasi Terintegrasi
Hal. : 13
KETENTUAN PPK TPST
Penerapan pengolahan termal diharapkan dapat memenuhi minimal baku mutu emisi
sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. 70 Tahun 2016 tentang
Baku Mutu Emisi Usaha dan/atau Kegiatan Pengolahan Sampah secara Termal,
sehingga diperlukan unit Air Pollution Control (APC) yang berstandar internasional.
Nilai kalor dari hasil pembakaran sampah ditentukan dari beberapa referensi, baik untuk
jenis sampah terpilah maupun sampah tercampur.
Hayid B 4.933
Antonopoulus 5.020
Hal. : 14
KETENTUAN PPK TPST
Anugrah SJ 3.677
Rata-rata 4.819
Reduksi sampah dengan konsep WTE diharapkan berupa abu sebesar 7-9% dari total
sampah yang terolah. Hasil termal minimal dapat digunakan sebagai sumber energi untuk
unit pengering dalam waktu pengolahan yaitu 250 kW dari pengolahan termal selama 24
jam. Dibutuhkan unit proses pre-treatment berupa unit pereduksi volume dan pereduksi
massa.
B3 terkemas 2 Ton/hari
Abu (FABA)
Tanpa offtaker 5,7 Ton/hari
Dengan offtaker 3,7 Ton/hari
Residu
5 Ton/hari
(tidak bisa dibakar)
Lindi 4 Ton/hari
Emisi 2 Kg CO2/kWh
Desain TPST juga harus menyediakan sisa ruang yang cukup di lokasi yang berdekatan
dengan masing-masing unit proses utama untuk ekspansi lebih lanjut, penambahan unit,
dan aksesibilitas. Bila terjadi timbulan bau dalam desain usulan dari penyedia jasa, maka
penyedia jasa harus mengumpulkan dan mengolah seluruh timbulan bau yang berasal
dari TPST. Tingkat kebisingan peralatan tidak boleh melebihi rata-rata paparan 8 jam 85
dB(A), memiliki suhu antara 18oC-30oC, dan kelembaban antara 65%-95%.
Hal. : 15
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 16
KETENTUAN PPK TPST
Penyusunan Rencana Teknik Rinci (RTR) Pekerjaan Rancang Bangun TPST 1 KIPP IKN
meliputi dan tidak terbatas pada pengumpulan data dan penyusunan desain untuk
pekerjaan TPST 1. Detil spesifikasi BED TPST 1 KIPP IKN sebagaimana tertera pada
Lampiran 2A, Kriteria Teknis Pendukung Lampiran 3A, Kriteria Pendukung Persiapan
Lampiran 3C, Kriteria Proses TPST Lampiran 3D, dan Kriteria Teknis MEP Lampiran 3E
dapat dijadikan rujukan dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan selama tetap
memenuhi kriteria keluaran yang diprasyaratkan. Dalam penyusunan RTR, penyedia jasa
harus mempertimbangkan semua tahapan pengembangan TPST 1 (tahap 1 dan tahap
selanjutnya) serta interkoneksi sistem yang dibangun pada tiap tahapannya. Selain itu,
penyedia jasa juga harus mempertimbangkan konektivitas antar unit TPST, sistem
pengumpulan dan pengangkutan dengan sistem Supervisory Control And Data
Acquisition (SCADA). Penyedia jasa harus melaksanakan semua pekerjaan sesuai
dengan Ketentuan PPK dan spesifikasi lainnya.
Hal. : 17
KETENTUAN PPK TPST
3) Survei fisik dan situasi lokasi yang diproyeksikan dalam peta skala 1:500 atau
1:1.000 atau skala lain yang memadai
4) Pengukuran kontur, topografi, dan kemiringan/slope tanah setiap perbedaan
elevasi antara 1 m.
5) Penyediaan gambar potongan memanjang dan melintang pada setiap interval
25 m untuk setiap lokasi di TPST 1
6) Peta/layout sarana dan prasarana TPST 1
7) Pengujian kualitas terdiri atas hasil pemisahan, pereduksi volume, pereduksi
massa, air lindi, dan residu pengolahan lainnya.
8) Rona lingkungan awal (RLA) seperti arah angin, kecepatan angin, suhu,
kelembaban, faktor inversi udara, karakteristik tanah, hidrogeologi, dan lain-
lain.
b. Data sekunder
Melakukan pengumpulan data awal dari literatur dan hasil studi terkait
pembangunan TPST 1 seperti:
1) Data timbulan dan jenis sampah
2) Rencana Induk
3) Instalasi fasilitas umum
4) Studi lainnya.
Hal. : 18
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 19
KETENTUAN PPK TPST
Penyedia jasa wajib membuat gambar teknik sesuai dengan skala yang ditentukan
untuk setiap pekerjaan yang dilakukan.
b. Perhitungan Teknik
Penyedia jasa wajib menghitung semua pekerjaan yang telah ditentukan serta
menentukan dan memutuskan tipe, dimensi, dan skala pemecahan teknik yang
diusulkan untuk masing-masing komponen proyek. Perhitungan teknik harus
mengacu pada SNI/ISO/ASTM/AASHTO/JIS atau standar lainnya/peraturan yang
berlaku.
c. Estimasi kebutuhan Biaya/RAB
Dalam penentuan estimasi kebutuhan biaya/RAB, Penyedia jasa harus
menggunakan salah satu atau gabungan beberapa acuan berikut:
1) Harga pasar terkini saat perencanaan berdasarkan survei penawaran harga ke
pihak vendor.
2) Harga satuan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah setempat yang
berlaku
3) Harga referensi pekerjaan sejenis sebelumnya dengan memperhitungkan inflasi
4) Analisa harga satuan pekerjaan mengacu pada Permen PUPR No. 1 Tahun 2022
tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan ketentuan lain yang berlaku.
d. Data dukung volume pekerjaan
Data dukung volume pekerjaan untuk setiap item pekerjaan harus disiapkan dari
perhitungan desain, gambar – gambar dalam format pdf secara rinci.
e. Spesifikasi Teknik
Spesifikasi teknik disusun secara detail untuk spesifikasi teknik rancangan awal.
Spesifikasi teknik menjadi standar pelaksanaan pekerjaan fisik sekaligus acuan
mutu yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa untuk mendapatkan pembayaran
sebagaimana Peraturan Menteri PUPR No. 14 Tahun 2020 Tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia Jasa.
f. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan proyek dan tahapan jadwal pelaksanaan harus disiapkan untuk setiap
komponen pekerjaan. Jadwal pelaksaan harus menjelaskan milestone komponen
pekerjaan Pembangunan TPST.
g. Standar Operasional dan Pemeliharaan
Pelaksana menyusun standar operasional dan pemeliharaan sebagai acuan pengelola
dalam mengoperasikan dan memelihara seluruh fasilitas dan komponen proses yang ada
di TPST 1. Standar Operasional untuk pemeliharaan fasilitas terbangun dilengkapi
dengan dokumen pemeliharaan secara prediktif untuk 5 tahun mendatang untuk masing-
masing komponen khususnya komponen ME yang terbagi dalam tahapan pemeliharaan
baik harian, bulanan serta tahunan serta memungkinkan dilakukan kontrak pemeliharaan
dengan vendor.
3.4. Keluaran Pekerjaan Rencana Teknik Rinci (RTR)
Hal. : 20
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 21
KETENTUAN PPK TPST
No Uraian Pekerjaan
I Persiapan
1.1 SMKK
Hal. : 22
KETENTUAN PPK TPST
No Uraian Pekerjaan
1.5 Pekerjaan persiapan pembangunan dari Sarana Utama dan Sarana Penunjang
1.6 Persiapan dan penyediaan Building Information Modeling (BIM) TPST 1 untuk
pemantauan pelaksanaan konstruksi dan integrasi dengan sistem kota KIPP
II Sarana Utama
3.2 Gapura
3.3 Pagar
3.13 Laboratorium
Hal. : 23
KETENTUAN PPK TPST
No Uraian Pekerjaan
3.17 Landmark
IV Pengoperasian-Pemeliharaan-Perawatan
4.1 Operasional
4.2 Pemeliharaan
Penyedia jasa juga wajib melaksanakan proyek sesuai Milestone Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan. Apabila Penyedia jasa gagal memenuhi Milestone Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan, Pengguna jasa akan menerbitkan surat peringatan dan penyedia jasa wajib
segera membuat recovery plan untuk mengejar ketertinggalan progres proyek.
1. Tahapan Pengoperasian-Pemeliharaan-Perawatan
Tahapan Pengoperasian-Pemeliharaan-Perawatan merupakan bagian dari tanggung
jawab penyedia jasa untuk menjalankan proses pengolahan TPST sesuai dengan yang
direncanakan termasuk garansi performa pengolahan teknologi TPST. Sehingga
penyedia jasa bertanggung jawab atas operasional awal TPST 1 mulai tahap “startup
TPST” hingga hasil olahan memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pada tahap
pendampingan operasional, penyedia jasa wajib memberikan alih teknologi mengenai
tata cara operasional, pemeliharaan, dan troubleshooting TPST 1 kepada lembaga
pengelola sebagaimana ditetapkan oleh Badan Otorita Ibu Kota Nusantara.
Tahapan Pengoperasian-Pemeliharaan-Perawatan dibagi dalam lingkup kegiatan berikut:
a. Penyediaan tenaga ahli dan operator untuk pendampingan operasional dan
pemeliharaan dari kontraktor terhadap pengelola;
b. Penyediaan biaya bahan, material, catu daya listrik, dan air maupun penyediaan
sampah dari wilayah lain untuk memenuhi target kapasitas pengolahan minimum
termal (jika sampah dari KIPP masih terbatas) yang dibutuhkan selama proses
Pengoperasian-Pemeliharaan-Perawatan TPST 1;
c. Penyediaan/pengambilan sampel dan biaya pengujian laboratorium;
d. Penyusunan SOP dan materi pelatihan operator yang sesuai dengan Sistem dan
Desain TPST 1 yang dibangun;
e. Penyajian SOP disusun sesuai panduan pada Peraturan Menteri PU 03/2013.
SOP yang disusun harus dipresentasikan dan disetujui bersama dengan
Konsultan Manajemen Konstruksi, Pengguna Jasa, dan kandidat operator;
f. Materi pelatihan operator disusun berdasarkan SOP, kebutuhan kandidat
operator, serta kebutuhan sertifikasi kandidat operator. Materi pelatihan yang
Hal. : 24
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 25
KETENTUAN PPK TPST
5.3 Penggunaan BIM untuk Kontrol dengan Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Pengguna Jasa
Implementasi BIM dengan terencana ditujukan untuk menjamin kinerja dan kontrol
pekerjaan antara Kontraktor dengan Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pengguna
Jasa. Penggunaan BIM akan membantu setiap pihak untuk mengontrol, memantau, dan
berkoordinasi atas pekerjaan yang dilakukan.
Sehubungan dengan koordinasi tersebut, maka platform BIM yang disusun pasca-kontrak
harus disepakati kontraktor dengan Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pengguna
Jasa. Penyepakatan meliputi piranti lunak (software) platform yang digunakan, serta pola
kerja yang disusun pada rencana eksekusi BIM.
I. KRITERIA TPST 1
1. Kriteria Desain
1.1. Persiapan
Hal. : 26
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 27
KETENTUAN PPK TPST
a. Unit Penerimaan
a.1 Ruang Penerimaan Sampah
1) unit penerimaan dapat berupa pelataran atau bunker yang berfungsi untuk
menerima sampah dan memiliki area yang cukup bagi truk sampah dan alat
berat untuk melakukan manuver, serta mengakomodir area untuk memisahkan
sesuai dengan warna kantong plastiknya;
2) dengan memperhitungkan jadwal pengangkutan, total sampah minimal setiap
hari yang akan diterima adalah sebesar 74 ton atau setara dengan 296 m3;
3) terdapat bidang alir untuk mengalirkan air lindi yang mungkin terbentuk dari
tumpukan sampah, dialirkan menuju bak penampungan sementara yang
didesain dengan kapasitas yang cukup untuk kemudian dialirkan atau dipompa
menuju IPALD 1;
4) terbebas dari percikan air hujan, tersedia penerangan yang memadai;
5) landasan pelataran berupa beton bertulang (K-350) yang mampu dilalui truk
pengangkut sampah (minimal 10 ton) serta alat berat (minimal 5 Ton);
a.2 Ruang Penerimaan Lumpur Kering (Sludge Cake) IPALD
1) Kapasitas unit proses mampu menerima minimal 15 ton/hari lumpur kering
dengan mempertimbangkan pentahapan pembangunan IPALD;
2) Dilengkapi alat penerima hopper, alat pemindah hasil olahan secara mekanis
berupa conveyor belt yang dirancang untuk mampu menghantarkan lumpur
kering dengan aman tidak bertebaran ke sekeliling area pengolahan;
3) Dilengkapi mesin pengering yang dapat mengurangi kadar air menjadi 30-40%.
b. Unit Pemilahan
1) berupa hopper penerima sampah, mesin bag opener, dan conveyor belt untuk
mendukung penyortiran manual, bak penampung hasil pilahan, serta wheel
loader dengan kapasitas minimal dapat memindahkan sampah dari unit
penerimaan menuju unit pemisahan dan forklift dengan kapasitas minimal
dapat memindahkan hasil pengolahan sampah.;
2) minimal terbagi dalam 5 (lima) jalur operasi berdasarkan jenis sampah yang
dilayani, masing-masing (termasuk cadangan) sebagai berikut :
a. sampah bervolume besar (bulky waste) sebanyak 2 lajur conveyor,
b. sampah daur ulang sebanyak 4 lajur conveyor,
c. sampah makanan sebanyak 2 lajur conveyor,
d. sampah lain-lain sebanyak 2 lajur conveyor, dan
e. sampah pepohonan sebanyak 2 lajur conveyor.
3) karakteristik conveyor belt menggunakan energi listrik, memiliki tingkat
kebisingan yang rendah, tahan karat, memiliki fitur pelindung, tahan panas,
tidak mudah sobek, tahan zat asam atau pH rendah;
Hal. : 28
KETENTUAN PPK TPST
4) Lajur conveyor belt yaitu minimal satu di setiap target jenis pemisahan sampah
dan ditambahkan satu lajur beserta kelengkapan unit pemisahannya dengan
fungsi berupa cadangan apabila unit utama dalam pemeliharaan.
c. Unit Pereduksi Volume
1) memiliki conveyor belt dengan karakteristik conveyor belt menggunakan energi
listrik, memiliki tingkat kebisingan yang rendah, tahan karat, memiliki fitur
pelindung, tahan panas, tidak mudah sobek, tahan zat asam atau pH rendah.
Termasuk pekerjaan conveyor belt dari unit pereduksi volume menuju ke unit
pereduksi massa ;
2) berupa mesin pencacahan dengan dimensi dan kerapatan blade disesuaikan
dengan ukuran sampah serta ukuran cacahan yang ideal untuk pengolahan
termal;
3) minimal terbagi dalam 3 (tiga) jalur operasi, masing-masing untuk sampah
makanan, sampah lain-lain, dan sampah pepohonan memisahkan jalur operasi
untuk sampah lain-lain dengan sampah makanan dan sampah pepohonan;
4) dapat mencacah sampah menjadi ukuran maksimal 1-3 inci (2,5-7,5 cm);
5) kapasitas mesin pencacah minimal sebesar 22 ton/hari/mesin, dengan
dilengkapi dengan satu mesin cadangan/backup;
6) karakteristik mesin pencacah: menggunakan energi listrik, memiliki tingkat
kebisingan yang rendah, tahan karat, memiliki fitur pelindung, dan keandalan
blade/pisau yang tinggi;
7) karakteristik conveyor belt: menggunakan energi listrik, memiliki tingkat
kebisingan yang rendah, tahan karat, memiliki fitur pelindung, tahan panas, tidak
mudah sobek, tahan zat asam atau pH rendah.
d. Unit Pereduksi Massa
1) memiliki conveyor belt dengan karakteristik conveyor belt menggunakan
energi listrik, memiliki tingkat kebisingan yang rendah, tahan karat, memiliki
fitur pelindung, tahan panas, tidak mudah sobek, tahan zat asam atau pH
rendah. Termasuk pekerjaan Conveyor belt dari Unit Reduksi Masa, menuju
unit penyimpanan material terpilih dan area penyimpanan umpan bakar termal;
Pemindahan material umpan bahan termal di hanggar fisika dipindahkan
menuju area penerimaaan termal di hanggar termal dengan conveyor belt.
2) disediakan untuk jenis sampah: sampah sisa makanan dan sampah lain-lain;
3) berupa mesin pengeringan dan mesin pemerasan;
4) mesin pemerasan dapat mengurangi kadar air sampah minimal sebesar 20%;
5) mesin pengeringan dapat mengurangi kadar air sampah menjadi 30-40%;
6) Memiliki penampung dan saluran penghubung hasil olahan/tampungan lindi
dari TPST 1 ke IPALD 1;
7) karakteristik mesin pemerasan dan pengering: menggunakan energi listrik,
memiliki tingkat kebisingan yang rendah, tahan karat, memiliki fitur pelindung;
Hal. : 29
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 30
KETENTUAN PPK TPST
c) Dapat beroperasi secara self burning 24 jam per hari, initial burning hanya
dilakukan saat kondisi start-up;
d) Burner bisa digunakan untuk bahan bakar solar, gas, maupun steam;
e) Fuel system (solar atau gas) harus disiapkan dengan persetujuan dari
owner;
f) Temperatur pembakaran harus mencapai 800 – 1200oC sehingga didapat
pembakaran sempurna dan meminimalisir terjadinya pembentukan dioxin
dan furan;
g) Volume ruang bakar dapat menampung serta membakar sampah secara
bertahap pada bagian grating serta dapat menampung udara bakar
minimum selama 2 detik;
h) Proses dalam ruang bakar bertahap dimulai dari pengeringan, pemanasan
hingga self burning;
i) Tekanan ruang bakar dalam keadaan negative pressure dilengkapi water
seal agar tidak terjadi kebocoran udara masuk yang tidak terkontrol;
j) Ruang bakar dilengkapi economizer untuk menurunkan temperatur flue gas
menjadi 280oC;
k) Sampah dapat terbakar secara optimal sehingga terjadi reduksi massa dan
volume sampah. Sampah direduksi secara volume 80-90% dan massa 70-
80%;
l) Sistem pembakaran dilengkapi dengan moving grate yang mengatur sistem
aliran sampah secara otomatis sehingga kecepatan pembakaran dapat
beroperasi pada kondisi optimum;
m) Sistem kontrol minimum yang harus tersedia meliputi namun tidak terbatas
pada: Kontrol Tekanan, Kontrol Temperatur, Laju Alir udara pembakar serta
dilengkapi fungsi Interlock apabila suatu waktu terjadi kegagalan sistem;
n) Menyediakan peep hole untuk memantau kondisi pembakaran pada ruang
bakar.
3) Boiler System
Penyedia jasa harus mendesain dan melakukan konstruksi boiler system
dengan kriteria desain sebagai berikut:
a) Kapasitas Boiler didesain menghasilkan steam 7 Ton Per Jam pada kondisi
limbah optimum;
b) Boiler mampu menghasilkan steam dengan kualitas Middle Pressure Steam
(MPS), tekanan 20 bar dan Temperatur 250oC;
c) Boiler system dilengkapi dengan Deaerator, Upper Drum, Lower Drum,
Superheater dan lain-lainnya termasuk sistem aliran kondensat, blowdown
system dan chemical injection system;
d) Efisiensi boiler minimum 70% (konversi panas pembakaran menjadi panas
steam);
e) Sistem kontrol minimum yang harus tersedia meliputi namun tidak terbatas
pada: Kontrol Tekanan, Kontrol Temperatur, Kontrol Level pada Drum, serta
Kontrol Laju Alir uap dan lainnya;
f) Dilengkapi safety instrumen namun tidak terbatas pada Pressure Safety
Valve (PSV), Alarm, Automatic Shutdown untuk mencegah terjadinya
Hal. : 31
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 32
KETENTUAN PPK TPST
a) Bottom Ash Pond mampu menampung keluaran bottom ash dari unit
pembakaran selama 3-5 hari;
b) Fly Ash Silo mampu menampung keluaran fly ash dari unit APC selama 3-5
hari;
c) Bottom Ash Pond dan Fly Ash Silo didesain agar mudah untuk ditransfer
menuju truk.
e. Unit Penyimpanan
1) Unit penyimpanan dapat berupa pelataran/ruangan sesuai dengan jenis
sampah. Untuk penyimpanan sampah B3 mengikuti standar yang ditetapkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2) Memiliki area penyimpanan untuk beberapa kategori sampah, yaitu: sampah
B3; sampah daur ulang; sampah kaca dan logam yang tidak dapat didaur
ulang; residu pembakaran dari unit pereduksi massa termasuk bahan bakar
jumputan padat; dan hasil pencacahan sampah pepohonan;
3) Unit diharapkan dapat menampung sampah yang telah terolah selama 1
minggu.
f. Unit Pemantauan dan Pengendalian/Automasi SCADA dan Komputer terkoneksi
ICT
1) Sistem kontrol SCADA harus mampu mengintegrasikan seluruh unit proses
dan memantau kriteria yang ditentukan dari input, proses, dan output dengan
memasang Programmable Logic Controllers (PLCs) di seluruh perangkat
pengolah di TPST. Penyediaan komputerisasi peralatan dan terkoneksi digital
diperlukan untuk mendukung sistem satu data dalam Teknologi Informasi
Komunikasi (ICT).
2) Motor Controller
3) Motor Starter
4) Star Delta
5) Adjustable Speed Driver (ASD)
Dari uraian butir-butir di atas, penyedia jasa dapat mengusulkan teknologi atau sistem
yang sama atau lebih baik (lebih efisien, lebih efektif, lebih berwawasan lingkungan, lebih
hemat lahan, dan lebih optimal biaya perencanaan-pembangunan-pengoperasian-
pemeliharaan-perawatan), namun dengan wajib tetap mengacu pada aspek-aspek yang
disebutkan dalam ketentuan-ketentuan pada 26 butir yang tercantum dalam point G. Front
End Engineering Design (FEED)/Basic Engineering Design (BED).
6. Sarana Penunjang
a. Jalan akses
Jalan masuk ke lokasi TPST 1, dan jalan penghubung TPST 1 dan IPALD 1
b. Gapura
Memuat identitas dari TPST 1 dan IPALD 1, serta mempertimbangkan estetika/
arsitektural.
c. Pagar; dan
Hal. : 33
KETENTUAN PPK TPST
1) Mengelilingi TPST 1;
2) Berfungsi mengamankan area TPST 1 dari masuknya hewan dan manusia;
3) Desain pagar mempertimbangkan kondisi lingkungan eksisting;
4) Mempertimbangkan estetika/ arsitektural.
d. Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU)
Memiliki lampu penerangan jalan yang jumlahnya disesuaikan dengan panjang
jalan operasional dengan mempertimbangkan aspek kuat rata-rata penerangan
yang dihasilkan (flux/ lumen); distribusi cahaya penerangan; pemasangan PJU
yang tidak menyilaukan pengguna jalan; warna dan perubahan warna cahaya
lampu; arah pancaran cahaya dan lingkungan sekitar; mampu menyala secara
otomatis pada sekitar pukul 18.00 WITA, dan mati pada pukul 06.00 WITA.
e. Pos Jaga
1) Berupa bangunan untuk pengawasan keamanan TPST 1;
2) Dilengkapi dengan sistem kontrol keamanan.
3) Mempertimbangkan estetika/ arsitektural.
f. Kantor Pengelola
Luas bangun kantor mempertimbangkan jumlah pegawai dan pekerja maupun
kegiatan lainnya yang dilaksanakan pada TPST 1 terutama monitoring
pelaksanaan kegiatan di TPST 1 dan pengumpulan data (ruang kontrol sistem).
g. Sarana ibadah
1) Memiliki area yang dapat dipakai untuk beribadah dengan kapasitas ±50 orang
2) Tersambung dengan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) KIPP maupun
sumber lainnya sesuai dengan ketersediaan dan perijinan yang berlaku
3) Mempertimbangkan estetika/ arsitektural, serta dapat mengakomodir seluruh
petugas dan pengunjung.
a. Jembatan timbang
1) Lokasi jembatan timbang harus dekat dengan kantor/pos jaga dan terletak pada
jalan masuk TPST 1;
2) Jembatan timbang harus dapat menahan beban truk bermuatan sampah
maksimal;
3) Lebar jembatan timbang disesuaikan dengan dimensi kendaraan yang akan
masuk di jembatan timbang;
4) Komputerisasi pencatatan sampah yang masuk.
b. Hanggar parkir alat berat
Minimal dapat mengakomodir jumlah alat berat sesuai perencanaan tahap 1
c. Hanggar parkir kendaraan pengangkut sampah/residu
d. Tempat cuci kendaraan/alat berat
Hal. : 34
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 35
KETENTUAN PPK TPST
1) Sistem drainase harus dirancang untuk kejadian curah hujan periode ulang 1 –
100 tahun, mempertimbangkan kondisi tutupan lahan, dan saluran drainase
terpisah dari pipa pelimpah proses IPALD;
2) Sistem drainase akan mengalir secara gravitasi;
3) Drainase air hujan menggunakan U-ditch (precast) dan dilengkapi plat penutup
drainase.
j. Landmark.
1) Desain dalam bentuk menara yang menampilkan keterpaduan kearifan lokal
dengan budaya bangsa Indonesia;
2) Desain Menara harus mempertimbangkan kemampuan terhadap cuaca
ekstrem;
3) Dilengkapi dengan education center terkait integrasi sanitasi serta sky lounge
(restaurant)
4) Struktur menara dipastikan kuat menahan guncangan dan gempa
5) Berfungsi sebagai cover/penutup cerobong jika pengolahan pada TPST
membutuhkan cerobong asap.
k. Sumur Pantau
1) Dibangun di wilayah hanggar minimal 1 buah;
2) Desain sumur pantau mempertimbangkan kemudahan dalam pengambilan
sampel.
l. Pos Pemantau Kualitas Udara Ambien
1) Berisi panel informasi hasil pengukuran kualitas udara ambien real-time;
2) Tersambung dengan alat pengukur kualitas udara ambien.
m. Buffer Zone/zona hijau
1) Dibuat mengelilingi TPST 1 dan ditempatkan dengan jarak 500 – 1000 m dari
bangunan terluar TPST 1;
2) Jenis tanaman yang digunakan adalah kombinasi antara tanaman tinggi
(kerapatan pohon adalah 2–5 m) dengan tanaman perdu yang mudah tumbuh
dan rimbun.
n. Parkir Pengunjung
1) Luasan bangunan dibangun dengan mempertimbangkan jumlah truk
pengangkutan sampah, lumpur IPAL, truk residu, serta pengunjung TPST 1;
2) Desain area parkir mempertimbangkan kondisi lingkungan eksisting (cuaca,
kecepatan angin, intensitas hujan);
3) Memisahkan parkir pengunjung dengan parkir alat berat termasuk truk
pengangkutan sampah, lumpur IPAL, serta truk residu;
4) Area parkir juga harus bisa difungsikan sebagai safety meeting point apabila
terjadi keadaan darurat.
Dari uraian butir-butir di atas, penyedia jasa dapat mengusulkan teknologi atau sistem
yang sama atau lebih baik (lebih efisien, lebih efektif, lebih berwawasan lingkungan, lebih
hemat lahan, dan lebih optimal biaya perencanaan-pembangunan-pengoperasian-
Hal. : 36
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 37
KETENTUAN PPK TPST
5) Motor Horse-power (name plate HP) rating dipilih sesuai dengan kebutuhan
motor horse-power bila pompa bekerja dengan ukuran impeller maksimum
(full size impeller) agar motor tidak menjadi ‘overloading’.
d. Sistem Sanitasi dan Limbah
1) Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu
merek;
2) Fitting terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa;
3) Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau
COMBINATION WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan clean out;
4) Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm di atas muka banjir alat
sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%;
5) Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
6) Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm
di atas atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain;
7) Dalam pemasangan jaringan perpipaan ini, harus berkoordinasi dengan
pelaksana struktur mengingat adanya penembusan beton lantai maupun
dinding;
8) Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar
pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam
gambar tersebut;
9) Pada setiap floor drain dilengkapi dengan U Trap, untuk mencegah masuknya
gas yang berbau kedalam ruangan;
10) Pada saluran buangan dari setiap unit pengolah, sebelum masuk ke inlet,
sistem perpipaan air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari
bahan stainless steel untuk mencegah penyumbatan di dalam pipa;
11) Pada jalur perpipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang grease trap
serta penempatan clean out di setiap belokan dan pada pipa vertikal utama
(di setiap pintu shaft);
12) Seluruh perpipaan harus tersambung menuju IPALD.
e. Sistem Proteksi Kebakaran
1) Peralatan pemadam kebakaran harus ditempatkan di ruangan dengan
dilengkapi dudukan yang sesuai dengan standar dudukan yang
diprasyaratkan pabrik. Sprinkler pemadam terpasang di seluruh ruangan;
2) Penggantung instalasi perpipaan harus sesuai dengan standar yang berlaku;
3) Dudukan instalasi perpipaan pada area terbuka harus sesuai dengan standar
yang berlaku;
4) Pada tempat-tempat yang menghasilkan gas atau uap yang dapat
menimbulkan korosi, maka setiap jenis pipa, tabung, alat sambung dan
penggantung harus diberi lapisan pelindung;
Hal. : 38
KETENTUAN PPK TPST
5) Pipa air sprinkler yang menghubungkan dua gedung dan dipasang terhadap
udara harus di galvanis atau dilindungi terhadap korosi;
6) Pipa air sprinkler yang menghubungkan dua gedung dan ditanam di dalam
tanah harus dilindungi terhadap korosi sebelum ditanam;
7) Selubung pipa air sprinkler harus dipasang pada semua bagian yang
menembus dinding, lantai, platform dan fondasi;
8) Penggantung, angker, pilar dan sejenis lainnya yang digunakan dan cukup
kuat untuk menahan beban pipa air sprinkler beserta isinya.
f. Sistem Tenaga Listrik
1) Panel listrik seluruh komponen TPST 1 berupa High Voltage Main Distribution
Panel (HVMDP), Transformator, Panel Automatic Control Transfer Switch
(ACTS), Flylo, dan Panel Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP)
ditempatkan di ruangan Power Plant dengan dilengkapi dudukan yang sesuai
dengan standar dudukan yang diprasyaratkan pabrik.
2) Panel listrik seluruh komponen TPST 1 berupa HVMDP, Panel LVMDP
dilengkapi dengan kWh meter digital yang dapat dilakukan pengendalian oleh
Battery Management System (BMS);
3) Panel listrik seluruh komponen TPST 1 berupa LVMDP, Panel ACTS dapat
dilakukan Pengamatan, Pengendalian dan Penjadwalan Oleh BMS;
4) Panel listrik seluruh komponen TPST 1 berupa Sub Distribution Panel (SDP)
per lantai pada setiap bangunan dilengkapi dengan kWh meter digital yang
dapat dilakukan pengamatan dan dikendalikan oleh BMS;
5) Pada panel penerangan di setiap lantai dapat dilakukan pengamatan status
on/off dan dapat dilakukan pengendalian;
6) Panel penerangan luar dilengkapi kWh meter, Indeks Proteksi IP 65 dapat
dilakukan pengamatan dan pengendalian dan penjadwalan. Panel tersebut
diletakan agak tersembunyi, dengan dudukan beton setinggi min 30cm dari
muka tanah dan dilengkapi lubang sebagai media pemasangan sirkuit
instalasi;
7) Ruangan panel listrik seluruh komponen TPST 1 berupa TM, Transformator,
Flywheel panel LVMDP harus dikondisikan ruangannya sesuai rekomendasi
oleh vendor dari produk terpasang di ruangan tersebut;
8) Pemasangan kabel di atas kabel tray harus rapi dan mudah dalam
pemeliharaan, elevasi antara kabel tray dan busway sesuai standar yang
berlaku.
9) Penempatan genset, panel genset, tangki harian sudah dilengkapi dengan
level indikator, intake attenuator dan discard attenuator termasuk peredam
suara ditempatkan sesuai dengan fungsinya.
10) Ruang genset harus dilengkapi dengan battery charger yang berfungsi
dengan baik.
11) Peletakan cerobong asap genset dilengkapi dengan silencer, chimney dan
dikamuflase bentuknya serta ditempatkan pada posisi aman agar hasil
Hal. : 39
KETENTUAN PPK TPST
pembuangan gas buang di area sekitar tidak berbahaya bagi tumbuhan dan
manusia.
12) Penggantung instalasi kabel tray harus kuat dan sesuai dengan standar yang
berlaku.
13) Penempatan transformator harus diberi jarak aman, dilengkapi gutter oil
termasuk bak penampungan oli agar memudahkan dalam pemeliharan pada
saat penggantian oli dan diberi pagar pelindung .
14) Pemasangan busway dan kabel di dalam shaft bangunan harus rapi dan
kokoh termasuk pemasangan penunjuk arah pada busway untuk mengetahui
jalur distribusi listrik.
15) Pemasangan kabel di atas plafon melalui kabel tray, pada bagian antara kabel
tray listrik dengan kabel tray elektronik diberi jarak dan rapi sesuai standar
yang berlaku.
16) Pemasangan kabel instalasi dari kabel tray ke fixtures lampu harus terpasang
dengan rapi dan tidak tumpang tindih dengan kabel elektronik.
17) Pemasangan fixtures di bawah plafon harus mudah dalam pemeliharaan
termasuk fixtures di dinding ruangan.
18) Dalam sistem pengelolaan sampah, yang termasuk dalam lingkup
perencanaan daya listrik adalah sebagai berikut :
a) Perencanaan instalasi sumber daya listrik;
b) Perencanaan trafo, panel dan kubikal;
c) Perencanaan instalasi daya cadangan (back up power, diesel genset);
d) Perencanaan Uninterruptible Power Supply (UPS);
e) Perencanaan jaringan pengkabelan dan kubikal .
Sumber utama daya listrik menggunakan sumber dari PLN dan sumber
cadangan (back-up power) menggunakan Diesel Genset. Sistem distribusi
biasanya menggunakan sistem radial dimana sumber daya PLN Tegangan
Menengah 20 kV diturunkan ke Tegangan Rendah 380V/220V melalui
transformator. Apabila PLN terganggu maka supply daya disediakan genset
diesel sebagai back up power. Khusus untuk peralatan-peralatan penting dan
bekerja secara terus menerus, seperti server komputer, supply daya
disediakan dari UPS yang dapat mensuplai kebutuhan daya listrik sementara.
Kriteria penting yang harus dipenuhi di dalam perencanaan sistem kelistrikan
salah satunya adalah kualitas dan kontinuitas dalam penyediaan daya
listriknya. Penjelasan mengenai kriteria perencanaan untuk sistem daya listrik
dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:
a) Keandalan Sistem
Tata cara pengoperasian pelayanan menghendaki keandalan yang tinggi
dalam penyediaan daya listrik, aman dari kegagalan dan sesedikit mungkin
gangguan terhadap sistem secara keseluruhan;
b) Kemudahan dalam Operasional dan Pemeliharaan
Hal. : 40
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 41
KETENTUAN PPK TPST
h. Sistem Penerangan
Hal. : 42
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 43
KETENTUAN PPK TPST
Dari uraian butir-butir di atas, penyedia jasa dapat mengusulkan teknologi atau sistem
yang sama atau lebih baik (lebih efisien, lebih efektif, lebih berwawasan lingkungan, lebih
hemat lahan, dan lebih optimal biaya perencanaan-pembangunan-pengoperasian-
pemeliharaan-perawatan), namun dengan wajib tetap mengacu pada aspek-aspek yang
disebutkan dalam ketentuan-ketentuan pada 26 butir yang tercantum dalam point G. Front
End Engineering Design (FEED)/Basic Engineering Design (BED).
Penerimaan Keluaran:
1) Beton yang dikerjakan sesuai SNI 2847-2019 tentang Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung, dengan kekuatan cor beton
minimum/mutu beton K-350;
2) Ketentuan minimum beton bertulang kedap air harus sesuai dengan SNI 03-
2914-1992 tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air;
3) Air lindi yang mungkin terkumpul bisa mengalir ke sisi drainase;
4) Unit penerimaan mampu menampung 74 ton sampah dan maneuver alat berat
dan truk sampah;
5) Bag opener yang dipasang memiliki spesifikasi yang tahan terhadap karat,
dapat membuka plastik yang digunakan sebagai wadah sampah;
6) Hopper yang dipasang memiliki spesifikasi tahan terhadap karat atau
terbuat/dilapisi stainless steel, memiliki pelindung, memiliki bukaan yang dapat
menampung sampah yang masuk, serta tidak memiliki ujung yang tajam;
7) Conveyor belt yang dipasang memiliki ketahanan terhadap karat dan zat asam
atau pH rendah, tahan panas, dan tidak mudah sobek;
Hal. : 44
KETENTUAN PPK TPST
8) Bag opener, hopper, dan conveyor belt terpasang dan berfungsi dengan baik
menyesuaikan timbulan sampah yang masuk ke TPST;
9) Masing-masing bag opener, hopper, dan conveyor belt memiliki line cadangan.
Penerimaan Keluaran:
1) Beton yang dikerjakan sesuai SNI 2847-2019 tentang Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung, dengan kekuatan cor beton
minimum/mutu beton K-350;
2) Ketentuan minimum beton bertulang kedap air harus sesuai dengan SNI 03-
2914-1992 tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air;
3) Unit pemisahan mampu menampung mesin bag opener, hopper dan conveyor
belt, bak penampung hasil pemilahan, mini dozer atau forklift.
Hal. : 45
KETENTUAN PPK TPST
Penerimaan Keluaran:
1) Beton yang dikerjakan sesuai SNI 2847-2019 tentang Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung, dengan kekuatan cor beton
minimum/mutu beton K-350;
2) Ketentuan minimum beton bertulang kedap air harus sesuai dengan SNI 03-
2914-1992 tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air;
3) Unit pereduksi volume mampu menampung mesin conveyor belt dan mesin
pencacah;
4) Mesin pencacah yang dipasang memiliki spesifikasi untuk mengubah ukuran
sampah menjadi 1-3 inci (2,5-7,5 cm) dan memiliki keandalan pisau yang tinggi
serta tingkat kebisingan yang rendah;
5) Mesin pencacah yang dipasang mampu untuk mencacah sampah makanan,
sampah lain-lain (residu), dan sampah pepohonan;
6) Masing-masing mesin pencacah memiliki conveyor belt yang digunakan untuk
menyalurkan sampah ke unit lainnya.
d. Unit Pereduksi Massa
Kriteria Pengujian:
1) Pengujian beton bertulang sesuai dengan standar SNI 2847-2019 tentang
Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung;
2) Pengujian kebocoran bangunan sesuai SNI 03-2914-1992 tentang Spesifikasi
Beton Bertulang Kedap Air;
3) Daya tampung terhadap mesin pendukung conveyor belt, mesin pengeringan,
mesin pemerasan dan mesin pembakaran (sub unit termal);
4) Pengecekan kapasitas kolam penampung air lindi dan air limbah serta
pengujian aliran saluran penghubung hasil tampungan air lindi dan air limbah
dari TPST ke IPALD;
5) Mesin pengering yang dipasang sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan;
6) Pengujian fungsi mesin pengering;
7) Mesin pemeras yang dipasang sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan;
8) Pengujian fungsi mesin pemeras.
Penerimaan Keluaran:
Hal. : 46
KETENTUAN PPK TPST
Ruang Pembakar
1) Sistem Pengumpan Sampah (Waste Feeding System)
Kriteria pengujian antara lain:
a) Sistem pengumpan sampah dipasang sesuai dengan kriteria desain yang
dipersyaratkan;
b) Pengujian pengumpan sampah secara mekanis (minimum operasional
secara manual).
Penerimaan Keluaran sebagai berikut:
a) Mampu menampung sampah minimum 3 hari dengan kapasitas 42 ton per
hari untuk sampah dan 15 ton per hari untuk lumpur kering;
b) Mampu mengumpan sampah (sampah domestik dan lumpur) ke dalam
sistem pembakaran secara kontinyu selama 24 jam;
c) Terdapat catatan rasio komposisi lumpur kering serta sampah yang
diumpankan ke dalam sistem pembakaran;
d) Mampu menangkap dan memasukkan seluruh jenis sampah tanpa
terlepas.
2) Sistem Pembakaran (Burning System)
Kriteria pengujian antara lain:
Hal. : 47
KETENTUAN PPK TPST
e. Unit Penyimpanan
Kriteria Pengujian:
1) Pengujian beton bertulang sesuai dengan standar SNI 2847-2019 tentang
Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung;
2) Pengujian kebocoran bangunan sesuai SNI 03-2914-1992 tentang Spesifikasi
Beton Bertulang Kedap Air;
Hal. : 48
KETENTUAN PPK TPST
a. Gapura
1) Terdapat identitas dari TPST 1;
2) Terpasang dengan baik sesuai dengan volume, unit dan spesifikasi teknis
yang sudah diperhitungkan.
b. Pagar
Terbangun mengelilingi area TPST 1 dengan volume, unit dan spesifikasi teknis
lainnya yang tercantum dalam kontrak.
c. Penerangan jalan umum/PJU
Terbangun dengan jumlah unit lampu yang disesuaikan dengan Panjang jalan
operasional dan spesifikasi teknis lainnya yang tercantum dalam kontrak.
d. Pos jaga
1) Terdapat ruang kerja untuk pengawasan keamanan;
2) Memiliki sistem kontrol keamanan;
3) Terbangun dengan baik sesuai dengan volume, unit dan spesifikasi teknis
yang tercantum dalam kontrak.
e. Kantor pengelola
1) Bangunan kantor dapat menampung keseluruhan pegawai dan pekerja TPST
1;
2) Bangunan kantor dapat digunakan untuk melakukan pemantauan
keseluruhan kegiatan di TPST 1;
3) Terbangun dengan baik sesuai dengan volume, unit dan spesifikasi teknis
yang tercantum dalam kontrak.
f. Sarana ibadah
Terbangun dengan spesifikasi minimal kapasitas ±50 orang dan spesifikasi teknis
lainnya yang tercantum dalam kontrak.
g. Jembatan timbang
1) Lokasi jembatan terbangun dekat dengan kantor/ pos jaga dan terletak pada
jalan masuk TPST 1;
2) Jembatan timbang dapat menahan beban minimal 5 ton;
3) Lebar jembatan timbang minimal 3,5 m;
Hal. : 49
KETENTUAN PPK TPST
4) Terbangun dengan baik sesuai dengan volume, unit dan spesifikasi teknis
yang sudah diperhitungkan.
h. Hanggar parkir alat berat
Terbangun dengan baik dan mampu menampung minimal 3 kendaraan dan alat
berat yang digunakan di TPST 1, sesuai dengan volume, unit dan spesifikasi teknis
yang tercantum dalam kontrak.
i. Hanggar parkir kendaraan pengangkut sampah/residu
Terbangun sesuai kebutuhan kendaraan pegawai dan truk operasional TPST 1
dan sesuai kondisi lingkungan eksisting serta spesifikasi teknis lainnya yang
tercantum dalam kontrak.
j. Tempat cuci kendaraan/alat berat
Terbangun dengan baik dan lengkap dengan peralatan serta perlengkapan
pencucian kendaraan dan alat berat (setidaknya terdapat jet spray) dan sesuai
dengan spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak.
k. Sarana air bersih-sanitasi-listrik-genset-penangkal petir-pemadam kebakaran
1) Sarana air minum terbangun sesuai dengan kebutuhan kantor serta fasilitas
TPST lainnya dan sudah tersambung dengan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) KIPP maupun sumber lainnya, dan tidak menggunakan sumur bor
setempat sebagai sumber air minum;
2) Fasilitas sanitasi dan sarana penunjang yang menghasilkan air limbah
dengan karakteristik seperti air limbah domestik, terbangun sesuai rasio
pegawai, pengunjung, dan pekerja di TPST 1 serta sudah tersambung dengan
IPALD 1;
3) Fasilitas listrik terpasang pada setiap sarana prasarana operasional TPST 1;
4) Penangkal petir terpasang pada bangunan tinggi;
5) Terpasang dengan baik sesuai dengan volume, unit dan spesifikasi teknis
yang tercantum dalam kontrak;
6) Sistem pemadam kebakaran terbangun lengkap dengan sistem pemadam
kebakaran (proteksi aktif) dan alat pemadam api ringan (proteksi pasif) yang
disesuaikan dengan luasan bangunan, jenis material yang berpotensi
terbakar, sirkulasi kendaraan, rute/jalan yang tepat serta spesifikasi teknis
lainnya yang tercantum dalam kontrak;
7) Sistem pemadam kebakaran sudah terkoneksi dengan sistem pendeteksi
kebakaran (fire alarm system)..
l. Laboratorium
1) Terbangun lengkap peralatan dan reagen untuk keperluan pengujian yang
berkaitan dengan TPST 1;
2) Terbangun sesuai dengan spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak.
m. Workshop perbaikan mesin/kendaraan/alat berat
1) Terbangun lengkap peralatan untuk memperbaiki mesin/kendaaraan/alat berat;
2) Terbangun sesuai dengan spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak.
n. Jalan operasional
1) Jalan operasional untuk seluruh jalur operasional TPST 1 dapat dilalui truk
sampah dari 2 arah dan dapat menahan beban kendaraan TPST 1 (truk
sampah dan alat berat);
2) Jalan operasional terbangun secara permanen;
3) Memiliki kelandaian yang sesuai dengan kriteria teknis;
Hal. : 50
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 51
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 52
KETENTUAN PPK TPST
h. Sistem SCADA
1) Kriteria Pengujian
a) Pengecekan fungsi sistem kontrol dengan baik;
b) Pengujian pemantauan semua instrumen otomatisasi melalui ruang kontrol
dan di luar ruang kontrol;
c) Pengujian validasi pembacaan sistem kontrol dengan unit otomatisasi yang
terpasang.
2) Penerimaan Keluaran
a) Sistem SCADA di semua unit dapat berfungsi dan termonitor di ruang kontrol;
b) Sistem SCADA dapat mengatur kerja unit operasi dan unit proses di TPST
1;
c) Hasil pembacaan sistem SCADA sama dengan pembacaan pada unit
otomatisasi.
i. Sistem penerangan
1) Kriteria Pengujian
Pengujian intensitas penerangan.
2) Penerimaan Keluaran
Sistem penerangan dapat berfungsi sesuai desain yang ditetapkan.
j. Sistem penangkal petir
1) Kriteria Pengujian
Pengecekan kelengkapan peralatan penangkal petir.
2) Penerimaan Keluaran
Peralatan penangkal petir yang digunakan sesuai dengan fungsinya.
k. Sistem panel pembangkit listrik tenaga surya
1) Kriteria Pengujian
Pengecekan fasilitas yang direncanakan.
2) Penerimaan Keluaran
Semua fasilitas yang direncanakan telah terpenuhi dan dapat difungsikan.
3. Umur Rencana
Hal. : 53
KETENTUAN PPK TPST
Desain instalasi, peralatan dan material harus disusun sesuai kebutuhan untuk operasi
dan layanan yang andal, tahan lama, dengan perawatan yang optimal, dan tanpa
intervensi operator yang menerus.
Peralatan mekanik dan listrik harus andal untuk layanan 8 jam per hari dan 24 jam untuk
termal dan harus dapat beroperasi penuh dalam waktu yang lama dalam keadaan siaga.
Material harus dipilih untuk memiliki keandalan yang tinggi di bawah kondisi operasional
dan lingkungan yang berlaku.
Penyedia jasa disyaratkan untuk memenuhi umur rencana seperti yang tercantum dalam
tabel berikut, berdasarkan operasi berkelanjutan dari desain TPST 1 (RTR) serta
komponen dan peralatan yang dipasang pada TPST 1. Saat mencapai umur rencana,
struktur dan instalasi diantisipasi akan memerlukan perbaikan besar atau pembaruan.
Hal. : 54
KETENTUAN PPK TPST
Semua peralatan yang diperlukan untuk mengolah sampah yang ditentukan harus
disediakan dalam konfigurasi operasi dan stand-by. Semua sistem terkait termal dan
pompa harus disediakan dalam konfigurasi operasi dan stand-by, yaitu N+1
Hal. : 55
KETENTUAN PPK TPST
Kondisi
Penyedia Jasa harus mengikuti secara ketat semua kondisi yang disebutkan di sini dalam
perhitungan daya untuk beban timbulan. Asumsi, angka, dan faktor lainnya TIDAK boleh
digunakan kecuali dinyatakan dengan jelas. Penyedia Jasa harus menyediakan tabel
konsumsi listrik terperinci yang serupa dengan tabel di bawah ini. Untuk semua barang
konsumen yang ada dalam daftar tersebut, maka pihak yang melakukan lelang harus
memberikan data perhitungan/pemasok dan penjelasannya. Contoh tabel konsumsi listrik
(satu tabel untuk setiap skenario harus diserahkan):
Tabel 11 Contoh Tabel Konsumsi Listrik
Daya Terpasang
Daya Konsumsi Konsumsi
Item Daya Daya Operasi
Deskripsi Terserap Daya Tahunan
No Terpasang Siaga jam/hari
kW kWh/hari kWh/tahun
kW kW
a b c=axb d = c x 365
Pereduksi
A
masa
1 Conveyor belt x y a b c d
2 Pengering x y a b c d
TOTAL untuk Beban Timbulan, 100% Beban 2d
Kriteria yang digunakan pada evaluasi adalah:
− Timbulan 100% 27.010 ton/tahun:
• Konsumsi daya 700.800 kWh/tahun
• Konsumsi daya unit 26 kWh/ton
− Operasional pengolahan TPST: 24 jam/hari, 365 hari/tahun
Jam operasi harian dan konsumsi daya dari peralatan tambahan akan ditentukan oleh
penyedia jasa bersama dengan dokumentasi/penjelasan pendukung.
Hal. : 56
KETENTUAN PPK TPST
Jika terdapat proses lebih dari desain rencana pengolahan, setiap proses harus secara
individual dikenakan prosedur pengujian seperti yang ditetapkan di bawah ini. Penyedia
jasa harus menyediakan semua staf, tenaga kerja, bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk melakukan pengujian dan pemeriksaan secara menyeluruh.
Tes pra-komisi dan komisioning dalam kondisi kering dan basah sebagai yang sesuai
harus mencakup semua prosedur dan fungsi, keselamatan, keadaan darurat serta
prosedur biasa. Penyedia jasa harus menetapkan daftar lengkap tes pra-pengoperasian
dan pengujian yang akan dilakukan di bawah Kontrak untuk membuktikan kesesuaian
dengan Spesifikasi Teknis dalam dokumentasi konstruksinya. Tes tersebut harus
mencakup, tetapi tidak harus terbatas pada:
a. Tes struktur
• Uji kebocoran dan tekanan; dan
• Pengujian bahan konstruksi.
b. Tes peralatan fisika
• Pengujian arah putaran motor yang benar;
• Pengujian alat dukung pemisahan
• Pengujian reduksi volume
• Pengujian reduksi massa
• Pengujian tekanan peras
c. Tes operasi otomatis
• Tes operasi manual;
• Pengujian kapasitas semua mesin secara individual dan sebagai bagian dari
seluruh bangunan; dan
• Pengujian kualitas bahan.
d. Tes peralatan listrik
• Pengujian sistem alarm;
• Pengujian sistem sakelar darurat;
• Tes operasi manual;
• Pengujian semua sistem yang saling terkait;
• Tes indikasi;
• Pengujian semua fungsi panel;
• Pengujian sistem keselamatan;
• Pengujian kualitas emisi bising;
• Pengujian semua sinyal ke SCADA PLC sistem kontrol;
• Pengujian modifikasi sistem kontrol (tingkat start dan stop baru, dll); dan
• Uji penuh semua sinyal ke dan dari PLC, instrumen, dan sinyal konverter.
e. Tes peralatan termal reduksi massa;
• Pengujian konversi energi;
• Pengujian kuantitas dan kualitas emisi limbah padat/ residu FABA (maksimal 12%
(ton/ton) yang berkarakteristik innert dari input sampah yang diolah di TPST);
• Tes temperatur di sekitar;
• Pengujian kualitas emisi panas;
• Pengujian kualitas emisi limbah gas.
f. Tes peralatan kontrol dan ICT
• Pengujian koneksi internet;
Hal. : 57
KETENTUAN PPK TPST
1.1. Pra-Komisioning
Penyedia jasa harus melaksanakan pengujian Pra-Pengoperasian sesuai dengan
pedoman yang dikeluarkan untuk penyedia jasa yang merupakan bagian dari dokumen
penawaran.
Sebelum dimulainya tahap pra-komisi, Penyedia jasa harus menyerahkan Rencana
Komisioning yang merinci prosedur uji komisioning. Penyedia jasa harus juga
menyerahkan jadwal terperinci dari subjek pengujian komisioning dan kinerja untuk
persetujuan Manajer Proyek.
Penyelesaian yang memuaskan dari Uji Penerimaan Bangunan, Uji Perusahaan
Penyedia Tenaga Listrik dan Inspeksi Instalasi dan Pengujian Dry-run harus diselesaikan
selama Pra-fase komisioning sebelum fase komisioning dapat dilanjutkan.
Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas pelaksanaan semua pengujian dan inspeksi
bangunan dan peralatan seperti yang disyaratkan dalam kontrak. Owner berhak untuk
melakukan setiap atau semua pengujian dan inspeksi yang ditentukan jika dianggap perlu
untuk memastikan bahwa bangunan dan peralatan sesuai dengan spesifikasi.
Penyedia jasa harus menyediakan personel operasi dan pemeliharaan, termasuk listrik,
dan bahan serta layanan lain yang diperlukan untuk menjalankan bangunan selama pra-
komisioning. Semua biaya yang timbul dalam pra-operasional harus menjadi tanggung
jawab Penyedia jasa (misal air untuk start-up bangunan, listrik).
Hal. : 58
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 59
KETENTUAN PPK TPST
2. Peraturan Pemerintah
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga;
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2020 Tentang
Pengelolaan Sampah Spesifik;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Peraturan Presiden
a) Peraturan Presiden nomor 63 tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota
Nusantara
4. Peraturan Menteri
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 3 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam
Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga;
b. Peraturan Menteri LHK Nomor 59 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Lindi TPA;
c. Peraturan Menteri LHK Nomor 70 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Emisi Usaha
Kegiatan Pengolahan Sampah Secara Termal;
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja;
e. Permen LHK nomor 26 Tahun 2020 Tentang Penanganan Abu Dasar dan Abu
Terbang Hasil Pengolahan Sampah Secara Termal;
f. Permen LHK nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
g. Permen ESDM No 10 tahun 2021 Tentang Keselamatan Ketenagalistrikan.
Hal. : 60
KETENTUAN PPK TPST
5. Surat Edaran
Surat Edaran Menteri PUPR nomor 01 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau
6. SNI
a. SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Tempah Pembuangan Akhir
Sampah;
b. SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan Sampah Perkotaan;
c. SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil dan
Kota Sedang Di Indonesia;
d. SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan;
e. SNI 03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan Gedung;
f. SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah Permukiman;
g. SNI 8153:2015 tentang Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung;
h. SNI 2052:2017 tentang Baja Tulangan Beton;
i. SNI 8460-2017 tentang Persyaratan Perancangan Geoteknik;
j. SNI 2847-2019 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
dan Penjelasan (ACI 318M-14 dan ACI 318RM-14, MOD);
k. SNI 1726-2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung;
l. SNI 1729-2020 tentang Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
(ANSI/AISC 360-16,IDT);
m. SNI 1727-2020 tentang Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait Untuk
Bangunan Gedung dan Struktur Lain;
n. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020.
Hal. : 61
KETENTUAN PPK TPST
Teknik Elektro/ 1 4
Ahli Madya
Tenaga Ahli Teknik tenaga
13 S1 Teknik Tenaga 6 thn
Elektrikal Listrik/Teknik
Listrik
Mesin
Teknik Elektro/ 1 4
Tenaga Ahli Teknik tenaga Ahli Muda Teknik
14 S1 6 thn
Elektrikal Listrik/Teknik Tenaga Listrik
Mesin
Tenaga Ahli Ahli Muda Teknik 1 4
15 S1 Teknik Mesin 6 thn
I&C Mekanikal
Tenaga Ahli Teknik Sipil/ 1 4
Ahli Muda Sistem
16 Quality S1 Teknik 6 thn
Manajemen Mutu
Control Lingkungan
Hal. : 62
KETENTUAN PPK TPST
Sub Total
Personil Manajerial
Jabatan Dalam
Sertifikat
Pekerjaan Yang Tingkat Pengalaman
No Jurusan kompetensi kerja
Akan Pendidikan (Tahun)
(minimal)
Dilaksanakan
T. Sipil / SKA Ahli Madya
1 Manajer Proyek S2 Manajemen 10 Manajeman Proyek
Konstruksi (602)
T. Sipil / SKA Ahli Madya
2 Site Manajer S1 Manajemen 8 Manajeman
Konstruksi Konstruksi (601)
Manajer Teknik SKA Ahli Madya
Konstruksi Teknik Sanitasi dan
3 S1 T. Sipil 8
TPST– Site Limbah (503)
Teknisi
Manajer 8 SKA Ahli Muda
5 S1 T. Arsitektur
Arsitektur Arsitek (101)
Manajer 8 SKA Ahli Muda
6 S1 T.Sipil/Geologi
Geoteknik geoteknik
Manajer SKA Ahli Muda
7 S1 Teknik Mesin 8
Mekanikal Teknik Mekanikal
SKA Ahli Muda
Manajer Teknik Elektro /
8 S1 8 Teknik Tenaga
Elektrikal Tenaga Listrik
Listrik
Ahli Muda Sistem
Manajer Teknik Teknik Sipil/
9 S1 8 Manajemen Mutu
Quality Control Teknik Lingkungan
(604)
Ahli Muda Teknik
Manajer Teknik Teknik Sipil/
10 S1 8 Bangunan Gedung
Quantity Control Teknik Lingkungan
(201)
Manajer Teknik Sipil /
SKA Ahli
Kesehatan & Teknik Lingkungan 3 = Madya/
11 S1 Madya/Utama K3
Keselamatan / Teknik mesin 0 = Utama
(603)
Kerja (K3)
Teknik Informatika/ Sertifikat pelatihan
12 Manajer BIM S1 3
Teknik Sipil BIM / Lisensi BIM
Manajer
13 S1 Ekonomi/Akuntansi 3 -
keuangan
Hal. : 63
KETENTUAN PPK TPST
N. PERSYARATAN PERIZINAN
Persyaratan perizinan pembangunan TPST KIPP IKN dijelaskan pada penjabaran di
bawah.
1. Persetujuan Bangunan Gedung (PBG)
Persetujuan Bangunan Gedung harus mengikuti seluruh ketentuan yang berlaku
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Persetujuan Bangunan Gedung atau disingkat PBG adalah perizinan yang diberikan
kepada pemilik Bangunan Gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas,
mengurangi, dan/atau merawat Bangunan Gedung sesuai dengan standar teknis
Bangunan Gedung. Untuk memperoleh PBG harus memenuhi Pernyataan Pemenuhan
Standar Teknis sebagai standar yang harus dipenuhi.
2. AMDAL
Ketentuan mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup mengacu kepada
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Amdal wajib dimiliki bagi setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang memiliki Dampak
Penting terhadap Lingkungan Hidup. Karena skala tapak dan bangunan pada Kawasan
Ibukota Negara cukup besar dan memenuhi kriteria dampak penting terhadap lingkungan
hidup, maka diperlukan analisis mengenai dampak lingkungan.
Amdal IKN, termasuk di dalamnya untuk pembangunan TPST 1 telah disusun secara
terpadu oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan mendapat
persetujuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
4. Izin Galian
Izin galian untuk material alam yang menjadi bahan bangunan untuk pembangunan
mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku:
• Undang-undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
• PP No 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara;
Hal. : 64
KETENTUAN PPK TPST
Bagian ini terdiri dari persyaratan kesehatan dan keselamatan umum (K3) minimum
Pengguna Jasa yang harus dipatuhi oleh Penyedia jasa setiap saat. Penyedia jasa
harus bertanggung jawab untuk menerapkan dan mengendalikan prosedur K3 untuk
Pekerjaan.
Penyedia jasa harus melaksanakan Pekerjaan dengan cara yang aman, seperti
pekerja, sesuai dengan praktik kerja yang baik dan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam Kontrak. Rencana Kesehatan dan Keselamatan.
Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Engineer suatu rancangan Rencana
Kesehatan dan Keselamatan untuk ditinjau oleh Engineer dimana tahap tersebut, jika
memuaskan, akan menjadi “Rencana Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kontrak
(RK3K)”. Rencana Kesehatan dan Keselamatan yang disepakati harus
memasukkan persyaratan prosedur keselamatan dan berlaku selama masa kontrak,
dan harus mencakup serta tidak terbatas pada hal-hal berikut:
1) Kebijakan kesehatan dan keselamatan, organisasi dan tanggung jawab;
2) Standar perusahaan;
3) Penilaian risiko;
4) Identifikasi bahaya;
5) Kesehatan dan keselamatan kerja;
6) Prosedur kecelakaan dan darurat;
7) Metode dan prosedur operasi;
8) Pemberitahuan insiden (kepada pihak berwenang dan Pengguna Jasa);
Hal. : 65
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 66
KETENTUAN PPK TPST
Area kerja akan melibatkan bahaya serius, maka tindakan yang tepat harus diambil
untuk mengurangi risiko sejauh dapat dilakukan:
1) Penggalian (misalnya dukungan untuk mencegah pergerakan tanah, kontak
dengan layanan bawah tanah/atas, berhenti untuk mencegah dumper,
penghalang/rambu peringatan untuk pejalan kaki);
2) Bekerja di ketinggian (misalnya jatuh, material jatuh);
3) Ruang terbatas (misalnya kekurangan oksigen, gas/uap/asap beracun, gas
eksplosif);
4) Bekerja di jalan (misalnya lalu lintas, pejalan kaki);
5) Angkat berat (misalnya peralatan yang sesuai, tanah yang stabil, pengemudi/
slinger/ bankir yang terlatih);
6) Peralatan bergetar;
7) Penyimpanan, penanganan, dan penggunaan zat berbahaya;
8) Penanganan bahan limbah yang terkendali;
9) Bekerja dalam jarak dekat dengan kabel listrik yang terkubur dan di atas kepala;
10) Layanan underground;
11) Peledakan batu;
12) Pengujian tekanan dan penahan dorong;
13) Risiko tenggelam dan/atau kontaminasi yang terkait dengan bekerja di dekat
aliran air.
Sebelum dimulainya setiap operasi berbahaya, penyedia jasa harus menyerahkan
pernyataan metode keselamatan kepada engineer untuk mendapatkan
persetujuan. Jika dianggap tepat oleh Manajer Proyek, studi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja harus dilakukan oleh penyedia jasa dan disetujui oleh engineer
sebelum pernyataan metode disiapkan. Semua operator harus telah dilatih dengan
baik sebelum memulai pekerjaan dan harus diawasi secara memadai saat
melaksanakannya.
Penyedia jasa harus menunjuk petugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
lokasi, yang bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan perlindungan
terhadap kecelakaan. Orang ini harus memenuhi syarat untuk tanggung jawab ini,
dan harus memiliki wewenang untuk mengeluarkan instruksi dan mengambil tindakan
perlindungan untuk mencegah kecelakaan.
Penyedia jasa harus mengirimkan kepada Engineer rincian dari setiap kecelakaan
atau nyaris celaka sesegera mungkin setelah kejadian tersebut. Penyedia jasa harus
menjaga catatan dan membuat laporan mengenai kesehatan, keselamatan dan
kesejahteraan orang, dan kerusakan harta benda, seperti yang mungkin diminta oleh
Engineer.
Engineer akan meminta Penyedia jasa untuk memberhentikan (atau menyebabkan
dipindahkan) setiap orang yang dipekerjakan pada pekerjaan yang tetap melakukan
tindakan yang merugikan keselamatan, kesehatan atau perlindungan lingkungan.
Pengaturan yang sesuai harus dibuat untuk memenuhi keadaan darurat, termasuk:
Hal. : 67
KETENTUAN PPK TPST
b. Keselamatan Kelistrikan
Penyedia jasa harus memberikan pemberitahuan 30 hari kerja kepada PLN dengan
salinan pemberitahuan kepada Manajer Proyek, sebelum memulai pekerjaan di
bawah saluran udara manapun, dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Kemungkinan revisi rute Pekerjaan atau metode, untuk menghindari Pekerjaan di
bawah saluran listrik. Perihal ini harus mengikuti persetujuan Manajer Proyek;
2) Jika opsi ini tidak memungkinkan maka penyelidikan terhadap kemungkinan
pemutusan sementara pasokan listrik harus diselidiki;
3) Jika opsi ini tidak memungkinkan maka ketentuan harus dibuat untuk memastikan
bahwa semua peralatan yang dapat melampaui ruang kepala kerja yang aman
dilengkapi dengan pembatas yang akan menyediakan ruang kepala kerja yang
aman; dan
4) Penyedia jasa harus memenuhi persyaratan perusahaan distribusi tenaga listrik
sehubungan dengan metode kerja yang aman.
Hal. : 68
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 69
KETENTUAN PPK TPST
c. Kontrol Debu
Penyedia jasa harus menjaga emisi debu seminimal mungkin sesuai dengan
prosedur manajemen lokasi yang baik.
Hal. : 70
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 71
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 72
KETENTUAN PPK TPST
b. Rencana Manajemen
Penyedia jasa harus menyampaikan Rencana Manajemen berikut yang harus
disetujui oleh Manajer Proyek:
Tabel 13. Rencana Manajemen Kegiatan
Hal. : 73
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 74
KETENTUAN PPK TPST
Dokumen yang sudah jadi Sebelum dimulainya Tes pada Penyelesaian Desain-
Bangun
Tes Sebelum Laporan Dalam waktu 10 hari dari Tes yang memuaskan
Penyelesaian Kontrak Sebelum Penyelesaian Kontrak
a. Kontrol berkas
Penyedia jasa harus melaporkan semua pekerjaan, menetapkan dan memelihara
sistem pengendalian dokumen berbasis komputer yang komprehensif untuk
memastikan bahwa pada semua fase pekerjaan, identifikasi, revisi, status dan
lokasi semua ada dokumentasi dengan baik. Ini harus mencakup beberapa hal,
tetapi tidak terbatas pada, korespondensi, laporan, gambar, spesifikasi dan literatur
perdagangan (seperti lembar data dan informasi bangunan) tentang Instalasi atau
bahan yang akan dipasok, dipasang atau dibangun berdasarkan kontrak. Sistem
pengendalian dokumen Penyedia jasa juga harus menyediakan semua dokumen
Sub penyedia jasa.
b. Identifikasi
Penyedia jasa harus menggunakan dan memelihara sistem identifikasi untuk semua
dokumentasi proyek untuk dimasukkan secara permanen dalam pekerjaan, yang
memungkinkan Penyedia jasa untuk mengontrol dokumentasi selama semua
tahapan kontrak. Penyedia jasa harus mengusulkan sistem penandaan aset yang
akan diadopsi untuk pekerjaan. Dokumentasi harus diserahkan kepada Engineer
untuk disetujui. Filosofi harus dipertahankan dalam perakitan teknis yang
diperlukan, pemeliharaan, dan catatan kualitas.
Hal. : 75
KETENTUAN PPK TPST
c. Organisasi Dokumentasi
Semua dokumentasi harus diatur secara logis dan semua konten harus di indeks
dengan benar. Lembar catatan status revisi di bagian depan setiap dokumen harus
memfasilitasi pencatatan amandemen secara logis. Nomor revisi dan tanggal
penerbitan juga akan muncul di setiap lembar yang diubah. Semua kiriman, kecuali
gambar, harus disimpan dalam map lepas yang tahan lama yang cocok untuk
penambahan data amandemen. Sampul dokumen harus mengidentifikasi isinya
dan mencantumkan nomor referensi kontrak.
d. Kualitas
Kertas yang digunakan untuk dokumentasi harus sesuai untuk penyimpanan jangka
panjang (minimal 70 g/m 2). Semua gambar harus memenuhi standar yang sesuai
dan diakui untuk praktik gambar untuk gambar teknik dan diagram teknik.
e. Ukuran
Dengan pengecualian gambar dan format standar tertentu lainnya, semua dokumen
lainnya harus berukuran A4. Ukuran lembar maksimum untuk gambar harus
berukuran A1, dan semua huruf harus dapat dibaca jika diperkecil menjadi
ukuran A3, tanpa perbesaran.
Gambar yang disetujui untuk dicantumkan dalam petunjuk teknis harus berukuran
A3, dilipat dua kali menjadi ukuran A4, judul terlihat dengan gambar terlipat dan
diikat di sepanjang sisi kiri. Jika gambar berukuran lebih besar dari A3 diperlukan
untuk memudahkan kejelasan, gambar tersebut harus dilipat dan ditempatkan ke
dalam dompet plastik, dengan masing-masing dompet mengidentifikasi dengan
jelas gambar terlampir. Dompet harus diamankan di sampul manual dan
memungkinkan akses mudah ke gambar terlampir.
Semua dokumen vendor yang lebih besar dari ukuran A3 harus dapat diperkecil
menjadi ukuran A3 tanpa kehilangan simbol, huruf, keterbacaan, atau bentuk
penurunan kualitas lainnya. Gambar tersebut juga harus memiliki margin kiri
minimum 25mm pada ukuran A3 untuk memastikan bahwa penjilidan tidak
mengaburkan informasi.
f. Simbol
Simbol P&ID harus sesuai dengan Standar ISA. P&ID harus mencakup lembar
legenda standar yang berlaku untuk set gambar. Semua simbol lain yang tidak ada
dalam P&ID harus mematuhi standar Internasional atau nasional yang sesuai dan
diakui sebagaimana berlaku.
g. Unit dan Rasio Skala
Semua gambar harus disediakan dalam satuan metrik SI menggunakan salah satu
skala berikut 1:1, 1:2, 1:5, 1:10, 1:25, 1:50, 1:100, 1:200, 1:500, 1:1000, dan
1:2500. Jika dapat diterapkan, proyeksi sudut ketiga harus digunakan di seluruh
gambar.
h. Jumlah salinan
Penyedia jasa harus menyerahkan tiga salinan cetak dan satu salinan elektronik
Dokumen Penyedia jasa untuk digunakan oleh Manajer Proyek.
Hal. : 76
KETENTUAN PPK TPST
i. Salinan Elektronik
1) Umum
Semua informasi yang diberikan kepada Engineer oleh Penyedia jasa harus
disediakan dalam format elektronik maupun hard copy.
2) Dokumen teks yang diproses kata, manual, spreadsheet, dll.
Semua dokumen yang relevan harus dalam format asli yang tidak dikompresi.
3) Menggambar File
Semua file gambar harus diserahkan sebagai file perangkat lunak format AutoCAD
saat ini (.dwg) dan dalam plot A3 .pdf dari setiap lembar. Setiap set .pdf (yaitu P&ID,
dll.) harus menyertakan file di mana masing-masing lembar digabungkan menjadi
satu.
b. Penyimpanan di Site
Selama masa kontrak, Penyedia jasa harus menyediakan fasilitas perpustakaan
permanen untuk salinan cetak dan perangkat lunak dan perangkat keras untuk
informasi format elektronik. Semua informasi yang disimpan harus disimpan di dalam
kantor lokasi permanen di area yang cukup terlindungi dan dilengkapi dengan fasilitas
melihat dan fasilitas fotokopi hingga A1. Kondisi penyimpanan atmosfer di dalam
area ini harus sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan informasi. Penyedia jasa
harus mencadangkan semua jenis informasi, data, catatan, manual, dan foto serta
dokumen di atas kertas dan elektronik, tidak lebih dari setiap minggu dan menyimpan
salinannya dengan aman baik di lokasi maupun di luar Lokasi. Area tersebut harus
menyediakan penyimpanan informasi yang aman. Pengguna Jasa harus diberikan
akses penuh dan tidak terbatas ke informasi ini, tidak termasuk informasi sensitif
komersial yang relevan dengan Penyedia jasa.
c. Jadwal Sertifikasi
Penyedia jasa harus mengembangkan dan memelihara jadwal sertifikasi terkini untuk
setiap item bangunan dan peralatan Penyedia jasa yang memerlukan
inspeksi/pengujian berkala sesuai dengan kode wajib masing-masing dan standar
dan undang-undang yang berlaku (misalnya bejana tekan, alat rigging dan
Hal. : 77
KETENTUAN PPK TPST
P. LAIN-LAIN
1. Persyaratan Jaminan Mutu dan Kontrol
1.1. Umum
Penyedia jasa harus melaksanakan Sistem Manajemen Mutu sesuai dengan Permen
PUPR No. 10/PRT/M/2021 untuk semua pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan
kontrak, menetapkan dan menerapkan pengaturan jaminan kualitas yang, minimal,
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam ISO 9001: 2015 dan pelaporan
ketidaksesuaiannya.
Penyedia jasa harus menyiapkan semua bagan, jadwal pengiriman dan konten yang
diusulkan dan format semua sistem sertifikasi kendali mutu untuk menunjukkan bahwa
Penyedia jasa akan memenuhi kewajibannya berdasarkan kontrak, sebagai berikut:
a. Rencana manajemen mutu;
b. Rencana pemeriksaan dan pengujian yang menunjukkan pemeriksaan kontrol
kualitas yang efektif dan pemeriksaan serta pemeriksaan rutin dan acak;
c. Sistem dan prosedur untuk:
1) Mengontrol pekerjaan yang tidak sesuai;
2) Menentukan bagaimana pekerjaan yang tidak sesuai diidentifikasi;
3) Menentukan bagaimana pekerjaan yang tidak sesuai ditangani;
4) Hapus atau perbaiki ketidaksesuaian;
5) Mencegah pengiriman atau penggunaan pekerjaan yang tidak sesuai;
6) Verifikasi bagaimana pekerjaan yang tidak sesuai dikoreksi;
7) Memberikan bukti bahwa pekerjaan yang dikoreksi sekarang sesuai;
8) Menyimpan catatan yang mengatalogkan pekerjaan yang tidak sesuai;
d. Jadwal penyerahan data kendali mutu dan isi serta formatnya dari semua sistem
sertifikasi kendali mutu dan penyerahan.
Hal. : 78
KETENTUAN PPK TPST
dan kesesuaian demonstratif dari semua produk, proses, dan layanan dengan
persyaratan dari kontrak.
1.4. Audit Mutu Eksternal
Audit mutu eksternal harus dilakukan sesuai dengan Rencana Mutu Penyedia jasa, tetapi
harus dilakukan tidak lebih dari 12 bulan terpisah. Atas permintaan, Engineer harus
diberikan akses bersama-sama dengan atau melalui penyedia jasa untuk melaksanakan
mutu audit, tinjauan, atau pengawasan untuk memastikan keefektifan sistem mutu yang
diterapkan oleh penyedia jasa.
Engineer berhak untuk melaksanakan audit sistem mutu Penyedia jasa dengan:
a. Tinjauan kesesuaian penyedia jasa dengan rencana mutu; dan
b. Meninjau dan memverifikasi prosedur dan pernyataan metode mutu Penyedia jasa
dan bukti dokumentasi tentang kepatuhan terhadap persyaratan kontrak.
1.5. Ketertelusuran
Penyedia jasa harus menyimpan catatan yang secara jelas mengidentifikasi sumber dan
kondisi semua instalasi dan bahan yang digunakan untuk konstruksi, bersama dengan
pengujian yang relevan hasil, gambar desain, dan tempat serta waktu pengiriman ke
penyimpanan atau ke site. Penyedia jasa harus dapat menunjukkan kemudahan
penelusuran barang-barang yang tidak sesuai untuk perbaikan.
1.6. Catatan dan Laporan Mutu
Catatan laporan mutu harus disimpan dan dijaga sedemikian rupa sehingga mudah
diakses dalam fasilitas yang menyediakan lingkungan yang sesuai untuk meminimalkan
kemerosotan atau kerusakan dan untuk mencegah kerugian.
Catatan mutu harus tersedia untuk evaluasi Engineer selama jangka waktu kontrak dan
harus mencakup semua catatan sub penyedia jasa atau Konsultan terkait.
Penyedia jasa harus memelihara catatan mutu untuk jangka waktu 5 tahun sejak tanggal
sertifikat penyelesaian kontrak. Penyedia jasa harus memelihara catatan dalam 2 kategori:
a. Catatan Uji - yang harus terdiri dari semua lembar kerja yang terkait dengan
pengujian sesuai dengan ITP; dan
b. Catatan kualitas skema - yang harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada,
pertemuan lokasi, tinjauan teknis, risalah rapat dengan Manajer Proyek, sub
penyedia jasa dan Konsultan, laporan ketidakpatuhan, laporan tindakan korektif,
registrasi, semua perhitungan, as-built draw dan dokumentasi lainnya yang relevan.
Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Engineer laporan mutu sebagai bukti bahwa
pekerjaan telah memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan. Laporan-laporan ini harus
mencakup ringkasan hasil pemeriksaan dan pengujian. Laporan harus diserahkan dalam
waktu 10 hari dari inspeksi atau pengujian yang relevan, atau, jika itu jatuh bukan pada
hari kerja, diserahkan pada hari kerja berikutnya yang paling awal.
Penyedia jasa harus menyediakan laporan kemajuan setiap bulan, laporan terbaru berisi
daftar semua catatan mutu yang dimiliki dan daftar ketidakpatuhan. Penyedia jasa harus
juga menyediakan daftar semua item ketidakpatuhan, yang telah diperbaiki sejak laporan
kemajuan bulan sebelumnya. Penyedia jasa harus menyediakan salinan dari semua yang
ditentukan sesuai dengan permintaan Manajer Proyek.
Hal. : 79
KETENTUAN PPK TPST
1.7. Inspeksi
Engineer harus diberi akses bersama dengan atau melalui Penyedia jasa ke semua
laboratorium dan fasilitas lain yang digunakan untuk pengujian kendali mutu untuk
memverifikasi bahwa spesifikasi persyaratan sedang dipenuhi.
1.8. Instrumen Pengujian
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua instrumen pengujian yang
diperlukan untuk berbagai pengujian yang diperlukan untuk Pekerjaan. Semua instrumen
(termasuk namun tidak terbatas pada, pengukur getaran, takometer, pengukur aliran
portabel, dll.) harus memiliki sertifikat saat ini dikeluarkan oleh otoritas pengujian yang
disetujui, yang menyatakan bahwa mereka telah diperiksa dan benar dikalibrasi.
1.9. Pemantauan dan Pelaporan Kemajuan
Penyedia jasa harus menyediakan dan memperbarui program kerja yang komprehensif
sesuai dengan GCC 18.2. Program yang diperbarui harus digunakan sebagai dasar untuk
pelaporan kemajuan selama periode kontrak dan program yang diperbarui harus
diserahkan kepada teknisi dengan laporan kemajuan bulanan.
Penyedia jasa harus memberikan laporan kemajuan bulanan sesuai dengan GCC 18.3.
Konten yang diperlukan dalam harus dianggap sebagai kebutuhan minimum dan baik
Engineer atau Perwakilan Penyedia jasa dapat menambahkan ke dalam laporan hal-hal
yang dapat mempengaruhi kualitas, harga, atau waktu pekerjaan.
1.10. Rapat
Penyedia jasa harus menghadiri pertemuan kemajuan bulanan yang akan diadakan
setelah rilis laporan kemajuan bulanan. Penyedia jasa harus setuju dengan Engineer
mengenai tanggal untuk rapat yang biasanya diadakan setiap bulan, selambat-lambatnya
10 hari kerja setelah penyelesaian setiap bulan, tetapi harus dalam hal apapun setidaknya
dua hari setelah pengajuan laporan kemajuan bulanan Penyedia jasa.
Penyedia jasa harus menghadiri pertemuan teknis mingguan untuk menyelesaikan
masalah teknis dan masalah komersial, yang akan dipimpin oleh Manajer Proyek. Selama
desain fase pertemuan ini akan diadakan di kantor Manajer Proyek atau di tempat lain
lokasi yang cocok. Setelah kegiatan konstruksi dimulai, pertemuan biasanya akan
diadakan di Situs.
Pertemuan situs lainnya dapat diadakan jika diperlukan oleh Manajer Proyek. NS Wakil
Penyedia jasa harus menghadiri pertemuan tersebut dengan Engineer atau pihak-pihak
yang mungkin diminta oleh Manajer Proyek. Teknisi akan menyiapkan notulen rapat
(MoM) dan mengirimkannya ke Penyedia jasa, Owner dan semua yang menghadiri rapat
untuk mendapatkan komentar dalam waktu 7 hari setelah rapat. Jika tidak ada komentar
yang diberikan secara tertulis kepada teknisi dalam waktu 7 hari, MoM akan dianggap
diterima oleh semua pihak.
1.11. On-site Log Book
Buku catatan lapangan harus disimpan oleh Penyedia jasa sesuai dengan kebutuhan.
Buku log harus mudah diakses di kantor Penyedia jasa untuk Proyek Pengelola. Buku
catatan harus digunakan untuk mencatat setiap pengamatan, instruksi, perubahan, atau
hal-hal lain yang relevan termasuk namun tidak terbatas pada:
Hal. : 80
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 81
KETENTUAN PPK TPST
Jika Penyedia jasa atau Subpenyedia jasa mana pun perlu mengerjakan pekerjaan selain
dari biasanya hari kerja atau di luar jam kerja normal, Penyedia jasa harus memberikan
waktu 3 hari pemberitahuan niat untuk melakukannya dan mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Manajer Proyek. NS Penyedia jasa mungkin diminta untuk
memberikan penilaian kebisingan untuk setiap pekerjaan yang dilakukan selama akhir
pekan atau hari libur nasional. Ini akan menjadi kebijaksanaan Manajer Proyek.
Pekerjaan diizinkan pada hari Sabtu tetapi dalam keadaan apa pun pekerjaan apa pun
tidak boleh dilakukan keluar pada hari Minggu atau hari libur nasional tanpa persetujuan
teknisi dan yang terkait otoritas lokal. Biaya tambahan upah dan biaya lainnya yang
disebabkan oleh lembur kerja shift atau kerja akhir pekan harus ditanggung sepenuhnya
oleh Penyedia jasa. Harus bekerja dilakukan pada hari Sabtu, Minggu atau Hari Libur
Nasional yang menurut pertimbangan teknisi mengharuskan kehadiran setiap Personel
Pemberi Kerja, biaya yang ditanggung oleh Pemberi Kerja tersebut kehadiran harus
diganti oleh Penyedia jasa sesuai dengan ketentuan Kontrak.
Hal. : 82
KETENTUAN PPK TPST
kesehatan dan keselamatan setempat yang berlaku (termasuk semua peraturan dan kode
praktik yang dibuat atau disetujui di bawah) dan mematuhi semua peraturan konstruksi
lainnya dan aturan kerja industri apa pun berkaitan dengan semua personel kerja yang
dipekerjakan di lokasi.
Bangunan baru yang berhubungan dengan Pekerjaan tidak boleh digunakan oleh
Penyedia jasa untuk sanitasi akomodasi, mess-room atau persyaratan akomodasi lainnya.
Penyedia jasa harus menyediakan untuk penggunaan sendiri dan atas biaya sendiri
faksimile, telepon dan koneksi internet di situs. Penyedia jasa harus menyediakan dan
memelihara dalam kondisi kerja semua peralatan diperlukan untuk memberikan
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau situasi darurat lainnya. Ini peralatan
harus tetap siap di lokasi dan di tempat kerja reguler lainnya Personil penyedia
jasa. Penyedia jasa harus memastikan bahwa di setiap tempat seperti itu seseorang
dengan pengetahuan yang relevan tentang prosedur pertolongan pertama dasar tersedia,
yang mampu memberikan bantuan jika terjadi cedera.
2.4. Fasilitas Lokasi Manajer Proyek
Penyedia jasa harus menyediakan fasilitas untuk penggunaan Engineer dan orang-orang
yang ditunjuknya dan harus melayani dan memelihara fasilitas selama Pekerjaan,
menjaga kebersihan dan hapus saat selesai. Lokasi kantor lokasi harus disepakati
dengan Proyek Pengelola. Jika selama berlangsungnya Pekerjaan menjadi perlu untuk
memindahkan kantor, Penyedia jasa harus melakukannya tanpa biaya dan dengan
ketidaknyamanan yang minimal.
Akses aman ke kantor setiap saat. Siapkan kantor untuk ditempati sebelum apa pun
operasi situs utama dimulai. Kantor akan tetap menjadi milik Penyedia jasa dan harus
dipindahkan dari lokasi setelah Pekerjaan selesai. Dapatkan Proyek Izin manajer
sebelum pembongkaran atau pemindahan.
Kantor lokasi utama untuk Engineer harus berlokasi di lokasi. Kantor ini harus termasuk
area kerja terbuka utama yang cocok untuk 4 orang, 2 kantor yang dapat dikunci, file yang
dapat dikunci ruang penyimpanan, ruang rapat, dan dapur kecil. Kantor utama harus
menyediakan fasilitas:
a. Cahaya dan kekuatan
b. Toilet dan wastafel
c. Telekomunikasi
d. AC
e. Meja rencana
f. Meja rapat cocok untuk dua belas orang
g. Dua belas kursi tetap
h. Enam meja dengan laci
i. Enam kursi meja putar
j. Enam tidak. 4 gambar lemari arsip
k. Rak buku
l. Dua gantungan gambar ukuran A1
Hal. : 83
KETENTUAN PPK TPST
m. Pertolongan pertama
n. Telepon ke setiap meja dan ruang rapat
o. Mesin faksimili
p. Empat komputer desktop, masing-masing dengan monitor LCD 19 inci, keyboard,
mouse
q. Mesin fotokopi/printer/scanner A3 berwarna
r. Dapur kecil dengan wastafel, air panas dan dingin yang dapat diminum, dan ukuran
penuh lemari es
s. Broadband nirkabel dan internet.
Membayar semua biaya pendirian dan koneksi di atas. Penyedia jasa akan dibayar
perbedaannya jika tagihan telepon, fax dan internet melebihi rata-rata ini pada saat
penyelesaian Periode Desain-Bangun.
2.5. Layanan Sementara
Menyediakan setiap saat selama konstruksi Pekerjaan sarana yang wajar untuk
sementara akses kendaraan dan pejalan kaki. Menyediakan dan memelihara layanan
sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di bawah kontrak. Instal
layanan tersebut sesuai dengan persyaratan yang relevan pihak berwajib. Mengatur
kekuasaan sementara; dengan membuat kesepakatan dengan otoritas terkait untuk
menyediakan tenaga sementara untuk jangka waktu Pekerjaan sesuai dengan standar
AS/NZS 3012 (1990) "Instalasi Listrik - Situs Konstruksi dan Pembongkaran".
Menyediakan pencahayaan yang memadai untuk pekerjaan yang sedang berlangsung di
bagian mana pun dari Pekerjaan ke tingkat yang sama direkomendasikan dalam AS/NZS
1680. Bila tidak lagi diperlukan untuk Pekerjaan, Penyedia jasa harus memutuskan
sambungan layanan sementara dan bersihkan semua jejaknya.
2.6. Layanan Eksisting
Penyedia jasa harus memperhatikan layanan yang ada sebagai berikut:
a. Jika layanan akan dilanjutkan, perbaiki, alihkan atau relokasi layanan sebagai yg
dibutuhkan. Jika layanan melewati garis parit yang diperlukan, atau akan
kehilangan dukungan ketika parit digali, berikan dukungan permanen untuk yang
ada melayani.
b. Jika layanan akan ditinggalkan, potong dan segel atau putuskan sambungan, dan
amankan layanan.
Penyedia jasa harus mengajukan proposal untuk tindakan yang akan diambil sehubungan
dengan yang ada layanan sebelum memulai Pekerjaan untuk meminimalkan jumlah dan
durasi gangguan.
2.7. Penyetelan Pekerjaan
Penyedia jasa harus menetapkan pengawasan survei Pekerjaan sebelum dimulainya
konstruksi dan bertanggung jawab untuk menetapkan tanda referensi, semua pekerjaan
survei dan pengaturan yang diperlukan untuk konstruksi Pekerjaan menggunakan teknik
yang memenuhi syarat surveyor.
Hal. : 84
KETENTUAN PPK TPST
Jika tanda referensi ini terganggu, maka pembentukan kembali ini tanda referensi hanya
boleh dilakukan oleh surveyor berlisensi.
2.8. Perlindungan Struktur, Jasa dan Properti lainnya
Penyedia jasa harus membuat semua pertanyaan yang wajar untuk mengidentifikasi dan
mengkonfirmasi lokasi, kedalaman dan ukuran layanan dan struktur yang ada yang
mungkin ditemui di pelaksanaan pekerjaan dan harus mengambil semua tindakan
pencegahan yang wajar dan perlu untuk melindungi layanan dan struktur ini dari
kerusakan.
Dalam hal terjadi cedera pada struktur, layanan atau properti tersebut, teknisi harus:
segera diberitahu tentang cedera. Jika Engineer menentukan bahwa perbaikan harus:
dibuat oleh Penyedia jasa, perbaikan tersebut akan dipesan atau diatur sebagaimana
diatur dalam Ketentuan Kontrak.
2.9. Papan Tanda
Penyedia jasa harus menyediakan dan memasang papan nama Proyek dengan ukuran
dan isi sebagai diarahkan oleh Pemberi Kerja. Tanda harus ditempatkan seperti yang
diarahkan oleh Manajer Proyek.
Setelah menyelesaikan Pekerjaan, seperti yang diarahkan oleh Manajer Proyek,
Penyedia jasa harus membongkar papan nama dan tiang-tiang, membuang pijakan beton
dan merusaknya, mengembalikannya trotoar dan mengangkut papan dan tiang ke Depot
Pengusaha atau lokasi serupa seperti yang ditunjuk oleh Manajer Proyek.
Rincian persyaratan Papan Tanda:
a. Papan tanda minimal 2m x 1 m
b. Font: Arial
c. Ukuran Poin: 700 poin
d. Teks dapat bervariasi antara 150mm hingga 200mm
e. Ukuran logo MLG: lebar 90cm
2.10. Kebersihan Lokasi
Sesuai dengan ketentuan Kontrak, Penyedia jasa harus menjaga standar tinggi
kebersihan dan tata graha selama berlangsungnya Pekerjaan. NS Insinyur berhak untuk
mengarahkan Penyedia jasa untuk membersihkan Lapangan setiap saat, dan jika
pekerjaan tidak selesai dalam waktu dua puluh empat (24) jam, Engineer akan
mengarahkan pekerjaan tersebut dilakukan oleh pihak lain atas biaya Penyedia
jasa. Penyedia jasa harus membersihkan semua material yang hilang ke laut dari
kendaraan dalam transit yang mengirimkan atau memindahkan material di bawah Kontrak,
untuk kepuasan otoritas lokal mana pun.
2.11. Keamanan Lokasi
Penyedia jasa harus sepenuhnya bertanggung jawab atas pengamanan yang tepat dan
memadai dari Pekerjaan dan bahan dan peralatan tetap dan tidak tetap di lokasi selama
keduanya jam kerja dan non kerja. Penyedia jasa harus memastikan lokasi tersebut
diamankan dengan baik selalu. Penyedia jasa harus menyediakan, memasang dan
memelihara penghalang dan pagar yang sesuai untuk melindungi pekerjaan dan semua
Hal. : 85
KETENTUAN PPK TPST
fasilitas. Pencahayaan luar, di sekitar gedung perkantoran dan di atas area parkir, harus
dipasang. Mengambil semua tindakan termasuk pembayaran biaya, termasuk
mempekerjakan Penjaga dan/atau Layanan Patroli Keselamatan atau sementara
senyawa keamanan yang mungkin masuk akal atau diperlukan untuk tujuan ini.
Tidak ada klaim untuk perpanjangan waktu atau biaya tambahan sehubungan dengan
kerusakan atau kehilangan material atau gangguan pekerjaan karena kegagalan
Penyedia jasa untuk melindungi Pekerjaan. Semua kerugian harus diganti oleh Penyedia
jasa tanpa biaya kepada Pengguna Jasa.
Kontraktor harus memenuhi TKDN minimum yang dipersyaratkan dalam Perpres No. 12
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, SE Menteri PUPR No. 18 Tahun 2021 Pedoman
Operasional Tertib Penyelenggaraan Persiapan Pemilihan untuk Pengadaan Jasa
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pada aturan
tersebut, disebutkan peran perusahaan industri di tanah air dalam peningkatan produk
dalam negeri. Adapun kewajiban penggunaan produk dalam negeri adalah apabila
terdapat produk yang telah memiliki penjumlahan nilai TKDN dan Bobot Manfaat
Perusahaan (BMP) minimal sebesar 40%, dengan nilai maksimal BMP sebesar 15%.
Sehingga jika sudah ada produk lain yang telah memenuhi persyaratan wajib, maka
produk lain hanya perlu memiliki nilai TKDN minimal sebesar 25%, dengan ketentuan
sebagai berikut:
− Tidak tersedia fasilitas atau peralatan utama produksi dalam negeri yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan atau menyediakan peralatan dengan kinerja yang
dibutuhkan.
− Tidak satupun perusahaan dalam negeri yang mampu memiliki teknologi untuk
mengerjakan pekerjaan atau menyediakan peralatan dengan kinerja yang dibutuhkan.
Hal. : 86
KETENTUAN PPK TPST
PPK Sanitasi
Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Wilayah I Provinsi Kalimantan Timur
Yulia Kusumastuty, ST
NIP.19830702 201012 2 001
Hal. : 87
KETENTUAN PPK TPST
Hal. : 1
KETENTUAN PPK TPST
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Peluang (IBRP) dalam pembangunan TPST yang harus ditaati.
1 Pekerjaan Persiapan
1.1 Pembersihan Lokasi lapangan berdebu Pekerja sesak nafas -Permen Buldozer 3 1 3 Kecil
lapangan saat musim kemarau terkena debu Ketenagakerjaan memiliki SILO
No.05 Tahun
Tertabrak buldozer Pekerja terluka tertabrak 2018 Operator 3 4 12 Sedang
buldozer / meninggal Keselamatan kompetensi
dan Kesehatan memiliki SIO
Kerja
Lokasi lapangan licin saat Pekerja terpeleset tanah Lingkungan Pemasangan 3 1 3 Kecil
musim hujan licin Kerja rambu-rambu
K3 dan safety
-Undang-undang line untuk
No. 1 Tahun batas kerja
1970 tentang
Tersengat listrik Terganggunya kesehatan keselamatan Pemasangan 3 4 12 Sedang
tubuh atau meninggal kerja lampu hazard,
penggunaan
-PP No. 88/2019 APD
Tentang
1.2 Pengukuran Lokasi lapangan licin saat Pekerja terpeleset tanah Kesehatan Kerja Pemasangan 3 1 3 Kecil
site musim hujan licin rambu-rambu
-PP RI No. 50 th K3 dan safety
2012 tentang line untuk
keselamatan batas kerja
Hal. : 2
KETENTUAN PPK TPST
dan kesehatan
Lokasi lapangan berdebu Pekerja sesak nafas Penggunaan 3 1 3 Kecil
kerja
saat musim kemarau terkena debu APD (helm,
rompi, sarung
tangan,
masker, dan
sepatu boats
safety)
1.3 Mobilisasi dan Menabrak / Menyerempet Pekerja terluka berat Memastikan 4 4 16 Besar
Demobilisasi kondisi jalan
Personel dan kerja aman
Peralatan untuk dilewati
Konstruksi
2 Pekerjaan Struktur
Hal. : 3
KETENTUAN PPK TPST
2.1 Penggalian Tanah hasil galian longsor Pekerja terkena timbunan -Permen Excavator 3 4 12 Sedang
Tanah tanah yang longsor Ketenagakerjaan memiliki SILO
kedalaman < No.05 Tahun
2m 2018
Keselamatan
Terkena swing excavator Pekerja terluka / cidera dan Kesehatan Operator 4 4 16 Besar
karena swing excavator Kerja kompetensi
Lingkungan memiliki SIO
Kerja
Terkena alat galian (cangkul, Pekerja terluka / cidera Pemasangan 3 1 3 Kecil
sekop) karena alat galian -Undang-undang rambu-rambu
(cangkul) No. 1 Tahun K3 dan safety
1970 tentang line untuk
keselamatan batas kerja
kerja
Menghirup debu / tanah hasil Sesak nafas akibat Pengawasan 3 1 3 Kecil
galian menghirup debu / tanah -PP No. 88/2019 operasi
hasil galian Tentang excavator
Kesehatan Kerja
2.2 Penggalian Tanah hasil galian longsor Pekerja terkena timbunan Excavator 4 5 20 Besar
Tanah tanah yang longsor / -PP RI No. 50 th memiliki SILO
kedalaman > meninggal 2012 tentang
2m keselamatan
dan kesehatan
Terkena swing excavator Pekerja terluka / cidera kerja Operator 4 4 16 Besar
karena swing excavator kompetensi
memiliki SIO
Hal. : 4
KETENTUAN PPK TPST
2.4 Pemasangan Getaran yang kuat akibat alat Pekerja terluka karena Operator alat 3 4 12 Sedang
pondasi tiang pemasangan tiang pancang terkena runtuhan memiliki
pancang bangunan kompetensi di
bidang
pemasangan
tiang pancang
2.5 Pemasangan Tanah dinding galian longsor Pekerja tertimbun Pemasangan 4 3 12 Sedang
pondasi longsoran tanah shoring untuk
setempat menahan
(Beton struktur tanah
Bertulang)
2.6 Pekerjaan Tertimpa adukan cor beton Pekerja terluka / iritasi kulit -Membuat 3 1 3 Kecil
Struktur Atas instruksi kerja
dan prosedur
Kecelakaan akibat alat kerja Pekerja terluka kerja 4 3 12 Sedang
-Penggunaan
Terjatuh dari ketinggian Pekerja terluka / meninggal APD (helm, 4 4 16 Besar
Hal. : 5
KETENTUAN PPK TPST
rompi, sarung
Tertimpa material dan Pekerja terluka 3 1 3 Kecil
tangan,
peralatan kerja
masker, dan
sepatu boats
Terkena bekisting Pekerja terluka / tergores 3 2 6 Sedang
safety)
bekisting
-Pemasangan
rambu-rambu
K3 dan safety
line untuk
batas kerja
2.7 Pekerjaan Tertimbun longsoran hasil Pekerja terluka / meninggal -Membuat 4 4 16 Besar
Struktur galian instruksi kerja
Bawah dan prosedur
kerja
Runtuhnya bangunan sekitar Pekerja terluka / meninggal -Penggunaan 4 4 16 Besar
akibat getaran pekerjaan APD (helm,
tiang pancang rompi, sarung
tangan,
Tertimpa adukan cor beton Pekerja terluka / iritasi kulit masker, dan 3 1 3 Kecil
sepatu boats
Terkena bekisting Pekerja terluka / tergores safety) 3 2 6 Sedang
bekisting -Pemasangan
rambu-rambu
K3 dan safety
line untuk
batas kerja
2.8 Pekerjaan Terjatuh dari ketinggian Pekerja terluka / cidera Pemasangan 4 5 20 Besar
pemasangan patah tulang rambu-rambu
rangka atap K3 dan safety
line untuk
batas kerja
Hal. : 6
KETENTUAN PPK TPST
full body
harness
2.10 Pekerjaan Getaran yang kuat akibat alat Pekerja terluka karena Operator alat 4 4 16 Besar
RAMP pemasangan tiang pancang terkena runtuhan memiliki
bangunan kompetensi di
bidang
pemasangan
tiang pancang
Hal. : 7
KETENTUAN PPK TPST
Tertimpa adukan cor beton Pekerja terluka / iritasi kulit Penggunaan 3 1 3 Kecil
APD
3 Pekerjaan Arsitektur
3.1 Pekerjaan Terkena alat atau material Pekerja terluka / iritasi kulit -Permen Penggunaan 3 2 6 Sedang
floor hardener Ketenagakerjaan APD
No.05 Tahun
3.2 Pekerjaan Terkena alat atau material Pekerja terluka / iritasi kulit 2018 Pemasangan 3 1 3 Kecil
plesteran rambu-rambu
-Undang-undang K3 dan safety
No. 1 Tahun line untuk
1970 batas kerja
3.3 Pekerjaan Terkena alat atau material cat Pekerja terluka / iritasi kulit -PP No. 88/2019 Membuat 3 1 3 Kecil
pengecatan instruksi kerja
-PP RI No. 50 th dan prosedur
2012 kerja
Hal. : 8
KETENTUAN PPK TPST
3.4 Pekerjaan Terkena alat atau material Pekerja terluka / Membuat 3 2 6 Sedang
kusen pintu terganggunya kesehatan instruksi kerja
tubuh dan prosedur
kerja
3.5 Pekerjaan Tertimpa alat atau material Pekerja terluka / Membuat 3 2 6 Sedang
sanitair terganggunya kesehatan instruksi kerja
tubuh dan prosedur
kerja
3.6 Pekerjaan Tertimpa alat atau material Pekerja terluka / Membuat 3 2 6 Sedang
lantai parkir terganggunya kesehatan instruksi kerja
tubuh dan prosedur
kerja
3.7 Pekerjaan Terkena alat atau material Pekerja terluka / Membuat 3 2 6 Sedang
dinding terganggunya kesehatan instruksi kerja
tubuh dan prosedur
kerja
3.8 Pekerjaan Terjatuh dari ketinggian Pekerja terluka / cidera Pemasangan 4 5 20 Besar
atap patah tulang rambu-rambu
K3 dan safety
line untuk
batas kerja
Hal. : 9
KETENTUAN PPK TPST
sepatu boats
safety)
5 Pekerjaan Lansekap
5.1 Pekerjaan Tanah hasil galian longsor Pekerja terkena timbunan -PP RI No. 50 th Excavator 4 4 16 Besar
Galian tanah tanah yang longsor 2012 memiliki SILO
<2m -Undang-undang
No. 1 Tahun
Terkena swing excavator Pekerja terluka / cidera 1970 Operator 4 5 20 Besar
karena swing excavator -Permen kompetensi
Ketenagakerjaan memiliki SIO
Hal. : 10
KETENTUAN PPK TPST
No.05 Tahun
Terkena alat galian (cangkul, Pekerja terluka / cidera Pemasangan 3 1 3 Kecil
2018
sekop) karena alat galian rambu-rambu
(cangkul) K3 dan safety
line untuk
batas kerja
5.2 Pekerjaan Tertimpa pohon Pekerja terluka / cidera -Undang-undang Penggunaan 3 2 6 Sedang
Penanaman No. 1 Tahun APD (helm,
pepohonan 1970 rompi, sarung
-Permen tangan,
Ketenagakerjaan masker, dan
No.05 Tahun sepatu boats
2018 safety)
Menghirup debu limestone Sesak nafas akibat -PP RI No. 50 th Pemasangan 3 1 3 Kecil
menghirup debu limestone 2012 rambu-rambu
-Undang-undang K3 dan safety
No. 1 Tahun line untuk
1970 batas kerja
-Permen
Terkena alat dan material Pekerja terluka Ketenagakerjaan Pengawasan 3 2 6 Sedang
No.05 Tahun operasi
2018 excavator
Hal. : 11