PROPOSAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat melakukan penelitian pada Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako
Oleh :
FIRMAN
C 301 16 267
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian................................................................. 6
1.5 Sistematika Penulisan............................................................ 6
iv
3.6 Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel.................... 28
3.6.1 Variabel Independen.................................................. 28
3.6.2 Variable Dependen..................................................... 29
3.6.3 Pengukuran Variabel.................................................. 31
3.7 Teknik Pengujian Instrumen.................................................. 32
3.7.1 Uji Validitas............................................................... 32
3.7.2 Uji Reliabilitas........................................................... 32
3.8 Uji Asumsi Klasik.................................................................. 33
3.8.1 Uji Normalitas............................................................ 33
3.8.2 Uji Multikoliniearitas................................................. 34
3.8.3 Uji Heteroskedastisitas............................................... 34
3.9 Metode Analisis..................................................................... 35
3.9.1 Deskriptif Variabel.................................................... 35
3.9.2 Analisis Regresi Linear Berganda............................. 36
3.10 Pengujian Hipotesis............................................................... 38
3.10.1 Uji F........................................................................... 38
3.10.2 Uji t............................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 40
LAMPIRAN............................................................................................... 42
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
untuk kepentingan umum negara. Pajak yang diperoleh pemerintah, salah satunya
berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang merupakan jenis pajak pusat
baik Provinsi maupun Kabupaten. Pajak Bumi dan Bangunan diatur dalam UU
Nomor 12 Tahun 1994 yang merupakan landasan hukum dalam pengenaan pajak
atas bumi dan bangunan untuk memperoleh manfaat atas bumi dan/atau bangunan.
pendapatan negara. Salah satu upaya pemerintah untuk memperoleh dana dari
pajak bumi dan bangunan dalam jangka waktu yang singkat yaitu Tax Amnesty
2016 tentang Pengampunan Pajak. Berlakunya Tax Amnesty pada tahun 2016
karena masih kurangnya kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) untuk diberikan kepada Wajib Pajak yang
memiliki kewajiban untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan setiap tahunnya.
Pembayaran pajak khususnya PBB dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui
Offline seperti kantor Pos, petugas pemungut pajak di Kelurahan atau kantor Desa
terkait dan melalui Bank yang telah ditunjuk berdasarkan kebijakan pemerintah
internet banking, melalui aplikasi resmi yang telah diluncurkan pemerintah dan
melalui aplikasi lainnya yang telah bekerja sama dengan pemerintah untuk
mengefisienkan waktu dan tenaga sehingga target penerimaan negara yang berasal
dari Pajak Bumi dan Bangunan dapat terealisasi. Tetapi pada kenyataannya, di
Kota Palu masih banyak masyarakat yang belum patuh membayar pajak. Salah
satunya di Kecamatan Palu Timur yang menjadi lokasi peneliti untuk mengetahui
dan Bangunan di Kecamatan Palu Timur pada tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Realisasi Penerimaan PBB di Kecamatan Palu Timur
Tahun 2019
Jumlah Pencapaian
No. Kelurahan Target Realisasi
SPPT (%)
1 Besusu Barat 1.955 689.332.337 379.909.920 55,11
2 Besusu Tengah 1.305 613.839.339 324.009.426 52,78
3 Besusu Timur 1.380 633.448.523 409.515.233 64,65
4 Lolu Utara 2.325 942.941.389 599.515.233 63,54
5 Lolu Selatan 1.823 1.576.520.215 1.022.027.903 64,83
Jumlah 8.788 4.456.081.806 2.734.612.526 61,37
Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kota Palu, 2020
Berdasarkan tabel diatas, ditemukan data realisasi penerimaan PBB
khususnya Kecamatan Palu Timur pada tahun 2019 masih belum maksimal
dengan jumlah SPPT yang terdaftar sebanyak 8.788. Cakupan data dari target
2
yang telah ditentukan yaitu 4.456.081.806 namun kenyataannya penerimaan yang
telah terealisasi hanya sebesar 2.734.612.526 dan tentunya masih belum mencapai
target yang telah ditentukan. Dari data tersebut, didapatkan presentasi pencapaian
Kepemimpinan Lurah yang belum bisa memberikan peringatan dan sikap yang
tegas dalam menyikapi pemungutan pajak bumi dan bangunan tentu akan
berpengaruh pada pendapatan yang masih belum maksimal, ditambah lagi dengan
tidak diterapkannya sanksi kepada aparat daerah yang lalai dalam melakukan
pajak bumi dan bangunan. Baik pemimpin Pusat hingga tingkat Daerah tidak lagi
merupakan sosok yang hanya dapat memberi perintah saja, namun dituntut juga
maupun sebagai mitra kerja. Untuk itulah peranan kepala Lurah sangat dituntut
untuk selalu taat dalam membayar pajak sehingga dapat memenuhi target yang
telah ditetapkan.
lebih mengenai kewajiban membayar pajak bumi dan bangunan masih terbilang
3
rendah, tentunya ini di dasarkan pada masyarakat yang memang masih belum
memahami dengan baik adanya kewajiban terhadap pembayaran pajak bumi dan
Palu Timur yang selalu acuh tak acuh dalam hal membayar pajak bumi dan
bangunan masih rendah walaupun sudah berlandaskan hukum yang kuat. Untuk
4
a. Apakah kepemimpinan Lurah dan kesadaran wajib pajak berpengaruh
Timur?
Palu Timur
Dalam penelitian ini penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi:
5
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tambahan dalam
bangunan.
c. Bagi Pembaca
penelitian selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab dua ini akan diuraikan landasan teoritis menjelaskan teori-teori
diteliti yaitu tentang apa yang seharusnya sehingga timbul adanya hipotesis
6
(dugaan awal penelitian). Jadi, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode
analisis.
dilakukan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca
implikasi dari hasil analisis data dan interpretasi yang dibuat dalam penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan atas hasil penelitian dan saran atas dasar hasil
penelitian tersebut.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bumi dan Bangunan di Kota Dumai. Jenis penelitian adalah metode penelitian
(Tax et al., 2016) meneliti tentang pengaruh kesadaran wajib pajak dan
data yaitu kuesioner yang telah disusun. Populasi dalam penelitian ini adalah
Sampel dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang melaporkan Surat
Pemberitahuan Tahunan sampai bulan Maret 2016. Penelitian ini bersifat kausal
komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data
Wajib Pajak dan Pelayanan Pegawai Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Pajak.
(Yanuar, 2017) melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan
kepala desa dan kesadaran terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pajak bumi dan bangunan di Desa Candirejo, Kecamatan Ngawen, Kab. Klaten.
Populasi dalam penelitiannya yaitu wajib pajak di desa candirejo pada tahun 2017
sehingga diperoleh sebanyak 95 orang. Analisis data dalam penelitian ini yaitu
analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dan metode survey.
Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu kepemimpinan kepada desa
kepemimpinan kepala desa dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib
luar penelitian.
pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini wajib pajak warga desa Candirejo, Kecamatan Ngawen.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Hasil penelitian yaitu
9
wajib pajak secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
Peneliti
(A. A. Pengaruh Sosialisasi a) Variabel X1 a) Variabel X2
Putri et al., Pemerintah dan Kepemimpina Sosialisasi
2017) Kepemimpinan Lurah n Lurah Pemerintah
Terhadap Kesadaran b) Variabel Y b) Objek penelitian
Masyarakat Membayar Kesadaran
Pajak Bumi Dan Membayar
Bangunan di Kota Dumai PPB
(Tax et al., Pengaruh Kesadaran a) Variabel X a) Variabel Y
2016) Wajib Pajak Dan Kesadaran Pelayanan
Pelayanan Pegawai Pajak Wajib Pajak Pegawai Pajak
Terhadap Kesadaran b) Objek penelitian
Wajib Pajak
(Yanuar, Pengaruh Kepemimpinan a) Variabel X2 a) Variabel X1
2017) Kepala Desa Dan Kesadaran Kepemimpinan
Kesadaran Wajib Pajak Wajib Pajak Kepala Desa
Terhadap Kepatuhan b) Variabel Y b) Objek
Wajib Pajak Dalam Kepatuhan penelitian
Membayar Pajak Bumi Membayar
Dan Bangunan Di Desa Pajak Bumi
Candirejo, Kecamatan dan
Ngawen, Kabupaten Bangunan
Klaten
(Susyanti Peran Kepemimpinan, a) Variabel Y a) Variabel X1
& Utami, Kualitas Pelayanan Kepatuhan Kualitas
2018) Petugas Pemungut Pajak Membayar Pelayanan
dan Motivasi Wajib Pajak Bumi Petugas
Pajak Dalam Kepatuhan dan Pemungut Pajak
Membayar Pajak Bumi Bangunan. b) Variabel X2
dan Bangunan. Motivasi Wajib
Pajak
c) Objek penelitian
Sumber : Data diolah penelitian (2020)
10
2.2 Kepemimpinan Lurah
Pada kenyataannya seseorang pasti memerlukan bantuan orang lain, hal ini
dalam suatu organisasi oleh seorang pemimpin untuk mencapai sebuah tujuan
yang membantu sebagian tugas Camat seperti yang tercantum dalam Peraturan
kelurahan adalah wilyah kerja Lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan
11
Ciri utama kepala kelurahan yaitu sebagai pegawai negeri dan tidak
dipilih. Oleh karena itu, Lurah mempunyai peranan yang sangat vital dalam
Artinya kekuasaan yang melekat pada jabatan tersebut untuk meyakinkan bahwa
individu yang berada dalam jabatan dibawahnya telah memenuhi persyaratan yang
mengarahkan bawahannya.
pada tatanan kebijakan antara pemimpin eksekutif dan legislatif, serta keputusan
administrasi yaitu keputusan yang diambil oleh pejabat eksekutif dalam hal ini
adalah bisa presiden, menteri, gubernur, bupati, walikota, camat, kepala desa,
lurah.
12
2.3 Pajak Bumi dan Bangunan
merupakan iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat
pajak berasal dari hasil pungutan wajib pajak sehingga anggaran pajak merupakan
sumber pendapatan negara yang terbesar dan terpenting karena perannya dalam
merupakan pungutan wajib dan bersifat memaksa yang berasal dari sebagian
kekayaan rakyat dalam bentuk uang yang selanjutnya masuk dalam pendapatan
negara tanpa adanya imbalan yang diberikan secara khusus dari pemerintah guna
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu pajak pusat yang
Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PBB
13
penerimaan jenis pajak ini akan diperhitungkan sebagai pendapatan asli daerah
Menurut Erly Suandy (2005: 61) PBB adalah pajak yang bersifat
kebendaan, yaitu besaran pajak terutang ditentukan dari keadaan objek yaitu
bumi/tanah dan/atau bangunan. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak
negara yang dikenakan terhadap Bumi dan Bangunan yang didasarkan oleh
mempunyai tanah atau bangunan, maka orang tersebut wajib membayar pajak atas
Menurut Waluyo (2011: 207-210), terdapat dua sanksi Pajak Bumi dan
Bangunan yaitu:
a. Sanksi Administrasi
(SPOP) walaupun telah ditegur secara tertulis, tetap akan dikenakan sanksi
administrasi berupa denda sebesar 25% (dua puluh lima persen) dihitung
14
administrasi berupa denda sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari selisih
3) Wajib Pajak yang tidak membayar atau kurang membayar pajak yang
berupa bunga sebesar 2% sebulan yang dihitung dari saat jatuh tempo
sampai dengan hari pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 bulan.
b. Sanksi Pidana
pajak terutang.
15
e) Tidak menunjukkan data keterangan yang diperlukan
yang terutang.
undang Nomor 28 Tahun 2009 mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang
UU tersebut tahun 2009. Dengan demikian tarif Pajak Bumi dan Bangunan
Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah yang
mengalami perubahan kedua pada tarif Pajak Bumi dan Bangunan yaitu Peraturan
Daerah Kota Palu Nomor 3 Tahun 2014 pada Pasal 80 (jdih.palukota.go.id) adalah
sebagai berikut:
a. Tarif 0,11% untuk Nilai Jual Objek Pajak tanah dan/atau bangunan kurang
b. Tarif 0,2% untuk Nilai Jual Objek Pajak tanah dan/atau bangunan
16
2.4 Kesadaran Wajib Pajak
terpenting agar terciptanya kewajiban dalam membayar pajak yang dilakukan oleh
wajib pajak.
Kepatuhan berarti patuh dan taat pada peraturan yang telah berlaku.
Kepatuhan wajib pajak yaitu suatu ketaatan wajib pajak untuk melakukan
17
undang-undang perpajakan (Permatasari & S., 2012) . Ada dua macam kepatuhan
(Muliari & Setiawan, 2011) menjelaskan bahwa kriteria wajib pajak patuh
a. Tepat waktu menyampaikan SPT semua jenis pajak dalam 2 tahun terakhir
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah
dimaksud dalam Pasal 28 UU KUP, dan dalam hal terhadap wajib pajak
e. Wajib pajak yang laporan keuangannya dua tahun terakhir diaudit oleh
18
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kepatuhan
pajak dengan tepat waktu tanpa menunda pembayaran pajaknya. Dengan taat dan
patuh pada peraturan yang berlaku dalam hal perpajakan, maka kepatuhan yang
undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan dan secara
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pada kenyataanya
membayar pajak PBB merupakan hal yang paling lambat dilakukan oleh Wajib
membayar pajak.
19
maupun memotivasi masyarakat setempat sehingga patuh dan taat dalam
agar secara serentak melakukan kegiatan yang sama dan terarah pada pencapaian
kelompok dalam arah yang sama tanpa paksaan (Kalalo et al., 2015).
System pemungutan pajak yang berlaku saat ini yaitu self assessment
(Prayoga, 2017) Kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib
penting karena dapat membantu wajib pajak dalam mematuhi aturan perpajakan.
Wajib pajak harus melaksanakan aturan itu dengan benar dan sukarela. Jadi,
kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui,
20
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan meneliti tentang pengaruh
Kepemimpinan Lurah
(X1)
Kepatuhan Wajib Pajak
dalam Membayar PBB
(Y)
Kesadaran Wajib Pajak
(X2)
Keterangan:
Simultan
Parsial
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.7 Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua kata yaitu hypo (belum tentu benar) dan tesis
diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variable yang diungkapkan
dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Berdasarkan latar belakang, rumusan
masalah, landasan teori dan kerangka pemikiran, maka rumusan hipotesis adalah
sebagai berikut:
21
2.7.1 Pengaruh Kepemimpinan Lurah dan Kesadaran Wajib Pajak
kesadaran wajib pajak (Susilawati, 2013). Apabila kesadaran akan pajak semakin
tinggi maka pelaksanaan kewajiban membayar pajak semakin baik sehingga dapat
dalam memberi arahan kepada masyarakat agar kepatuhan dalam membayar pajak
semakin baik. Penelitian yang dilakukan oleh (Yanuar, 2017), menemukan bahwa
kepemimpinan kepala desa dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif pada
kepatuhan pelaporan wajib pajak sebesar 25,1%. Berdasarkan uraian yang telah
Timur
didapatkan dari jabatan sebagai lurah. Lurah merupakan kepala kelurahan yang
22
meningkatkan kesadaran masyarakatnya untuk selalu taat dalam membayar pajak.
sebagai berikut:
cara membayar kewajiban pajaknya. Penelitian yang dilakukan oleh (Muliari &
dan signifikan pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di Kantor
23
BAB III
METODE PENELITIAN
dalam penelitian ini adalah Kepemimpinan Lurah (X1) dan Kesadaran Wajib
Pajak (X2) sebagai variabel independen dan Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Y) sebagai variabel dependen penelitian.
(Sugiyono 2014: 08), penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, dan mengambil data dari populasi tersebut. Metode
ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subyek
a. Data kualitatif
b. Data kuantitatif
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu data primer dan
b. Data sekunder adalah data yang berupa data-data yang sudah tersedia dan
berbagai sumber dan cara. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
25
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak yang dikenakan atas Pajak
Bumi dan Bangunan. Tercatat jumlah SPPT Wajib Pajak pada populasi di
3.5.2 Sampel
Rumus Slovin merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan
jumlah sampel (Siregar 2011: 149). Ukuran sampel dengan rumus Slovin:
N
n =
1+ N ( e )2
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
Kecamatan Palu Timur sebanyak 8.788 Wajib Pajak tahun 2019. Maka jumlah
26
8788
n =
1+ 8.788 ( 0,1 )2
8 . 788
n =
1+8788 (0,01)
8788
n =
1+8 7,88
8 788
n =
88,88
n = 98,8 7 dibulatkan menjadi 99 sampel
sampel dengan tingkat kesalahan 10%, maka dapat disimpulkan sampel berjumlah
yang sama untuk dipilih menjadi sampel sedangkan unit analisis dalam penelitian
ini Wajib Pajak Bumi dan Bangunan. Pembagian sampel ditentukan per kelurahan
Tabel 3.1
Penentuan Sampel Per Kelurahan Kecamatan Palu Timur Tahun 2019
Jumlah Jumlah
No. Kelurahan Proporsional
SPPT Sampel
1 Besusu Barat 1.955 (1.955/8.788) x 99 22
2 Besusu Tengah 1.305 (1.305/8.788) x 99 15
3 Besusu Timur 1.380 (1.380/8.788) x 99 16
4 Lolu Utara 2.325 (2.325/8.788) x 99 26
5 Lolu Selatan 1.823 (1.823/8.788) x 99 20
Jumlah 8.788 99
Sumber: Data diolah 2020
27
Variabel Independen atau disebut sebagai variabel bebas adalah variabel
variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2014: 59). Dalam penelitian ini, penjelasan
masyarakat untuk patuh dan sadar sebagai seorang wajib pajak dalam
kepemimpinannya adalah:
28
Kesadaran wajib pajak merupakan kemauan wajib pajak untuk melakukan
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2014: 59). Pada
penelitian ini, variabel dependen (variabel terikat) adalah Kepatuhan Wajib Pajak.
29
Tabel 3.2
Matriks Operasional Variabel
Skala
No Variabel Indikator
Pengukuran
Kepemi 1) Memberikan motivasi kepada masyarakat,
mpinan yaitu untuk mendapatkan hasil yang baik
Lurah secara optimal;
(X1) 2) Tanggung jawab sebagai seorang pemimpin
(Yanuar, terhadap setiap keputusan yang diambil;
1 Likert
2017) 3) Keaktifan pemimpin dalam menolong
berpartisipasi dan memberi perhatian timbal
balik dengan masyarakat;
4) Komunikasi, yaitu terdiri dari memberikan
infomasi, stabilisator, fasilitator.
Kesadara 1) Mengetahui adanya undang-undang dan
n Wajib ketentuan pajak;
Pajak 2) Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan
(X2) Negara;
(Muliari 3) Memahami bahwa kewajiban perpajakan
& harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
2 Setiawan yang berlaku; Likert
, 2011) 4) Memahami fungsi pajak untuk pembiayaan
Negara;
5) Menghitung, membayar, melaporkan pajak
dengan suka rela;
6) Menghitung, membayar, melaporkan
dengan benar.
3 Kepatuh 1) Membayar Pajak Bumi dan Bangunan tepat
an Wajib pada waktunya;
Pajak 2) Melaporkan setiap perubahan (renovasi)
(Y) tanah/rumah sendiri kepada aparat Pajak
(Supadm Bumi dan Bangunan;
Likert
i& 3) Mengurus dan mengisi Surat Pemberitahuan
Akuntan Objek Pajak (SPOP) dengan benar;
si, 2009) 4) Menyerahkan SPOP yang sudah terisi
kepada Kepala Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan
Sumber: Data diolah peneliti 2020
30
3.6.3 Pengukuran Variabel
variabel dependen (Y) menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2014: 107),
dengan skala Likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Skala likert secara umum menggunakan lima jawaban atau angka
Tabel 3.3
Skor Jawaban Pernyataan Menurut Skala Likert
Uji validitas dilakukan untuk mengukur penyataan yang telah ada didalam
mengungkapkan apa yang diungkapkan atau apa yang ingin diukur. Sugiyono
(2014: 121) mengungkapkan bahwa suatu instrument akan dianggap valid, jika
alat itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
(2014: 179) bila mana koefisien korelasi antar skor suatu indikator dengan skor
total seluruh indicator adalah positif dan lebih dari besar 0,3 (r > 0,3) maka
31
instrument tersebut dianggap valid. Jadi kalau korelasi antar butir dengan skor
total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.
Validitas sangat berkaitan dengan ketepatan hasil pengukuran suatu alat ukur.
responden terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
instrument dalam satu variabel. Suatu variabel dikatakan reliable (handal) jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6 Nunnally dalam (Ghozali, 2006: 46).
Ghozali (2013: 96), uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah
penggunaan model regresi yang dibuat telah memenuhi asumsi klasik. Pengujian
dependen dan independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah yang mendekati normal (Umar, 2008: 79). Menurut Ghozali
(2006: 108), deteksi normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik)
32
pada sumbu diagonal dari grafik. Pengambilan keputusan dalam uji normalitas
yaitu:
b. Jika data menunjukkan titik tersebut menyebar jauh dari garis diagonal
atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresinya tidak
a. Nilai signifikan atau nilai probabilitas < 0,05, distribusinya tidak normal
b. Nilai signifikan atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusinya normal.
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Menurut Ghozali (2012: 105),
model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
toleran yang lebih kecil dari 0,10 atau nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi
33
1
VIF =
1- R2
Keterangan:
1 – R2 = Tolerance
apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji ini untuk mengetahui apakah variabel
residu pengamatan lain berbeda berarti ada gejala heteroskedastisitas dari model
regresi tersebut. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan variabel bebas (SRESID)
b. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titiknya menyebar diatas dan di
34
Menurut Sugiyono (2017: 147), statistik deskriptif adalah statistik yang
Tabulasi Frekuensi dibagi dalam 5 (lima) tingkatan (Sudjana, 2005: 47) yaitu:
Tabel 3.4
Tabulasi Frekuensi
Tingkat Hubungan Interval Frekuensi
Sangat Setuju 4,20-5,00
Setuju 3,40-4,19
Ragu-Ragu 2,60-3,39
Tidak Setuju 1,80-2,59
Sangat Tidak Setuju 1,00-1,79
Sumber: Sudjana 2005
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear
(kriterium), bila dua atau lebih variabel dependen sebagai factor predictor
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi hasil analisis regresi ganda akan
Regresi linear berganda merupakan alat yang membutuhkan data yang terdiri dari
Y = α + β1 X1 + β 2 X2 + β n Xn + e
35
Keterangan:
Y = Variabel Dependen
α = Intersep
β1 - β n = Koefisien Regresi
X1 - Xn = Variabel Independen
e = Error.
dalam penelitian ini dengan pengolahan data menggunakan alat bantu aplikasi
software Statistical Product and Service Solution (SPSS) For Windows, maka
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + e
Keterangan:
α = Konstanta
β1 - β2 = Koefisien Regresi
X1 = Kepemimpinan Lurah
e = Error
korelasi yang digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari model
36
regresi yang digunakan. (Sugiyono 2017: 216) secara umum besarnya koefisien
a) R2 < 0.2, maka model regresi linear berganda dikatakan sangat lemah.
b) 0.2 < R2 <, maka model regresi linear berganda dikatakan lemah.
c) 0.4 < R2 < 0.6, maka model regresi linear berganda dikatakan cukup lemah.
d) 0.6 < R2 < 0.8, maka model regresi linear berganda dikatakan kuat.
e) 0.8 < R2, maka model regresi linear berganda dikatakan sangat kuat.
2014: 256)
R 2 /(k-1)
F=
(1-R 2 )/(n-k)
Dimana:
n = Jumlah sampel
37
pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan pedoman yang dilakukan yaitu
sebagai berikut:
a. Apabila Fhitung> Ftabel dan p < 0,05 maka terbukti semua variabel bebas yang
b. Apabila Fhitung> Ftabel dan p >0,05 maka terbukti semua variabel bebas yang
terikat.
Nilai Fhitung diperoleh dari hasil perhitungan statistik (SPSS) dalam table
tingkat kepercayaan yang ditentukan) dengan cara melihat df1 dan df2. Nilai df1
adalah jumlah dari variabel independen sedangkan nilai df2 adalah (N – K – 1),
dimana N = jumlah sampel, K =jumlah variabel independen. Nilai df1 dan df2
dapat juga dilihat dari hasil perhitungan statistik (SPSS) dalam table Model
Summary.
berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) secara parsial (Ghozali, 2013: 98).
bi
th =
Sbi
Dimana:
38
th = Nilai t-hitung
bi = Parameter estimasi
a) Jika thitung> ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti
b) Jika thitung< ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti
Nilai thitung diperoleh dari hasil perhitungan statistik (SPSS) dalam table
t bersifat dua sisi maka nilai α dibagi (α/2). Jadi nilai t merupakan nilai dari (α/2).
DAFTAR PUSTAKA
39
Erly, Suandy. 2005. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat
Kalalo, F., Tulusan, F., & Ruru, J. (2015). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa
Terhadap Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi
Dan Bangunan Di Desa Kaayuran Bawah Kecamatan Langowan Selatan
Kabupaten Minahasa. Jurnal Administrasi Publik UNSRAT, 2(30), 1348.
Putri, A. A., Sari, R., & Azmi, Z. (2017). The Influence of Goverment
Socialization and Lurah Leadership On Public Awareness of Paying The
40
Land and building tax In Dumai Pengaruh Sosialisasi Pemerintah Dan
Kepemimpinan Lurah Terhadap Kesadaran Masyarakat Membayar Pajak
Bumi Dan Bangunan Di Kota Du.
Rahayu, Siti Kurnia. 2013. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspel Formal.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba
Empat.
41
Susyanti, S., & Utami, T. (2018). Peran Kepemimpinan, Kualitas Pelayanan
Petugas Pemungut Pajak, dan Motivasi Wajib Pajak Dalam Kepatuhan
Membayar Pajak Bumi. 6(4), 1–27. https://doi.org/10.31227/osf.io/4tes5
Tax, I., Awareness, P., Tax, S., & Of, O. (2016). Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak Dan Influence Tax Payer Awareness and Service Tax Official of. 1–13.
42
LAMPIRAN
43
Kuesioner Penelitian
PENGANTAR
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i Responden
Nama : Firman
Pekerjaan : Mahasiswa
Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi
mengisi kuesioner penelitian yang terlampir. Tidak ada unsur lain dalam
44
Universitas Tadulako.
Hormat Saya
Firman
IDENTITAS RESPONDEN
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling sesuai
dengan keadaan Bapak/ Ibu/ Sdr/ I untuk pertanyaan dibawah ini
1. Nama :
2. Alamat : Jln …………………………………………………….
45
Kel………………….. Kec………………………….
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Jenjang Pendidikan Terakhir :
SD SMP SMA D3 S1 S2 S3
5. Bagaimana status tempat tinggal Bapak/Ibu saat ini :
Kontrak Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Hak Milik
Lainnya
Petunjuk Pengisian:
1. Pengisian Kuesioner ini semata-mata untuk tujuan ilmiah dan
pengembangan ilmu pengetahuan, semua pilihan jawaban dan pendapat
Saudara/i akan dirahasiakan oleh peneliti.
2. Setiap pernyataan telah disediakan lima buah jawaban. Pilihlah salah satu
jawaban yang memenuhi persepsi Saudara/i dengan cara memberi tanda
silang (X).
3. Bila terjadi kesalahan dan ingin merubah pilihan jawaban, maka beri tanda
sama dengan (=) pada jawaban yang salah dan beri tanda silang (X) pada
jawaban yang baru.
46
memberikan dorongan dan memberikan
contoh dalam kewajiban membayar pajak
bumi dan bangunan
3 Lurah memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk memberi masukan
mengenai pembayaran pajak bumi dan
bangunan
4 Lurah melibatkan partisipasi petugas pajak
dalam proses pembayaran pajak bumi dan
bangunan
5 Lurah bertindak tegas terhadap masyarakat
yang tidak patuh dalam membayar pajak
bumi dan bangunan
47
2 Membayar pajak merupakan bentuk
partisipasi dalam menunjang pembangunan
negara
3 Pembayaran pajak yang tidak sesuai akan
berakibat pada kerugian yang ditanggung
Negara
4 Mengetahui fungsi dan manfaat pajak yang
digunakan untuk membiayai pembangunan
negara dan sarana umum bagi masyarakat
5 Mengetahui bahwa dalam Undang
perpajakan, bagi Wajib Pajak yang
terlambat atu tidak membayar pajak dapat
diberikan sanksi administrasi dan sanksi
pidana
III. Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan
(Y)
No
Pernyataan SS S R TS STS
.
1 Saya selalu melaporkan SPT yang telah diisi
dengan tepat waktu
2 Saya selalu mengisi SPT (Surat
pemberitahuan) sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
3 Saya selalu menghitung pajak penghasilan
yang terutang dengan benar dan apa adanya
4 Saya selalu membayar pajak penghasilan
yang terutang dengan tepat waktu
5 Saya selalu membayar kekurangan pajak
penghasilan yang ada sebelum dilakukan
pemeriksaan
48