Tentang
DISUSUN OLEH :
Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................3
1.4 Batasan masalah...........................................................................3
1.5 Manfaat Penulisan........................................................................3
ii
2.7.4 Pay Back Priode (PBP).....................................................23
2.7.5 Benefit Cost Ratio (BCR).................................................23
iii
4.6.8 Benefit Cost Ratio (BCR)................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43
LAMPIRAN..........................................................................................................45
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Skema Konversi Energi Pada Pembangkit Tenaga Listrik Hidro. .6
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
listrik dari bahan fosil keberadaannya terbatas maka harus dilakukan beberapa
dalam negeri sendiri. Hal ini dibuktikan masih banyaknya pemadaman listrik di
beberapa daerah di Indonesia. Namun hal ini bertolak belakang dengan fakta
dimanfaatkan. Dalam kondisi ini solusi yang memadai adalah dengan membangun
seperti angin, air, cahaya matahari, biomass, dan lain-lain. Pembangkit Listrik
Tenaga Minihidro (PLTM) merupakan salah satu solusi sebagai penghasil listrik
yang ekonomis dan ramah lingkungan. Minihidro adalah salah satu istilah yang
energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya penghasil
listrik memiliki kapasitas debit dan ketinggian yang efektif. Semakin besar debit
dan ketinggian titik jatuh air maka semakin besar pula energi listrik yang dapat
1
dihasilkan. Semakin besar skala debit air yang memutar turbin maka semakin
berdasarkan potensi sungai yang tersedia. Dalam pengerjaan skripsi ini membahas
kabupaten Langkat pada lintang 3°27'26.21"U dan garis bujur 98° 8'9.90"T. dapat
listrik ?
2
1.3 Tujuan Penulisan
energi listrik.
setempat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan salah satu sumber energi yang banyak dimanfaatkan untuk
merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada air
tersimpan energi potensial (pada saat jatuh) dan energi kinetik (pada saat air
mengalir). Energi air sangat banyak dimanfaatkan sebagai energi kinetik yang
dimanfaatkan dalam menggerakkan kincir air atau turbin yang berada di sungai
kecil. Pembangkit listrik skala kecil ini dibagi 2 menurut kapasitas daya yang di
energi listrik yang dihasilkan antara 200 kW sampai dengan 5 MW (Mega Watt)
Persyaratan pokok untuk suatu PLTM adalah tersedianya air (debit) dan
adanya perbedaan jatuh air (head). Air akan dialirkan ke dalam turbin dan melalui
4
sudu, energi atau tenaga air yang ada akan memutar poros turbin. Putaran inilah
yang akan memutar generator untuk menghasilkan energi listrik. Contoh skema
5
2. 3 Potensi Energi Pada Air
Potensi energi pada air dapat dikonversikan menjadi energi mekanik yang
dapat memutar turbin dengan debit dan titik jatuh air untuk menggerakkan
Dari gambar di atas dapat dilihat tenaga potensial aliran air yang
mempunyai tinggi yang besar H (𝑚) dan kapasitas debit Q ( 𝑚2/𝑠) maka daya
𝑃 =𝑔×𝑄×5×𝐻 (2.1)
5 = efisiensi turbin
Untuk mencari debit arus (Q), metode yang sering digunakan dengan
6
current meter maka faktor koreksi (k) diabaikan sehingga persamaan untuk
𝑄 =𝑣×𝐴 (2.2)
2. 4 Turbin Air
Turbin air adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi kinetik
dari arus air[4]. Arus air itu akan masuk ke dalam turbin dan akan memutar sudu
pada turbin maka dihasilkanlah energi mekanik. Turbin tersebut terkopel pada
generator dan akan memutar generator. Dalam pemilihan turbin pada pembangkit
listrik yang akan direncanakan ada beberapa faktor yang dapat dilihat dalam
1. Faktor tinggi jatuh air ( head ) dan debit. Faktor ini merupakan faktor
pembangkit listrik.
7
2. Faktor daya (P) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang
tersedia.
3. Faktor kecepatan turbin berputar. Faktor ini yang akan nantinya dapat
Dari ketinggihan titik jatuh air dapat diklasifikasikan head yang sesuai
Dari Tabel 2.2 dapat ditentukan pengelompokan turbin dan jenis yang
sesuai dengan ketinggihan titik jatuh air. Pada tabel 2.3 dapat dilihat
Pelton Cross-flow
Turbin Impuls Cross - Flow
Turgo Multi – Jet Pelton
Propeller
Turbin Reaksi Francis
kaplan
8
2.4.1 Turbin Impuls
Turbin impuls adalah jenis turbin air yang berkerja dengan cara merubah
semua energi potensial air dengan kecepatan dan tekanan yang tinggi menjadi
energi kinetik melalui nozel[2].. Air yang keluar pada nozel yang mempunyai
kecepatan yang tinggi akan membentur sudu turbin. Setelah bentur sudu tersebut
Akibatnya roda turbin akan bergerak dan berputar. Turbin implus terbagi atas
Turbin pelton merupakan salah satu jenis turbin air yang prinsip kerjanya
memanfaatkan energi potensial air sebagai energi listrik tenaga air. Prinsip kerja
turbin pelton adalah memanfaatkan daya fluida dari air untuk menghasilkan daya
poros. Pada turbin pelton energi potensial yang terdapat pada air berubah menjadi
energi kinetik melalui nosel disemprot ke bucket untuk diubah menjadi energi
dari jumlah dan ukuran pancaran serta kecepatan debit air. Turbin ini mempunyai
titik jatuh air (head) ≥ 200 meter dan memiliki efisiensi sekitar 80% sampai
dengan 85%[2]. Turbin ini memiliki beberapa keuntungan dan kerugian diantara
lain:
Keuntungan :
9
Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di tempat
yang terisolir.
Kelemahan :
Turbin turgo adalah turbin air yang dirancang pada head sekitar 30 sampai
dengan 100 meter. Operational turbin turgo mencapai efisiensi sekitar 87%[2].
Kelebihan :
Kekurangan :
10
Berikut adalah gambar dari turbin Turgo :
Turbin Cross-Flow atau turbin aliran silang adalah merupakan jenis turbin
athmosphere radial flow[5], yaitu turbin aliran radial yang daerah kerjanya pada
tekanan atmosfer, sehingga akan mudah dalam perakitan karena turbin ini tidak
membutuhkan seal-seal kedap udara. Untuk titik jatuh air pada turbin sendiri
sekitar 4 sampai 100 meter. Turbin ini memiliki efesiensi antara 70% sampai
dengan 84%[2].
Kelebihan :
meningkat.
Kekurangan :
11
Berikut adalah gambar dari turbin Cross-flow :
Turbin reaksi adalah sebuah mesin berputar yang dapat merubah seluruh
energi air yang tesedia menjadi energi kinetik[5]. Turbin ini mempunyai profit
yang khusus pada sudunya. Sudu ini mempunyai istilah guide vane yaitu sudu-
sudu yang diletakkan pada runner yang tetap diantara runner yang berputar.
Runner yang berisi sudu-sudu tetap ini dipasang pada spiral casing.
a) Agar air masuk runner tanpa shock. Hal ini dilakukan dengan
b) Agar air masuk sesuai kebutuhan debit dari turbin. Hal ini
bisa ditutup ataupun dibuka dengan regulating shaft sehingga debit yang
12
Pada turbin reaksi, air masuk runner pada sisi keliling menuju pusat
runner. Turbin ini terdiri dari sudu pengarah tetap ( fixed guide vane) yang
mengarahkan air masuk ke runner (revolving runner) pada sudut yang tepat. Ini
dilakukan dengan mengatur sudut sudu secara tangensial kecepatan relatif air dan
revolving runner. Air melewati sudu dan memberikan sejumlah gaya revolving
poros putaran pada turbin berputar pada rpm yang lebih tinggi. Gaya sentrifugal
yang naik karena rpmnya naik cenderung mengurangi jumlah air yang mengalir
melalui sudu sehingga kecepatan air pada sisi masuk juga berkurang. Hal ini
Ini adalah keuntungan dari turbin reaksi jenis aliran inward bahwa turbin
dapat mengatur secara otomatis sesuai beban yang diperlukan turbin. Turbin
reaksi terbagi atas beberapa jenis sesuai tingkat titik jatuh airnya yaitu :
Turbin Francis adalah jenis turbin air yang dikembangkan oleh James B.
Francis. Turbin france adalah jenis turbin reaksi yang dipasang di antara sumber
air tekanan tinggi dibagian masuk dan air bertekanan rendah dibagian luar. Air
13
yang masuk kedalam turbin akan dialirkan melalui pengisihan air dari atas turbin
atau melalui sebuah rumah yang berbentuk spiral (rumah keong). Daya yang
dihasilkan turbin diatur dengan cara mengubah posisi pembuka sudu pengarah.
pengaturan dari oil bertekanan (governor), dengan demikian kapasitas air yang
masuk ke dalam roda turbin bisa diperbesar ataupun diperkecil. Pada sisi luar roda
mempunyai tekanan yang rendah (kurang dari 1atm) dan kecepatan aliran tinggi.
Turbin ini beroperasi pada titik jatuh air sekitar 40 sampai 200 meter. Efisiensi
dari turbin sekitar 80% sampai dengan 90%[2]. Turbin france memiliki kelebihan
Kelebihan :
Kekurangan :
14
2.4.2.2 Turbin kaplan
Turbin kaplan adalah turbin air tipe baling baling yang memiliki empat
sudu. Ini dikembangkan pada tahun 1913 oleh profesor Austria Viktor Kaplan,
yang menggabungkan sudu dan runner secara otomatis untuk mencapai efisiensi
Turbin kaplan merupakan turbin yang dapat dioperasikan pada head yang
rendah yang tidak mungkin dengan turbin francis. Titik jatuh air pada turbin ini
sekitar 10 sampai dengan 65 meter dari titik jatuh air. Diameter pada runner
turbin sekitar 2 sampai 11 meter. Turbin berputar dengan laju konstan yang
bervariasi. Putaran pada turbin sekitar 54,4 sampai 429 rpm. Turbin kaplan juga
mempunyai efisiensi sekitar 80% sampai dengan 90%[2]. Turbin ini memiliki
keuntungan dan kerugian. Berikut ini keuntungan dan kerugian pada turbin yaitu:
Keuntungan :
Sudu-sudu Adjustabel
Head rendah
Kerugian :
15
Berikut ini adalah gambar dari turbin kaplan:
2. 5 Generator
melalui bearing yang dihubungkan pada salah satu shaft turbin sehingga pada saat
turbin berputar maka rotor yang terdapat pada generatorpun akan mengalami
perputara dan akan menginduksikan fluks pada stator dan akan menimbulkan
energi listrik.
Generator juga memiliki beberapa jenis. Berikut ini adalah jenis jenis
generator:
16
(ii). Jenis generator berdasarkan putaran medan.
Generator sinkron
Generator asinkron
Generator 1 fasa
Generator 3 fasa
Uap (PLTU)
berikut[2];
17
𝑃𝑡𝑢𝑟𝑏i𝑛 = daya turbin.
Dalam pemilihan kapasitas daya yang terpasang pada generator biasanya dapat
ditentukan dengan mencari daya semu. Untuk mencari daya semu dapat
𝑃𝑠𝑒𝑚𝑢 𝑃𝑔𝑒𝑛𝑒r𝑎𝑡𝑜r
(2.5)
= cos 𝜃
memprediksi debit aliran air sungai. Dalam penelitian ada beberapa metode yang
akan digunakan untuk memprediksikan debit air yaitu dengan metode area-
penukuran langsung kegiatan akan lebih banyak dilakukan di lapangan atau lokasi
surve dikarenakan agar data sesuai dengan keadaan di lapangan. Pada pengukuran
langsung ini dapat menggunakan antara lain metode salt gulp metode dan float
method yang nantinya akan dipilih salah satu untuk dilakukan pada pengukuran di
lokasi.
Metode salt gulp merupakan metode yang cukup sederhana dan memiliki
nilai akurasi yang cukup baik khususnya untuk area sungai yang cukup lebar dan
memiliki bentuk yang tidak beraturan. Pada umumnya metode ini dilakukan
dengan cara melarutkan garam ke dalam satu ember air dan larutan garam dibuang
18
ke sungai dan pada jarak tertentu bagian bawah sungai, akan diukur nilai
konduktivitas air sungai dengan konduktivitas meter. Pada prinsip ini, larutan
garam yang di buang pada aliran sungai ia akan melarut dan menyebar ke sungai.
Pada saat aliran air deras maka konduktivitas meter akan menunjukkan nilai yang
relatif rendah. Pada saat aliran air lambat maka konduktifitas meter akan
lurus, tidah beriak atau bergelombang dan tidak banyak halangan pada
sungai/saluran air. Dengan sebuah benda yang dapat melayang di dalam aliran air
mengkalikan pada faktor koreksi tertentu sesuai kondisi yanga ada pada aliran
arus sungai. Berikut dapat dilihat tabel faktor koreksi sesuai kondisi sungai :
19
Tabel 2.4 : Faktor Koreksi Fload method
Luas area yang dilalui oleh arus air tersebut dapat dihitung dengan cara
mengukur sisi aliran air dan kedalaman rata-rata saluran air. Setelah didapat luas
area sungai yang dilalui oleh air, maka debit aliran air akan dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
𝑄 = 𝑉̅ × 𝐹 × 𝐴̅ (𝑚 3 /𝑠) (2.6)
Gambaran umum head dapat diperoleh dengan mengamati peta topografi area
mengenai berapa ketinggian dan elevansi area yang telah disuvey, namun pentuan
20
2. 7 Evaluasi Proyek
investasi, umur ekonomis, nilai masa kini dan priode pengembalian modal guna
Value(NPV), Pay Back Periode (PBP), dan Benefit Cost Ration (BCR).
2.7.1 Depresiasi
akhir umur pembangkit tersebut masih ada nilai residu yang tersisa sekitar 10%
Residu
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠i−𝑟𝑒𝑠i𝑑𝑢
Depresiasi = 𝑡 (2.7)
21
2.7.2 Penyusutan Cashflow
Tingkat inflasi = %
Pajak = %
i= 1
(2.8)
(1+𝑃)𝑛
n = tahun ke-
Net Present Value(NVP) adalah nilai dari selisih harga dari aliran kas
bersih (Net Cash Flow) dimasa datang dengan harga sekarang dari investasi awal
𝑁𝑃𝑉 = ∑𝑛 𝑁𝐵1
i=1 (1+i)2
𝑛
= ∑ i=1 𝐵̅7 − 𝐶̅7 (2.9)
22
𝐶i = Cost yang telah didiskon
𝑛 = Tahun ke-
i = Diskon faktor ( %)
Pay back Priode (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan
terjadinya arus penerimaan (cash in flows) yang secara kumulatif sama dengan
jumlah investasi dalam bentuk present value [1][8]. Pay Back Priode juga sering
disebut sebagai balik modal dari biaya yang telah dikeluarkan/investasi. Untuk
Benefit Cost Ratio (BCR) adalah ratio antara manfaat bersih yang bernilai
positif (benefit) dengan manfaat biaya yang bernilai negatif[1][6]. Suatu proyek
bisa dapat dikatakan layak bila diperoleh nilai BCR>1[1][6][7][8] dan dikatakan
tidak layak bila diperoleh nilai BCR < dari 1. BCR dapat dihitung dengan
mengunakan persamaan:
𝑁
BCR = ∑𝑘=0 𝐵𝑘
∑𝑁
(2.11)
𝑘=0 𝐶𝑘
23
Di mana : BCR = Benefit Cost Ratio
k = Tahun ke-
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Sungai Berkail pada posisi garis lintang 3°27'26.21"U dan garis bujur 98°
sebagai berikut :
25
3. 3 Pelaksanaan Penelitian
menghitung kembali debit air sungai, mengukur head (titik jatuh air) sebagai
Analisa ekonomi
26
3. 5 Diagram Alur Penelitian
Berikut ini diagram alur penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 3.2.
MULAI
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisa Ekonomi
Selesai
27
BAB IV
4. 1 Sungai Berkail
Sungai berkail merupakan salah satu sungai yang terletak di Desa Batu
kebanyakan penduduk yang terdapat di Desa Batu Jonjong dan sekitar merupakan
penghasilan mereka didapat dari bekerja sebagai buruh petani harian dan tidak
memiliki pekerjaan yang tetap. Selain sebagai buruh, mereka juga sebagian
menjadi pemandu wisata yang datang dari luar kota maupun luar negeri untuk
Akses transportasi dari medan menuju lokasi sungai berkail sekitar 3,5
jam perjalanan menggunakan transportasi darat dengan jarak 58 km. Lokasi dapat
28
lokasi penelitian untuk mengukur dan benganalisa besar debit sungai yang
4. 2 Potensi Energi
Pada surve yang telah dilakukan potensi energi yang telah dianalisis
mengetahui dan menganalisis besarnya potensi debit yang dapat dihasilkan sungai
berkail pada saat ketinggian normal. Dari pengukuran telah didapat lebar sungai 8
meter dan kedalaman dapat diasumsikan rata-rata 1,6 meter dan pengukuran
kecepatan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dengan jarak tempuh tetap yaitu 14 meter.
Panjang Sungai
No Waktu (detik) Kecepatan (m/detik)
(meter)
1 14 08,34 1,679
2 14 08,82 1,587
3 14 08,54 1,639
4 14 09,23 1,517
5 14 08,71 1,607
Rata-Rata 1,606
29
didapat kecepatan rata-rata sebesar 1,606 m/s. Dari data yang telah diperoleh
A = 1,6 x 8 = 12,8 𝑚2
𝑄 =𝑣×𝐴
Maka dari perhitungan Q didapat debit sebesar 20,557 𝑚3/s di lokasi tersebut.
Berikut adalah gambar dari titik lokasi surve debit ketitik lokasi power
30
ketinggi jatuh air (head) ke power station tersebut sekitar ± 30 meter. Dengan
head tersebut bahwa kita dapat menentukan daya listrik yang akan dibangkitkan
dan juga menentukan turbin yang efektif dan efisien dalam menggerakkan
generator.
Dari debit yang di ukur dari perhitungan sesaat sebesar 20,557 m 3/s, maka
potensi daya listrik yang mampuh dihasilkan sungai berkail dengan jarak yang
telah ditentukan dari titik pengukuran debit ke titik lokasi power station dapat
𝑃 = 𝑔×𝑄×𝐻
= 9,81 x 20,557 x 30
= 6049,9251 kW
Dari perhitungan daya diatas dapat kita asumsikan bahwa daya yang
4. 3 Potensi Bangunan
Bendungan (dam) adalah kontruksi yang dibangun untuk menahan laju air.
Bendungan sangat penting dalam mengontrol debit air yang besar agar tidak
merusak turbin. Di samping itu pada lokasi yang telah disurvey, bendungan juga
sangat mempengaruhi dalam penambahan ketinggian titik jatuh air (head) agar
31
Bak Pengendap (Sand Trap) merupakan salah satu kontruksi yang rancang
untuk menyaring keluaran air dari bendungan (dam) yang banyak membawa
partikel-partikel seperti pasir dan lumpur. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya ketidak stabilan putaran pada turbin akibat partikel tersebut dan dapat
mengalirkan air dari sisi bukit untuk menjaga ketinggian atau elevasi dari air yang
disalurkan.
Berdasarkan data head dan debit sungai berkail maka dapat dilakukan
pemilihan dengan berpatokan tabel 2.3. bahwasanya turbin yang akan dipakai
adalah turbin cross-flow dengan efisiensi turbin 70% sampai dengan 84%.
Untuk mengetahui daya keluar dapat dicari dengan memakai efisiensi turbin
sebagai berikut.
𝑃𝑡𝑢𝑟𝑏i𝑛 = 𝑃 × 5 𝑡𝑢𝑟𝑏i𝑛
𝑃𝑡𝑢𝑟𝑏i𝑛 = 4,84 MW
minimum pada PLTM maka turbin yang beroprasi dibagi menjadi 2 unit yang
32
𝑃g𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = 2,057 MW
Maka daya yang keluar pada gerator adalah 2,057 MW.Untuk kapasitas
20% lebih besar dari hasil perhitungan daya generator dengan demikian kapasitas
adalah;
= 2,614
Sehingga besar daya yang terpasang hasil perhitungan adalah 2 X 2,614 MW.
persamaan (2.5)
𝑃𝑠𝑒𝑚𝑢 = 2,468
0,9
𝑃𝑠𝑒𝑚𝑢 = 2,742MVA
Daya yang keluar dari PLTM tersebut akan diinterkoneksikan dengan PLN
33
4. 6 Evaluasi Proyek
investasi, umur ekonomis, nilai masa kini dan priode pengembalian modal guna
tesebut sehingga akan diketahui kelayakan suatu proyek dilihat dari sisi ekonomis
berkapasitas hampir sama sehingga akurasi data yang dipakai dan tidak terlalu
1 Survei Rp 1.000.000.000.
34
35
No Pengurusan Harga
2 Dokumentasi Rp 70.000.000
3 Transportasi Rp 600.000.000
36
= Rp 39.973.639.860
= Rp 39.973.600.000
Adapun biaya pengeluaran yang terdapat pada PLTM ini yaitu biaya
berikut.
37
sekitar 10 tahun dan pada akhir umur pembangkit tersebut masih terdapat nilai
residu yang tersisa sekitar 10% dari masa pemakaian. Referensi ini diambil dari
Residu
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠i−𝑅𝑒𝑠i𝑑𝑢
Depresiasi/penyusutan =
𝑡
𝑅𝑝 92.697.000.000−𝑅𝑝 9.269.700.000
= 10
= Rp 8.342.930.000
Dibulatkan = Rp 8.343.000.000
berikut :
Tingkat inflasi[11] = 3%
Pajak[13] = 25%
Perhitungan dan penyusunan cashflow dapat dilihat pada tabel 4.8 Berikut ;
38
39
Net Present Value nilai adalah selisih harga sekarang dari aliran kas bersih
dimasa datang dengan harga sekarang dari investasi awal pada tingkat bunga
= Rp 214.848.948.959 – Rp92.697.000.000
= Rp 122.151.948.959
terjadinya arus penerimaan (cash in flows) dapat dilihat pada tabel 4.8. Proforma
−18.678.261.568+4.014.242.505
=3+ 22.692.540.074
= 4 tahun
BCR = 𝑁
∑𝑘=0 𝐵𝑘
∑𝑁
𝑘=0 𝐶𝑘
214.692.504.074
= 92.697.000.000
= 2,317
Dari hasil perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR) didapat BCR > 1. Maka dari sisi
40
BAB V
5.1. Kesimpulan
2. Potensi daya listrik yang dapat dibangkitkan dari debit air Sungai
5.2. Saran
dengan metode yang lain untuk menentukan laju aliran dan debit
41
3. Pada penelitian selanjutnya peneliti diharapkan mengukur dan
42
DAFTAR PUSTAKA
[3]. O.F. Patty. 1995. Tenaga Air Edisi Pertama. Jakarta. Erlangga.
[5]. Sulvian, Robet Lee. Power Sistem Planning, McGraw Hill. New
York. 1977.
Prenhallindo.
[9]. Nasution, Syahrir Hakim. 2018. Evaluasi proyek dan Studi Kelayakan.
dan Listrik. Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan
43
[11]. Bank Indonesia.2019. Inflasi.https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/
https://www.bi.go.id/id/moneter/suku-bunga-
https://www.putra-putri-indonesia.com/pajak-penghasilan-badan.html.
44