iv
2.5.5. Autodesk Revit .............................................................................15
v
4.1. ANALISIS CLASH DETECTION ............................................................48
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4. 1 “Schedule/Quantities” .......................................................................51
Gambar 4. 2 Pengaturan pada Window “New Schedule” ......................................52
Gambar 4. 3 Input Parameter BOQ Pembetonan Pondasi .....................................52
Gambar 4. 4 Pengaturan Tab “Sorting/Grouping” .................................................53
Gambar 4. 5 Pengaturan Tab “Formatting” ...........................................................53
Gambar 4. 6 Opsi “Export” ....................................................................................54
Gambar 4. 7 “Schedule/Quantities” .......................................................................54
Gambar 4. 8 Pengaturan pada Window “New Schedule” ......................................55
Gambar 4. 9 Input Parameter BOQ Pembetonan Balok ........................................55
Gambar 4. 10 Pengaturan Tab “Sorting/Grouping” ...............................................56
Gambar 4. 11 Pengaturan Tab “Formatting” .........................................................56
Gambar 4. 12 Opsi “Export” ..................................................................................57
Gambar 4. 13 “Schedule/Quantities” ....................................................................57
Gambar 4. 14 Pengaturan pada Window “New Schedule” ....................................58
Gambar 4. 15 Input Parameter BOQ Pembetonan Kolom .....................................58
Gambar 4. 16 Pengaturan Tab “Sorting/Grouping” ...............................................59
Gambar 4. 17 Pengaturan Tab “Formatting” .........................................................59
Gambar 4. 18 Opsi “Export” ..................................................................................60
Gambar 4. 19 “Schedule/Quantities” .....................................................................60
Gambar 4. 20 Pengaturan pada Window “New Schedule” ....................................61
Gambar 4. 21 Input Parameter BOQ Pembetonan Plat ..........................................61
Gambar 4. 22 Pengaturan Tab “Sorting/Grouping” ...............................................62
Gambar 4. 23 Pengaturan Tab “Formatting” .........................................................62
Gambar 4. 24 Opsi “Export” ..................................................................................63
Gambar 4. 25 “Schedule/Quantities” ....................................................................63
Gambar 4. 26 Pengaturan pada Window “New Schedule” ....................................64
Gambar 4. 27 Input Parameter BOQ Pembetonan Plat ..........................................64
Gambar 4. 28 Pengaturan Tab “Calculated Value” ...............................................65
Gambar 4. 29 Pengaturan Tab “Sorting/Grouping” ...............................................66
Gambar 4. 30 Pengaturan Tab “Formatting” .........................................................66
Gambar 4. 31 Opsi “Export” ..................................................................................67
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. GAMBAR REVIT
5. KURVA S REVIT
6. KURVA S KONVENSIONAL
7. MS PROJECT
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1
sesungguhnya mengalami perubahanperubahan sesuai dengan perkembangan
jaman dari masa kerajaan, kolonial, kemerdekaaan dan masa-masa mutakhir.
Rumah sakit merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan rawat inap dan rawat jalan, oleh karena itu pelayanan yang berkualitas
merupakan suatu keharusan dan mutlak dipenuhi oleh suatu rumah sakit. Salah satu
upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat adalah
meningkatkan kinerja rumah sakit secara profesional dan mandiri. Dalam laporan
tugas besar ini penyusun akan mendesain dan merencanakan struktur apotek dengan
beton bertulang dengan konsep tahan gempa mulai dari struktur atas sampaistruktur
bawah. Struktur atas terdiri dari kolom, balok, dan pelat lantai, sedangkankan
struktur bawah terdiri dari fondasi. Dalam perencanaan kali ini penyusun dalam
menganalisis BIM menggunakan software REVIT.
1.2. TUJUAN
Tujuan dari tugas besar Aplikasi Komputasi Teknik Sipil ini adalah:
1. Memodelkan struktur bangunan dengan menggunakan software Revit.
2. Menentukan clash detection dengan menggunakan software Naviswork.
3. Membuat time schedule dengan menggunakan software Microsoft Project
dan Naviswork.
2
BAB 2
DASAR PERENCANAAN
3
1. Peraturan Menteri PUPR Nomor Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
PembangunanBangunan Gedung Negara.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 31/PRT/M/2015. Tentang:
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesbilitas pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.
3. PUBI-1982. Tentang: Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
4. SNI-3 PMI PUBB. Tentang: Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
m. NI-8. Tentang: Peraturan Semen Portland Indonesia.
5. SNI 1726 : 2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung.
6. SNI 8900 : 2020 Panduan Desain Sederhana Untuk Bangunan Beton
Bertulang.
7. SNI 1727 - 2020 – Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung
dan Struktur Lain.
8. SNI 2847 – 2019 - Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
9. SNI 1972 : 2008 Cara Uji Slump Beton.
10. SNI 1974 : 2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder.
11. SNI 2052 – 2017 – Baja Tulangan Beton.
4
sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan dalam persyaratan spesifikasi
teknis sebagai acuan untuk mewujudkan bangunan fisik dengan biaya dan jangka
waktu tertentu (Rani, 2016).
5
3. Tahap pelelangan.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan administrasi untuk
tender sampai dengan ditetapkannya pemenang lelang.
4. Tahap Pelaksanaan Konstruksi.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan antara lain persiapan lapangan,
pelaksanaan konstruksifisik proyek sampai dengan selesainya konstruksifisik.
Kegiatan pengendalian biaya dan jadwal konstruksi merupakan salah satu kegiatan
yang cukup penting pada saat pelaksanaan konstruksi. Pada pengendalian biaya
konstruksi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain alokasi biaya
untuk sumber daya proyek muali dari tenaga kerja, peralatan dan material
konstruksi. Sedangkan pengendalian jadwal pekerjaan dilakukan optimalisasi
waktu agarsetiap kegiatan yang ada dalam proyek dapat berjalan sesuai dengan
rencana, untuk itu semua pihak terkait diharapkan dapat menggunakan berbagai
sumber daya yang dimiliki agar tujuan proyek dapat tercapai dengan baik.
5. Tahap pengoperasian.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah penyerahan pekerjaan fisik
dari penyedia jasa kepada pengguana jasa untuk dapat dioperasikan dengan baik
dimana penyedia jasa masih memiliki tangungjawab pemeliharaan bangunan
tersebut sebagaimana yang telah diatur dalam kontrak kerja.
6
2.3.3. Karakteristik dan Prinsip BIM
Menurut (PUPR, 2018) dalam sebuah panduan adopsi BIM dalam Organisasi
terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki oleh sistem BIM antara lain:
a. BIM merupakan metode pendekatan baru yang mencakup desain serta
pembuatan aset konstruksi menggunakan pendekatan berupa 3D dari
bentuk fisik dan fungsional.
b. BIM merupakan lingkungan kolaborated yang disebut Command Data
Environment (CDE), yang merupakan proses pembuatan kumpulan data
digital berupa model 3 dimensi yang berisi informasi dan data yang
menyatu pada model.
c. Prinsip BIM bukanlah hanya pembuatan model 3D dengan menggunakan
Kompter, akan tetapi BIM yakni pembuatan model yang berisikan data
yang saling terkolaborasikan antar pihak dari perencanaan, desain
fabrikasi sampai pemeliharaan.
7
Taichi Ohno pada tahun 1950an, kemudian diterapkan pada proses desain dan
pelaksanaan industri kontruksi setelah melalui berbagai macam penelitian. Lean
Construction mampu membantu bisnis untuk bertahan secara lingkungan, sosial
serta ekonomi, kemampuan untuk penghematan pengeluaran biaya, menciptakan
inovasi dan meningkatkan daya saing.
Lean Construction dapat disimpulkan yakni suatu metode yang digunakan
pada pekerjaan konstruksi dengan cara meminimalkan waste berupa material dan
waktu, dengan tujuan untuk meningkatkan value (nilai), jadi dalam hal ini perlu
digunakan suatu konsep pendukung yaitu dengan menggunakan Building
Information Modeling (BIM) sebagai sarana untuk tercapainya waste yang
seminimal mungkin dalam pengerjaan suatu proyek kontruksi, karena dengan
menggunakan konsep Building Information Modeling (BIM) dapat menghemat
biaya pekerjaan proyek kontruksi dan meminimalkan waste yang berlebih, oleh
karena itu Lean Contruction memiliki hubungan dengan (BIM).
8
f. Data siklus: Persyaratan, desain, konstruksi, dan informasi operasional
dapat digunakan dalam manajemen fasilitas
Manfaat BIM menurut American Institute of Architects (AIA) yang telah di
tetapkan pada “sebuah model berbasis teknologi yang berhubungan dengan
database dari informasi proyek” ini mencerminkan kepercayaan umum pada
teknologi basis data sebagai fondasi. Di masa mendatang, dokumen teks terstruktur
seperti spesifikasi dapat dicari dan dikaitkan dengan standar regional, nasional dan
internasional. Manfaat penggunaan BIM adalah sebagai berikut.
1. Manfaat pra konstruksi untuk owner
a. Konsep, kelayakan, dan manfaat desain.
b. Peningkatan kinerja dan kualitas bangunan.
2. Manfaat desain
a. Visualisasi desain lebih akurat.
b. Tingkat koreksi yang tinggi ketika membuat perubahan desain.
c. Menghasilkan gambar 2D yang akurat dan konsisten disetiap tahap desain.
d. Berkolaborasi antar disiplin menjadi lebih mudah.
e. Memudahkan pemeriksaan terhadap desain.
f. Memperkirakan biaya selama tahap desain.
g. Meningkatkan efisiensi energi dan berkelanjutan.
3. Manfaat konstruksi dan fabrikasi
a. Menemukan kesalahan desain sebelum proses konstruksi dimulai.
b. Menggunakan model desain sebagai dasar komponen fabrikasi.
c. Implementasi yang lebih baik pada setiap konstuksi.
d. Sinkronasi pengadaan dengan desain dan konstruksi.
4. Manfaat sebuah konstruksi
a. Mengelola dan mengoperasikan fasilitas konstruksi dengan lebih baik.
b. Mintegrasikan operasi sistem manajemen fasilitas.
Manfaat BIM di Indonesia ditemukan paling banyak pada pemodelan 3D
kolaboratif yaitu mengurangi revisi pada tahap perencanaan (clash detection),
mempermudah dokumentasi, mempermudah koordinasi, visualisasi & simulasi
pemodelan 3D, mempermudah komunikasi, kolaborasi, permintaan eksternal
9
(pasar, client), mengurangi RFI, integrasi software, membantu manajer dalam
pengambilan keputusan. (Pantiga & Soekiman, 2021).
10
d. Reinformation and structure analysis
e. Field layout and civil data
2. 4D / Scheduling
BIM 4D memungkinkan untuk mengekstraksi dan memvisualisasikan
progress kegiatan selama masa proyek sehingga dari pembuatan hingga
pengawasan jadwal pekerjaan menjadi lebih optimal. Terdapat beberapa aspek yang
ada pada 4D, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Project schedule and phasing
b. Just in time schedule
c. Installation schedule
d. Payment visual approval
e. Last planner schedule
f. Critical point
3. 5D / Estimating
BIM 5D digunakan untuk pelacakan anggaran dan kegiatan biaya terkait
proyek. 5D dilakukan bersamaan dengan 3D (Model) dan 4D (Waktu)
memungkinkan pihak terakait proyek untuk memvisualisasikan data kemajuan
kegiatan mereka dan biaya dari waktu ke waktu. Terdapat beberapaaspek yang ada
pada 5D, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Conceptual cost planning
b. Quantity extraction to cost estimation
c. Trade verification
d. Value engineering
e. Prefabrication
4. 6D / Sustainability
BIM 6D mengintegrasikan perancangan dengan analisis performa bangunan
yang fokus pada keberlanjutan dan konsep ramah lingkungan. Terdapat beberapa
aspek yang ada pada 6D, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Energy analysis
b. Green building element
c. Green building certification tracking
d. Green building point tracking
11
5. 7D / Building Management
BIM 7D memungkinkan pihak terkait manajemen bangunan untuk
mengetahui dan melacak data aset yang relevan seperti status komponen spesifikasi,
manual pemeliharaan/ operasi, data garansi dan lain sebagainya dengan lebih detail
serta relevan terhadap kondisi bangunan. Terdapat beberapa aspek yang ada pada
7D, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Building life cycles
b. BIM as built data
c. BIM cost operation and maintenance
d. BIM digital lend lease planning
Beberapa tingkat implementasi yang berlaku di beberapa negara terkait
implementasi BIM adalah sebagai berikut:
1. Level 0 BIM
a. Tidak ada kolaborasi.
b. 2D CAD untuk penggambaran dan dokumentasi (drafting).
2. Level 1 BIM
a. Pekerjaan desain konseptual dengan 3D model, gambar-gambar 3D CAD
digunakan untuk dokumentasi, perizinan dan informasi konstruksi.
b. Terdapat standar CAD dan informasi dikolaborasikan dalam bentuk
elektronik.
3. Level 2 BIM
a. Bekerja secara kolaborasi. Semua pelaku bekerja dengan system dan
lingkungan sendiri namun model atau obyek dikolaborasikan.
b. Informasi dipertukaran dengan protokol dan format yang disetujui (IFC
atau COBie).
4. Level 3 BIM
a. Kolaborasi penuh antar semua disiplin dan pelaku menggunakan satu objek
(shared object). Semua pelaku dapat mengerjakan, memodifikasi objek
yang sama.
b. Dinamakan sebagai OpenBIM.
12
2.5.3. Informasi Standar BIM
Standar informasi BIM dalam adalah beberapa definisi dari “apa” dan “bagaimana”
mengembangkan model-model BIM pada setiap tahap proyek untuk memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Beberapa negara memiliki standar sendiriyang
bersumber dari BIM National Standard. Menurut Indraprastha dan Tim Institut BIM
Indonesia (2018), sebagai contoh BIM Dimension and Standaritation adalah
sebagai berikut ini.
1. Pendahuluan
2. Tujuan Pembuatan Standar
3. Struktur Organisasi tim BIM, peran dan tanggungjawabnya (BIM Manager,
BIM Coordinator, Modeler)
4. BIM Deliverables
5. Project Server
a. Struktur folder.
b. Standar penamaan file.
6. BIM Project Process and Timeline
a. Satu disiplin.
b. Multi disiplin-kolaborasi internal.
c. Multi disiplin-kolaborasi external.
7. Kebutuhan Pemodelan BIM
a. BIM Authoring Software.
b. Project template.
c. Project Coordinates, Levels and Grid.
d. File Breakdown.
e. Worksheet Breakdown.
f. Object Creation.
g. Good Practices (DO’s dan DON’T’s).
h. Getting Started.
8. Model Content
a. Spesifik disiplin ilmu (AR, STR, MEP, QS, Kontraktor).
13
a. Spesifik disiplin.
b. Koordinasi antar disiplin.
c. Antara model, gambar dan penjadwalan.
10. Pertukaran File (File Exchange)
a. Format file.
b. Metode pengiriman internal.
c. Metode pengiriman external.
11. Tambahan (Appendices)
a. Istilah BIM yang sering digunakan.
b. Referensi BIM.
c. Referensi CAD
14
Gambar 2. 1 Ruang Lingkup Model 4D dan 5D
(Sumber: Modul Pemodelan 3D, 4D, 5D, 6D dan 7D serta Simulasinya,
Kementrian PUPR, 2018)
15
bagi arsitek, insinyur struktur serta insinyur sistem bangunan untuk berkolaborasi
pada satu proyek bangunan gedung, dengan membuat desain secara terpisah sesuai
bidangnya masing-masing dan kemudian Autodesk Revit dapat mengintegrasikan
ketiganya. Berikut ini merupakan keunggulan dari software Autodesk Revit.
1. Hubungan Dua Arah
Autodesk Revit menyimpan semua informasi pada suatu tempat, saat
melakukan perubahan dimana saja maka akan berubah keseluruhan model.
Contohnya saat mengubah suatu objek pada 3D model maka akan berubah pada
tampak denah, RAB (rencana anggaran biaya) dan juga sebaliknya.
2. Rencana Anggaran Biaya / BoQ (Schedule)
Schedule adalah fitur pada Revit untuk mengetahui tipe komponen yang
dipakai pada model bangunan, contohnya untuk mengetahui tipe pintu, jendela,
furniture, dll beserta mengetahui jumlahnya. Pada kolom schedule, dapat diatur
sesuai kebutuhan dan dapat membuat suatu formula, filter, sertakalkulasi.
3. Komponen Parametric
Komponen parametric atau pada Revit dikenal sebagai Family, merupakan
komponen pada bangunan yang dapat diambil dari Library yang sudahdisediakan
atau dapat membuat custom sesuai dengan yang diinginkan. Revit dapat mengubah
– ubah ukuran komponen serta menambahkan bentuk detailnya dan menjadikannya
suatu library baru, dan tidak memerlukan bahasa pemrograman ataupun coding
untuk melakukan hal tersebut.
4. Optional Design
Berfungsi untuk membuat serta mempelajari beberapa alternative desain dan
mendapatkan kuantifikasi serta analisanya sehingga membantu dalam mengambil
keputusan desain.
5. Dokumentasi
Dapat menghasilkan gambar denah, tampak potongan serta detail secara
otomatis dari 3D model yang dibuat. Membuat gambar kerja sesuai dengan standar
dan menjadikannya suatu library template.
6. Material Take Off
Menghitung jumlah bahan (material) secara rinci, misalnya menghitung
volume semua lapisan material pada dinding, lantai, kolom, dll.
16
Informasinyadidapat secara cepat dan akurat, hal ini dapat membantu dalam
menghitung estimasi biaya proyek.
7. Revit Building Maker
Membuat alur kerja yang lebih baik dimana memulai desain dengan
membuatkonsep terlebih dahulu. Menggunakan fitur Massing pada Revit dapat
membuat bentukan yang ekspresif, juga dapat mengimport massing dari Form-Z,
Rhino, Sketup, 3ds Max, AutoCAD atau ACIS dan NURBS dari aplikasi lain.
Model massing dapat memilih setiap permukaan dan mengubahnya menjadi objek
dinding, atap, lantai, serta dinding curtain, sertadapat menghitung luasan lantai yang
didapat.
8. Interference Check
Menggabungkan beberapa model dari file berbeda menjadi satu
file(superimpose) sebagai contoh dari model dari arsitek, struktur dan MEP
yangselanjutnya melakukan Interference Check untuk mengetahui apabila ada
komponen yang bertabrakan.
9. Kemampuan Export Dan Import
Revit mendukung beberapa format file untuk proses import dan export,
antaralain DGN, DWG, DWF, DXF, IFC, SAT, SKP, AVI, ODBC, gbXML, BMP,
JPG, TGA, dan TIF. Revit juga dapat mentransfer objek seperti line, arc, circle,
serta 3D geometri untuk digunakan pada aplikasi lain seperti 3ds Max atau Autodesk
VIZ untuk keperluan Rendering yang lebih baik.
10. Integrasi 2D dan 3D DWF
Revit dapat mengeluarkan gambar berupa 2D maupun 3D dalam format
DWF, dan bagi pihak non – teknik yang hanya cukup dapat melihat gambar saja
bisa menggunakan aplikasi Autodesk Design Review yang bisa di unduh secara
gratis.
17
interaktif, divisualisasikan dan dianalisis dengan berbagai cara untuk memvalidasi
desain dan memberikan prediktabilitas untuk konstruksi dan pengoperasian.
Fitur yang terdapat pada Naviswork usntuk menunjang integrasi Buildding
Information Modeling adalah sebagai berikut:
1. Aggregate Multi-Discipline Models
2. Create Model Reviews
3. Model Navigation
4. Locate Building Elements
5. Render
6. Timeliner
7. Quantification
Naviswork terdiri dari beberapa produk dengan tingkat masing-masing fitur
untuk menunjang integrasi BIM, diantaranya sebagai berikut:
a. Autodesk Nviswork Manage
Autodesk Naviswork Manage merupakan produk Naviswork tingkat
tertinggi dan memiliki semua fitur Naviswork simulate dengan
penambahan fitur untuk mendeteksi suatu bentrokan pada objek 3D.
b. Autodesk Naviswork Freedom
Autodesk Naviswork Freedom berbeda dengan Naviswork Manage, hal ini
karena Naviswork Freedom hanya memiliki fitur yang sedikit, biasanya
digunakan hanya untuk review. Dikarenakan Autodesk Naviswork
disediakan secara gratis.
18
air) yang masig plastis ini dicor ke dalam acuan dan dirawat untuk mempercepet
reaksi hidrasi campuran semen air, yang menyebabkan pengerasan beton. Bahan
terbentuk ini mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, tetapi ketahanan terhadap
tarik rendah campuran antara semen dan air akan membentuk pasta semen, yang
berfungsi sebagai bahan ikat. Sedangkan pasit dan kerikil merupakan bahan
agregatyang berfungsi sebagai bahan pengisi, dan sekaligus sebagai yang diikat
oleh pastasemen. Ikatan pasta semen dengan agregat ini menjadisatu kesatuan yang
kompak dan akhirnya dengan berjalannya waktu akan menjadi keras serta padas
yang disebut dengan beton. Skema penyusun bahan beton dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
19
Beban tarik pada beton bertulang ditahan oleh baja tulangan, sedangkan beban
tekan cukup ditahan oleh beton.
Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung-1983, berat jenis
dari komponen struktur yakni:
Beton = 2.200 kg/m³
Baja tulangan = 7.850 kg/m³
Beton Bertulang = 2.400 kg/m³
20
2.6.4. Model Struktural
Apriansyah (2021) Model struktur pada Building Information Modeling
merupakan proses menuangkan gambar informasi dan desain ke dalam aplikasi
BIM, data dan gambar dari CAD ke media BIM berupa aplikasi Autodesk Revit.
Hasil akhir akan berbentuk model 3D struktural secara utuh, yang pada tahap
berikutnya dilakukan input informasi dan spesifikasi material komponen struktural.
21
Clash detection digunakan untuk mengecek pekerjaan baik yang sudah
selesai atau sedang berlangsung untuk meminimalisir risiko terjadinya human
erroryang diperkirakan akan terjadi dalam tahap konstruksi. Kesalahan yang
biasanya terlihat di lapangan akan langsung terdeteksi pada tahap pemodelan,
bahkan ksebelum kegiatan lapangan dilakukan. Keuntungan pemakaian clash
detection secara umum adalah:
a. Meminimalisir dan mengeliminasi konflik yang akan terjadi di lapangan.
b. Memvisualisasikan pembangunan, pentahapan, dan logistik.
c. Mereduksi biaya konstruksi karena berkurangnya variation order.
d. Menurunkan Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam proses konstruksi.
e. Meningkatkan produktifitas di lapangan.
Terdapat 3 jenis bentrokan yang ditemui dalam clash detection:
1. Bentrokan keras (hard clashes)
Bentrokan geometris langsung seperti elemen yang saling bertabrakan.
Contoh yang dapat dilihat pada gambar 2.4 yakni HVAC memotong balok
struktural.
2. Bentrokan lembut (soft clashes)
ruang yang dibutuhkan di sekitar objek. Contoh: tidak ada yang menghalangi
bukaan pintu, ruang di sekitar meja merupakan tempat beroperasi.
3. Bentrokan logistik / temporer (logistic/temporary clashes)
Bentrokan yang berkaitan dengan konstruksi itu sendiri. Contoh: perancah
memblokir pintu akses.
22
(Sumber: Modul 6 Workflow dan Implementasi BIM pada Level Kolaborasi
dalam Proses Monitoring Proyek, Mutawakkil dan Paresti, 2012)
23
2.8.3. Kurva S
Fitrianto (2016) Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan
kegiatan, waktu, dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase
kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S dapat memberikan
informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal
rencana.
2.8.4. PDM (Precedence Diagram Method)
Abma (2022) PDM merupakan versi lebih kompleks dari Activity on Node.
PDM menggunakan empat hubungan logis diantara aktivitas-aktivitasnya yaitu
Finish to Start (FS), Finish to Finish (FF), Start to Start (SS) dan Start to Finish
(SF).
24
untuk memperhitungkan pemborosan selama proses konstruksi. (Kurnia Nugraha,
2020)
Reista dkk (2022) perhitungan volume memiliki peran yang penting, hal ini
diperlukan untuk menghitung dan memverifikasi jumlah pekerjaan yang termasuk
dalam lingkup pekerjaan untuk Bill Quantity (BQ) yang akan diserahkan nanti.
Perhitungan volume ini harus dilakukan dengan hati- hati dan akurat dan dibangun
sesuai dengan gambar perencanaan yang disetujui agar kesalahan yang kemudian
mengarah pada perselisihan atau bahkan merugikan kontraktor tidak terjadi. BQ
adalah kumpulan daftar yang menunjukkan ringkasan pekerjaan yang
diselesaikandan perkiraan/kuantitas.
Volume pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan per kegiatan pekerjaan
yang dicantumkan dalam BQ. Harga total keseluruhan merupakan jumlah dari
seluruh hasil perkalian volume pekerjaan dengan harga satuan masing-masing
pekerjaan. Umumnya, pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 11% dari harga total
keseluruhan pekerjaan juga ditambahkan ke dalam total perhitungan. Metode
25
perhitungan volume menggunakan gambar 2D memerlukan banyak proses manual
sehingga diperlukan ketelitian dalam proses komputasi untuk mendapatkan
volumebersih dari setiap elemen sehingga volume yang sama tidak dihitung dua
kali. Di sisi lain, dengan metode BIM seperti Revit, proses perhitungan volume
dapat dilakukan dengan lebih efisien berdasarkan model yang sudah dibuat. Hal ini
membantu mengurangi dampak kesalahan manusia dalam proses manual.
26
b. Gambar Bestek.
c. Harga Satuan Pekerjaan (HSP).
Menurut Widiantoro pada buku “Rencana Anggaran Biaya (Construction
Cost Estimate)” (2017) RAB merupakan perkiraan atau estimasi, ialah suatu
rencana biaya sebelum bangunan/ proyek dilaksanakan. Diperlukan baik oleh
pemilik bangunan atau owner maupun kontraktor sebagai pelaksana
pembangunan.RAB yang biasa juga disebut biaya konstruksi dipakai sebagai ancer-
ancer dan pegangan sementara dalam pelaksanaan. Karena biaya konstruksi
sebenarnya (actual cost) baru dapat disusun setelah selesai pelaksanaan proyek.
Estimasi biaya konstruksi dapat dibedakan atas estimasi kasaran (approximate
estimate atau preliminary estimates) dan estimasi teliti atau estimasi detail (detailed
estimated). estimasi kasaran biasanya diperlukan untuk pengusulan atau pengajuan
anggaran kepada instansi atasan, misalnya pada pengusulan DIP (Daftar Isian
Proyek) proyek-proyek pemerintah, dan juga digunakan dlam tahap studi kelayakan
suatu proyek. Sedangkan estimasi detail adalah RAB lengkap yang dipakai dalam
penilaian penawaran pada pelelangan, serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan.
Estimasi detail pada hakekatnya merupakan RAB lengkap yang terperinci
termasuk biaya-biaya tak langsung atau overhead, keuntungan kontraktor dan
pajak. Biasanya biaya overhead, keuntungan dan pajak diperhitungkan berdasar
persentase (%) terhadap biaya konstruksi (bouwsom). Tingkatan RAB atau estimasi
dalam pekerjaan teknik sipil, atau proyek pada umumnya, dapat dibagi atas tujuh
tingkat antara lain:
a. Preliminary estimate, merupakan hitungan kasaran sebagai awal estimasi
atau estimasi kasaran.
b. Appraisal estimate, dikenal sebagai estimasi kelayakan (feasibility
estimate), diperlukan dalam rangka membandingkan beberapa estimasi
aalternativedan suatu rencana (scheme) tertentu.
c. Proposal estimate, adalah estimasi dari rencana terpilih (selected scheme),
biasanya dibuat berdasar suatu konsep desain dan studi spesifikasi desain
yang akan mengarah kepada estimasi biaya untuk pembuatan garis-garis
desain (outline design).
27
d. Approved estimated, modifikasi dan proposal estimate bagi kepentingan
client atau pelanggan, dengan maksud menjadi dasar dalam pengendalian
biaya proyek.
e. Pre-tender estimate, merupakan penyempurnaan dan approved estimated
berdasar pekerjaan definitive sesuai informasi yang tersedia dalam
dokumen tender atau RKS, dipersiapkan untuk evaluasi penawaran pada
lelang.
f. Port-contract estimate, adalah perkembangan lebih lanjut mencerminkan
besar biaya setelah pelulusan dan tercantum dalam kontrak, memuat
perincian uang dengan masing-masing pekerjaan (bill of quantities) serta
pengeluaran lainnya.
g. Achieved cost, merupakan besar biaya sesungguhnya atau real cost, disusun
setelah proyek selesai digunakan sebagai data atau masukan untuk proyek
mendatang.
Besar biaya proyek dapat diperkirakan atau diperhitungkan melalui beberapa
cara atau metode. Menurut Iman Soeharto (1999) metode estimasi biaya yang sering
digunakan pada proyek adalah:
a. Metode parametrik, dengan pendekatan matematik mencoba mencari
hubungan antara biaya atau jam orang dengan karakteristik fisik tertentu
(volume, luas, berat, panjang, dsb).
b. Metode indeks, menggunakan daftar indeks dan informasi harga proyek
terdahulu, indeks harga adalah angka perbandingan antara harga pada
tahun tertentu terhadap harga tahun yang digunakan sebagai dasar.
c. Metode analisis unsur-unsur, lingkup pekerjaan diuraikan menjadi unsur-
unsur menurut fungsinya, membandingkan berbagai material bangunan
untuk memperoleh kualitas oerkiraan biaya dan tiap unsur, kemudian dapat
dipilih estimasi biaya paling efektif.
d. Metode faktor, menggunakan asumsi terdapat korelasi atau faktor antara
peralatan dengan komponen-komponen terkait, biaya komponen dihitung
dengan cara menggunakan faktor perkalian terhadap peralatan.
28
e. Metode quantity take off, disini estimasi biaya dilakukan dengan mengukur
komponen-komponen proyek (dari gambar dan spesifikasi), kemudian
memberikan beban jam orang serta beban biayanya.
f. Metode harga satuan (unit price), dilakukan jika kuantitas komponen-
komponen proyek belum dapat diperoleh secara pasti atau gambar detail
belum siap, biaya dihitung berdasarkan harga satuan setiap jenis
komponen (misalnya setiap m³, m², m, helai, butir, dan lain-lain).
29
2.10.3. Rencana Anggaran Biaya
Menurut Ibrahim Bachtiar (2003) Susunan estimate real of cost dapat
diartikan bahwa biaya (anggaran) adalah jumlah dari masing-masing hasil perkalian
volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara umum dapat
disimpulkan sebagai berikut:
RAB = ∑ (Volume x Harga Satuan Pekerjaan)
30
BAB 3
PERMODELAN
31
Masing-masing pekerjaan template ialah sebagai berikut.
a. Construction Template
b. Architectural Template
c. Structural Template
d. Mechanical Template
e. Systems Template
f. Electrical Template
2. Project Unit
Project unit merupakan Langkah awal dari memulai sebuah pemodelan pada
Revit. Semua yang berkaitan dengan satuan panjang, berat dll akan terakomodir
pada Project Units. Sehingga tidak perlu mengubah pada beberapa menu yang
biasanya dilakukan pada AutoCAD. Langkah yang dilakukan untuk memunculkan
Projects Units ialah dengan mengetik UN (tanpa enter/spasi) maka pop up Project
Units akan muncul dengan sendirinya, sehingga hanya perlu mengubah satuan
sesuai dengan yang diinginkan.
32
Gambar 3. 3 Pengaturan unit pada lembar kerja
3. Membuat Grid
Grid digunakan sebagai acuan pemodelan dan drafting. Sehingga
penggunaan grid sangat diperlukan sebelum dilakukan pemodelan. Terlebih pada
model 3D yang akanmemiliki bentuk isometrik.
Langkah – Langkah yang digunakan dalam pembuatan grid yakni :
a. Menu Ribbon (Architecture atau Structure) > Grid.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Penggunaan fitur grid cukup sederhana, yakni dengan klik pada layar model
lalu ditarikhingga Panjang yang diinginkan.
Selanjutnya, pada bagian modify place grid terdapat beberapa pilihan dalam
membuat grid. Seperti:
b. Line (Garis biasa)
c. Start – End – Radius Arch (Pembuatan lengkungan dari titik start dan end)
d. Center – Ends Arch (Pembuatan lengkungan dengan titik center)
33
e. Pick line (Pembuatan garis dengan klik acuan)
34
Gambar 3. 6 Pembuatan Level
Hasil dalam pembuatan level / elevasi dapat diperlihatkan pada gambar dibawah.
5. Membuat Kolom
Kolom ialah komponen struktur yang umumnya berbentuk vertikal menahan
beban balok dan plat. Pada Revit, kolom dapat dibuat hingga berbentuk diagonal
tetapi model tersebut jarang digunakan. Sehingga pada pemodelan ini cukup dengan
menggunakan model vertikal saja. Langkah yang digunakan untuk membuat kolom
yakni:
Menu ribbon structure > column > memilih tipe kolom (beton, IWF, hollow) >
mengubah dimensi (menu properties).
35
Gambar 3. 8 Pemodelan Kolom
Untuk mengganti dimensi penampang kolom dapat menuju pada menu edit type
(Properties) > dimension : b (lebar) , h (tinggi).
36
Hasil dalam pembuatan kolom dapat diperlihatkan pada gambar dibawah.
6. Membuat Balok
Balok atau beam ialah bagian dari struktur rumah yang berfungsi untuk
menopang lantai diatasnya, juga berfungsi sebagai penyalur momen menuju kolom-
kolom. Pada Revit, beam (balok / sloof) dapat dibuat dengan menggunakan fitur
beam pada menu structure. Langkah yang digunakan untuk memodelkan beam
yakni:
Menu ribbon structure > beam > memilih tipe beam (beton, IWF, hollow) >
mengubah dimensi (menu properties).
Untuk mengganti dimensi penampang beam dapat menuju pada menu edit
type (Properties) > dimension : b (lebar) , h (tinggi)
37
Gambar 3. 12 Menentukan Dimensi Balok
7. Membuat Fondasi
Fondasi adalah suatu bagian dari bangunan yang berhubungan langsung
dengan tanah dan berfungsi sebagai pendistribusi beban bangunan ke tanah. Pada
Revit, untuk fondasi tapak / beton bertulang disediakan pada fitur Isolate.
Langkah-langkah yang digunakan untuk memodelkan fondasi ialah sebagai
berikut:
38
Menu ribbon structure > isolated > memilih tipe fondasi (footing) >
menambahkan jenis fondasi pada menu Load Family > mengubah dimensi (menu
properties).
Untuk mengganti dimensi fondasi dapat menuju pada menu edit type
(Properties) > dimension :
39
Gambar 3. 16 Hasil Pemodelan Fondasi.
40
Susunan hingga ketebalan yang dimodelkan sangat perlu diperhatikan, karena
ketebalan yang akan dimodelkan berdasarkan data edit assembly yang dilakukan
sehingga hanya dengan mengubah ketebalan pada masing – masing properties tidak
perlu mengubah Kembali pada pelat selanjutnya (apabila menggunakan properties
yang sama). Langkah yang digunakan untuk menentukan ketebalan pelat yakni
dengan klik Edit pada menu construction (structure) > mengisi angka pada kolom
Thickness.
41
9. Hasil Model Struktur
42
Gambar 3. 20 Pemilihan Bentuk Tulangan
Setelah klik bentuk tulangan, maka akan muncul beberapa fitur yang akan
men-setting bagaimana pemodelan tulangan tersebut akan dimodelkan. Langkah
awal dari rebar ialah placement methode, dari beberapa pilihan yang dilakukan,
umumnya (lebih praktis) menggunakan expand to host karena secara automatis
mengikuti penampang.
Pada placement plane, umumnya menggunakan current work plane dan far
cover reference. Tetapi hal ini tidak dapat menjadi acuan yang mutlak, karena
terdapat beberapa kasus yang menggunakan near cover reference. Penggunaan
placement plane ini berpengaruh terhadap metode apa yang digunakan pada saat
pemodelan penulangan. Umumnya modeling penulangan dilakukan dengan cara
memotong sebuah komponen, seingga placement yang digunakan ialah current
work plane karena langsung berhubungan dengan permukaan potongan komponen.
Setelah menentukan placement plane atau bidang kerja. Selanjutnya ialah
placement orientation yakni bentuk tulangan akan berbentuk dengan orientasi
seperti apa ketika dimodelkan. Contohnya Ketika tulangan utama dimodelkan
menggunakan salah satu metode akan berbentuk berdiri ataupun melintang (tidur).
Begitupun dengan model tulangan yang lainnya.
Langkah terakhir dalam modeling penulangan ialah Rebar Set atau
menentukan Jumlah dan jarak. Fungsi dari beberapa pilihan pada rebar set tersebut
ialah sebagai berikut.
Single : Satu / tunggal tulangan
43
Fixed Number : Jumlah yang ditentukan
Maximum Spacing : Jarak yang ditentukan
Number with Spacing : Jarak dan Jumlah yang ditentukan
Minimum Clear Spacing : Jarak bersih
44
3.2.2. Pemodelan Clash
Pemodelan yang menjadi salah satu dari fitur utama Naviswork ialah dapat
mendeteksi tabrakan antar komponen. Seperti adanya dinding yang bertabrakan
(clash) dengan balok, clash antara kolom dan jendela dan lain-lain. Sehingga
engineer dapat menantisipasi akan terjadi nya hal ini di lapangan.
Langkah yang dilakukan untuk memodelkan clash detection ialah.
Home > Clash Detective > Add Test > Memilih komponen (Struktur dan Arsitektur)
> Run Test > Write Report (membuat laporan clash)
Penggunaan clash detection ini sangat efektif Ketika terdapat pekerjaan yang
besar dengan modeler dari masing-masing pekerjaan struktur, arsitek dan MEP
berbeda.
Di bawah ini merupakan hasil clash dari pekerjaan struktur dan arsitektur,
dapat dicek dan diperhatikan dari masing-masing tes nya. Manfaat dari tes tersebut
ialah dapat mengetahui visual konstruksi sebelum fisik berlangsung dan dapat
mencari alternatif ketika hal ini terjadi di lapangan.
45
Gambar 3. 23 Hasil Clash Detective
46
Penggunaan field selector ini berdasarkan kebutuhan. Tujuannya ialah untuk
menyamakan format antara file Ms. Project yang diinput ke dalam Naviswork. Data
yang perlu diisi untuk field selector ialah
Task Type : ID
Synchronization ID : ID
Planned Start Date : Start
Planned End Date : Finish
Kasus ini hanya perencanaan sehingga tidak perlu mengisi actual start
ataupun end date.
Setelah menginput data Ms. Project, Langkah selanjutnya ialah
menyinkronkan penjadwalan dengan model Revit yang telah diinput. Menu yang
digunakan ialah menu Tasks (tugas), pada menu ini akan berhubungan dengan fitur
selection tree yang berfungsi sebagai induk dari data model 3D. sehingga jika
kesulitan dalam menemukan komponen apa saja yang akan disinkronkan dapat
terbantu dengan fitur selection tree. Langkah yang dilakukan untuk menyinkronkan
model dengan penjadwalan ialah sebagai berikut.
Home > TimeLiner > Tasks > Task Type (Construct) > Home > Selection
Tree > Memilih Komponen > Attached > Attach Current Selection.
Pada menu task type terdapat 3 pilihan diantaranya ialah
Construct : Membangun
Domolish : Meruntuhkan (adanya bangunan yang diruntuhkan)
Temporary : Sementara (seperti bekisting)
47
BAB 4
ANALISIS MODEL DATA
a. Klik “File” lalu pilih “Export” dan pilih “NWC”, tunggu proses
pengeksportan sampai selesai.
48
2. Clash Detection
a. Klik “Clash Detection” pada Tab “Home” seperti gambar berikut.
b. Klik “Add Test” untuk input data yang indi di gunakan, lalu Klik data yang
berada di kolom “Selection A” dan “Selection B”.
49
d. Setelah Proses “Clash Detection” Selesai, pilih Tab “Report” Pastikan
Semua “Option box” terceklist kecuali “Item Path” dan “Indclude Only
Filtered Result”. Pada bagian “Otput Settings” pilih “Current Test” dan
pada menu “Report Type” dan “HTML” pada menu “Report Format”
Lalu Klik “Write Report” Tunggu hingga proses selesai.
e. Untuk hasil “Clash Detection” yang betabrakan dan berwarna merah dapat
diperbaiki pada aplikasi “Revit” yang terkoneksi dengan file
“Navisworks”, jika struktur yang bertabrakan adalah Penulangan, maka
hal itu dianggap tetaplah benar.
50
4.2. ANALISIS BOQ & AHSP
Untuk mengetahui volume pekerjaan yang dilakukan maka diperlukan
pembuatan Bill of Quantity. Bill of Quantity adalah daftar rincian kebutuhan bahan
pekerjaan yang disusun secara sistematis menurut kelompok/bagian pekerjaan,
disertai keterangan mengenai volume dan satuan setiap jenis pekerjaan, mata uang,
harga satuan, hasil kali volume dengan harga satuan setiap jenis pekerjaan dan
jumlah seluruh hasil pekerjaan sebagai total harga pekerjaan.
Untuk mengetahui biaya pekerjaan yang dilakukan, diperlukan hasil
perhitungan volume dari Bill of Quantity dan harga satuan pekerjaan dari AHS yang
telah ditentukan. Biaya yang dihitung pada tutorial ini mencakup komponen struktur
yaitu pondasi, kolom, balok, sloof, dan pelat yang dibagi menjadi pekerjaan
pembetonan, bekisting, dan pembesian.
4.2.1. Perhitungan Volume
1. Pembuatan Volume Pembetonan Pondasi
a. Klik “Schedule/Quantities” dalam opsi “Schedules” pada Tab “View”
sepertigambar berikut.
Gambar 4. 7“Schedule/Quantities”
51
b. Setelah terbuka window “New Schedule”, beri nama “Volume Pondasi”
kemudian pilih kategori “Structural Foundations” Klik “OK” setelah
pengaturan selesai.
52
d. Pada Tab “Sorting/Grouping”, pilih parameter “Type” di opsi “Sort by:”.
Centang “Footer” kemudian pilih “Title, Count, and Totals” dan centang
“Blank line”. Pilih parameter “Leght” di opsi “Then by:” kemudain Klik
kotak“Itemize every instance” di pojok kiri bawah.
e. Pada Tab “Formatting” pilih parameter “Volume” dan ganti kolom “No
calculation” menjadi “Calculate totals”.
53
f. Klik “OK” pada window “Schedule Properties” Pilih Opsi “Export”
kemudian “Reports” dan “Schedules” untuk mengekspor file BOQ. Drag
file txt yang terekspor ke Ms. Excel untuk membuka file BOQ tersebut.
Gambar 4. 13“Schedule/Quantities”
54
b. Setelah terbuka window “New Schedule”, beri nama “Volume Balok”
kemudian pilih kategori “Structural Farming” Klik “OK” setelah
pengaturan selesai.
55
d. Pada Tab “Sorting/Grouping”, pilih parameter “Type” di opsi “Sort by:”.
Centang “Footer” kemudian pilih “Title, Count, and Totals” dan centang
“Blank line”. Pilih parameter “Reference Level” di opsi “Then by:”
Centang “Footer” kemudian pilih “Title, Count, and Totals”. Pilih
parameter “Leght” di opsi “Then by:” kemudain Klik kotak “Itemize every
instance” di pojok kiri bawah.
e. Pada Tab “Formatting” pilih parameter “Volume” dan ganti kolom “No
calculation” menjadi “Calculate totals”.
56
f. Klik “OK” pada window “Schedule Properties” Pilih Opsi “Export”
kemudian “Reports” dan “Schedules” untuk mengekspor file BOQ. Drag
file txt yang terekspor ke Ms. Excel untuk membuka file BOQ tersebut.
Gambar 4. 19 “Schedule/Quantities”
57
b. Setelah terbuka window “New Schedule”, beri nama “Volume Kolom”
kemudian pilih kategori “Structural Columns” Klik “OK” setelah
pengaturan selesai.
58
d. Pada Tab “Sorting/Grouping”, pilih parameter “Type” di opsi “Sort by:”.
Centang “Footer” kemudian pilih “Title, Count, and Totals” dan centang
“Blank line”. Pilih parameter “Base Level” di opsi “Then by:” Centang
“Footer” kemudian pilih “Title, and Totals” kemudain Klik kotak “Itemize
every instance” di pojok kiri bawah.
e. Pada Tab “Formatting” pilih parameter “Volume” dan ganti kolom “No
calculation” menjadi “Calculate totals”.
59
f. Klik “OK” pada window “Schedule Properties” Pilih Opsi “Export”
kemudian “Reports” dan “Schedules” untuk mengekspor file BOQ. Drag
file txt yang terekspor ke Ms. Excel untuk membuka file BOQ tersebut.
Gambar 4. 25 “Schedule/Quantities”
60
b. Setelah terbuka window “New Schedule”, beri nama “Volume Plat”
kemudian pilih kategori “Structural Foundations” Klik “OK” setelah
pengaturan selesai.
61
d. Pada Tab “Sorting/Grouping”, pilih parameter “Type” di opsi “Sort by:”.
Centang “Footer” kemudian pilih “Title, Count, and Totals” dan centang
“Blank line”. Pilih parameter “Base Level” di opsi “Then by:” kemudain
Klik kotak “Itemize every instance” di pojok kiri bawah.
e. Pada Tab “Formatting” pilih parameter “Volume” dan ganti kolom “No
calculation” menjadi “Calculate totals”.
62
f. Klik “OK” pada window “Schedule Properties” Pilih Opsi “Export”
kemudian “Reports” dan “Schedules” untuk mengekspor file BOQ. Drag
file txt yang terekspor ke Ms. Excel untuk membuka file BOQ tersebut.
Gambar 4. 31 “Schedule/Quantities”
63
b. Setelah terbuka window “New Schedule”, beri nama “Volume Plat”
kemudian pilih kategori “Structural Foundations” Klik “OK” setelah
pengaturan selesai.
64
d. Membuat parameter baru dengan cara pilih rumus. Pada tab “Calculated
Value” beri nama “Weight” dan centang “Formula”, ganti “Discipline”
menjadi “Structural” dan “Typa” menjadi “Mass”. Pada formula ketikan
“Reinforcment Volume*7850 kg/m3”. Kemudian klik OK
65
Gambar 4. 35 Pengaturan Tab “Sorting/Grouping”
f. Pada Tab “Formatting” pilih parameter “Weight” dan ganti kolom “No
calculation” menjadi “Calculate totals”.
66
Gambar 4. 37 Opsi “Export”
67
Rp 5.775.906.893
PEKERJAAN BETON LANTAI 4
1 Kolom
- K1 70.56 m3 Rp 17.417.245 Rp 1.228.960.830
- K2 52 m3 Rp 17.417.245 Rp 905.696.757
2 Balok
- B1 84.27 m3 Rp 17.417.245 Rp 1.467.751.263
- B2 26.8 m3 Rp 17.417.245 Rp 466.782.175
- BA 8.25 m3 Rp 17.417.245 Rp 143.692.274
3 Plat Lantai
- PL 89.74 m3 Rp 17.417.245 Rp 1.563.023.595
Rp 5.775.906.893
PEKERJAAN BETON LANTAI 5
1 Kolom
- K1 70.56 m3 Rp 17.417.245 Rp 1.228.960.830
- K2 52 m3 Rp 17.417.245 Rp 905.696.757
2 Balok
- B1 84.27 m3 Rp 17.417.245 Rp 1.467.751.263
- B2 26.8 m3 Rp 17.417.245 Rp 466.782.175
- BA 8.25 m3 Rp 17.417.245 Rp 143.692.274
3 Plat Lantai
- PL 89.74 m3 Rp 17.417.245 Rp 1.563.023.595
Rp 5.775.906.893
PEKERJAAN BETON LANTAI 6
1 Balok
- B2 37.86 m3 Rp 17.417.245 Rp 659.416.908
- B3 31 m3 Rp 17.417.245 Rp 539.934.605
- BA 8.25 m3 Rp 17.417.245 Rp 143.692.274
2 Plat Atap
- PA 74.78 m3 Rp 17.417.245 Rp 1.302.461.605
Rp 2.645.505.392
PEKERJAAN BETON LANTAI 5
1 Kolom 119,56 Rp 774.121 Rp 92.553.913
2 Balok 119,8 Rp 774.121 Rp 92.739.702
3 Plat Lantai 89,72 m3 Rp 774.121 Rp 69.454.141
Rp 254.747.755
PEKERJAAN BETON LANTAI 5
1 Balok 77,81 m3 Rp 774.121 Rp 60.234.359
2 Plat Atap 98,57 m3 Rp 774.121 Rp 76.305.112
Rp 136.539.471
Tabel 4. 1 Pekerjaan Beton
68
PEKERJAAN BEKISTING LANTAI 2
1 Kolom
- K1 403 m² Rp 352.886 Rp 142.212.917
- K2 416 m² Rp 352.886 Rp 146.800.430
2 Balok
- B1 700 m² Rp 368.786 Rp 258.150.480
- B2 311 m² Rp 368.786 Rp 114.692.570
- BA 141 m² Rp 368.786 Rp 51.998.882
3 Plat Lantai
- PL 1027 m2 Rp 368.786 Rp 378.743.633
Rp 1.092.598.913
PEKERJAAN BEKISTING LANTAI 3
1 Kolom
- K1 403 m² Rp 352.886 Rp 142.212.917
- K2 416 m² Rp 352.886 Rp 146.800.430
2 Balok
- B1 700 m² Rp 368.786 Rp 258.150.480
- B2 302 m² Rp 368.786 Rp 111.373.493
- BA 141 m² Rp 368.786 Rp 51.998.882
3 Plat Lantai
- PL 1027 m2 Rp 574.764 Rp 590.282.166
Rp 1.300.818.368
PEKERJAAN BEKISTING LANTAI 4
1 Kolom
- K1 403 m² Rp 352.886 Rp 142.212.917
- K2 416 m² Rp 352.886 Rp 146.800.430
2 Balok
- B1 700 m² Rp 368.786 Rp 258.150.480
- B2 302 m² Rp 368.786 Rp 111.373.493
- BA 141 m² Rp 368.786 Rp 51.998.882
3 Plat Lantai
- PL 1027 m2 Rp 574.764 Rp 590.282.166
Rp 1.300.818.368
PEKERJAAN BEKISTING LANTAI 5
1 Kolom
- K1 403 m² Rp 352.886 Rp 142.212.917
- K2 416 m² Rp 352.886 Rp 146.800.430
2 Balok
- B1 700 m² Rp 368.786 Rp 258.150.480
- B2 302 m² Rp 368.786 Rp 111.373.493
- BA 141 m² Rp 368.786 Rp 51.998.882
3 Plat Lantai
- PL 1027 m2 Rp 574.764 Rp 590.282.166
Rp 1.300.818.368
PEKERJAAN BEKISTING LANTAI 6
1 Balok
- B2 418 m² Rp 368.786 Rp 154.152.715
- B3 381 m² Rp 368.786 Rp 140.507.618
- BA 141 m² Rp 368.786 Rp 51.998.882
2 Plat Atap
- PA 1064 m2 Rp 574.764 Rp 611.548.417
Rp 958.207.633
69
C PEKERJAAN PEMBESIAN
1 Besi Ukuran D10 43097.7 Kg Rp 26.218 Rp 1.129.944.118
2 Besi Ukuran D13 17489.99 Kg Rp 26.218 Rp 458.556.056
3 Besi Ukuran D19 206584 Kg Rp 26.218 Rp 5.416.260.629
4 Besi Ukuran D22 51849.71 Kg Rp 26.218 Rp 1.359.406.067
Rp 8.364.166.869
Dari rekap hasil tersebut dapat diketahui bahwa biaya total yang dibutuhkan
untuk pekerjaan Pembetonan, Bekisting, dan Pembesian pada komponen struktur
gedung 5 lantai berupa pondasi, kolom, balok, sloof, dan pelat adalah sebesar Rp.
45.409.857.723
70
4.4. ANALISIS RAB PERBANDINGAN
73
Dari rekap hasil perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa biaya total
yang dibutuhkan untuk pekerjaan Pembetonan, Bekisting, dan Pembesian pada
komponen struktur gedung 5 lantai berupa pondasi, kolom, balok, sloof, dan pelat
adalah sebesar Rp. 45.221.531.770
74
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Penerapan Revit dalam bidang Teknik Sipil membawa dampak positif yang
signifikan pada efisiensi dan kualitas pekerjaan. Revit dapat digunakan untuk
membuat desain dengan lebih cepat dan akurat melalui penggunaan salah satu tools
Building Information Modelling (BIM). Hal ini tidak hanya menghemat waktu
dalam proses desain, tetapi juga memastikan keselarasan antara semua elemen
proyek.
Selain itu, Kolaborasi tim dapat ditingkatkan secara substansial melalui Revit.
Aplikasi ini memungkinkan berbagai bidang untuk bekerja secara bersamaan dalam
satu model terpadu, meminimalkan risiko kesalahan dan memastikan konsistensi
dalam seluruh proyek. Kemampuan untuk melacak perubahan secara real-time juga
memungkinkan tim untuk merespon cepat terhadap perubahan kondisi atau
persyaratan proyek.
Dengan BIM, para profesional dapat memantau dan mengelola seluruh siklus
hidup proyek dengan lebih efektif. Ini mencakup estimasi biaya yang lebih akurat,
perencanaan konstruksi yang lebih efisien, dan pemeliharaan yang lebih baik
setelah proyek selesai. Keseluruhan, pengaplikasian Revit dalam Teknik Sipil
memberikan manfaat besar dalam hal produktivitas, kolaborasi, dan pengelolaan
proyek.
5.2. SARAN
Selama melaksanakan penggambaran dan perhitungan dengan menggunakan
Software Revit kami menyarankan untuk:
a. Melakukan pelatihan tambahan untuk memastikan bahwa setiap anggota
kelompok dapat mengaplikasikan Software Revit ini.
b. Menambahkan fitur pemantauan proyek secara real-time yang dimiliki oleh
Revit yang dapat membantu dalam mendeteksi perubahan, mengidentifikasi
potensi risiko, dan mengoptimalkan pengelolaan proyek.
75
DAFTAR PUSTAKA
76
LAMPIRAN
77
URAIAN PEKERJAAN SATUAN KOOFISIEN HARGA SATUAN (RP) HARGA (RP)
Membuat 1 m³ beton Mutu f' = 14,5 Mpa
A. Bahan
1. Porland Cement Zak 336,000 Rp 50.949 Rp 17.118.864,000
2. Pasir Halus m³ 0,540 Rp 275.169 Rp 148.591,260
3. Batu Pecah m³ 0,810 Rp 184.926 Rp 149.790,060
4. Air Liter 215
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 17.417.245,320
78
NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME HARGA SATUAN HARGA
79
PEKERJAAN BETON LANTAI 5
1 Kolom
- K1 70,56 m3 Rp 17.417.245 Rp 1.228.960.830
- K2 52 m3 Rp 17.417.245 Rp 905.696.757
2 Balok
- B1 84,27 m3 Rp 17.417.245 Rp 1.467.751.263
- B2 26,8 m3 Rp 17.417.245 Rp 466.782.175
- BA 8,25 m3 Rp 17.417.245 Rp 143.692.274
3 Plat Lantai
- PL 89,74 m3 Rp 17.417.245 Rp 1.563.023.595
Rp 5.775.906.893
80
PEKERJAAN BEKISTING LANTAI 4
1 Kolom
- K1 403 m² Rp 352.886 Rp 142.212.917
- K2 416 m² Rp 352.886 Rp 146.800.430
2 Balok
- B1 700 m² Rp 368.786 Rp 258.150.480
- B2 302 m² Rp 368.786 Rp 111.373.493
- BA 141 m² Rp 368.786 Rp 51.998.882
3 Plat Lantai
- PL 1027 m2 Rp 574.764 Rp 590.282.166
Rp 1.300.818.368
C PEKERJAAN PEMBESIAN
1 Besi Ukuran D10 43097,7 Kg Rp 26.218 Rp 1.129.944.118
2 Besi Ukuran D13 17489,99 Kg Rp 26.218 Rp 458.556.056
3 Besi Ukuran D19 206584 Kg Rp 26.218 Rp 5.416.260.629
4 Besi Ukuran D22 51849,71 Kg Rp 26.218 Rp 1.359.406.067
Rp 8.364.166.869
81
www.autodesk.com/revit
Consultant
Address
Address
Address
Phone
-
Consultant
North
- Address
Address
Address
Phone
38.00
Consultant
Address
4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 Address
Address
Phone
9 Consultant
Address
Address
3.00
Address
Phone
8
UP
Consultant
3.00
Address
Address
Address
7 Phone
4.00
6
West
East
- - - -
4.00
5
4.00
4
4.00
3
3.00
2
3.00
1
Kelompok 5 Kelas
H
A B C D E F G H I J K
Tugas Besar
Denah Lantai 1
South
-
LANTAI 1
1 1 : 100 Project Number Project Number
Date Issue Date
Drawn By Author
Checked By Checker
1/2/2024 1:23:07 PM
Gambar 1
Scale 1 : 100
www.autodesk.com/revit
Consultant
- Address
Address
North
- Address
Phone
Consultant
Address
Address
Address
Phone
Consultant
Address
9 Address
Address
Phone
8 Consultant
Address
UP Address
2.50
3.70
Address
Phone
7
Consultant
Address
Address
Address
Phone
6
West
East
- - - -
A B C D E F G H I J K
Kelompok 5 Kelas
H
South
-
- Tugas Besar
1
LANTAI 2
1 : 100
Denah Lantai 2
1/2/2024 1:22:30 PM
Gambar 2
Scale 1 : 100
www.autodesk.com/revit
North
-
Consultant
Address
Address
Address
Phone
Consultant
Address
Address
Address
Phone
9
Consultant
Address
Address
Address
8 Phone
UP
Consultant
Address
Address
7 Address
Phone
Consultant
Address
Address
6 Address
West
East
- - - -
Phone
A B C D E F G H I J K
Kelompok 5 Kelas
H
South
-
1
LANTAI 3 Tugas Besar
1 : 100
Denah Lantai 3
1/2/2024 1:21:52 PM
Gambar 3
Scale 1 : 100
www.autodesk.com/revit
North
-
Consultant
Address
Address
Address
Phone
Consultant
Address
Address
Address
Phone
9
Consultant
Address
Address
8 Address
Phone
UP
Consultant
Address
7 Address
Address
Phone
Consultant
Address
6 Address
West
East
- - - -
Address
Phone
4
No. Description Date
A B C D E F G H I J K
South
-
Kelompok 5 Kelas
- H
1
LANTAI 4
1 : 100
Tugas Besar
Denah Lantai 4
1/2/2024 1:21:22 PM
Gambar 4
Scale 1 : 100
www.autodesk.com/revit
North
-
Consultant
Address
Address
Address
Phone
Consultant
Address
Address
Address
Phone
9
Consultant
Address
Address
Address
8 Phone
UP
Consultant
Address
Address
7 Address
Phone
Consultant
Address
Address
6 Address
West
East
- - - -
Phone
A B C D E F G H I J K
Kelompok 5 Kelas
H
South
-
1
LANTAI 5 Tugas Besar
1 : 100
Denah Lantai 5
1/2/2024 1:20:59 PM
Gambar 5
Scale 1 : 100
www.autodesk.com/revit
- Consultant
Address
North
- Address
Address
Phone
Consultant
Address
Address
Address
Phone
Consultant
9 Address
Address
Address
Phone
8
Consultant
Address
Address
Address
Phone
7
Consultant
Address
Address
Address
Phone
6
West
East
- - - -
A B C D E F G H I J K Kelompok 5 Kelas
South
-
H
Tugas Besar
-
LANTAI 6
1 1 : 100 Denah Atap
1/2/2024 1:20:35 PM
Gambar 6
Scale 1 : 100
www.autodesk.com/revit
Consultant
Address
Address
Address
Phone
Consultant
Address
Address
Address
Phone
00
FFL 23.0
LANTAI 6 Consultant
Address
Address
Address
Phone
00
FFL 19.0
LANTAI 5 Consultant
Address
Address
Address
Phone
00
FFL 15.0
LANTAI 4 Consultant
Address
Address
Address
Phone
00
FFL 11.0
LANTAI 3
0
FFL 7.00
LANTAI 2
0
FFL 3.00
LANTAI 1
0
FFL 0.00
I
FONDAS
{3D}
1
Kelompok 5 Kelas
H
Tugas Besar
Gambar 3D
1/2/2024 1:19:39 PM
Scale
Gambar 7
www.autodesk.com/revit
Consultant
Address
Address
Address
Phone
Consultant
Address
Address
Address
Phone
Consultant
Address
Address
9 8 7 6 5 4 3 2 1 Address
Phone
FFL 23.000
LANTAI 6
Consultant
Address
Address
Address
Phone
FFL 19.000
LANTAI 5
Consultant
Address
Address
Address
Phone
FFL 15.000
LANTAI 4
FFL 11.000
LANTAI 3
FFL 7.000
LANTAI 2
FFL 3.000
LANTAI 1
FFL 0.000
FONDASI
Potongan 1
1 1 : 100
Kelompok 5 Kelas
H
Tugas Besar
Potongan 1
1/2/2024 1:18:26 PM
Gambar 8
Scale 1 : 100
www.autodesk.com/revit
Consultant
Address
Address
Address
Phone
Consultant
Address
Address
Address
Phone
Consultant
Address
A B C D E F G H I J K Address
Address
Phone
FFL 23.000
LANTAI 6
Consultant
Address
Address
Address
Phone
FFL 19.000
LANTAI 5
Consultant
Address
Address
Address
Phone
FFL 15.000
LANTAI 4
FFL 11.000
LANTAI 3
FFL 3.000
LANTAI 1
FFL 0.000
FONDASI
Potongan 2
1 1 : 100
Kelompok 5 Kelas
H
Tugas Besar
Potongan 2
1/2/2024 1:16:56 PM
Gambar 9
Scale 1 : 100
TIME SCHEDULE
BULAN
%
NO BOBOT MINGGU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 PEKERJAAN PENULANGAN LANTAI 1-5 8.364.166.869,48 8,969 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 100%
2 PEKERJAAN FONDASI 2.165.834.455,54 2,322 1,161 1,161
3 PEKERJAAN SLOOF 61.098.928,06 0,066 0,022 0,022 0,022
4 LANTAI 1
PEKERJAAN KOLOM 2.134.657.586,42 2,289 0,763 0,763 0,763
PEKERJAAN PELAT LANTAI 1.563.023.595,02 1,676 0,838 0,838
PEKERJAAN BALOK 2.083.450.885,18 2,234 0,745 0,745 0,745
5 LANTAI 2
PEKERJAAN KOLOM 2.134.657.586,42 2,289 0,572 0,572 0,572 0,572
PEKERJAAN PELAT LANTAI 1.563.023.595,02 1,676 0,559 0,559 0,559
PEKERJAAN BALOK 2.083.450.885,18 2,234 0,745 0,745 0,745
6 LANTAI 3
PEKERJAAN KOLOM 2.134.657.586,42 2,289 0,458 0,458 0,458 0,458 0,458 50%
PEKERJAAN PELAT LANTAI 1.563.023.595,02 1,676 0,335 0,335 0,335 0,335 0,335
PEKERJAAN BALOK 2.078.225.711,58 2,229 0,557 0,557 0,557 0,557
7 LANTAI 4
PEKERJAAN KOLOM 2.134.657.586,42 2,289 0,382 0,382 0,382 0,382 0,382 0,382
PEKERJAAN PELAT LANTAI 1.563.023.595,02 1,676 0,838 0,838
PEKERJAAN BALOK 2.078.225.711,58 2,229 0,557 0,557 0,557 0,557
8 LANTAI 5
PEKERJAAN KOLOM 2.134.657.586,42 2,289 0,763 0,763 0,763
PEKERJAAN PELAT LANTAI 1.563.023.595,02 1,676 0,838 0,838
PEKERJAAN BALOK 2.078.225.711,58 2,229 1,114 1,114
9 PENUTUP ATAP
PEKERJAAN PELAT ATAP 53.774.024.592,31 57,663 28,832 28,832
Jumlah Bobot (%) 93.255.109.657,68 100,00 0,374 1,535 1,557 0,396 1,159 1,881 1,881 2,529 2,529 1,691 2,249 1,390 1,947 1,770 2,105 2,105 1,648 1,648 2,486 2,532 1,137 1,137 0,374 31,158 30,784
Kemajuan Pekerjaan (%) 0,374 1,535 1,557 0,396 1,159 1,881 1,881 2,529 2,529 1,691 2,249 1,390 1,947 1,770 2,105 2,105 1,648 1,648 2,486 2,532 1,137 1,137 0,374 31,158 30,784
Komulatif Kemajuan Pekerjaan (%) 0,374 1,909 3,465 3,861 5,020 6,901 8,782 11,311 13,840 15,531 17,780 19,170 21,118 22,888 24,993 27,098 28,746 30,394 32,879 35,411 36,548 37,685 38,058 69,216 100,000
ID Task Task Name Duration Start Finish May '24 Jun '24 Jul '24 Aug '24 Sep '24 Oct '24 Nov '24
Mode 14 21 28 05 12 19 26 02 09 16 23 30 07 14 21 28 04 11 18 25 01 08 15 22 29 06 13 20 27
1 Proyek Gedung Rumah Sakit 25 wks Wed 01/05/24 Tue 22/10/24
2 24 wks Wed 01/05/24
Pekerjaan Penulangan Lantai 1-5 Tue 15/10/24
3 Pekerjaan Footplate 2 wks Wed 08/05/24 Tue 21/05/24
4 Sloof 3 wks Wed 15/05/24 Tue 04/06/24
5 Lantai 1 0 wks Wed 01/05/24 Wed 01/05/24 01/05
6 Pekerjaan Kolom 3 wks Wed 29/05/24 Tue 18/06/24
7 Pelat Lantai 2 wks Wed 19/06/24 Tue 02/07/24
8 Balok 3 wks Wed 05/06/24 Tue 25/06/24
9 Lantai 2 0 wks Wed 01/05/24 Wed 01/05/24 01/05
10 Pekerjaan Kolom 4 wks Wed 19/06/24 Tue 16/07/24
11 Pelat Lantai 3 wks Wed 10/07/24 Tue 30/07/24
12 Balok 3 wks Wed 26/06/24 Tue 16/07/24
13 Lantai 3 0 wks Wed 01/05/24 Wed 01/05/24 01/05
14 Pekerjaan Kolom 5 wks Wed 17/07/24 Tue 20/08/24
15 Pelat Lantai 5 wks Wed 07/08/24 Tue 10/09/24
16 Balok 4 wks Wed 24/07/24 Tue 20/08/24
17 Lantai 4 0 wks Wed 01/05/24 Wed 01/05/24 01/05
18 Pekerjaan Kolom 6 wks Wed 31/07/24 Tue 10/09/24
19 Plat Lantai 2 wks Wed 04/09/24 Tue 17/09/24
20 Balok 4 wks Wed 21/08/24 Tue 17/09/24
21 Lantai 5 0 wks Wed 01/05/24 Wed 01/05/24 01/05
22 Pekerjaan Kolom 3 wks Wed 11/09/24 Tue 01/10/24
23 Pelat Lantai 2 wks Wed 09/10/24 Tue 22/10/24
24 Balok 2 wks Wed 09/10/24 Tue 22/10/24
25 Pekerjaan Penutup Atap 0 wks Wed 01/05/24 Wed 01/05/24 01/05
26 Plat Atap 2 wks Wed 09/10/24 Tue 22/10/24
27 0 wks Wed 01/05/24 Wed 01/05/24 01/05
28 0 wks Wed 01/05/24 Wed 01/05/24 01/05
Page 1