TUGAS AKHIR
OLEH :
1522030322
2018
4
5
6
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
9
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Morfologi Slipper Lobster . ............................................................... 5
2. Penerimaan Bahan Baku . .................................................................. 21
3. Penyortiran ......................................................................................... 22
4. Penimbangan I.................................................................................... 22
5. Pencucian I atau Penyiraman ............................................................. 23
6. Penyimpanan Sementara .................................................................... 23
7. Pembersihan ....................................................................................... 24
8. Pencucian II........................................................................................ 25
9. Pengecekan Akhir .............................................................................. 25
10. Penimbangan II .................................................................................. 26
11. Penyusunan di Pan ............................................................................. 27
12. Pembekuan. ........................................................................................ 28
13. Glazing ............................................................................................... 28
14. Penimbangan dan Pemisahan Ukuran ................................................ 29
15. Pengemasan ........................................................................................ 30
16. Pelabelan ............................................................................................ 31
17. Metal Detector. ................................................................................... 31
18. Strapping Band ................................................................................... 32
19. Penyimpanan Beku ............................................................................ 33
20. Pengiriman ......................................................................................... 33
10
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Karakteristik Kesegaran Bahan Baku . .............................................. 10
2. Uji Organoleptik Kesegaran Slipper Lobster .................................... 20
3. Ukuran Size Slipper Lobster .............................................................. 28
4. Penerapan suhu pada proses pembekuan............................................. 34
11
NUR IZMI BASIR, 15 22 030 322. Proses Pembekuan Slipper Lobster
(Thenus Orientalis) di PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo Makassar, Sulawesi
Selatan di bawah bimbingan Muhammad Fitri dan Tasir
RINGKASAN
12
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
seminar tepat waktu, tak lupa penulis kirimkan salam dan salawat kepada Nabi
besar Muhammad Saw selaku sosok yang membawa cahaya hikmah ilmu
pengetahuan
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam
penyusunan. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca.
Selesainya penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua penulis Bapak Abd Basir & Ibu Rahmatia yang telah
memberikan dukungan penuh berupa moral dan materil sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir tepat waktu.
2. Bapak Dr. Ir. Darmawan.,M.P. Selaku Direktur Politeknik Pertanian
Negeri Pangkep.
3. Ibu Ir. Nurlaeli Fattah,M.Si. Selaku ketua Jurusan Teknologi Pengolahan
Hasil Perikanan.
4. Ir. Muhammad Fitri, MP dan Ir. Tasir, M.Si Selaku pembimbing yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis.
5. Serta teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak, khususnya bagi penulis
sendiri.
Penulis
13
I. PENDAHULUAN
14
yang baik, sehingga tuntutan konsumen mengkonsumsi hasil perikanan yang
masih segar dan berkualitas baik dapat terpenuhi
PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo merupakan industri yang bergerak dalam
bidang pengolahan dan pengawetan serta produk ikan yang diresmikan pada
tanggal 03 Mei 2015. Secara Geografis, PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo terletak
pada koordinat 05º05’51,70’’ LS dan 119º30’14,90’’ BT di jalan. Kima 9 Kavling
L -11C Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Tugas akhir ini juga diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi
tentang proses pembekuan Slipper Lobster (Thenus orientalis)
Kegunaan tugas akhir ini adalah sebagai media informasi mengenai cara
pembekuan Slipper Lobster (Thenus orientalis).
16
II. TINJAUAN PUSTAKA
Udang kipas (Thenus orientalis) memiliki nama lokal yang sangat beragam,
diantaranya adalah udang pasir dan udang sikat. Menurut Holthuis L.B Udang
Kipas/Slipper Lobster (Thenus orientalis)dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Ordo :Decapoda
Sub ordo : Macrura Reptantia
Famili : Scyllaridae
Sub famili : Theninae
Genus : Thenus
Spesies :Thenus orientalis
Udang kipas (Thenus orientalis) memiliki tubuh yang diselimuti kulit yang
keras dan berzat kapur. Kerangka pada bagian kepala sangat tebal, melebar pipih
dan ditutupi duri-duri besar dan kecil. Pada ujung kepala diatas mata terdapat dua
tonjolan keras, yang diantara tonjolan tersebut terdapat lekukan yang berduri.
Jumlah kakinya enam pasang (Djuwariah 2005). Ekornya seperti kipas berwarna
coklat tua dan pucat, panjang badan umumnya 8-10 cm, ada yang sampai 15-25
cm. Hidup diperairan pantai paparan benua dengan dasar rumput berpasir,disemua
provinsi mulai dari Aceh sampai Irian Jaya.
Udang kipas tergolong hewan noctural artinya, beraktifitas pada malam
hari, sehingga pada siang hari hewan ini meredamkan dirinya pada pasir yang
digali dengan ekornya. selain berjalan maju udang kipas juga bisa berjalan
mundur, berjalan mundur untuk berkamuflase bertahan hidup untuk menghindar
dari musuh, karena bentuk kepala dan ekornya sekilas terlihat sama.
17
Gambar 1. Morfologi Udang Kipas (Thenus orientalis)
18
2.2.Pengertian Pembekuan
19
2.2.1. Metode Pembekuan
21
kristal–kristal es yang besar dalam bahan, maka bahan dibekukan dengan sistem
quick freezing pada suhu –24 ºC sampai –40 ºC. Ikan dibekukan dengan baik dan
disimpan pada suhu dibawah –17 ºC dapat tahan sampai 6 bulan.
Bahan baku yang digunakan berasal dari perairan yang tidak tercemar oleh
limbah berbahaya dari aktifitas produksi manusia yang merusak ekosistem
perairan,perairan yang tercemar bahan kimia akan berdampak buruk dan dapat
membahayakan kesehatan, (Direktorat Pengolahan Hasil Perikanan, 2006).
Tujuan untuk mendapatkan mutu bahan baku yang sesuai spesifikasi mutu
serta bebas dari bakteri patogen. Petujuk pengujian bahan baku diuji secara
organoleptik kemudian ditangani secara cepat, cermat dan saniter dengan suhu
pusat bahan baku antara 0°C sampai4°C. Bahan baku diidentifikasi dan diberi
kode untuk kemudahan dalam penelusuran traceability dan diperlukan sampai
produk akhir.
Secara umum bahan baku harus berasal dari perairan yang tidak tercemar,
sedangkan mutu bahan baku sekurang kurangnya harus dinilai aspek sensorisnya
seperti rupa, warna, bau, dan tekstur daging serta rasa. Penyimpanan bahan baku
segar harus memenuhi persyaratan suhu tertentu yaitu 0°C sampai 4°C ditempat
saniter dan higienis.
22
Karakteristik kesegaran bahan baku perikanan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik kesegaran bahan baku
No Parameter Uraian
2.4.Bahan Pembantu
2.4.1. Air
Bahan pembantu dan bahan tambahan yang digunakan dalam pengolahan
harus tidak merusak, mengubah komposisi dan sifat khas dari ikan.Pengawasan
terhadap air yang dipakai untuk kegiatan unit pengolahan harus memenuhi
persyaratan air minum dan secara kontinyu diperiksakan di laboratorium yang
telah diakreditasi oleh pemerintah (Purwaningsih, 1993).
2.4.2. Es
Es adalah bahan penyelamat mutu produk industri pengolahan perikanan
oleh sebab itu es yang tersedia dalam pabrik pengolahan harus cukup. Banyaknya
es yang digunakan akan sangat tergantung pada kecepatan pengolahan dan
fasilitas lain misalnya water chiller. bahan baku es yang digunakan harus terbuat
dari air bersih yang memenuhi standar persyaratan air minum.
23
2.5.Proses Pembekuan Slipper Lobster (Thenus Orientalis)
24
2.5.6.Pembersihan
Pembersihan dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang terdapat pada
udang, proses pembersihan ini bertujuan untuk mencegah bakteri tumbuh pada
bahan baku.
2.5.7.Pencucian II
Tahapan ini dilakukan dengan cara, bahan baku yang sudah dibersihkan
dimasukkan kedalam bak pencucian yang berisi air dingin dengan suhu 0-2°C,
pencucian ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran yang masih
menempel dan juga bertujuan untuk mempertahankan mutu bahan baku.
2.5.8.Pengecekan Akhir
Pengecekan ulang pada bahan bakudilakukan untuk mengetahui apa masih
ada sisa-sisa kotoran dan bau yang menempel pada bahan baku.
2.5.9. Penimbangan II
Penimbangan dilakukan untuk mengetahui perubahan pada jumlah berat
bahan baku setelah dibersihkan.
2.5.10.Penyusunan di Pan
Bahan baku yang telah ditimbangdisusun dalam pan yang digunakan
sebagai wadah untuk membekukan bahan baku, pan terbuat dari alumunium.
Penyusunan dalam pan dikerjakan serapi mungkin.Kemudian long pan yang berisi
bahan baku disimpan diatas troley, troleymempunyai ukuran tinggi 1,5 m dengan
lebar 0,5 m dan panjang 2 m yang dilengkapi dengan rak dan roda. Alat ini terbuat
dari besi yang tahan karat.
2.5.11. Pembekuan
Pembekuan dilakukan dengan suhu -35oC dan stardar suhu -40oC. Alat
pembekuan yang di gunakan yaitu Air Blast Freezer( ABF ).
2.5.12.Glazing
Glazing/pembeian lapisan es, tahap ini dilakukan untuk memberikan
lapisan es pada produk yang sudah dibekukan, tujuannya untuk mempertahankan
suhu dan mutu produk selama pengiriman, pemberian lapisan es ini juga
mempercantik bentuk produk untuk menarik konsumen.
25
2.5.13.Pengemasan dan Pelabelan
Pengemasan dilakukan dengan menggunakan plastik PE dengan berbagai
macam ukuran, dalam proses pengemasan produk, ada tiga kemasan yang
digunakan yaitu kemasan primer, kemasan sekunder, dan master carton. Kemasan
primer yaitu kemasan yang berkontak langsung dengan produk, cara
menggunakan kemasan ini yaitu produk dikemas satu persatu dengan
menggunakan plastik PE yang berukuran kecil sesuai size produk, kemudian
kemasan sekunder adalah kemasan yang digunakan agar produk tidak bersentuhan
langsung dengan master carton (MC).
Kemasan ini menggunakan plastik PE yang berukuran besar, plastik ini
juga digunakan untuk mengemas berbagai produk filletan, setelah itu masukkan
kedalam master carton yang sudah disiapkan, kemasan ini bertujuan untuk
melindungi produk dari cahaya, benturan pada saat dilakukan pengiriman, dan
setelah dilakukan pengemasan, produk yang sudah dikemas diberi label,
tujuannya untuk mengetahui nama produk, size produk tanpa harus membuka
kemasannya, pelabelan juga mencantumkan nama perusahaan, kode produksi dan
tanggal kadaluwarsa pada MC (master carton) produk, hal ini dilakukan agar
komsumen tertarik pada produk tersebut tanpa merasa adanya penipuan pada saat
membeli produk ini.
2.5.14. Metal Detector
Master carton yang berisi produk dilewatkan pada Belt Konveyer dan
dipastikan mesin metal detector dinyalakan terlebih dulu dan kemudiandilewatkan
master carton. Tujuan dari Mesin Metal Dedector adalah untuk mendeteksi benda
asing pada produk seperti plastik dan besi.
2.5.15.Srapping Band
Strapping band bertujuan untuk mengikat master carton dengan tali
strapping agar master carton yang berisi produk tidak mudah terlepas pada saat
diangkat.
26
2.5.16. Penyimpanan Beku
Produk yang di simpan didalam cold storage dengan standar suhu -20oC.
Penyimpan beku sebaiknya dalam cold storage, penyimpanan ini disusun dengan
rapi dan baik agar produk tidak mengalami kerusakan (Moeljanto,1992).
2.5.17. Pengiriman
Setelah produk siap untuk dilakukan pengiriman, produk akan diangkut
dan dikirim dengan menggunakan container diberbagai negara ekspor, seperti
Eropa, Amerika Serikat, Korea Selatan dan negara lain.
27
III. METODOLOGI
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan di PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo untuk proses
pembekuan ikan meliputi:
28
3.2.2 Bahan
- Aklohol 70%
- Master
- Label
- Es curai
- Plastik PE
- Air steril
- Latban
- Larutan Chlorine
- Tali strapping
-Udang Kipas/Lobster
29
3.3. Alur Proses Pembekuan Lobster
Penerimaan
Bahan Baku Glazing
Penyortiran
Penimbangan
dan Pemisahan
Ukuran
Penimbangan I
Pengemasan
Pencucian I dan Pelabelan
Penyimpanan Metal
Sementara Detector
Pembersihan
Strapping
Band
Pencucian II
Penyimpanan
Beku
Pengecekan
Akhir
Pengangkutan
Penimbangan II
Penyusunan di
Pan
Pembekuan
30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.Bahan Pembantu
31
peralatan dan perlengkapan ditambahkan khlorin, dimana untuk pencucian kaki
menggunakan 150 ppm, pencucian tangan 50 ppm, dan pencucian peralatan 10
ppm. Sedangkan untuk pencucian ikan menggunakan konsentrasi 5-10ppm hal ini
dilakukan untuk memastikan tidak adanya mikroba yg akan ditemukan pada
produk.
4.2.2. Es
Es yang digunakan pada PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo adalah es
kristalyang halus dan tidak akan melukai udang atau bahan baku. Jumlah es yang
diperlukan pada unit pembekuan tergantung dari jumlah banyaknya bahan baku
yang datang, apabila bahan baku yang datang banyak maka es yang dibutuhkan
juga banyak. Kebutuhan es untuk proses pembekuan udang kipas dengan
menggunakan es 1:1 yang bertujuan untuk mempertahankan kesegaran dan mutu
udang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ilyas (1983) yang menyatakan bahwa
penggunaan es yang baik adalah 1:1 yaitu 1 kg udang untuk 1 kg es.
32
pengawasan terus-menerus, mulai dari kebersihan sekaligus mutu bahan baku
yang akan masuk ruang proses.
Dalam penerimaan bahan baku dilakukan uji organoleptik untuk
mengetahui kesegaran bahan baku sesuai standar perusahaan.
Tabel 2. Uji organoleptik kesegaran Slipper Lobster
No Parameter Uraian
Penerimaan bahan baku setiap hari berkisar 1 ton. Penerimaan bahan baku
pada setiap harinya di PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo tidak menentu,
dikarenakan faktor-faktor yang memang tidak bisa dihindarkan seperti perubahan
cuaca yang tidak menentu, musim, dan jarak pengiriman bahan baku yang jauh
dari perusahaan. Standar kualitas bahan baku pada PT. Sukses Hasil Alam
Nusaindo berpedoman pada SNI 01-2346-2006,tentang standar organoleptik dan
mikrobiologi udang segar.
33
Gambar. 2 Penerimaan Bahan Baku
4.3.2. Penyortiran
Bahan baku yang diterima dilakukan penyortiran bertujuan untuk
memperoleh keseragaman bahan baku yang digunakan, baik untuk tingkat
kesegaran, ukuran jenis, dan mutunya penyortiran dilakuan pada saat penerimaan
bahan baku dilakukan secara bersamaan, jika terdapat bahan baku yang tidak
memenuhi standar penerimaan maka bahan baku akan langsung di reject. Saat
sortasi, ikan ditempatkan di atas meja penampungan yang terbuat dari stainless
steel serta dilengkapi dengan saluran pembuangan air.Selama proses, penerapan
rantai dingin juga selalu dijaga sehingga suhu ikan tidak lebih dari 4,40C caranya
dengan memberi es pada ikan.
34
Gambar.3 Penyortiran Bahan Baku
4.3.3.Penimbangan l
Setelah dilakukan penyortiran kemudian dilakukan penimbangan untuk
mengetahui jumlah berat berdasarkan jenis dan ukurannya. Tujuan penimbangan
adalah untuk mengetahui berat total bahan baku yang dibawah Suppliyer.
35
digunakan adalah es kristal yang terbuat dari sumber bahan baku air yang
memenuhi standar syarat murni penambahan es ini dilakukan stiap kali air bak
diganti bersamaan dengan es, dengan melihat tingkat kekeruhan air pencucian.
4.3.7. Pencucian ll
Pada pencucian ke II ini dilakukan di atas meja dengan menggunakan
baskom yang telah berisi air bersih yang di berih es curah dengan suhu pencucian
0-2°C didalam baskom, setelah itu bahan baku ditiriskan. Tujuan dari pencucian
ini adalah untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel setelah
dilakukannya proses pembersihan.
37
Gambar 8. Pencucian II
4.3.8.Pengecekan akhir
Setelah dilakukan pencucian, dilakukan pengecekan akhir pada bahan
baku dengan menggunakan manual yaitu alat visual manusia dengan cara melihat
secara teliti apa masih ada sisa-sisa kotoran yang menempel pada bahan baku
seperti lumpur dan kotoran lainnya, dan mencium bau bahan baku apakah bahan
baku berbau solar atau tidak, jika bahan baku sudah bersih dan tidak berbau maka
bahan baku aman dan siap untuk melakukan proses selanjutnya.
4.3.9.Penimbangan ll
Bahan baku yang sudah melalui proses pengecekan akhir akan ditimbang
untuk mengetahuijumlah berat bahan baku setelah dilakukan pembersihan,
penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui apakah berat bahan baku masih
38
memenuhi standar perusahan, jika bahan baku memenuhi standar maka bahan
baku akan diproses lebih lanjut, namun jika bahan baku tidak memenuhi standar
makan bahan baku tidak layak untuk diekspor. Perbandingan antara penimbangan
l, dan penimbangan ll ini adalah penimbangan satu dilakukan sebelum dibersihkan
sedangkan penimbangan dua dilakukan setelah dibersihkan, proses ini untuk
membandingkan berapakah jumlah berat ikan sebelum dan setelah dibersihkan.
Gambar 10.Penimbangan ll
4.3.10.Penyusunan di Pan
Bahan baku yang sudah ditimbang disusun dalam pan berdasarkan tanggal,
bulan, kode kapal, dan kode suplyer. Cara penyusunannya adalah disiapkan pan,
plastik serta kode yang sudah disiapkan kemudian diikat kode pada pan lalu
dilapisi pan dengan plastik, disusun bahan baku menjadi dua baris dan saling
berhadapan, dalam penyusunan diberi jarak antara bahan baku yang satu dengan
yang lain agar pada proses pembekuan bahan baku tidak menempel satu sama
lain, setelah disusun disimpan ke atas troley dan dibawa ke dalam mesin
pembekuan atau ABF (Air blast freezer)dengan suhu pembekuan -40°C.
39
Gambar 11. Penyusunan di Pan
4.3.11. Pembekuan
Pembekuan ABF menggunakan suhu (-35)–(-40) 0C selama 8 jam dan
kapasitas penyimpanan ABF di PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo adalah 40 ton.
Pembekuan dimaksudkan untuk mengawetkan sifat-sifat alamiah produk. Suhu
produk ketika keluar dari ABF adalah (-18)–(-25) 0C. Pembekuan di ABF yang
diterapkan adalah pembekuan cepat. Semakin lama proses pembekuan maka
produk beku yang dihasilkan juga semakin bagus, karena umur simpan produk
lebih tahan lama sampai pengiriman.Proses pembekuan terjadi secara bertahap
dari permukaan sampai pusat bahan pada awal proses pembekuan, terjadi fase
precooling dimana suhu bahan diturunkan dari suhu awal ke suhu titik beku. Pada
tahap ini semua kandungan bahan berada pada keadaan cair. Setelah tahap
precooling terjadi tahap perubahan fase, pada tahap ini tejadi pembentukan kristal
es.
Pernyataan ini sesuai dengan Rohanah (2002), bahwa fase precooling
dimana suhu bahan diturunkan dari suhu awal ke suhu titik beku, semua
kandungan bahan dalam keadaan cair. Setelah tahap precooling terjadi perubahan
fase, sehingga terjadi pembentukan kristal es.Pada proses ini pembekuan
dilakukan dengan ABF(air blast freezer) dengan menggunakan amoniak sebagai
refrigerant. ABF memanfaatkan aliran udara dingin sebagai refrigerant dimana
udara didinginkan dengan sebuah unit pendingin hingga mencapai suhu -35oC
sampai -40oC. Selanjutnya udara dingin ini akan dialirkan ke tempat penyimpanan
40
bahan baku yang akan dibekukan. Pada proses ini pembekuan dilakukan pada
suhu-40oC selama 1 jam namun untuk memaksimalkan pembekuan produk maka
di PT. Sukses Hasil Alam Nusaindomenerapkan pembekuan ABF selama 8 jam.
4.3.12. Glazing
Setelah melalui proses pembekuan, proses selanjutnya adalah dilakukan
Glazing atau pemberian lapisan es pada produk. Tujuan dilakukannya tahap ini
adalah untuk mempertahankan bentuk produk agar terlihat cantik dan menarik
konsumen, juga untuk mempertahankan mutu produk pada saat dilakukan
pengiriman. Cara pemberian lapisan es pada produk adalah celupkan produk pada
bak yang berisi air es dengan suhu 0-2°C, celupkan sampai semua bagian produk
terkena air es dan terlihat cantik.
1 75/100 5 kg
2 100/150 5 kg
3 150/200 5 kg
4 200/250 5 kg
5 250/ UP 5 kg
42
4.3.14.Pengemasan
Pengemasan dilakukan dengan menggunakan plastik PE dengan berbagai
macam ukuran, dalam proses pengemasan produk, ada tiga kemasan yang
digunakan yaitu kemasan primer, kemasan sekunder, dan master carton. Kemasan
primer yaitu kemasan yang berkontak langsung dengan produk, cara
menggunakan kemasan ini yaitu produk dikemas satu persatu dengan
menggunakan plastik PE yang berukuran kecil sesuai size produk, kemudian
kemasan sekunder adalah kemasan yang digunakan agar produk tidak bersentuhan
langsung dengan master carton (MC). Kemasan ini menggunakan plastik PE yang
berukuran besar, plastik ini juga digunakan untuk mengemas berbagai produk
filletan, setelah itu dimasukkan kedalam master carton yang sudah disiapkan
kemasan ini bertujuan untuk melindungi produk dari cahaya, benturan pada saat
dilakukan pengiriman.
4.3.14.Pelabelan
Setelah dilakukan pengemasan, produk yang sudah dikemas diberi label,
tujuannya untuk mengetahui nama produk, size produk tanpa harus membuka
kemasannya, pelabelan juga mencantumkan nama perusahaan, kode produksi dan
tanggal kadaluwarsa pada MC (master carton)produk, hal ini dilakukan agar
komsumen tertarik pada produk tersebut tanpa merasa adanya penipuan pada saat
membeli produk ini.
43
Gambar 15. Pelabelan
4.3.15.Metal Detector
Master carton (MC) yang berisi produk dilewatkan pada Belt Konveyer,
namun sebelum dilewatkan pastikan terlebih dahulu mesin metal detector dalam
keadaan bersih,dan uji tingkat kesensitifan pada mesin metal detectorapakah
berfungsi dengan baik, dengan cara dilewatkan metal fragmen pada mesin, jika
berbunyi itu menandakan bahwa mesin metal detector siap untuk digunakan.
Mesin detector ini bertujuan untuk mendeteksi benda asing pada produk seperti
plastik dan besi.
44
4.3.16.Strapping Band
Strapping band bertujuan untuk mengikat master carton dengan tali
strapping agar master carton yang berisi produk tidak mudah terlepas pada saat
diangkat.
4.3.17.Penyimpanan Beku
PT. Sukses Hasil Alam Nusaindoproduk disimpan didalam ruangan cold
storage. Produk yang disimpan didalam cold storage dengan standar suhu -18oC.
Penyimpan beku sebaiknya dalam cold storage, penyimpanan ini disusun dengan
rapi dan baik agar produk tidak mengalami kerusakan.
Kapasitas penyimpanan produk cold storage tersebut yaitu 50ton.
Sedangkan ruang anteroom terdapat di sepanjang cold storage sebagai tempat
penyinggahan produk yang akan disimpan dalam cold storage dengan tujuan
menurunkan suhu produk mendekati suhu cold storage. Masa penyimpanan
produk PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo yang paling lama dalam cold storage
adalah berkisar1-2 bulan.
45
Gambar 18. Penyimpanan Beku
4.3.18.Pengangkutan/pengiriman
Setelah produk siap untuk dilakukan pengiriman, produk akan diangkut
dan dikirim dengan menggunakan containerdiberbagai negara ekspor, seperti
Eropa, Amerika Serikat, Korea Selatan dan negara lain.
46
Tabel 4. Penerapan suhu pada proses pembekuan
No Tahapan Proses Suhu (°C)
1 Penerimaan bahan baku 4,4°C
2 Penyortiran 10°C
3 Penimbangan l 10°C
4 Pencucian l 0-2°C
5 Penyimpanan semetara 0°C
6 Pembersihan 10°C
7 Pencucian ll 0-2°C
8 Pengecekan akhir 10°C
9 Penimbangan ll 10°C
10 Penyusunan di pan 10°C
11 Pembekuan -40°C
12 Glazing/lapisan es 0-2°C
13 Penimbangan dan pemisahan ukuran 7°C
14 Pengemasan 7°C
15 Pelabelan 7°C
16 Metal detector 7°C
17 Penyimpanan beku -18°C
18 Pengiriman -18°C
Sumber : PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo, (2018)
4.5.Pengawasan Mutu
Mutu bahan pangan dapat didefinisikan sebagai kelompok sifat, faktor-
faktor atau karakteristik bahan pangan (komoditas) yang membedakan tingkat
pemuas atau aseptabilitas bahan tersebut bagi pembeli atau pengguna. Saat ini
standar mutu produk pangan tidak hanya ditetapkan dari produk akhir melainkan
juga dilihat dimulai dari pengawasan bahan baku, cara-cara memproduksi bahan,
meliputi juga aspek manajemen mutu (Syarif, 1994).
Pengawasan mutu yang dilakukan di PT Sukses Hasil Alam Nusaindo
didasarkan pada konsep Hazard Analysis dan Critical Control Point (HACCP)
47
walaupun penerapannya belum efektif pengawasannya dilakukan baik pada bahan
baku, air, selama proses pengolahan dan juga pada produk bekudilakukan agar
produk akhir yang dihasilkan bermutu tinggi.
48
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
5.2.Saran
49
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Kanasius. Yogyakarta.
Jakarta.
50
51
Gambar alur proses pembekuan lobster
52
53
RIWAYAT HIDUP
Pada tahun 2018 tepatnya pada bulan Januari hingga April, penulis
melaksanakan kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa selama kurang
lebih 3 bulan di PT. Sukses Hasil Alam Nusaindo Makassar, dengan judul Proses
Pembekuan Slipper Lobster (Thenus Orientalis).
54