LALU SOLIHIN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
SURAT PERNYATAAN
mempakan gagasan dan hasil penelitian tesis saya sendiri, dengan pembimbingan
para Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan ~ j ~ k a n n y a .
Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
perguruan tinggi lain.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenarannya.
The coral reef conservation program are not only gij? use value for their
community and their environment, but also nun use value. The same like costs, in
conservation program are not only expends tangible costs, but also expend
intangible costs. In environmental economics, it is called by externality cost or
social cost. The aim of this research are: I ) to know the total benefit of coral reef
conservation program; 2) to know the total cost of the coral reef conservation
program; and 3) to know economic possibilify of the coral reef conservatiotz
program. By valuation method, result of this research showed that total benefit of
the conservation program is Rp. 114.342.713.945,69 per year. The biggest benej7t
came fknz non extractive direct benefit is Rp.83.486.413.643,32 per year. Total
cost of coral reef conservation program is Rp.3.916.470.280,74 per year. The
biggest cost come fvom social cost is Rp.2,728,000,000.00 per year. With market
discount rate 9,8 percent, (include social cost) showed positive NPV
Rp. llO.426.243.664,95 per year. Meanwhile, without social cost showed positive
NPV is Rp. 113.154.243.664,95 per year. Beside that, cost effectiveness of Satgas
Gili Indah with social cost is Rp.2.171.350.437,48, or cost effectiveness of Satgas
Gili Indah without social cost is Rp.232.833.133,29, and cost effectiveness of
BKSDA is Rp.849.562.386,52. According to economic possibility criteria, coral
reef conservationprogram in Gili Indah Village is possible.
OLEH:
LALU SOLIHIN
C45 1050031
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika (ESK)
SEKOLAH PASCASARSARA
INSTITUT PERT- BOGOR
BOGOR
2008
Judul : Analisa Biaya-Manfaat Program Konservasi Terumbu
Karang Di Desa Gili Indah Kabupaten Lombok Barat
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Disetujui :
Komisi Pembimbing
Diketahui,
Segala puji hanya milik Allah, tiada kata yang lebih pantas diucapkan
kecuali puji syukw kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, serta
hidayah-Nya, hingga tesis ini bisa terselesaikan. Rasa hormat dan banga penulis
kepada kedua orang tua penulis yang tak henti-hentinya berdoa untuk segala
kelancaran dan kemudahan penulis. Hanya ucapan terima kasih yang tak terhingga
yang penulis ucapkan atas segala doa-doa yang selama ini dipanjatkan, semoga
diampuni segala dosa-dosanya dan dikasihani oleh-Nya sebagaimana mereka
lnengasihani penulis sewaktu kecil. Serta tak lupa pula penulis mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalanmnya kepada semua kakak-kakak penulis atas doa
yang dipanjatkan demi kelancaran segala usaha dan upaya yang penulis lakukan.
Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc selalu
ketua komisi pembimbing dan Dr. Ir. Arief Satria, MS selaku anggota komsisi
pembimbing yang telah banyak memberikan kritikan, masukan dan saran yang
sangat bermanfaat bagi penyelesaian tesis ini. Semoga kesabaran dan keikhlasan
dalam membimbing yang selama ini dicurahkan mendapat ridho dariNya, serta
mampu penulis teladani dikemudian hari. Terima kasih juga penulis sampaikan
kepada Prof.Dr.1r.H. Tridoyo Kusumastanto, MS., Ir. Sahat MH Simandjuntak,
M.Sc., dan Prof.Dr.Ir.H.Ahmad Fauzi,M.Sc yang telah mencerahkan penulis akan
teori ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan. Penulis tidak mampu membalas
segala kontribusi yang telah diberikan, semoga Allah, Tuhan yang Maha Agung
dan Bijaksana memberikan balasan yang setimpal, baik di dunia dan di akhirat
kelak, mien.
Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
kepada seluruh Staf Pengajar Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan
Tropika (PS-ESK) yang telah memberi kesempatan seluas-luasnya bagi penulis
untuk menimba ilmu serta memberi pencerahan pengetahuan selama masa
perkuliahan. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan di PS-ESK, Erni,
Muhammad Banapon, Rizal, Rahim, Suhana, Bahar, Muzakir, Irmadi, Firman,
Aspar, Dwi, Eka, Fera, Ovie, Intan, Sahlan, Ola, Fitri serta seluruh rekan-rekan
dari Forum ESK. Terima kasih juga buat Dewi yang selalu membangkitkan
semangat penulis ketika mengalami kejenuhan dalam menyelesaikan tesis ini. Tak
lupa juga kepada kawan-kawan di asrama mahasiswa NTB, Ican, Aspar, Ojik,
Hilman, Prop Sirajudin, terima kasih atas segala perhatian, pengertian dan
bantuannya selama di asrama. Terima kasih juga buat semua penduduk dan
nelayan Desa Gili Indah, sraf BKSDA NTB yang telah banyak membantu selama
penulis di lapangan.
RIWAYAT HIDUP
Halaman
I.PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang .................................................................
1. 2 Rumusan Masalah ............................................................
..
1. 3 Tujuan Penel~t~an ..............................................................
1. 4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian ...................................
1. 5 Hipotesis ...........................................................................
11.TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengertial Konservasi Laut..............................................
2 . 2 Ekonomi Konservasi Laut ................................................
2 . 3 Kelembagaan Konservasi Laut .........................................
2. 4 Ekosistem Terumbu Karang .............................................
2. 5 Keanekaragaman Hayati ..................................................
2. 6 Permintaan dan Penawaran Wisata ..................................
2 . 7 Extended Cost-Benefit Analysis........................................
2 . 8 Valuasi Ekonomi ..............................................................
2.9 Teknik Valuasi Ekonomi Pulau-pulau Kecil:
Ecosystetn Approach ........................................................
.
111 KERANGKA PEMIKIRAN .....................................................
IV.METODE PENELITIAN
4 . 1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................
..
4. 2 Metode Penel~t~an ............................................................
4 . 3 Metode Pengumpulan Data .............................................
4.3. 1 Metode Penentuan Responden ..........................
A . Jumlah Sampel
B. Teknik Sampling
4.3. 2 Jenis Data ...........................................................
4 . 4 Metode h a l i s a Data .......................................................
4.4. 1 T e h i k Valuasi .............................. . .................
4.4. 2 Extended Cost Benefit -4nabsis (ECBA) ..........
4.4. 3 Cost Effectiveness Analysis .............................
.
VII HASIL DAN PEMBAHASAN
7. 1 Valuasi Manfaat ..................................................................
7.1 1. Manfaat Langsung Ekstraktif (Perikanan) .............
7.1 2. Manfaat Langsung
..
Tidak Ekstraktif (Wisata) .........
7.1 3. Manfaat Pillhan ......................................................
7. 2 Valuasi Biaya ......................................................................
7.2.1. Rezim BKSDA ........................................................
7.2.1. Biaya Investasi ........................................
7.2.2. Biaya Operasional ....................................
7.2.3. Biaya Transaksi .......................................
7.2.2. Rezim Satgas Gili Indah ......................................
7.2.1. Biaya Investasi ......................................
7.2.2. Biaya Operasional ..................................
7.2.3. Biaya Transaksi ......................
7.2.4. Biaya Sosial .........................................
7.3. Analisis Efektivitas Biaya (CEA)...................................
7.4. Analisis Extended Cost Benefit Analysis (ECBA) ........
7.5. Pembahasan ...................................................................
.
VIII SIMPULAN DAN SARAN
8 1. Simpulan.............................................................................. 98
8 2. Saran .................................................................................... 98
Halaman
Halaman
..
1. Peta Lokasi Penelltian ..................................................................
2. Data Produksi dan Harga Ikan di Kawasan Konservasi
Terumbu Karang Desa Gili Indah ................................................
3. Koefisien Regresi Manfaat Langsung Ekstraktif .........................
4 . Data Tingkat Kunjungan dan Biaya Perjalanan Wisata ...............
5. Manfaat Tidak Langsung Ekstraktif Program Konsewasi ..........
6 . Data WTP Masyarakat Untuk Kawasan Konservasi ...................
7. Koefisien Regresi Manfaat Pilihan Program Kosnervasi ............
8. K w a Permintaan Manfaat Langsung Ekstraktif .........................
9. Kuwa Permintaan Manfaat Langsung Tidak Ekstraktif...............
10. Jenis Species Ikan di Kawasan Koservasi Desa Gili Indah
..
Konsewasi Desa Gill Indah..........................................................
11. Aktivitas Ekstraktif Masyarakat Desa Gili Indah .........................
12. Aktivitas Non Ekstraktif Wisatawan di Desa Gili Indah .............
I. PENDAHULUAN
1.5.Hipotesis
1. Manfaat program konservasi terumbu karang bagi masyarakat masih tinggi,
tetapi belurn bisa dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat disekitarnya
2. Biaya program konservasi sumberdaya terumbu karang dari BKSDA NTB
lebih besar dibanding total biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat adat.
3. Program konsewasi sumberdaya terurnbu karang yang selama ini dilakukan di
Gili Indah layak secara ekonomi.
11. TINJAUAN PUSTAKA
The utility of
income
Biodiversity
Human welfare
Nilai-nilai ekologi TC : -
Ecosystemfunctiot2s and
(misalnya fimgsi I-IP : +
ecological services (link 2-5)
pengendalian banjir, dll) AB : +
PF:+
TC : -
Nilai keberadaah dan
Non use biodiversity (link 3) HP : -
moral
AB : -
PF : -
Keterangan: CV = Contingan Valuation; TC = Travel Cost; HP = Hedonic Price;
AB = Avering Behavior; PF = Production Function
Sumber: Nunes, et.al(2003) dalam Adrimto (2005)
111. KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh pihak pertama, pasti akan
menimbulkan dampak kepada pihak kedua, entah itu dampak positif maupun
negatif. Jika dampak yang ditimbulkan adalah positif, maka akan memberikan
peningkatan kesejahteraan bagi yang pihak kedua, dan pihak pertama sewajamya
rnendapat imbalan dari pihak kedua. Sebaliknya pihak pertama mengeluarkan
dampak negatif, maka akan mengurangi kesejahteraan bagi pihak kedua, dan
pihak kedua hams memberikan kompensasi sebesar kerugian yang diderita pihak
kedua.
Begitu juga dengan program konservasi yang selama ini dilakukan oleh
Balai Konservasi Surnberdaya Alam di Desa Gili Indah, Kabupaten Lombok
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Akibat dari kegiatannya ini tidak terlepas
dari dampak positif dan negatif hagi masyarakat disekitamya maupun hagi
lingkungannya. Tujuan dari program ini adalah untuk melindungi terumbu karang
dan biota yang ada disekitarnya. Dengan demikian, aktivitas yang biasanya
dilakukan oleh masyarakat di kawasan ini menjadi terhatas,
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 85Kpts-11/93
tanggal 16 Fehruari 1993, kawasan ini ditunjuk sebagai kawasan Taman Wisata
Alam Laut (TWAL). Diperkuat lagi dengan keluamya Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. 99Kpts-I1/2001 tanggal 15 Maret 2001 tentang penetapan sebagai
TWAL. Sebagai TWAL, kawasan ini memiliki sumberdaya terumbu karang yang
luasnya mencapai sekitar 448,763 ha. Kondisinya saat ini hanya 16 persen dalam
kondisi baik. Ini m e ~ p ~ k asurnberdaya
n yang memiliki nilai ekonomi yang
potensial sebagai sumber kesejahteraan masyarakat disekitamya. Dengan luas
ka\vasan temrnbu karang tersebut. nilai ekonomi ini bisa diketahui melalui
manfaat kegunaan dan non kegunaan dari keheradaan sumberdaya tersebut. Akan
tetapi karena pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih rendah akan
manfaat tersebut, menyebabkan masyarakat mengeksploitasi sumberdaya ini
secara destruktif. Hal ini menyebabkan menurunnya nilai ekonomi dari
sumberdaya tersebut, selanjutnya akan menuninkan tingkat kesejahteraan
masyarakat secara umum.
Oleh karena itu, kegiatan konservasi untuk melindungi sumberdaya
tersebut dari kerusakan yang lebih parah menipakan langkah yang harus
dilakukan. Dimana dengan konservasi ini bukan berarti tidak ada pemanfaatan
sama sekali, tetapi ada kawasan-kawasan tertentu yang bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai sumber penghidupannya. Akan tetapi dalam pengelolaan ini
tidak terlepas dari biaya dan manfaat sebagai konsekuensi logis yang sudah pasti
muncul. Seberapa besar manfaat (benefit) yang bisa dari sumberdaya terumbu
karang yang dikonservasi, kemudian seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk
melakukan konservasi. Persoalan ini penting untuk diketahui karena untuk
efisiensi ekonomi, manfaat yang diterima harus lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan, bukan sebaliknya.
Husni (2001) mengatakan bahwa inti dari konsewsi ekosistem terumbu
karang adalah: a) perlindungan terhadap kelangsungan proses ekologis beserta
sistem penyangga kehidupan; b) pengawetan keanekaragaman plasma nutfah yang
dilakukan di dalam dan di luar kawasan, serta pengaturan tingkat pemanfaatan
jenis-jenis yang terancam punah dengan memberikan status perlindungan; dan c)
pelestarian pemanfaatan jenis dan ekosistemnya melalui pengendalian
eksploitasi/pemanfaatan sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian, memajukan
usaha-usaha penelitian, pendidikan dan pariwisata, dan pengaturan perdagangan
plora dan fauna.
Saat ini, kawasan konservasi di Desa Gili Indah dikelola oleh dua lembaga
sekaligus dua aturan yaitu aturan yang berasal dari masyarakat lokal berdasarkan
pranata hukum adat yang disebut dengan Awig-mig, dan aturan yang dibuat oleh
negara berdasarkan hukum formal. Kedua lembaga ini memiliki tujuan yang sama
yaitu menjaga kelestarian sumberdaya dari eksploitasi yang berlebihan.
Hasil dari analisa ini pertimbangan dalam melakukan program konservasi,
khususnya program konservasi tenunbu karang di Desa Gili Indah. Perbedaan
tingkat kelayakan antara kedua lembaga akan menjadi pijakan untuk melakukan
sinergi antara kedua lembaga.
Program Konsewasi
Sumberdaya Terumbu
Manfaat Biaya
Seperti yang telah dijelaskan di atas, selain manfaat dalam kegiatan ini
juga tidak terlepas dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan guna memperoleh
manfaat yang diharapkan. Jika biaya yang keluarkan lebih besar dari total manfaat
yang diperoleh, maka program konservasi tersebut tidak layak dilaksanakan.
Namun sebaliknya, jika program tersebut memberikan manfaat yang lebih besar
dari biaya yang dikeluarkan, maka program tersebut layak untuk dikembangkan.
Dalam penelitian ini, teknik analisa biaya manfaat yang digunakan tidak
sama dengan analisa biaya manfaat yang biasa digunakan dalam ekonomi
konvensional. Ada dua pendekatan analisa yang dilakukan yaitu analisa finansial
(cost - benefit) dan analisa ekonomi (extended cost - benefit). Manfaat ekonomi
yang dianalisa tidak saja manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh rnasyarakat.
tetapi ada manfaat-manfaat yang tidak nyata namun nilainya bisa lebih besar dari
manfaat yang langsung dirasakan masyarakat. Inilah yang disebut dengan manfaat
tidak langsung (manfaat non-konsumtif), ada juga yang disebut dengan manfaat
sosial, dan manfaat keanekaragaman hayati dari sumberdaya temmbu karang
tersebut.
IV. METODOLOGI PENELITIAN
,-.,'.*",,m.-.."~."ls
Ket:
TB = Total
benefit program konservasi
BU = Manfaat langsung ekstraktif
B2j = Manfaat langsung tidak ekstraktif
B3j = Manfaat Pilihan
4.4.1. Teknik Valuasi
A. Efect On Production (EOP)
Nilai Manfaat Langsung diperoleh dengan menggunakan pendekatan harga
yang diterima nelayan dengan asumsi data tidak cukup untuk menduga kurva
permintaan pemanfaatan langsung. Harga yang langsung diterima nelayan tersebut
juga digunakan untuk meminimalisasi distorsi pasar. Spesies yang dihitung
merupakan spesies yang menghabiskan seluruh daur hidupnya di area terumbu
karang. Secara matematis, manfaat langsung tersebut dihitung dengan rumus:
Dimana :
WTP = Kemampuan responden membayar untuk tidak mengekstraksi ikan
di kawasan konservasi
X1 = Pendidikan responden
X2 = Jumlah tanggungan responden
X3 = Umur responden
Ket:
TC = Total costprogram konservasi terumbu karang
c1.1 = Biaya investasi program konservasi temmbu'karang
Cl.2 = Biaya operasional program konservasi tenunbu karang
C1.3 = Tiaya transaksi porgram konservasi temmbu karang
C1.4 = Biaya sosial program konservasi terumbu karang
Dimana:
NPV : Nilai manfaat bersih (netpresent value)
Bd : Manfaat langsung ekstraktif
Btd : Manfaat langsung tidak ekstraktif
Bt : Manfaat pilihan
ci : Biaya investasi
Cop : Biaya operasional
ct : Biaya transaksi
CS : Biaya sosial
Dimana:
B : Total manfaat
C : Total biaya
r : Titngkat bunga
Dimana:
CEA : Analisa efektivitas biayalcost efectivness analysis
c2.1 : Biaya yang dikeluarkan oleh Satgas Gili Indah
c1.1 : Biaya yang dikeluarkan oleh BKSDA
r : Tingkat bunga
Jika biaya yang dikeluarkan oleh salah satu lembaga pengelola lebih kecil
dari lembaga pengelola lainnya, maka lembaga tersebut dikatakan lebih efektif
dalam melakukan program konsewasi.
V. KONDISI UMUM DESA GILI INDAH
Kawasan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan merupakan tiga pulau
kecil yang tergabung dalam suatu pemerintahan desa bemama Desa Gili Indah.
Ada juga yang menyebut ketiga kawasan ini dengan sebutan Gili Matra yaitu
singkatan dari Gili Meno, Air, dan Trawangan. Kawasan ini telah ditunjuk sebagai
Taman Wisata Alarn Laut (TWAL) berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. 85Kpts-1111993 tanggal 16 Februari 1993 dengan luas kawasan
2.954 hektar. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.
99IKpts-1112001 tanggal 15 Maret 2001 kawasan Gili Air, Meno dan Trawangan
ditetapkan menjadi TWAL Gili Matra dengan luas kawasan 2.954 hektar,
(BKSDA NTB, 2003)
- Batas-batas Taman Wisata Alam Laut Gili Matra adalah sebagai berikut :
Utara :
Selatan :
berbatasan dengan Laut Jawa.
berbatasan dengan Selat Lombok.
e Barat : berbatasan dengan Laut Jawa.
Timur : berbatasan dengan Tanjung Sire.
5.2. Potensi Jasa Lingkungan
5.2.1. Terumbu Karang
Terumbu karang memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi.
Fungsi ekologisnya antara lain sebagai tempat pemijahan, pembesaran, tempat
mencari makan. Terumbu karang juga dipandang penting karena produk yang
dibasilkan seperti ikan karang, ikan hias, udang dan algae. Ekosistem terumbu
karang di ke Tiga Gili merupakan obyek wisata utama. Berdasarkan klasifikasi
tipelformasi terumbu karang, formasi yang ditemukan di Gili Air, Gili Meno dan
Gili Trawangan termasuk teru~nbu tepi. Luas potensi terumbu karang yang
terdapat di TWAL Gili Matra adalah + 448,7634 ha, dengan rincian; 192,9621 ha
di Gili Trawangan, 118,9508 ha di Gili Meno dan 136,8505 ha di Gili Air.
5.2.2.Yerikanan
Berdasarkan laporan MREP (1995) dalam Sirait M (2006), jenis ikan
karang yang ditemukan diantara 12 stasiun pengamatan di kawasan Gili Indah
bervariasi dari satu tempat ketempat lain. Jumlah jenis (spesies) yang dijumpai
berkisar dari 2-68 jenis dengan kepadatan 10-1.290 ekorl300 m2. Variasi ikan
karang sangat berkaitan dengan kondisi terumbu karang yang ada. Potensi ikan
karang terbesar terdapat di Gili Trawangan yaitu 68 jenis dengan kepadatan 1.290
ekor/ 300m2. Ikan hias dan ikan konsumsi yang di temukan TWAL Gili Indah ini
cukup banyak. Ikan hias ditemukan sebanyak 123jenis dalam 30 famili. Ran-ikan
ini menyebar pada lokasi-lokasi di TWAL Gili Indah. Ikan hias terbanyak
ditemukan di Selatan Tenggara yaitu 63 jenis, kemudian Rinjani Slope sebanyak
69 jenis; d m Nusa Tiga Point sebanyak 58 jenis. Di Soraya Point ditemukan
sebanyak 35 jenis, Tutle Point sebanyak 44 jenis,'Andi Reef sebanyak 49 jenis.
Pada Pedati's Reef ditemukan sebanyak 54 jenis, Air Wall 46 jenis, dan Hans
Point sebanyak 53 jenis.
Tabel 4 Sarana dan Prasarana Penunjang Wisata di Sekitar TWAL Gili Matra
No Dusun Htl BICt Rs RM DS C PT GB BT BP
1. Gili Air 2 33 5 33 4 20 7 3 5 25
2. Gili Meno 3 17 6 14 2 20 3 1 13 10
3. Trawangan 4 54 16 67 7 22 10 3 3 17
Jumlah 9 104 27 114 13 62 20 7 21 52
Sumber: BKSDA NTB (2004)
Keterangan : Htl = Hotel C = Cidomo
BICt = BungalowlCottuge PT = Penjual Tiket
Rs = Restauran DS =Dive Shop
RM =Rumah Makan BT =Boat Trip
GB = Glass Bottom Boat BP = Boat Penurnpang
5.8.2. Kependudukan
Penyebaran penduduk di desa Gili Indah tidak merata, penduduk yang
terbanyak terdapat di dusun Gili Air sedangkan yang paling sedikit adalah
penduduk di dusun Gili Meno. Berdasarkan data di kantor desa, jumlah penduduk
desa Gili Indah sampai dengan bulan Januari 2004 adalah 2.897 orang. Adapun
rincian lengkapnya seperti pada Tabel di bawah ini.
Tabel 5 Jumlah Penduduk Desa Gili lndah Sampai Dengan Bulan Januari 2004.
Jumlah Jiwa
Jumlah
Dusun WNI WNA Total
KK
L P L P
Gili Air 350 638 650 5 6 1299
Gili Meno 125 262 231 1 1 456
Gili Trawangan 230 565 526 5 7 1103
Total 705 1465 1407 11 14 2897
Sunzber: BKXDA NTB (2004)
5.8.3. Pendidikan
Dari segi pendidikan masing-masing gili sudah terdapat sebuah sekolah
dasar (SD) dan tidak ada sekolah lanjutan. Jika ingin menemskan sekolah ke
sekolah lanjutan hams kedaratan pulau Lombok. Rincian tingkat pendidikan
penduduk menurut pendidikan seperti pada Tabel 7 di bawah ini.
Gambar 6 Peta Zonasi Kawasan Konservasi Desa Gili Indah (Safria. A., et. a1
2006)
Sebelum suatu kawasan ditetapkan sebagai kawasan konservasi, ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan antara lain: Survey potensi bawah laut
seperti species ikan serta potensi laimya yang ada di bawah laut. Survey ini
dilakukan selama 10 hari oleh 2 grup, dimana masing-masing grup terdiri dari 4
orang. Setelah dilakukan survey, kemudian dilakukan penataan blog atau batas-
batas kawasan yang akan dijadikan kawasan konservasi. Hal ini berkaitan dengan
lahan milik masyarakat di sekitamya.
Setelah melalui semua tahapan persiapan, kemudian dikeluarkan Swat
Keputusan (SK) Menteri mengenai Penunjukan sebagai kawasan konservasi. SK
ini keluar setelah diketahui batas-batas (luarldalam) wilayah kawasan konservasi,
termasuk titik referensi yaitu bempa peta penentuan batas sesuai dengan bukti
fisik yang ditandatangani oleh Bupati, KSDA, Menteri Kehutanan melalui Dijen
PHKA, bam kemudian ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Menteri
mengenai penetapan kawasan sebagai kawasan konservasi.
Selain kegiatan pokok diatas, ada juga kegiatan-kegiatan teknis yang
menunjang program konservasi, seperti pemasangan rambu suar yang berlokasi di
Gili Meno dan Gili Air. Pemasangan rambu suar ini dimaksudkan untuk
keselamatan pelayaran. Dan pemasangan Mouring Buoy (pelampung) secara
teratur pada jarak setiap 100 m pada batas luar kawasan, dan setiap 25 m pada
batas blok. Sedangkan batas kegiatan dapat dilakukan pemasangan pelampung
setiap 15 m untuk areal yang cukup luas atau pelampung tanda yang dapat
dijadikan rambu-rambu untuk melakukan kegiatan, misalnya di daerah
penyelaman dapat dipasang 1 atau 2 pelampung dengan bedera selam di atasnya.
Jumlah pelampung sampai saat ini sebanyak 31 unit. Salah satu tujuannya adalah
agar kapal yang bersandar tidak membuang jangkar ke laut. karena dapat merusak
temmbu karang yang ada didalamnya.
Disamping kegiatan-kegiatan rersebuf masih ada kegiatan-kegiatan
lainnya yang lebih detail dan lebih teknis yang berimplikasi terhadap biaya
konservasi. Inilah kelemahan dalam penelitian ini, mungkin ada komponen
kegiatan yang luput dari valuasi ekonomi, dan kedua nilai yang diberikan dalam
valuasi terlalu tinggi atau sebaliknya. Akan tetapi karena dalam penelitian ini
hanya membandingkan Benefit-Cost antara KSDA dengan masyarakat adat
(Satgas) (tidak untuk mengetahui biaya konservasi secara valid), maka nilai-nilai
valuasi yang diperoleh telah cukup untuk menggambarkan perbedaan antara kedua
lembaga tersebut.
Luas kawasan terumbu karang di Taman Wisata Alam Laut Gili Matra
sekitar 448,7634 Ha. Jenis-jenis terumbu karang yang dominan pada wilayah
pinggiran pantai (< 3 meter) adalah jenis ruble atau patahan karang ha1 ini
disebabkan oleh kegiatan manusia @engeboman, pengambilan karang sebagai
bahan baku kapur) dan kondisi alam (badai Tsunamillanina). Sedangkan pada
perairan dengan kedalaman 3 meter sld 10 meter didominasi oleh 2 jenis karang
yaitu ruble adan soft coral. Dengan jenis antara lain Heliophora Sp, Anthipates Sp,
Montiphora dan Acrophora. Untuk kedalaman lebih dari 10 meter, terumbu
karang yang dominan adalah hard coral. Pada tahun 2003 lalu hingga saat ini,
transpalantasi terumbu karang menggunakan meja beton baru dilakukan di lima
site masing-masing site terdapat 5 meja beton, sehingga jurnlah meja beton
keseluruhan adalah 25 meja.
Bendahara : Sokding.
Sumber anggaran operasional dari Front Pemuda Satgas Gili adalah
partisipasi dari unsur rnasyarakat, baik para pengusaha, perorangan, Lernbaga
Swadaya Masyarakat (LSM) maupun pemerintah yang men& perhatian
terhadap usaha pelestarian tenunbu karang. Dengan dana tersebut diharapkan
upaya pelestarian terumbu karang dapat diwujudkan, sehingga sumberdaya alam
menjadi lestari dan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan Desa Gili Indah
menjadi lebih baik di masa kini dan masa yang akan datang.
Lembaga ini kemudian diperkuat dengan aturan-aturan lokal yang dibuat
bersama dengan masyarakat setempat. Pranata hukum adat ini disebut dengan
awig-awig yang antara lain berisi sebagai berikut:
1. Apabila ditemukan dan terbukti ada oknum yang melakukan pengeboman dan
pernotasan serta pangkapan ikan dengan menggunakan bahan beracun Iainnya
diharuskan membuat swat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan
tersebut serta dibebani denda uang maksimal Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta
Rupiah) untuk kemudian di lepas kembali.
2. Apabila oknum tersebut untuk kedua kalinya terbukti melakukan perbuatan itu
lagi, dilakukan pengemsakan/pembakaran terhadap alat serta sarana yang
dipergunakan dalam kegiatannya.
3. Apabila setelah dikenakan sanksi pada poin pertama dan kedua tersebut diatas
oknum tersebut masih dilakukan kegiatannya dan terbukti, maka kelompok
nelayan akan menghakirninya dengan pemukulan masal tidak sampai mati.
Dari hasil analisa SWOT dampak penerapan wig-awig terhadap tingkat
kesejahteraan nelayan dapat digolongkan ke dalam faktor eksternal (peluang dan
ancaman) atau dikatakan dampak langsung, dan faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) atau dikatakan sebagai dampak tidak langsung. Kedua faktor tersebut
memberikan dampak positif yang berasal dari peluang dan kekuatan, dan dampak
negatif yang berasal dari ancaman dan kelemahan.
Dengan menggunakan matrik dapat diberikan bobot dan skor pada
parameter yang telah ditentukan. sehingga diperoleh nilai. Nilai ini akan
mernberikan kesimpulan tentang efektifitas ekonomi penerapan awig-awig
terhadap pembahan ringkat kesejahteraan nelayan. .4nalisa ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan istrettgtlts) dan peluang
(opportunities) suatu kegiatan. Namun secara bersamaan dapat meminirnalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisa ini dikatakan analisis
situasi.
Hasil penelitian Satria et. A/. (2005) rnenyatakan bahwa kesuksesan
Awig-awig yang diterapkan dalam sistem community base management masih
dipertanyakan. Kegagalan awig-awig dalam rnengatasi konflik antar stake holder
dalam pengalokasian sumberdaya pesisir di Desa Gili Indah. Masalah hak
pelnanfaatan dan hak rnengelola antar rnasyarakat masih sulit definisikan.
Kekuatan hak kepemilikan rnasih sulit dalam penerapan community base
nzanage~izenf, khususnya dalam keanekaragaman sumberdaya seperti di Gili
Indah.
Faktor yang mempenganthi lemahnya awig-awig di Gili Indah adalah
karena dibuat tanpa rnernperhatikan aspirasi dari rnasyarakat setempat.
Ketidakadilan antara pihak pengusaha dengan rnasyarakat nelayan disekitarnya
tidak dipertimbangkan.
7 . 1 Valuasi Manfaat
Dari hasil valuasi yang dilakukan dalarn penelitian ini diketahui total nilai
benefit dari sumberdaya terumbu karang sebesar Rp. 114.342.713.945,69 per
tahun. Manfaat terbesar dari program konservasi diperoleh dari manfaat kegunaan
langsung yang bersifat tidak ekstraktif yaitu sebesar Rp. 83.486.413.643,32 per
tahun. Kemudian disusul dengan manfaat pilihan sebesar Rp. 30.486.418.077,63
per tahun, kemudian manfaat langsung yang bersifat ekstraktif sebesar
Rp.369.882.224,74 per tahun . Untuk lebih jelas masing-masing manfaat program
konservsi, dapat dilihat pada Tabel 10 berikut:
Garnbar 7 Total Benefit Program Konservasi Terumbu Karang di Desa Gili Indah
Sernua biaya ini merupakan akumulasi dari total biaya yang dikeluarkan
oleh pemerinrah dan total biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat. Anggaran
yang digunakan oleh Satgas Gili Indah berasal dari swadaya masyarakat dan
pengusaha wisata di kawasan wisata Gili Indah. Mereka sadar bahwa rent yang
mereka peroleh bergantung pada kelestarian dari sumberdaya yang ada di
kawasan wisata ini, terutama terumbu karang dan biota laut lainnya yang
berasosiasi dengan tenunbu karang. Jika sumberdaya ini punah, maka sumber
penghasilannya juga turut punah, dan sebaliknya. Secara gratis, variabel biaya
tersebut dapat dilihat pada Gambar 10 berikut:
1,500.W0,000.W
I.WO.WO.OM).00
Setelah diakumulasi antara total biaya dari BKSDA dengan total biaya dari
Satgas Gili Indah, biaya sosial masih lebih tinggi dibanding variabel biaya
lainnya. Dalam pelaksanaanya selama ini, biaya sosial ini belum ada yang
menanggung. Namun seandainya biaya sosial ini hams direalisasikan, maka biaya
ini &an menjadi tanggungan dari pengelola konservasi.
1,400.000.0W.00
1.200.000,0W.00
Rezim BKSDA NTB
- .. ,. .. - - , ...
I
1.000.W0,0W.00
600.000.000.00
i
Selain itu, biaya transaksi yang n~unculadalah biaya bahan bakar speed
boat yang digunakan untuk melakukan patroli. Dalam setiap kali melakukan
patroli minimal diikuti oleh 6 samapi 8 orang yang terdiri dari petugas KSDA.
Anggaran yang dikeluarkan untuk bahan bakar setiap melakukan patroli rata-rata
sebesar Rp.450.000, belum termasuk konsumsi petugas. Sedangkan biaya
konsumsi yang dikeluarkan sebesar Rp.200.000,- perbulan. Selain menggunakan
speed boat, BKSDA dalam melakukan patroli juga menggunakan perahu katinting
yang kapasitas mesinnya lebih kecil. Perahu katinting ini digunakan untuk
melakukan patroli dengan jarak yang tidak bisa dijangkau dengan speed boat.
Biaya yang dikeluarkan juga lebih kecil 5-aitu rata-rata perbulan sebesar
Rp.170.000,- dengan jumlah petugas yang lebih sedikit dari speed boor.
Sejak tahun 2001, intensitas patroli mulai menurun yang dulunya
mencapai 5 sampai 6 kali patroli dalam satu bulan, tapi kali ini cukup hanya satu
kali dalam sebulan. Penurunan intensitas ini seiring dengan berkurangnya akvitas
pengeboman dan aktivitas yang mengarah pada pengerusakan terumbu karang
lainnya. Sehingga dalam satu tahun, biaya patroli yang dikeluarkan sebesar
Rp.2.400.000,-.
Tabel 20 Total Biaya Konservasi Terumbu Karang Rezim Satgas Desa Gili Indah
No. Komponen biaya Jumlah Prosentase
1 Biaya investasi 145.141.135,52 4.804
2 Biaya Operasional 109.300.000,00 3.617
3 Biaya Transaksi 39.1 00.000,OO 1.294
4 ~ i a i Sosial
a 2.728.000.000,00 90.285
Jumlah 3.021.541.135,52 100.000
Sumber anggaran Satgas Gili Indah berasal dari iuran para pengusaha dan
masyarakat yang merasa mendapatkan manfaat dari keberadaan sumberdaya
tersebut. Jumlah yang diterima tidak pasti dan tidak rutin. Namun demikian, tidak
menyebabkan program konsewasi yang dilakukan oleh masyarakat adat ini
tcrhrnti. Kcyiatan konservasi mulai seperti pengawasan (patroli) masih tetap
dilakukan mrskipun tidak rutin seperti yang dilakukan oleh BKSDA, karena
masalah utamanya adalah anggaran yang terbatas, dan masyarakat sendiri
memiliki pekerjaan yang tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
7.2.2.1. Biaya Investasi
Sebagaimana halnya biaya investasi dari rezim BKSDA, dalam rezim
Satgas juga terdapat biaya investasi. Bedanya adalah jika biaya investasi dari
rezim BKSDA sepenuhnya ditanggung oleh negara, sedangkan biaya investasi
dari rezim Sagtas masih ada subsidi dari pemerintah, khususnya instansi terkait
dengan kawasan ini. Biaya investasi dalam program konservasi ini antara lain
terdiri dari biaya pembelian tanah, pembangunan gedung, pembelian peralatan
kantor, peralatan patroli (speed boaf), dan biaya-biaya konsolidasi pembahasan
awig-awig dan biaya pembentukan organisasi. Total biaya investasi khusus untuk
Satgas Gili Trawangan setelah dilakukan diskon faktor adalah sebesar
Rp.145.141.135,52,- per tahun. Semua biaya investasi dalam penelitian ini sudah
dikalikan dengan diskon faktor sebesar 9,8 persen, sedangkan tahun n dikalikan
berdasarkan tahun pengadaan barang tersebut, sehingga diperoleh biaya present
value dari biaya investasi. Rincian biaya investasi yang lebih jelas, dapat dilihat
pada tabel 21 di bawah ini:
Tabel 24 Biaya Sosial Konservasi Sumberdaya Terumbu Karang Desa Gili Indah
Biayahulan Biaya1tahun
Biaya Sosial Satuan Vol
(RP.) (RP.)
Kehilangan pendapatan
bulan 1 1 240.000.000 2,640.000.000
nela>-anrnuroami
~ e h i l a n ~ pendapatan
kapur
an buruh bUlan I , 8.000.000 88.000.000
Jumlah 2.728.000.000
Biaya sosial ini diperoleh dari hasil valuasi dampak ekstemalitas program
konservasi terhadap hilangnya kesempatan masyarakat untuk mernperoleh
penghasilan. Akibat dari adanya program konservasi menyebabkan hilangnya
peluang masyarakat setempat untuk mengakses sumberdaya alam di kawasan
tersebut. Adapun peluang masyarakat yang hilang dalam mengakses sumberdaya
alam adalah kesempatan menangkap ikan sebagai barang komoditas, dan
kehilangan kesempatan mengeskpolitasi terumbu karang sebagai hahan kapur
bangunan. Dari hasil valuasi diperoleh biaya sosial sebesar Rp. 2.728.000.000,00,-
per tahun. Perbandingan biaya dapat dilihat pada Gambar 12 berikut:
7
3,500,000.W0.00
3,000,000,WO.OO .-. . .-
500.000.000.00 .
3.OW.OW.OOO.W
140,000,000,000.00
120,000,000,000.00
100,000,000,000.00
80,000,000,000.00
60,000,000,000.00 ...
40,W0,000,000.00
20,000,000,000.00
Manfaat B'aya
Biaya sosial ini muncul akibat adanya larangan terbadap nelayan untuk
menangkap ikan di sekitar kawasan konservasi, terutama nelayan yang
menggunakan jaring muroami, karena dengan alat ini dapat merusak terumbu
karang yang ada di sekitar kawasan koservasi. Sebagai kompensasinya, Satgas
Gili Indah memberikan uang sebesar Rp.3.000.000,- per bulan kepada tiga
kelompok nelayan muroami. Dengan demikian, uang sejumlah Rp.3.000.000,- ini
disebut sebagai biaya eksternal konservasi yang diinternalisasi ke dalam biaya
internal. Uang kompensasi yang diberikan kepada nelayan diperoleh dari Yayasan
Ecomist. Sedangkan Yayasan Ecotrust sendiri memperoleh dana ini dari
pengusaha-pengusaha wisata (khususnya pengusaha selam) yang ada di Desa Gili
Indah.
Sejumlah kompensasi yang diberikan ini dimasukkan sebagai biaya sosial
karena ha1 ini adalah hasil dari kompromi antara kedua belah pihak, yaitu antara
pihak Satgas Gili Indah dengan kelompok nelayan. Sehingga ditemukan angka
Willingness To Pay oleh Satgas Gili lndah kepada kelompok nelayan. Atau
Willingness To Accept dari kelompok nelayan terhadap Satgas Gili Indah.
7.5. Pembahasan
Mengacu pada ekonomi sumberdaya alam, bahwa total nilai ekonomi
sumberdaya alam dapat dibedakan menjadi dua yaitu use value (instrumental) dan
no n-use value (intrinsik atau nilai pasiv). Lebih jauh lagi, uses value dibagi lagi
menjadi tiga yaitu manfaat langsung, manfaat tidak langsung, dan manfaat pilihan.
Manfaat langsung sendiri dibagi menjadi dua yaitu nilai langsung yang bersifat
ekstraktif dan nilai langsung yang bersifat tidak ekstraktif (disebut juga manfaat
tidak langsung). Manfaat langsung yang bersifat ekstraktif maupun tidak
ekstraktif diketahui melalui output yang dihasilkan. Sedangkan yang manfaat
lainnya tidak menghasilkan output, melainkan benefit yang menjadi nilai manfaat
dari sumberdaya terumbu karang (Kusumastanto, 2000). Dalam penelitian ini,
manfaat yang diperoleh adalah total manfaat konservasi, tanpa membedakan
lembaga pengelola konservasi.
Tabel 25 Jenis Ikan dan Alat Tangkap Nelayan Desa Gili Indah
KIasifikasi
Jenis ikan Jenis Alat Tangkap
Ikan
lkan pasok Jaring seret (atau perse seine mini
(Hemirha~nphusspp) dan jaring layang.
Ikan Ikan balang-balang Jaring seret atau perse seine mini
Permukaan (Tylosurus spp) dan jaring layang.
Ikan layang (Decapterus Jaring seret atau perse seine mini
spp) dan jaring layang.
Ikan tongkol (Euthynnus Jaring mogong (gill net) dan
~PP) jaring muroami (incl. Mallalugis)
Ikan kuning ekor (Caesio Jaring mogong (gill net) dan
Ikan Dasar ~PP) jaring muroami (incl. Mullalugis)
Ikan sulir (Elagatis Jaring mogong (gill net) dan
bi innulatus)
Ikan languan (Thunnus Jaring mogong (gill nef) dan
~PP) jaring muroami (incl. Mullalugis)
113,000,000,000.00 --
112,000,000,000.00
111,000,000,000.00
110,000,000,000.00
109,000,000,000.00
-. -.
Selain itu, sebagai eksternalitas negatif dari kegiatan konservasi ini adalah,
masyarakat yang biasanya mengambil terumbu karang sebagai bahan baku
pembuatan kapur bangunan menjadi terhenti. Mereka tidak bisa lagi
mengeksploitasi terumbu karang sebagai mana biasa. Akibat larangan ini,
kesempatan mendapatkan penghasilan dari kegiatannya rnengeksploitasi terumbu
karang menjadi hilang. Dengan demikian, sejumlah kehilangan penghasilan ini
menjadi biaya eksternal dari kegiatan konservasi.
Biaya sosial yang ditanggung oleh lembaga pemerintah sama dengan biaya
sosial yang ditanggung oleh Satgas Gili Indah. Perbedaannya adalah pada
pemberian kompensasi kepada nelayan. Kompensasi yang diterima oleh kelompok
nelayan jaring muroami diberikan oleh Satgas Gili Indah. Sedangkan BKSDA
NTB tidak memberikan kompensasi apapun kepada yang terkena dampak
konservasi. Sejumlah penghasilan yang hilang ini disebut sebagai biaya eksternal
konservasi, atau sebagai dampak sosial dari program konservasi. Dengan
memasukkan biaya sosial ke dalam biaya konservasi menunjukkan total biaya
konservasi yang sesungguhnya yang hams ditanggung oleh pengelola konservasi.
VIII. SIMPULAN DAN SARAN
8.1. Simpulan
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpwlkan sebagai berikut:
1. Diketahui total manfaat konservasi sumberdaya terumbu karang sebesar
Rpl14.342.713.945,69 per tahun. Manfaat terbesar diperoleh dari manfaat
langsung tidak ekstraktif (perikanan) yaitu sebesar Rp 83.486.413.643,32
pertahun. Manfaat non ekstraktif (wisata) lebih tinggi karena adanya konversi
kawasan penangkapan ikan menjadi kawasan wisata bahari.
2. Diketahui total biaya konservasi sumberdaya terumbu karang sebesar
Rp3.916.470.280,74 per tahun. Biaya terbesar dari program ini adalah biaya
sosial yaitu sebesar Rp 2.728.000.000,00 per tahun. Akan tetapi, dalam jangka
pendek, dampak dari program konservasi ini menyebabkan penurunan tingkat
pendapatan masyarakat disekitamya.
3. Satgas Gili Indah lebih layak mengelola program konsewasi dibanding dengan
BKSDA NTB. Hal ini dilihat dari efektifitas penggunaan anggaran program
konservasi di lokasi yang sama. Hasil analisa Net Present Value dengan
memasukkan biaya sosial menunjukkan angka positif yaitu sebesar Rp
110.426.243.664.95 per tahun. Sesuai dengan kriteria kelayakan NPV, maka
program konservasi yang saat ini dilaksanakan di Desa Gili Indah layak
dilanjutkan.
8.2. Saran
Karena manfaat yang diperoleh oleh pengusaha pariwisata di kawasan
konsewasi cukup besar, maka mereka harus terlibat aktif dan berperan lebih besar
dalam program konservasi tersebut. Mengacu pada Coase Theorm. ada empat
solusi yang ditawarkan untuk mengatasi ekstemalitas seperti yang disebutkan di
atas yaitu: (1) pengusaha pariwisata memberikan kompensasi secara langsung
kepada nelayan yang kehilangan sumber pendapatannya akibat adanya konversi
kawasan penangkapan menjadi kawasan wisata, (2) pemerintah memungut pajak
yang lebih tinggi kepada pengusaha, dan pajak tersebut digunakan untuk biaya
program konservasi, (3) mengingat posisi tawar dari masyarakat sangat rendah
terhadap pengusaha pariwisata, maka diperlukan keterlibatan pihak ketiga dalam
memperjuangkan hak-hak masyarakat yang hilang akibat program konserya~i,(4)
biaya konsemasi di sekitar kawasan wisata harus dibebankan kepada pengusaha
pariwisata.
Selain itu, untuk memperkaya khasanah pengetahuan tentang ekonomi
sumberdaya alam dan lingkungan, maka diperlukan kajian yang lebih
komprehensif, terutama tentang pengelolaan program konservasi sumberdaya
terumbu karang di kawasan konservasi Desa Gili Indah.
DAFTAR PUSTAKA
Abelson, P., 1980. Cost Benejit Analysis and Environmental Problems. Itchen
Printers Limited, Southampton, England
Adrianto,L., 2005. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil. PKSPL IPB
Bogor
Adrianto,L., 2006. Pengenalan Konsep dun Metodologi Valuasi Ekonomi
Sumberdaya Pesisir dun Laut. PKSPL IPB Bogor 2006
Adrianto,L., 2006. Konsep dan Kerangka Nilai Ekonomi Sumberdaya. PKSPL
IPB Bogor 2006
Andalita, 2006. Valuasi Ekonomi Ekosistem Terurnbu Karang di Perairan Pulau
Menjungan Privinsi Bali. [skripsiJ. IPB Bogor
Bachtiar I, 2005. Sustainable Coastal Development. Faculty Of Education,
Universitas Mataram
Bachtiar I, 2000. Community Based Coral Reef Manage~nentOf The Marine
Tourism Park Gili Indah, Lombok Barat. Jurusan Pendidikan Biologi,
Fkip Universitas Mataram
Blamford, A. 2002. Economic Reasons for Conserving Wild Nature. SCIENCE'S
COMPASS REVIEW Vol. 297
Borton. N. David. SMR Report. 1411994. Economic Factors and Valuation of
Tropical Coastal Resources. Universitetet I Bergen, Senter For Milyo-
OG Ressursstudier
Clawson, M and L.J. Knetsch. 1996. Economics of Outdoor Recreation. The John
Hopkins Press, Baltimore.
Dahuri R, Rais J, Sapta P.G., Sitepu M, 2001. Pengelolaan Sumberaya Wilayah
Pesisir dan Lautan Secara terpadu (Edisi Revisi). Saptodadi. Jakarta
[DKP RI] Depertemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2003. Valuasi
Ekonomi Kawasan Konservasi Laut. Dirjen Pesisir dun Pulau-Pulau
Kecil, Direkforat Konservasi dun Taman Nasional Laut. Jakarta: DKP
RI .
Fahrudin,A., 2003. Extended Cost Benejit Analysis Of Present And Future Use Of
Indonesian Coral Reej5, An Empirical Approach To Sustainable
Management Of Tropical Marine Resources. Aus dem Institut flir
Agrarokonomie der Christian-Albrechts-Universistzu Kiel
Fauzi,A., (2004). Ekonomi Sumberdaya Alum dun Lingkungan, Teori dun
liplikasi. PT Gramedia Pujtaka Utama
Fauzi.4.. Amas.. 2005. P~lrmod~ian Sumber Daya Perikanan dun Kelautan. PT
Gramedia Pustaka
Field. 2002. Environmenral Economics. An Introduction. Third edition. McGraw-
Hill Companies
GEFA.XDPI?MO Regional Programme for the Prevention and Management of
Marine Pollution in the East Asian Seas. Januari 1999. Manual On
Economic Instrumentsfor Coastal and Marine Resource Management.
Quezon City, Philippines
Gold, S.M. 1980. Recreation Planning and Design. New York: MacGraw Hill
Book Company.
Hanley, N., Spash L. Clive. 1995. Cost-Benefit Analysis and The Environment.
Edward Eigar Publishing Limited.
Husni, S. 2001. Kajian Ekonomi Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. (Studi
Kaszrs di Kawasan Taman Wisata Alam Laut Gili Indah Kabupaten
Lombok Barat, Propirzsi Nusa Tenggara Barao. Institut Pertanian
Bogor (Tesis).
Kecamatan Pemenang Dalam Angka 2004. Biro Pusat Statistik Provinsi Nusa
Tenggara Barat 2004.
Kusmurtiyah. 2004. Nusib Terumbu Karang di Ujung Tanduk. [Suara Penzbaruan
Daylyl 15 September 2004
Kusumastanto, T. 2000. Ekonomi Sumberdayu dun Lingkungan. Institut Pertanian
Bogor
Nyabakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suutu Pendekatan Ekologis (Tej: Ediman,
M; Koesbino, D.G. Bangen; M. Hutomo; dan S. Sukardjo). Jakarta:
PT. Gramedia
Nikijuluw. 2002. Rezim Pengelolaan Strmberdaya Perikunan. PT Pustiika
Cidesindo, Jakarta Selatan
Pet Jos (2002). Kawusan Konservasi Luut dun Manfautnya Bagi Perikanan.
[paper] Ay s t u s 2002
Satria, et.Al. 2005. Questioning Community Bused Coral Reef Management
Systems: Case Study Of Awig-Awig In Gili Indah, Iizdonesia.
Environment, Development and Sustainability (2005) 00:l-20 -
Springer 2005 DOI: 10.1007/~10668-005-0909-9
Satria, ef. Al. 2002. Menuju Desenfralisasi Kelaufun. Pusat Kajian Agraria Institut
Pertanian Bogor
Singarimbun. 1987. Metodologi Penelitian Survai. LP3ES
Sorensen and Cearry. 1990. Coast: Institutional Arrangements for Managing
Coastal resources. University of California. Barkeley
Douglass, R. W. 1982. Forest Recreation. Pergamon Press, Oxford.
Sudarsono D,. (2000). Pengambilalihan Kembali dun Redistribusi Tanah Kasus
Gili Trawangan NTB. [artikel] tidak dipublikasikan.
Suparmoko, M. 1989. Ekonomi Sumberdaya Alam dun Lingkungan (Suatu
Pendebtan Teoritis) Edisi Kedua. Pusat Antar Universitas Studi
Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Supannoko, M. 2006. Panduan dun Analisis Valuasi Ekonomi, Konsep, Metode
Penghittmngan. dun Aplikasi BPFE Yogyakarta
Suparmoko, h?.. Maria. 2000. Ekonomika Lingkungan. Edisi Perfama. BPFE
Yogyakarta.
Suharsono, 1993. Porensi Sumberdqa Laur Gili Trmangan. Gili -\fen0 dun Gili
,lir. Lombok Barar
Tishriani. Y. 2005 [skripsi]. Dampuk Pengembangan Puri~visuta Terhadap
Lingkungan dun Sosial Ekonomi di Gili Trrnvangan Kabupaten
Lombok Barat. hicra Tenggara Burat. Universitas Indonesia
Unit Konsemasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat. 2001. Laporan
Inventarisasi Terumbu Karang di TWAL Gili Matra Kabupaten
Lombok Barat. Lombok Barat
Yoeti, A.O.K. 1990. Pemasaran Pariwisnta. Bandung: Penerbit Angkasa.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian, Kawasan Konservasi Desa Gili Indah Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat
Lampiran 2 Data I'rotluksi
-. d:111 . -
-. 1..li~l.ga-lkan di Kawasan Koservasi Desa Gili Indah
111111111111
No I lnrgi~/Iallun Jumlnh Ln Ln Ln Ln Jumlah
tnr~gk~ip~~t~ Pendidikan Umnr
Respouden Tanggungan Ln Harga Urnur Pendidikan tanggungan
( k ~ ) f f a l ~ ~ ~ l t (I~P)
SUMMARY 01~1'I'1I'I
Regressio!i Sl~aislics
- . .- -- - .
Multiple R 0.7560?0347
R Square 0.57 1.500764
0.48 1370204
Square
standard Error 0.887269963
Observations 24
ANOVA
111
.- ...-. -. .-.. S S MS F Signijicance I;
Regression 4 10.05487325 4.988718313 6.336908309 0.002046883
Residual I ') 1~1.05771176 0.787247987
'l'olal 23 34.91258502
Standard Lower
Coefficienls Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% 95,0% upper
95.0%
Intercept 6.1209932 4.689141004 1.305354903 0.207359043 -3.693491695 15.93547809 -3.69349 15.93548
X Variable 1 -0.76534359 0.189229168 -4.044532907 0.000692088 -1.161404794 0,369;82396 -1.1614 -0.36928
XVariable2 -1.46604704 1.3600892 -1.077905067 0.294571671 -4.312746444 1.380652365 -4.31275 1.380652
XVariable3 3.34817962 1,325080528 2.526774448 0.020545354 0.574754207 6.121605034 0.574754 6.121605
X Variable 4 -0.46761719 0.579382781 -0.807095425 0.429599784 -1.680279286 0.745044903 -1.68028 0.745045
Lampiran 4 Data Tingkat Kui~jungan
.. dan Total Pengeluaran Wisatawan ke Desa Gili Indah
No Total Ln Total
Visit pekerjaan umur asal
Responden ~c~~seluarnn
- Ln pengeluaran pekerjaan
Ln Ln umur ~n asal
1 3 50,000.00 I 20 1 1.098612 10.81978 0 2.995732 0
Lampiran 5 Manlaat I,angsu~lgTidak Ekstraktif Program Konservasi Terumbu Karang Desa Gili Indah
SUMMARY OU'I'I'U'I
Regression Statistics
Multiple R 0.40449766
R Square 0.16361836 .
Adiusted R
Observations 29
dT -SS
. MS F Significance F
Regression ‘I . 1.174565723 0.2936414 1.173759 0.347251
Residual 24-_- - 6.004125934 0.2501719
Total ?X-- -- 7.178691657
~.-
C'oellicicnls Sl:~nd;lrdError t Stat P-value Lower 95% F!!! Lower
CIS no/. Upper 95.0%
Intercept ( , I V1~1'
.L 175h 1.1'13199427 1.0006689 0.32697 -1.268645 3.65664 -1.268645 3.65664
Pengeluaran -0.Of~'ltI3272 0.086669053 -0.7965094 0.433545 -0.247909 0.109843 -0.247909 0.109843
Pekerjaan - --
-0.21 550601) 0,239218657 -0.9012511 0.376411 -0.709319 0.278127 -0.709319 0.278127
Umur 0.01 700633 0.302494563 0.0434817 0.965677 -0.793003 0.827135 -0.793003 0.827135
Asal 0.24650745 0.250735437 0.983377 0.335232 -0.270925 0.76406 -0.270925 0.76406
Lampirali 6- - hl:isy;~,.iih;~l
Data M"I'I' . . . . ...1)es;i
.. Gili Indah Untuk Kawasan Konsewasi Terumbu Karang
Naliiit I'endidik jumlah Ln jumlah
w'l I' umur pendidikan umur
No' Respo~ldcti-. -- .-....-
,
an tanggungan WTP tanggungan
1 f I . Alimt~din 7.000,OOO.OO 1 8 50 15.76 0 2.079442 3.912023005
2 Sahdin 7,000,000.00 1 2 28 15.76 0 0.693147 3.33220451
3 Nasrun 7,000,000.00 1 5 39 15.76 0 1.609438 3.663561646
4 Mahsin 7,000,000.00 1 6 58 15.76 0 1.791759 4.060443011
5 Suasto 12,000,000.00 1 4 39 46.30 0 1.386294 3.663561646
6 Susiadi 22,000,000.00 2 3 32 16.91 0.693147181 1.098612 3.465735903
7 I-lusnan 7,000,000.00 1 2 34 15.76 0 0.693147 3.526360525
8 Sayuti 7,000,000.00 1 3 40 15.76 0 1.098612 3.688879454
9 Muhammad 7,000,000.00 1 4 37 15.76 0 1.386294 3.610917913
10 Muksin 7,000,000.00 1 2 33 15.76 0 0.693147 3.496507561
1 1 Sanusi 7,000,000.00 1 9 45 15.76 0 2.197225 3.80666249
12 Saliha 7,000,000.00 1 6 50 15.76 0 1.791759 3.912023005
13 Nuhung 7,000,000.00 I 5 53 15.76 0 1.609438 3.970291914
14 Mas'ud 7,000,000.00 1 4 45 15.76 0 1.386294 3.80666249
15 Abdul Razak 7,000,000.00 1 6 35 15.76 0 1.791759 3.55534806I
16 Ibrahirnn 7,000,000.00 1 5 50 15.76 0 1.609438 3.912023005
17 Subaidi 7,000,000.00 1 3 29 15.76 0 1.098612 3.36729583
18 Jumawal 7,000,000.00 1 3 47 15.76 0 1.098612 3.850147602
19 Rasudin 7,000,000.00 1 4 45 15.76 0 1.386294 3.80666249
20 Sahri 7,000,000.00 1 5 50 15.76 0 1.609438 3.912023005
21 Hanaiigi 7,000,000.00 1 4 35 15.76 0 1.386294 3.555348061
22 H. lsmail 7,000,000.00 1 7 49 15.76 0 1.94591 3.891820298
23 Abdul Madjid 7,000,000.00 1 7 43 15.76 0 1.94591 3.761200116
24 Baso Sultani 7,000,000.00 1 10 55 15.76 0 2.302585 4.007333185
Lampiran 7 Koclisicl) Ilcprcsi Manlhat Pilihan Program Konservasi Terumbu Karang Desa Gili Indah
Regrcssio~~St:~lislics
Multiple R 0.002245
R Sauare 0.8 1.1045
Adjusted R
0,786 57,
Square
standard Error 0.1 1745 l
Observations 211
MS F Significance F
llegressiol~ 1 1 20777 1747 0.402590582 29.18436 1.66747E-07
liesidual 20 0.275894732 0.013794737
I Total 23 1.483666479
jumlah
Rata - rata variabel pendidikan tanggungan umur
.-
0 2.302585093 4.007333
> restart;
> b0:=66864854913;bl:=-0.765343596;a:=4400;
b0 := 66864854913
> restart;
> b0:=2.21;bl:=-0.069032722559;a:=45;
60 := 2.2 1
4
> u:=int(f (q),q=l... 4 4 2 ) ;
N := 7226.8 16997
Lampiran 10 Jenis Species Ikan di Kawasan Kosewasi Desa Gili Indah
'--.I
' I
.-
-
5.
-6. m
-
l
7.
Amphlprlon
JChrombonolis
.- - -
I
--
I
!3
-17. p. analis
18. [P. chry~m-5 12 1
19. 1~loclro.Dlckll [ ( 2 1 I I I 1
1 133 ( 27 i !9 :
-
20. ! P O m J C m
icrmbolnerui: I i 12i5 j 12 1 \ 2 3 ! 7
I i I !
2
Lanjutan lampiran 10
-----
. ...
36. Slganus sp 2
47. Slganus 4 4
vulpinbus
--VII
... --
Scorldoe
-48. Scarus bieekrl 19 2 .?
49. Scarus evides 3 4
50. Scarus ghobbcln -
51. Scarus psNfacus
Neml~torldae
52, Sco!opslslineata
53. Scolopsls spl 1
I
% m ~ f d ~ o
54. Plalax pinnaltts
X Mullidae
2 ' i
I I I
j
.
3 ,
I-' I *
1 1 1
xs \&nodontidoe I
72. Synodus
Plotosldao
73. Plotosus linealus
Ikan horas termasuk ikan permukaan yang Jaring seret (pursesein mini) yang
ditangkap di sekitar kawasan konsewasi Gili digunakan nelayan Gili lndah
Indah menangkap ikan permukaan
- - - "
mengynakan pancing oleh -nelayan Gili sambilan masyarakat yang dilakuki di
Trawangan waktu senggang.
Lampiran 12 Aktivitas non Ekstraktif Masyarakat Desa Gili lndah