Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISIS KUALITAS AIR DAN UDARA DI BALAI LABORATORIUM


LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN MATARAM PROVINSI NTB

DISUSUN OLEH :

ROSITA HANDAYANI

G1A019067

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM
2022

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : ANALISIS KUALITAS AIR DAN UDARA DI LABORATORIUM


LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN MATARAM
PROVINSI NTB

PENYUSUN : ROSITA HANDAYANI

NIM : G1A019067

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat lulus mata kuliah Kerja
Praktik yang dilaksanakan di Balai Laboratorium Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing Penyelia

Dr. Nur Indah Julisaniah, S.Si.,M.Si. Lalu Syamsu Rizal, SKM., M.M.
NIP. 19780702 200501 2 001 NIP. 19790512 199803 1 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Biologi Kepala Balai Laboratorium


Fakultas MIPA Universitas Mataram Lingkungan Hidup Provinsi
NTB

Dr. Yuliadi Zamroni, S.Si.,M.Si. Muhammaddin, SP.


NIP.19810710 200501 1 002 NIP. 19681231 199003 1 050
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga dapat penulis menyelesaikan
Laporan Kerja Praktik yang berjudul “ANALISIS KUALITAS AIR DAN
UDARA DI BALAI LABORATORIUM LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN MATARAM PROVINSI NTB”.
Tujuan dilakukannya kerja praktik ini adalah untuk menambah wawasan
penulis dan sekaligus untuk penerapkan ilmu yang telah penulis dapatkan di
tempat PKL atau tempat dilakukannya praktik/uji.
Terimakasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian laporan ini. Terutama kepada Dosen Pembimbing dan
Pembimbing Lapangan PKL yang telah membimbing dan mengajarkan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian laporan Kerja Praktik ini. Tanpa saran, kritik, dan
bantuan dari Dosen Pembimbing dan Pembimbing Lapangan penulis tidak dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis menyadari akan ketidaksempurnaannya laporan ini karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Karenanya dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan dari
pembaca demi peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Mataram, 28 September 2022

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………...………
1.3 Tujuan ................................................................................................................
1.4 Manfaat ..............................................................................................................
BAB II PROFIL INSTANSI………… .................................................................
BAB III TINJAUAN PUSTAKA………………………………………..………
BAB IV METODE KERJA……………………………………………..……….
4.1 Waktu dan Tempat Pengujian ............................................................................
4.2 Alat dan Bahan………………………………………………………….……..
4.3 Prosedur Kerja……………………………………………………………..…..
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………….
5.1 Hasil………………………………………………………………………..…..
5.2 Pembahasan…………………………………………………………………….
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN…………………………………………….
6.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….
6.2 Saran…………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….…
LAMPIRAN…………………………………………………………………..…..
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Hasil Pengujian Parameter Lingkungan Udara Ambien……………


Tabel 5.2 Hasil Pengujian Parameter Lingkungan Kebisingan……………….
Tabel 5.3 Hasil Pengujian Parameter Lingkungan Getaran…………………..
Tabel 5.4 Hasil Uji TSS………………………………………………………
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Air Hiegen dan Sanitasi…………………………..
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Air Sumur…………………………………………………
Tabel 5.7 Perhitungan Koloni………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN

Log book ……………………………………………………………………..

Foto Kegiatan ………………………………………………………………..


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan pembelajaran yang
dirancang berdasarkan bidang mata ajar yang ditekuni, sehingga mahasiswa
memperoleh pengalaman belajar serta mempraktikkan ilmu yang dimiliki.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) memiliki program yang melibatkan mahasiswa
secara aktif dalam prosesnya untuk memberikan pengalaman dalam dunia
kerja yang sebenar-benarnya serta mengasah kemampuan bekerja secara
berkelompok maupun individu.
Seiring dengan pembangunan yang semakin pesat, masih banyak yang
tidak mentaati kaidah pelestarian lingkungan sehingga banyak terjadi
pelanggaran pencemaran lingkungan yang seringkali tidak diimbangi dengan
dampak negatif yang ditimbulkan. Salah satu contoh dampak negatif tersebut
adalah pencemaran udara. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh beberapa
hal seperti asap kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran, debu jalan, dan
aktifitas perindustrian. Tingkat pencemaran udara maupun air dapat diketahui
dengan malakukan pemantauan dan pengujian kualitas udara dan air. Salah
satu tempat untuk melakukan pemantauan dan pengujian parameter
lingkungan tersebut yakni di Balai Laboratorium Lingkungan.
Udara adalah salah satu komponen yang sangat penting makhluk Hidup.
Dalam udara terdapat beberapa campuran macam-macam gas dan debu seperti
Oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), ozon (O3), nitrogen (N2), particulate
matter (PM 10, PM 2.5) dan sebagainya. Air merupakan salah satu sumber
daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan
perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum,
sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan
(Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2010).
Air sebagai salah satu komponen utama kehidupan manusia memiliki
risiko untuk menularkan penyakit apabila dikonsumsi. Untuk mengetahui
tingkat cemaran, maka diperlukan pengujian secara laboratoris. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan No.32 tahun 2017, air untuk keperluan hiegen
dan sanitasi adalah air yang digunakan untuk pemeliharaan kebersihan
perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan
pangan, peralatan makan, dan pakaian. Untuk menguji kualitas air hiegen dan
sanitasi dapat diukur menggunakan metode ISO 9308-1: 2014, dengan
menggunakan parameter E. coli dan total coliform. Pencemaran yang terjadi
terhadap lingkungan mampu mempengaruhi kualitas lingkungan baik secara
fisika, kimia maupun biologi sehingga diperlukan suatu tindakan pengujian
parameter baik udara, air maupun sifat fisik, bilogi dan kimianya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana peran balai laboratorium dalam melakukan pengujian
parameter lingkungan?
2) Bagaimana pengujian parameter lingkungan di lingkungan balai
laboratorium?
1.3 Tujuan
1) Mengetahui peran balai laboratorium dalam melakukan pengujian
parameter lingkungan
2) Mengetahui pengujian parameter lingkungan di lingkungan balai
laboratorium
1.4 Manfaat
1) Menambah pengetahuan teori dan praktis serta pengalaman sesuai dengan
bidang yang ditekuni dalam Praktik Kerja Lapangan
2) Menambah pengalaman mahasiswa dalam bekerja dalam bidang yang
ditekuni
3) Melatih kemampuan beradaptasi dan menganalisis keadaan, identifikasi
masalah serta menetapkan alternatif solusi dalam lingkungan kerja
4) Memberikan saran untuk perbaikan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
di masa mendatang
BAB II
PROFIL INSTANSI
Balai Laboratorium Lingkungan di bawah Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi NTB merupakan instansi yang bergerak di bidang analisis air
dan udara yang bersifat profit/non profit. Selama melaksanakan Praktek Kerja
(PK) di Dinas Lingkungan Hidup, mahasiwa akan diberikan bimbingan dan
penjelasan mengenai kegiatan atau pekerjaan yang ada di dalam instasi tersebut.
Balai Laboratorium Lingkungan di bawah Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi NTB memiliki peran dan tugas penting untuk membantu
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan khususnya pada Provinsi NTB
dalam merumuskan kebijakan lingkungan hidup, melaksanakan pengawasan dan
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Balai laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Nusa Tenggara Barat
memberikan pelayanan khusus di bidang lingkungan hidup dalam bentuk
pelayanan pengujian parameter lingkungan dan jasa penelitian yang didukung
dengan sarana dan prasarana laboratorium yang lengkap untuk pengujian
parameter kualitas lingkungan serta sumber daya manusia yang kompeten.
Mampu melaksanakan pemantauan, pengujian kualitas air seperti air sumur, air
sungai, danau, laut dan limbah industry yang meliputi parameter fisika, kimia,
dan mikrobiologis. Pengujian udara meliputi udara ambient.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Sungai adalah ekosistem yang mengalami pencemaran yang paling berat
karena pembuangan dari segala kegiatan baik dari perumahan, industri, berakhir
di sungai yang dapat mempengaruhi kualitas, manfaat dan fungsi sungai itu
sendiri. Prianto, et al. (2010) menyebutkan bahwa permasalahan yang
mengancam kelestarian sumber daya perairan adalah aktivitas di wilayah hulu
sungai seperti pertanian, perkebunan, industri, dan pemukiman yang secara terus
menerus memberikan dampak yang cukup besar terhadap ekosistem sungai.
Bahan pencemar yang dihasilkan setiap kegiatan akan dibawa oleh arus sungai
menuju wilayah hilir, kemudian terakumulasi di daerah muara sehingga seringkali
Kawasan sekitar muara mengandung bahan pencemar yang cukup tinggi. Hal ini
tentu dapat mengganggu kelangsungan hidup organisme yang mendiami kawasan
pesisir. Selain air udara juga sangat berpengaruh terhdap kelangsungan kehidupan
makhluk hidup.
Air sebagai salah satu komponen utama kehidupan manusia memiliki
risiko untuk menularkan penyakit apabila dikonsumsi. Untuk mengetahui tingkat
cemaran, maka diperlukan pengujian secara laboratoris. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No.32 tahun 2017, air untuk keperluan hiegen dan sanitasi
adalah air yang digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan seperti
mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan,
dan pakaian. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi
sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk
memajukan kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor
utama pembangunan (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2010).
Udara merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi makhluk
Hidup. Udara yang ada di atmosfer tersusun atas dari berbagai macam campuran
macam-macam gas dan partikel lain, seperti: Oksigen (O 2), karbon dioksida
(CO2), ozon (O3), nitrogen (N2), particulate matter (PM10, PM2.5) dan sebagainya.
Udara dapat dibedakan menjadi udara emisi dan udara ambien. Udara Emisi
adalah udara yang berasal dari sumber emisi, sedangkan udara ambien adalah
udara bebas yang berada di atmosfer. Pengendalian udara emisi dan udara ambien
dapat dilakukan dengan cara memantau atau mengukur kualitas (Kurniawati et
al., 2015).
BAB IV
METODE KERJA
4.1 Waktu dan Tempat Pengujian
4.1.1 Waktu Pengujian
Senin, 4 Juli 2022 – Jumat, 5 Agustus 2022
4.1.2 Tempat Pengujian
Balai Laboratorium Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
4.2 Alat dan Bahan
4.2.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan diantaranya, Air Compressor, Alat
filtrasi, Alat tulis, APD, Atomic Absorption Spectroscopy, Autoklaf,
Berita acara, Blue tip dan yellow tip, Botol dengan tutup 300 mL,
Botol gelas gelap steril 300 mL, Botol plastic (500, 1000 mL), Botol
winkler, Bunsen, Cawan petri, Desikator, DO meter, Ember
penampung, EPAM-5000, Erlenmeyer 100 mL, Filtration funnel,
Formulir perencanaan, Fotometer portable HANNA, Gelas kimia (50,
100 dan 200 mL), Helmet, HVAS, Ice box, Ice pack, Impinger,
Inkubator, Kertas label, Kuas, Laminar air flow cabinet, Lampu UV,
Micro pipet, Nampan, Oven, Pematik api, Penjepit, Petri disk, pH
meter, Pinset, Pipet mikro, Pipet tetes, Pipet ukur (10, 20, 50 dan 1000
mL), Rak tabung reaksi, Rompi, Rubber bulb, Safegas SKY-8000
series, Sarung tangan, Satu set chromocult water filter, sound level
meter, Spatula, Spektrofotometer UV-Vis, Spidol permanen, Stasiun
AQMS, Stopwatch, Sumbatan kapas, Surat tugas, Tabung durham,
Tabung reaksi, Timbangan analitik, vibration meter, dan Water bath.
4.2.2 Bahan-Bahan
Bahan-bahan yang digunakan diantaranya, Air Kran, Air laut
buatan 1 L, Air Limbah, Air sungai, Alkohol 70%, Aquades, CaCl2 1
mL, CH3COOH, Core Nitrit, CRM COD, CRM Nitrit (NO2), CRM
TSS, EM4, Feri Klorida 1 mL, HNO3, Kapas, Kertas label, Kertas
saring gridded membrane filter 47 mm (0,45 𝜇m), Korek, Larutan
Asam Nitrat (HNO3), Larutan Asam Sulfat (H2SO4), larutan blanko,
Larutan buffer steril, Larutan induk nitrit, Larutan master 0.1 ppm,
larutan nitrit (NO2), Larutan pencuci, Larutan pengencer, Media
Brillian Green Lactose Bile (BGLB) Broth, Media Chromocult
Coliform Agar (CCA), Media E. Coli (EC) Broth, Media E. Coli-
MUG (EC-MUG) Broth, Media Lauryl Tryptose Broth, MgSO4 10
gram, NaCl 31 gram, NaHCO3, NH, pH Stick, Plastic Wrap, Reagen
kit COD, Reagen Warna Nitrit, Sample air, silika gel, Spiritus, Tissue.

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Pengambilan Sampel Udara
1) Pengambilan sampel udara ambien
Portable Air Quality Monitoring System (AQMS)
 Hubungkan Portebel AQMS dengan sumber listrik genset.
 Tekan tombol Power On, kemudian diatur FLOwrate sebesar
0,8 L/min.
 Panaskan selama kurang lebih 15 menit hingga muncul
tampilan depan .
 Hubungkan wifi ke Portebel AQMS kemudian Log In dengan
dimasukkan password.
 Tekan menu Admin dan dilihat informasi data sensor serta
tools untuk melakukan test modem
 Setelah dinyalakan, disesuaikan titik koordinat dan diberi nama
lokasi sampling.
4.3.2 Pengambilan sampel kebisingan
 Hidupkan alat ukur kebisingan
 Periksa kondisi baterai, dipastikan keadaan power dalam kondisi
baik
 Posisikan mic alat ukur dengan sumber bunyi, dihindari adanya
penghalang bunyi
 Catat hasil pengukuran
4.3.3 Pengambilan sampel getaran
 Hidupkan alat ukur getaran
 Periksa kondisi baterai, dipastikan keadaan power dalam kondisi
baik
 Posisikan probe pada sekitar tempat terjadinya getaran
 Catat hasil pengukuran setiap terjadi perubahan
4.3.4 Total Suspended Solid (TSS) (SNI 6989.3:2019)
 Dipersiapkan kertas saring kosong yang beratnya sudah konstan
(W0)
 Dilakukan penyaringan dengan peralatan penyaring. Basahi media
penyaring dengan sedikit air bebas mineral.
 Diaduk contoh uji hingga diperoleh contoh uji yang homogen,
kemudian ambil contoh uji secara kuantitatif dengan volume
tertentu dan masukkan ke dalam media penyaring. Dinyalakan
sistem vakum.
 Dibilas media penyaring 3 kali dengan masing-masing 10 ml air
bebas mineral, dilanjutkan penyaringan dengan sistem vakum
hingga tiris.
 Dipindahkan media penyaring (glass-fiber filter) secara hati-hati
dari peralatan penyaring ke media penimbang (cawan petri).
 Dikeringkan media penimbang yang berisi media penyaring dalam
oven minimal selama 1 jam pada kisaran suhu 103 ºC sampai
dengan 105 ºC, dinginkan dalam desikator, dan timbang.
 Diulangi langkah di atas sampai diperoleh berat tetap (catat sebagai
W1).
 Diulangi langkah untuk W1 untuk data W2.
4.3.5 Air Higiene dan Sanitasi
1) Preparasi sample
 Diusahakan waktu pengambilan sampel di lapangan memiliki
rentang waktu pengujian sesingkat mungkin sekitar ≤12 jam,
dengan waktu maksimal penyimpanan sekitar ≤18 jam. Sampel
yang dibawa lebih dari 8 jam harus disimpan pada suhu 5±3ºC
dengan ice pack, namun diusahakan sampel tidak sampai
membeku dan dihindari dari sinar matahari.

2) Volume
 Volume tanpa pengenceran
 Volume sampel yang disaring adalah 100 mL sampai dengan
minimal 10 mL.
 Volume dengan pengenceran
 Jika volume sampel kurang dari10 mL maka sampel harus
diencerkan dalam larutan buffer untuk memastikan pemerataan
bakteri dalam membran filter, misal: (1 mL diencerkan 9 mL
larutan buffer, 0,1 mL diencerkan dalam 9,9 mL larutan buffer).
3) Filtrasi
 Diletakkan kertas saring dan filtration funnel steril pada
filterhead.
 Difiltrasi sampel air pada alat filtrasi.
 Diletakkan kertas saring+filtrat sampel pada media CCA.
 Dipastikan kertas saring+filtrat sampel menempel dengan
sempurna pada media atau tidak ada rongga udara pada kertas
saring.
 Diinkubasi dalam inkubator pada suhu 36 ± 2ºC salama 21 ± 3
jam.
 Dihitung jumlah koloni total coliform dan E. Coli dalam satuan
CFU (Colony Forming Unit) per 100 mL berdasarkan rumus
perhitungan sebagai berikut:
Jumlah koloni / volume sampel x 100

 Dihitung pula jumlah koloni berdasarkan warna, antara lain:


 Total Coliform (Koloni merah muda-merah merupakan
coliform non E. Coli, koloni berwarna biru gelap-ungu
merupakan E. Coli).
 Non Coliform (Koloni berwarna kehijauan, turqouise, atau
tidak berwarna merupakan Non Coliform).
4.3.6 Air Sumur
1) Uji Perkiraan
 Disiapkan 15 tabung media Lauryl Triptose Broth (A1-A5),
(B1-B5), dan (C1-C5).
 Diisi 10 ml sampel air pada tabung A1-A5, 1 ml pada tabung
B1-B5, dan 0,1 ml pada tabung C1-C5.
 Dihomogenkan sebanyak 25 kali
 Ditutup tabung reaksi dengan sumbatan kapas.
 Dinkubasi di dalam inkubator pada suhu 35 ± 0,5
2) Uji Konfirmasi
 Diinokulasi hasil positif ke dalam media BGLB.
 Ditutup dengan menggunakan kapas.
 Dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 35 ± 0,5ºC selama 1
hari
 Diamati hasil positif yang ditandai dengan warna sampel yang
kekeruhan dan terbentuk gas dalam tabung durham.
 Dihitung nilai MPN sampel yang positif berdasarkan Tabel
Indeks MPN.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.1.1 Sampel Udara Ambien
Tabel 5.2 Hasil Pengujian Parameter Lingkungan Udara Ambien
(AQMS)
PM SO2 CO O3 N Kece Arah kelemb temp teka
10 O2 patan angin aban eratu nan
angin r
17 35 946 135 76 0 200 0 0 1013
24 40 2477 135 75 0 245 62 30 1013

31 43 291 133 76 0 204 62 30 1013


15 36 223 135 73 0 157 63 30 1013
14 43 103 134 72 0 226 63 29 1013
14 34 194 125 73 0 141 62 29 1013
12 35 246 135 73 0 205 63 29 1013
11 32 246 132 74 0 236 63 29 1013
11 36 254 129 76 2 123 62 29 1013
13 43 294 127 79 0 167 62 29 1013
16 38 137 124 80 0 123 62 29 1013
23 37 248 129 82 0 263 62 29 1013
18 34 260 123 82 0 132 62 29 1013

5.1.2 Sampel Kebisingan


Tabel 5.3 Hasil Pengujian Parameter Lingkungan Kebisingan
Tabel sampling nilai kebisingan (dB)
74,8 70,0 72,2 79,3 70,6 73,3 70,2 78,1 72,1 71,1
73,7 72,3 71,6 79,1 71,6 77,0 72,6 76,8 75,9 67,2
71,7 73,0 72,0 73,3 70,2 77,1 76,6 71,8 72,0 66,6
72,2 69,5 72,0 77,0 78,6 77,3 76,9 74,5 72,1 67,5
73,3 71,5 72,0 77,9 78,3 78,1 74,0 75,9 71,1 77,2
75,1 72,1 75,5 76,1 76,9 73,6 74,4 75,0 73,3 71,8

5.1.3 Sampel Getaran


Tabel 5.4 Hasil Pengujian Parameter Lingkungan Getaran
Nilai Getaran (Hz)
55,8 66,1 67,1 77,0 78,7 73,5 64,8 60,0 65,2 61,1
66,8 64,8 67,7 60,3 60,7 60,9 72,2 60,5 63,4 69,8
65,1 61,8 62,1 66,6 63,3 70,4 72,4 70,9 72,4 71,1
76,5 59,8 63,8 52,6 59,1 62,2 62,6 72,3 71,4 71,7
62,7 60,2 64,7 70,6 69,4 71,0 73,5 65,2 63,5 66,3
63,0 70,5 64,0 67,7 70,6 63,4 71,7 71,2 64,6 70,9

5.1.4 Pengujian Kimia Lingkungan


a. Uji Total Suspended Solid (TSS)
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Kimia Lingkungan TSS
Selisih
berat TSS
N W01 W02 W0rata W11 W12 W1rata sampe (mg/L Kode
o (g) (g) 2 (g) (g) (g) 2 (g) l (g) ) Sampel
0,247 0,247 0,248 0,248 AS-
1 8 6 0,2477 2 3 0,2483 0,0006 5,5 K0160A
0,246 0,246 0,246 0,246 AS-
2 2 4 0,2463 8 6 0,2467 0,0004 4,0 K0161A
0,245 0,245 0,244 0,244 -
3 3 3 0,2453 8 5 0,2447 0,0007 -6,5 Blangko
0,245 0,245 0,247 0,246 AS-
4 9 6 0,2458 0 6 0,2468 0,0011 10,5 K0162A
0,247 0,247 0,248 0,248 AS-
5 3 4 0,2474 5 4 0,2485 0,0011 11,0 K0163A
6 0,247 0,247 0,2472 0,248 0,248 0,2483 0,0011 11,0 AS-
1 2 4 1 K0164A
0,250 0,250 0,252 0,252 AL-
7 3 1 0,2502 7 4 0,2526 0,0024 117,5 K0040A
0,248 0,248 0,248 0,248 AL-
8 1 2 0,2482 7 7 0,2487 0,0006 27,5 K0041A
0,246 0,246 0,246 0,246 - AS-
9 7 7 0,2467 4 0 0,2462 0,0005 -1,0 K0165A
AS-
0,246 0,246 0,247 0,247 K0161A
10 5 5 0,2465 4 1 0,2473 0,0008 7,5 D
0,250 0,250 0,252 0,252 AMa-
11 3 4 0,2504 3 1 0,2522 0,0018 3,7 K0015A
0,246 0,246 0,246 0,246 AMa-
12 2 1 0,2462 3 2 0,2463 0,0001 1,0 K0016A
0,245 0,245 0,246 0,246 ASm-
13 8 8 0,2458 1 3 0,2462 0,0004 0,8 K0157A
0,244 0,244 0,245 0,244 ASm-
14 8 8 0,2448 0 9 0,2450 0,0002 0,3 K0158A
0,245 0,246 0,245 0,245 - ASm-
15 9 0 0,2460 9 6 0,2458 0,0002 -0,4 K0159A

b. Pengujian Mikrobiologi
 Air Hiegen dan Sanitasi
Hasil pengujian yang dilakukan sebagaimana dimuat pada tabel
3.1 dibawah ini
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Air Hiegen dan Sanitasi
No Parameter Satuan Hasil Metode
1 E. coli CFU 28 ISO 9308-1: 2014
2 Total coliform CFU 28 ISO 9308-1: 2014
Berdasarkan tabel 5.6 mengenai hasil pengujian air
hiegen dan sanitasi didapatkan data parameter E. coli sebanyak
28 CFU/100 mL dan parameter total coliform sebanyak 28
CFU/100 mL.
 Air Sumur
Hasil pengujian yang dilakukan sebagaimana dimuat pada
tabel 5.7 dibawah ini.
Tabel 5.7 Hasil Pengujian Air Sumur

No Parameter Satuan Hasil Metode


1 Total MPN/100 540 SM APHA 23rd
Colifor mL Ed, 9221: 2017
m
Berdasarkan tabel 5.7 mengenai hasil pengujian air
hiegen dan sanitasi didapatkan data parameter total coliform
sebesar 540 MPN/100 mL.

5.2 Pembahasan
Praktikum kerja lapangan yang di laukan di balai laboratorium
lingkungan hidup dilakukan berbagai kegiatan, mulai dari sampling, serta
analisis pengujian. Berdasarkan hal tersebut didapati berbagai hasil dari air
maupun udara. Pertama, sampel udara ambien, pengambilan sampel udara
dilakukan pada koordinat −8°35’25,08”S 116°5’38,46”E ± 1,90 m 181°S.
Untuk pengambilan sampel udara ambien dilakukan dengan berbagai alat
salah satunya yaitu Portable Air Quality Monitoring System (AQMS),
Pengambilan sampel udara ambien perlu memperhatikan beberapa parameter
lapangan seperti temperature, kelembaban, kecepatan angin, arah angin, dan
tekanan. Parameter lapangan ini dapat mempengaruhi hasil dari pengambilan
sampel yang dilakukan. Untuk alat diposisikan berlawanan arah dengan arah
angin yang bertujuan untuk memaksimalkan penyerapan sampel udara yang
diambil. Selain itu, penempatan alat juga berpengaruh pada saat pengambilan
sampel. Apabila alat diletakkan di bawah pohon maka akan menghalangi
penyerapan sampel udara dan hasil yang didapatkan tidak representatif.
Pengambilan sampel kebisingan dilakukan di Balai Laboratorium
Lingkugan Hidup dan Kehutanan Provensi Nusa Tenggara Barat
menggunakan alat Integrating sound level meter. Berdasarkan tabel 5.4 Hasil
Pengujian Parameter Lingkungan Kebisingan rata-rata hasil yang didapat
yaitu sebesar 73,5 dB. Sedangkan nilai hasil pada baku mutu lingkungan
untuk ampel kebisingan sebesar 65 dB. Oleh karena itu dapat dilihat bahwa
nilai yang didapat mendekati nilai baku mutu. Sehingga, tingkat kebisingan
didaerah tersebut cukup baik.
Pengambilan sampel getaran dilakukan di Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram, menggunakan alat Manual
Vibration Meter. Berdasarkan tabel 5.3 Hasil Pengujian Parameter
Lingkungan Getaran didapatkan getaran pada rentang nilai 0-7 dengan nilai
rata- rata 63,4 dB. Sedangkan nilai hasil baku mutu tingkat getaran <37 mm
yang artinya tingkat getaran di daerah tersebut termasuk dalam kategori tidak
mengganggu.
Berdasarkan hasil analisis laboratorium pada tabel 5.5, didapatkan
hasil TSS dari beberapa sampel air, diantaranya air sungai, air limbah, air
mata air dan air sumur. Nilai TSS untuk hasil air limbah antara lain sampel
pertama (AL1) sebesar 117,5 mg/L, sampel kedua (AL2) sebesar 27,5 mg/L.
Berdasarkan Lampiran XVIII Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha
dan/atau Kegiatan Pengolahan Kedelai, maka kelima sampel air limbah di
atas baku mutu yang ditetapkan, yakni 200 mg/L. Sementara RPD atau
presisinya sebesar 4,96%. Rendahnya nilai TSS yang dihasilkan dapat
mengindikasikan bahwa kualitas air pada lokasi pengambilan sampel adalah
tidak terlalu rendah. Kadar TSS tersebut akan mengakibatkan beberapa
perubahan, seperti meningkatnya kekeruhan air karena bertambahnya padatan
zat organik atau anorganik, penurunan penetrasi cahaya matahari yang akan
mengganggu proses fotosintesis tumbuhan air, serta turunnya suplai oksigen
terlarut yang dapat membuat badan air menjadi anaerob dan menyebabkan
kematian bagi makhluk aerob seperti biota air lainnya (Lestari dan Samsunar,
2021).
Bakteri coliform adalah organisme yang ada di lingkungan dan
dalam kotoran hewan berdarah panas dan manusia. Kehadiran bakteri ini
dalam air menunjukkan bahwa organisme penyebab penyakit (patogen) bisa
berada di sistem air. Sebagian besar patogen yang dapat mencemari
persediaan air berasal dari kotoran manusia atau hewan. Jika bakteri coliform
ditemukan dalam sampel air, operator sistem air bekerja untuk menemukan
sumber kontaminasi dan memulihkan air minum yang aman. Adanya bakteri
Coliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan
adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang
berbahaya bagi kesehatan (Widiyanti, 2004).
Air sumur merupakan salah satu sumber air untuk keperluan rumah
tangga. Beberapa sumber pencemaran air sumur yaitu seperti limbah yang
berasal dari kegiatan-kegiatan industri baik yang bersifat padat atau pun cair,
limbah yang berasal dari kegiatan perikanan dan pertanian. Limbah yang
dihasilkan dari kegiatan industry ini jika tidak ditangani dengan tepat akan
sangat berbahaya bagi lingkungan, terutama kualitas air sumur (Ginting,
2007).
Dari analisis yang didapat terhadap jumlah bakteri coliform pada air
keran Balai Laboratorium Lingkungan Provinsi NTB dapat disajikan pada
tabel 5.8 berikut:
Perhitungan Koloni
Ungu 28
Biru 0
Merah 0
E. coli 28
Total Coli 28
Tabel 5.8 Perhitungan Koloni
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah cemaran bakteri coliform
dengan jumlah rata rata dari total Coliform sebesar 28 CFU/mL dan jumlah
bakteri E. Coli 28 CFU/mL, yang berarti jumlah total coliform yang diteliti
positif mengandung bakteri coliform, seperti halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Diana dan Konsukartha, (2007) yang menyatakan bahwa
jumlah cemaran mikroba pada air di daerah pemukiman padat penduduk
lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan, pada metode membran filter
dalam permukaan kertas saring bakteri E. Coli ditunjukkan dengan titik titik
ungu dan biru pada kertas saring, dan untuk fecal coli ditunjukkan dengan
titik berwarna merah. Hal tersebut menunjukkan bahwa total coliform yang
diperoleh sesuai dengan baku mutu Permenkes No. 32 Tahun 2017 yang
berarti apabila sesuai maka air tersebut dapat digunakan sebagai
pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta
untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian.
Sedangkan E. coli yang diperoleh berada diatas baku mutu Permenkes No.
32 Tahun 2017 yang apabila berada diatas baku mutu tidak dapat digunakan
sebagai baku air minum.
Dalam pengujian mengenai kualitas air sumur SM APHA 23rd Ed,
9221: 2017 dilakukan tiga tahap pengujian. Tahap pertama yaitu Uji
perkiraan menggunakan medium LTB (Lauryl tryptose broth). Uji perkiraan
ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya mikroorganisme pada air
dengan indikator ada atau tidaknya gelembung pada medium dalam waktu
1x24 jam. Berdasarkan data yang diperoleh dalam uji ini, diketahui terdapat
tiga seri tabung yang tampak adanya gelembung. Dimana tabung A
merupakan memiliki masing-masing volume sampel air 10 mL dengan hasil
positif sebanyak 5 tabung, tabung B memiliki volume sampel air 1 mL
dengan hasil positif sebanyak 5 tabung, dan tabung C memiliki volume
sampel 0,1 mL dengan hasil positif sebanyak 2 tabung.
Dapat diambil kesimpulan untuk uji perkiraan pada sampel air pada
tabung A, B, dan C ditemukan mikroba yang mampu memfermentasi laktosa
yang menandakan mikroba tersebut menghasilkan gas pada tabung Durham.
Terbentuknya gelembung gas dalam tabung Durham disebabkan karena
adanya mikroba pembentuk gas. Timbulnya gas disebabkan karena
kemampuan bakteri coliform yang terdapat pada sampel air dalam
memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48
jam dan pada suhu 35ºC.
Tahap kedua adalah uji konfirmasi, dalam uji ini digunakan medium
BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Broth). Berdasarkan data yang
diperoleh dalam uji ini, diketahui terdapat tiga seri tabung yang tampak
adanya gelembung. Dimana tabung A merupakan memiliki masing-masing
volume sampel air 10 mL dengan hasil positif sebanyak 5 tabung, tabung B
memiliki volume sampel air 1 mL dengan hasil positif sebanyak 5 tabung,
dan tabung C memiliki volume sampel 0,1 mL dengan hasil positif sebanyak
2 tabung.
Berdasarkan hasil pengujian air sumur dengan metode SM APHA 23rd
Ed, 9221: 2017 didapatkan indeks nilai MPN sebesar 540 MPN/100 mL,
dimana nilai tersebut sesuai dengam baku mutu yang diatur dalam PP no. 22
tahun 2021. Oleh karena itu, air sumur dapat digunakan prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
samadengankegunaantersebut.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan kerja praktik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
Balai laboratorium sangat berperan dalam melakukan pengujian parameter
lingkungan di Nusa Tenggara Barat, selain memiliki peralatan yang medukung
juga terdapat sumber daya manusia yang ahli dibidangnya. Pengujian parameter
lingkungan di balai laboratorium diantaranya pemantauan, pengujian kualitas air
seperti air sumur, air sungai, danau, laut dan limbah industry yang meliputi
parameter fisika, kimia, dan mikrobiologis. Pengujian udara meliputi udara
ambient.
6.2 Saran
Penulis menyarankan kepada pihak Balai Laboratorium Lingkungan
Provinsi NTB agar mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang kualitas
air maupun udara yang telah diuji kualitasnya serta dampaknya apabila
masyarakat mengkonsumsi dan menggunakan kebutuhan air untuk keperluan
sehari-harinya.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawati, R. T. D., Rahmawati, R., & Wilandari, Y. (2015). Pengelompokan


Kualitas Udara Ambien Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
Menggunakan Analisis Klaster. Jurnal Gaussian, 4(2), 393–402.
Lestari, A., dan Samsunar, S. 2021. Analisis Kadar Padatan Tersuspensi Total (TSS)
dan Logam Krom Total (Cr) pada Limbah Tekstil di Dinas Lingkungan
Hidup Sukoharjo. Indonesian Journal of Chemical Research. 6(1): 32-41.
Permenkes No. 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang,
Solus per Aqua dan Pemandian Umum.
Pohan, Dey AS., Budiyono, Syafrudin. 2016. Analisis Kualitas Air Sungai Guna
Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek Lingkungan. Jurnal Ilmu
Lingkungan (JIL). 14(2): 63 - 71.
Prianto, E., Husnah, dan S. Aprianti. 2010. Karakteristik fisika kimia perairan dan
struktur komunitas zooplankton di Estuari Sungai Banyuasin, Sumatera
Selatan. Bawal. 3(3): 149 - 157.
PP No 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Widiyanti, N. L. P. M., Jurusan Pendidikan Biologi, F. P., & MIPA IKIP, N. S.
(2004). Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air Minum Isi
Ulang di Kota Singaraja Bali.
LAMPIRAN

CATATAN KEGIATAN HARIAN (LOG BOOK) KERJA PRAKTIK

Nama Mahasiswa : Rosita Handayani


NIM : G1A019067
Judul KP : Analisis Kualitas Air Dan Udara Kota Mataram
Instansi KP : Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Provinsi Nusa
Tenggara Barat, Jalan Majapahit No.54 Mataram
Pembimbing : Dr. Indah Julianingsih, S.Si., M.Si.
Penyelia : Mokh. Reza Anshari, SP.

Tanggal Kegiatan Keterangan


Senin,  Pembukaan  Pengenalan profil balai
4 Juli 2022  Penyampaian dan laboratorium Lingkungan
pemaparan materi Hidup
kegiatan selama PKL  Dasar-dasar management
mutu
 Metode pengambilan contoh
uji air limbah dalam
pengujian fisika dan kimia
 Pengenalan teknik sampling
udara ambient
 Pengenalan sampling air
permukaan
Selasa,  Penyampaian materi  Teknik sampling udara
5 Juli 2022 oleh penyelia  Pengujian COD
 Teknik pengujian kimia menggunakan sampel air
lingkungan dan contoh sungai, sumur, dan limbah
uji air dan udara industri. Pengujian COD
dimulai dengan persiapan alat
bahan lalu diteteskan reagen
pada sampel yang sudah
disiapkan di dalam tabung
reaksi, selanjutnya larutan
dihomogenkan dan
dimasukkan kedalam COD
reaktor selama 2 jam,
selanjutnya larutan
dimasukkan kedalam
photometer untuk dihitung
kadar COD-nya.
 Pengujian BOD
menggunakan photometer
pada sampel air sungai,
sumur, dan limbah industri.
 Pengujian Nitrat
menggunakan photometer
pada sampel air sungai,
sumur, dan limbah industri
yang ditambahkan reagen kit
sebelum dihitung kadar
nitratnya.
Rabu,  Pengujian sample TSS  Persiapan uji yang terdiri dari
6 Juli 2022 (Total Suspended persiapan alat dan bahan yang
Solid) digunakan selama pengujian
sampel dari sampel air
sungai, air sumur, air limbah
dan air mata air.
 Faktor yang mempengaruhi
tinggi atau rendahnya nilai
TSS salah satunya adalah
adanya kegiatan masyarakat
yang terjadi disekitar lokasi
sampel tersebut. Penyebab
terjadinya TSS ialah kikisan
tanah erosi. Pengaruh TSS
jika konsentrasinya tinggi
pada air sungai ialah cahaya
tidak bisa menembus masuk
dengan baik sehingga
menyebabkan terganggunya
fotosintesis yang terdapat di
sungai tersebut.
 Pengenalan alat dan
 Diskusi pengujian persiapan bahan yang
logam menggunakan digunakan selama pengujian
AAS ASS serta program pengolah
data untuk uji ASS.
 Analisis logam dilakukan
dengan cara atomisasi dengan
suhu tinggi menggunakan
furnace atau flame (api)
dengan dideteksi absorpsinya
semakin tinggi maka semakin
tinggi pula konsentrasinya.
Kamis,  Lanjutan pengujian  Pengujian dengan melakukan
7 Juli 2022 sample TSS penyaringan sampel uji dari
air sungai, air limbah, air
sumur, dan air mata air.
Jumat,  Perhitungan hasil
8 Juli 2022 pengujian TSS
 Uji kompetensi TSS
 Mengatur bahan-bahan
kimia
 Membuat laporan
kegiatan
Senin, Teknik Pengujian
11 Juli 2022 Mikrobiologi Lingkungan
dalam contoh uji Air
 Pemaparan dan diskusi
mengenai Instruksi  Pemahaman materi IKM dan
Kerja Metode di IKA tabung ganda dan
Laboratorium membran filter.
Mikrobiologi  Melakukan sterilisasi alat dan
 Sterilisasi bahan menggunakan autoklaf
 Pengujian kualitas air dengan suhu bertekanan.
higien sanitasi (AHS)  Pengujian sample air
permukaan menggunakan
metode tabung ganda.
 Pengujian menggunakan
parameter tabung ganda.
Selasa,  Perhitungan koloni  Bakteri E. Coli, total
12 Juli 2022 coliform, dan non coliform
pada media membran filter.
 Pembuatan media  Chromocult coliform agar.
 Sterilisasi  Media chromocult coliform
 Pencucian alat yang agar.
telah digunakan
Rabu,  Pembacaan media  Uji perkiraan tabung ganda
13 Juli 2022 tabung ganda
 Inokulasi tabung ganda  Inokulasi media positif ke
media BGLB (Blue Green
Lactose Broth)
 Pembuatan media  BGLB (Blue Green Lactose
Broth
 Sterilisasi media BGLB  Sterilisasi menggunakan
autoklaf dengan suhu 121oC
 Pencucian alat yang
telah digunakan
Kamis,  Uji konfirmasi positif  Pembacaan media hasil
14 Juli 2022 tabung ganda inokulasi bakteri total
coliform pada media BGLB
(Blue Green Lactose Broth)
 Diskusi  Diskusi mengenai prinsip
kerja metode tabung ganda
dan membran filter serta alat-
alat yang digunakan

Jumat,  Sterilisasi  Sterilisasi alat dan bahan


15 Juli 2022 yang sudah selesai dipakai
 Gotong royong  Kegiatan bersih-bersih
laboratorium dan
pembersihan alat yang sudah
dipakai
Senin, Teknik Pengambilan contoh
18 Juli 2022 uji Kimia & Pengujian
Parameter Lapangan (Air
Sumur & Air Sungai)
 Pengenalan alat dan  Pengambilan sampel dan
bahan yang digunakan pengujian parameter lapangan
dalam pengambilan berupa sampel air keran
sampling
 Perkenalan teknik-
teknik sampling untuk
pengujian parameter
lapangan
Selasa,  pengujian parameter  Kegiatan pengujian parameter
19 Juli 2022 lapangan berupa suara lapangan berupa suara dan
dan getaran getaran di lingkungan Balai
 Percobaan pengujian Laboratorium Lingungan dan
udara menggunakan di lingkungan Fakultas
imfinger Matematika dan Ilmu
 Percobaan pengujian Pengetahuan Alam
udara menggunakan Universitas Mataram
AQMS
Rabu,  Penulisan review  Diskusi mengenai pembagian
20 Juli 2022 kegiatan kelompok kelompok presentasi bersama
 Pembelian pot pembina
 Diskusi
Kamis,  Pengambilan sampel  Pengambilan sampel berupa
21 Juli 2022  Percobaan pengujian air limbah, air sumur pantau
pengukuran arus air dan air sungai di kawasan
TPA Kebon Kongok,
Lombok Barat
Jumat,  Pembuatan larutan
22 Juli 2022 KCL
 Bersih-bersih ruang  Kegiatan bersih-bersih
sampling laboratorium dan
pembersihan alat yang sudah
dipakai
 Penataan alat dan bahan yang
sudah digunakan selama
kegiatan sampling
 Penulisan review  Diskusi dan pembuatan
kegiatan review kegiatan
 Diskusi
Senin,  Uji amonia  Pembuatan air laut buatan
25 Juli 2022  Pembuatan larutan kerja
amonia
 Pembuatan kurva kalibrasi
Selasa,  Pembuatan nitrit NO2
26 Juli 2022 sebagai N
 Pengujian TDS
Rabu,  Akreditasi labling  Acara penyerahan akreditasi
27 Juli 2022 UPTD Balai Laboratorium
Lingkungan
Kamis,  Preparasi dan pengujian  Sulfat
28 Juli 2022  Kekeruhan
 warna
Jumat,  Bersih-bersih UPTD
29 Juli 2022 Balai Laboratorium
Lingkungan
Senin,  Diskusi dan pengerjaan
1 Agustus laporan akhir kegiatan
2022 kerja praktek
Selasa,  Diskusi  Diskusi dan konsultasi
2 Agustus pembuatan laporan akhir
2022 kegiatan kerja praktek dengan
pembimbing dan penyelia.
Rabu,  Diskusi  Diskusi dan konsultasi
3 gustus 2022 pembuatan laporan akhir
kegiatan kerja praktek dengan
pembimbing dan penyelia.
Kamis,  Diskusi  Diskusi dan konsultasi
4 Agustus pembuatan laporan akhir
2022 kegiatan kerja praktek dengan
pembimbing dan penyelia.
Jumat,  Penutupan  Presentasi laporan PKL
5 Agustus  Penarikan
2022  Ngegrill

Mataram, 28 September 2022


Penyelia,

Lalu Syamsu Rizal, SKM., M.M.


NIP. 19790512 199803 1 003
FOTO KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai