Oleh:
1. Martinus Sabiyantus Tes Loe (30213016)
2. Putri Hamidha M (30213017)
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Menyetujui/Mengesahkan :
Hasil Laporan Praktek Kerja Lapangan
LABORATORIUM LINGKUNGAN PERUM JASA TIRTA I,
MOJOKERTO
Nama Siswa :
Martinus Sabiyantus Tes Loe (30213016)
Putri Hamidah M (30213017)
Menyetujui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
dan Maha Berkehendak, berkat rahmat-Nya kami dapat melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Lingkungan Perum Jasa Tirta I
Mojokerto selama 1 bulan dan kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan dengan baik dan tepat waktu.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan pengamatan saat
praktik dan studi pustaka. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberi semangat dan membantu
selama pelaksanaan PKL. Adapun ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
iii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Praktik
Kerja Lapangan ini. Harapan penulis semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,
sehingga jika kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas
belum mencukupi dapat memberikan dampak yang sangat berpengaruh pada
kesehatan maupun social. Untuk memenuhi kebutuhan air, manusia harus
memperhatikan kualitas dan kuantitasnya. Semakin meningkatnya kepadatan
penduduk, perkembangan 1aud an1, dan aktivitas di bidang lain, dapat
meningkatkan pencemaran air.
Masalah pencemaran lingkungan terutama pencemaran lingkungan perairan
yang disebabkan oleh air limbah, baik limbah 1aud an1, pertanian maupun limbah
rumah tangga di Indonesia semakin meningkat. Menurut Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Timur No. 2 tahun 2008, yang dimaksud dengan pencemaran air
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, 1aud a dan atau
komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya.
Lingkungan yang bermasalah, pada umumnya berdampak pada kualitas air
yang menurun akibat pencemaran. Kondisi lingkungan yang bermasalah akan
menyebabkan kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang ada di
lingkungan tersebut. Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air.
Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Kualitas air
dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut.
Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, dan uji kenampakan
(1aud an warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemaliharaan air sehingga
tercapai kualitas air yang diinginkan untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam
kondisi alamiahnya. Kegiatan pemantauan kualitas air harus dilakukan oleh suatu
laboratorium yang mempunyai kompetensi hal tersebut, seperti LL PJT I
Mojokerto.
1
B. Tujuan
1. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
2. Mengetahui dan memahami parameter kualitas air.
3. Mengetahui dan memahami teknik analisa air.
C. Manfaat
1. Memperoleh pengalaman bekerja dalam tim di sebuah Instansi.
2. Menambah wawasan tentang analisa air di Laboratorium Lingkungan.
3. Melatih ketrampilan dan kemampuan dalam menerapkan ilmu serta
mengimplementasikan IPTEK yang diperoleh dari perguruan tinggi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah
Perusahaan Umum Jasa Tirta I sebagai Badan Usaha Milik Negara dibentuk
berdasarkan PP No. 5 tahun 1990 dan diperbaharui melalui PP No. 46 tahun 2010
untuk mengelola sumber daya air (SDA) dan prasarana pengairan di Wilayah
Sungai Brantas dan Bengawan Solo.
Dalam rangka peran serta untuk mewujudkan kondisi kualitas air sungai
Brantas sesuai dengan peruntukannya, maka PJT I sebagai Badan Pengelola
Daerah Pengaliran Sungai Brantas dan Bengawan Solo mempunyai tugas dan
tanggung jawab dalam pengolahan pencemaran air dan pengawasan mutu. Tugas
dan tanggung jawab tersebut meliputi :
1. Pemantauan dan evaluasi perubahan mutu air pada sumber-sumber air
2. Pengumpulan dan evaluasi data pencemaran air pada sumber air
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi limbah cair yang dibuang kesumber-
sumber air pada daerah sempadan atau pada tempat-tempat yang ditentukan
3
memuaskan semua pemangku kepentingan berdasarkan prinsip korporasi yang
sehat dan akuntabel.
4
MANAJEMEN PUNCAK
Direktur Pengembangan
Deputi Manajer
Laboratorium Lingkungan
5
d. Mengarahkan dan memastikan sumber daya LL mampu
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi LL dibidang
pengujian
e. Mengesahkan rencana anggaran pendapatan dan biaya LL
3. Quality Assurance
a. Merencanakan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium
b. Memeriksa kesesuaian dokumen yang dibuat, terutama dalam bidang
manajemen
c. Mengkoordinasi pelaksanaan audit internal dan membuat laporan hasil
audit
d. Mengendalikan dokumen Sistem Manajemen Mutu
6
e. Mengontrol kegiatan pengendalian mutu
f. Bersama Manajer Laboratorium membuat dan mengevaluasi sasaran
mutu LL
g. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pengembangan
dokumen Sistem Manajeman Mutu dan melaporkan kepada kepala
Divisi SPAM dan PLTA / PLTM
h. Membantu mengkoordiansikan kaji ulang mamajemen yang dilakukan
oleh Kepala Divisi SPAM dan PLTA / PLTM
6. Analis
a. Mempersiapkan dan melakukan analisa contoh uji air untuk parameter-
parameter yang dianalisis
b. Bertanggung jawab terhadap ketelitian dan kecermatan dalam proses
analisis
c. Memelihara peralatan (termasuk kebersihannya)
d. Memasukkan data hasil analisis ke dalam format yang tersedia
e. Mendokumentasikan dan memelihara hasil analisis
f. Melakukan validasi metode dan perhitungan ketidakpastian analisis
sesuai denagn parameter yang dianalisis
g. Membuat intruksi kerja analisis dan alat
h. Melaksanakan verifikasi peralatan LL dan membuat jadual kalibrasi
eksternal
8. Petugas Administrasi
a. Mendistribusikan dan melakukan pengarsipan surat menyurat
b. Membantu manajer mutu dalam pengendalian dokumen
8
c. Menyiapkan informasi dan kualitas air untuk bahan penyusunan
laporan internal dan Sertifikat Hasil Uji sampel eksternal
d. Menyimpan data hasil analisis dan backup data laboratorium
lingkungan dalam bentuk hard copy dan soft copy
e. Memelihara computer dan perangkat lunaknya serta menginstal
software
f. Menerima dan memberi kode contoh uji eksternal
9. Teknisi
a. Mengelolah administrasi peralatan dan bahan kimia laboratorium
b. Mengelolah limbah/ sisa buangan di ruang penyimpanan atau gudang
c. Menerima dan memverifikasi contoh uji intern
d. Memelihara peralatan / sarana pendukung laboratorium
e. Memverifikasi pengambilan bahan kimia dan peralatan dari pengadaan
bersama analisis
H. Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
merupakan komponen alam yang dapat melakukan siklus air untuk menjaga
keberadaan air dialam agar tetap dalam keadaan bersih.
Air yang ada di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan murni bersih,
tetapi selalu ada senyawa atau mineral lain yang terlarut di dalamnya. Hal ini
tidak berarti bahwa semua air di bumi ini telah tercemar (Wardhana, 1995).
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 2 tahun 2008, yang dimaksud
dengan pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
I. Kuallitas Air
Kualitas air memegang peranan penting dalam kehidupan baik organisme
air maupun manusia. Kualitas air juga mempengaruhi seluruh komunitas perairan
seperti bakteri, tanaman air, ikan, zooplankton dan sebagainya.
10
Kualitas air menurut Sumarwoto (1984) ditentukan oleh banyak faktor,
yaitu zat terlarut, zat yang tersuspensi dan makhluk hidup khususnya jasad renik
di dalam air, maka dapat dikatakan bahwa kualitas air adalah tingkat pencemaran
akibat proses alami dan aktivitas budaya manusia yang mempengaruhi kelayakan
air dapat ditinjau dari segi fisik, kimia, dan biologis. Kualitas limbah
menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari jumlah kandungan bahan
pencemar di dalam limbah. Kandungan pencemar di dalam limbah terdiri dari
berbagai parameter. Semakin kecil jumlah parameter dan semakin kecil
konsentrasinya, hal ini menunjukkan semakin kecil peluang untuk terjadinya
pencemaran lingkungan (Kristanto, 2002).
Menurut Kristanto (2002) beberapa kemungkinan yang akan terjadi akibat
masuknya limbah ke dalam lingkungan :
1. Lingkungan tidak mendapatkan pengaruh yang berarti. Hal ini disebabkan
karena volume limbah kecil, parameter pencemar yang terdapat dalam
limbah sedikit dengan konsentrasi yang kecil.
2. Ada pengaruh perubahan, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran
3. Memberikan perubahan dan menimbulkan pencemaran.
J. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Sedangkan fenomenaalam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi
dan lain-lain juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air,
namun hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
1. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
2. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem.
3. Industri menghasilkan berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya
seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air
limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh
pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
4. Pencemaran perairan terbuka berupa danau, situ, rawa, dan sungai oleh
limbah industri maupun rumah tangga merupakan masalah yang serius.
Pencemaran perairan adalah suatu perubahan fisika, kimia dan biologi
yang tidak dikehendaki pada ekosistem perairan yang akan menimbulkan
12
kerugian pada sumber kehidupan, kondisi kehidupan dan proses industri
(Odum, 1971).
13
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Teknik Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan selama PKL/ magang di Laboratorium
Lingkungan Perusahaan Umum Jasa Tirta I adalah :
1. Pengambilan Sampel
Sebelum dilakukannya analisa kualitas air, terlebih dahulu dilakukan
pengambilan sampel.
a. Metode-metode pengambilan sampel antara lain:
1) Pengambilan sampel metode grab
Pengambilan contoh uji air yang mewakili keadaan air pada suatu
waktu tertentu dari suatu tempat.
2) Pengambilan sampel metode composite
Pengambilan contoh uji air yang diambil pada tempat yang sama
dengan waktu yang berbeda.
3) Pengambilan sampel metode integrated
Pengambilan contoh uji air yang diambil pada tempat yang
berbeda dengan waktu yang sama.
Mekanismenya adalah sebagai berikut :
1. Penentuan lokasi
Penentuan lokasi sampling berdasarkan pada tujuan analisanya,
dimana lokasi dapat berasal dari sungai, waduk, air laut, air limbah dan
lain-lain.
14
Pengambilan air sungai dan air laut, didasarkan pada :
a) sumber yang tidak tercemar,
b) sumber tercemar, dan
c) sumber yang dimanfaatkan.
Sedangkan untuk waduk didasarkan pada :
a) tempat masuknya sungai ke waduk (hulu),
b) tengah waduk,
c) akan keluar (hilir).
Air limbah diambil pada inlet ataupun outlet (tergantung tujuan sampling
yang dipakai).
2. Penentuan titik sampling
a) Penentuan titik sampling di sungai :
1) Sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, contoh diambil pada
satu titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan
air;
2) Sungai dengan debit antara 0,5 150 m3/detik, contoh diambil
pada dua titik masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai
pada 0,5 x kedalaman dari permukaan air;
3) Sungai dengan debit lebih dari 150 m3.detik, contoh diambil
minimum pada enam titik masing-masing pada jarak , dan
lebar sungai pada 0,2 x dan 0,8 x kedalaman dari permukaan air.
b) Penentuan titik sampling di danau/waduk :
1) Danau/waduk yang kedalamannya kurang dari 10 m, contoh
diambil pada dua titik di permukaan dan di dasar danau/waduk;
2) Danau/waduk dengan kedalaman antara 10-30 m, contoh diambil
pada tiga titik, yaitu: di permukaan, di lapisan termoklin dan di
dasar danau/waduk;
3) Danau/waduk dengan kedalaman antara 30-100 m, contoh diambil
pada empat titik, yaitu: di permukaan, di lapisan termoklin
(metalimnion), di atas hipolimnion dan di dasar danau/waduk;
4) Danau/waduk yang kedalamannya lebih dari 100 m, titik
pengambilan contoh dapat ditambah sesuai dengan keperluan.
15
3. Frekuensi pengambilan sampel
Faktor utama yang menetapkan frekuensi pengambilan sampel air
adalah sifat-sifat badan air yang akan diambil sampelnya untuk dianalisa
dan tujuan yang hendak dicapai. Frekuensi pengambilan sampel
bergantung dari faktor-faktor sebagai berikut :
a) Perubahan beban pencemaran yang tidak bisa diabaikan, khususnya
parameter air yang akan diteliti, misal adanya industri kota,
perubahan debit air sungai, dan sebagainya.
b) Maksud dan tujuan analisa, misal air sungai tersebut digunakan
sebagai air baku air minum, harus diawasi kualitasnya dengan lebih
teliti, karena menyangkut kesehatan masyarakat.
c) Peralatan dan dana yang tersedia, pengambilan sampel cukup
murah, tetapi perlu dipikirkan biaya pengangkutan dan analisanya.
4. Parameter yang dapat dianalisa di lapangan :
a) Temperatur/suhu
b) pH
c) Kekeruhan (turbidity)
d) DO (dissolved oxygen) atau oksigen terlarut
e) DHL (daya hantar listrik)
f) Kondisi fisik air (bau, buih, warna dan lain-lain)
Alat yang dibutuhkan untuk analisa di lapangan adalah termometer,
pH meter, DHL meter, DO meter, dan Turbidimeter.
5. Penyimpanan dan Pengawetan Sampel
a) Sampel sebaiknya dimasukkan dalam botol penyimpanan sampai
penuh dan botol harus tertutup rapat untuk menghindari kontak
dengan udara.
b) Salah satu cara pengawetan yang umum adalah suasana dingin,
sampel diangkut dalam kotak isotermis yang mengandung es biasa
atau es kering (CO2) lalu disimpan di kulkas atau lemari es.
c) Gangguan-gangguan yang dapat timbul selama penyimpanan dan
pengangkutan sehingga dapat merubah keadaan asli sampel, antara
lain:
16
1) Gas O2 dan CO2 dapat diserap sampel atau menguap ke udara.
2) Zat tersuspensi dapat mengendap bila ada endapan lumpur, botol
sampel sebelum dianalisa harus dikocok agar merata.
3) Zat cair yang ringan (lemak, minyak) dapat mengapung di
permukaan.
4) Beberapa zat terlarut dapat mengendap bila teroksidasi dengan
O2 sehingga senyawanya berubah.
5) Lumut, ganggang dan jamur dapat tumbuh dalam sampel yang
tidak disimpan pada tempat dingin atau pH rendah.
6) Zat organik (BOD, COD) juga akan terus dicerna oleh bakteri
yang aktif bila tidak diawetkan.
6. Pengepakan dan Pengiriman Sampel
Sampel yang telah dimasukkan kedalam wadah dan telah diberi label,
ditutup rapat dan dimasukkan ke dalam kotak yang telah dirancang khusus
agar sampel tidak tumpah dan pecah selama pengiriman ke laboratorium.
7. Jaminan Kualitas Sampling
Program sampling merupakan suatu proses sistematik untuk menjamin
tingkat kebenaran datanya maka jaminan kualitas terdiri dari :
a) Perlindungan sampel yang benar
b) Penggunaan wadah sampel yang benar
c) Pengerjaan parameter lapangan dikerjakan dilapangan
d) Penggunaan blanko untuk menunjukkan ada tidaknya kontaminasi
dari peralatan yang digunakan
e) Penggunaan metode analisa yang valid
8. Prosedur Penanganan Contoh Uji.
Untuk memperoleh hasil analisis yang sesuai dan kondisi yang
sebenarnya dibutuhkan sampel yang mampu mewakili badan air yang
diperiksa. Pengambilan sampel dilakukan dari periode waktu tertentu dan
beberapa tempat sampel yang berlainan. Contoh uji air yang tidak
langsung dianalisis disimpan dalam Coldroom ( 4oC ) untuk menjaga
kondisi dan mempertahankan sifatnya. Tetapi beberapa unsur dapat
mengalami perubahan pada waktu penyimpanan, maka sampel air untuk
17
analisis logam dipisahkan dalam botol tersendiri dan diasamkan dengan
HNO3 pekat sampai pH sekitar 3,5 untuk mencegah pengendapan atau
adsorbsi oleh dinding wadah. Sedangkan untuk analisis PO4 digunakan
botol gelas yang diasamkan dengan HNO3 pekat 1 : 1.
2. Analisa kimia
Analisa kimia yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Analisa Suhu
Prinsip analisa :
Prinsip kerja alat ini adalah untuk mengukur temperatur dalam air
atau air limbah dalam satuan oC / oK. Cara penggunaan alat ini adalah
dengan menekan tombol ON/OFF dimana sebelumnya alat tersebut
telah dilakukan kalibrasi. Bagian pelindung sensor suhu dimasukkan
kedalam air yang akan diukur temperaturnya. Pengukuran pada aliran
air yang mengalir minimal mempunyai kecepatan 0,3 m/detik.
Alat :
1. Termometer
2. Gelas beker
3. Botol semprot
Prosedur Analisa :
b. Analisa pH
Prinsip analisa :
18
Alat :
1. pH Meter
2. Gelas beker
3. Botol semprot
Prosedur Analisa :
Prosedur Analisa :
19
d. Analisa kesadahan total
Jumlah dari kesadahan kalsium dan kesadahan magnesium sebagai
kalsium karbonat dalam miligram per liter.
Prinsip :
Logam Kation (Ca&Mg) dengan indikator EBT pada pH 100.1
akan membentuk warna merah anggur jika ditambahkan titran EDTA
akan membentuk kalsium dan magnesium komplek dan akan berubah
warna dari merah anggur menjadi biru.
Alat :
1. Pipet ukur 5 mL
2. Erlenmeyer 100 mL
3. Gelas ukur 50 mL
Bahan :
1. Larutan Na-EDTA
2. Larutan Buffer pH 10
3. Indikator EBT
4. Air Suling atau demineralisasi
Prosedur Analisa Sampel :
1. Ukur 50mL contoh uji air, masukkan dalam erlenmeyer.
2. Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-2 mL.
3. Tambahkan indikator EBT sebanyak 0,1-0,2 g (sepucuk
sendok).
4. Titrasi dengan larutan EDTA hingga terjadi perubahan
warna dari merah anggur menjadi biru (limit waktu titrasi 5
menit dari penambahan larutan buffer untuk memperkecil
terjadi pengendapan CaCO3).
Untuk menghitung konsentrasi kesadahan total
3 1000
x P
=
Keterangan :
20
A = mL larutan titrasi EDTA yang digunakan untuk titrasi contoh uji
B = mg CaCO3 setara dengan 1 mL latutan titran EDTA
P = Pengenceran
21
5. Lakukan pengukuran duplo. Apabila standar deviasi (SD)
kadar klorida secara duplo lebih besar dari 5% maka
dilakukan titrasi yang ketiga.
6. Catat volume yang digunakan kemudian di rata-ratakan,
7. Hitung normalitas larutan baku AgNO3 dengan perhitungan
1 1
N AgNO3 =
Dengan penjelasan
N AgNO3 = normalitas larutan AgNO3
Va = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi NaCL (mL)
Vb = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (mL)
N1 = normalitas larutan NaCl yang digunakan
V1 = volume larutan NaCl yang digunakan (mL)
Dengan penjelasan
A= mL larutan AgNO3 yang digunakan untuk titrasi contoh uji
B = mL larutan AgNO3 yang digunakan untuk titrasi blanko
N = Normalitas larutan AgNO3
22
f. Analisa Fenol Metode 4-Aminoantipyrine
Prinsip :
Fenol dipisahkan dari bahan-bahan pengganggu/kotoran yang
tidak mudah menguap dengan proses destilasi. Penguapan fenol sedikit
demi sedikit maka volume hasil destilasi harus sama dengan jumlah
volume semula
Prosedur analisa :
1. Ukur 100 mL contoh ujir air, blanko & standar dalam beaker,
ukur pH dan atur menjadi 3,90-4,10 dengan penambahan ;
untuk menaikkan pH dengan NaOH 1 N , untuk menurunkan
pH Asam Phospat.
2. Ukur 50 mL & pindah dalam tabung kjedahl dan di destilasi.
3. Tampung hasil destilasi sebanyak 50 mL.
4. Jika hasil destilasi keruh, diasamkan dengan Asam Phospat
sampai pH 4,0 0,1 dan dilakukan destilasi ulang.
5. Siapkan 50 mL contoh uji air, blanko dan standar yang telah di
destilasi,
6. Dipipet 1,25 mL NH4OH dan tambah NaOH 1 N menaikkan
pH atau tambah Buffer Phospat menurunkan pHsampai
contoh uji air pH 7,90,1 (7,90-8,10) , kocok.
7. Pipet 0,5 mL larutan 4-aminoantipyrine, kocok dan tambah 0,5
mL larutan K4Fe(CN)6 kocok dan tunggu 15-20 menit.
8. Ukur konsentrasi sampel dengan spektrofotometer UV-Vis
panjang gelombang 500 nm.
23
tersuspensi tersebut didestruksi dengan menggunakan pelarut asam,
kemudian diukur dengan alat AAS.
Alat :
1. Atomic 6. Pengambil contoh
Absorbtion uji air (ASC-6100)
Spectrophotomete 7. Lampu katoda
r (AAS). dengaan masing-
2. Alat penyaring masing logam.
udara dan 8. Komputer dengan
kompresor udara. software AA-
3. Automatic pipet. Wizard.
4. Beaker glass. 9. Timbangan
5. Labu ukur 100 analitik.
mL. 10. Alat pemanas.
Bahan :
1. HNO3 pekat (pa) 6. Gas Nitrous Oxide
2. HCl 1:2 (UHP)
3. H2O2 30% 7. Gas Synthtetic Air
4. Larutan induk 8. Larutan Standart
Timbal 1000 mg/L Logam
5. Gas acetyline
24
4. Masukkan kertas filter tersebut sebagai contoh uji dan
masukkan dalam beaker gelas.
5. Tambahkan 60 mL HCl 1:2
6. Tambahkan 5 mL H2O2 pekat dan tutup dengan gelas arloji.
7. Letakkan beker gelas diatas pemanas listrik dan panaskan
contoh uji sampai kurang lebih 1 jam.
8. Turunkan dari pemanas listrik, tambahkan 5 mL H2O2 pekat
dan lanjutkan pemanasan selama kurang lebih 30 menit.
9. Dinginkan contoh uji dan saring.
10. Tampung filtrat dari contoh uji, masukkan dalam beker gelas
dan tambahkan HCl 1:2 sebanyak 50 mL dan lanjutkan
pemanasan selama 30 menit, didinginkan dan saring kembali.
11. Panaskan filtrat sampai mendektai kering atau membentuk
kristal garam.
12. Tambahkan 10 mL HNO3 dan panaskan sampai seluruh residu
larut.
13. Dinginkan dan saring, tampung dalam labu ukur 50 mL dan
tepatkan sampai tanda batas contoh uji siap unutk dianalisa di
AAS.
h. Analisa Sianida
Prosedur Analisa Sampel :
1. Sampel 50 mL ditambahkan NaOH 1N sebanyak 1 mL.
2. Tambahkan 0,2 gram kristal Sulfamid Acid, kocok.
3. Tambahkan Asam Sulfat (1:1) sebanyak 5 mL, tunggu 2-3
menit.
4. Tambahkan MgCl2 sebanyak 2 mL.
5. Didestilasi dan destilat ditampung dalam tabung kultur.
6. Destilat dipipet 5 mL dimasukkan dalam labu ukur 50 mL.
7. Tambahkan NaOH 0,04 Nsebanyak 35 mL.
8. Tambahkan Buffer Asetat sebanyak 1 mL.
9. Tambahkan Chloramine-T sebanyak 2 mL.
25
10. Tambahkan Pyridine Barbituric Acid sebanyak 5 mL.
11. Tambahkan aquadest sampai ad 50 mL.
12. Dibaca dengan Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang
gelombang 578 nm.
Bahan :
1. Larutan Buffer 9. Larutan Glukose
Phospat Asam glutamat
2. Larutan MgSO4 (larutan standar BOD
3. Larutan FeCl3 194 mg/l)
4. Larutan CaCl2 10. Air laut buatan,
5. Larutan H2SO4 1 N Salinitas 19%
6. Larutan NaOH 1 N 11. Larutan penghambat
7. Air pengencer Proses Nitrifikasi
8. Larutan Seed (senyawa piridin)
27
j. Analisa TSS
Prinsip :
Zat padat tersuspensi dalam air akan tertahandalam saringan
membran berdiameter 47 mm. Kemudian dipanaskan pada suhu 103-
105C selama minimal 1 jam hingga diperoleh berat tetap.
Alat :
1. Oven untuk 4. Kertas Saring
pemanasan 103- Whattman 934 AH
105C (atau sejenis)
(VENTICELL/222) 5. Alat penyarring yang
2. Timbangan analitik dilengkai dengan
3. Cawan penguap penghisap
berkapasitas 50 mL 6. Penjepit cawan
dan 100mL 7. Deksikator
8. Alat ukur gelas
Persiapan alat
1. Kertas saring
a. Masukkan kertas saring ke dalam alat penyaring
b. Operasikan alat penyaring dan bilas dengan air suling sebanyak
20 mL
c. Ulangi pembilasan kertas saring dengan 20 mL air suling hingga
bersih dari partikel halus
d. Keringkan kertas saring dalam oven 103-105C selama 1 jam
e. Dinginkan dan simpan dalam desikator selama sebelum
digunakan
f. Timbang dengan timbangan analitik sesegara mungkin sebelum
digunakan
28
2. Cawan
a. Cuci cawan dengan air kran dan bilas dengan air suling
b. Keringkan cawan berkapasitas 50 mL dalam oven 103-105C
selama 1 jam
c. Dinginkan dalam desikator
d. Timbang dengan timbangan analitik sesegara mungkin sebelum
digunakan
29
Dimana :
A : berat cawan, kertas saring dan residu (g)
B : berat kertas saring dan cawan kosong (g)
Bahan :
1. HCl / H2SO4 1 : 1 4. Aseton
2. N-hexane 5. Asam stearat
3. Serbuk Na2SO4 6. Kertas saring
anhidrat
Alat :
1. Neraca analitik 5. Gelas ukur
2. Kondensor, klem 6. Labu destilasi
dan statif 7. Hot plate
3. Desikator
4. Labu pisah
30
8. Pipet ukur 10 ml 100 -1000 l
dan pipet otomatis
Prosedur Analisa :
1. Labu Di Oven pada suhu 1800 C selama 1 jam.
2. Diletakkan dalam desikator selama 1 jam.
3. Ditimbang dengan menggunakan neraca analitik labu destilasi
kosong.
4. Dimasukkan 200 ml contoh uji air dalam labu pisah.
5. Ditambahkan HCl 1:1 sebanyak 0,2 ml.
6. Ditambah 6 ml n-Hexana.
7. Dikocok sampai homogen selama 2 menit.
8. Ditunggu sampai fase pemisahan.
9. Fraksi air (bagian bawah) dibuang
10. Fraksi organik (bagian atas) disaring dengan serat kaca glass
wool dan ditampung dalam labu destilasi.
11. Dibilas labu pisah dengan 6 ml n-Hexane.
12. Disaring kembali ke dalam labu destilasi dengan hot plate.
13. Diangkat dan didinginkan labu destilasi berisi contoh uji air
dalam desikator dan didinginkan minimal 30 menit dengan
suhu 700 0C (dioven).
14. Diletakkan di dalam desikator selama 1 jam.
15. Ditimbang dengan neraca analitik yang sudah distabilkan.
Perhitungan:
Keterangan:
A = bobot labu + residu dalam gram
B = bobot labu kosong dalam gram
31
l. Analisa Mikrobiologi ( E.Coli dan Coliform)
Prinsip :
Suatu metode perhitungan Mikroorganisme berdasarkan data
kualitatif hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair
spesifik dalam seri tabung untuk memperoleh kisaran data kuantitatif
jumlah mikroorganisme tersebut.
Bahan :
1. BGLB
2. Lactose Broth
Alat :
1. Tabung reaksi 6. Bunsen
2. Tabung durham 7. Korek
3. Mikro pipet 8. Autoclave
4. Pipet ukur 9. Inkubator
5. Filler
Prosedur :
1. Persiapan alat dan bahan yang sudah disterilkan
2. Persiapan tabung reaksi yang sudah berisi tabung durham
dengan media 10 ml dan 5 ml dengan sesuai dengan banyaknya
sampel yang akan dianalisa
3. Sampel yang akan dianalisa terdiri terdiri dari tiga jenis. Yaitu
sampel air bersih, air sungai, dan air limbah
4. Untuk air bersih dibutuhkan 5 tabung dengan volume media
lactose broth 5 ml dan 2 media yang berisi 10 ml lactose broth
dimana dengan volume media 5 ml pemipetan sampel sebesar
10 ml, 1 media dengan volume 10 ml pemipetan sampel
sebesar 1 ml, dan 1 media dengan volume 10 ml pemipetan
sampel sebesar 0,1 ml
5. Untuk air sungai, dibutuhkan 3 tabung dengan volume media 5
ml dan 6 tabung dengan volume media 10 ml. Untuk tabung
32
dengan volume media 5 ml, pemipetan sampel sebesar 10 ml. 3
tabung dengan volume media 10 ml, pemipetan sampel sebesar
1 ml. 3 tabung dengan volume media 10 ml, pemipetan sampel
sebesar 0,1 ml.
6. Uji air limbah membutuhkan 5 tabung dengan volume media 5
ml, 10 tabung dengan volume media 10 ml. 5 tabung dengan
volume media 5 ml, pemipetan sampel sebesar 10 ml. 5 tabung
dengan volume media 5 ml pemipetan sampel sebesar 1 ml. 5
tabung dengan volume media 10 ml, pemipetan sampel sebesar
0,1 ml
7. Setlah semua sampel selesai, inkubasi selama 48 jam pada suhu
350C
8. Setelah sampel diinkubasi selama 2 hari, selanjutnya akan
dilakukan uji penegasan, yaitu uji kandungan coliform. Pada uji
kandungan coliform perlakuanya hampir sama seperti pada uji
E Coli, hanya saja media yang digunakan berbeda. Pada uji
coliform, tabung yang berisi media lactose broth dan berisi
bakteri sudah diinkubasi dipipet dengan volume pemipetan
sama seperti pemipetan pada tiap jenis air yang akan dianalisa
9. Setelah semua sampel selesai dipipet, sampel diinkubasi selama
24 jam.
10. Uji Penegasan dan perhitungan
33
Bahan :
Prosedur Analisa :
Bahan :
34
7. Larutan standar 8. Larutan oksida
ammonia alkali citrat :sodium
hypochlorite (4:1)
Alat :
Prosedur Analisa :
35
o. Analisa Logam Metode Spektrofotometer Serapan Atom Secara
Langsung
Prinsip analisa
Bahan :
Alat :
36
Prosedur Analisa :
b. Prosedur Analisa
1. Pipet larutan standar sesuai konsentrasi yang diinginkan
dan dimasukkan dalam labu ukur 100ml
2. Tambah aquadest sampai tanda
3. Optimalkan AAS sesuai petunjuk penggunaan
4. Ukur serapan dari masing-masing larutan standar pada
panjang gelombang yang sesuai
5. Buat kurva kalibrasi untuk mendapat persamaan garis
regresi
37
6. Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah
disiapkan
7. Catat dan simpan hasil pengukuran
8. Hasil pengukuran AAS langsung dinyatakan sebagai hasil
logam, kecuali contoh uji yang diencerkan dihitung
dengan rumus.
Perhitungan : mg/l = hasil pengukuran (mg/l) x
pengenceran
Alat :
Prosedur Analisa :
38
3. Pada labu B ditambah 0,5 ml H2SO4 dan 0,15 ml FeCl3, adanya
ion sulfida ditandai dengan warna biru pada labu A.
4. Setelah 3-5 menit ditambah 1,6 ml (NH4)2HPO4 pada masing-
masing labu dan tunggu 3-15 menit
5. Larutan dimasukkan dalam kuvet (10 mm), dibaca pada
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 664nm,
sebagai blanko digunakan laurutan pada labu B.
Bahan :
Alat :
39
Prosedur Analisa :
40
Bahan :
1. TOC Analyser
Prosedur Analisa :
41
b. Total Karbon (TC)
Mixing sampel
Reaktor
42
c. Non Purge Organic Carbon (NPOC)
Reaktor
43
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengambilan contoh uji air atau sampling dilakukan dengan menggunakan
bebrapa teknik, diantaranya adalah teknik grab, composite dan integrated.
Teknik sampling, penyimpanan, dan pengawetan sampel adalah hal yang
harus diperhatikan karena dapat menyebabkan sampel menjadi tidak
representatif. Hal ini disebabkan karena beberapa hal yaitu teknik
pengambilan sampel yang salah, wadah yang digunakan salah, jenis
pengawetan yang salah sehingga mengakibatkan sifat sampel berubah atau
rusak.
Kualitas air dapat dianalisa dengan parameter-parameter yang mendukung,
seperti analisa pH, temperatur, kekeruhan, kesadahan, klorida, fenol, logam,
timbale, sianida, BOD, COD, TSS, TOC, deterjen, sulfida, ammonia, minyak
lemak, dan mikrobiologi.
B. Saran
Laboratorium Lingkungan Perusahaan Umum Jasa Tirta I sebagai salah
satu perusahaan yang menerima siswa maupun mahasiswa untuk
melaksanakan praktik kerja lapangan agar hubungan kerja sama dengan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri umumnya serta khususnya
dengan jurusan Analis Farmasi dan Makanan dapat dipertahankan dan
berjalan dengan baik, sehingga didapatkan kualitas lulusan yang siap bersaing
dan berkompetensi untuk kemajuan teknologi industri di Indonesia.
44
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts dan Sumestri, Sri. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha
Nasional.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan.Yogyakarta : Kanisius
Greenberg, Arnold E., Clesceni, Lenore S., dan Eaton, Ander D. 1992. Standart
Methods for the Examination of Water and Wastewater.18th
Editon.Washington, DC: American Public Health Association
45
46
Lampiran 4 Foto Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS/AA-6800)
4746
Lampiran 7 Foto Vapodest
47
48
Lampiran 10 Foto UV-Visible Spectrophotometer (UV-Vis 1601dan UV-Vis
1800)
49
48