Anda di halaman 1dari 21

Bahan-bahan Pembuatan Sabun

Sabun merupakan satu macam surfaktan (bahan surface active), senyawa yang menurunkan
tegangan permukaan air. Sifat ini menyebabkan larutan sabun dapat memasuki serat,
menghilangkan dan mengusir kotoran dan minyak. Sabun dihasilkan dari proses saponifikasi,
yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam NaOH (minyak dipanaskan
dengan NaOH) sampai terhidolisis sempurna. Asam lemak yang berikatan dengan natrium ini
dinamakan sabun. Kali ini saya akan membahas mengenai bahan – bahan dalam pembuatan
sabun. Semoga bermanfaat

Jangan Lewatkan:

 Proses Pembuatan dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Resin Urea Formaldehid
 Apa itu Resin Urea Formaldehid dan Kegunaannya
 Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Esterfikasi dan Mekanismenya

1. Bahan Baku

a. Minyak atau lemak


Minyak atau lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa ester dari gliserol.
Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak nabati
atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan
ruang. Minyak akan berwujud cair pada temperatur ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan
berwujud padat.

Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan linolenat yang terlalu banyak akan
menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi tengik.
Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada
asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan
lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.
b. Jenis-jenis Minyak atau Lemak
Silahkan klik link berikut untuk lanjut membaca : (jenis-jenis minyak atau lemak)

c. Alkali
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3,
NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri
sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH
banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air.

Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan
asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).Ethanolamines
merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk membuat
sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa,
dan mampu menurunkan kesadahan air.

Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa
tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai
sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri sabun
dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.

Baca juga : (sifat – sifat dari sabun)

2. Bahan Pendukung
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil
saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang
siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.

a. Garam (NaCl)
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada
produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat
memperkeras struktur sabun. NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin.
Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan
sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh
sabun yang berkualitas.

b. Bahan Aditif
Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan untuk
mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut
antara lain : builders, fillers inert, antioksidan, pewarna,dan parfum. Contoh dari bahan – bahn
aditif yaitu

- Builders (bahan pembentuk/penguat)


Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineral mineral yang
terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi untuk mengikat lemak dan
membasahi permukaan dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga membantu
menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapatberlangsung lebih baik
serta membantu mendispersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Umumnya yang
sering digunakan sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat,
natrium karbonat, natrium silikat atau zeolit.

- Filler (Bahan Pengisi)


Selain itu, perlu ditambahkan zat pengisi (filler) untuk menekan biaya supaya lebih murah.
Adanya perbedaan komposisi pada lemak dan minyak menyebabkan sifat fisik berbeda dan hasil
lemak serta sabun berbeda pula. Untuk memperoleh sabun yang memperoleh sabun yang ,
berwarna putih, gravity spesifik 4,17, tidak larut dalam air panas dan dingin. TiO2 ada dalam tiga
kristal : anatase, brookit, dan rutile. Biasanya diperoleh secara sintetik.

- Bahan Antioksidan
EDTA (ethylene diamine tetra acetate) ditambahkan dalam sabun untuk membentuk kompleks
(pengkelat) ion besi yang mengkatalis proses degradasi oksidatif. Degradasi oksidatif akan
memutuskan ikatan rangkap pada asam lemak membentuk rantai lebih pendek, aldehid dan keton
yang berbau tidak enak. EDTA adalah reagen yang bagus, selain membentuk kelat dengan semua
kation, kelat ini juga cukup stabil untuk metode titriametil. Bahan antioksidan pada sabun juga
dapat menstabilkan sabun terutama pada bau tengik atau rancid.

- Bahan Pewarna (Colouring Agent)


Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan agar memberikan
efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan warna
yang menarik. Biasanya warna warna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau maupun
orange.

- Bahan Pewangi (fragrances)


Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang peranan besar dalam hal
keterkaitan konsumen akan produk sabun. Parfum untuk sabun berbentuk cairan berwarna
kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9 g/ml. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram
(g) dapat dikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1 ml. Pada dasarnya, jenis
parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif.
Pada umumnya, produsen sabun menggunakan jenis parfum yang ekslusif. Artinya, aroma dari
parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya.
Beberapa Jenis Minyak Padat

Minyak padat merupakan minyak yang dapat berbentuk padat pada suhu tertentu. Tiap minyak
bervariasi titik lelehnya.

Untuk digunakan sebagai bahan pembuat sabun minyak harus berada pada kondisi yang cair,
sehingga dibutuhkan pemanasan terlebih dahulu. Pada umumnya sabun yang mayoritas
bahannya berupa minyak padat menghasilkan sabun yang keras.

Daftar minyak berikut merupakan minyak yang dikategorikan dalam minyak padat dan yang
biasa digunakan sebagai bahan pembuat sabun:

1. Minyak Kelapa

Merupakan minyak yang sangat penting sebagai bahan pembuat sabun. Minyak kelapa berfungsi
sebagai penghasil busa dalam sabun dan menghasilkan sabun yang keras. Juga merupakan agen
pembersih pada sabun. Karena bersifat membersihkan kadang memberikan rasa yang kering di
kulit.

Gunakan hanya 15% dari total campuran minyak jika merasa minyak kelapa terlalu kering di
kulit.
SAP Value: 248-265 mg KOH/gr minyak

2. Minyak Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit merupakan minyak yang sangat umum digunakan sebagai bahan pembuat
sabun batang. Hampir semua sabun batang yang ada di pasaran menggunakan minyak kelapa
sawit.

Minyak kelapa sawit berfungsi untuk menghasilkan sabun yang keras dan dapat bertahan lama
saat digunakan. Minyak kelapa sawit dapat menghambat busa yang dihasilkan oleh sabun jika
digunakan terlalu banyak.

SAP Value: 190-209 mg KOH/gr minyak

3. Minyak Inti Kelapa Sawit

Berbeda dengan minyak kelapa sawit. Minyak inti kelapa sawit dihasilkan dari biji kelapa sawit.
Sedangkan minyak kelapa sawit dihasilkan dari buah kelapa sawit. Memiliki fungsi yang sama
dengan minyak kelapa.

Gunakan sebagai substitusi minyak kelapa.


SAP Value: 230-254 mg KOH/gr minyak

4. Cocoa Butter

Dihasilkan dari biji buah coklat, cocoa butter memiliki aroma khas coklat. Berfungsi sebagai
emollient dan melembutkan kulit. Juga berfungsi menghasilkan sabun yang keras.

Cocoa butter memiliki harga yang cukup mahal dibanding minyak yang lainnya.

SAP Value: 192-200 mg KOH/gr minyak


5. Beeswax

Beeswax merupakan hasil lain dari lebah selain madu, banyak digunakan untuk membuat
pomade. Beeswax menghasilkan sabun mandi yang keras. Jangan menggunakan beeswax terlalu
banyak karena akan membuat sabun menjadi seperti karet dan lengket, 5% dari total minyak
sudah cukup.

SAP Value: 87-104 mg KOH/gr minyak

Berbagai Jenis Minyak Cair

Minyak cair merupakan minyak yang berbentuk cair. Minyak berjenis cair tidak perlu
dipanaskan terlebih dahulu. Sabun yang dihasilkan dari mayoritas minyak cair menghasilkan
sabun yang lembek.

Daftar minyak berikut merupakan minyak yang dikategorikan dalam minyak cair dan yang biasa
digunakan sebagai bahan pembuat sabun.
1. Minyak Zaitun

Merupakan minyak yang sangat terkenal untuk perawatan kulit. Minyak zaitun memiliki
beberapa jenis seperti: extra virgin, pomace, pure, extra light.

Minyak zaitun mempenetrasi kulit secara lebih baik dari minyak cair lainnya. Tidak membuat
pori-pori tersumbat dan membuat kulit lebih kencang. Sebagai bahan pembuat sabun yang umum
digunakan adalah dari jenis pomace, karena harganya tidak begitu mahal.

Minyak zaitun dapat digunakan hingga 100% (Castille Soap).

SAP Value: 184-196 mg KOH/gr minyak


2. Minyak Jarak

Minyak jarak atau Castor oil merupakan minyak yang berfungsi untuk menghasilkan busa yang
melimpah. Castor oil juga bermanfaat untuk menjaga kelembapan kulit.

Jangan menggunakan terlalu banyak minyak jarak karena akan menghasilkan sabun yang
lembek. Jika digunakan lebih dari 15% maka akan menghasilkan aroma minyak jarak yang
dominan. Gunakan 5 – 10 % dari total minyak.

SAP Value: 176-187 mg KOH/gr minyak


3. Minyak Canola

Minyak ini hampir memiliki fungsi yang sama dengan minyak zaitun. Bermanfaat untuk
menjaga kulit dan melembapkannya. Merupakan substitusi ekonomis dari minyak zaitun. Harus
dicampur dengan minyak padat lainnya untuk menghasilkan formula sabun yang baik.

SAP Value: 182-193 mg KOH/gr minyak


4. Minyak Biji Bunga Matahari

Kaya akan vitamin E yang bermanfaat untuk mencegah penuaan dini dan memperbaiki sel2 yang
rusak. Bisa digunakan untuk menggantikan minyak zaitun, jika memilih untuk lebih ekonomis.

SAP Value: 188-194 mg KOH/gr minyak

5. Minyak Cair Lainnya

Beberapa minyak cair yang memilki banyak manfaat yang baik untuk kulit antara lain: minyak
alpukat, sweet almond oil, minyak kemiri (kukui nut oil), argan oil, jojoba oil.

Sifat Asam Lemak dalam Minyak Nabati

Waduh… apa lagi ini?!

Tenang saja, saya hanya membahas sedikit ilmiah tentang bahan penyusun minyak. Mengetahui
bahan penyusun minyak membuatmu mengerti komposisi sabun yang paling baik.

Semua minyak nabati merupakan trigliserida, merupakan kombinasi asam lemak dan gliserol.
Asam lemak (fatty acid) merupakan komponen penyusun minyak. Ada berbagai macam asam
lemak yang menyusun minyak. Tiap minyak memiliki jenis dan kandungan asam lemak yang
berbeda-beda.

Asam lemak memiliki tipe asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Perbedaan asam lemak
jenuh dan tak jenuh ini biasanya dilihat dari bentuknya. Asam lemak jenuh biasanya akan
memadat pada suhu dibawah suhu ruangan. Sedangkan asam lemak tak jenuh tetap cair dibawah
suhu ruangan.

Jadi apa hubungannya dengan sabun mandi?!

Kandungan asam lemak menentukan karakteristik hasil sabun mandi yang kamu buat. Apakah
sabun mandimu menghasilkan busa melimpah atau sedikit busa. Menghasilkan sabun mandi
yang keras atau lunak. Memiliki kemampuan yang membersihkan atau melembabkan kulit.

Berikut merupakan beberapa jenis asam lemak yang penting dalam pembuatan sabun mandi:

Asam Laurat (Lauric Acid) – Merupakan asam lemak yang berkontribusi terhadap kemampuan
membersihkan dari sabun mandi yang dihasilkan dan menghasilkan busa yang melimpah. Selain
itu juga asam lemak ini mempengaruhi tingkat kekerasan pada sabun.

Minyak kelapa dan minyak inti kelapa sawit memiliki kandungan asam lemak ini hingga 50%.

Asam Linoleat (Linoleic Acid) – Merupakan asam lemak tak jenuh yang berfungsi sebagai
pelembab pada sabun mandi. Asam lemak ini juga menghasilkan sabun mandi yang terasa
lembut di kulit. Mudah untuk teroksidasi dan kadaluarsanya sangat pendek.

Beberapa minyak yang memiliki kandungan asam linoleat yang tinggi antara lain minyak biji
anggur (grapeseed oil), minyak jagung, minyak kedelai, minyak bunga matahari. Semua minyak
tersebut memiliki kandungan asam lemak linoleat lebih dari 50%.

Asam Linolenat (Linolenic Acid) – Memiliki fungsi yang hampir sama dengan asam linoleat
pada sabun mandi yang dihasilkan. Biasanya digunakan dalam jumlah yang sangat sedikit
dalam formulasi sabun mandi.

Tidak banyak minyak yang memiliki kandungan asam linoleat. Minyak biji ganja (hemp seed oil)
memiliki kandungan mencapai 20%. Beberapa minyak yang memiliki kandungan yang rendah
antara lain minyak bekatul (rice bran oil), kedelai dan biji bunga matahari.

Asam Miristat (Myristic Acid) – Memiliki fungsi yang hampir sama dengan asam laurat.
Menghasilkan sabun yang keras, kemampuan membersihkan dan menghasilkan busa yang
melimpah.

Minyak kelapa dan minyak inti kelapa sawit mengandung asam miristat lebih dari 10%.
Asam Oleat (Oleic Acid) – Berfungsi untuk menambah kelembaban pada sabun mandi yang
dihasilkan. Tidak menghasilkan busa yang melimpah pada sabun mandi. Asam lemak ini lebih
stabil terhadap oksidasi, sehingga memiliki waktu kadaluarsa yang panjang.

Minyak zaitun, minyak alpukat, minyak almond merupakan minyak yang kaya kandungan asam
oleat. Selain itu minyak bekatul dan minyak kacang tanah juga memiliki kandungan yang cukup
tinggi.

Asam Palmitat (Palmitic Acid) – Asam lemak ini mempengaruhi kekerasan dan menghasilkan
busa yang lembut pada sabun mandi. Berpengaruh juga terhadap tingkat kebersihan sabun mandi
yang dihasilkan. Memiliki masa kadaluarsa yang panjang.

Minyak kelapa sawit memiliki kandungan asam lemak ini hingga 40%. Cocoa butter juga
mengandung asam lemak ini sekitar 20%.

Asam Risinoleat (Ricinoleic Acid) – Merupakan asam lemak yang berpengaruh terhadap tingkat
kelembaban sabun mandi. Juga menghasilkan busa yang stabil.

Tidak ditemukan pada minyak nabati yang lainnya. Hanya minyak jarak (castor oil) yang
mengandung asam lemak ini hingga 90%.

Asam Stearat (Stearic Acid) – Memiliki fungsi yang hampir sama dengan asam palmitat. Asam
lemak ini juga bisa menghasilkan sabun yang lebih tahan lama saat pemakaian.

Banyak ditemukan pada minyak yang berbentuk padat seperti cocoa butter, shea butter, dan
mango butter.

Asam lemak dalam bentuk murni juga bisa digunakan pada formulasi sabun mandi.

Jenis asam lemak yang paling sering digunakan yaitu asam stearat (stearic acid). Berfungsi
untuk menambah kekerasan pada sabun mandi. Biasa digunakan juga dalam formula kosmetik
untuk menambah kekentalan pada lotion, kekerasan pada lipstick, dsb.

Alkali dan Perhitungan Jumlah Alkali Untuk Membuat Sabun

Alkakli yang digunakan sebagai bahan pembuat sabun mandi biasanya NaOH dan KOH. NaOH
digunakan sebagai bahan pembuat sabun batang/padat. Sedangkan KOH digunakan sebagai
bahan pembuat sabun cair.

Pastikan selalu gunakan pure NaOH untuk membuat sabun. Pure NaOH biasanya berbentuk
flakes maupun pellet.

Pada setiap minyak tertera keterangan SAP Value, apa sih itu sebenarnya SAP Value?

SAP Value merupakan singkatan dari saponification value. Artinya jumlah alkali yang
dibutuhkan untuk merubah minyak menjadi sabun.
Jumlah NaOH yang dibutuhkan untuk membuat sabun bergantung terhadap nilai saponifikasi
dari minyak yang digunakan. Biasanya nilai saponifakasi hanya terncantumkan nilai saponifikasi
dari KOH nya saja.

Dibutuhkan konversi nilai KOH ke nilai NaOH, yaitu nilai KOH dikali dengan 1⁄1402,5 maka
akan menghasilkan nilai NaOH yang dibutuhkan.

Nilai saponifikasi juga biasanya menggunakan kisaran (range). Gunakan nilai tengah jika yang
tercantum berupa kisaran (range).

Contoh untuk menghitung jumlah NaOH yang dibutuhkan:

Minyak Kelapa 1 gr

SAP Value = 248-265 mg KOH / gr minyak

Nilai tengah = 256,5

Jumlah NaOH yg dibutuhkan = 256,5×1/1402,5 = 0,183 gr NaOH/gr minyak

Penghitungan NaOH dari Beberapa Minyak

1. Kelapa 300 gr

SAP = 256,5 x 1⁄1402,5 = 0,1828 gr NaOH / gr minyak

NaOH yang dibutuhkan = 300 x 0,1828 = 54,8663 gr NaOH

2. Kelapa Sawit 300 gr

Nilai SAP 199,5 KOH = 199,5 x 1⁄1402,5 = 0,1422 gr NaOH / gr minyak

NaOH yang dibutuhkan = 300 x 0,1422 = 42,6737 gr NaOH

3. Olive Pomace 400 gr

Nilai SAP 187,5 KOH = 187,5 x 1⁄1402,5 = 0,1337 gr NaOH / gr minyak

NaOH yang dibutuhkan = 400 x 0,1337 = 53,4759 gr NaOH

4. Total NaOH yang dibutuhkan adalah A+B+C = 55+43+53 = 151 gr NaOH


Kalkulator Alkali Online

Menghitung jumlah alkali sendiri untuk sebagian orang sangat membingungkan. Apalagi jika
kita tidak mengerti nilai saponifikasi dari suatu minyak. Kebanyakan minyak yang ada di pasaran
memang tidak mencantumkan nilai saponifikasi.

Kamu nggak perlu bingung!

Ada berbagai macam kalkulator untuk menghitung jumlah alkali yang dibutuhkan. Kalkulator
memudahkan menghitung alkali yang dibutuhkan dengan cepat dan rinci. Kalkulator tersebut
juga memberikan kisaran (range) nilai saponifikasi dari berbagai minyak.

Berikut merupakan beberapa kalkulator alkali yang terbaik:

Brambleberry Lye Calculator – Kalkulator ini bisa menghitung jumlah alkali untuk sabun cair
dan sabun batang. Terdapat satuan ukuran berat dalam gram. Selain itu juga terdapat fragrance
calculator, untuk memudahkanmu menghitung pewangi. Kalkulator ini juga tersedia pada
aplikasi smart phone android maupun iphone.

Soapcalc Lye Calculator – Merupakan kalkulator yang paling komplit. Selain menghitung
jumlah alkali, juga memberikan informasi tentang kualitas sabun mandi yang dihasilkan.
Sehingga kamu bisa mengetahui komposisi minyak yang paling baik untuk kebutuhanmu.

Soapguild Lye Calculator – Kalkulator dasar yang mudah digunakan. Memberikan informasi
tingkatan superfat. Selain itu juga memberikan kisaran jumlah air minimal dan maksimal yang
dibutuhkan. Tersedia satuan ukuran gram.

Menghitung menggunakan kalkulator alkali memang sangat mudah. Hanya dengan beberapa
“click” kita bisa mengetahui jumlah alkali yang dibutuhkan.

Dibalik kemudahan tersebut, terdapat juga kekurangan pada kalkulator alkali. Kekurangan yang
paling utama adalah nilai kisaran saponifikasi.

Nilai saponifikasi yang tersedia dalam kalkulator alkali hanya berupa kisaran. Maksud kisaran
disini bukan merupakan nilai saponifikasi sesungguhnya dalam setiap minyak. Biasanya pada
kalkulator tersebut selalu merekomendasikan untuk melakukan superfat. Supaya tidak terjadi
kelebihan alkali.

Untuk bisa mengetahui lebih detail tentang nilai saponifikasi dari suatu minyak, maka kamu
harus bertanya kepada produsen minyak tersebut untuk mendapatkan nilai pastinya. Kemudian
dihitung secara manual dan dicocokan dengan hasil dari kalkulator alkali jika kamu kurang yakin
dengan perhitunganmu.
Air

Berfungsi untuk melarutkan NaOH. Sebaiknya gunakan air yang benar-benar murni H2O tanpa
ada tambahan mineral yang lainnya, jangan gunakan air sumur atau air PAM, cari Air Distilasi
(Distilled Water) atau Air Demineralisasi (Demineralized Water) atau Deionized Water.

Perbandingan penggunaan air minimum untuk melarutkan NaOH biasanya sebesar 27% NaOH :
73% Air. Sedangkan untuk maksimalnya sebesar 40% NaOH : 60% Air. Setiap 1 gr NaOH
membutuhkan 1 gr Air untuk melarutkannya.

Untuk yang baru belajar membuat sabun sebaiknya gunakan yang minimum.

Aditif Atau Bahan Tambahan Yang Biasa Digunakan Sebagai Bahan Pembuat Sabun

Kamu bisa menambahkan banyak bahan-bahan alami seperti jus buah, susu sapi, susu kambing,
pewangi, pewarna, dsb.

Disinilah letak seni dari membuat sabun.

Kamu bisa bereksperimen dengan bahan alami apapun setelah kamu mengetahui beberapa aditif
yang digunakan sebagai bahan pembuat sabun. Saya akan memberikan daftar beberapa aditif
yang biasa digunakan.
1. Pewangi

Tidak lengkap jika sabun mandi tidak berbau harum. Pewangi untuk sabun mandi yang biasanya
digunakan adalah synthetic fragrance dan essential oil. Jika kamu ingin menjaga kealamian
sabunmu maka gunakan minyak atsiri atau essential oil.

Pewangi biasanya ditambahkan pada saat trace.

Pemilihan pewangi hanya masalah preferensi saja, ada yang suka aroma kayu-kayuan, segar,
maupun pedas. Jumlah pewangi yang disarankan sebesar 1-3% dari total berat sabun.

2. Superfat

Bisa juga berarti lye discount, yang artinya mengurangi alkali yang digunakan. Atau bisa juga
dengan menambahkan minyak tanpa menambah alkali yang digunakan. Sehingga ada sebagian
minyak yang tidak mengalami saponifikasi.

Menghasilkan sabun yang lebih melembapkan, karena minyak tambahan berfungsi sebagai
moisturizer kulit. Superfat juga memastikan alkali yang terkandung bereaksi semua, sehingga
tidak ada lagi yang tersisa.Biasanya berkisar 2-10% dari total minyak yang digunakan.
Minyak yang digunakan untuk superfat contohnya: minyak alpukat, almond, mango butter, shea
butter, argan, jojoba, dsb.

3. Pewarna

Warna membuat sabun makin menarik dan merupakan salah satu yang paling mengasyikan.
Memberikanmu untuk menuangkan kreatifitas yang kamu miliki. Pewarna yang digunakan
sebaiknya bertipe food grade atau cosmetic grade.

Biasanya berupa iron oxide, clay, titanium dioksida, karbon aktif, atau bahkan coklat bubuk.
Pewarna yang umum berbentuk serbuk. Jika ingin menggunakan pewarna, larutkan dulu ke
dalam minyak. Untuk lebih detail mengenai pewarna kamu bisa membaca cara mewarnai sabun
mandi supaya lebih cantik dan unik.

4. Exfoliant

Exfoliant merupakan bahan pembuat sabun tambahan untuk memberikan tekstur kasar atau untuk
scrub. Berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati dan memberikan kulit yang lembut.

Biasanya ditambahkan saat trace. Bahan yang biasanya digunakan untuk exfoliant antara lain:
garam, kopi, biji-bijian, clay, dsb. Banyaknya exfoliant yang ditambahkan hanya masalah
prefernsi saja.
5. Susu

Susu dapat digunakan untuk menggantikan air untuk melarutkan alkali. Alkali dengan susu
menghasilkan reaksi yang berbeda. Panas yang dihasilkan alkali akan membakar gula yang
terkandung dalam susu. Menghasilkan warna yang kecoklatan. Tidak berpengaruh jelek, hanya
masalah warna saja.

Susu memberikan efek melembapkan pada kulit. Susu yang biasa digunakan antara lain susu
kambing, sapi, dan kelapa (santan).
6. Madu

Madu menghasilkan sabun dengan aroma yang manis. Bermanfaat untuk menambah kelembapan
kulit. Jika menggunakan madu, sehabis menuang sabun ke cetakan jangan di tutup.

Jaga supaya sabun tetap dingin, karena madu dapat meningkatkan panas. Gunakan hanya sekitar
satu sendok makan tiap 500 gr sabun.

Buat Sendiri Resep Sabun Mandimu

Kamu bisa menghasilkan resep sabun yang paling ideal untukmu dengan mengetahui
karakteristik bahan pembuat sabun yang umum digunakan. Minyak sangat mempengaruhi
karakteristik sabun yang dihasilkan. Baik sabun itu memiliki karakteristik yang melembapkan,
kaya busa, atau kombinasi. Tinggal disesuaikan menurut kebutuhanmu.

Mulailah melakukan beberapa percobaan kecil-kecilan untuk mencari resep yang paling ideal.
Terus catat hasil percobaan, hasil, dan kemajuannya.

Anda mungkin juga menyukai