Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 6 PROSES INDUSTRI KIMIA 1

NaOH (SODA API)

KELOMPOK :
HERMAN AMRULLAH

(14/369649/TK/42651)

DHIKA GRAHATIRTA WIDIANTO PUTRO


(14/363464/TK/41581)
IMAM FATHARANI

(14/367081/TK/42330)

NOVIAN BUYUNG

(14/367057/TK/42309)

SAEFULLAH TAHER

(14/363470/TK/41587)

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA


2016

Natrium Hidroksida (NaOH) yang sering disebut soda api atau caustic
soda adalah senyawa bersifat basa anorganik. Soda api larut dalam air,
etanol, dan metanol. Soda api bersifat higroskopis, dapat menurunkan
kelembaban udara, serta dapat mengadsorbsi karbon dioksida dari udara.
Soda api banyak digunakan di industri antara lain sebagai :

Pulp dan kertas : mengelola selulosa (serat alam) menjadi pulp


Sabun dan detergent : NaOH ditambah minyak kelapa
Rayon : kain yang dibuat dari hasil regenerasi selulosa
Tekstil
Industri yang lainnya

Natrium Hidroksida dapat dibuat dengan 2 cara yaitu :


1. Lime-soda process
Pada proses ini bahan yang digunakan adalah soda abu (Na 2CO3)
dan kapur (Ca(OH)2). Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Na2CO3 + Ca(OH)2
2NaOH + CaCO3
(1)
Reaksi ini merupakan reaksi seimbang yang di dalamnya selalu ada
kapur padam dan CaCO3 dalam fase padat.
Apabila : K1
= SCa(OH)2 = [Ca2+] [OH-]2
(2)
K2
= SCaCO3 = [Ca2+] [CO32-]
(3)
2

OH
C O3

Ca2+ =
=
K1
K2

(4)

K1
K2

2
C O 3

H
O

(5)
Natrium karbonat yang terkonversi menjadi NaOH dapat dinyatakan
dengan :

O H

X
=
(6)

[Na+] = [OH-] + 2[CO32-]


(7)
Memperkirakan konversi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Konversi dihitung setelah keadaan setimbang tercapai

O H

OH
2

X
=
=
C O 3

O H +2

O H

= O H +2[O H ]
K'

(9)

(8)

O H
K ' + 2
K'

(10)
Dari persamaan (10) dapat dilihat bila konsentrasi OH - sangat
kecil maka X mendekati 1. Jadi agar konversi mendekati
100% maka larutan NaOH hasil harus encer.

2. Konversi diperkirakan dari awal


+
N a

[CO32-]
= O H

(11)

C O3

H
O

O H 2

+
N a


OH

(12)
2 [OH-]2 + K [OH-] K [Na+] = 0
(13)
K

' 2

[OH ] =

K '

(14)

Dari persamaan (14) dapat dilihat bila konsentrasi Na + kecil


maka didapatkan konsentrasi NaOH yang tinggi, sehingga
agar konversi tinggi Na2CO3 encer.
Persamaan laju reaksi pembentukan NaOH dari Na2CO3 dan Ca(OH)2
adalah :
r = k [Na2CO3] [Ca(OH)2]
(15)
Dari persamaan (15), agar laju reaksi cepat maka dapat dengan
cara memperbesar nilai A (luas permukaan) yaitu dengan cara
dilakukan pencampuran sebaik-baiknya dengan pengadukan. Tetapi
apabila pengadukan terlalu cepat maka akan terbentuk kristal
CaCO3 yang halus, sedangkan kristal yang halus dapat mempersulit
pemisahan. Selain dengan pengadukan cara untuk mempercepat
reaksi adalah dengan suhu yang tinggi, suhu yang tinggi
menyebabkan daya larut Ca(OH)2 mengecil dan daya larut CaCO3
membesar. Suhu biasanya mendekati suhu didih larutan.
2. Elektrolisis NaCl (Chlor Alkali Process)
Elektrolisis NaCl adalah proses elektrolisis larutan NaCl jenuh yang
menghasilkan larutan NaOH, gas Cl2, dan gas H2. Ada 3 jenis proses
elektrolisis NaCl yang dikenal, yaitu :
1. Proses Diafragma

Proses diafragma yaitu proses elektrolisis yang menggunakan


diafragma asbes untuk memisahkan sel anode dan katode.
Pada tahun 1890-an, suatu proses baru untuk produksi soda
kaustik dan klorin dikembangkan dan penggunaannya
berkembang dengan cepat, yaitu pembuatan natrium
hidroksida
dan
klorin
dari
larutan
garam
secara
elektrolisis.Soda
kaustik
dan
klorin
dapat
bereaksi
membentuk natrium hipoklorit (NaClO), dengan reaksi lebih
lanjut untuk menghasilkan natrium klorat (NaClO 3) pada
temperatur operasi diatas 400C.Untuk mencegah hal tersebut,
maka ruang katode dan anode dipisahkan menggunakan
sekat yang disebut diafragma, sehingga sel ini dinamakan
sel diafragma (Gambar 1).Teknik utama untuk elektrolisis di
Amerika Serikat ialah sel diafragma.Sel diafragma juga
menjaga bercampurnya gas hidrogen dan gas klor, karena
kedua gas tersebut dapat menyebabkan terjadinya ledakan
apabila bercampur. Sel diafragma terbuat dari suatu selaput
berpori yang dapat dilalui ion-ion, namun tetap dapat
menahan percampuran produk. Sel diafragma yang lama
menggunakan anode grafit dan katode berupa kotak
bajadengansisi yang berpori.Apabila digunakan elektrode
grafit, maka akan terjadi reaksi berikut.
C(s) + 4 OH-(aq)CO2(g) + 2 H2O(l) + 4e(16)
Dengan demikian, anoda harus diganti secara rutin. Diafragma
terbuat dari bahan yang mempunyai sifat permeabilitas,
seperti asbes atau fluorocarbon yang ditempatkan pada
selaput berpori.Awalnya, diafragma yang digunakan terbuat
dari

asbes.

pemakaian

Diafragma

itu

dan

akan

ini

kemudian
terlihat

tersumbat
dari

karena

penurunan

voltase.Diafragma itu harus diganti secara berkala. Sel yang


menggunakan anode yang terbuat dari titanium yang dilapisi
platinum, ruthenium, iridium jarang menyebabkan diafragma
tersumbat sehingga sel dapat beroperasi selama 12-24 bulan
tanpa pergantian diafragma.

Pada pertengahan tahun 1980-an, dikembangkan diafragma


yang bebas dari asbes,yaitu polimer fluorocarbon, terutama
PTFE (politetrafluoroetilena).
Diharapkan bahwa diafragma yang dikembangkan tersebut
dapat memperpanjang umur pemakaian diafragma dan dapat
mengatasi keberatan para pencinta lingkungan mengenai
adanya kemungkinan asbes yang masuk ke lingkungan.

Gambar 1. Sel Diafragma


Pada elektrolisis dengan menggunakan sel diafragma, arus DC
dialirkan melalui sel agar elektrolisa larutan natrium klorida
dan arahnya dari anoda ke katoda, yang berlawanan arah
dengan aliran elektron.
Reaksi terutama yang terjadi pada anodenya ialah :
2Cl-(aq)Cl2(g) + 2e-

Eooks = - 1,36 V

(17)
2 H2O(l) O2(g) + 4H+(aq) + 4e- Eooks = - 1,23 V
(18)
Dan reaksi di katodenya ialah :
2 H2O (l) + 2e-H2(g) + 2OH- (aq)
(19)

Eored = - 0,83 V

2Na+ (aq) + 2e- 2Na (s)

Eored = - 2,71 V

(20)
Dari harga potensial reduksi di atas, reaksi keseluruhan yang
terjadi di katode dan anode:
Oksidasi : 2 Cl- (aq) Cl2 (g) + 2 eReduksi : 2 H2O

(l)

Eooks = - 1,36 V

+ 2 e-H2 (g) + 2 OH- (aq)

Eored = -

0,83 V
2 NaCl(aq) + 2 H2O(aq) H2(g)+ Cl2(g) + 2 NaOH(aq)

Eosel = - 2,19 V

Dalam sel diafragma, perhatikan bahwa permukaan larutan


sengaja
daripada

dibuat

lebih

dalam

tinggi

katode.

dalam
Hal

kompartemen

ini

bertujuan

anode
untuk

meminimumkan migrasi OH- melalui diafragma ke anode,


dimana ion tersebut dapat bereaksi dengan klorin yang
sedang

dihasilkan

atau

klorin

akan

mengalami

disproporsionasi dalam keadaan basa. Dalam larutan alkali, Cl 2


akan terdisproporsionasi menghasilkan ClO dan Cl.
Cl2 + OH-ClO- + Cl-+ H+
(21)
Pada sel diafragma, hasil dari ruangan katode merupakan
suatu campuran, yaitu 10 -12% NaOH dan 14-16% NaCl (aq).
Untuk pengiriman, larutan ini perlu dipekatkan terlebih
dahulu, biasanya sampai 50% dan ini menelan banyak energi,
biarpun

menggunakan

evaporator

menghasilkan 1 ton kaustik 50% air

efek

ganda.

Untuk

yang harus diuapkan

mecapai 2600 kg. Walaupun garam tidak terlalu larut dalam


larutan kaustik, ion klorida yang masih tertinggal sedikit itu
tidak dapat diterima bagi industri pemakainya (seperti industri
dalam pembuatan rayon). Natrium klorat juga merupakan
masalah jika kaustik itu hendak digunakan pada pembuatan
gliserin, natrium sulfat, natrium hidrosulfat, dan bahan kimia
lainnya.

Larutan dari ruangan katode dipekatkan dengan penguapan


air agar konsentrasi NaOH bertambah dan pemurnian NaOH
dilakukan dengan pengkristalan NaCl (p). Hasil akhir dalam
proses klor alkali tersebut adalah 50% NaOH (aq) dengan
sekitar

1%

NaCl

berupa

pengotoran.

Cl2

(g)

dapat

mengandung sekitar 1,5% O2 (g) disebabkan proses oksidasi.


Hukum kimia mensyaratkan bahwa setiap mol klorin yang
dihasilkan melalui elektrolisis larutan garam diiringi dengan
dua mol natrium hidroksida. Karena kebutuhan akan kedua
produk tidak beribang secara deal, maka harga kedua
komoditas ini berfluktuasi Suatu produk samping dari reaksi
ini adalah hidrogen. Hidrogen dapat bereaksi langsung dengan
klorin menghasilkan hidrogen klorida gas dengan kemurnian
tinggi. Selain itu, hidrogen dapat
direaksikan dengan nitrogen menghasilkan ammonia.

Diagram Alir
ElektrolisisASel G
Diafragma
iPenjear
Garam yang
a
r
nuhan
Pengebelum murni
Air m
ndapa
Filt
R
Gara
n
rasi
e
m
Lar
Elek Gsi
G
Pe
uta
a d Pen
Pendi
troli
a
din
Pe
m
u Pen
n
ngin
s
r
sis
H
nd
ek
gin
ger
kau
an
a Pe
C Pen
an
at
in
cair
ing
2
Pen
stik
m nyi
l
2
an
gi
N
mp
an
gua
Klo
na
an
pan
a
rin
n
an
O
H

Gambar 2. Diagram Elektrolisis Sel Diafragma

Dari harga E0sel untuk elektrolisis larutan NaCl

diketahui

bahwa elektrolisis larutan NaCl memerlukan tegangan lebih


dari 2,19 V. Sebenarnya, karena tahanan dalam dari sel
elektrolisis

dan

potensial

berlebih

(over-potential)

pada

elektroda,diperlukan suatu voltase yang agak lebih tinggi kirakira 3,5V.


Jika sebuah arus sebesar 1,00 A dilewatkan melalui suatu sel
diafragma secara kontinyu

selama 24 jam, jumlah Cl2 yang

diproduksi kira kira


Jumla h g Cl 2=24 jam

60 men 60 det 1C 1 mol e 1mol Cl 2 70,9 g Cl 2

1 jam 1 men det 96500 C


2 mol e
1 mol Cl 2

= 32 g
Ini merupakan kecepatan produksi yang tak berarti untuk
proses komersial. Agar sebuah sel menghasilkan sekitar 1 ton
Cl2 per hari, diperlukan arus sekitar 31 A. Sedangkan total
energi ekivalen yang dibutuhkan untuk menghasilkan larutan
kaustik soda melalui proses sel diafragma adalah sekitar
5.000

kWh

per

metrik

ton

larutan

kaustik

yang

dihasilkan.Suatu segi yang paling menguntungkan mengenai


sel diafragma adalah bahwa sel itu dapat beroperasi dengan
larutan garam encer (20%) yang kurang murni.
2. Proses Merkuri
Proses merkuri menggunakan raksa sebagai katode yang
berikatan dengan ion Na membentuk amalgram NaHg.
Amalgram ini bereaksi dengan air membentuk NaOH dan Hg
dikembalikan ke dalam sel.

Diagram
A
g
Penj
Alir
i Air
a
Peng
enu r Zat
garam
Elektrolis
R
r
Filtr
peng
end
Fi
yang
han
is Sel
e
Pend
a
enda
a
asi
apa
lt
belum
Elekt
Air
si
Merkuri
A
mnA ingin
H
p
Pen
n
murni
La r
rolisi
d
Peng
Gara
m
an
g
oi
Pen
ru Pe
a li surai
am
udin
Sel
Pendi
Ko
ger
r l
taPem
nd
gin
Pem
si
ngin
Merk
Pe
an
mp
ing
n bua
in t
an
g
C
buan
an
ny
uri
resi
kanga
N
an
Ama
a H
gi
gan
l
us im
m2
n
a
lga
na
merk
tik pa
2
mer
n
O
muri
na
kuri
H
n
Gambar 3. Diagram Alir Elektrolisis Sel Merkuri
Suatu proses elektrolisis dalam industri klor-alkali yang
menghasilkan NaOH (aq) dengan kemurnian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sel diafragma adalah sel merkuri. Dalam
elektrosis tersebut, anodenya terbuat dari grafit atau titanium,
tetapi katodenya adalah kolam aliran raksa (merkuri). Katode
merkuri mempunyai overpotensial yang lebih tinggi untuk
mereduksi H2O menjadi OH- menjadi H2(g).Reduksi yang
terjadi adalah Na+ (aq) menjadi Na(l) yang larut dalam
merkuri membentuk suatu amalgam (paduan raksa natrium)
berupa 0,5% Na. Ion Cl- yang berasal dari larutan garam NaCl
mengalami oksidasi di anoda menghasilkan gas Cl2.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
: 2Na+(aq) + 2e-2Na(l) (dalam Hg)

Katode
(22)

: 2Cl-(aq) Cl2(g)+ 2e-

Anode
(23)

NaHgmasuk ke dalam denuder. Denuder adalah bejana


berbentuk silindris diisi dengan bola-bola grafitdiimpregnasi

dengan logam transisi (seperti Fe atau Ni). Di dalam denuder


ditambahkan air, kemudian natrium almagam mengalami
hidrolisis. Reaksinya adalah sebagai berikut :
2Na(l) (dalam Hg)+ 2H2O H2(g) + 2NaOH

(aq)

+ Hg(l)

(24)
Hg(l) yang dihasilkan kemudian dikembalikan lagi ke dalam sel
elektrolisis.
Bila untuk proses tersebut digunakan air dalam jumlah yang
tepat, maka hasilnya ialah NaOH 50% dengan kandungan
garam yang sangat rendah (30 ppm).

Gambar 4. Sel Raksa


Sel merkuri kiranya banyak memberikeuntungan daripada sel
diafragma,

terutama

karena

dapat

menghasilkan

NaOH

dengan kemurnian tinggi tanpa prosedur lanjutan yang terlalu


banyak. Satu kerugian yang penting adalah bhwa sel merkuri
memerlukan voltase yang lebih tinggi (kira-kira 4,5 V)
dibandingkan sel diafragma dan juga memerlukan energi
listrik

yang cukup banyak, yaitu sekitar 3100 kWh/ton Cl 2

dalam sebuah sel merkuri, dibandingkan dengan 2700 kWh


dalam sel diafragma. Kerugian lain yangcukup serius dari sel
merkuri ini adalah perlunya pengendalian limbah merkuri ke
lingkungan.

Sebelum

adanya

pengaturan

lingkungan,

dilaporkan kehilangan merkuri sekitar 200 g Hg tiap metric ton


Cl2yang diproduksi. Dewasa ini kehilangan merkuri ini dibatasi

sampai 0,28 g Hg tiap metric ton Cl 2 dalam pabrik lama dan


setengah dari jumlah ini dalam pabrik baru. Sekitar 25% dari
produksi klor-alkali di Amerika Serikat dibuat melalui proses
sel merkuri, tetapi preentase ini kelihatannya tidak akan
meningkat sebab kesulitan dalam hal pengendalian limbah
merkuri.
3. Proses Ion Exchange Membrane
Proses

ion

exchange

membrane

adalah

elektrolisis

menggunakan ion exchange membrane untuk memisahkan


sel anode dan katode. Membran pertukaran ion pertama kali
dikembangkan pada awal 1970-an oleh Du Pont (Nafion),
diikuti oleh Asahi Glass (Flemion).Proses elektrolisis larutan
garam (brine) dengan menggunakan sel membran merupakan
teknologi termodern dalam industri klor alkali. Beberapa jenis
polimer dikembangkan untuk digunakan sebagai membran
dalam industri tersebut. Du Pont mengembangkan polimer
asam

perfluorosulfonat

(Nafion),

sedangkan

Ashai

menggunakan membran berlapis banyak yang terdiri dari


polimer asam perfluorosulfonat yang dilapisi pada satu sisinya
dengan polimer asam perfluorokarboksilat.Untuk memberikan
kekuatan mekanik membran, membran umumnya diperkuat
dengan PTFE (polytetrafluoroethylene)serat.
Dalam sel membran tersebut, ruang anoda dan ruang katoda
dipisahkan oleh suatu membran yang dapat dilalui oleh kation
(ion

positif)

atau

disebut

juga

membran

penukar

kation.Membran penukar kation tersebut memiliki peranan


penting yaitumenjadi media yang memungkinkan terjadinya
perpindahan ion-ion natrium (Na+) dari ruang anoda ke ruang
katoda. Namun, membran tersebut mencegah mengalirnya
ion Cl-ke ruang katoda dan mencegah sebagian besar ion OH ke ruang anoda sehingga soda kostik yang dihasilkan tidak
bercampur dengan larutan garam.

Sel membran beroperasi dengan menggunakan larutan garam


yang lebih pekat dan menghasilkan produk yang lebih murni
dan lebih pekat (28% NaOH yang mengandung 50 ppm NaCl;
dan produk dengan 40% NaOH pun akhir-akhir ini dikabarkan
ada).Larutan garam natrium klorida jenuh yang mengandung
ion-ion Na+ and Cldialirkan ke dalam ruang anoda, sedangkan
pada ruang katoda diisi air murni.Suatu arus searah (DC)
kemudian
dialirkan
melalui

sel

tersebut.

Gambar 5. Sel Membran


Pada anoda, ion-ion klorida (Cl) dalam larutan garam (NaCl)
mengalami oksidasi menjadi gas klorin (Cl 2), sedangkan pada
katoda ion-ion hydrogen (H+) dalam air mengalami reduksi
menjadi gas hydrogen (H2).

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

: 2 H+ + 2 e H2 (g)

Katode
(25)

: 2Cl- Cl2+ 2e-

Anode
(26)

Selanjutnya, ion-ion natrium (Na+) yang berpindah dari anoda


ke

katoda

bereaksi

dengan

ion-ion

hidroksida

(OH )

menghasilkan soda api (NaOH) dengan konsentrasi 32-35%.


Untuk mencapai konsentrasi soda api 50%, larutan kaustik
yang

diproduksi

harus

dipekatkan

dengan

penguapan

(terkonsentrasi di vaporizer).
Reaksi elektrolisis larutan garam (NaCl) secara keseluruhan
dapat dituliskan sebagai berikut:
2NaOH + Cl2 + H2

2NaCl + 2H2O
(27)

Karena gas klorin (Cl2) bersifat korosif, anoda harus dibuat dari
logam yang tidak reaktif seperti titanium, sementara katoda
dapat dibuat dari nikel.

Perbedaan antara ketiga macam sel elektrolisis :

Kualitas dari soda


kaustik
Konsentrasi soda
kaustik
Bahan baku air
garam

Merkuri
Tinggi, hanya
mengandung <30
ppm NaCl
50 %

Beberapapemurnian
diperlukan,
tetapitergantung
padakemurniangara
m atauair
garamyang
digunakan
Energi listrik yang sekitar 3100
digunakan

Diafragma
Mengandung 1.0 1.5% berat NaCl
12 %

Membran
Tinggi, hanya
mengandung
<50 ppm NaCl
33%

Beberapapemurnia
ndiperlukan,
tetapitergantung
padakemurniangara
m atauair
garamyang
digunakan
Sekitar 2700

Air garam yang


digunakan harus
dengan
kemurnianyang
tinggi agar tidak
mempengaruhi
kinerjamembran
2200-2500

(kWh/ton)
Tingkat
pencemaran
lingkungan

Tinggi

Tinggi

Rendah

Daftar Pustaka
Agung, 2013, Industri Klor Alkali.
https://heruagungsaputra.files.wordpress.com/2013/07/industri-kloralkali.docx
diakses pada 20 Maret 2016 pukul 15.30 WIB
Hafiz, 2012, Proses Pembuatan Caustic Soda (NaOH).
http://dokumen.tips/documents/pembuatan-naoh-2.html
diakses pada 20 Maret 2016 pukul 16.47 WIB
Buku Diktat Bahan Ajar Proses Industri Kimia 1 Tahun 2016, oleh Ir.
Supranto, PhD

Anda mungkin juga menyukai