PROSES KIMIA
PEMBUATAN NaOH DAN HCl
DENGAN PROSES ELEKTROLISIS
Disusun Oleh:
Nama
: Nimas Agustina P.
NIM
: 011200316
Prodi
: Teknokimia Nuklir
Rekan kerja
: Janice Nathania
Vemi Ridantami
TUJUAN
Menghitung efisiensi, neraca massa, dan neraca ekonomi proses pembuatan
natrium hidroksida dan asam klorida dengan mengelektrolisis larutan garam dapur
(air laut) menggunakan elektroda karbon sebagai anodanya dan air raksa sebagai
katodanya.
II.
DASAR TEORI
Soda Kaustik
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik alkali dan,
adalah dasar logam kaustik. Hal ini digunakan di banyak industri, terutama sebagai
basis kimia yang kuat dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air minum,sabun
dan deterjen dan sebagai pembersih tiriskan. Produksi di seluruh dunia pada tahun
2004 adalah sekitar 60 juta ton,sementara permintaan adalah 51 juta ton. [2]
Natrium hidroksida murni adalah padatan putih yang tersedia dipelet, serpih,
butiran, dan sebagai larutan jenuh 50%. Ini adalah higroskopis dan mudah
menyerap karbon dioksida dari udara,sehingga harus disimpan dalam wadah kedap
udara. Hal ini sangat larut dalam air dengan pembebasan panas. Hal ini jugalarut
dalam etanol dan metanol, meskipun pameran kelarutanrendah dalam pelarut
daripada kalium hidroksida. Natrium hidroksida cair juga merupakan basis yang
kuat, namun suhutinggi yang diperlukan aplikasi batas. Hal ini tidak larut
dalameter dan pelarut non-polar. Sebuah larutan natrium hidroksidaakan
meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
Natrium hidroksida didominasi ion, mengandung kation natriumhidroksida
dan anion. Anion hidroksida natrium hidroksidamembuat dasar yang kuat yang
bereaksi dengan asam membentuk air dan garam yang sesuai.
Natrium hidroksida bereaksi dengan asam protik untuk memberikan air dan garam
yang sesuai. Sebagai contoh,dengan asam klorida, natrium klorida terbentuk:
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Secara umum reaksi netralisasi tersebut diwakili oleh satu persamaan ionik
sederhana bersih:
OH-(aq) + H + (aq) H2O (l)
Jenis reaksi dengan panas rilis asam kuat, dan karenanyadisebut sebagai eksotermik.
Seperti reaksi asam-basa juga dapat digunakan untuk titrasi. Namun, natrium
hidroksida tidak digunakan sebagai standar primer karena bersifat higroskopisdan
menyerap karbon dioksida dari udara.
Natrium hidroksida adalah basa kuat utama yang digunakandalam industri
kimia. Dalam massal itu yang paling seringditangani sebagai larutan berair, karena
solusi yang lebih murahdan lebih mudah untuk menangani. Natrium hidroksida,
basa kuat, bertanggung jawab untuk sebagian besar aplikasi ini.Dasar yang kuat
lain seperti kalium hidroksida adalah mungkin untuk menghasilkan hasil yang
positif juga.
56% natrium hidroksida yang dihasilkan digunakan oleh industri kimia, dengan 25%
dari total sama yang digunakan oleh industri kertas. Natrium hidroksida juga
digunakan untuk pembuatangaram natrium dan deterjen, untuk regulasi pH, dan
untuk sintesisorganik. Hal ini digunakan dalam proses Bayer produksi aluminium.
Soda kaustik pada mulanya dibuat melalui kaustisasi soda (abu) LeBlanc
dengan menggunakan gamping :
Na2CO3 + Ca(OH)2 2 NaOH + CaCO3
Kalsium karbonat hasil reaksi tidak larut sama sekali dalam larutan kaustik.
Produksi soda kaustik dengan cara elektrolitik sudah dikenal pada abad kedelapan
belas, tetapi baru pada tahun 1890 soda kaustik diproduksi dengan cara ini. Sampai
beberapa tahun sebelum perang dunia I, kuantitaas soda kaustik yang dihasilkan
sebagai hasil samping produksi klor dari proses elektrolisis boleh dikatakan dapat
diabaikan bila dibandingkan dengan yang dibuat dari soda abu dengan kaustisasi
gamping. Tetapi pada tahun 1940 produksi soda kaustik elektrolitik sudah melewati
soda kaustik gamping dan pada tahun 1962 soda kaustik gamping sudah hampir
tidak dibuat lagi.[1]
Asam Klorida
Asam klorida ditemukan pada abad kelima belas oleh Basilius Valentinus.
Hidrogen klorida berwujud gas pada suhu dan tekanan kamar. Larutannya di dalam
air dikenal sebagai asam klorida (hydraulic acid), atau jika larutan HCl itu berada
dalam konsentrasi komersial dinamakan asam muriat (muriatic acid). Konsentrasi
asam komersial biasanya adalah 18oBe (gravitas spesifik 1,142) atau 27,9% dan
20oBe (gravitas spesifik 1,179) atau 35,2% HCl. HCl anhidro tersedia di dalam
silinder baja dan harganya jauh lebih mahal karena tingginya biaya silinder yang
digunakan.
Pemakai asam klorida terbesar adalah industri logam, kimia, makanan, dan
migas. Pemakaian terbesar adalah untuk cuci asam baja (perlakuan permukaan
untuk membersihkan kerak fabrikasi). Sebelum tahun 1963 cuci asam dilakukan
dengan menggunakan asam sulfat. Asam klorida kemudian menguasai pasaran ini
karena asam klorida dapat bereaksi dengan kerak pabrik lebih cepat dari pada asam
sulfat, sedang logam dasarnya tidak banyak terserang. Di samping itu permukaan
baja hasil cuci lebih baik dan lebih cocok untuk operasi pelapisan, juga kuantitas
cairan limbah bekas cuci lebih sedikit.
Pembuatan asam klorida dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. hasil samping klorinasi senyawa hidrokarbon aromatik dan alifatik
2. reaksi garam dengan asam sulfat
3. pembakaran hidrogen dengan klor
4. proses Hargreaver, yaitu dengan reaksi sebagai berikut :
4 NaCl + 2 SO2 + O2 + 2 H2O 2 Na2SO4 + 4 HCl
lembaran plastik yang aktif kimia, yang dapat melewatkan ion natrium, tetapi
menolak ion hidroksil.
3. Sel raksa, sel raksa operasinya sangat berbeda dari sel-sel jenis lain. Anodenya
grafit dan katodenya adalah kolam aliran raksa.
Hukum Faraday
Michael Faraday menerangkan hubungan kuantitatif antara jumlah zat yang
bereaksi di katoda dan anoda dan muatan listrik total yang melewati sel. Hasil
penelitian Michael Faraday dikenal dengan nama Hukum Faraday, yang dinyatakan
sebagai berikut :
Listrik sebanyak 96.500 C yang mengalir melalui sel menghasilkan 1 gram
ekuivalen reaksi kimia pada masing-masing elektrode
Muatan elektron (e) tunggal (dinyatakan dalam coulomb) adalah sama dengan :
1,6021773 x 10-19 C, sehingga jumlah muatan yang ditunjukkan oleh 1 mol
elektron adalah :
Q
Q
t
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)
Mol elektron
It
96,485 C/mol
. . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
Dari jumlah mol elektron yang lewat dalam rangkaian, maka jumlah mol senyawa
yang bereaksi pada elektroda dalam sel elektrokimia dapat dihitung.
III.
2. Adaptor
11. Buret
3. Amperemeter
4. Voltmeter
5. Neraca analitik
6. Gelas beker
15. pH meter
7. Erlemmeyer
8. Pipet gondok
17. Statif
9. Pipet tetes
18. Kabel
IV.
LANGKAH KERJA
1. Larutan garam dapur jenuh dibuat dengan cara menimbang 720 g NaCl
kemudian dilarutkan ke dalam 2 L air, kemudian dimasukkan ke dalam
rangkaian alat yang digunakan untuk elektrolisis.
2. Air raksa dimasukkan dengan teliti ke dalam rangkaian alat.
3. Air dimasukkan ke dalam rangkaian alat dengan menyisakan sedikit jarak di
bawah corong
4. Sebanyak 75 mL n-heksana dan akuades dimasukkan dengan teliti ke dalam
rangkaian alat
5. Minyak dimasukkan ke dalam rangakaian hingga menutupi keluaran selang
pada rangkaian
6. Alat dirangkai seperti gambar di bawah ini :
HCl
yang
terdapat
dalam
rangkaian
diambil
dengan
cara
V.
DATA PENGAMATAN
5.1 Elektrolisis NaCl
Waktu elektrolisis
= 3 hari
Voltase ( V )
= 5 Volt
= 50 mA
= 3 ml
= 1275 mL
Volume Hg awal
= 30 mL
Volume Hg akhir
= 27 mL
= 13,543 gr/ml
BE NaOH
= 39,99 gr /ek
BE HCl
= 36,45 gr /ek
BM Hg
= 200,59 gr/ek
BM NaHg
= 233,59 gr/ek
BM NaCl
= 58,44 gr/ek
= 63,035 gr/ek
C6H14 (n-Hexana)
= 86,18 gr/ek
Hari
V (tegangan)
Waktu
PH
I Arus
11.45
8,8
50
12.45
9,64
50
13.45
10,75
50
14.45
11,61
50
07.30
12,00
50
Volt
09.00
12,94
50
10.04
12,99
50
15.30
13,01
50
15
15,5
15
15,5
Perubahan Warna
Merah muda
menjadi bening
15
1,6
15
1,5
15
1,3
Perubahan Warna
Merah muda
menjadi bening
0,1
0,1
Perubahan Warna
Bening menjadi
merah muda
10
VI.
PENGOLAHAN DATA
Pada pengolahan data kali ini, perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Percobaan yang dilakukan ini adalah pembuatan HCl dan NaOH, oleh karena
itu maka perhitungan pertama yang dilakukan adalah perhitungan konsentrasi
zat-zat hasil dengan menggunakan data volume titran.
2. Melakukan perhitungan berat NaOH dan HCl hasil proses dengan
menggunakan data konsentrasi zat-zat hasil tersebut yang didapatkan dari
perhitungan proses perhitungan no.1, hasil yang didapatkan adalah output dari
proses ini.
3. Melakukan perhitungan input pada proses ini.
4. Melakukan perhitungan efisiensi proses ini, dengan cara membandingkan input
dan out put.
5. Melakukan perhitungan neraca massa dari proses ini.
6. Melakukan perhitungan neraca ekonomi dari proses ini.
pH
10
15
20
25
30
35
40
45
50
waktu (jam)
11
BE H2C2O4.2H2O
= 63,035 gr/ek
Konsentrasi
=1N
2. Konsentrasi HCl
Normalitas NaOH = 0,1366 N
V HCl x N HCl = V NaOH x N NaOH
1 ml
2. HCl
Berat HCl = N HCl x BE HCl x V hasil HCl
= 0,1033 ek/L x 36,45 gr/ek x 3 mL x (1L/1000mL)
= 0,0113 gr
12
= 50 mA ~ 0,050 A
=I.t
= 0,050 A x 259200 sekon
= 12960 C
Diketahui
: 1ek = 1C
1 ek = 96.500 C/mol
2 Na+ + 2 Cl-
2NaHg
Cl2 + 2e-
Cl2 + 2NaHg
2 Cl
2 NaCl + 2Hg
1ek = 1C
1 ek = 96.500 C/mol
Mol e- =
= 0,50337 mol
Reaksi di anoda
2 Cl-Cl2 + 2 emaka mol Cl2
mol Cl2
Pada reaksi:
2 NaCl + 2Hg Cl2 + 2NaHg
Maka mol NaCl
13
= m NaCl x 100 %
= 720 gr x (100/100)
= 720 gr
Efisiensi elektrolisis =
=
x 100%
x 100%
= 4,08 %
=
=
x 100%
x 100%
= 1,09%
1. Efisiensi NaOH
Reaksi di katoda :
2H2O + 2 e- H2 + 2 OHPada reaksi pembentukan NaOH dari amalgama dan air :
2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Dari reaksi di atas diketahui bahwa mol electron = mol NaOH = 0,1343 mol.
Jika NaOH reaksinya sempurna atau 100% , maka
Reaksi di katoda :
2H2O + 2 e- H2 + 2 OHmaka 2 mol e-
= 1 mol H2
1 mol H2
= 2 mol NaOH
14
mol NaOH
= x mol H2
= x 0,251685mol
= 0,1258425mol
= 4,9967 gr
Sehingga,
NaOH hasil proses
100 %
NaOH
.
seharusnya
sec
ara
teoritis
=
Efisiensi NaOH
x 100%
= 99,28 %
2. Efisiensi HCl
Reaksi Anoda :
2 Cl- Cl2 + 2 emaka 2 mol e- = 1 mol Cl2
1 mol Cl2
= x mol e= x 0,50337mol
= 0,251685mol
C6H5 Cl + HCl
15
x 100%
= 0,12 %
6.5 Neraca Massa
Reaksi yang terjadi secara umum adalah:
2 NaCl
2 Na+ + 2 Cl-
2NaHg
Cl2 + 2e-
Cl2 + 2NaHg
2 Cl
2 NaCl + 2Hg
Mol e- =
=0,50337 mol
Reaktor Elektrolisis:
= 720 gr
b. H2O
H2O masukan
= 2000 gr
16
= NaCl + H2O
= 720 gram + 2000 gram
= 2720 gram
Output
d. Na+
Massa Na+
= molNa+ x ArNa+
= 0,50337mol x 23gr/mol
= 11,5775 gr
e. H2O
Massa H2O
f. ClMassa Cl-
g. NaCl sisa
mNaCl bereaksi
massa NaCl yang tersisa = NaCl masukan - massa NaCl yang terurai
= 720 gr - 29,4471gr
= 690,5529gr
Jumlah massa output = mNa+ + mCl- + mNaCl sisa + mH2O
= (11,5775 + 17,8696 + 690,5529 + 2000) gram
= 2720 gram
= 11,5775 gram
b. Hg
Massa Hg
= 676,3 gr
17
= Massa Na++Massa Hg
= (11,5775 + 676,3) gram
= 687,8775 gram
Output
a. NaHg
Massa NaHg = mol NaHg x Mr NaHg
= 0,50337 mol x 223 gram/mol
= 112,2515 gram
b. Hg sisa
Massa Hg bereaksi
= mol Hg x Mr Hg
= 0,50337 mol x 200 gr/mol
= 100,674 gram
massaHg sisa
= 112,2515 gram
b. H2O
Massa Aquadest
= V H2O x H2O
= 2000 ml x 1 gram/ml
= 2000 gram
c. Hg
Berat Hg masukan
18
= 4,9967 gram
b. H2O sisa
Reaksi : 2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Mol H2O bereaksi
= 0,1249 mol
= mol NaOH
= 0,1249 mol
d. Hg sisa
Reaksi : 2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Mol Hg
Massa Hg bereaksi
Hg sisa total
= m Hg input + m Hg bereaksi
= 575,626 gram + 24,98 gram
= 600,6 gram
19
e. H2
Reaksi : 2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Mol H2
Berat H2
=x
= 0,1249 gr
Jumlah massa output = Massa (NaOH + Total Hg sisa + NaHg sisa +H2O sisa + H2)
= (4,9967 + 600,6 + 84,3988 + 1997,75 + 0,1249) gram
= 2687,87 gram
= C6H14 x V C6H14
mC6H14
= 0,8786 gram/mL x 75 ml
mC6H14
= 65,895 gram
b. H2O
Massa Aquadest
= V H2O x H2O
= 75 ml x 1 gram/ml
= 75 gram
c. Cl2
Reaksi (anoda) : 2Cl- Cl2 + 2eMassa Cl2
Output
a. H2O
Massa H2O
= 75 gram
b. HCl hasil
Reaksi : C6H14+ Cl2 C6H13Cl + HCl
Massa HCl
= 0,0113 gram
20
c. C6H13Cl
Reaksi : C6H14+ Cl2 C6H13Cl + HCl
Mol C6H13Cl
= mol HCl
= 0,0003 mol
MassaC6H13Cl
d. Cl2sisa
Reaksi : C6H14+ Cl2 C6H13Cl + HCl
Mol Cl2bereaksi
= mol HCl
= 0,0003 mol
e. C6H14sisa
Reaksi : C6H14+ Cl2 C6H13Cl + HCl
MolC6H14bereaksi
= mol HCl
= 0,0003 mol
Jumlah massa output = Massa (H2O + HCl + C6H13Cl + Cl2+ C6H14 sisa)
= (75+ 0,0113 + 0,037 + 17,8483 + 64,8692) gram
= 157.7658 gram
Electrode karbon
Rp. 100.000
21
Hg= 406,29 gr .
Rp. 284.403
Tangki elektrolisis
Rp. 150.000
Adaptor
Rp. 50.000
Multimeter
Rp. 150.000
Voltmeter
Rp. 50.000
Kabel
Rp. 20.000
Lain-lain
Rp. 500.000
Corong pemisah
Rp. 80.000
Buret
Rp. 50.000
Erlenmeyer
Rp. 100.000
Tangki
Rp. 100.000
Pipet tetes
Rp. 1.000
Kolom distilasi
Rp. 100.000
Labu ekstraksi
Rp. 100.000
Labu takar
Rp. 100.000
Rp. 500.000
1. Biaya elektrolisis
NaCl = 720 gr .
= Rp 3.600
Aquadest 2000 ml .
= Rp 1.400
Biaya listrik
Listrik W
=V.I.t
= 5 volt . 0,5 A . 72 jam
= 180 kWh
Biaya listrik
= 180 kWh .
= Rp 193.500
22
Biaya elektrolisis
= TFC + TVC
= Rp. 1.131.000 + Rp 198.500
= Rp. 1.329.500
Biaya Aquadest
Banyaknya aquadest yang digunakan :
Untuk melarutkan garam
= 2000 mL
Harga Aquadest
Total biaya elektrolisis = biaya listrik + biaya garam dapur + biaya aquades
= Rp. 1.329.500 + Rp 432 + Rp 1.400
= Rp 1.331.332
23
= 300 mL
= 789,5 mL = 0,7895 L
Dari hasil percobaan berarti unutuk membuat 789,5 mL HCl diperlukan biaya
sebesar = Rp 767.177
Harga HCl hasil percobaan per liter = Rp 767.177/ 0,7895 L
= Rp 971.725
Sedangkan harga HCl 37 % dipasaran setiap 1 L adalah Rp 376.000,-
= Rp 664.750
Harga NaOH 1 gr
= Rp 133.177
(Harga ini tidak termasuk biaya untuk Hg, karena Hg dapat digunakan berulang
kali sehingga dalam hal ini tidak dimasukkan dalam neraca ekonomi)
= Rp
= Rp 795.000,795,-
= Rp 971.725,-
24
Harga NaOH 1 gr
= Rp 133.177,-
Total harga
= Rp 1.104.902,-
Sedang dipasaran :
VII.
Harga HCl 37 % 1 L
= Rp 376.000,-
Harga NaOH 1 gr
= Rp
Total harga
= Rp 376.795,-
795,-
PEMBAHASAN
Pada Pada praktikum ini, dilakukan untuk memahami cara pembuatan NaOH
dan
HCl dengan elektrolisis menggunakan elektroda mercury dan grafit.
Proses ini
menggunakan arus sebesar 500 mA serta tegangan 10 V, sehingga
energy yang
dibutuhkan tiap detiknya sebesar 5 Joule atau 5 Watt-hour tiap jamnya. Pada
suatu
proses elektrolisis, arus lebih berperan dari pada voltase, dalam hal ini
semakin
banyak arus maka muatan yang dihasilkan semakin besar, sesuai dengan
definisi
arus yaitu banyaknya muatan yang mengailir tiap detik. Karena muatan
yang
dihasilkan lebih banyak, maka terjadinya reaksi redoks pada katoda dan
anoda
semakin banyak, dengan demikian maka hasil elektrolisis akan semakin besar
juga.
25
Penggunaan arus mau pun voltase bukan berdasarkan nilai optimal, akan tetapi
hasil
keluaran dari adaptor yang digunakan. Selain arus, faktor yang dapat
meningkatkan
hasil elektrolisis adalah waktu. Dalam percobaan ini adalah 1 jam 40
menit atau
6000 detik. Karena tujuan awal dari percobaan ini adalah memahami
proses
pembuatan NaOH dan HCl, maka dengan waktu sekian sudah dirasa
cukup untuk
menghasilkan senyawa tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
gelembung
pada kolom heksana, gelembung tersebut merupakan gas klor yang dihasilkan
dari
anoda. Gas klor yang sampai ke kolom heksana tersebut dijadikan patokan
karena
mekanisme penangkapan ion natrium oleh mercury lebih mudah dari
pada
mekanisme berpindahnya klor dari anoda grafit sampai kolom heksana
yang
selanjutnya akan terjadi reaksi klorinasi. Proses elektrolisis ini dihentikan
setelah
muncul
beberapa
gelembung
pada
kolom
heksana.
Sementara
itu,
elektroda yang
26
digunakan adalah grafit pada anoda dan mercury pada katoda. Pada
anoda, terjadi
reaksi oksidasi ion klor menjadi gas klor, reaksi ini tidak membutuhkan
elektroda
untuk ikut bereaksi, sehingga digunakan grafit sebagai elektroda inert.
Grafit ini
dapat diganti dengan emas atau platina, akan tetapi tidak ekonomis. Sementara
pada
katoda, mercury akan bereaksi dengan ion natrium sehingga membentuk
amalgam,
yaitu campuran logam dengan logam. Dengan terbentuknya amalgam ini,
maka
isolasi natrium akan berjalan dengan baik, isolasi ini mencegah ion
natrium
bergabung kembali dengan ion klor. Selain itu, campuran logam ini dapat
terpisah
dengan baik hanya dengan penambahan senyawa air diikuti sedikit
pengadukan.
Pada saat percobaan terlihat bahwa pada saat elektrolisis, elektroda mercury
tercampur dengan gelembung gas sehingga membentuk semacam spons.
Selain itu,
pada permukaan juga terjadi pelepasan gelembung gas. Hal tersebut
kemungkinan
dikarenakan konsentrasi NaCl tidak mencapai titik jenuhnya, sehingga
masih
27
2
+ 2Hg
Berdasarkan reaksi tersebut dapat disimpulkan bahwa gas yang dihasilkan
merupakan gas hydrogen. Pembentukan gas hydrogen tersebut lebih mudah
terjadi
pada permukaan, karena senyawa air sulit untuk masuk kedalah mercury.
Dengan
demikian, pemakaian luas permukaan Hg yang terlalu besar akan cukup
berbahaya
karena akan menghasilkan gas hydrogen lebih banyak dan gas tersebut
sangat
mudah terbakar. Sementara pada kolom klorinasi, reaksi dibiarkan selama
satu
malam. Ini dimaksudkan agar reaksi klorinasi berjalan dengan baik,
karena reaksi
antara senyawa anorganik yaitu klor, dengan senyawa organic heksana
berjalan
cukup lambat sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk
28
mengantisipasi gas klor keluar dari kolom heksana, maka pada bagian
atas kolom
diberi batu kapur (CaCO
3
). Gas klor harus dicegah agar tidak keluar dari system
dikarenakan gas ini sangat reaktif dan beracun sehingga berbahaya jika
tidak
diisolasi.
Berdasarkan neraca massa, terlihat bahwa beberapa reactor terdapat
akumulasi.
Misalkan
pada
reactor
Hg
yang
berlangsung
proses
pembentukan
amalgam Na-Hg, terdapat akumulasi sebesar 0,196 gram. Ini dikarenakan
proses
penangkapan ion natrium oleh Hg tidaklah sempurna, masih ada ion natrium
hasil
elektrolisis yang tidak terikat oleh Hg. Luas bidang kontak dan mobilitas ion
natrium
yang dapat keluar dari wadah Hg karena tidak diisolasi oleh suatu
membrane
semipermeable, merupakan beberapa alasan yang mungkin. Pada proses
hidrolisis
hanya terjadi akumulasi yang sangat kecil, sehingga dapat diabaikan. Ini
dikarenakan proses hidrolisis yang berjalan relative mudah dengan mekanisme
yang
29
relative mudah juga, yaitu hanya dengan mencampur dengan senyawa air
kemudian
dilakuka
sedkit
pengadukan
dan
didiamkan
sampai
tidak
timbul
gelembung.
Sementara pada kolom klorinasi, terdapat akumulasi sebesar 0,0054 gram.
Akumulasi ini terjadi karena pada saat menuju kolom heksana, gas klor
melewati
pipa dengan panjang yang tidak dapat diabaikan. Hal ini mengakibatkan
untuk
mencapai kolom heksana, gas klor harus memenuhi kolom pipa tersebut.
Selain itu
pada bagian anoda, tekanan gas klor harus tertentu agar mampu
berpindah dari
anoda menuju kolom heksana. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya
akumulasi gas
klor pada pipa. Akumulasi yang hanya sebesar 0,0054 gram tersebut
karena klor
yang memenuhi bagian pipa dan beberapa di anoda dalam fase gas yang
memiliki
densitas 3,2 gr/L sehingga dengan volume pipa yang relative kecil, maka
massa gas
klor yang terakumulasi juga kecil. Hal lain yang dapat menyebabkan
terjadinya
akumulasi ini adalah terlepasnya gas klor dari campuran air-heksana.
Reaksi
30
pembentukan HCl sendiri ada dua bagian dalam kolom heksana ini. Pertama
yaitu
reaksi gas klor dengan air, dan apabila gas klor lolos dari bagian air,
maka akan
bereaksi dengan heksana juga menghasilkan HCl. Mekanisme dua reaksi
tersebut
yaitu:
Cl2
+ H2O <=> HCl + HOCl
dan
Cl + HCl
Secara keseluruhan, proses pembuatan NaOH secara elektrolisis ini
memiliki
efisiensi sekatar 72,69%. Sementara untuk pembuatan NaCl mempunyai
efisiensi
7,19%. Perbedaan effisiensi tersebut dikarenakan perbedaan mekanisme
pada
pembuata keduanya, isolasi ion natrium dengan mercury berjalan dengan
baik,
sementara gas klor banyak terakumulasi. Untuk effisiensi dari elektrolisisnya
sendiri
hanya 0,99%. Artinya dari 183 gram garam yang dilarutkan, hanya sekitar 1,8
gram
31
kedalam skala
sekitar Rp
200.000 Rp 250.000 per kg. Sementara produk HCl merupakan HCl
dengan
kualitas sedang yang memiliki harga jual sebesar Rp 7.500 per liter.
Dengan
kapasitas pabrik yang sebesar 100.000 ton NaOH
perhitungan
neraca massa didapat bahwa NaCl yang dibutuhkan sebesar 20,32 juta
ton. Akan
tetapi, karena NaCl sisa elektrolisis pada tiap prosesnya masih dapat
digunakan
32
33
perancangan ini,
gaji pekerja lebih tinggi dari pada gaji rata-rata industry, hal ini dikarenakan
pabrik
direncanakan untuk daerah luar jawa, sehingga gaji yang demikian menjadi
wajar.
Berdasarkan data-data yang didapat, kemudian ditentukan SDP dan BEP dari
rancangan pabrik tersebut. Setelah dilakukan pengolahan data, didapat
nilai SDP
sebesar 19,463% dan nilai BEP sebesar 41,862% dengan keuntungan setelah
pajak
(30%) sekitar 4 trilyun rupiah. Dengan keuntungan sekian, maka didapat
Pay Out
Time (POT) setelah pajak sebesar 2,82. Angka tersebut masih diterima karena
POT
setelah pajak maksimum adalah 5. Dengan demikian, pabrik NaOH dengan
kapasitas
produksi 100.000 ton per tahun dianggap layak untuk didirikan.
VIII. KESIMPULAN
34
2. http://kimiaanalis.blogspot.com/2011/12/naoh-natrium-hidroksida.html
diakses pada 14 Desember 2014 pukul 06:15
3. http://www.jpnn.com/read/2014/08/31/254886/Inilah-Data-Kenaikan-TarifListrik-Per-1-September-2014- diakses pada 14 Desember 2014 pukul
09:11
Sujatno
Praktikan,
Nimas Agustina P.
35