Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES KIMIA
PEMBUATAN NaOH DAN HCl
DENGAN PROSES ELEKTROLISIS

Disusun Oleh:
Nama

: Nimas Agustina P.

NIM

: 011200316

Prodi

: Teknokimia Nuklir

Rekan kerja

: Janice Nathania
Vemi Ridantami

Asisten Praktikum : Ir. Bangun Wasito M.Eng

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2014

PEMBUATAN NaOH DAN HCl


DENGAN PROSES ELEKTROLISIS
I.

TUJUAN
Menghitung efisiensi, neraca massa, dan neraca ekonomi proses pembuatan
natrium hidroksida dan asam klorida dengan mengelektrolisis larutan garam dapur
(air laut) menggunakan elektroda karbon sebagai anodanya dan air raksa sebagai
katodanya.

II.

DASAR TEORI
Soda Kaustik
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik alkali dan,
adalah dasar logam kaustik. Hal ini digunakan di banyak industri, terutama sebagai
basis kimia yang kuat dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air minum,sabun
dan deterjen dan sebagai pembersih tiriskan. Produksi di seluruh dunia pada tahun
2004 adalah sekitar 60 juta ton,sementara permintaan adalah 51 juta ton. [2]
Natrium hidroksida murni adalah padatan putih yang tersedia dipelet, serpih,
butiran, dan sebagai larutan jenuh 50%. Ini adalah higroskopis dan mudah
menyerap karbon dioksida dari udara,sehingga harus disimpan dalam wadah kedap
udara. Hal ini sangat larut dalam air dengan pembebasan panas. Hal ini jugalarut
dalam etanol dan metanol, meskipun pameran kelarutanrendah dalam pelarut
daripada kalium hidroksida. Natrium hidroksida cair juga merupakan basis yang
kuat, namun suhutinggi yang diperlukan aplikasi batas. Hal ini tidak larut
dalameter dan pelarut non-polar. Sebuah larutan natrium hidroksidaakan
meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
Natrium hidroksida didominasi ion, mengandung kation natriumhidroksida
dan anion. Anion hidroksida natrium hidroksidamembuat dasar yang kuat yang
bereaksi dengan asam membentuk air dan garam yang sesuai.
Natrium hidroksida bereaksi dengan asam protik untuk memberikan air dan garam
yang sesuai. Sebagai contoh,dengan asam klorida, natrium klorida terbentuk:
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Secara umum reaksi netralisasi tersebut diwakili oleh satu persamaan ionik
sederhana bersih:
OH-(aq) + H + (aq) H2O (l)

Jenis reaksi dengan panas rilis asam kuat, dan karenanyadisebut sebagai eksotermik.
Seperti reaksi asam-basa juga dapat digunakan untuk titrasi. Namun, natrium
hidroksida tidak digunakan sebagai standar primer karena bersifat higroskopisdan
menyerap karbon dioksida dari udara.
Natrium hidroksida adalah basa kuat utama yang digunakandalam industri
kimia. Dalam massal itu yang paling seringditangani sebagai larutan berair, karena
solusi yang lebih murahdan lebih mudah untuk menangani. Natrium hidroksida,
basa kuat, bertanggung jawab untuk sebagian besar aplikasi ini.Dasar yang kuat
lain seperti kalium hidroksida adalah mungkin untuk menghasilkan hasil yang
positif juga.
56% natrium hidroksida yang dihasilkan digunakan oleh industri kimia, dengan 25%
dari total sama yang digunakan oleh industri kertas. Natrium hidroksida juga
digunakan untuk pembuatangaram natrium dan deterjen, untuk regulasi pH, dan
untuk sintesisorganik. Hal ini digunakan dalam proses Bayer produksi aluminium.
Soda kaustik pada mulanya dibuat melalui kaustisasi soda (abu) LeBlanc
dengan menggunakan gamping :
Na2CO3 + Ca(OH)2 2 NaOH + CaCO3
Kalsium karbonat hasil reaksi tidak larut sama sekali dalam larutan kaustik.
Produksi soda kaustik dengan cara elektrolitik sudah dikenal pada abad kedelapan
belas, tetapi baru pada tahun 1890 soda kaustik diproduksi dengan cara ini. Sampai
beberapa tahun sebelum perang dunia I, kuantitaas soda kaustik yang dihasilkan
sebagai hasil samping produksi klor dari proses elektrolisis boleh dikatakan dapat
diabaikan bila dibandingkan dengan yang dibuat dari soda abu dengan kaustisasi
gamping. Tetapi pada tahun 1940 produksi soda kaustik elektrolitik sudah melewati
soda kaustik gamping dan pada tahun 1962 soda kaustik gamping sudah hampir
tidak dibuat lagi.[1]

Asam Klorida
Asam klorida ditemukan pada abad kelima belas oleh Basilius Valentinus.
Hidrogen klorida berwujud gas pada suhu dan tekanan kamar. Larutannya di dalam
air dikenal sebagai asam klorida (hydraulic acid), atau jika larutan HCl itu berada
dalam konsentrasi komersial dinamakan asam muriat (muriatic acid). Konsentrasi
asam komersial biasanya adalah 18oBe (gravitas spesifik 1,142) atau 27,9% dan

20oBe (gravitas spesifik 1,179) atau 35,2% HCl. HCl anhidro tersedia di dalam
silinder baja dan harganya jauh lebih mahal karena tingginya biaya silinder yang
digunakan.
Pemakai asam klorida terbesar adalah industri logam, kimia, makanan, dan
migas. Pemakaian terbesar adalah untuk cuci asam baja (perlakuan permukaan
untuk membersihkan kerak fabrikasi). Sebelum tahun 1963 cuci asam dilakukan
dengan menggunakan asam sulfat. Asam klorida kemudian menguasai pasaran ini
karena asam klorida dapat bereaksi dengan kerak pabrik lebih cepat dari pada asam
sulfat, sedang logam dasarnya tidak banyak terserang. Di samping itu permukaan
baja hasil cuci lebih baik dan lebih cocok untuk operasi pelapisan, juga kuantitas
cairan limbah bekas cuci lebih sedikit.
Pembuatan asam klorida dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. hasil samping klorinasi senyawa hidrokarbon aromatik dan alifatik
2. reaksi garam dengan asam sulfat
3. pembakaran hidrogen dengan klor
4. proses Hargreaver, yaitu dengan reaksi sebagai berikut :
4 NaCl + 2 SO2 + O2 + 2 H2O 2 Na2SO4 + 4 HCl

Langkah-langkah dasar produksi asam klorida hasil samping meliputi


penyingkiran hidrokarbon yang tak terklorinasi, diikuti dengan absorpsi asam
klorida di dalam air, contoh klorinasi adalah :
C6H6 + Cl2 C6H5Cl + HCl
Oleh karena klorinasi hidrokarbon alifatik dan aromatik membebaskan kalor dalam
jumlah besar maka diperlukan peralatan khusus untuk mengendalikan suhu reaksi.
Asam klorida bersifat sangat korosif terhadap kebanyakan logam sehingga
pemilihan bahan konstruksi untuk pabriknya perlu dilakukan dengan hati-hati
sekali. Penyerapan hidrogen klorida di dalam air dalam setiap proses di atas
memberikan kira-kira 1625 kJ/kg hidrogen klorida yang terserap. Kalor ini harus
dikeluarkan dari absorber sebab jika tidak maka efisiensinya akan turun.

Elektrolisis Air Laut


Elektrolisis adalah proses peruraian suatu zat karena adanya aliran listrik.
Beberapa faktor yang menentukan proses kimia dalam elektrolisis adalah :

1. Konsentrasi larutan elektrolit


2. Bahan elektroda yang digunakan
Elektorlisis larutan natrium klorida (air laut) adalah salah satu proses yang penting
dalam industri untuk memproduksi gas klor dan natrium hidroksida. Di Amerika
proses ini menduduki peringkat kedua terbesar dalam konsumsi energi listrik
setelah produksi aluminium. Elektrolisis air laut menghasilkan gas hidrogen dan
gas klor dengan reaksi :
Anoda 2 Cl- Cl2 + 2 e
Katoda 2 H2O + 2 e H2 + 2 OHDi dalam wadah tertinggal larutan NaOH dan NaCl.
Untuk mengurangi kandungan pengotor NaCl dalam larutan NaOH, dapat
dilakukan dengan menggunakan sel air raksa khusus untuk mengelektrolisis air laut.
Dalam sel air raksa ini logam natrium membentuk amalgama Na-Hg. Logam
natrium dapat dipungut dengan cara diekstrak menggunakan aquadest. Proses ini
sering disebut proses klor alkali, dan sering mengakibatkan pencemaran air raksa
ke lingkungan, sehingga sisa hasil proses ini jika akan dibuang ke lingkungan harus
dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Reaksi yang terjadi adalah :
2 Na-Hg + 2 H2O 2 NaOH + H2 + Hg

Beberapa jenis sel untuk mengelektrolisis air laut antara lain :


1. Sel diafragma, sel ini mempunyai satu diafragma, biasanya terbuat dari serat asbes
yang memisahkan anode dari katode. Dengan demikian ion dapat berpindah karena
migrasi listrik, tetapi difusi produknya terhalang. Anodenya biasanya terbuat dari
grafit dan katode dari besi tuang. Diafragma itu kemudian tersumbat karena
pemakaian dan ini akan terlihat dari meningkatnya penurunan voltase dan tekanan
hidrostatik pada umpan air garam. Diafragma itu haru diperbarui secara berkala.
Diafragma itu memungkinkan air garam mengalir dari anode ke katode dan dengan
demikian menghentikan atau mengurangi reaksi samping.
2. Sel membran, sel ini menggunakan membran semipermeabel untuk memisahkan
kompartemen anode dari katode. Dengan menggunakan sel diafragma, migrasi
balik ion-ion itu dikendalikan oleh laju aliran fluida melalui diafragma dan ini
diatur dengan mengendalikan tinggi permukaan zat cair di dalam kedua
kompartemen itu secara teliti. Dalam sel membran kedua sel itu dipisahkan dengan

lembaran plastik yang aktif kimia, yang dapat melewatkan ion natrium, tetapi
menolak ion hidroksil.
3. Sel raksa, sel raksa operasinya sangat berbeda dari sel-sel jenis lain. Anodenya
grafit dan katodenya adalah kolam aliran raksa.

Hukum Faraday
Michael Faraday menerangkan hubungan kuantitatif antara jumlah zat yang
bereaksi di katoda dan anoda dan muatan listrik total yang melewati sel. Hasil
penelitian Michael Faraday dikenal dengan nama Hukum Faraday, yang dinyatakan
sebagai berikut :
Listrik sebanyak 96.500 C yang mengalir melalui sel menghasilkan 1 gram
ekuivalen reaksi kimia pada masing-masing elektrode
Muatan elektron (e) tunggal (dinyatakan dalam coulomb) adalah sama dengan :
1,6021773 x 10-19 C, sehingga jumlah muatan yang ditunjukkan oleh 1 mol
elektron adalah :
Q

= (6,022137 x 1023 mol-1) (1,6021773 x 10-19 C)


= 96.485,31 C.mol-1

Jumlah muatan tersebut disebut tetapan Faraday (F).


Arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir melalui sebuah rangkaian
per satuan waktu. Jika Q adalah besarnya muatan dalam coulomb dan t adalah
waktu dalam detik yang diperlukan untuk melalui sebuah titik dalam rangkaian,
maka arus I (dalam Ampere) adalah :
I

Q
t

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)

Arus I ampere yang lewat selama t detik menyebabkan It coulomb muatan


melewati rangkaian. Jumlah elektron dalam mol adalah :

Mol elektron

It
96,485 C/mol

. . . . . . . . . . . . . . . . . (2)

Dari jumlah mol elektron yang lewat dalam rangkaian, maka jumlah mol senyawa
yang bereaksi pada elektroda dalam sel elektrokimia dapat dihitung.

III.

ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Satu set rangkaian elektrolisis

10. Ball pipet

2. Adaptor

11. Buret

3. Amperemeter

12. Gelas ukur

4. Voltmeter

13. Kaca arloji

5. Neraca analitik

14. Labu leher tiga

6. Gelas beker

15. pH meter

7. Erlemmeyer

16. Corong pemisah

8. Pipet gondok

17. Statif

9. Pipet tetes

18. Kabel

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:


1. Garam krosok
2. Merkuri (raksa)
3. Elektroda karbon
4. Elektroda tembaga

IV.

LANGKAH KERJA
1. Larutan garam dapur jenuh dibuat dengan cara menimbang 720 g NaCl
kemudian dilarutkan ke dalam 2 L air, kemudian dimasukkan ke dalam
rangkaian alat yang digunakan untuk elektrolisis.
2. Air raksa dimasukkan dengan teliti ke dalam rangkaian alat.
3. Air dimasukkan ke dalam rangkaian alat dengan menyisakan sedikit jarak di
bawah corong
4. Sebanyak 75 mL n-heksana dan akuades dimasukkan dengan teliti ke dalam
rangkaian alat
5. Minyak dimasukkan ke dalam rangakaian hingga menutupi keluaran selang
pada rangkaian
6. Alat dirangkai seperti gambar di bawah ini :

7. CaCO3 dimasukkan dalam corong pemisah dan diletakkan di bagian atas


rangkaian dengan ujung selang terhubung ke ruang heksana
8. Rangkaian diisolasi agar oksigen dan pengotor dari luar tidak ikut dalam proses
elektrolisis
9. Elektroda karbon dimasukkan pada ruang larutan NaCl di bawah corong dan
elektruda Cu dimasukkan dalam ruang air sampai menyentuh raksa
10. Tegangan listrik DC dinyalakan
11. Dilakukan elektrolisis selama 3 hari. Selama melaksanakan proses elektrolisis,
diukur perubahan pH, tegangan dan arus listriknya
12. Setelah proses elektrolisis berakhir,

sisa larutan garam dan akuades yang

berada dalam rangkaian dikeluarkan dengan cara dipipet


13. Air raksa yang berada dalam rangkaian dipipet
14. Larutan NaOH dan sisa larutan NaCl diambil dengan memipetnya dengan hatihati dan memindahkannya ke dalam gelas beker.
15. Larutan NaOH yang terbentuk ditentukan konsentrasinya dengan cara dititrasi
dengan menggunakan HCl 1 N.
16. Larutan

HCl

yang

terdapat

dalam

rangkaian

diambil

dengan

cara

memisahkannya menggunakan corong pemisah dari larutannya


17. HCl yang terbentuk ditentukan konsentrasinya dengan cara dititrasi
menggunakan NaOH yang telah distandarisasi dengan Asam Oksalat 1 N
18. Neraca massa dan neraca ekonomi dibuat dan efisiensi proses elektrolisis
ditentukan

V.

DATA PENGAMATAN
5.1 Elektrolisis NaCl

Massa NaCl = 720 gram

Volume akuades untuk melarutkan NaCl = 2 liter

Waktu elektrolisis

= 3 hari

Voltase ( V )

= 5 Volt

Arus yang mengalir (I)

= 50 mA

Volume HCl yang dihasilkan

= 3 ml

Volume NaOH yang dihasilkan

= 1275 mL

Volume Hg awal

= 30 mL

Volume Hg akhir

= 27 mL

= 13,543 gr/ml

BE NaOH

= 39,99 gr /ek

BE HCl

= 36,45 gr /ek

BM Hg

= 200,59 gr/ek

BM NaHg

= 233,59 gr/ek

BM NaCl

= 58,44 gr/ek

BM C2H2O4.2H2O (As. Oksalat)

= 63,035 gr/ek

C6H14 (n-Hexana)

= 86,18 gr/ek

Hari

V (tegangan)

Waktu

PH

I Arus

11.45

8,8

50

12.45

9,64

50

13.45

10,75

50

14.45

11,61

50

07.30

12,00

50

Volt

09.00

12,94

50

10.04

12,99

50

15.30

13,01

50

5.2 Penentuan Konsentrasi NaOH dan HCl hasil


Pembuatan NaOH standar
Massa NaOH = 4,0012 gram
a. Standardisasi NaOH dengan Asam Oksalat 1 N

Volume NaOH (mL)

Volume As. Oksalat


(mL)

15

15,5

15

15,5

Perubahan Warna
Merah muda
menjadi bening

b. Penentuan Konsentrasi NaOH hasil

Volume NaOH (mL)

Volume As. Oksalat


1 N (mL)

15

1,6

15

1,5

15

1,3

Perubahan Warna

Merah muda
menjadi bening

c. Penentuan Konsentrasi HCl hasil


Volume HCl (mL)

Volume NaOH (mL)

0,1

0,1

Perubahan Warna
Bening menjadi
merah muda

10

Vol. HCl yang dihasilkan = 3 mL


Vol. NaOH yang dihasilkan = 1275 mL

VI.

PENGOLAHAN DATA
Pada pengolahan data kali ini, perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Percobaan yang dilakukan ini adalah pembuatan HCl dan NaOH, oleh karena
itu maka perhitungan pertama yang dilakukan adalah perhitungan konsentrasi
zat-zat hasil dengan menggunakan data volume titran.
2. Melakukan perhitungan berat NaOH dan HCl hasil proses dengan
menggunakan data konsentrasi zat-zat hasil tersebut yang didapatkan dari
perhitungan proses perhitungan no.1, hasil yang didapatkan adalah output dari
proses ini.
3. Melakukan perhitungan input pada proses ini.
4. Melakukan perhitungan efisiensi proses ini, dengan cara membandingkan input
dan out put.
5. Melakukan perhitungan neraca massa dari proses ini.
6. Melakukan perhitungan neraca ekonomi dari proses ini.

6.1 Membuat grafik hubungan antara waktu dengan perubahan pH NaOH


Grafik hubungan antara waktu dengan pH larutan NaOH

pH

Grafik hubungan antara waktu


terhadap pH NaOH
14
13
12
11
10
9
8
7
0

10

15

20

25

30

35

40

45

50

waktu (jam)

11

6.2 Menentukan berapa konsentrasi NaOH


1. Konsentrasi NaOH
Asam Oksalat :

BE H2C2O4.2H2O

= 63,035 gr/ek

Konsentrasi

=1N

V.NaOH x N.NaOH = V. As.Oksalat x N. As. Oksalat


(15 mL) (N. NaOH) = (15,5 mL) (1N)
N. NaOH = 1,033 N (larutan standar)

Konsentrasi NaOH hasil


V.NaOH x N.NaOH = V. As.Oksalat x N. As. Oksalat
(15 mL) (N. NaOH) = (1,47 mL) (1N)
N. NaOH = 0,098 N

2. Konsentrasi HCl
Normalitas NaOH = 0,1366 N
V HCl x N HCl = V NaOH x N NaOH
1 ml

x N HCl = 0,1 mlx 1,033 N


N HCl = 0,1033 N

6.3 Menentukan Berat NaOH dan Berat HCl hasil Proses


1. NaOH
Berat NaOH = N NaOH x BE NaOH x V NaOH yang diperoleh
= 0,098 ek/L x 39,99 gr/ek x 1275 mL x (1L/1000mL)
= 4,9967 gr

2. HCl
Berat HCl = N HCl x BE HCl x V hasil HCl
= 0,1033 ek/L x 36,45 gr/ek x 3 mL x (1L/1000mL)
= 0,0113 gr

6.4 Menghitung effisiensi


1. Efisiensi elektrolisis

12

= 50 mA ~ 0,050 A

= 3 hari ~ 259200 sekon

=I.t
= 0,050 A x 259200 sekon
= 12960 C

Diketahui

: 1ek = 1C

1 ek = 96.500 C/mol

NaCl yang terurai


Reaksi yang terjadi secara umum adalah:
2 NaCl

2 Na+ + 2 Cl-

2 Na+ + 2Hg + 2e-

2NaHg

Cl2 + 2e-

Cl2 + 2NaHg

2 Cl

2 NaCl + 2Hg
1ek = 1C
1 ek = 96.500 C/mol
Mol e- =
= 0,50337 mol

Reaksi di anoda
2 Cl-Cl2 + 2 emaka mol Cl2
mol Cl2

= mol e= mol e- = x 0,50337mol = 0,251685 mol

Pada reaksi:
2 NaCl + 2Hg Cl2 + 2NaHg
Maka mol NaCl

= 2 mol Cl2 = mol e- = 0,50337mol

Berat NaCl yang terurai

= mol NaCl x BM NaCl


= 0,50337 mol x 58,44 gr/mol
= 29,4169 gr

13

Diketahui NaCl umpan

= 720 gr/2 L (Asumsi kadar garamnya 100 % )

Maka NaCl umpan

= m NaCl x 100 %
= 720 gr x (100/100)
= 720 gr

Efisiensi elektrolisis =
=

x 100%
x 100%

= 4,08 %

Berat NaCl bereaksi = mol NaCl . Mr NaCl


= 0,1343 mol . 58,5 gr/mol
= 7,8565 gram
Berat NaCl umpan

= 720 gram (asumsi NaCl 100%)

Effisiensi elekrolisis (elektrolisis)

=
=

x 100%
x 100%

= 1,09%
1. Efisiensi NaOH
Reaksi di katoda :
2H2O + 2 e- H2 + 2 OHPada reaksi pembentukan NaOH dari amalgama dan air :
2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Dari reaksi di atas diketahui bahwa mol electron = mol NaOH = 0,1343 mol.
Jika NaOH reaksinya sempurna atau 100% , maka
Reaksi di katoda :
2H2O + 2 e- H2 + 2 OHmaka 2 mol e-

= 1 mol H2

1 mol H2

= x mol e= x 0,50337 mol


= 0,251685mol

Pada reaksi pembentukan NaOH dari amalgama dan air :


2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
1 mol H2

= 2 mol NaOH

14

mol NaOH

= x mol H2

= x 0,251685mol
= 0,1258425mol

Jika NaOH reaksinya sempurna, maka :


Berat NaOH teoritis = mol NaOH x BM NaOH
= 0,1258425mol x 39,99 gr/mol
= 5,03244 gr
Berat NaOH hasil proses

= 4,9967 gr

Sehingga,
NaOH hasil proses
100 %
NaOH
.
seharusnya
sec
ara
teoritis
=

Efisiensi NaOH

x 100%

= 99,28 %

2. Efisiensi HCl
Reaksi Anoda :
2 Cl- Cl2 + 2 emaka 2 mol e- = 1 mol Cl2
1 mol Cl2

= x mol e= x 0,50337mol
= 0,251685mol

Pada reaksi klorinasi :


C6H6 + Cl2

C6H5 Cl + HCl

Mol Cl2 = mol HCl = 0,251685mol


Jika Cl2 berubah menjadi HCl sempurna maka :
Berat HCl sebenarnya (teoritis)
Berat HCl

= mol HCl x BM HCl


= 0,251685mol x 36,45 gr/mol
= 9,17392 gram

Berat HCl hasil proses

15

Berat HCl = N HCl x BE HCl x V hasil HCl


= 0,0113 gr
Sehingga,
Efisiensi HCl =
=

x 100%

= 0,12 %
6.5 Neraca Massa
Reaksi yang terjadi secara umum adalah:
2 NaCl

2 Na+ + 2 Cl-

2 Na+ + 2Hg + 2e-

2NaHg

Cl2 + 2e-

Cl2 + 2NaHg

2 Cl

2 NaCl + 2Hg
Mol e- =
=0,50337 mol
Reaktor Elektrolisis:

1. Neraca Massa Reaktor Elektrolisis


Input Asumsi
a. Garam dapur (NaCl)
NaCl masukan

= 720 gr

b. H2O
H2O masukan

= 2000 gr

16

Jumlah massa input

= NaCl + H2O
= 720 gram + 2000 gram
= 2720 gram

Output
d. Na+
Massa Na+

= molNa+ x ArNa+
= 0,50337mol x 23gr/mol
= 11,5775 gr

e. H2O
Massa H2O

= massa H2O input


= 2000 gram

f. ClMassa Cl-

= mol Cl-x Ar Cl= 0,50337mol x 35,5 gr/mol


= 17,8696 gr

g. NaCl sisa
mNaCl bereaksi

= Mr NaCl x Mol NaCl yang bereaksi


= 58,5 gram/mol x 0,50337mol
= 29,4471 gram

massa NaCl yang tersisa = NaCl masukan - massa NaCl yang terurai
= 720 gr - 29,4471gr
= 690,5529gr
Jumlah massa output = mNa+ + mCl- + mNaCl sisa + mH2O
= (11,5775 + 17,8696 + 690,5529 + 2000) gram
= 2720 gram

2. Neraca Massa Reaktor Hg


Input
a. Na+
Massa Na+

= 11,5775 gram

b. Hg
Massa Hg

= 676,3 gr

17

Jumlah massa input

= Massa Na++Massa Hg
= (11,5775 + 676,3) gram
= 687,8775 gram

Output
a. NaHg
Massa NaHg = mol NaHg x Mr NaHg
= 0,50337 mol x 223 gram/mol
= 112,2515 gram
b. Hg sisa
Massa Hg bereaksi

= mol Hg x Mr Hg
= 0,50337 mol x 200 gr/mol
= 100,674 gram

massaHg sisa

= MassaHgmula-mula - Massa Hg bereaksi


= (676,3 - 100,674) gram
= 575,626 gr

Jumlah output = massa NaHg + massa Hg sisa


= (112,2515+ 575,626) gr
= 687,8775 gram

3. Neraca Massa Hidrolisis


Input
a. NaHg
NaHg masukan

= 112,2515 gram

b. H2O
Massa Aquadest

= V H2O x H2O
= 2000 ml x 1 gram/ml
= 2000 gram

c. Hg
Berat Hg masukan

= Berat Hg yang tidak bereaksi pada elektrolisis


= 575,626 gram

Jumlah massa input

= Berat (NaHg + H2O+ Hg)

18

= (112,2515 + 2000 + 575,626 ) gram


= 2687,8775 gram
Output
a. NaOH
NaOH terbentuk

= 4,9967 gram

b. H2O sisa
Reaksi : 2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Mol H2O bereaksi

= mol NaOH terbentuk

Mol NaOH terbentuk =


Berat H2O bereaksi

= 0,1249 mol

= 0,1249 mol x 18 gram/mol


= 2,2485 gram

Berat H2O sisa = Berat H2O awal berat H2O bereaksi


= 2000 gr 2,2485 gr
= 1997,75 gr
c. NaHg sisa
Reaksi : 2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Mol NaHg bereaksi

= mol NaOH
= 0,1249 mol

Massa NaHg sisa

= mol NaHg input mol NaHg bereaksi


= 0,50337 mol - 0,1249 mol
= 0,3785 mol

Massa NaHg sisa

= 0,3785 mol x 223 gram/mol


= 84,3988 gram

d. Hg sisa
Reaksi : 2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Mol Hg

= mol NaHg bereaksi


= 0,1249 mol

Massa Hg bereaksi

= 0,1249 mol x 200


= 24,98 gram

Hg sisa total

= m Hg input + m Hg bereaksi
= 575,626 gram + 24,98 gram
= 600,6 gram

19

e. H2
Reaksi : 2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Mol H2

= x mol NaOH terbentuk

Berat H2

=x
= 0,1249 gr

Jumlah massa output = Massa (NaOH + Total Hg sisa + NaHg sisa +H2O sisa + H2)
= (4,9967 + 600,6 + 84,3988 + 1997,75 + 0,1249) gram
= 2687,87 gram

4. Neraca Massa Klorinasi


Input
a. C6H14
mC6H14

= C6H14 x V C6H14

mC6H14

= 0,8786 gram/mL x 75 ml

mC6H14

= 65,895 gram

b. H2O
Massa Aquadest

= V H2O x H2O
= 75 ml x 1 gram/ml
= 75 gram

c. Cl2
Reaksi (anoda) : 2Cl- Cl2 + 2eMassa Cl2

= 0,5 x 0,50337 mol x 71 gram/mol


= 17,8696 gram

Jumlah massa input

= massa (C6H14 + H2O + Cl2)


= (65,895+ 75+17,8696) gram
= 158,7646 gram

Output
a. H2O
Massa H2O

= 75 gram

b. HCl hasil
Reaksi : C6H14+ Cl2 C6H13Cl + HCl
Massa HCl

= 0,0113 gram

20

c. C6H13Cl
Reaksi : C6H14+ Cl2 C6H13Cl + HCl
Mol C6H13Cl

= mol HCl
= 0,0003 mol

MassaC6H13Cl

= 0,0003 mol x 120,5


= 0,037 gram

d. Cl2sisa
Reaksi : C6H14+ Cl2 C6H13Cl + HCl
Mol Cl2bereaksi

= mol HCl
= 0,0003 mol

Massa Cl2bereaksi = 0,0003 mol x 71 gram/mol


= 0,0213 gram
Massa Cl2sisa

= Cl2 input - Cl2bereaksi


= 17,8696 gram - 0,0213 gram
= 17,8483 gram

e. C6H14sisa
Reaksi : C6H14+ Cl2 C6H13Cl + HCl
MolC6H14bereaksi

= mol HCl
= 0,0003 mol

Massa C6H14bereaksi = 0,0003 mol x 86 gram/mol


= 0,0258 gram
Massa C6H14 sisa

= C6H14 input - C6H14bereaksi


= 65,895 gram - 0,0258 gram
= 64,8692 gram

Jumlah massa output = Massa (H2O + HCl + C6H13Cl + Cl2+ C6H14 sisa)
= (75+ 0,0113 + 0,037 + 17,8483 + 64,8692) gram
= 157.7658 gram

6.6 Neraca Ekonomi


a.

Biaya proses elektrolisis (satuan dalam rupiah) Asumsi


1. Biaya tetap (TFC)

Electrode karbon

Rp. 100.000

21

Hg= 406,29 gr .

Rp. 284.403

Tangki elektrolisis

Rp. 150.000

Adaptor

Rp. 50.000

Multimeter

Rp. 150.000

Voltmeter

Rp. 50.000

Kabel

Rp. 20.000

Lain-lain

Rp. 500.000

Total Fixed Cost (TFC) elektrolisis adalah Rp. 1.304.403


Total Variable Cost (TVC) elektrolisis adalah Rp.17.2800

b. Biaya pembuatan HCl Asumsi


1. Biaya tetap

Corong pemisah

Rp. 80.000

Buret

Rp. 50.000

Erlenmeyer

Rp. 100.000

Tangki

Rp. 100.000

Pipet tetes

Rp. 1.000

Kolom distilasi

Rp. 100.000

Labu ekstraksi

Rp. 100.000

Labu takar

Rp. 100.000

Lain-lain Aquadest dan Bahan lain

Rp. 500.000

Total Fixed Cost (TFC) pembuatan HCl adalah Rp.1.131.000

1. Biaya elektrolisis

NaCl = 720 gr .

= Rp 3.600

Aquadest 2000 ml .

= Rp 1.400

Biaya listrik
Listrik W

=V.I.t
= 5 volt . 0,5 A . 72 jam
= 180 kWh

Biaya listrik

= 180 kWh .

= Rp 193.500

22

*) berdasarkan tarif listrik per 1 September 2014


Total Variable Cost (TVC) elektrolisis adalah Rp.198.500

Biaya elektrolisis

= TFC + TVC
= Rp. 1.131.000 + Rp 198.500
= Rp. 1.329.500

Biaya Aquadest
Banyaknya aquadest yang digunakan :
Untuk melarutkan garam

= 2000 mL

Harga Aquadest

= Volume Aquades total x Harga Aquadest


= 2000 mL x Rp 700 / 1000 mL
= Rp 1400, 00

Biaya Garam dapur


Harga Garam dapur

= Berat garam dapur x Harga Garam dapur


= 720 gr x Rp. 1.500,- / 2.500 gr
= Rp 432,00

Total biaya elektrolisis = biaya listrik + biaya garam dapur + biaya aquades
= Rp. 1.329.500 + Rp 432 + Rp 1.400
= Rp 1.331.332

2. Biaya pembuatan HCl


Biaya Hexane
Harga Hexane = Hexane yang digunakan x Harga hexane
= 75 mL x Rp. 1.365.000,00 / 1000 mL
= Rp 102.375,00
Harga H2O untuk campuran Hexane = 75 mL x (Rp 700,00 / 1000 mL)
= Rp 52,5
Total biaya pembuatan HCl = Harga hexane + Harga aquades + Harga elektrolisis
= Rp 102.375 + Rp 52,5 + Rp 664.750
= Rp 767.177,5
Harga penjualan HCl
% HCl hasil percobaan = N HCl x BE HCl x 100 %

23

= 0, 1033 ek/1000 ml x 36,45 gr/ek x 100 %


= 0,38 %
=
0,38 V

= 300 mL

= 789,5 mL = 0,7895 L

Dari hasil percobaan berarti unutuk membuat 789,5 mL HCl diperlukan biaya
sebesar = Rp 767.177
Harga HCl hasil percobaan per liter = Rp 767.177/ 0,7895 L
= Rp 971.725
Sedangkan harga HCl 37 % dipasaran setiap 1 L adalah Rp 376.000,-

3. Biaya pembuatan NaOH


Harga aquades untuk mereaksikan dengan amalgama (NaHg)
= 1000 mL x Rp 700,-/1000 mL
= Rp 700,Harga elektrolisis

= Rp 664.750

Total biaya pembuatan NaOH

= Rp 664.750 + Rp 700,= Rp 665.450

Harga NaOH hasil tiap 1 gr-nya :

Harga NaOH 1 gr

= Rp 133.177

(Harga ini tidak termasuk biaya untuk Hg, karena Hg dapat digunakan berulang
kali sehingga dalam hal ini tidak dimasukkan dalam neraca ekonomi)

Harga NaOH 50 % dipasaran 1 kg-nya


atau 1 gr NaOH dipasaran

= Rp

= Rp 795.000,795,-

Jika dihitung biaya keseluruhan terhadap hasil maka :


Harga HCl 37 % 1 L

= Rp 971.725,-

24

Harga NaOH 1 gr

= Rp 133.177,-

Total harga

= Rp 1.104.902,-

Sedang dipasaran :

VII.

Harga HCl 37 % 1 L

= Rp 376.000,-

Harga NaOH 1 gr

= Rp

Total harga

= Rp 376.795,-

795,-

PEMBAHASAN

Pada Pada praktikum ini, dilakukan untuk memahami cara pembuatan NaOH
dan
HCl dengan elektrolisis menggunakan elektroda mercury dan grafit.
Proses ini
menggunakan arus sebesar 500 mA serta tegangan 10 V, sehingga
energy yang
dibutuhkan tiap detiknya sebesar 5 Joule atau 5 Watt-hour tiap jamnya. Pada
suatu
proses elektrolisis, arus lebih berperan dari pada voltase, dalam hal ini
semakin
banyak arus maka muatan yang dihasilkan semakin besar, sesuai dengan
definisi
arus yaitu banyaknya muatan yang mengailir tiap detik. Karena muatan
yang
dihasilkan lebih banyak, maka terjadinya reaksi redoks pada katoda dan
anoda
semakin banyak, dengan demikian maka hasil elektrolisis akan semakin besar
juga.

25

Penggunaan arus mau pun voltase bukan berdasarkan nilai optimal, akan tetapi
hasil
keluaran dari adaptor yang digunakan. Selain arus, faktor yang dapat
meningkatkan
hasil elektrolisis adalah waktu. Dalam percobaan ini adalah 1 jam 40
menit atau
6000 detik. Karena tujuan awal dari percobaan ini adalah memahami
proses
pembuatan NaOH dan HCl, maka dengan waktu sekian sudah dirasa
cukup untuk
menghasilkan senyawa tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
gelembung
pada kolom heksana, gelembung tersebut merupakan gas klor yang dihasilkan
dari
anoda. Gas klor yang sampai ke kolom heksana tersebut dijadikan patokan
karena
mekanisme penangkapan ion natrium oleh mercury lebih mudah dari
pada
mekanisme berpindahnya klor dari anoda grafit sampai kolom heksana
yang
selanjutnya akan terjadi reaksi klorinasi. Proses elektrolisis ini dihentikan
setelah
muncul

beberapa

gelembung

pada

kolom

heksana.

Sementara

itu,

elektroda yang

26

digunakan adalah grafit pada anoda dan mercury pada katoda. Pada
anoda, terjadi
reaksi oksidasi ion klor menjadi gas klor, reaksi ini tidak membutuhkan
elektroda
untuk ikut bereaksi, sehingga digunakan grafit sebagai elektroda inert.
Grafit ini
dapat diganti dengan emas atau platina, akan tetapi tidak ekonomis. Sementara
pada
katoda, mercury akan bereaksi dengan ion natrium sehingga membentuk
amalgam,
yaitu campuran logam dengan logam. Dengan terbentuknya amalgam ini,
maka
isolasi natrium akan berjalan dengan baik, isolasi ini mencegah ion
natrium
bergabung kembali dengan ion klor. Selain itu, campuran logam ini dapat
terpisah
dengan baik hanya dengan penambahan senyawa air diikuti sedikit
pengadukan.
Pada saat percobaan terlihat bahwa pada saat elektrolisis, elektroda mercury
tercampur dengan gelembung gas sehingga membentuk semacam spons.
Selain itu,
pada permukaan juga terjadi pelepasan gelembung gas. Hal tersebut
kemungkinan
dikarenakan konsentrasi NaCl tidak mencapai titik jenuhnya, sehingga
masih

27

terdapat senyawa air bebas. Senyawa air tersebut menyebabkan amalgam


Na-Hg
bereaksi dengan air. Reaksi tersebut adalah sebagai berikut:
2Na-Hg + 2H2

2
+ 2Hg
Berdasarkan reaksi tersebut dapat disimpulkan bahwa gas yang dihasilkan
merupakan gas hydrogen. Pembentukan gas hydrogen tersebut lebih mudah
terjadi
pada permukaan, karena senyawa air sulit untuk masuk kedalah mercury.
Dengan
demikian, pemakaian luas permukaan Hg yang terlalu besar akan cukup
berbahaya
karena akan menghasilkan gas hydrogen lebih banyak dan gas tersebut
sangat
mudah terbakar. Sementara pada kolom klorinasi, reaksi dibiarkan selama
satu
malam. Ini dimaksudkan agar reaksi klorinasi berjalan dengan baik,
karena reaksi
antara senyawa anorganik yaitu klor, dengan senyawa organic heksana
berjalan
cukup lambat sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk

28

mengantisipasi gas klor keluar dari kolom heksana, maka pada bagian
atas kolom
diberi batu kapur (CaCO
3
). Gas klor harus dicegah agar tidak keluar dari system
dikarenakan gas ini sangat reaktif dan beracun sehingga berbahaya jika
tidak
diisolasi.
Berdasarkan neraca massa, terlihat bahwa beberapa reactor terdapat
akumulasi.

Misalkan

pada

reactor

Hg

yang

berlangsung

proses

pembentukan
amalgam Na-Hg, terdapat akumulasi sebesar 0,196 gram. Ini dikarenakan
proses
penangkapan ion natrium oleh Hg tidaklah sempurna, masih ada ion natrium
hasil
elektrolisis yang tidak terikat oleh Hg. Luas bidang kontak dan mobilitas ion
natrium
yang dapat keluar dari wadah Hg karena tidak diisolasi oleh suatu
membrane
semipermeable, merupakan beberapa alasan yang mungkin. Pada proses
hidrolisis
hanya terjadi akumulasi yang sangat kecil, sehingga dapat diabaikan. Ini
dikarenakan proses hidrolisis yang berjalan relative mudah dengan mekanisme
yang

29

relative mudah juga, yaitu hanya dengan mencampur dengan senyawa air
kemudian
dilakuka

sedkit

pengadukan

dan

didiamkan

sampai

tidak

timbul

gelembung.
Sementara pada kolom klorinasi, terdapat akumulasi sebesar 0,0054 gram.
Akumulasi ini terjadi karena pada saat menuju kolom heksana, gas klor
melewati
pipa dengan panjang yang tidak dapat diabaikan. Hal ini mengakibatkan
untuk
mencapai kolom heksana, gas klor harus memenuhi kolom pipa tersebut.
Selain itu
pada bagian anoda, tekanan gas klor harus tertentu agar mampu
berpindah dari
anoda menuju kolom heksana. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya
akumulasi gas
klor pada pipa. Akumulasi yang hanya sebesar 0,0054 gram tersebut
karena klor
yang memenuhi bagian pipa dan beberapa di anoda dalam fase gas yang
memiliki
densitas 3,2 gr/L sehingga dengan volume pipa yang relative kecil, maka
massa gas
klor yang terakumulasi juga kecil. Hal lain yang dapat menyebabkan
terjadinya
akumulasi ini adalah terlepasnya gas klor dari campuran air-heksana.
Reaksi

30

pembentukan HCl sendiri ada dua bagian dalam kolom heksana ini. Pertama
yaitu
reaksi gas klor dengan air, dan apabila gas klor lolos dari bagian air,
maka akan
bereaksi dengan heksana juga menghasilkan HCl. Mekanisme dua reaksi
tersebut
yaitu:
Cl2
+ H2O <=> HCl + HOCl
dan

Cl + HCl
Secara keseluruhan, proses pembuatan NaOH secara elektrolisis ini
memiliki
efisiensi sekatar 72,69%. Sementara untuk pembuatan NaCl mempunyai
efisiensi
7,19%. Perbedaan effisiensi tersebut dikarenakan perbedaan mekanisme
pada
pembuata keduanya, isolasi ion natrium dengan mercury berjalan dengan
baik,
sementara gas klor banyak terakumulasi. Untuk effisiensi dari elektrolisisnya
sendiri
hanya 0,99%. Artinya dari 183 gram garam yang dilarutkan, hanya sekitar 1,8
gram

31

garam yang terionisasi melalui elektrolisis. Effisiensi elektrolisis ini dapat


ditingkatkan dengan memperbesar arus serta memperlama waktu elektrolisis.
Berdasarkan proses tersebut, kemudian dilakukan skill up

kedalam skala

pabrik. Perhitungan yang dilakukan mengambil asumsi untuk pabrik


dengan
kapasitas 100.000 ton NaOH per tahun. Dari proses tersebut juga
dihasilkan HCl.
Karena harga NaOH granul yang cukup mahal, serta effisiensi untuk
NaOH jauh
lebih besar dibanding HCl, sehingga focus utama dari pabrik ini adalah
produk
NaOH, sementara HCl yang dihasilkan merupakan produk samping. Oleh
karena itu,
produk

yang dihasilkan adalah NaOH

yang dibuat granul dengan harga

sekitar Rp
200.000 Rp 250.000 per kg. Sementara produk HCl merupakan HCl
dengan
kualitas sedang yang memiliki harga jual sebesar Rp 7.500 per liter.
Dengan
kapasitas pabrik yang sebesar 100.000 ton NaOH

per tahun, melalui

perhitungan
neraca massa didapat bahwa NaCl yang dibutuhkan sebesar 20,32 juta
ton. Akan
tetapi, karena NaCl sisa elektrolisis pada tiap prosesnya masih dapat
digunakan

32

kembali maka melalui perhitungan, NaCl yang diperlukan adalah sebanyak


350.000
ton per tahun. Harga garam dapur di pasaran hanya sekitar Rp 1000 /Kg, akan
tetapi
agar bahan baku lebih murni, maka digunakan NaCl murni dengan harga Rp
4000
/Kg. Elektroda grafit dan mercury ditempatkan pada kolom peralatan, hal ini
karena
dua elektroda tersebut tidak berkurang selama proses, sehingga merupakan
investasi
tetap yang tidak harus dibeli setiap tahunnya. Pada kolom peralatan juga
ditambahkan crystalizer, alat ini ditujukan untuk mengubah NaOH cair
menjadi
granul yang mempunyai harga jual lebih tinggi. Untuk menjaga agar
persediaan
bahan baku aman, maka diperlukan tangki persediaan bahan baku yaitu tangki
untuk
NaCl, heksana dan aquadest. Tangki untuk heksana dibedakan, karena sifat
heksana
yang volatile sehingga ditampung pada bejana tekan. Sementara untuk
menampung
hasil produksi, digunakan dua jenis tangki yang berbeda. Hal ini karena
produk hasil
terdiri dari NaOH granul dan HCl cair mempunyai sifat yang berbeda.
HCl

33

merupakan asam kuat yang bersifat oksidatif, sehingga harus ditampung


dalam
tangki stainless steel

yang mempunyai harga lebih tinggi. Dalam

perancangan ini,
gaji pekerja lebih tinggi dari pada gaji rata-rata industry, hal ini dikarenakan
pabrik
direncanakan untuk daerah luar jawa, sehingga gaji yang demikian menjadi
wajar.
Berdasarkan data-data yang didapat, kemudian ditentukan SDP dan BEP dari
rancangan pabrik tersebut. Setelah dilakukan pengolahan data, didapat
nilai SDP
sebesar 19,463% dan nilai BEP sebesar 41,862% dengan keuntungan setelah
pajak
(30%) sekitar 4 trilyun rupiah. Dengan keuntungan sekian, maka didapat
Pay Out
Time (POT) setelah pajak sebesar 2,82. Angka tersebut masih diterima karena
POT
setelah pajak maksimum adalah 5. Dengan demikian, pabrik NaOH dengan
kapasitas
produksi 100.000 ton per tahun dianggap layak untuk didirikan.

VIII. KESIMPULAN

IX. DAFTAR PUSTAKA


1. Putra,Sugili.dkk. 2006. Petunjuk Praktikum Proses Kimia. Yogyakarta:
STTN-BATAN.

34

2. http://kimiaanalis.blogspot.com/2011/12/naoh-natrium-hidroksida.html
diakses pada 14 Desember 2014 pukul 06:15
3. http://www.jpnn.com/read/2014/08/31/254886/Inilah-Data-Kenaikan-TarifListrik-Per-1-September-2014- diakses pada 14 Desember 2014 pukul
09:11

Yogyakarta, 13 Oktober 2014


Asisten,

Sujatno

Praktikan,

Nimas Agustina P.

35

Anda mungkin juga menyukai