manufaktur.Proses tersebut menghasilkan produk berupa gas H2, gas Cl2, dan NaOH (dimana sumber
ion klorida yang digunakan adalah NaCl). Dengan kata lain, proses klor-alkali disebut juga dengan
proses elektrolisis larutan natrium klorida.
Proses lain adalah proses Weldon, yaitu HCl dioksidasi dengan mangan dioksida yang mahal.
Pengembangan peralatan listrik arus searah berkapasitas besar menjelang akhir abad kesembilan belas
menyebabkan proses kaustisasi ini menjadi kuno dan pada pertengahan abad kedua puluh, lebih dari
99% klor yang digunakan di dunia diproduksi dari proses elektrolitik.
Karakteristik Produk
Nama Rumus Berat molekul Titik lebur, Titik didih, Densitas Kapasitas
bahan molekul (gr/mol) 1 atm 1 atm (gr/ml) panas
Natrium
NaOH 40 318 °C 1390 °C 2,1
hidroksida
33,949
Klor Cl2 71 171,6 K 239,11 K 3,2
J·mol−1·K−1
28,836
Hidrogen H2 1,00794 14,01 K 20,28 K 0,08988
J·mol−1·K−1
Proses Industri Klor-Alkali
Proses elektrolisis adalah salah satu cara untuk membuat soda kaustik dan klor, yang masih
banyak dipergunakan di industri. Elektrolisis larutan garam menghasilkan klor pada anode dan
hidrogen bersama natrium hidroksida pada katode. Jika klor dan natrium hidroksida yang diinginkan
sebagai produk akhir, Rancangan sel harus dibuat sedemikian rupa sehingga kedua bahan tersebut
tidak bercampur.
Dewasa ini, ada berbagai rancangan yang cerdik untuk mengatasi masalah tersebut.Tetapi, ada
tiga jenis rancangan sel yang paling banyak digunakan di industri, yaitu sebagai berikut.
Sel diafragma(1890)
Sel merkuri (1892)
Sel membran (1970)
Sebelum dimasukkan ke dalam sel elektrolisis, air garam terlebih dahulu harus melalui proses
pemurnian karena mengandung pengotor seperti senyawa-senyawa kalsium, besi, dan magnesium.
Pemisahan pengotor dapat dilakukan dengan menggunakan resin penukar ion. Akan tetapi, proses ini
memerlukan biaya yang besar untuk pembelian dan regenerasi resin. Oleh karena itu digunakan
senyawa kimia yaitu Na2CO3 yang lebih murah. Pada sel membran dilakukan pengolahan tambahan
dengan fosfat.
Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut.
1. Pengendapan
Tahap awal dari pemurnian air garam adalah pengendapan kalsium dan ion magnesium
sebagai kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dengan
menggunakan natrium karbonat dan natrium hidroksida. Logam (besi, titanium,
molibdenum, nikel, kromium, vanadium, tungsten) juga dapat diendapkan sebagai
hidroksida.
2. Penyaringan
Pengotor yang berupa endapan dihilangkan dengan sedimentasi, filtrasi, atau kombinasi
dari keduanya. Air garam murni harus mengandung idealnya [Ullmann, 1996]:
Ca: <2 mg/l ; Mg: <1 mg/l ; SO4: <5 g/l
Dari harga potensial reduksi di atas, reaksi keseluruhan yang terjadi di katode dan anode:
Oksidasi : 2 Cl- (aq)→ Cl2 (g) + 2 e- Eooks = 1,36 V
Reduksi : 2 H2O (l) + 2 e-→H2 (g) + 2 OH- (aq) Eored = - 0,83 V
2 NaCl(aq) + 2 H2O(aq) H2(g)+ Cl2(g) + 2 NaOH(aq) Eosel = 2,19 V
dapat bereaksi langsung dengan klorin menghasilkan hidrogen klorida gas dengan kemurnian tinggi.
Selain itu, hidrogen dapat direaksikan dengan nitrogen menghasilkan ammonia.
Proses Elektrolisis dengan Sel Merkuri
Suatu proses elektrolisis dalam industri klor-alkali yang menghasilkan NaOH (aq) dengan
kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan dengan sel diafragma adalah sel merkuri. Dalam elektrosis
tersebut, anodenya terbuat dari grafit atau titanium, tetapi katodenya adalah kolam aliran raksa
(merkuri). Katode merkuri mempunyai overpotensial yang lebih tinggi untuk mereduksi H 2O menjadi
OH- dan H2. Reduksi yang terjadi adalah Na+(aq) menjadi Na(l) yang larut dalam merkuri membentuk
suatu amalgam (paduan raksa natrium) berupa 0,5% Na. Ion Cl- yang berasal dari larutan garam NaCl
mengalami oksidasi di anoda menghasilkan gas Cl2.
Diagram Alir A
ga
Elektrolisis Sel
Penjenu i
ra Air garam
Merkuri Pengend
han Air r Zat
yang belum
m Filtrasi Res
pengenda
Filt apan
Garam murni
Pendingi pidu
rasian Elektrolis
oliA A nan H
t i is
m Sel g Pendin
Larut Pengurai Penger
an Pend Merkuri
al ginan
kaust r an
Pendingin ingan
Kompr
ingin
Pembua ga
ik Peny
an
Amalga
m an
Pembuan esi
ngan
impa
merkuri m gan C
N H
merkuri
nan l
a 2
O 2
H
Figure 5. Diagram alir elektrolisi sel merkuri
Proses Elektrolisis dengan Sel Membran
Dalam sel membran tersebut, ruang anoda dan ruang katoda dipisahkan oleh suatu membran
yang dapat dilalui oleh kation (ion positif) atau disebut juga membran penukar kation. Membran
penukar kation tersebut memiliki peranan penting yaitu menjadi media yang memungkinkan terjadinya
perpindahan ion-ion natrium (Na+) dari ruang anoda ke
ruang katoda. Namun, membran tersebut mencegah
mengalirnya ion Cl- ke ruang katoda dan mencegah
sebagian besar ion OH- ke ruang anoda sehingga soda
kostik yang dihasilkan tidak bercampur dengan larutan
garam.
Sel membran beroperasi dengan menggunakan
larutan garam yang lebih pekat dan menghasilkan
produk yang lebih murni dan lebih pekat (28% NaOH
yang mengandung 50 ppm NaCl; dan produk dengan
40% NaOH pun akhir-akhir ini dikabarkan ada). Larutan
garam natrium klorida jenuh yang mengandung ion-ion
Na+ and Cl– dialirkan ke dalam ruang anoda, sedangkan
Figure 6. sel membran pada ruang katoda diisi air murni. Suatu arus searah
(DC) kemudian dialirkan melalui sel tersebut.
–
Pada anoda, ion-ion klorida (Cl ) dalam larutan garam (NaCl) mengalami oksidasi menjadi gas
klorin (Cl2), sedangkan pada katoda ion-ion hydrogen (H+) dalam air mengalami reduksi menjadi gas
hydrogen (H2).
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Katode : 2 H+ + 2 e– H2 (g)
Anode : 2Cl- Cl2+ 2e-
Selanjutnya, ion-ion natrium (Na+) yang berpindah dari anoda ke katoda bereaksi dengan ion-ion
hidroksida (OH–) menghasilkan soda api (NaOH) dengan konsentrasi 32-35%. Untuk mencapai
konsentrasi soda api 50%, larutan kaustik yang diproduksi harus dipekatkan dengan penguapan
(terkonsentrasi di vaporizer).
Reaksi elektrolisis larutan garam (NaCl) secara keseluruhan dapat dituliskan sebagai berikut:
2NaCl + 2H2O 2NaOH + Cl2 + H2
Karena gas klorin (Cl2) bersifat korosif, anoda harus dibuat dari logam yang tidak reaktif seperti
titanium, sementara katoda dapat dibuat dari nikel.
Diagram Alir
a
Elektrolisis Sel
Penjenuha gar
i
Membran Pengendap
n air amGaram
Zat
r yang belum
garam
an
Filtrasi pengend
resi
murni
Pemurnian ap
du
dengan
Sel
H membranC
Elektrolisi
Pendingin La Pendi
pertukaran
Pendin 2 sl
Pengering
an
ru
ngina
ginan ion ta Peme
H an 2
Kompresi
n n
katan
Pendi
Pencairan ka ngina
2 Penyi
Penguapan us n
mpan
N
Klo tik
rin aan
O
H
Figure 7. Diagram alir elektrolisi sel membran
Adapun konversi kimia dalam industri klor alkali adalah sebagai berikut.
Evaporasi dan Pemisahan Garam
Pada sel diafragma, dihasilkan 11% NaOH dan 15% NaCl. Untuk pengiriman, larutan tersebut
perlu dipekatkan terlebih dahulu di dalam evaporator efek berganda yang tabung-tabungnya
terbuat dari nikel. Sebagian besar garam itu terkristalisasi ke luar dan dapat dipisahkan untuk
kemudian didaur-ulangkan. Hasil akhir dari proses klor-alkali ini adalah 50% NaOH (aq) dengan
sekitar 1% NaCl berupa pengotor. Bila kandungan NaCl sebesar 1% tidak menjadi masalah,
larutan 50% ini dapat langsung dikirim sebagai produk dengan kepekatan komersial standar.
Sel membran menghasilkan kaustik yang jauh lebih pekat dibandingkan sel diafragma (28%-
40%), sedangkan kandungan klornya sedikit sehingga produk ini tidak banyak memerlukan
evaporasi dan perlakuan lain. Demikian pula untuk sel merkuri, tidak diperlukan evaporasi untuk
membuat produk dengan konsentrasi 50%.
Dalam proses sel merkuri, kaustik soda 50% yang diperoleh langsung dari dekomposer/denuder
biasanya dipompa ke menara pendingin, kemudian menuju sistem pembuangan merkuri dan
kemudian menuju ke bagian penyimpanan akhir. Dalam beberapa kasus kaustik dipanaskan
sebelum filtrasi. Metode yang paling umum untuk menghilangkan merkuri dari soda kaustik
adalah pelat (atau daun) filter dengan precoat karbon. Dalam kondisi normal, merkuri-sel kaustik
soda (NaOH sebagai 100%) mengandung 20-100 ppm natrium klorida dan 40-60 ¼ g Hg / kg
NaOH.
Evaporasi Akhir
Kaustik 50% yamg sudah didinginkan dan diendapkan atau kaustik yang telah dimurnikan
secara khusus dapat dipekatkan dengan menggunakan evaporator akhir efek-tunggal agar
menjadi NaOH 70 sampai 75% dengan menggunakan uap bertekanan 500 sampai 600 kPa.
Kaustik yang sangat pekat ini harus ditangani dengan pipa yang dipanasi dengan pipa uap agar
tidak mengalami pembekuan.Larutan itu lalu diteruskan ke periuk penyelesaian.
Penyelesaian Kaustik dalam Periuk
Walaupun penyelesaian kaustik 50% itu dulu dilakukan di dalam periuk-periuk besi tuang
dengan menggunakan pemanasan langsung, efisiensi kalornya cukup rendah sehingga dewasa ini
cara ini dilakukan hanya untuk kaustik 70 sampai 75% saja. Suhu akhirnya adalah 500 0C sampai
6000C dan ini menguapkan airnya sampai kira-kira 1% yang tertinggal. Periuk-periuk besi ini
sekarang digantikan dengan evaporator. Cara ini juga untuk konsentrasi di atas 50%. Kaustik
anhidro yang panas itu diolah dengan belerang agar kandungan besinya mengendap dan keluar.
Produk ini dipompakan dengan pompa sentrifugal yang menyalurkan bahan meleleh itu ke dalam
drum-drum baja yang dapat menampung 320 kg atau ke dalam mesin penyerpih.
Pemurnian kaustik secara Khusus
Pengotor yang tidak dikehendaki dalam kaustik 50% adalah besi klorida, NaCl, dan NaClO3.
Penyingkiran besi-besi biasanya dilakukan dengan mengolah kaustik itu dengan 1% berat serbuk
kalsium karbonat dan menyaring campuran yang dihasilkan. Klorida dan klorat dikeluarkan
dengan meneteskan kaustik 50% itu ke dalam kolom larutan ammonia 50%. Pengolahan ini
menghasilkan kaustik yang hampir bebas sama sekali dari klorida dan klorat seperti yang
dihasilkan dari proses raksa.(Figure 8).
Pendinginan Klor
Klor panas yang keluar dari anoda mengandung banyak uap air. Gas ini terlebih dahulu
didinginkan di menara pendingin agar sebagian besar uap ini dapat mengembun.
Pengeringan Klor
Setelah didinginkan, gas klor dikeringkan dengan asam sulfat di dalam menara pembasuh.
Sampai pada menara asam sulfat ini, klor basah itu harus ditangani dengan menggunakan bahan
yang tahan, seperti poliester, polivinil klorida, dan lain-lain.
Pemampatan dan Pencairan Klor
Klor kering dikompresi sampai tekanan 240 kPa atau kadang-kadang bahkan 550 kPa. Untuk
tekanan yang agak rendah, kompresor yang biasa digunakan adalah kompresor putar dengan
torak zat cair dan terbuat dari besi, dan menggunakan asam sulfat sebagai cairan perapat. Untuk
tekanan dan kapasitas yang lebih besar, biasanya digunakan kompresor sentrifugal atau
kompresor bolak-balik tanpa pelumasan. Kompresor bolak-balik biasanya menggunakan cincin
torak dan salut torak dari karbon, sedangkan bagian-bagian lainnya terbuat dari besi cor. Kalor
kompresi ditarik keluar dan gasnya mengembun. Klor cair itu disimpan di dalam silinder-silinder
kecil, silinder satu ton, pipa atau kereta tangki 50 t yang dikirimkan ke konsumen besar. Gas sisa
atau “gas tiup” (blow gas) yang selalu terdapat pada proses ini terdiri dari campuran seimbang
antara klor dan udara.
Pendinginan hidrogen
Gas hidrogen didinginkan di menara pendingin agar sebagian besar uap air dapat mengembun.
Dalam proses sel merkuri, hidrogen harus diperlakukan/diolah lagi untuk menghilangkan
merkuri. Pendingin primer pada suhu kamar dilakukan pada electrolyser, memungkinkan uap
merkuri mengembun ke dalam sirkuit merkuri utama. Pendinginan lebih lanjut terjadi pada tahap
berikutnya menggunakan penukar panas besar dan kondensat dikirim untuk diperoleh merkuri
kembali.
Sel Merkuri Produk NaOH pekat dengan kemurnian Membutuhkan energy listrik yang tinggi
tinggi dibandingkan dengan sel diafragma dan
pencemaran Lingkungan kasus minamata
disease.
Sel Proses membrane tidak menggunakan bahan Air garam memasuki sel membran harus
Membran yang sangat beracun seperti merkuri dan dengan kemurnian sangat tinggi sehingga
asbes. sering membutuhkan langkah pemurnian
Pengunaan listrik yang lebih hemat mahal tambahan sebelum elektrolisis.
dibandingkan 2 proses lainnya.
Manfaat Produk
Produk Manfaat
Soda kaustik (NaOH) Industri pulp dan kertas
Industri tekstil
Industri sabun dan deterjen
Industrimigas
Industri kimialainnya
Klorin Desinfektan air
Obat-obatan
Bahan baku ekstraksi indutri logam
Bahan pengisi batu baterai
Pupuk tanaman
Bahan pemutih
Bahan baku pembuatan meron.
Bahan pematri (solder).
Hidrogen Bahan pembangkit kalor
Bahan pembangkit tenaga bantuan listrik
Berperan dalam proses pemurnian minyak
Berperan dalam bahan pendeteksi kebocoran gas
Zat pendingin rotor dalam generator listrik