1. Latar Belakang
Menurut Departemen Perindustrian (1982), kertas merupakan lembaran yang
terdiri dai serat-serat selulosa yang saling jalin-menjalin dan dihasilkan dari kompresi
serat dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung
selulosa dan hemiselulosa.
Sifat-sifat media kertas penting sebagian karena media terlihat di antara area
yang dicetak, dan sebagian karena media menentukan pantulan latar belakang untuk
lapisan toner. Parameter kertas dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama
yaitu, struktur dan komposisi, optik dan penampilan, listrik dan termal. Sifat fisik dan
mekanik kertas memainkan peran penting dalam kemampuan menjalankan dan
kemampuan mencetaknya, sementara sifat optik berperan dalam menentukan kualitas
cetakan. Selain itu, sifat optik, sifat mekanik, permeabilitas terhadap cairan, dan
sebagainya, secara langsung mempengaruhi kualitas gambar dan proses produksi
(Bernard, 2005).
Semakin tinggi nilai opasitas, maka cetakan akan semakin baik, sebaliknya
jika nilai opasitas rendah maka mutu cetakan semakin rendah (cetakan membayang
dan terlihat dari sisi belakangnya). Sebagai contoh, kaca bening dan tembus pandang
nilai opasitasnya 0%, sedangkan Art Carton 310 gram nilai opasitasnya 100% (tidak
tembus pandang).
Opasitas dipengaruhi oleh penggunaan pulp mekanis dan penambahan bahan
pengisi. Opasitas merupakan jumlah cahaya yang ditransmisikan oleh kertas dan
salah satu parameter penting dalam proses cetak. Opasitas adalah perbandiingan
antara faktor pantul pencahayaan (Ro 0) dengan faktor instrinsik (R~).
Opasitas dapat ditingkatkan dengan beberapa cara seperti pengaturan
gramatur, penggillingan, pengempaan basa, bahan pengisi dan jenis serat itu sendiri.
Semakin tinggi gramatur maka semakin tinggi nilai opasitas .
2. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui metode pengujian opasitas pada kertas
2. Mengetahui cara kerja alat, kalibrasi dan pengukuran sampel serta prinsip kerja
alat opacity tester berdasarkan TAPPI/ISO/SNI.
4. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Alat opacity tester dihubungkan dengan arus listrik
2. Tombol power yang terdapat pada alat diarahkan ke arah on untuk
menghidupkan alat.
3. Pada monitor akan muncul angka-angka secara random. Hal ini umumnya
terjadi ketika alat baru dihidupkan.
4. Setelah angka tersebut menunjukkan angka nol, “set zero” diputaran pada alat
untuk melakukan kalibrasi dan monitor diperhatiakan agar selalu menunjukkan
pada angka nol.
5. Tombol “set 100” diputaran hingga layar menunjukkan angka 100. Hal ini juga
dilakukan untuk kalibrasi agar hasil dari pengujian opasitas kertas lebih akurat.
6. Sampel kertas yang akan diuji dimasukkan ke dalam board yang disiapkan
khusus untuk tempat sampel yang akan diuji.
7. Board yang berisi sampel dimasukkan kedalam alat dan hasil opasitas akan
secara otomatis terbaca.
8. Hasil pengukuran opasitas kertas dapat dilihat pada monitor alat opacity tester.
5. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil
Pada observasi pengukuran opasitas pada kertas menggunakan alat yaitu
opacity tester untuk uji kemampuan kertas agar dapat ditembus oleh udara yang
dilewatkan pada salah satu permukaannya. Opacity tester sangat sensitif dan ruangan
untuk alat tersebut sangat dijaga, karena alatnya menggunakan system sensor agar
tidak terganggu kinerja dari alat.
Parameter pengukuran kertas yaitu jumlah cahaya yang ditransmisikan oleh
kertas. Prosedur penggunaan alat opacity tester dapat dilihat pada gambar dibawah ini
E
C D
5.2 Pembahasan
Percobaan opasitas ini bertujuan untuk mengetahui metode pengujian opasitas
pada kerta serta mengetahui cara kerja alat, kalibrasi dan pengukuran sampel serta
prinsip ke rja alat opacity tester berdasarkan TAPPI/ISO/SNI. Alat yang digunakan
dalam pengujian opasitas adalah opacity tester.
Opacity tester merupakan alat yang digunakan untuk
uji kemampuan kertas agar dapat ditembus oleh udara yang dilewatkan pada salah
satu permukaannya. Opasitas adalah kemampuan lembaran kertas untuk dapat
menyembunyikan teks atau gambar pada sisi belakang lembaran, sehingga sifat ini
penting untuk proses cetak bolak-balik. Opasitas dipengaruhi oleh penggunaan pulp
mekanis dan penambahan bahan pengisi. Alat opacity tester harus selalu dalam
keadaan hidup (masih terhubung dengan arus listik) karena jika mati alat tersebut
harus dikalibrasi kembali.
ISO 2471 Opacity menentukan metode untuk penentuan opacity (dukungan
kertas) kertas dengan reflektansi difus.Hal ini dapat digunakan untuk menentukan
opasitas kertas atau papan yang mengandung zat pemutih fluoresen, asalkan
kandungan UV dari insiden radiasi pada benda uji telah disesuaikan agar sesuai
dengan yang di CIE iluminan C menggunakan standar referensi fluorescent yang
disediakan oleh Laboratorium resmi ISO / TC 6 seperti yang dijelaskan dalam ISO
2470-1. Tes ini tidak berlaku untuk kertas atau papan berwarna yang memasukkan
pewarna atau pigmen fluoresens. Prinsip kerja alat berdasarkan ISO 2471 adalah
faktor luminansi selembar kertas di atas rongga hitam dan faktor luminansi intrinsik
kertas ditentukan. Opacity dihitung sebagai rasio dari dua nilai faktor pencahayaan
ini.
Menurut TAPPI T 425 Opacity adalah properti optik dasar kertas secara
keseluruhan, namun pengukuran opacity ditentukan oleh rasio pengukuran reflektansi
(rasio kontras). Keburaman lembaran dipengaruhi oleh ketebalan, jumlah dan jenis
bahan pengisi, tingkat pemutihan serat, lapisan, dan sejenisnya. Prinsip penting dari
metode ini adalah refleksi kertas ketika dikombinasikan dengan backing putih lebih
tinggi daripada kertas ketika dikombinasikan dengan backing hitam. Karena dalam
kasus sebelumnya, cahaya ditransmisikan melalui lembar buram yang sebagian besar
dipantulkan oleh backing putih, dan sebagian dari cahaya ditransmisikan melalui
kertas untuk kedua kalinya sehingga meningkatkan refleksi total.
Penentuan opacity sangat penting baik untuk produsen dan konsumen. Ketika
pigmen putih ditambahkan ke lembaran, ia mencerai-beraikan lebih banyak cahaya
dan karenanya meningkatkan opacity, namun juga dimungkinkan untuk
meningkatkan opacity dari suatu lembaran dengan menambahkan pigmen atau
pewarna gelap yang menyerap cahaya. Metode ini menggunakan geometri 15/d, A/2 °
yang menyala dan 89% reflektansi. Sedangkan menurut metode TAPPI T 519 untuk
pengukuran opacity dengan geometri d/0, C/2 ° yang menyala dan paper backing.