MODUL 1
CHIP PREPARATION
Dosen Pengampu
Chairul, ST, MT
Kelompok 5 A:
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
BAB I LANDASAN TEORI ..................................................................................1
1.1 Industri Pulp .............................................................................................1
1.2 Bahan Baku ...............................................................................................1
1.3 Bulk Density ..............................................................................................2
1.4 Kadar Air Pada Kayu ................................................................................3
1.5 Klasifikasi Chips.......................................................................................5
BAB II METODE PERCOBAAN ........................................................................6
2.1 Alat dan Bahan .........................................................................................6
2.2 Prosedur Kerja ..........................................................................................6
2.3.1 Analisa Bulk Density .....................................................................6
2.3.2 Chip Moisture .................................................................................6
2.3.3 Klasifikasi Chip ..............................................................................7
2.3.4 Packing ...........................................................................................7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................8
3.1 Hasil ..........................................................................................................8
3.2 Pembahasan ..............................................................................................8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................10
4.1 Kesimpulan .............................................................................................10
4.2 Saran .......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11
LAMPIRAN A PERHITUNGAN
LAMPIRAN B DOKUMENTASI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
LANDASAN TEORI
1
yang terjal, tanaman ini memiliki kualtitas tumbuh yang baik dan mampu
memproduksi kayu 20 m3/ha/tahun. (Sindusuwarno dan Utomo, 1981). Sedangkan
untuk Accasia crassicarpa produksi rata-rata pertahunnya mencapai 27
m3/ha/tahun. Untuk spesies Eucalyptus yang ada di Indonesia diantaranya adalah
Eucalyptus deglupta dengan riap 25-40 m3/ha/tahun, Acacia crassicarpa dengan
riap 20-30 m3/ha/tahun dan Eucalyptus grandis dengan riap 25 m3/ha/tahun. Pulp
Accasia mangium memiliki kualitas yang cukup baik.
Accasia mangium merupakan bahan baku utama dalam pembuatan wood
chip. Wood Chip merupakan bahan baku untuk pembuatan pulp. Chip adalah kayu
yang telah dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil dengan ukuran dan
ketebalan tertentu. Keseragaman dari chip dan produktivitas dari sebuah pabrik
pulp tergantung oleh banyak faktor, tetapi kualitas chip tetap menjadi faktor yang
paling penting. Chip yang berkualitas baik akan memudahkan pada saat proses
pemasakan dalam digester. Jika kualitas chip rendah maka akan menyebabkan
pemakaian log meningkat dan pemakaian chemical untuk proses pemasakan chip
juga meningkat sehingga biaya yang dikeluarkan juga akan lebih besar dan pulp
yang dihasilkan akan menurun serta kualitasnya juga ikut menurun. Kualitas Chip
sangat menetukan terutama didalam proses pembuatan pulp dikarenakan dapat
memaksimalkan kayu menjadi pulp dan memaksimalkan kualitas pulp yang
dihasilkan.
2
Bulk Density Massa Chips kering setelah di oven per
volume sampel.
Massa Chips kering setelah di oven per
Basic Density green volume.
Bulk Density per basic density dari
Solid Volume Content Rasio sampel.
Pada dasarnya, pengukuran bulk density bergantung pada beberapa faktor, seperti
bentuk partikel – partikel dasar dan penurunan kerapatan curah. Distribusi ukuran
partikel yang tidak rata danfraksi yang halus pada sebuah kayu akan membuat
pengukuran bulk density menjadi lebih besar.
3
pada seluruh dinding sel dan dinding kayu jika seluruh sel kosong dan dinding sel
jenuh air maka kondisi ini disebut titik jenuh serat, biasanya kadar air berada antara
23-27% karna sifat hidrokopis semua kayu berusaha untuk mencapai kadar air yang
seimbang (Basri, E. 2008).
Penyusutan kayu berbeda tergantung pada lokasi kayu pada log. Lebih dekat
posisinya ke arah hati kayu (pusat lingkaran tahun) lebih kecil pula penyusutannya.
Akan berguna sekali pada waktu kita ingin membuat pelebaran papan dengan
melihat penampang kayu dan mengaturnya sesuai dengan arah penyusutan sehingga
walaupun terjadi penyusutan bentuk pelebaran papan tidak terlalu jauh berbeda.
Kadang kala berat kadar air kayu lebih besar dari berat kayu itu sendiri. Kandungan
air ini diketahui dapat mempengaruhi karakteristik dari kayu seperti berat,
kekuatan, dan penyusutan. Kandungan air juga memungkinkan terjadinya serangan
dari berbagai serangga dan jamur yang dapat membuat kayu menjadi rapuh dan juga
dapat merusak struktur penyusun kayu tersebut.
Dalam keadaan dimana kadar air kayu sangat tinggi, maka dilakukanlah
pengeringan kayu. Pengeringan kayu adalah proses untuk melepas sebagian air
yang terkandung di dalam kayu sehingga mencapai kadar air kayu tertentu atau
kadar air yang diinginkan. Pengukuran kadar air kayu dapat dilakukan baik di
lapangan maupun di laboratorium. Pada dasarnya, kadar air didefinisikan sebagai
berat air dalam kayu yang dinyatakan dalam pecahan, biasanya dalam Persen (%)
dari berat kering tanur, berat penyusutan, pengembembangan, kekuatan, dan sifat-
sifat lainnya tergantung pada kadar air. Bila kayu dengan kadar air maksimum di
keringkan, air yang pertama –tama menguap adalah air bebas, Kadar air (KA) akan
turun sampai titik jenuh serat (TJS). Selama proses ini tidak terjadi perubahan
dimensi kayu, setelah tercapai titik jenuh serat, air terikat menguap dari dinding sel
dan KA (Kadar Air) turun di bawah TJS (Titik jenuh Serat). Dalam fase ini terjadi
penyusutan dimensi kayu. Penyusutan Kayu ini disertai dengan pengurangan kadar
air nol (kering tanur). Penyusutan kayu dari titik jenuh serat sampai kondisi kering
tanur di sebut penyusutan total (Basri, 2008).
4
Size Distribution Pengelompokan chips dari berbagai bentuk dan ukuran. Size
Classification Prosedur untuk memisahkan chips melalui serangkaian screen, dan
dikelompokkan berdasarkan bentuk dan ukurannya. Chips Classifier Alat yang
digunakan untuk mengelompokan ukuran chips dapat dilihat pada Tabel 1.5
Tabel 1.5 Pengelompokan Ukuran Chip
No. Klasifikasi chip Ukuran Keterangan
(mm)
1 Oversize Chips >45 Chips yang tidak bisa melewati first
screen pada alat classifier.
2 Overthick Chips >8 Chips yang berhasil melewati first
screen tetapi tertahan pada second
screen.
3 Large accept Chips >13 Chips yang melewati 2 screening teratas
pada alat classifier, tetapi tertahan pada
screen ke-3.
4 Small accept Chips >7 Chips yang melewati 3 screening teratas
pada alat classifier, tetapi tertahan pada
screen ke-4.
5 Pin Chips >3 Chips yang melewati 4 screening teratas
pada alat classifier, tetapi tertahan pada
screen ke-5.
6 Fines Partikel <3 Partikel yang bisa melalui seluruh
screening pada alat clasifier
5
BAB II
METODE PERCOBAAN
6
d. Chips dikeluarkan, kemudian dimasukkan kedalam desikator selama 15
menit.
e. Chips ditimbang berat keringnya lalu dicatat.
f. Pengulangan dilakukan sampai berat pada chips kering konstan
2.3.4 Packing
Timbang dan packing sebanyak 600 gr sampel Chip yang telah dihitung
kelembaban-nya. Packing kedalam 1 kantong plastik dan beri label nama
kelompok.
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Berdasarkan percobaan yang di lakukan, maka di perolehlah data mengenai
bulk density dan moisture yang dapat di lihat Tabel 3.1.
3.2 Pembahasan
Pada Analisa bulk density dilakukan kalibrasi pada toples penampung chip,
yaitu dengan mengisi pada air pada gelas takar 1000 mL hingga batas atas pada
toples. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa volume toples yang digunakan
sebagai wadah untuk menampung chip. Analisa bulk density ini sebagai paramater
yang penting bagi pengisisan digester, sebagai penentu jumlah chip yang dapat
masuk dalam digester. Makin banyak chip yang dimasukkan maka makin tinggi
bulk density yang berarti akan sulit meneruskan air. Berdasarkan percobaan, berat
toples kosong yang kami dapatkan yaitu 103,27 gram. Berat toples sesudah diisi
chip yaitu 1043,12 gram. Kemudian diperoleh hasil Bulk Density dengan volume
wadah 4.315 mL sebesar 193,1818 gram/L. Secara teoritis Bulk Density sebesar
7
180-340 gram/L. Hal ini menunjukkan bahwa hasil percobaan kami masih tetap
berada pada range yang sesuai dengan hasil teoritis.
Analisa Moisture Chip yang bertujuan untuk menentukan kadar air dan
kelembaban pada chip. Moisture chip ini mempunyai pengaruh pada pulp yield,
kappa number, dan kualitas pulp. Dalam praktikum ini dilakukan 3 kali
pengulangan pada oven yang tujuannya untuk menghilangkan kadar air pada chip
sampai konstan. Kemudian dimasukkan ke dalam desikator, dimana pada desikator
terdapat silica gel yang berfungsi untuk menyerap air pada chip yang masih ada.
Menurut Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan
Tanaman Hutan Moisture Chip mempunyai syarat untuk pemasakan yaitu sebesar
10%. Dari percobaan yang kami lakukan kami mendapatkan Kadar Air atau
Moisture Chip sebesar 9%. Berdasarkan hasil percobaan kami masih tetap berada
dalam range yang sesuai dengan teoritis.
8
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat di dalam praktikum chip preparation
diantaranya yaitu.
1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan nilai bulk density yang didapat
adalah sebesar 0,1931 g/mL.
2. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan nilai kadar air sampel chip yang
didapat adalah 9%.
3. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan nilai persentase masing-masing
kelompok chip, yaitu:
Untuk ukuran Oversize (> 45 mm) ialah 13,1 %. Dan pada ukuran Large accept (13
mm – 45 mm) nilai persentasenya 83,2 %. Untuk Small accept (7 mm – 13 mm)
ialah 2,9 %. Pada ukuran Pins (3 mm – 7 mm) yaitu 0,33% . dan yang terakhir
Fines (< 3 mm) adalah 0,35 %.
4.2 Saran
Adapun saran yang didapat di dalam praktikum chip preparation diantaranya
yaitu.
1. Diharapkan praktikan memakai APD lengkap saat melakukan prakikum.
2. Memahami modul yang akan di praktikumkan
3. diharapkan agar menggunakan neraca analitik dengan baik agar berat yang
diperoleh lebih akurat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Basri, E. 2008. Pengaruh Sifat Fisik Dan Anatomi Terhadap Sifat Pengeringan
Enam Jenis Kayu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 26(3): 1-17.
G.A. Smook. 1988. Handbook for Pulp and Paper Technologist. Montreal,
Quebec Canada: Joint Textbook Committee of The Paper Industry,
Canadian Pulp and paper Association.
Haygreen J G dan JL Bowyer. 1982. Forest Products and Wood Science an
Introduction : The Iowa State University Press.
Kocurek, M.J. 1989. Pulp and Paper Manufacture Volume 5 Alkaline Pulping.
The joint textbook committee of paper industry: Canada
Rivai, R. 2011. Identifikasi Jenis Kayu Indonesia.l. Sains dan Teknologi
Farmasi 16, (2): 180-188.
Sindusuwarno, D.R, D.I., Utomo. 1981. Acacia mangium Jenis Pohon
yang Belum Banyak Dikenal. Kehutanan Indonesia VI (II) : 38-41.
Suhartati, Rahmayanto, Y., Daeng, Y. 2014. Dampak Penurunan Daur
Tanaman HTI Acacia Terhadap Kelestarian Produksi,
Ekologis dan Sosial. Info Teknis Eboni. 11 (2), 103-116
10
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
= 9,0840 %
11
Berat wadah II = 116,84 gram
Berat cawan = 3,8845 gram
Ditanya : Berat total chip (W) dan % chip per dimensi = …?
1. Berat chip ukuran (>45mm) = 192,31 gram - berat wadah
= 192,31 gram – 69,01 gram = 123,3 gram
2. Berat chip ukuran (13-45 mm) = 895,26 gram – berat wadah
= 895,26 gram – 116,84 gram = 778,42 gram
3. Berat chip ukuran (7-13 mm) = 96,33 gram- berat wadah
= 96,33 gram – 69,01 gram = 27,31 gram
4. Berat chip ukuran ( 3-7 mm) = berat cawan – 0,7639 gram
= 3,8845 gram – 0,7639 gram = 3,1215 gram
5. Berat chip ukuran (<3mm) = berat cawan – 0,5558 gram
= 3,8845 gram – 0,5558 gram = 3,2887 gram
Total semua sampel (W) = 935,4402 gram
= 0,35%
3,1215 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. % chip ukuran 3-7 mm = × 100%
935,4402
= 0,33 %
27,13 𝑔𝑟𝑎𝑚
3. % chip ukuran 7-13 mm = × 100%
935,4402
= 2,9 %
778,42 𝑔𝑟𝑎𝑚
4. % chip ukuran 13-45 mm = 935,4402
× 100%
= 83,2%
123,3 𝑔𝑟𝑎𝑚
5. % chip ukuran > 45 mm = × 100%
935,4402
= 13,1 %
Total persentase = 100 %
A.4 Packing
Berat chip yang di packing = 600 gram
12
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI
Gambar B.3 Berat Chip di Toples Gambar B.4 Berat Chip Oversize
Gambar B.5 Berat Chip Large Gambar B.6 Berat Chip Small
Accept. Accept.
13
Gambar B.7 Berat Pins Gambar B.8 Berat Fines
14