Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Analisa Pengendapan

B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilakukan praktikum Analisa Pengaendapan ini adalah untuk


mempelajari proses pemisahan suatu partikel padat yang terdapat di dalam
suatu fluida yang didasarkan atas besar kecilnya diameter oartikel ( distribusi
partikel ) berdasarkan Hukum Stoke.

C. Latar Belakang

Endapan merupakan zat yang memisahkan diri dari larutan berfase


padat,terbentuk jika larutan lewat jenuh. Suatu akan zatyang mengendap jika hasil
kali kelarutan ion-ionnya lebih besar dari Ksp. Kelarutan (s) didefinisikan sebagai
konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Pembentukan endapan adlah salah satu
teknik untuk memisahkan anlit dari zat lain ,dan endapan ditentukan dengan cara
di timbang dan dil;kukan pehitungan stokiometri. Suatu zat cair memiliki
kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan ke dalamnya
mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan
padatan tersebut dengan zat cair.Sebagai contoh, apabila kita memasukkan bola
kecil kedalam zat cair, terlihatlah bola tersebut mula mula turun dengan cepat
kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut
pada saat tertentu akan mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak
lurus beraturan.Gesekan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan
yang dimiliki zat cair,sehingga kecepatan bola berubah. Hambatan zat cair itulah
yang kita namakan sebagai kekentalan ( vsikositas ).Akibat vsikositas itulah yang
menyebabkan terjadinya perubahan terhadap kecepatan bola.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 25


BAB II
LANDASAN TEORITIS

Pengendapan terjadi bilamana arus/gaya mulai menurun hingga berada di


bawah titik daya angkutnya. Ini biasa terjadi pada cekungan-cekungan, laut,
muara sungai, dll.

Pada saat sedimen diendapkan mengikuti hukum alam, maka material


yang berat akan terendapkan lebih dahulu dibandingkan dengan yang lebih ringan, sesuai
dengankecepatan atau energi medium pembawanya. Merkanisme dan kondisi lingkungan
pengendapan akanterekam dalam sedimen meskipun telah mengalami diagenesa
menjadi batuan sedimen.
1. Pengendapan secara mekanik.
Batuan sedimen hasil dari pembentukan secara mekanik dapat
dibagi berdasarkan ukuran butir. Batuan ini terbentuk oleh batuan yang telah
ada terlebih dahulu yang mengalami pelapukan, hancur lalu dibawa oleh air,
angin, atau ombak dan diendapkan di tempat lain yang lebih rendah. Setelah
itu mengalami proses diagenesis menjadi batuan yang kompak.
Pengendapan dapat terjadi di mana-mana, baik di daratan (tepi rawa, danau),
pantai, dan di bawah permukaan laut.
2. Pengendapan secara kimiawi.
Pembentukan endapan ini karena proses penguapan pada larutan,
sehingga menjadi jenuh dan yang tertinggal hanya kandungan garam.
Biasanya endapan ini tersusun dari kristal-kristal garam, misalnya garam
dapur, gips, dan sebagainya. Tidak ditemukan fosil (bekas hewan atau
tumbuhan) karena terbentuk pada air yang mempunyai konsentrasi tinggi
sehingga tidak ada kehidupan.
3. Pengendapan secara biologis (organik).
Batuan sedimen yang terbentuk oleh adanya organisme, baik berupa
binatang ataupun tumbuhan.
Endapan merupakan zat yang memisahkan diri dari larutan berfase
padat,terbentuk jika larutan lewat jenuh. Suatu akan zatyang mengendap jika hasil

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 26


kali kelarutan ion-ionnya lebih besar dari Ksp. Kelarutan (s) didefinisikan sebagai
konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Pembentukan endapan adlah salah satu
teknik untuk memisahkan anlit dari zat lain ,dan endapan ditentukan dengan cara
di timbang dan dil;kukan pehitungan stokiometri.

Analisa pengendapan merupakan suatu metoda analisa yang menggunakan


ukuran butir sebagai materi analisa. Analisa ini umum digunakan dalam bidang
keilmuan yang berhubungan dengan tanah atau sedimen. Dalam analisa ini
tercakup beberapa hal yang biasa dilakukan seperti pengukuran rata-rata,
pengukuran sorting atau standar deviasi, pengukuran skewness dan kurtosis.
Masing-masing pengukuran tersebut mempunyai rumus-rumus yang berbeda dan
mempunyai batasan-batasan untuk menggambarkan keadaan dari butiran yang
diamati atau dianalisa. Batasan-batasan tersebut biasa disebut dengan verbal limit.
Analisa granulometri dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan metode
grafis dan metode statistik, dimana metode grafis memuat berbagai macam grafik
yang mencerminkan penyebaran besar butir, hubungan dinamika aliran dan cara
transportasi sedimen klastik, sedangkan metode statistik menghasilkan nilai rata-
rata, deviasi standar, kepencengan dan kemancungan kurva.

Pilihan atau Sortasi dapat menunjukkan batas ukuran butir atau


keanekaragaman ukuran butir, tipe dan karakteristik serta lamanya waktu
sedimentasi dari suatu populasi sedimen (Folk, 1968). Menurut Friedman dan
Sanders (1978), sortasi atau pemilahan adalah penyebaran ukuran butir terhadap
ukuran butir rata-rata. Sortasi dikatakan baik jika batuan sedimen mempunyai
penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata pendek. Sebaliknya
apabila sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap rata-rata ukuran
butir panjang disebut sortasi jelek.

Ada hubungan antara ukuran butir dan sortasi dalam batuan sedimen.
Hubungan ini terutama terjadi pada batuan sedimen berupa pasir kasar sampai
pasir sangat halus. Pasir dari berbagai macam lingkungan air menunjuk bahwa
pasir halus mempunyai sortasi yang lebih baik daripada pasir sangat halus.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 27


Sedangkan pasir yang diendapkan oleh angin sortasi terbaik terjadi pada ukuran
pasir sangat halus ( Blatt,dkk dalam Kusumadinata, 1980).

Kepencengan (SKEWNESS) adalah penyimpangan distribusi ukuran butir


terhadap distribusi normal. Distribusi normal adalah suatudistribusi ukuran butir
dimana pada bagian tengah dari sampel mempunyai jumlah butiran paling banyak.
Butiran yang lebih kasar serta lebih halus tersebar disisi kanan dan kiri dalam
jumlah yang sama. Apabila dalam suatu distribusi ukuran butior berlebihan
partikel kasar, maka kepencengannya bernilai negatif (Folk, 1974).

Besar butir rata-rata merupakan fungsi ukuran butir dari suatu populasi sedimen
(missal pasir kasar, pasir sedang, dan pasir halus). Besar butir rata-rata dapat juga
menunjukkan kecepatan turbulen/ sedimentasi dari suatu populasi sedimen.

Adapun partikel-partikel sedimen oleh Friedman dan Sanders (1978) dapat


dibedakan menjadi 2 kelompok :

1. Hasil rombakan atau hancuran padat dari endapan tua.

2. material yang bukan merupakan hasil rombakan atau hancuran padat yang
terdiri dari material yang dikeluarkan lewat semburan gunung berapi dan material
terlarut di air yang ditransportasikan dan diendapkan pada tempat akumulasi
pengendapan oleh sekresi biologis atau proses pengendapan secara kimia.

Sumber sedimen dapat berasal dari berbagai tempat. Drake (1978)


menerangkan bahwa terdapat 3 sumber dari material sedimen yang ditemukan
pada permukaan dasar laut yaitu sumber dari daratan yang menyuplai material
hancuran dan material terlarut sumber asli dari laut dan material angkasa luar.
Setelah proses pelapukan terjadi selanjutnya sedimen asal mengalami proses
transportasi dan lithifikasi. Drake (1978) pada proses transportasi, dibawah
kondisi normal, erosi menghasilkan nilai (rate) yang sama dengan pelapukan
batuan. Faktor yang mempengaruhinya adalah:

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 28


a. Kecepatan pengendapan

b. Arus aliran fluida

c. Gelombang

Hasil sedimentasi yang telah berlangsung lama akan mengalami


konsolidasi atau lithifikasi (pembatuan). Sedimen yang terlithifikasi disebut
batuan sedimen. Faktor yang mempengaruhi terhadap proses lithifikasi antara lain
proses fisika, proses kimiawi dan proses biologi. Ukuran butiran berpengaruh
terhadap sifat-sifat dari butiran tersebut. Krumbreindan Sloss (1963) menyatakan
bahwa pada butiran sedimen , ukuran sedimen berhubungan dengan dinamika
transportasi dan deposisi. Ukuran butiran akan mencerminkan resistensi butiran
terhadap proses pelapukan, erosi dan abrasi, Pada proses transportasi berpengaruh
terhadap bentuk, ukuran butir, kebolaan maupun sifat-sifat dari kumpulan butiran
seperti sortasi, kepencengan dan kepuncakan akibat dari gesekan antara butiran
dengan butiran maupun dengan batuan dasar. Besar kecilnya partikel penyusun
tanah tersebut akan menentukan kemampuan dalam hal menahan air, mengurung
tanah, dan produksi bahan organic (Dwijoseputro,1987). Dalam klasifikasi
sedimen berdasarkan ukuran dapat menggunakan skala wentworth
(Kusumadinata,1980).
Penjernihan adalah pemisahan bahan secara mekanik berdasarkan
perbedaan kerapatannya, dengan mempertahankan pengaruh gaya berat atau gaya
sentrifugal. Partikel yang mempunyai kerapatan yang lebih berat akan mengendap
ke bawah.
Penjernihan dengan tangki atau ruang pengendap disebut juga sedimentasi
dengan bantuan gaya berat, terutama diterapkan pada campuran cair/padat,
cair/cair, gas/padat dan gas/cair.
Alat sederhana ini hanya dapat dimanfaatnkan secara ekonomis bila
partikelpartikel yang berat dan besar dapat dipisahkan. Seringkali partikel dalam
campuran tidak berada dalam kondisi seperti itu,sehingga proses pemisahan perlu

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 29


diperbaiki dengan terlebih dahulu membuat aglomerat dari partikel partikel
tersebut.
Alat alat pengendapan yang paling sering digunakan ialah :
Ruang Pengendap
Bejana Pengendap

a. Ruang Pengendap
Ruang pengendap ( dengan atau tanpa pelat penghalang aliran ) pada
prinsipnya adalah suatu saluran alir gas yang melebar. Ketika memasuki ruang
tersebut, kecepatan aliran menjadi lebih kecil sehingga tahanan partikel terhadap
aliran menurun. Oleh karenanya partikelpartikel tidak lagi terbawa oleh aliran
gas sehinga akan jatuh ke bawah dan dapat dipisahkan.
Ruang pengendap terutama digunakan untuk memisahkan partikel padat atau
partikel cairan yang relatif besar dan berat dari gas buang. Pembuatan alat ini
maupun cara kerjanya sederhana.

b. Bejana Pengendap
Bejana pengendap yang bekerja secara kontinu dapat mempunyai berbagai
bentuk. Biasanya digunakan untuk pemisahan campuran cair-padat, cair-cair.
Ukuran dan bentuk harus dirancang sedemikian sehingga kecepatan aliran yang
melewatinya (kecepatan naik ke atas) lebih kecil dari pada kecepatan turunnya
fasa berat dari campuran. Artinya, semakin besar aliaran yang masuk, semakin
besar pula aliran bejana yang harus dibuat. Pada proses ini juga harus diperhatikan
agar aliran masuk tidak menimbulkan turbulensi di dalam bejana.
Masalah lain yan harus diperhatikan adalah sistem pengeluaran fasa ringan
maupun berat secara kontinu. Cairan pada umumya lebih mudah dipisahkan dari
pada padatan (Lumpur). Bejanabejana yang paling sering diguakan ialah kolam
penjernih dan decanter.
Kolam penjernih terutama digunakan untuk membersihkan air limbah rumah
tangga dan air limbah industri serta juga untuk membuat air minum dan air
keperluan industri/pabrik.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 30


Pada dasarnya terdapat dua bentuk kolam, yaitu kolam empat persegi panjang.
Suspensi yang akan dijernihkan mengalir masuk dari bagian atas. Cairan yang
telah dijernihkan melimpah keluar diujung lain dari kolam. Dengan sebuah
perkakas penyapu yang dilengkapi penggarukpenggaruk, Lumpur didasar kolam
diangkut kedalam palung yang berada pada bagian masukan kolam. Kemudian
Lumpur dikeluarkan, misalnya dengan bantuan pompa.
Pada kolam yang berbentuk bulat, suspensi masuk dari atas di bagian pusat
kolam. Cairan yang telah dijernihkan mengalir keluar melalui sebuah saluran yang
terdapat di sekeliling kolam. Saluran bergerak lambat untuk mengangkut secara
kontinu bahanbahan padat yang mengendap di dasar kolam. Bahan padat ini
masuk ke dalam tempat pembuangan yan berbentuk kerucut, untuk kemudian
disalurkan keluar sebagai Lumpur dengan sebuah pompa.
Dekanter terutama digunakan untuk secara kontinu memisahkan cairan yang
tidak saling larut. Misalnya sebagai alat pemisah yang digunakan setelah proses
rektifikasi ekstraktif, destilasi uap dan ekstraksi.
Alat ini biasanya terdiri atas sebuah bejana berbentuk silinder yang relatif
kecil, dengan sebuah pipa masukan pada sumbunya. Pipa masukan menjorok ke
dalam hingga setengah dari tinggi alat. Berkaitan dengan ini, pemasukan bahan
diusahakan hingga setinggi permukaan antar fasa.
Fasa yang lebih ringan akan keluar dari ujung atas bejana melalui sebuah pipa
limpah (over flow). Fasa yang lebih berat keluar dari bagian bawah melalui pipa
U. Ketinggian pipa pembuangan ini dapat diatur berdasarkan perbedan kerapatan
antara cairan yang dipisahkan. Sebagai pengganti pipa U untuk mengeluarkan fasa
berat, juga dapat digunakan sebuah pengatur apung, yang membuat ketinggian
permukaan antar fasa tetap konstan.
Pemisahan suspensi atau emulsi dengan cara pengendapan dalam setiap
bejana. Untuk keperluan tersebut umumnya digunakan ketel reaksi,lebih baik lagi
ketel yang runcing yang dilengkapi dengan saluran keluaran di bagian bawah atau
perkakas pengisap.
A. Penjernihan Padat/Padat

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 31


Suatu campuran bahabahan padat dapat dipisahkan satu sama lain dengan
cara sederhana bila salah satu bahan dapat ditarik oleh magnet. Penggunaan
metode ini dapat dijumpai pada pengambilan bijihbijih tambang dan juga
pemisahan benda asing sebelum bahan dimasukkan ke dalam penggilingan.
Metode lainnya adalah pengapungan yang juga diterapkan pada penambangan
pasir besi. Pada pengapungan, canpuran terdiri dari bahanbahan padat yang
semuanya memiliki berat jenis lebih besar dari pada cairan pembawanya. Jika
suatu bahan di dalam campuran bersifat sukar dibasahkan, maka pada waktu
dicampur dengan air brsama udara, bahan akan diselubungkan dengan elombang
udara dan naik ke atas. Dengan penambahan zat tertentu ke dalam campuran.
Untuk pemisah campuran padat/padat diguakan alat pemisah hembus (pemisah
udara).
B. Penjernihan Cair/Padat
Penjernihan dilakukan untuk memisahkan suspensi yang mengandung bahan
padat yang lebih berat dengan kecepatan pengendapan yang baik atau bahan padat
yang lebih ringan dengan kecepatan bahan mengapung yang baik. Alat yang untuk
penjernihan cair/padat adalah tangki pengendap, alat sentrifugasi piring, alat
sentrifugasi kamar dan alat sentrifugasi pengangkut spiral.

C. Penjernihan gas/padat
Penjernihan dilakukan untuk memisahkan bahanbahan padat (debu) dari gas,
yaitu jika dalam gas terdapat bahan padat yang relatif berat dengan ukuran butiran
yang cukup besar. Untuk memisahkan campuran gas/padat digunakan alatalat
berikut : ruang pengendap,siklon.

Hukum Stoke
Berbunyi :
1. Energi tertentu menghasilkan butiran yang tertentu.
2. Fosil dapat digunakan untuk menentukan lingkungan pengendapan
jika: Insitu.
3. Fosil yang reworked biasanya ada isian dan oksida besinya.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 32


4. Fosil planktik dan bentik dipisahkan dengan cara diberi larutan yang
berat, maka fosil bentik akan tenggelam.
Pada saat sedimen diendapkan, maka ia akan mengikuti hukum alam.
Contohnya, material yang berat akan terendapkan lebih dahulu dibanding yang
ringan.Kecepatan pengendapan material sedimen tergantung pada besar butirnya,
menuruthukum stoke,
v = C.r2 (cm/s)
dimana
v = kcepatan pengendapan,
C = konstanta dan
r = garis tengah butiran.
Berdasarkan pengamatan Nicolaus Steno, ia mengemukakan tiga prinsip dasar
pengendapan yang lebih dikenal sebagai hukum Steno. Hukum Superposisi,
yang menyatakan bahwa secara normalnya, batuan yang berada pada lapisan
bawah adalah batuan yang lebih tua dibandingkan lapisan atasnya. Terkecuali jika
terjadi beberapa hal, seperti interusi batuan beku dll.

Perkembangan Serta Penggunaan dalam Dunia Industri

Analisa ini umum digunakan dalam bidang keilmuan yang berhubungan


dengan tanah atau sedimen. Dalam analisa ini tercakup beberapa hal yang biasa
dilakukan seperti pengukuran rata-rata, pengukuran sorting atau standar deviasi,
pengukuran skewness dan kurtosis. Masing-masing pengukuran tersebut
mempunyai rumus-rumus yang berbeda dan mempunyai batasan-batasan untuk
menggambarkan keadaan dari butiran yang diamati atau dianalisa. Batasan-
batasan tersebut biasa disebut dengan verbal limit. Analisa granulometri dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan metode grafis dan metode statistik,
dimana metode grafis memuat berbagai macam grafik yang mencerminkan
penyebaran besar butir, hubungan dinamika aliran dan cara transportasi sedimen
klastik, sedangkan metode statistik menghasilkan nilai rata-rata, deviasi standar,
kepencengan dan kemancungan kurva.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 33


BAB III
MATERI DAN METODA

A. Materi

Adapun alat dan bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut;

A. Alat
1. Silinder Andreson Pipet
2. Timbangan
3. Kertas Saring
4. Pipet Volume 10 ml
5. Corong
6. Labu Pemisah
7. Erlenmeyer 250 ml
8. Oven
9. Stopwatch

B. Bahan
1. Bubuk Batu Apung
2. Bongkahan Batu Apung

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 34


3. Aquadest

B. Metoda

Adapun cara kerja/prosedur kerja dalam praktikum an[isa pengendapan ini


adalah sebagai berikut :
1. 4 buah kertas saring ditimbang dan dicatat beratnya kemudian
ditimbang juga 17,0469 gram serbuk batu apung dan 3,1759 gram
bongkahan batu apung,kemudian dicatat beratnya.
2. Kedalam silinder Andreson pipet diisikan aquadest sampai batas 250
ml. Dimasukkan thermometer kedalam silinder Andreson pipet,
temperaturnya dicatat. Diukur juga panjang kedua pipet yang ada
dalam silinder Andreson pipet, kemudian dicatat panjangnya.
3. Bubuk batu apung dimasukkan sebanyak 17,0469 gram kedalam
silinder Andreson Pipet, kemudian ditutup dan diaduk selama 3 menit.
4. Silinder Andreson Pipet diletakkan dalam posisi yang benarbenar
tegak lurus.
5. Stopwatch dinyalakan dan diatur waktu pengendapan selama 7 menit.
6. Kertas saring yang telah ditimbang dibentuk dan diletakkan dicorong
pengendapan diatas Erlenmeyer.
7. Kemudian sample diambil secara serentak dengan pipet volume
dengan ketinggian yang berbeda, disaring dengan kertas saring
kemudian dikeringkan dalam oven pengering.
8. Setelah itu, kertas saring beserta endapannya ditimbang.
9. Percobaan dilakukan kembali dengan waktu pengendapan 7 dan 14
menit.

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 35


Untuk mengukur densitas
1. Gelas ukur diisi dengan Aquades sebanyak 10 ml.
2. Bongkahan batu apung ditimbang,dan kemudian bongkahan batu
apung yang telah ditimbang dimasukan kedalam gelas ukur.
3. Volume air diukur setelah bongkahan batu apung tersebut
dimasukkan.
C. Gambar Rangkaian Percobaan

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 36


BAB IV
HASIL KERJA PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kerja Praktikum

Time Sedim. Sampel


Suc Ope. Distanc Dish Total Net solid
Std Dish
No. O e,h Weight Weight Weight,
H.M No.
H.M (cm) t (g) t (g) mg/10cc
1. 7 h1 9,5 1 1,1535 1,2058 0,0523
2. 7 h2 5,5 2 1,1545 1,1948 0,0403
3. 14 h3 9,5 3 1,1837 1,2646 0,0809
4. 14 h4 5,5 4 1,1789 1,2152 0,.0363

m 3,1795 gr
v 3 ml
Density Batu Apung (p) = = = 1,0598 gr/ml
Viskositas (air) = 0,7843 Cp
Volume Aquadest = 250 ml
Berat Bahan Batu Apung = 17,0469 gr
Temperature Air = 31C
Densitas Air (air) = 0,99533 gr/ml
Volume Sampel Uji = 3 ml
Berat Bongkahan Batu Apung = 3,1759 gr

B. Pembahasan

1. Menghitung Densitras Bahan p


Diketahui : Berat Sampel Uji (m) = 3,1795 gr
Volume Sampel Uji (v) = 3 ml

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 37


Ditanya : p
Maka :
m
v
p =
3,1795 gr
3 ml
=
= 1,0598 gr/ml
= 1,0598 gr/cm3

2. Menghitung Konsentrasi Co
Diketahui : Massa Serbuk Batu Bata (M) = 17,0469 gr
Volume Aquadest (V) = 250 ml
Ditanya : p
Maka :
M
V
Co =
17,0469 gr
250 ml
=
= 0,06818 gr/ml
= 0,06818 gr/cm3

3. Menghitung diameter partikel (Dp)


Interpolasi :
Densitas air

X = 30 C Y = ?
X1 = 31 C Y1 = 0,99564 gr/ml
X2 = 32 C Y2 = 0,99502 gr/ml

X - X1 Y - Y1

X 2 - X1 Y1 - Y2
=

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 38


( 31 - 30 ) C Y - 0,99564 gr/ml
( 32 - 30 ) C 0,99502 gr/ml - 0,99564 gr/ml
=
1 Y - 0,99564 gr/ml
2 - 0.00062 gr/ml
=
2Y 1,99128 gr/ml = -0,00062 gr/ml
2Y = -0,00062 gr/ml + 1,99128 gr/ml
2Y = 1,99066 gr/ml
1,99066 gr/ml
2
Y =
Y = 0,99533 gr/ml

Viskositas Air :

X = 30 C Y = ?
X1 = 31 C Y1 = 0,8007 Cp
X2 = 32 C Y2 = 0,7679 Cp
X - X1 Y - Y1
X 2 - X1 Y1 - Y2
=

( 31 - 30 ) C Y - 0,8007 Cp
( 32 - 30 ) C 0,7679 CP - 0,8007 Cp
=
1 Y - 0,8007 Cp
2 - 0.0328 Cp
=
2Y 1,6014 Cp = -0,0328 Cp
2Y = -0,0328 Cp + 1,6014 Cp
2Y = 1,5684 Cp
1,5684 Cp
2
Y =
Y = 0,7843 Cp
a. Diameter Partikel untuk jarak hisap h1
h1: 9,5 cm, : 7 menit = 7 menit 60 detik = 420 detik
konversi
= 0,7843 Cp
0,01 gr/cm.s
1 Cp
= 0,7843 Cp
= 0,007743 gr/cm.s

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 39


18 h

( - )g
p air
Dp =
18 0,007843 gr/cm. s 9,5 cm

( 1,0598 gr/cm - 0,99533 gr/cm ) 980 cm/s
3 3 2
420 s
=
0,1411 gr/cm.s 9,5 cm

( 0,06447 gr/cm ) 980 cm/s
3 2
420 s
=
1,34045
26535,852 cm 2
=
= 0,0071073 cm
= 7,1073.10-3 cm

b. Diameter Partikel untuk jarak hisap h2


h2: 5,5 cm, : 7 menit = 7 menit 60 detik = 420 detik
18 h

( - )g
p air
Dp =
18 0,007843 gr/cm. s 5,5 cm

( 1,0598 gr/cm - 0,99533 gr/cm ) 980 cm/s
3 3 2
420 s
=
0,1411 gr/cm.s 5,5 cm

( 0,06447 gr/cm ) 980 cm/s
3 2
420 s
=
0,77605
26535,852 cm 2
=
= 0,0054078 cm
= 5,4078.10-3 cm

c. Diameter Partikel untuk jarak hisap h1


h1: 9,5 cm, : 14 menit = 14 menit 60 detik = 840 detik
18 h

( - )g
p air
Dp =

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 40


18 0,007843 gr/cm. s 9,5 cm

( 1,0598 gr/cm - 0,99533 gr/cm ) 980 cm/s
3 3 2
840 s
=
0,1411 gr/cm.s 9,5 cm

( 0,06447 gr/cm ) 980 cm/s
3 2
840 s
=
1,34045
53071,704 cm 2
=
= 0,0050256 cm
= 5,0256.10-3 cm

d. Diameter Partikel untuk jarak hisap h2


h2: 5,5 cm, : 14 menit = 14 menit 60 detik = 840 detik
18 h

( - )g
p air
Dp =
18 0,007843 gr/cm. s 5,5 cm

( 1,0598 gr/cm - 0,99533 gr/cm ) 980 cm/s
3 3 2
840 s
=
0,1411 gr/cm.s 5,5 cm

( 0,06447 gr/cm ) 980 cm/s
3 2
840 s
=
0,77605
53071,704 cm 2
=
= 0,0038239 cm
= 3,8239.10-3 cm

4. Menghitung % Berat Endapan


m'
100 %
M
Berat = dimana : m = Net Solid
M = Berat Sampel Uji

a. Untuk dish no. 1

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 41


m'
100 %
M
Berat =
0,05423 gr
100%
17,0469 gr
=
= 0,3068 %

b. Untuk dish no. 2


m'
100 %
M
Berat =
0,0403 gr
100%
17,0469 gr
=
= 0,2364 %

c. Untuk dish no. 3


m'
100 %
M
Berat =
0,0809 gr
100%
17,0469 gr
=
= 0,4745 %

d. Untuk dish no. 4


m'
100 %
M
Berat =
0,0363 gr
100%
17,0469 gr
=
= 0,2129 %
5. Menghitung Harga Recidual Rate (R)
m'
1
Co 10 cm 3
R= dimana: m = Net Solid

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 42


Co = Konsentrasi

a. Untuk dish no. 1


m'
1
Co 10 cm 3
R =
0,0523 gr
1
0,06818 gr 10 cm 3
=
0,0523
1
0,6818
=
= 1 0.0767
= 0,9233

b. Untuk dish no. 2


m'
1
Co 10 cm 3
R =
0,0403 gr
1
0,06818 gr 10 cm 3
=
0,0403
1
0,6818
=
= 1 0.0591
= 0,9409

c. Untuk dish no. 3


m'
1
Co 10 cm 3
R =
0,0809 gr
1
0,06818 gr 10 cm 3
=

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 43


0,0809
1
0,6818
=
= 1 0.1186
= 0,8814

d. Untuk dish no. 4


m'
1
Co 10 cm 3
R =
0,0363 gr
1
0,06818 gr 10 cm 3
=
0,0363
1
0,6818
=
= 1 0.0523
= 0,9468

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 44


C. Grafik

Grafik diameter partikel (Dp) -Vs- % Berat

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 45


Grafik diameter Partikel (Dp) -Vs- Waktu

Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 46


Praktikum Operasi Teknik Kimia I | Analisa Pengendapan 47
D. Tabulasi Data
E.
I. Se
H. Time di J. Sampel K. Calculation
m.
AF.P
e
AA. N
r
F. et
s AH. R
Su V. Dis Y. Tot Sol
Q. Dis AE. Diam e es
O. Op h al id
tan T. Dis eter n id
G. M. Std e. W. We we AB. W
ce h Partik B ua
N N. H. O igh igh eig
R. e,h U. No el e l
M. P. H. t t ht,
S. (c . (Dp) r R
M. X. t Z. t AC. m
m) (cm) a at
(g) (g) g/
t e
AD. 10
AG. (
cc
%
)
BC. 0
AY.1,1 AZ. 1, BA. 0, ,
AT. AW.9, BB. BD. 0,
7,107 3
AU. 7 AV. h1 AX. 1 53 20 05 92
1. 5 3. 10-3 0
33
5 58 23 6
8
BE. BF.7 BG. h2 BH. 5, BI. 2 BJ. 1,1 BK. 1, BL. 0, BM.5,407 BN. 0 BO. 0,
8. 10-3 , 94
2. 5 54 19 04
2 09
3
5 48 03 6
4
BY. 0
BU. 1, BV. 1, BW.0, ,
BP. BZ. 0,
BX. 5,025 4
BQ. 14 BR. h3 BS.9,5 BT.3 18 26 08 88
3. 6. 10-3 7
14
37 46 09 4
5
CJ. 0
CF.1,1 CG. 1, CH. 0,. ,
CA. CD. 5, CK. 0.
CI. 3,823 2
CB. 14 CC. h4 CE. 4 78 21 03 94
4. 5 9. 10-3 1
68
9 52 63 2
9
CL.
CM. Density Batu Apung (p) = 1,0598 gr/ml
CN. Viskositas (air) = 0,7843 Cp
CO. Volume Aquadest = 250 ml
CP. Berat Bahan Batu Apung = 17,0469 gr
CQ. Temperature Air = 31C
CR. Densitas Air (air) = 0,99533 gr/ml
CS. Volume Sampel Uji = 3 ml
CT. Berat Bongkahan Batu Apung = 3,1759 gr
CU. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
CV.
A. Kesimpulan
CW. Dari percobaan yang telah dilakukan dan dari hasil
yang diperoleh, dapat disimpulkan,bahwa :
1. Semakin lama waktu pengendapan, maka semakin kecil diameter
partikel endapan yang dihasilkan.
2. Semakin lama waktu pengendapan, maka semakin kecil persen berat
yang diperoleh.
3. Semakin lama waktu pengendapan, maka semakin besar endapan yang
dihasilkan.
4. Diameter partikel yang disaring oleh h1 lebih besar daripada Diameter
Partikel(Dp) yang disaring oleh h2.
CX.
B. Saran
CY. Sebelum melakukan praktikum diharapkan kepada
praktikan harus membersihkan semua peralatan yang akan
digunakan, agar hasil yang di inginkan dapat tercapai
CZ.
DA.
DB.
DC.
DD.
DE.
DF.
DG.
DH.
DI.
DJ. BAB VI
DK. DAFTAR PUSTAKA
DL.
DM.Chikaoka,Sadashi.1987.Pengantar Teknik Kimia.Medan.PTKI
DN. Lienda,Handoyo.1998.Teknologi Kimia. Jilid 2. Surabaya.Pradnya
Param-mita
DO. http://www.scribd.com/doc/40409600/HUKUM-PENGENDAPAN
DP. http://www.4shared.com/file/uQsrhQKA/PERCOBAAN_4_SEDIMENT
ASI.html
DQ. http://novhan-natanagara.blogspot.co.id/2011/02/laporan-
praktikum-operasi-teknik-kimia.html.

DR.
DS.
DT.
DU.
DV.
DW.
DX.
DY.
DZ.
EA.

Anda mungkin juga menyukai