PENDAHULUAN
Pendahuluan
Tujuan Penelitian
Metode
Pereaksi pasangan ion atau ion lawan yaitu tetra butil amonium
klorida 0,001 M (E. Merck), pelarut (fase gerak) yang digunakan
metanol pro HPLC (JT. Beacker) dan dapar fosfat 0,01 M), asetonitril
pro HPLC (JT. Beacker), KIO3 p.a (E. Merck), KI p.a (E. Merck),
NaCl p.a (E. Merck), aquabidest, KH2PO4 0,01 M p.a (E. Merck),
sampel sediaan makanan (bubur nasi dan sayur bayam), sampel garam
beryodium yang beredar di pasar tradisional/supermarket dan bahan
penunjang penelitian lainnya. Seperangkat sistem kromatografi cair
kinerja tinggi (HPLC) Hitachi-Tokyo Jepang, penyuntik sampel,
detektor serapan ultra violet, kolom fase balik (Phenomenex, C 18,
Bondclone, 3,9x300 mm, ukuran partikel 10 m), kolom fase diam,
dan peralatan penunjang penelitian lainnya.
Rancangan Deskripsi
Metode Sampling
Cs x
Kadar spesi yodium = Ws
= ppm
Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan teori estimasi. Dimana teori estimasi
adalah membuat taksiran tentang besarnya ukuran populasi
berdasarkan ukuran yang di dapat dari sampel. Sedangkan metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kromatografi
cair kinerja tinggi-pasangan ion.17
Simpulan
1.3.1. Kromatography
Detektor HPLC
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan
yaitu: detektor universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum,
tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detektor
indeks bias dan detektor spektrometri massa; dan golongan detektor
yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan
selektif, seperti detektor UV-Vis, detector fluoresensi, dan
elektrokimia. Idealnya, suatu detektor harus mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
1. Mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel.
2. Mempunyai sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi
solut pada kadar yang sangat kecil.
3. Stabil dalam pengopersiannya.
4. Mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu
meminimalkan pelebaran pita.
5. Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut
pada kisaran yang luas (kisaran dinamis linier).
6. Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase
gerak.2)
Derivatisasi Pada Hplc
Derivatisasi melibatkan suatu reaksi kimia antara suatu analit
dengan suatu reagen untuk mengubah sifat fisika-kimia suatu analit.
Tujuan utama penggunaan derivatisasi pada HPLC adalah untuk:
1) Meningkatkan deteksi
2) Merubah struktur molekul atau polaritas analit sehingga akan
menghasilkan puncak kromatografi yang lebih baik
3) Merubah matriks sehingga diperoleh pemisahan yang lebih baik
4) Menstabilkan analit yang sensitif.
Detektor yang paling banyak digunakan dalam HPLC adalah
detektor UV-Vis sehingga banyak metode yang dikembangkan untuk
memasang atau menambahkan gugus kromofor yang akan menyerap
cahaya pada panjang gelombang tertentu. Di samping itu, juga
dikembangkan suatu metode untuk menghasilkan fluorofor (senyawa
yang mamapu berfluoresensi) sehingga dapat dideteksi dengan
fluorometri.
Suatu reaksi derivatisasi harus mempunyai syarat-syarat
sebagai berikut, yakni: produk yang dihasilkan harus mampu
menyerap baik sinar ultraviolet atau sinar tampak atau dapat
membentuk senyawa berfluoresen sehingga dapat dideteksi dengan
spektrofluorometri; proses derivatisasi harus cepat dan menghasilkan
produk yang sebesar mungkin (100 %); produk hasil derivatisasi harus
stabil selama proses derivatisasi dan deteksi; serta sisa pereaksi untuk
derivatisasi harus tidakmenganggu pemisahan kromatografi.
Derivatisasi ini dapat dilakukan sebelum analit memasuki kolom (pre-
column derivatization) atau setelah analit keluar dari kolom (post-
column derivatization).
BAB II
PROSEDUR KERJA
Mematikan Alat
- Recorder ke posisi OFF
- UV-Visible spektrophotometry ke posisi OFF
- RID ke posisi OFF.
- Pump ke posisi OFF.
- Flow rate di turunkan 1 ml/menit.
- Pump dihidupkan lagi,kemudian diatur ke OFF lagi.
- Flow rate diturunkan perlahan-lahan hingga 0 ml/menit.
- Lalu kolom dicuci dengan CH3OHs
BAB III
GAMBAR RANGKAIAN
Beaker glass
3.2 Gambar Rangkaian
Pompa
Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang
mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus
inert terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah
gelas, baja tahan karat, Teflon, dan batu nilam.Pompa yang digunakan
sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu
mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mL/menit.
Tempat penyuntikan sampel
Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung ke dalam
fase gerak yang mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan
alat penyuntik yang terbuat dari tembaga tahan karat dan katup teflon yang
dilengkapi dengan keluk sampel (sample loop) internal atau eksternal.
Detektor HPLC
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu:
detektor universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat
spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias dan detektor
spektrometri massa; dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan
mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis,
detector fluoresensi, dan elektrokimia.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Kurva Kalibrasi
Konsentrasi Paracetamol -vs- Emisi
7000
Emisi / Intensity Area
6000
y = 498.34x + 1343.5
5000 R = 0.9073
4000
3000 Series1
2000 Linear (Series1)
1000
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi (ppm)
5.2. Konsentrasi Paracetamol dalam Sampel
5.2.1. Perhitungan Regresi Linear Sederhana untuk Konsentrasi
Paracetamol vs Intensity Area
Tabel 5.2.1.1 Perhitungan Regresi Linear Sederhana untuk
Konsentrasi Paracetamol vs- Intensity Area
No. Konsentrasi Emisi (Y) X2 Y2 XY
(ppm) X
1. 0,35 758 0,1225 574564 265,3
2. 0,65 1446 0,4225 2090916 939,9
3. 1,6 2556 2,56 6533136 4089,6
4. 3,5 3285 12,25 10791225 11497,5
5. 5 4780 25 22848400 23900
6. 7,5 5045 56,25 25452025 37837,5
7. 10 5787 100 33489369 57870
28,6 23657 196,605 101779635 136399,8
() ()()
b =
( 2 ) ()2
954798,6 676590,2
=
1376,235 817,96
278208,4
=
558,275
= 498,3357
23657
= = = 3379,5714
7
28,6
= = = 4,0857
7
= 1343,514
y = 498,3357x + 1343,514
7 (136399,8) (28,6)(23657)
=
[7(196,605) (28,6)2 ][7(161779635) (23657)2 ]
954798,6676590,2
=
58,275 152803796
278208,4
=
292072,832
= 0,9525
b. Koefisien determinasi
Kp = R2 = (0,9525)2
= 0,907
5.2.3. Menghitung Konsentrasi Paracetamol dalam Sampel
No. Nama Sampel Berat Sampel Luas Area
(Gram)
1. Bodrex 0,50 3500
2. Mixagrib 0,55 2012
3. Panadol 0,58 3650
4. Paramex 0,60 2833
y = a + bx
X=
35001343,514
=
498,3357
= 4,3273 ppm
X2 =
20121343,514
=
498,3357
= 1,3414 ppm
Untuk sampel Panadol
X3 =
36501343,514
=
498,3357
= 4,6284 ppm
X4 =
28331343,514
=
498,3357
= 2,9889 ppm
%w/w = %
a. Sampel Bodrex
%w/w = 100 %
0,5 1000
4,3273
= 100 %
500
= 0,86546 %
b. Sampel Mixagrip
%w/w = 100 %
0,55 1000
1,3414
= 100 %
500
= 0,26828 %
c. Sampel Panadol
%w/w = 100 %
0,58 1000
4,6284
= 100 %
580
= 0,798 %
d. Sampel Paramex
%w/w = 100 %
0,60 1000
2,9889
= 100 %
600
= 0,49815 %
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1) Dari hasil praktikum dapat diketahui konsentrasi paracetamol tertinggi
terdapat pada sampel Panadol dengan kadar Paracetamol 4,6284 ppm di
ikuti dengan Bodrex 4,3273 ppm, Paramex 2,9889 ppm dan Mixagrib
1,3414 ppm.
2) Konsentrasi Paracetamol berdasarkan %w/w didapat konsentrasi
Paracetamol tertinggi pada sampel Bodrex dengan kadar Paracetamol
0,86546 % di ikuti dengan Panadol 0,798 %, Paramex 0,49815 % dan
yang terendah Mixagrib 0,26828 %.
3) Koefisien korelasi dari data didapat R = 0,9525 sehingga diketahui
masing masing variabel (Konsentrasi dan Intensity area) berhubungan
kuat.
4) Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa Konsentrasi berbanding
lurus dengan Intensity Area, dimana semakin tinggi Konsentrasi dari
sampel maka semakin tinggi nilai dari Emisi/Intensity Area.
6.2 Saran
Dalam melaksanakan praktikum, diharapkan agar praktikan berhati
hati dan teliti terutama ketika membuat larutan untuk sampel maupun
variasi konsentrasi larutan standart agar didapat hasil yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA